Professional Documents
Culture Documents
Oleh
Kelompok :7&8
Nama : 1. Rahma Ausina 131424022
2.Rahma Elyana Ajie 131424024
3.Rita Inayah 131424025
Kelas : 3A TKPB
I. TUJUAN
Menjalankan peralatan cooling tower dengan baik dan benar
Mengamati kinerja cooling tower
Menentukan harga Kya dan KGa cooling tower dengan metode overall menggunakan
persamaan karakteristik
Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau
peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat yang temperaturnya
lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperature rendah memerlukan
pembuangan kalor dari produk pada temperatur rendah ke tempat pembuangan kalor yang
lebih tinggi.
Prinsip kerja mesin pendingin adalah jika motor penggerak berputar maka akan
memutar kompresor. Dengan berputar kompresor, refrigeran akan naik suhu maupun
tekanannya. Hal ini disebabkan molekul-molekul dari refrigeran bergerak lebih cepat akibat
proses kompresi. Gas dari refrigeran akan merambat pada pipapipa kondensor dan media
pendinginan. Pada bagian kondensor diusahakan adanya media pendinginan yang baik, sebab
dengan adanya pendinginan yang baik pada bagian kondensor akan membantu memperlancar
terjadinya proses kondensasi. Temperatur dan tekanan gas refrigeran akan naik sampai
keseimbangan dicapai. Setelah terjadi keseimbangan proses kondensasi (pengembunan) gas
refrigeran mengalir menerusi saluran cairan tekanan tinggi menuju refrigeran control setelah
melewati drier strainer (saringan).
Prinsip kerja menara pendingin berdasarkan pada pelepasan kalor dan perpindahan
kalor. Dalam menara pendingin, perpindahan kalor berlangsung dari air ke udara. Menara
pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara yang
bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir. Sehingga air yang tersisa didinginkan secara
signifikan.
Prinsip kerja menara pendingin adalah air dari bak/basin dipompa menuju heater untuk
dipanaskan dan dialirkan ke menara pendingin. Air panas yang keluar tersebut secara
langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena
pengaruh fan atau blower yang terpasang pada bagian atas menara pendingin, lalu mengalir
jatuh ke bahan pengisi.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya sangat
rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah mengalami penurunan suhu
ditampung ke dalam bak/basin. Pada menara pendingin juga dipasang katup make up water
untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative
cooling tersebut sedang berlangsung. Pada menara pendingin mekenisme yang dilakukan
adalah penjenuhan secara adiabatik. Secara singkat mekanisme kerjanya adalah sebagai
berikut:
1. Air kontak dengan udara
2. Massa air berpindah ke udara
3. Udara menjadi jenuh secara adiabatic
4. Suhu udara turun
5. Suhu air turun
Pada dasarnya, menara pendingin atau cooling tower menggunakan atau memanfaatkan
sifat psikrometrik udara. Sifat psikrometrik udara merupakan karakter udara yang
mengandung uap air. Sifat psikrometrik udara diantaranya sebagai berikut:
Kelembaban Mutlak (Absolute Humidity)
Kelembaban mutlak atau absolute humidity dapat didefinisikan sebagai massa uap air per
massa udara kering.
2
Y=
H = Cs. T + .Y
1 1 1
VH = 22,41. ( )( )( + . )
273 29 18
Adapun konstruksi menara pendingin jenis aliran angin tarik (induced draft counterflow
cooling tower) adalah sebagai berikut.
Bahan:
Aliran air
IV. DIAGRAM KERJA
D (diameter) = 1,656 m
Z (tinggi) = 0,5 m A = D2
Data Isian
= 1,656 m2
= 2,15 m2
3
V = 1,2 m/detik VH = 0,958
Data Laju Udara
Td= 27,5C Tw= 22,5C Y = 0,017 gr H2O/kg UK
Grafik H terhadap T
110
105
100
95
90
H (kJ/Kg UK)
85
80
Equilibrium Line
75
Operating Line
70
65
60
55
50
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
T (C)
TL Hy H*
24 68,5 77 0,118
25 70 81,5 0,087
26 71 86 0,067
27 72 91 0,053
28 73 96 0,043
0.150
y = -0.0168x + 1.2634
0.100 R = 0.978
1/(H*-Hy)
Series1
Linear (Series1)
0.050
0.000
68 69 70 71 72 73 74
Hy
1 2 1
Dari kurva Hy vs (kurva 2) didapatkan luas dibawah kurva (1 )
( )
L trapesium = 0,333875
2 1
Jadi, luas dibawah kurva (1 ) adalah 0,333875
( )
Menentukan Laju alir massa udara kering (G)
G total =
1,2 2,0096 2
= 3
= 2,517 Kg/det
0,958
G =
1,2
=
3
= 1,25 Kg/m2.detik
0,958
Menentukan Kya
Hasil perhitungan luas di bawah kurva = 0,333875
Z =
1,25 Kg/det.m2
0,5 m = x 0,333875
Kya = 0,835 Kg/det.m2
Jadi tekanan atmosfer pada lokasi praktikum yang diasumsikan terletak pada
ketinggian 736 meter DPL adalahsebesar 9152 Pa.
= 1,94 kg/detik
Rasio =
1,94 /
=
2,517 /
= 0,77
Praktikum yang kali ini dilakukan adalah cooling tower. Tujuan praktikum ini adalah
untuk mengamati kinerja cooling tower dan menentukan harga Kya dan KGa cooling tower
dengan metode overall menggunakan persamaan karakteristik.
Pada dasarnya, mekanisme yang terjadi dalam cooling tower merupakan mekanisme
penjenuhan secara adiabatik. Temperatur air pendingin akan memiliki temperatur yang lebih
tinggi pada efluen dibandingkan dengan temperatur influen. Air ini akan digunakan lagi
untuk proses pendinginan kondensor maka tentu saja temperaturnya harus diturunkan
kembali atau didinginkan pada cooling tower. Air panas tersebut dipompa menuju cooling
tower melewati sistem pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak nozzle untuk tahap
spraying atau semburan. Air panas yang keluar dari nozzle secara langsung melakukan
kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau blower
yang terpasang pada cooling tower sehingga akan terjadi perpindahan panas dan perpindahan
massa di mana perpindahan panas terjadi dari dari air ke udara. Massa air akan berpindah ke
udara sehingga udara akan jenuh secara adiabatik yang mengakibatkan suhu udara dan suhu
air turun.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya
sangat rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Pada cooling tower juga dipasang katup make
up water yang dihubungkan ke sumber air terdekat untuk menambah kapasitas air pendingin
jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative cooling tersebut. Prestasi menara
pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan approach, dimana range adalah
penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach adalah selisih antara udara
suhu udara wet-bulb dan suhu air yang keluar. Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling
tower berlangsung dari air ke udara tak jenuh.
Terdapat dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan
perbedaan tekanan parsial antara air dan udara. Suhu pengembunan yang rendah pada cooling
tower membuat sistem ini lebih hemat energi jika digunakan untuk sistem refrigerasi pada
skala besar.
Nilai Kya untuk menara pendingin (cooling tower) TK B diperoleh sebesar 0,835
Kg/det.m2, nilai KGa = 3,145 x 10-6 3 sedangkan untuk nilai G diperoleh
sebesar 1,25 kg/s.m2 dengan rasio antara gas dan cair sebesar 0,77.
KESIMPULAN
1) Dari 9 data yang didapatkan, dipilih data yang mewakili kinerja terbaik pada cooling
tower, yaitu pada menit ke 80.
2) Cooling water yang digunakan memiliki ketinggian (Z) = 0,5 m dengan diameter (D)
= 1,656 m sehingga diperoleh luas Cooling tower (A) = 2,15 m2.
3) Laju udara kering total (G total) sebesar 2,517 Kg/det.
4) Laju alir udara kering (G) sebesar 1,25 Kg/det.m2.
5) Laju alir air (L) = 7 m3/hr
6) laju udara = 1,2 m/detik
7) Diperoleh rasio cair-gas sebesar 0,77.
DAFTAR PUSTAKA
Nurcahyo. 2008. Jobsheet Praktikum (sementara) Cooling Tower. Bandung : Teknik Kimia
Politeknik Negeri Bandung.