You are on page 1of 15

LABORATORIUM PILOT PLANT

SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2015/2016

MODUL : Ekstraksi Padat-Cair (leaching)


PEMBIMBING : Ir. In Jumanda K, MT.

Tanggal Praktikum : 30 September 2015


Tanggal Pengumpulan : September 2015

Oleh

Kelompok :7&8
Nama : 1. Rahma Ausina 131424022
2.Rahma Elyana Ajie 131424024
3.Rita Inayah 131424025
Kelas : 3A TKPB

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV TEKNIK KIMIA


DEPARTEMEN TEKNIK KIMIA
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2015
COOLING TOWER

I. TUJUAN
Menjalankan peralatan cooling tower dengan baik dan benar
Mengamati kinerja cooling tower
Menentukan harga Kya dan KGa cooling tower dengan metode overall menggunakan
persamaan karakteristik

II. DASAR TEORI

Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau
peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas dari suatu tempat yang temperaturnya
lebih tinggi. Didalan sistem pendinginan dalam menjaga temperature rendah memerlukan
pembuangan kalor dari produk pada temperatur rendah ke tempat pembuangan kalor yang
lebih tinggi.
Prinsip kerja mesin pendingin adalah jika motor penggerak berputar maka akan
memutar kompresor. Dengan berputar kompresor, refrigeran akan naik suhu maupun
tekanannya. Hal ini disebabkan molekul-molekul dari refrigeran bergerak lebih cepat akibat
proses kompresi. Gas dari refrigeran akan merambat pada pipapipa kondensor dan media
pendinginan. Pada bagian kondensor diusahakan adanya media pendinginan yang baik, sebab
dengan adanya pendinginan yang baik pada bagian kondensor akan membantu memperlancar
terjadinya proses kondensasi. Temperatur dan tekanan gas refrigeran akan naik sampai
keseimbangan dicapai. Setelah terjadi keseimbangan proses kondensasi (pengembunan) gas
refrigeran mengalir menerusi saluran cairan tekanan tinggi menuju refrigeran control setelah
melewati drier strainer (saringan).
Prinsip kerja menara pendingin berdasarkan pada pelepasan kalor dan perpindahan
kalor. Dalam menara pendingin, perpindahan kalor berlangsung dari air ke udara. Menara
pendingin menggunakan penguapan dimana sebagian air diuapkan ke aliran udara yang
bergerak dan kemudian dibuang ke atmosfir. Sehingga air yang tersisa didinginkan secara
signifikan.
Prinsip kerja menara pendingin adalah air dari bak/basin dipompa menuju heater untuk
dipanaskan dan dialirkan ke menara pendingin. Air panas yang keluar tersebut secara
langsung melakukan kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena
pengaruh fan atau blower yang terpasang pada bagian atas menara pendingin, lalu mengalir
jatuh ke bahan pengisi.
Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya sangat
rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Air yang sudah mengalami penurunan suhu
ditampung ke dalam bak/basin. Pada menara pendingin juga dipasang katup make up water
untuk menambah kapasitas air pendingin jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative
cooling tersebut sedang berlangsung. Pada menara pendingin mekenisme yang dilakukan
adalah penjenuhan secara adiabatik. Secara singkat mekanisme kerjanya adalah sebagai
berikut:
1. Air kontak dengan udara
2. Massa air berpindah ke udara
3. Udara menjadi jenuh secara adiabatic
4. Suhu udara turun
5. Suhu air turun
Pada dasarnya, menara pendingin atau cooling tower menggunakan atau memanfaatkan
sifat psikrometrik udara. Sifat psikrometrik udara merupakan karakter udara yang
mengandung uap air. Sifat psikrometrik udara diantaranya sebagai berikut:
Kelembaban Mutlak (Absolute Humidity)
Kelembaban mutlak atau absolute humidity dapat didefinisikan sebagai massa uap air per
massa udara kering.
2
Y=

Kelembaban Relatif (Relative Humidity)


Kelambaban relative didefinisikan sebagai :
2
YR = x100%
2
Temparatur Bola Basah (Wet Bulb Temperature)
Temperature bola basah (Tw) merupakan temperature yang dicapai jika udara dijenuhkan
dengan air sampai RH 100%.

Titik Embun (Dew Point)


Titik embun (Td) merupakan temperature yang dicapai jika udara didinginkan sampai Y-nya
mencapai RH = 100%.
Panas Lembab (Humid Heat)
Panas lembab merupakan kapasitas udara lembab. Panas lembab diberi symbol Cs. Cs dapat
dihitung dengan menggunakan persamaan:
Cs = Cu.k + C H2O(uap) . Y
Cs = 1,005 + 1,88. Y

Entalpi Udara Lembab (Enthalpy of Humid Air)


Entalpi kelembaban dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:

H = Cs. T + .Y

Dengan T = T-TR, T= temperature nyata


TR = temperature referensi
TR= 0oC (enginnering only)
o = 2500 kJ/kg UK

Volume Lembab (Humid Volume)


Volume lembab adalah volume udara total setiap kg udara kering. Volume lembab dapat
dihitung dengan persamaan:

1 1 1
VH = 22,41. ( )( )( + . )
273 29 18

Adapun konstruksi menara pendingin jenis aliran angin tarik (induced draft counterflow
cooling tower) adalah sebagai berikut.

Konstruksi menara pendingin secara garis besar terdiri atas:


1. Kipas (fan)
Kipas merupakan bagian terpenting dari sebuah menara pendingin karena berfungsi untuk
menarik udara dingin dan mensirkulasikan udara tersebut di dalam menara untuk
mendinginkan air. Jika kipas tidak berfungsi maka kinerja menara pendingin tidak akan
optimal. Kipas digerakkan oleh motor listrik yang dikopel langsung dengan poros kipas.
2. Kerangka pendukung menara (tower supporter)
Kerangka pendukung menara berfungsi untuk mendukung menara pendingin agar dapat
berdiri kokoh dan tegak. Tower supporter terbuat dari baja.
3. Rumah menara pendingin (casing)
Rumah menara pendingin (casing) harus memiliki ketahanan yang baik terhadap segala cuaca
dan umur pakai (life time) yang lama. Casing terbuat dari seng.
4. Pipa sprinkler
Pipa sprinkler merupakan pipa yang berfungsi untuk mensirkulasikan air secara merata pada
menara pendingin, sehingga perpindahan kalor air dapat menjadi efektif dan efisien. Pipa
sprinkler dilengkapi dengan lubang-lubang kecil untuk menyalurkan air.
5. Penampung air (water basin)
Water basin berfungsi sebagai pengumpul air sementara yang jatuh dari filling material
sebelum disirkulasikan kembali ke kondensor. Water basin terbuat dari seng.
6. Lubang udara (inlet louver)
Inlet louver berfungsi sebagai tempat masuknya udara melalui lubang-lubang yang ada.
Melalui inlet louver akan terlihat kualitas dan kuantitas air yang akan didistribusikan. Inlet
louver terbuat dari seng.
7. Bahan Pengisi (filling material)
Filling material merupakan bagian dari menara pendingin yang berfungsi untuk
mencampurkan air yang jatuh dengan udara yang bergerak naik. Air masuk yang mempunyai
suhu yang cukup tinggi (33oC) akan disemprotkan ke filling material. Pada filling material
inilah air yang mengalir turun ke water basin akan bertukar kalor dengan udara segar dari
atmosfer yang suhunya (28oC). Oleh sebab itu, filling material harus dapat menimbulkan
kontak yang baik antara air dan udara agar terjadi laju perpindahan kalor yang baik. Filling
material harus kuat, ringan dan tahan lapuk.
Filling material ini mempunyai peranan sebagai memecah air menjadi butiran-butiran tetes
air dengan maksud untuk memperluas permukaan pendinginan sehingga proses perpindahan
panas dapat dilakukan seefisien mungkin.
Filling material ini umumnya terdiri dari 2 jenis lapisan:
1. 1st level packing
Merupakan Filling material lapisan atas yang mempunyai celah sarang lebah lebih besar
dimaksudkan untuk pendinginan tahap pertama. Fluida yang akan didinginkan pertama kali
dialirkan ke lamella ini.
2. 2nd level packing
Merupakan Filling material yang lebih lembut untuk second stage pendinginan. Pabrikan
package menara pendingin umumnya merancang Filling material pada stage ini lebih tebal
sehigga dapat menampung kapasitas fluida yang lebih banyak.

Siklus Pendinginan (Refrigeration Cycle)


Waktu kompresor sedang bekerja suhu dan tekanan refrigeran yang mengalir ke
kondensor, pipa kapiler, dryer, evaporator akan menjadi tinggi. Klep tekan (discharge valve)
menjadi terbuka dan klep hisap (sunction tube) menutup, dengan terbukanya klep tekan uap
yang dipompa oleh kompresor keluar melalui celah-celah klep tersebut dan masuk kedalam
saluran tekan. Refrigeran yang masuk kedalam pipa kondensor panasnya akan diserap oleh
udara yang mengalir melalui sela-sela pipa. Kondensor akan melepaskan panas dan
mengubah refrigeran yang bersuhu tinggi menjadi cairan bertekanan tinggi.

Bahan Pendingin (Refrigeran)


Bahan pendingin atau refrigeran adalah suatu zat yang mudah diubah wujudnya dari
gas menjadi cair atau sebaliknya. Untuk dapat terjadinya suatu proses pendinginan diperlukan
suatu bahan penndingin atau refrigeran yang digunakan untuk mengambil panas dari
evaporator dan membuangnya dalam kondensor. Bahan pendingin (refrigeran) banyak sekali
macamnya, tetapi tidak satupun yang dapat dipakai untuk semua keperluan pendinginan.
Suatu bahan pendingin mempunyai syaratsyarat untuk keperluan proses pendinginan antara
lain :
1. Tidak beracun dan tidak berbau dalam semua keadaan.
2. Tidak dapat terbakar atau meledak bila bercampur dengan udara, minyak pelumas
dan sebagainya.
3. Tidak menyebabkan korosi terhadap bahan logam yang dipakai pada sistem
pendingin.
4. Bila terjadi kebocoran mudah diketahui dengan alatalat yang sederhana maupun
dengan alat detector kobocoran.
5. Mempunyai titik didih dan tekanan kondensasi yang rendah.
6. Mempunyai kalor laten penguapan yang besar, agar panas yang diserap evaporator
sebesarbesarnya.
7. Viskositas dalam fase cair maupun fase gas rendah agar aliran refrigeran dalam pipa
sekecil mungkin.
8. Harganya tidak mahal dan mudah diperoleh.
9. Konduktifitas thermal yang tinggi.
10. Konstanta dieletrika dari refrigeran yang kecil, tahanan lisrtrik yan besar, serta tidak
menyebabkan korosi pada material isolator listrik.
11. Tidak merusak tubuh manusia.

Efisiensi Cooling Tower


Maksimum efisiensi menara pendingin dibatasi oleh suhu basah-bola dari pendingin
udara. Cooling Tower menggunakan prinsip pendinginan evaporative untuk mendinginkan air
: Cooling Tower dapat mencapai suhu air di bawah suhu bola kering, Mereka pada umumnya
lebih kecil dan lebih murah untuk beban pendinginan yang sama dari sistem pendinginan
lainnya. Karena Cooling Tower didasarkan pada pendinginan evaporative efisiensi cooling
tower maksimum dibatasi oleh suhu bola basah - WB t - pendingin udara.

III. ALAT DAN BAHAN


Alat:
1. Cooling tower yang telah terpasang dan beroperasi
2. Termometer bola kering-bola basah atau higrometer
3. Anemometer
4. Beaker glass dan beaker plastic
5. Peta psikrometrik

Bahan:
Aliran air
IV. DIAGRAM KERJA

Mempersiapkan peralatan yang


dibutuhkan.

Mengatur laju alir air masuk cooling


tower.

Air steam boiler masuk menara


cooling tower

Mengukur T udara luar (Td2 & Tw2)


dengan higrometer

Mengukur temperatur air masuk


(TL1) meng gunakan termometer

Mengukur temperatur air keluar


(TL2) meng gunakan termometer

Mengukur T udara masuk (Td1 &


Tw1) dengan higrometer

Dilakukan setiap 5 menit sekali


V. DATA PENGAMATAN

Data Air Udara Masuk Udara Keluar


Y1
t L TL2 TL1 Td1 Tw1 Td2 Tw2 Y2
(kg H2O/ kg Hy1 Hy2
(m3/h) (OC) (OC) (OC) (OC) (OC) (OC) (kg H2O/kg UK)
UK)

0 7 23,5 24 27 22,5 0,0172 72 24 22,5 0,0184 72

10 7 24 23 27 22,5 0,0172 72 24,5 22,5 0,0180 70,5

20 7 25 24 27,5 22,5 0,0168 71 25 23 0,0188 73

30 6,25 26 23,5 27,5 22,5 0,0168 71 25 23,5 0,0196 75

40 6,5 28,5 23,5 27 22,5 0,0172 72 26 23 0,0183 73

50 5,75 26,5 24 26,5 22,5 0,0174 70,5 26 23,5 0,0196 76

60 5 27 24 27 23 0,0178 72,5 26 23,5 0,0200 77

70 5,5 28 24 27 23 0,0178 72,5 26 24 0,0200 77

80 7 28 24 27 22,5 0,0172 71 26 24 0,0200 77

D (diameter) = 1,656 m

Z (tinggi) = 0,5 m A = D2
Data Isian
= 1,656 m2
= 2,15 m2
3
V = 1,2 m/detik VH = 0,958

Data Laju Udara
Td= 27,5C Tw= 22,5C Y = 0,017 gr H2O/kg UK
Grafik H terhadap T
110
105
100
95
90
H (kJ/Kg UK)

85
80
Equilibrium Line
75
Operating Line
70
65
60
55
50
20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35
T (C)


TL Hy H*

24 68,5 77 0,118

25 70 81,5 0,087

26 71 86 0,067

27 72 91 0,053

28 73 96 0,043
0.150

y = -0.0168x + 1.2634
0.100 R = 0.978
1/(H*-Hy)

Series1
Linear (Series1)
0.050

0.000
68 69 70 71 72 73 74
Hy

1 2 1
Dari kurva Hy vs (kurva 2) didapatkan luas dibawah kurva (1 )
( )

Perhitungan luas dibawah kurva :


Luas dibawah kurva = Luas trapesium
0,118+0,087
L trapesium 1 : x (70 - 68,5) = 0,15375
2
0,087+0,067
L trapesium 2 : x (71 - 70) = 0,077
2
0,067+0,053
L trapesium 3 : x (72 - 71) = 0,06
2
0,053+0,043
L trapesium 4 : x (73 - 72) = 0,048 +
2

L trapesium = 0,333875
2 1
Jadi, luas dibawah kurva (1 ) adalah 0,333875
( )
Menentukan Laju alir massa udara kering (G)

G total =


1,2 2,0096 2
= 3
= 2,517 Kg/det
0,958


G =


1,2
=
3
= 1,25 Kg/m2.detik
0,958

Menentukan Kya
Hasil perhitungan luas di bawah kurva = 0,333875

Z =


1,25 Kg/det.m2
0,5 m = x 0,333875

Kya = 0,835 Kg/det.m2

Menentukan tekanan atmosfir sekitar lokasi praktikum


Untuk ketinggian lokasi praktikum dapat diasumsikan sama dengan ketinggian yang
tertera di satision terdekat.
Berdasarkan hal tersebut diasumsikan ketinggian pada lokasi praktium ialah 736
meter DPL diatas permukaan air laut.Maka didapatkan tekanan atmosfir di daerah lokasi
praktikum sebagai berikut :
736 1
76 cmHg ( 100
) = 68,64 cmHg x (0,0075 ) = 9152 Pa.

Jadi tekanan atmosfer pada lokasi praktikum yang diasumsikan terletak pada
ketinggian 736 meter DPL adalahsebesar 9152 Pa.

Menentukan perbandingan cair-gas


L = 7 m3/jam x 1000 kg/m3
1
= 7000 kg/jam x 3600

= 1,94 kg/detik

Rasio =

1,94 /
=
2,517 /
= 0,77

Menentukan harga KGa



KGa =


1,25 Kg/det.m2
= x 0,333875
0,5 m 29 9152

KGa = 3,145 x 10-6 3


PEMBAHASAN

Praktikum yang kali ini dilakukan adalah cooling tower. Tujuan praktikum ini adalah
untuk mengamati kinerja cooling tower dan menentukan harga Kya dan KGa cooling tower
dengan metode overall menggunakan persamaan karakteristik.
Pada dasarnya, mekanisme yang terjadi dalam cooling tower merupakan mekanisme
penjenuhan secara adiabatik. Temperatur air pendingin akan memiliki temperatur yang lebih
tinggi pada efluen dibandingkan dengan temperatur influen. Air ini akan digunakan lagi
untuk proses pendinginan kondensor maka tentu saja temperaturnya harus diturunkan
kembali atau didinginkan pada cooling tower. Air panas tersebut dipompa menuju cooling
tower melewati sistem pemipaan yang pada ujungnya memiliki banyak nozzle untuk tahap
spraying atau semburan. Air panas yang keluar dari nozzle secara langsung melakukan
kontak dengan udara sekitar yang bergerak secara paksa karena pengaruh fan atau blower
yang terpasang pada cooling tower sehingga akan terjadi perpindahan panas dan perpindahan
massa di mana perpindahan panas terjadi dari dari air ke udara. Massa air akan berpindah ke
udara sehingga udara akan jenuh secara adiabatik yang mengakibatkan suhu udara dan suhu
air turun.

Sistem ini sangat efektif dalam proses pendinginan air karena suhu kondensasinya
sangat rendah mendekati suhu wet-bulb udara. Pada cooling tower juga dipasang katup make
up water yang dihubungkan ke sumber air terdekat untuk menambah kapasitas air pendingin
jika terjadi kehilangan air ketika proses evaporative cooling tersebut. Prestasi menara
pendingin biasanya dinyatakan dalam range dan approach, dimana range adalah
penurunan suhu air yang melewati cooling tower dan approach adalah selisih antara udara
suhu udara wet-bulb dan suhu air yang keluar. Perpindahan kalor yang terjadi pada cooling
tower berlangsung dari air ke udara tak jenuh.
Terdapat dua penyebab terjadinya perpindahan kalor yaitu perbedaan suhu dan
perbedaan tekanan parsial antara air dan udara. Suhu pengembunan yang rendah pada cooling
tower membuat sistem ini lebih hemat energi jika digunakan untuk sistem refrigerasi pada
skala besar.
Nilai Kya untuk menara pendingin (cooling tower) TK B diperoleh sebesar 0,835

Kg/det.m2, nilai KGa = 3,145 x 10-6 3 sedangkan untuk nilai G diperoleh
sebesar 1,25 kg/s.m2 dengan rasio antara gas dan cair sebesar 0,77.
KESIMPULAN

1) Dari 9 data yang didapatkan, dipilih data yang mewakili kinerja terbaik pada cooling
tower, yaitu pada menit ke 80.
2) Cooling water yang digunakan memiliki ketinggian (Z) = 0,5 m dengan diameter (D)
= 1,656 m sehingga diperoleh luas Cooling tower (A) = 2,15 m2.
3) Laju udara kering total (G total) sebesar 2,517 Kg/det.
4) Laju alir udara kering (G) sebesar 1,25 Kg/det.m2.
5) Laju alir air (L) = 7 m3/hr
6) laju udara = 1,2 m/detik
7) Diperoleh rasio cair-gas sebesar 0,77.

DAFTAR PUSTAKA

Haryanto, Ahmad. 2008. Prinsip Kerja Cooling Tower. Tanpa kota :


http://www.ilplabuan.gov.my/download/080321%20COOLING%20TOWER%20-
%20OMAR.pdf

Anonim. tanpa tahun. Cooling Towers. tanpa kota :


http://www.energyefficiencyasia.org/docs/ee_modules/indo/Chapter%20-
%20Cooling%20Towers%20(Bahasa%20Indonesia).pdf

Nurcahyo. 2008. Jobsheet Praktikum (sementara) Cooling Tower. Bandung : Teknik Kimia
Politeknik Negeri Bandung.

You might also like