You are on page 1of 11

Seminar Prosiding SENATKOM 2015 ISSN : 2460-4690

ANALISA SISTEM PAKAR PENENTU BIDANG STUDI DI


TINGKAT PERGURUAN TINGGI

Terttiaavini1), Sumi Amariena Hamim2), Rita Wirya Saputra 3)


1
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Indo Global Mandiri.
2
Fakultas Teknik, Universitas Indo Global Mandiri.
3
Fakultas Teknik Informatika, Universitas Indo Global Mandiri
avini.saputra@uigm.ac.id, bune_raznan@yahoo.co.id, Ritasaputra@gmail.com
Abstract
Improve human resources become a major task for the human educators. Create qualified people who
have high competitiveness after studying at the college level the purpose of the implementation of
learning. Various attempts were made to find a method that can be a solution. The collaboration of
psychometric analysis with expert systems can produce problem-solving model shaped tree structure
simpler. The problems faced by the prospective student is often difficult to determine the precise field
of study. While Achieving the highest performance can be obtained if a person was educated according
to their talents and IQ level. From the collaboration between the two disciplines can produce a rule -
based system that can be the basis for software development

Keywords : Expert system, Psychometric analysis, Decision tree

1. PENDAHULUAN menyesuaikan diri di lingkungan belajar,


Sering kita menghadapi kondisi dimana tidak dapat mengoptimalkan semua
sebagian dari mahasiswa sulit memahami potensi dan kemampuan yang dimiliki,
materi ajar yang kita (dosen) berikan. prestasi belajar lebih rendah dari yang
Padahal materi, modul, latihan, tugas dan seharusnya dapat dicapai, serta cenderung
quiz sudah kita berikan dengan lengkap lambat dalam menyelesaikan studinya.
dan sebaik-baiknya. Hal ini harusnya Jika kasus salah memilih jurusan ini terus
menjadi perhatian mengapa hal tersebut dibiarkan, maka akan berpengaruh
selalu terjadi. Perhatian tertuju pada terhadap pencapaian prestasi.
potensi diri mahasiswa itu sendiri, dimana Setiap manusia memiliki bakat. Bakat
dari hasil dari tanya jawab yang telah (aptitude) merupakan potensi (potensial
dilakukan, tidak sedikit alasan dari mereka ability). Bakat yang dimiliki merupakan
adalah merasa salah memilih jurusan. Pada potensi yang perlu dikembangkan atau
dasarnya mereka tidak dapat memberikan dilatih agar dapat mencapai prestasi. Ada
alasan mengapa mereka mengambil berapa pendapat para ahli tentang bakat,
jurusan tersebut, padahal bila dianalisa yaitu : Kartono K (1995:2) menyatakan
lebih lanjut, ternyata jurusan tersebut tidak bahwa bakat adalah potensi atau
sesuai dengan bakat dan minat mereka kemampuan kalau diberikan kesempatan
yang sebenarnya. Karena sudah terlajur untuk dikembangkan melalui belajar akan
kuliah pada beberapa semester, menjadi kecakapan yang nyata. [1]
kebanyakan mahasiswa terus melanjutkan Monk (2000) menjelaskan bahwa
kuliahnya, walaupun dengan kondisi keberbakatan (Giftedness) adalah
memaksakan diri sehinga tidak mampu suatu potensi bawaan yang memerlukan
mencapai prestasi akademik. binaan guna mencapai prestasi sesuai
Fenomena salah memilih jurusan dengan prestasinya [2]. Berdasarkan
dipacu oleh kurang pahamannya pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan
mahasiswa terhadap minat dan bakat yang bahwa, bakat seseorang bila dibina atau
mereka miliki. Ini akan menimbulkan dilatih dengan baik akan menjadikan
kesulitan bagi mahasiswa dalam manusia yang dapat mencapai prestasi
Seminar Prosiding SENATKOM 2015 ISSN : 2460-4690

maksimal dibidangnya. Tetapi masalahnya yang dimiliki. Tujuan dari penelitian ini
adalah apakah semua orang bisa adalah menghasilkan rancangan analisa
mengetahui bakatnya ?. Untuk sistem pakar untuk menentukan bidang
mengetahui potensi bakat seseorang studi di tingkat perguruan tinggi
tidaklah mudah, karena ada perbedaan berdasarkan minat, bakat dan IQ.
yang mendasar antara bakat dan minat.
2. KAJIAN LITERATUR
Terkadang minat diartikan sebagai bakat,
a) Pengertian Sistem Pakar
padahal minat bukanlah bakat. Minat
Menurut Ignizio (1991) Sistem pakar
sangat dipengeruhi oleh lingkungan
adalah suatu model dan prosedur yang
keluarga atau teman.
berkaitan, dalam suatu domain tertentu,
Saat ini banyak sekali jasa konsultasi
yang mana tingkat keahliannya dapat
psikologi yang dapat mendiskripsikan
dibandingkan dengan keahlian seorang
potensi bakat seseorang. Dengan
pakar [4]. Struktur dari sistem pakar adalah
mengunggulkan pemakainan teknologi dan
metode yang dianggap akurat untuk
membaca karaktek seseorang, namun hal
ini harus sebanding dengan jasa konsultasi
yang ditawarkan.
Menurut ilmu psikologi bakat
merupakan bawaan genetik dan dapat
diukur dengan menggunakan pengukuran
karakter psikometri. Analisa Psikometri
dilakukan dengan penggunakan alat tes
semacam psikotes. Hasil dari pengukuran
tersebut dapat memberikan gambaran
bidang studi yang sesuai dengan bakatnya. Sumber : Ignizio (1991)
Untuk mencapai hasil penilaian yang Gambar_1. Struktur sistem pakar
akurat dalam menentukan jurusan yang
Penjelasan dari struktur tersebut yaitu :
tepat, tidak cukup hanya berdasarkan
1. Pemakai Merupakan mekanisme yang
bakat. Bakat merupakan potensi
digunakan oleh pengguna dan sistem
kecerdasan yang tersembunyi yang tidak
pakar untuk berkomunikasi.
bisa diukur dengan standar IQ. Menurut Ifa
2. Basis pengetahuan mengandung
H Misbah (2010) menyatakan bahwa
pengetahuan untuk pemahaman,
intelegensia tidak sama dengan IQ
formulasi dan penyelesain masalah.
(inteligent quotient). IQ merupakan hasil
Disusun atas 2 elemen dasar yaitu
pengukuran kecerdasan yang sudah
penalaran berbasis aturan (rule-base
dipengaruhi oleh lingkungan (latar
reasoning) dan penalaran berbasis
belakang pendidikan, pola asuh, proses
kasus (case-based reasoning).
belajar, emosi dan motivasi) sedangkan
3. Akuisisi pengetahuan (Knowledge
intelegensia merupakan kecerdasan dalam
Acquisition) adalah akumulasi,
bentuk potensi yang belum mendapatkan
transfer dan transformasi keahlian
intervensi lingkungan yang dinamakan
dalam menyelesaikan masalah dari
bakat. [3]
sumber pengetahuan kedalam program
Dalam analisa psikologi, pengukuran
komputer.Metode akusisi pengetahuan
IQ dapat dilakukan dengan tes IQ.
adalah wawancara, analisis protokol,
Gabungan dari pengukuran tersebut bila
observasi pada pekerjaan pakar dan
disinergikan dapat menentukan bidang
induksi aturan dari contoh.
studi yang sesuai berdasarkan bakat dan IQ
Seminar Prosiding SENATKOM 2015 ISSN : 2460-4690

4. Mesin inferensi (inference engine)


Merupakan bagian yang bertindak
sebagai pencari solusi dari suatu
permasalahan berdasarkan pada
kaidah-kaidah yang ada dalam basis
pengetahuan sistem pakar. Ada dua
strategi pencarian dasar yang bisa
digunakan oleh mesin pencari
Gambar_2 decision tree
inferensi yaitu runut maju (forward
chaining) dan runut balik (backward dari gambar di atas dapat dijelaskan: A
chaining). decision tree for the concept buys
5. Fasilitas penjelasan adalah computer, indicating whether a customer
komponen tambahan yang akan at AllElectronics is likely to purchase a
meningkatkan kemampuan sistem computer. Each internal (nonleaf) node
pakar. Digunakan untuk melacak represents a test on an attribute. Each leaf
respon dan memberikan penjelasan node represents a class (either buys
tentang kelakukan sistem pakar secara computer = yes or buys computer = no).
interaktif. (Han, J., & Kamber, M, 2006) [5]. Hasil
6. Perbaikan pengetahuan Pakar akhir dari pohon keputusan adalah setiap
memiliki kemampuan untuk cabangnya menunjukkan kemungkinan
menganalisa dan meningkatkan kineja skenario dari keputusan yang diambil serta
serta kemampuan untuk belajar dari hasilnya.
kinerjanya.
b) Pengertian bidang studi
Salah satu model yang digunakan untuk Bidang studi adalah pengelompokan
mmembangun sistem pakar adalah Model sejumlah mata pelajaran yang sejenis atau
pohon keputusan (Decision tree). memiliki ciri yang sama (mata pelajaran
Pohon keputusan adalah salah satu metode yang telah berkorelasi dengan satu dengan
klasifikasi yang dinyatakan sebagai partisi yang lainnya) (kamusbesar.com) [6].
rekursif. Pohon keputusan terdiri dari node Klasifikasi bidang studi bersumber pada
yang membentuk pohon yang berakar, Panduan pelaksanaan penelitian dan PPM
semua node memiliki satu masukan. edisi IX (2013) [7].
Maimon (2005) [5]. Node yang keluar
disebut node tes. Node yang lain disebut c) Analisa Psikometri
node keputusan atau sering disebut node Menurut Saifuddin (1999) Psikometri
daun. Setiap simpul internal membagi dua adalah ilmu tentang teori pengukuran
atau lebih sub-ruang sesuai dengan psikologis [8]. Ruang lingkup psikometri
katagori atribut dan akan dipartisi sesuai adalah masalah pengembangan teori dan
dengan nilai kategori kasus. Kasus-kasus model tes serta pengembangan dasar-dasar
tersebut membentuk pohon keputusan evaluasi terhadap kualitas tes. Pada tahap
yang menghasilkan problem solving apilikasinya, teori psikometri memberikan
(kusrini 2007). Struktur pohon dibangun landasan fundamental dalam perancangan
dengan menggunakan metode forward dan pengembangan tes psikologis sehingga
chaining. Contoh struktur pohon metode-metode konstruksi tes berkembang
keputusan dapat dilihat pada gambar_2. maju dan dapat menghasilkan berbagai
bentuk tes psikologi yang valid dan
reliabel.
Seminar Prosiding SENATKOM 2015 ISSN : 2460-4690

Guna mencapai tingkat objektivitas spesifikasi skala, akan dijadikan acuan


yang tinggi, penelitian ilmiah bagi para penulis aitem.
mensyaratkan penggunaan prosedur 4.Penulisan Aitem, sebelum penulisan
pengumpulan data yang akurat dan aitem dimulai, perancang skala perlu
terpercaya melalui analisa kuantitatif menetapkan bentuk atau format stimulus
dengan melalui proses pengukuran yang (aitem) yang hendak digunakan. Format
tinggi validitas, reliabilitas, objektif dan stimulus ini erat berkaitan dengan metode
juga sistematik Alur kerja dalam membuat penskalaannya.
konstruksi skala psikologi diilustrasikan 5.Evaluasi Kualitatif, bertujuan untuk
pada gambar_3. menguji apakah aitem yang ditulis sudah
sesuai dengan blueprint dan indikator
Identifikasi Tujuan Ukur
Menetapkan konstrak teoritik perilaku yang hendak di ungkapnya,
menguji apakah aitem telah ditulis sesuai
Pembatasan Domain Ukur
Merumuskan aspek kepribadian dengan kaidah penulisan yang benar, dan
Operasionalisasi Aspek
menilai apakah aitem mengandung social
Kisi-kisi (Blue Print) &
Menghimpun indikator
keprilakuan
Spesifikasi Skala desirability yang tinggi. Evaluasi dan
Pensklalaan
seleksi aitem dalam tahap ini dilakukan
Penulisan Aitem
Reviuw aitem oleh panel peneliti (ahli psikologi).
Uji coba bahasa Field Test
6.Evaluasi Kuantitatif, melakukan
Evaluasi Kualitatif Evaluasi kuantitatif
pengujian kualitas aitem secara empirik
Validasi Konstrak
Seleksi Aitem dengan cara melakukan analisis kuantitatif
Estimasi Reliabilitas
terhadap parameter-parameter aitem. Pada
Kompilasi tahap ini akan dilakukan analisis daya
Final
diskriminasi aitem, komputasi validitas
Sumber : Saifuddin Azwar (2011) dan reliabilitas aitem, analisa distribusi
Gambar_3. Alur Kerja dalampenyusunan jawaban, analisa item bias, fungsi
Skala psikologi informasi aitem, dan lain-lain. Data hasil
analisa kuantitatif berasal dari sampel yang
Uraian kegiatan pada tahapan kerja mewakili populasi. Semakin banyak
penyususna skala psikologi adalah jumlah sample maka akan menghasilkan
1.Identifikasi tujuan ukur, yaitu memilih nilai validasi dan reliabilitas semakin
suatu defenisi mengenali dan memahami akurat.
dengan seksama teori yang mendasari 7.Estimasi Reliabilitas
konstrak psikologi atribut yang hendak Evaluasi terhadap fungsi item yang biasa
diukur. kemudian dilakukan pembatasan dikenal dengan istilah analisis aitem
kawasan (domain) ukur. merupakan proses pengujian aitem secara
2.Pembatasan domain ukur, berdasarkan kuantitatif guna mengetahui apakah aitem
konstrak yang didefenisikan oleh teori memenuhi persyaratan psikometrik untuk
yang dipilih. Dimensi keperilakuan, disertakan sebagian dari skala. Parameter
meskipun sudah jelas konsep yang diuji adalah daya beda aitem atau
keperilakuanya namun belum terukur, daya diskriminasi aitem, yaitu kemampuan
sehingga perlu dioperasionalkan kedalam aitem dalam membedakan antara subjek
bentuk keperilakuan yang lebih konkret. yang memiliki atribut yang diukur dan
3.Operasionalisasi Aspek , Himpunan yang tidak.
indikator-indikator keperilakuan beserta 8.Validasi Konstrak, untuk mengetahui
dimensi yang diwakilinya kemudian apakah skala mampu menghasilkan data
dituangkan dalam kisi-kisi atau blue-print yang akurat sesuai dengan tujuan ukurnya,
yang setelah di dilengkapi dengan
Seminar Prosiding SENATKOM 2015 ISSN : 2460-4690

diperlukan suatu prose pengujian validitas intelegensi WAIS dan dari tes intelegensi
dan reliabilitas. WISC). M diperoleh dari hasil nilai hasil
9.Kompilasi final, dimaksudkan untuk tes.
menyiapkan tampilan dan informasi yang
menarik untuk memudahkan bagi 3. METODE PENELITIAN
responden membaca dan menjawab aitem Tahapan dalam pelaksanaan penelitian
yang diberikan. dijelaskan pada gambar berikut.
Identifikasi Masalah
d) Rumus IQ Deviasi Latar Belakang

Salah satu cara yang sering digunakan Tujuan Penelitian

untuk menterjemahkan tinggi rendahnya Menyusun Konstruk


Skala Item
tingkat intelegensi adalah menterjemahkan Menentukan Domain
Ukur

Analisa Psikometri
Membuat alat ukur /
hasil tes intelegensi kedalam angka yang Kuesioner

dapat menjadi petunjuk mengenai


kedudukan tingkat kecerdasan seseorang Membuat Alat Ukur validasi Kuesioner Konsultasi dng ahli
bila dibandingkan secara relatif terhadap
suatu norma. Secara tradisional, angka
Menyusun Kesesuaian thd
normatif dari hasil tes intelegensi Tingkat Pendidikan (IQ)

dinyatakan dalam bentuk radio (Quotient) Menyusun Kesesuaian


Rumpun Ilmu dng Domain

dan dinamai intellegence quontient (IQ) Ukur

atau sering dinamakan tes IQ. Tidak semua Menentukan Tingkat


Keberbakatan

tes IQ menghasilkan angka IQ karena Basis Pengetahuan


Menyusun Kesesuaian thd
Jurusan (IPA/IPS)
memang bukan satu-satunya cara untuk
Analisa Sistem Pakar

Pengelompokan Rumpun
menyatakan tingkat kecerdasan. Untuk Ilmu

mengukur IQ berdasarkan tes yang Menentukan Perhitungan


Score

dilakukan menggunakan rumus IQ


Rancangan Proses
Deviasi. Rumus deviasi diciptakan oleh
Davis Wechsler. IQ tdihitung berdasarkan
Pembuatan Tabel
perbandingan norma kelompok (Mean) Hub.Antara Penjurusan,
Rumpun Ilmu, IQ dan Bakat

dan dinyatakan dalam besarnya Mesin Interfensi


Membangun Pohon
penyimpangan (deviasi standar) dari Keputusan

norma kelompok tersebut. Dalam Rule based System

statistika, angka yang dinyatakan dalam


satuan deviasi standar disebut skor standar Uji coba Kuesioner
Pengumpulan data
dengan rumus :
Membuat Tabulasi data
Skor standar = m + s [ (X-M) / Sx ] .... (9)
Dimana :
Hasil Akhir Kesimpulan
m : mean
s : deviasi standar
Gambar_4. Metodologi penelitian
X : skor mentah yg akan dikonversikan
M : mean distribusi skor 4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Sx : Deviasi standar a) Menyusun Kontruk sekala Item
Mean yang ditetapkan oleh wechsler Menyusun Kontruk skala item digunakan
adalah 100. Nilai tersebut dimabil untuk sebagai dasar dalam pembuatan kuesioner
melestarikan kebiasaan tradisional agar indikator pengujian tidak meluas,
menafsirkan IQ sebesar 100 sebagai maka setiap domain ukur harus
tingkat intelegensi normal. Nilai Deviasi dideskripsikan sesuai dengan tujuan dari
standar adalah 15 (yang diperoleh dari tes
Seminar Prosiding SENATKOM 2015 ISSN : 2460-4690

pengukuran tersbut. Berikut domain ukur d) Penentu terhadap Jurusan


yang digunkan dalam pengujian : Tes dilakukan apabila calon mahasiswa
belum mendapatkan penjurusan disekolah.
Tabel_1. Domain Ukur Persyaratan menentukan jurusan disajikan
No Domain Ukur dalam tabel_4.
1 Kemapuan Verbal (SE)
2 Pemahaman (WA)
3 Persamaan Kata (AN) Tabel_ 4. Ketetuan penjurusan
4 Abstraksi Verbal (GE)
5 Berhitung (RA)
6 Deret Angka (ZR)
7 Susunan Gambar (FA)
8 Rancang balok (WU) Penjurusan dilakukan untuk untuk
9 Simbol (ME) mempersempit pilihan. Misalkan Jurusan
Kedokteran, Psikologi, teknik dll hanya
b) Kesesuaian score IQ terhadap bisa dipilih oleh calon Mahasiswa yang
tingkat pendidikan memiliki penjurusan IPA. Hal ini akan
Kemampuan intelegensi (IQ) seseorang mempermudah pengelompokkan sub
sangat menentukan jalur dominan tingkat pohon pada pohon keputusan.
pendidikan siswa. Semakin tinggi IQ
seseorang, maka semakin tinggi pula
e) Kesesuain Rumpun Ilmu dengan
kemampuan untuk berfikir dan
memecahkan masalah. Dari hasil analisa Domain Ukur
ahli psikologi tingkat pendidikan yang Untuk merumuskan rumpun ilmu
sesuai dengan tingkat IQ seseorang berdasarkan Domain ukur, tabel ini
disajikan pada tabel_2. merupakan hasil dari penalaran ahli
Psikologi. Ahli psikologi merumuskan
Tabel_2. Klasifikasi Score IQ dengan pontensi yang harus dimiliki seseorang
Tingkat Pendidkan untuk menentukan jurusan. Analisa ini
No Score IQ Tingkat Pendidikan
menjadi basis pengetahuan sistem pakar.
1 96 < IQ 105 D1/D3
2 105< IQ 110 S1 Tabel_5 merupakan hasil dari analisa yang
3 IQ > 110 S2/S3 dilakukan oleh ahli psikologi.

c) Menentukan tingkat keberbakatan Tabel_5. Kesesuain Rumpun Ilmu dengan


Hasil tes memilki tingkat keberbakatan, Domain Ukur
dijelaskan pada tabel_3.

Tabel_3. Tingkat Keberbakatan


Nilai Arti
N 30 Tidak Berbakat
30 < N 45 Kurang
45 < N 60 Rata-rata
60 < N 75 Berbakat
N 75 Sangat berbakat

Rentang nilai tersebut merupakan


ketentuan dari ahli psikologi namun nilai
tersebut tidak menjadi penilaian secara Untuk masing-masing rumpun ilmu
mutlak, karena motivasi, minat, kegigihan memiliki ciri kemampuan yang menonjol
dalam mengatasi hambatan dan keinginan dari kemampuan lainnya
untuk belajar sangat memengaruhi bakat
f) Rancangan Proses
seseorang.
Untuk menggambarkan secara lebih jelas
dalam langkah-langkah dan urutan
Seminar Prosiding SENATKOM 2015 ISSN : 2460-4690

prosedur digunakan flowchart. Flowchart


menggambarkan proses awal sampai
menghasilkan kesimpulan yang lebih
mudah dipahami. Adapun flowchart yang
menjelaskan langkah-langkah dalam
analisa sistem pakar adalah sebagai berikut

Mulai

Identitas, Minat

Tes-1, tes-2,
tes-3, tes-4, tes- Menentukan
5, tes-6, tes- Jurusan yang
7,tes-8, tes-9 sesuai

Membandingkan
Menentukan
Hasil analisa
Penjurusan (IPA/
Psikometri dng
IPS)
minat

Membuat
Menghitung IQ
Kesimpulan

Menentukan
Tingkat Selesai
Pendidikan yang
disarankan

Gambar_5. Flowchart proses analisa


Sistem Pakar

g) Hubungan antara Penjurusan


Rumpun Ilmu, IQ dan Bakat

Dari beberapa ketentuan yang telah


dijabarkan sebelumnya, maka dilakukan
Keterangan untuk kolom :
penggabungan antara ketentuan-ketentuan
1. Penjurusan
tersebut menghasilkan sehingga
2. Kode Rumpun Ilmu
menghasilkan tabel keputusan sebagai
3. Jenjang Pendidikan
berikut :
4. Tingkatan IQ
Tabel_6. Tabel Keputusan 5. Domain Ukur
Keterangan warna untuk jenjang
pendidikan :
Untuk jenjang pendidikan D3 / D1
Untuk jenjang pendidikan S1
Untuk jenjang pendidikan D3/S1/S2
Untuk jenjang pendidikan D3/S1
Untuk jenjang pendidikan S1/S2
Untuk jenjang pendidikan S1/S2/S3
Untuk jenjang pendidikan D3/S1/S2/S3

Ketentuan kolom 4-5-6 adalah


4) Range 96 <IQ 105
Seminar Prosiding SENATKOM 2015 ISSN : 2460-4690

5) Range 105<IQ110 membandingkan nilai dengan aturan yang


6) Range IQ > 105, telah ditetapkan. Adapun aturan-aturan
jika diberi warna berarti berada pada tersebut adalah sebagai berikut :
Range tersebut. a) Aturan L0.
Menentukan penjurusan (IPA / IPS)
h) Membangun Pohon Keputusan
Pohon keputusan digunakan untuk IF (AN and RA and ZR and FA and WU) > 45
memetakan beberapa alternatif pemecahan THEN kerjakan Rule L1
ELSE kerjakan Rule L2
masalah dari masalah yang dihadapi.
Pohon keputusan dapat memperlihatkan b) Aturan L1 dan L2
faktor-faktor kemungkinan / probabilitas Membandingkan Nilai IQ dengan
yang mempengaruhi alternatif tersebut tingkat IQ dengan ketentuan :
disertai estimasi hasil akhir yang dapat
digunakan untuk pengambilan keputusan. IF (IQ > 96) AND (IQ 105)
THEN kerjakan Rule L21
ELSE IF (IQ > 105) AND (IQ 110)
THEN kerjakan Rule L22
ELSE IF (IQ > 110)
THEN kerjakan Rule L23
ELSE
THEN Kerjakan Rule L24
Selesai

c) Aturan L31
Gambar_6. Pohon Keputusan Sebelum dilanjutkan ke percabangan
L31, proses selanjutnya adalah
i) Rule based System menghitung nilai SE, WA, AN, GE,
Sistem pakar dibangun dengan rule RA, ZR, FA, WU dan ME. Nilai-nilai
based system yaitu sistem yang tersebut diurutkan dari tertinggi
berdasarkan pada aturan-aturan untuk sampai terendah. Kemudian diseleksi
memecahkan masalah. Aturan pertama menggunakan ketentuan pada tabel_5
yang dilakukan adalah menjalankan Tes sehingga bentuk algoritma adalah
Minat. Tes berbentuk pertanyaan terbuka. IF ((SE and AN and GE and ME)> 45)
Responden dapat memberikan tiga THEN Jurusan = Hukum
alternatif jurusan. Alternatif menjadi key ELSE IF ((SE and AN and GE) > 45)
pembanding untuk menghasilkan THEN Jurusan = Sisip
ELSE IF((SE and AN and RA and ZR)> 45 )
kesimpulan. Indikator minat menjadi hal
THEN Jurusan = Ekonomi
penting untuk diketahui, karena ELSE IF ((SE and RA and ZR) > 45 )
berdasakan analisa psikometri minat dapat THEN Jurusan = Sastra
menjadi pertimbangan dalam menentukan ELSE IF ((WA and AN and GE and ME)>45 )
jurusan. Langkah selanjutnya adalah THEN Jurusan = Fikom
ELSE IF ((SE andWAand AN and GE and
melakukan Jurusan (IPA/IPS). Ada ME) > 45 )
sembilan katagori yang diujikan THEN Jurusan = Psikolog
berdasarkan tabel_4. Tes-2 dan tes-6 ELSE IF (( SE and AN and GE and ME and
digunakan untuk menentukan tingkat IQ FA and WU) > 45 )
THEN Jurusan = Kedokteran
seseorang. Sedangkan nilai lainnya akan
ELSEIF ((AN and GE and FA and WU)>45 )
menjadi penentu keberbakatan dibidang THEN Jurusan = Pertanian
tertentu berdasarkan tabel_3. Nilai yang ELSE IF ((AN and GE and FA and WU)>45 )
diperoleh akan menentukan jalur pada THEN Jurusan = Peternakan
Pohon keputusan. Setiap simpul akan ELSE IF ((AN and ZR and FA and WU)>45 )
Seminar Prosiding SENATKOM 2015 ISSN : 2460-4690

THEN Jurusan = Seni Rupa NB : Keterangan NK (SB-sangat


ELSE IF ((SE and AN and GE and RA and berbakat, B-berbakat, R- rata-
ZR and FA and WU) > 45 )
THEN Jurusan = Teknik
rata, KB-Kurang berbakat, TB-
ELSE IF ((AN and GE and RA and ZR and Tidak berbakat)
FA and WU) > 45 )
THEN Jurusan = Seni Rupa Data dimasukkan kedalam tabulasi data.
Selesai
Selanjutnya dilakukan pengolahan data
Setelah Jurusan ditemukan (L31), maka dengan beberapa tahap, yaitu
dilanjutkan dengan mencocokkan L31 1. Menghitung nilai keberbakatan (NK)
dengan alternatif minat. Jika salah satu NK diperoleh dari data mentah
dari alternatif tersebut sama, maka jurusan dikonversi kedalam skala 100. Misal
yang dipilih sudah tepat. Jika alternatif jumlah seluruh item pada tes-1 = 20,
berbeda dengan minat, maka akan untuk mencapai skala 100 setiap
diberikan keterangan hasil dari tes jawaban yang benar diberi nilai : 1 x 5
tersebut. Keterangan ini yang menjadi = 5, bila jumlah jawaban yang benar
masukkan bagi calon Mahasiswa. pada tes-1 = 13, maka NK = 13x5 = 65.
2. Menyimpulkan nilai NK
j) Pengumpulan data Untuk mengetahui apakah responden
Untuk meyakinkan tabel keputusan yang berbakat pada pengujian tertentu, maka
dibuat dapat menjadi problem solving NK dapat disimpulkan berdasarkan
dilakukan pengujian pada sejumlah tabel_3. Bardasarkan tabel tersebut
sempel. Sampel diambil dari lima Sekolah setiap NK memiliki jenjang
menengah Atas (SMU/SMK). Setiap keberbakatan.
sekolah diambil 100 responden. Dari 3. Menentukan Penjurusan
seluruh sampel dipilih 20 sampel yang Penjurusan diperoleh dari perbandingan
memiliki hasil berbeda. Hasil tersebut data dengan indikator penilaian
dapat digunakan untuk melengkapi tertentu. Berdasarkan Tabel_4, hanya
alternatif percabangan pohon keputusan nilai NK diatas 45 yang dapat
yang dibangun. digunakan sebagai penentu jurusan.
Penilaian ini menghasilkan penjurusan
Tabel_7. Analisa data berdasarkan hasil IPA atau IPS. Penjuruan tersebut
koesioner nantinya digunakan sebagai penentuan
rumpun ilmu yang bisa / tidak bisa
diambil, ini karena tidak semua rumpun
ilmu bisa diambil oleh penjurusan IPS.
4. Menghitung nilai IQ
Nilai IQ dihitung berdasaran hasil tes-2
dan tes-6. Dengan menggunakan rumus
skor standar, maka langkah-langkah
untuk mendapatkan nilai tersebut
adalah sebagai berikut :
1) Menghitung nilai mean (m)
Nilai mean diperoleh dari
menghitung nilai rata-rata dari
Istilah singkatan pada tabel yaitu : seluruh hasil tes-2 dan tes-6 lalu
D : Data hasil kuesioner dibagi 2. Dari tabel mean = (rerata
NK : Nilai konversi dari tabel tes-2 + rerata tes-6 ) / 2 = (61,8 +
keberbakatan 70,3) / 2 = 66,0
Seminar Prosiding SENATKOM 2015 ISSN : 2460-4690

2) Menentukan nilai s dan m maka jurusan tersebut juga akan


Berdasarkan ketentuan wechsler , s menjadi alternatif yang disarankan.
= 15, m = 100 8) Membuat kesimpulan
3) Menentukan nilai sx Kesimpulan yang dihasilkan adalah
Nilai sx diperoleh dari jumlah apakah hasil analisa sistem pakar
responden. Dalam pengujian ini sesuai dengan alternatif jurusan
sampel yang diambil = 20 pilihan responden (minat). Jika
responden, sehingga sx = 20 salah satu alternatif sama dengan
4) Menentukan nilai X hasil analisa, berarti jurusan yang
X ditentukan berdasarkan data dipilih sudah tepat, namun jika
mentah dari masing-masing alternatif tersebut tidak sama
responden. Misalkan untuk dengan hasil analisa, maka dapat
responden-1, X1 = (tes-21 + tes- disimpulkan bahwa alternatif
61)/2 = (80 + 70)/2 = 75 tersebut tidak sesuai dengan Minat,
5) Menghitung nilai skor standar (ss) bakat dan IQ seseorang. Hasil
Rumus : Analisa sistem pakar akan
ss = m + s [(X-M) / sx], Jika memberikan pilihan jurusan,
m = 100, s = 15, sx = 15, M = 66.0, sebagai alternatif lain sebagai
X1= 75, maka masukkan.
Nilai skor standar-1 = 100 + 15 x
(((75 66,0)/2) / 20 ) = 106.8, Nilai 5. KESIMPULAN
skor standar = 106,8 eqivalen Berdasarkan beberapa ketentuan dan
dengan IQ seseorang. hasil pengolahan data yang telah
6) Menentukan tingkat pendidikan dilakukan, maka dapat disimpukan :
yang disarankan 1) Dari tabel keputusan yang dihasilkan
Jenjang pendidikan dapat dapat menunjukkan hubungan antar
ditentukan berdasarkan Nilai skor Penjurusan, IQ, bakat untuk
standar. Nilai tersebut disesuaikan menentukan jurusan ditingkat
dengan tabel_2. Dari tabel tersebut perguruan Tinggi.
dapat disimpulkan bahwa 2) Perpaduan antara analisa sistem pakar
responden tersebut disarankan dan analisa psikometri dapat
untuk dapat menempuh jenjang memberikan analisa jurusan yang
pendidikan sampai tingkat setara sesuai berdasarkan minat dan bakat
satu (S1). seseorang
7) Menentukan jurusan yang
disarankan 6. REFERENSI
Untuk menentukan jurusan, [1] Kartini, Kartono.1995. Psikologi
dilakukan dengan cara Umum. Bandung : Maju Mundur
membandingkan nilai tes yang [2] Mongks, F.J., Knoers, A. M. P, &
menonjol (nilai rata-rata keatas) Haditono, S. R. 2000. Psikologi
dengan domain ukur. Ketentuan Perkembangan: Pengantar dalam
berdasarkan Tabel 4. Setelah berbagai bagiannya. Cetakan 14.
dibandingkan maka diperoleh Yogyakarta: Gajah Mada University
jurusan yang sesuai berdasarkan Press
hasil analisa sistem pakar. Apabila [3] Misbach, Ifa H.2010. Dasyatnya sidik
hasil tes memiliki kecocokan pada jari menguak bakat & potensi untuk
beberapa jurusan yang berbeda, merancang masa depan melalui
Seminar Prosiding SENATKOM 2015 ISSN : 2460-4690

Fingerprint Analysis. Cetakan kedua. bidang-studi. (diakses tgl 23 april


Transmedia Pustaka. 2014)
[4] Ignizio, J.P.1991. Introduction to [7] Dikti.2013.Panduan pelaksanaan
Expert System : The Development and penelitian dan Pengabdian kepada
Implementation of Rule-Based Expert Masyarakat diperguruan Tinggi.
System. Singapore : McGraw-Hill Edisi IX
Book Co [8] Azwar, Syaifuddin. 1999. Dasar-
[5] Han, J., & Kamber, M., 2006. Data Dasar Psikometri..Pustaka Pelajar.
Mining Concept and Tehniques. San Yogyakarta
Fransisco : Morgan Kauffman [9] Azwar, Saifudin. (2011). Psikologi
[6] Kamusbesar.com. Intelegensi. Cetakan VIII.Pustaka
http://www.kamusbesar.com/ 48721/ Pelajar.Yogyakarta

You might also like