You are on page 1of 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Penyakit Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan
oleh Mycobacterium tuberculosis yang ditandai dengan pembentukan granuloma
pada jaringan yang terinfeksi. Sebagian besar kuman Mycobacterium tuberculosis
menyerang paru dan sebagian kecil mengenai organ tubuh lain. (Permenkes RI,
2016)
Menurut laporan WHO tahun 2015, ditingkat global diperkirakan 9,6 juta
kasus TB baru dengan 3,2 juta kasus diantaranya adalah perempuan. Dengan 1,5
juta kematian karena TB dimana 480.000 kasus adalah perempuan. Dari kasus TB
tersebut ditemukan 1,1 juta (12%) HIV positif dengan kematian 320.000 orang
(140.000 orang adalah perempuan) dan 480.000 TB Resistan Obat (TB-RO)
dengan kematian 190.000 orang. Dari 9,6 juta kasus TB baru, diperkirakan 1 juta
kasus TB Anak (di bawah usia 15 tahun) dan 140.000 kematian/tahun. Jumlah
kasus TB di Indonesia menurut Laporan WHO tahun 2015, diperkirakan ada 1
juta kasus TB baru pertahun (399 per 100.000 penduduk) dengan 100.000
kematian pertahun (41 per 100.000 penduduk). Diperkirakan 63.000 kasus TB
dengan HIV positif (25 per 100.000 penduduk). Angka Notifikasi Kasus (Case
Notification Rate/CNR) dari semua kasus, dilaporkan sebanyak 129 per 100.000
penduduk.(Permenkes RI 2016)
Prevalensi TB paru smear positif per 100.000 penduduk umur 15 tahun ke
atas adalah 257 (dengan tingkat kepercayaan 95% 210 - 303). Prevalensi TB paru
dengan konfirmasi bakteriologis per 100.000 penduduk umur 15 tahun ke atas
adalah 759 (dengan interval tingkat kepercayaan 95% 590 - 961). Prevalensi TB
paru dengan konfirmasi bakteriologis pada semua umur per 100.000 penduduk
adalah 601 (dengan interval tingkat kepercayaan 95% 466 - 758); dan prevalensi
TB semua bentuk untuk semua umur per 100.000 penduduk adalah 660 (dengan
interval tingkat kepercayaan 95% 523 - 813), diperkirakan terdapat 1.600.000
(dengan interval tingkat kepercayaan 1.300.000 - 2.000.000) orang dengan TB di
Indonesia.(Permenkes RI, 2016)

1
2

Penemuan penderita TB Paru BTA (+) di Provinsi Sumatera Selatan masih


rendah hanya terdapat satu kabupaten memenuhi target capaian SPM (Standar
pelayanan minimal), yaitu 70%, yaitu Kabupaten Musirawas, sedangkan 14
kabupaten/Kota lainnya belum mencapai target standar SPM terdiri dari 3
Kabupaten OKU, Banyuasin, dan Empat Lawang berada pada range 50-70%, dan
11 Kabupaten lainnya berada pada range terendah yaitu dibawah 50% termasuk
Kota Palembang. (Dinkes Sumsel, 2002)
Dari data profil Kesehatan Kota Palembang tahun 2014, TB menempati
peringkat ke-2 untuk penyakit infeksi terbanyak di puskesmas setelah Demam
Berdarah Dengue (DBD). Perkembangan TB paru yang diamati sejak 2005-2009
memang mengalami penurunan, penderita TB paru tertinggi tahun 2005 (1382
kasus) dan terendah tahun 2009 (1077 kasus), namun pencapaian penemuan dan
penanganan TB tersebut baru mencapai 52,3% angka tersebut masih jauh dari
target 2010 yaiu sebesar 85%.4Penemuan kasus baru TB paru (case detection rate)
di Kota Palembang mengalami peningkatan pada tahun 2013 sampai dengan 2014
yakni dari 1097 kasus menjadi 1314 kasus.(Dinkes Kota Palembang, 2014)
Salah satu upaya pemerintah dalam mewujudkan hal tersebut yaitu
membentuk Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS). Puskesmas merupakan
unit organisasi pelayanan kesehatan terdepan yang mempunyai misi sebagai pusat
pengembangan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk
masyarakat yang tinggal di suatu wilayah kerja tertentu. Puskesmas sebagai salah
satu organisasi fungsional pusat pengembangan masyarakat yang memberikan
pelayanan promotif (peningkatan), preventif (pencegahan), kuratif (pengobatan),
rehabilitatif (pemulihan kesehatan). (Kemenkes RI,2014)
Cakupan angka temuan kasus TB paru di Puskesmas Kenten Palembang
pada tahun 2016 sebesar 50,76%, angka tersebut belum mencapai target yang
ditentukan oleh dinas kesehatan kota palembang yaitu sebesar 85% dan target
nasional sebesar 70%. Tanpa penemuan kasus dan pengobatan maka program
pemberantasan TB Paru tidak akan berhasil. Berdasarkan uraian diatas, penulis
tertarik melakukan analisis mengenai faktor penyebab cakupan CDR TB paru di
Puskesmas Kenten Tahun 2016 yang belum mencapai target.

1.2. Rumusan Masalah


3

Untuk mengetahui faktor penyebab dari cakupan CDR TB paru di


Puskesmas Kenten Tahun 2016 yang belum mencapai target.

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui faktor penyebab cakupan CDR TB Paru di Puskesmas
Kenten Palembang Tahun 2016 yang belum mencapai target.

1.3.2. Tujuan Khusus


1. Mengetahui penyebab rendahnya cakupan CDR TB Paru di Puskesmas
Kenten Palembang Tahun 2016 yang belum mencapai target.
2. Diketahuinya prioritas masalah yang mengakibatkan cakupan CDR TB
Paru pada tahun 2016 di Puskesmas Kenten yang belum mencapai
target.
3. Diketahuinya akar penyebab masalah yang mengakibatkan cakupan
CDR TB Paru pada tahun 2016 di Puskesmas kenten Palembang belum
mencapai target dengan menggunakan fishbone.
4. Di dapatnya pemecahan masalah terpilih untuk menyelesaikan masalah.

1.4. Manfaat Penulisan


1.4.1. Bagi Puskesmas
Sebagai bahan kajian bagi Puskesmas dalam penentu kebijakan dalam
menaikan angka penemuan TB paru BTA positif di tahun yang akan datang.

1.4.2. Bagi Mahasiswa Klinik


Pengkajian ini merupakan salah satu cara untuk mempraktekkan teori-teori
yang telah dipelajari, serta bermanfaat sebagai ilmu bagi mahasiswa klinik yang
dapat dipergunakan dimasa yang akan datang.

1.4.3. Bagi Institusi Pendidikan


a. Meningkatkan kerjasama dan saling berbagi pengetahuan antar
mahasiswa dan staf pengajar serta Puskesmas.
b. Menjadi masukan bagi pengkaji evaluasi program puskesmas
selanjutnya.
4

You might also like