You are on page 1of 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG


Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (
pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut).Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-
partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit
masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi
ke seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang
normal dari air tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan
cairan dan elektrolit saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu
maka akan berpengaruh pada yang lainnya.

1.2. RUMUSAN MASALAH


1.2.1. Bagaimana mengkaji pasien dengan gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit?
1.2.2. Bagaimana proses analisa data keperawatan pada pasien dengan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit ?
1.2.3. Bagaimana proses diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit ?
1.2.4. Bagaimana melaksanakan intervensi pada pasien dengan gangguan keseimbangan
cairan dan elektrolit?
1.2.5. Bagaimana pengevaluasian pasien dengan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit?

1.3. TUJUAN
1.3.1. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana tindakan dalam keperawatan
menangani pasien terutama pada pasien dengan gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit
1.3.2. Untuk mengetahui bagaimana proses diagnosa keperawatan pada pasien dengan
gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

1
1.3.3. Untuk mengetahui bagaimana cara melaksanakan askep pada pasien dengan gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit
1.3.4. Untuk mengetahui evaluasi pada pasien gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit

1.4. MANFAAT
untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi para perawat maupun calon perawat dalam
menjalankan asuhan keperawatan kepada para kliennya.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. DEFINISI KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT


Cairan tubuh adalah air beserta unsur-unsurnya yang diperlukan untuk kesehatan dan
pertumbuhan sel.(Evelyn,1979). Elektrolit adalah cairan yang merupakan kimia aktif terdiri
dari cairan yang mengandung muatan negative.(Fundamental of nursing). Gangguan volume
cairan dalah suatu keadaan ketika individu beresiko mengalami penurunan, peningkatan, atau
perpindahan cepat dari satu kelainan cairan intravaskuler, interstisial dan intraseluler.
(Carpenito, 2000).
Keadaan dimana seorang individu mengalami atau berisiko mengalami kelebihan
cairan intraseluler atau interstisial. (Carpenito, 2000). Dari pengertian tersebut dapat
disimpulkan bahwa kebutuhan cairan sangat penting bagi kehidupan makhluk hidup.
Kebutuhan cairan dan elektrolit adalah suatu proses dinamik karena metabolisme tubuh
membutuhkan perubahan yang tetap dalam berespons terhadap stressor fisiologis dan
lingkungan. Cairan dan elektrolit saling berhubungan, ketidakseimbangan yang berdiri
sendiri jarang trjadi dalam bentuk berlebihan atau kekurangan. Cairan dan elektrolit sangat
diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuhtetap sehat. Keseimbangan cairan dan
elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu bagian dari fisiologi homeostatis.
Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi dan perpindahan berbagai cairan
tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air ( pelarut) dan zat tertentu (zat
terlarut).
Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-partikel bermuatan listrik yang
disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit masuk ke dalam tubuh melalui
makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air tubuh total
dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit saling
bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan berpengaruh pada
yang lainnya.

3
2.2. ETIOLOGI
1. Makanan
Makanan basi
Makanan beracun
Alergi terhadap makanan
2. Fakalogis (rasa takut dan cemas)
3. Virus
4. Bakteri

2.3. TANDA DAN GEJALA GANGGUAN ELIMINASI URIN

a. BAB lebih dari 5x/hari


b. Konsisten cair
c. Mual dan muntah
d. Anoreksia
e. Dehidrasi
f. Membran mukosa kering
g. Penurunan berat badan

2.4. PATOFISIOLOGI
Di akibatkan oleh virus
Virus masuk-Enterosit(sel epitel usus halis)-enterosit rusak diganti oleh enterosit
baru(kobuid/epitel gepeng yang belum matang)-fungsi belum baik-infeksi dan kerusakan
fili usus halus.
Fili usus halus atropi-tidak dapat mengasorbsi makanan dan cairan dengan baik-tekanan
koloid osmotik menaik-motilitas menaik-DIARE.

2.5. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium (feses rutin).


Pemeriksaan keseimbangan asam basa (AGD) analisa gas darah.
Pemeriksaan cairan dan elektrolit.

4
2.6. PENATALAKSANAAN

1. Berikan pengobatan seperti anti diare dan anti muntah


2. Lakukan kebersihan mulut sebelum dan sesudah makan
3. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan, obat dan efek pengobatan
4. Berikan makanan dan cairan.

2.7. FOKUS INTERVENSI

1. Anjurkan pasien untuk banyak minum

1. Kaji input dan output pasien


2. Berikan makanan yang rendah serat.

2. Libatkan keluarga dalam memenuhi kebutuhan fisik

a. Laksanakan advinsel/saran dokter tentang pemberian obat


b. Bantu ADL (aktivitas dan latihan).

3. Anjurkan untuk mengurangi makanan/minuman yang manis, pedas dan asam.

5
BAB III

PROSES KEPERAWATAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.RS


DENGAN GANGGUAN CAIRAN dan ELEKTROLIT
DI RUANG RAWAT INAP LANTAI II RS.GANESHA
TANGGAL 02-05 Agustus 2012
3.1 PENGKAJIAN

1. Identitas
a. Identitas Pasien
Nama : Tn.RS
Umur : 33 Tahun
Agama : Hindu
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Status : Menikah
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Suku Bangsa : Indonesia
Alamat : Br. Satria Blahbatuh
Tanggal Masuk : 30 Juli 2012
Tanggal Pengkajian : 02 Agustus 2012
No. Register : 029477
Diagnosa Medis : Diare Akut

b. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny.A
Umur : 36 Tahun
Hub. Dengan Pasien : Istri
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Br. Satria Blahbatuh

2. Status Kesehatan

6
a) Status Kesehatan Saat Ini
1) Keluhan Utama (Saat MRS dan saat ini)
Pada saat MRS dan pengkajian, pasien mengeluh lemas di seluruh badannya.

2) Alasan masuk rumah sakit dan perjalanan penyakit saat ini


Sekitar 2 bulan yang lalu pasien mengalami diare dan dibawa ke dokter lalu diberi obat
dan injeksi, namun tidak sembuh-sembuh. Kemudian keluarga mencoba pengobatan non-
medis, dan dikatanya pasien terkena penyakit magic, namun tidak sembuh juga. Setelah
beberapa minggu kondisi pasien semakin memburuk, sehingga istri pasien membawa pasien
ke RS.Ganesha pada tanggal 30 juli 2012, pada pukul 20.00 Wita. Sesampainya di RS pasien
langsung dirujuk ke IGD, keadaan pasien saat itu lemes, pusing, dan enek di bagian ulu hati,
sehinggga perawat memberikan tindakan medis seperti memasang infus, mengukur TTV dan
akhirnya dibawa ke ruang rawat inap lantai 2 RS.Ganesha.
Pada saat pengkajian pasien mengeluh masih sedikit pusing, enek di ulu hati serta saat
BAB fesesnya masih encer dan bercampur darah .

3) Upaya yang dilakukan untuk mengatasinya


Hal yang pertama dilakukan keluarga pasien adalah membawa pasien berobat ke dokter.

b) Satus Kesehatan Masa Lalu


1) Penyakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan bahwa ia pernah mengalami penyakit seperti batuk, pilek, dan
demam.

2) Pernah dirawat
Pasien mengatakan bahwa ia tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.

3) Alergi
Pasien mengatakan bahwa ia tidak mempunyai riwayat alergi terhadap obat-obatan
ataupun makanan

4) Kebiasaan (merokok/kopi/alkohol dll)


Pasien mengatakan bahwa ia memiliki kebiasaan minum kopi 3xsehari, minum alkohol
hampir setiap hari dan dimulai sejak SMA, serta kebiasaan merokok 7 batang per hari.

7
c) Riwayat Penyakit Keluarga
Pasien mengatakan bahwa ia maupun keluarganya tidak mempunyai riwayat penyakit
keluarga ataupun keturunan, seperti DM, asma, penyakit jantung, maupun hipertensi.

d) Diagnosa Medis dan therapy


1) Diagnosa medis : Diare Akut
2) Therapy
JENIS NAMA OBAT DOSIS RUTE
Injeksi IVFD RL+kCl IA 20 tpm Intravena
Injeksi Levolin 1x1 fls Intravena
Tablet Tri mexol forte 3x1 mg Oral
Tablet Trans fector 3x2 mg Oral
Tablet Govasol 1x1 mg Oral
Tablet Ripal bumin 3x2 mg Oral

3. Pola Kebutuhan Dasar ( Data Bio-psiko-sosio-kultural-spiritual)


a. Pola Persepsi dan Manajemen Kesehatan :
Pasien mengatakan bahwa gaya hidupnya kurang baik, karena ia memiliki
kebiasaan minum kopi 3xsehari, minum alkohol hampir setiap hari dan dimulai sejak SMA,
serta kebiasaan merokok 7 batang per hari.

b. Pola Nutrisi-Metabolik
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa ia biasa makan 4x sehari dengan 1 porsi.
Menunya seperti nasi, daging, sayur, dan makanan habis dalam 1 porsi. Pasien biasa
minum air putih 9 gelas/hari dan sering minum-minumanan yang beralkohol. Berat
badannya 55kg dan tinggi badannya 165cm.
Saat sakit : Pasien mengatakan bahwa nafsu makannnya menurun, ia makan 3x
sehari 1 porsi dengan menu bubur dan sayur bening, tetapi masih bersisa, dan biasa
minum air putih 5 gelas/hari. Berat badannya 50kg dan tinggi badannya 165cm.

c. Pola Eliminasi
1) BAB

8
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa ia biasa BAB setiap pagi hari dengan bentuk
faces padat, warna feses kuning, bau khas feses, dan feses tidak bercampur darah.
Saat sakit : Pasien mengatakan bahwa ia BAB 5x/hari dengan bentuk fases
encer, feses berwarna kuning, feses bercampur darah,terdapat sedikit lendir dan berbau
obat.
2) BAK
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa ia biasa BAK secara normal dengan
karakteristik urin cair, warnanya kuning, bau khas urine, serta tidak bercampur darah.
Saat sakit : Pasien mengatakan bahwa ia BAK 4 x/hari, dengan karakter urinenya
kuning pekat dan berbau obat.

d. Pola aktivitas dan latihan


1) Aktivitas
Kemampuan 0 1 2 3 4
Perawatan Diri
Makan dan minum
Mandi
Toileting
Berpakaian
Berpindah
0: mandiri, 1: Alat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain dan alat, 4: tergantung
total

2) Latihan
Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa ia biasa melakukan aktivitas sehari-hari
seperti bekerja
Saat sakit : Pasien mengatakan bahwa ia tidak bisa melakukan aktivitas seperti
sebelum sakit.

e. Pola kognitif dan Persepsi


Status mental pasien sadar, dapat berbicara dengan normal dan tidak ada gangguan pada
kemampuan membaca serta berinteraksinya, pendengaran dan penglihatan pasien normal.
Pasien mengatakan bahwa ia mengetahui penyakitnya.

9
f. Pola Persepsi-Konsep diri
Pasien mengatakan bahwa ia terganggu baik harga diri, konsep diri, ideal diri, identitas
diri, dan gambaran dirinya.

g. Pola Tidur dan Istirahat


Sebelum sakit : Pasien mengatakan bahwa ia sering tidur larut malam, biasanya
tidur 8 jam sekitar dari pukul 01.00 Wita sampai dengan 09.00 Wita, ia tidur dengan
nyenyak.
Saat sakit : Pasien mengatakan bahwa ia tidak bisa tidur dengan nyenyak,
biasanya ia tidur pukul 20.00 Wita dan sering terbangun.

h. Pola Peran-Hubungan
Pasien mengatakan bahwa dukungan keluarganya sangat berpengaruh dalam proses
penyembuhannya.

i. Pola Seksual-Reproduksi
Pasien mengatakan bahwa ia mempunyai 1 orang anak laki-laki yang masih bersekolah.

j. Pola Toleransi Stress-Koping


Pasien mengatakan bahwa ia tidak dapat makan dan minum-minuman kesukaannya, ia
hanya bisa menahan keinginannya tersebut, tetapi tidak sampai membuatnya depresi hanya
saja merasa sedih karena penyakitnya menggagalkan semua rencana kegiatannya. Pasien
memiliki keinginan keras untuk sembuh.

k. Pola Nilai-Kepercayaan
Pasien mengatakan bahwa ia beragama hindu dan biasanya bersembahyang ke pura pada
hari-hari tertentu saja. Saat sakit ia biasa lebih sering berdoa di tempat tidur saja.

4. Pengkajian Fisik
a. Keadaan umum : Lemas
Tingkat kesadaran : komposmetis / apatis / somnolen / sopor/koma

10
GCS : verbal=5, Psikomotor = 6, Mata = 4
b. Tanda-tanda Vital :
Nadi = 60, Suhu = 37C, TD = mmHg, RR = 20
c. Keadaan fisik
a. Kepala dan leher :
Bentuk kepala pasien normal simetris, tidak terlihat adanya alopesia, warna rambut hitam,
kebersihan cukup, tidah terdapat luka pada kulit kepala dan wajah, tidak ada nyeri tekan,
tidak teraba massa. Alis dan mata terlihat simetris, tidak terdapat udim palpebra, sklera
aninterik, pupil isokor miosis, konjungtiva anemis. Hidung simetris, tidak terlihat adanya
serumen, penyebaran silia merata, tidak teraba massa dan nyeri tekan pada sinus frontalis,
sinus etmoidalis, sinus spenoidalis, dan sinus masilaris. Telinga simetris, tidak terlihat adanya
serumen dan discart, tidak terlihat adanya betelsains, tidak teraba massa dan nyeri tekan pada
tragus, cartilago, dan aurikul. Mulut simetris, mukosa bibir kering, tidak terlihat adanya
stomatitis. Leher terlihat simetris, tidak terlihat adanya hiperpigmentasi, tidak terlihat adanya
lesi, tidak terlihat peningkatan JVP, tidak teraba massa pada kelenjar tiroid dan kelenjar
limfe.
b. Dada :
Paru
Bentuk paru terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, terlihat adanya
tatto,tidak teraba massa dan nyeri tekan, terdengar suara sonor pada ICS 2-8.
Jantung
Terlihat iktus kordis,terdengar suara S1 dan S2 tunggal reguler tidak teraba massa dan
nyeri tekan.
c. Payudara dan ketiak :
Bentuk payudara terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat
hiperpigmentasi, tidak teraba massa dan nyeri tekan.
d. Abdomen :
Tidak terlihat adanya hiperpigmentasi,tidak terlihat adanya lesi pada abdomen.
Terdengar gerakan peristaltik 37 kali/menit. Terdapat nyeri tekan pada abdomen. Terdengar
suara pekak.
e. Genetalia :
Tidak terkaji
f. Integumen :

11
Tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat hiperpigmentasi, terlihat adanya tatto
di bagian tangan, kaki, dada dan punggung, kulit terlihat kering dan turgor kulit tidak elastis.
g. Ekstremitas :
Atas
Tangan terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat
hiperpigmentasi, terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering, terjadi refleks bisep, dan
kekuatan otot 4.
Bawah
Kaki terlihat simetris, tidak terlihat adanya lesi dan udim, tidak terlihat hiperpigmentasi,
terlihat adanya tatto, dan turgor kulit kering, terjadi refleks babinskyn, terjadi refleks patela,
dan kekuatan otot 4.
h. Neurologis :
Status mental dan emosi :
Ekspresi wajah pasien tampak sedih dan kesal karena harus bolak-balik toilet
Pengkajian saraf kranial :
Semua saraf kranial yang mengatur panca indra pasien berfungsi secara normal
Pemeriksaan refleks :
Semua refleks pada pasien berfungsi secara normal

b) Pemeriksaan Penunjang
1. Data laboratorium yang berhubungan
Hematologi rutin pada tanggal 30 Juli 2012

JUMLAH SEL HASIL SATUAN NILAI RUJUKAN


DARAH
Hemoglobin (HGB) -10,5 g/dl 13,0-18,0
Hematokrit (HTC) -31,8 % 40-52
Lekosit (WBC) 7,80 10^3/UL 3,8-10,6
Trombosit (PLT) 346 10^3/UL 150-440
Eritrosit (RBC) -3,64 10^3/UL 4,5-6,5
RDW 12,9 % 10-16
MPV -7,1 fL 7,2-11,1

12
PCT 0,2 % 0,2-0,5
MCV 87,4 fL 80-100
MCH 28,8 Pg 26-34
MCHC 33,0 Pg 32-36
Limfosit % 10,7 % 20-35
Monosit % 3,3 % 2-8
Gran % 86,0 % 50-80
Lymp # 0,80 10^3/UL 1-5
Monosit # 0,30 10^3/UL 0,1-1
Gran # 6,50 10^3/UL 2-8

Pemeriksaan pada tanggal 1 Agustus 2012


NAMA HASIL NILAI SATUAN KET.
PEMERIKSAAN RUJUKAN
FUNGSI HATI
Albumin 2,6* 3,4-4,8 g/dl
ELEKTROLIT
Natrium (Na) 138 135-147 mmol/L
Kalium (K) 2,2* 3,5-5,0 mmol/L
Chloride (Cl) 9,8 98-106 mmol/L

2. Pemeriksaan radiologi : -
3. Hasil konsultasi : -
4. Pemeriksaan penunjang diagnostic lain :-

13
3.2 ANALISA DATA
A. Tabel Analisa Data
NO. DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS : Mukosa bibir kering Kekurangan volume
Pasien mengatakan biasa cairan
minum air putih 5 gelas/hari.
Pasien mengatakan bahwa ia Kurang minum
BAK 4 x/hari, dengan karakter
urinenya kuning pekat dan
berbau obat. dehidrasi
DO :
Kulit pasien terlihat kering dan
turgor kulit tidak elastis
konjungtiva anemis
mukosa bibir kering
TD = mmHg

2. DS : Ketidakseimbangan
Pasien mengatakan bahwa Anoreksia nutrisi, kurang dari
nafsu makannnya menurun, ia kebutuhan tubuh
makan 3x sehari 1 porsi dengan
menu bubur dan sayur bening, Makan sedikit
tetapi masih bersisa
Pasien mengatakan bahwa ia
BAB 5x/hari dengan bentuk Badan lemah
fases encer, feses berwarna
kuning, feses bercampur
darah,terdapat sedikit lendir dan Intoleransi aktivitas
berbau obat.
Pasien mengatakan BB 50 kg
dan TB 165cm
Pasien mengatakan sedikit
pusing
DO:

14
Konjungtiva anemis
Wajah pasien terlihat pucat
Pasien terlihat lemas
Mukosa bibir kering
3. DS : Susah tidur Insomnia
Pasien mengatakan bahwa ia
tidak bisa tidur dengan nyenyak,
biasanya ia tidur pukul 20.00 Wajah pucat
Wita dan sering terbangun.
DO:
Wajah pasien terlihat pucat insomnia
Terlihat adanya lingkaran hitam
pada sekitar mata pasien

3.3. Tabel Daftar Diagnosa Keperawatan /Masalah Kolaboratif Berdasarkan Prioritas

NO TANGGAL / DIAGNOSA KEPERAWATAN TANGGAL Ttd


JAM TERATASI
DITEMUKAN
1. 2-8-2012 Kekurangan volume cairan berhubungan dengan 5-8-2012
Pkl. 11.00 kehilangan cairan ditandai dengan pasien
mengatakan biasa minum air putih 5 gelas/hari,
pasien mengatakan bahwa ia BAK 4 x/hari,
dengan karakter urinenya kuning pekat dan berbau
obat, kulit pasien terlihat kering dan turgor kulit
tidak elastis, konjungtiva anemis, mukosa bibir
kering, dan TD = mmHg

15
2. 2-8-2012 Ketidak seimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan 5-8-2012
Pkl. 11.00 tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk
mengabsorpsi nutrien ditandai dengan pasien
mengatakan bahwa nafsu makannnya menurun, ia
makan 3x sehari 1 porsi dengan menu bubur dan
sayur bening, tetapi masih bersisa, pasien
mengatakan bahwa ia BAB 5x/hari dengan
bentuk fases encer, feses berwarna kuning, feses
bercampur darah,terdapat sedikit lendir dan berbau
obat, pasien mengatakan berat badannya 50kg dan
tinggi badannya 165cm, pasien mengatakan sedikit
pusing, konjungtiva terlihat anemis, wajah pasien
terlihat pucat, pasien terlihat lemas dan mukosa
bibir kering
3. 2-8-2012 Insimnia berhubungan dengan tidur terputus 5-8-2012
Pkl. 11.00 ditandai dengan pasien mengatakan bahwa ia tidak
bisa tidur dengan nyenyak, biasanya ia tidur pukul
20.00 Wita dan sering terbangun, wajah pasien
terlihat pucat, dan terlihat adanya lingkaran hitam
pada sekitar mata pasien.

16
3.4. Rencana Tindakan Keperawatan
Rencana Perawatan Ttd
Hari/ No
Tujuan dan
Tgl Dx Intervensi Rasional
Kriteria Hasil
Kamis, 1 Setelah diberikan Kaji tanda vital, Kekurangan /
2-8- askep selama 3x24 contoh TD, frekuensi perpindahan cairan
2012 jam, diharapkan jantung, nadi, dan meningkatkan frekuensi
volume cairan pasien suhu (kesamaan dan jantung, menurunkan
dapat kembali volume TD, dan mengurangi
normal, dengan KH : Catat perubahan volume nadi.
Turgor kulit dapat mental, turgor kulit, Penurunan curah
kembali elastic hidrasi, membrane jantung mempengaruhi
kembali dalam 3 mukosa, dan perfusi/ fungsi serebral.
detik karaktersputum Kekurangan cairan juga
Mukosa bibir dapat diidentifikasi
lembab Ukur/hitung dengan penurunan turgor
Tidak terjadi masukan, kulit, membrane mukosa
dehidrasi pengeluaran, dan kering, dan viskositas
TTV : keseimbangan cairan. secret kental.
TD = mmhg Catat kehilangan tak Memberikan informasi
S = 36-37 C tampak. tentang status cairan
N = 60-90 Timbang berat umum. Kecenderungan

RR = 12-20 badan keseimbangan cairan


negatifdapat
Kaji tanda vital, menunjukan terjadinya
contoh TD, frekuensi deficit.
jantung, nadi, dan Perubahan cepat
suhu menunjukkan gangguan
Berikan cairan IV dalam air tubuh total
dalam observasi ketat Untuk membedakan
dengan alat control TTV normal klien
sesuai indikasi dengan keadaan pada
saat sakit.

17
Memperbaiki/mempert
ahankan volume
Awasi/ganti sirkulasi dan tekanan
elektrolit sesuai osmotic. Catatan
indikasi meskipun kekurangan
cairan, pemberian dapat
mengakibatkan
peningkatan kongesti
paru, pengaruh negative
fungsi pernafasan
Elektrolit
khususnyakalium dan
natrium mungkin
menurun sebagai akibat
terapi diuretic

18
Kamis, 2. Setelah diberikan Buat jadwal Setelah tindakan
2-8- askep selama 3x24 masukan tiap jam. pembagian, kapasitas
2012 jam, diharapkan Anjurkan mengukur gaster menurun kurang
asupan makanan cairan/ makanan dan lebih 50 ml, sehingga
pasien dapat kembali minuman sedikit demi perlu makan sering
normal, dengan KH : sedikit atau makan
Nafsu makan dengan perlahan
kembali normal Timbang berat Pengawasan kehilangan
Karakteristik feses badan dan alat pengkajian
dapat kembali kebutuhan nutrisi/
normal keefektifan terapi
Tubuh pasien Tekankan
dapat kembali sehat pentingnya menyadari Makan berlebihan dapat
BB pasien dari kenyang dan menyebabkan
50kg menjadi 53kg. menghentikan mual/muntah atau
masukan kerusakan operasi
Beritahu pasien pembagian
untuk duduk saat
makan/ minum Menurunkan
Diskusikan yang kemungkinan aspirasi
disukai pasien dan
masukan dalam diet Dapat meningkatkan
murni masukan, meningkatkan
Kaji tanda vital, rasa berpartisipasi/
contoh TD, frekuensi control
jantung, nadi, dan
suhu Untuk membedakan
Rujuk ke ahli gizi TTV normal klien
dengan keadaan pada
Berikan tambahan saat sakit.
vitamin B12 injeksi,
folat, dan kalsium Perlu bantuan dalam
sesuai indikasi perencanaan diet yang

19
memenuhi kebutuhan
nutrisi

Tambahan dapat
diperlukan untuk
mencegah anemia karena
gangguan absorpsi.

Peningkatan motilitas
usus setelah prosedur
bypass merendahkan
kadar kalsium dan
meningkatkan absorpsi
oksalat, dimana dapat
menimbulkan
pembentukan batu urine.

20
Kamis, 3. Setelah diberikan Batasi masukan Kafein dapat
2-8- askep selama 3x24 makanan/ minuman memperlambat pasien
2012 jam diharapkan pola mengandung kafein untuk tidur dan
tidur pasien dapat mempengaruhi tidur
kembali normal, tahap REM,
dengan KH: mengakibatkan pasien
Pasien dapat tidur Dukung kelanjutan tidak merasa segar saat
dengan nyenyak kebiasaan ritual bangun.
Tidak terlihat sebelum tidur
lingkaran hitam pada Pastikan kebiasaan Meningkatkan relaksasi
mata defekasi pasien dan dan kesiapan untuk tidur
Pasien tidak gaya hidup
terjaga sebelumnya. Membantu dalam
Tinjau ulang pola pembentukkan jadwal
diet dan jumlah/ tipe irigasi efekttif untuk
masukan cairan pasien kolostomi

Masukan adekuat dari


Libatkan pasien serat dan makanan kasar
dalam perawatan memberikan bulk, dan
ostomi secara cairan adalah factor
bertahap penting dalam
penentuankriteria feses.
Berikan analgesic,
sedative saat tidur Rehabilitasi dapat
sesuai indikasi dipermudah dengan
mendorongpasien
mandiri dan terkontrol

Nyeri mempengaruhi
pasien untuk
jatuh/tertidur

21
3.5. Evaluasi Keperawatan
Hari/Tgl No
No Evaluasi TTd
Jam Dx
1. Minggu, 1. S = Pasien mengatakan minumnya 7 gelas
5-8-2012 /hari
Pkl 16.15 Wita O = mukosa bibir terlihat kering, turgor kulit
tidak elastic, TTV :
Nadi = 80

Suhu = 36,7 C
TD = mmHg

RR = 20
A = masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
Memberikan minum seperti air putih
Mengkaji TTV

2. Minggu, 2. S = Pasien mengatakan nafsu makannya


5-8-2012 menurun
Pkl 17.15 Wita O = makanan pasien terlihat masih bersisa
A = Masalah teratasi sebagian
P = lanjutkan intervensi
Menganjurkan makan dengan perlahan
Mengkaji karakteristik feses pasien
Menimbang berat badan pasien

3. Minggu, 3. S = pasien mengatakan lebih nyaman dan dapat


5-8-2012 tidur dengan nyenyak
Pkl 07.15 Wita O = tempat tidur pasien terlihat lebih bersih dan
lingkaran hitam pada mata terlihat berkurang
A = Masalah sudah teratasi
P = Pertahankan kondisi

22
BAB IV

PENUTUP

1.1. KESIMPULAN
Cairan dan elektrolit sangat diperlukan dalam rangka menjaga kondisi tubuh tetap
sehat. Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh adalah merupakan salah satu
bagian dari fisiologi homeostatis. Keseimbangan cairan dan elektrolit melibatkan komposisi
dan perpindahan berbagai cairan tubuh. Cairan tubuh adalah larutan yang terdiri dari air (
pelarut) dan zat tertentu (zat terlarut). Elektrolit adalah zat kimia yang menghasilkan partikel-
partikel bermuatan listrik yang disebut ion jika berada dalam larutan. Cairan dan elektrolit
masuk ke dalam tubuh melalui makanan, minuman, dan cairan intravena (IV) dan didistribusi
ke seluruh bagian tubuh.
Keseimbangan cairan dan elektrolit berarti adanya distribusi yang normal dari air
tubuh total dan elektrolit ke dalam seluruh bagian tubuh. Keseimbangan cairan dan elektrolit
saling bergantung satu dengan yang lainnya; jika salah satu terganggu maka akan
berpengaruh pada yang lainnya.

1.2. SARAN
Semoga dengan terselesainya makalah ini dapat membantu segala pihak khususnya
para perawat dan calon perawat dalam menjalankan asuhan keperawatan yang berhubungan
dengan suatu kasus seperti gangguan keseimbngan cairan dan elektrolit , supaya memberikan
pelayanan yang lebih baik kepada kliennya.

23

You might also like