You are on page 1of 14

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Teori menghasilkan pengetahuan keperawatan yang dapat digunakan

dalam praktik. Integrasi teori ke dalam praktik merupakan dasar profesi

keperawatan (McEwen dan Wills, 2007). Selain itu, teori dapat menunjukkan

bagaiman perawat menggunakan proses keperawatan.

Teori keperawatan adalah konseptualitas dari beberapa aspek keperawatan

untuk mancapai tujuan menggambarkan, menjelaskan, memperkirahkan, dan

/atau pelaksanaan asuhan keperawatan (Meleis, 2006). Teori kepearawatan

membuata perawat- perawat melihat situasi klien secara perspektif, sebuah

cara untuk mengolah data,dan sebuah metode untuk menganalisis dan

menginterpretasi informasi. Teori keperawatan membuat perawat-perawat

melihat situasi klien secara perspektif, sebuah cara untuk mengolah data, dan

sebuah metode untuk menganalisis dan menginterpretasi informasi.

Misalnya, Teori Rogers yang memiliki tujuan keperawatan yaitu

mengelola dan mempromosikan kesehatan, pencegahan penyakit, pelayanan,

serta rehabilitasi penyakit dan klien yang cacat melalui ilmu kemanusiaan

keperawatan(Rogers 1970 & 1990). Menurut Martha Rogers (1970)

menganggap individu sebagai energi lingkungan yang berada dalam jagat

raya. Individu secara keseluruhan berinteraksi terus-menerus dengan

lingkungan, mempunyai integritas pribadi dan karakter (Rogers, 1970 &

1990).

1
Manusia tunggal adalah suatu energi lingkungan empat dimensi yang

dikenali dari bentuk dan karakteristik tertentu dan tidak dapat diperkirakan

dari bagian pengetahuan (Tomey dan Alligood, 2006). Empat dimensi dari

teori Rogers-energi: lingkungan keterbukaan, bentuk dan organisasi, serta

dimensionalitas-membantu dalam perkembangan prinsip yang berhubungan

dengan perkembangan manusia.

B. Tujuan

Adapun tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Mengetahui biografi Martha Elizabeth Rogers.

2. Menjelaskan definisi dan konsep teori keperawatan Martha Elizabeth

Rogers.

3. Mengetahui gambar dari teori keperawatan Martha Elizabeth Rogers.

4. Menjelaskan aplikasi dari teori Martha Elizabeth Rogers.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Biografi Martha Elizabeth Rogers

Martha Elizabeth Roger lahir pada tanggal 12 Mei 1914 di Dallas, Texas.

Beliau memulai karir sarjananya ketika beliau masuk di Universitas

Tennessee di Knoxville pada tahun 1931. Beliau masuk sekolah keperawatan

di RSU Knoxville pada September 1933. Beliau menerima gelar Diploma

Keperawatan pada tahun 1936 dan menerima gelar B.S dari George Peabody

College di Masville pada tahun 1937. Pada tahun 1945 beliau mandapat gelar

MA dalam bidang pengawasan kesehatan masyarakat dari Fakultas Keguruan

Universitas Columbia, New York. Beliau menjadi Eksekutif Direktur dari

pelayanan keperawatan di Phoenix, AZ. Beliau meninggalkan Arizona pada

tahun 1951 dan kembali melanjutkan sekolah di Universitas Johns Hopkins,

Baltimre MD dg memperoleh gelar MPH tahun 1952 dan Sc.D tahun 1954.

Beliau di tetapkan menjadi Kepala Bagian Keperawatan di New York

University pada tahun 1954. (Perry,2006)

Secara resmi beliau mengundurkan diri sebagai Professor dan Kepala

Bagian Keperawatan pada tahun 1975 setelah 21 tahun dalam pelayanan.

Pada tahun 1979 beliau pensiun dengan hormat dengan memakai gelar

Professornya dan terus aktif mengembangkan dunia keperawatan sampai

beliau meninggal pada 13 maret 1994.

Dalam teorinya, Martha Rogers (1970), mempertimbangkan manusia

(kesatuan manusia) sebagai sumber energi yang menyatu dengan alam

3
semesta. Manusia berada dalam interaksi yang terus menerus dengan

lingkungan (lutjens,1995). Selain itu, manusia merupakan satu kesatuan utuh

memiliki integritas diri dan menunjukkan karakteristik yang lebih dari

sekedar gabungan dari beberapa bagian (Rogers 1970).

Manusia yang utuh merupakan Empat sumber dimensi energi yang

diidentifikasi oleh pola dan manisfestasi karakteristik spesifik yang

menunjukkan kesatuan dan yang tidak dapat di tinjau berdasarkan bagian

pembentuknya (Maminer Toey,1994).

Keempat dimensi yang digunakan oleh Martha E. Rogers sumber energi,

keterbukaan, keteraturan dan pengorganisasian, dan empat dimensionalitas

manusia digunakan untuk menentukan prinsip mengenai bagaimana

berkembang.

B. Definisi Teori Keperawatan Martha Elizabeth Rogers

Keperawatan adalah ilmu humanisti/humanitarian yang menggambarkan

dan memperjelas bahwa manusia dalam strategi yang utuh dan dalam

perkembangan hipotesis secara umum dengan memperkirakan prinsip

prinsip dasar untuk ilmu pengetahuan praktis. Ilmu keperawatan adalah ilmu

kemanusiaan, mempelajari tentang alam dan hubungannya dengan

perkembangan manusia. (Perry,2006)

Rogers mengungkapkan bahwa aktivitas yang di dasari prinsip prinsip

kreatifitas, seni dan imaginasi. Aktifitas keperawatan dinyatakan Rogers

merupakan aktifitas yang berakar pada dasar ilmu pengetahuan abstrak,

pemikiran intelektual, dan hati nurani. Rogers menekankan bahwa

4
keperawatan adalah disiplin ilmu yang dalam aktifitasnya mengedepankan

aplikasi keterampilan, dan teknologi. Aktivitas keperawatan meliputi

pengkajian, intervensi, dan pelayanan rehabilitatif senantiasa berdasar pada

konsep pemahaman manusia / individu seutuhnya. (Perry,2006)

C. Asumsi dasar
Dasar teori Rogers adalah ilmu tentang asal usul manusia dan alam

semesta seperti antropologi, sosiologi, agama, filosofi, perkembangan sejarah

dan mitologi. Teori Rogers berfokus pada proses kehidupan manusia secara

utuh. Ilmu keperawatan adalah ilmu yang mempelajari manusia, alam dan

perkembangan manusia secara langsung.

Berdasarkan pada kerangka konsep yang dikembangkan oleh Rogers

(1970) ada lima dasar asumsi tentang manusia, yaitu:

1. Manusia adalah satu kesatuan, proses integritas individu dan

mewujudkan karakteristik yang lebih dan perbedaan dari jumlah

bagian-bagiannya. Manusia kelihatan seperti bagian terkecil dan

menghilang lenyap dari pandangan. Karena kesatuan ini menghasilkan

variabel dan secara konstan mengubah pola ini. Manusia merupakan

makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya

berbeda di beberapa bagian. Secara signifikan mempunyai sifat-sifat

yang khusus jika semuanya jika dilihat secara bagian perbagian ilmu

pengetahuan dari suatu subsistem tidak efektif bila seseorang

memperhatikan sifat-sifat dari sistem kehidupan manusia. Manusia

akan terlihat saat bagiannya tidak dijumpai.

5
2. Individu dan lingkungan terus mengalami perubahan materi dan

energi. Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-

menukar energi dan material satu sama lain. Beberapa individu

mendefenisikan lingkungan sebagai faktor eksternal pada seorang

individu dan merupakan satu kesatuan yang utuh dari semua hal.

3. Mempercayai bahwa proses hidup manusia tidak dapat diulang dan

tidak dapat diprediksi sepanjang ruang dan waktu. Individu tidak

pernah dapat mundur atau jadilah sesuatu ia atau dia sebelumnya.

Bahwa proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan

saling bergantung dalam satu kesatuan ruang waktu secara terus

menerus. Akibatnya seorang individu tidak akan pernah kembali atau

menjadi seperti yang diharapkan semula.

4. Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang

inovatif. Mengidentifikasi pola manusia dan mencerminkan keutuhan

yg inovatif, pola teladan ini mempertimbangkan pengaturan diri,

ritme, dan teori pengaruh energi. Mereka memberi kesatuan dan

mencerminkan suatu alam semesta yang kreatif dan dinamis.

5. Individu dicirikan oleh kapasitas abstraksi dan citra, bahasa dan

berpikir, sensasi dan emosi. Hanya manusia yang mampu untuk

berfikir menjadi siapa dan keluasan dari alam semesta ini. Dari

seluruh bentuk kehidupan di dunia hanya manusia yang mampu

berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.

6
Berdasarkan pada asumsi-asumsi, terdapat 4 batasan utama yang

ditunjukkan oleh Martha E. Roger :

1. Sumber energi

2. Keterbukaan

3. Pola-pola perilaku

4. Ukuran-ukuran 4 dimensi

Martha E. Roger mengemukakan empat konsep besar tersebut dan

menghadirkan lima asumsi tentang manusia. Tiap orang dikatakan sebagai

suatu yang individu utuh. Manusia dan lingkungan selalu saling bertukar

energi. Proses yang terjadi dalam kehidupan seseorang tidak dapat diubah dan

berhubungan satu sama lain pada dimensi ruang dan waktu. Hal tersebut

merupakan pola kehidupan.

D. Prinsip Homeodinamika

Teori ini menyatakan bahwa dalam keperawatan digunakan

hemodinamika untuk melayani manusia, yaitu :

1. Integritas (Integrality), adalah proses berhubungan dengan yang

menguntungkan antar manusia dan ingkungannya secara

berkesinambngan.

2. Resonansi ( Resonancy), prinsip ini membicarakan tentang alam dan

perubahan yang terjadi antar manusia dan lingkungannya. Resonansi

dapat dijelaskan sebagai suatu pola pola gelombang yang itunjukan

dengan perubahan perubahan dari frekuens terendah keprekuensi

yang lebih tinggi pada gelombang perubahan.

7
3. Helicy, Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan

hubungan manusia dan lingkungan adalah berkesinambungan,

inovatif, ditunjukkan dengan peningkatan jenis pola pola perilaku

manusia dan lingkugan yang menimbulkan kesinambungan,

menguntungkan, merupakan interaksi yang simultan antara manuia

dan lingkungan bukan menyataan ritmitasi.

Rencana keperawatan pada bagian helicy membutuhkan penerimaan

individu terhadap perubahan yang terjadi strategi untuk meningkatkan dan

memodifikasi irama dan tujuan hidup. Untuk itu dibutuhkan informasi dan

partisipasi aktif klien pada proses keperawatan. Konsep yang menyebutkan

manusia adalah unik dan dapat dikenali karena kemampuannya dalam

merasakan, memberi kesempatan perawat untuk membantu memecahkan

masalah kesehatannya dan mengatur agar tujuannya dapat mencapai

kesehatan.

E. Teori Martha Roger dan Karakteristik Teori

1. Teori dapat saling berhubungan menciptakan perbedaan pandangan

suatu fenomena tertentu. Teori keperawatan utamanya digunakan

dalam prinsip homeodynamic untuk pelayanan kemanusiaan memaksa

untuk melihat keperawatan dengan cara berbeda.

2. Teori harus murni logis. Pasti ada perkembangan logis dalam

konstruksi utama. Hasil perkembangan logis ini di proses dari

identifikasi anggapan, melalui blok bangunan, dengan prinsip

homeodinamika.

8
3. Teori harus relatif sederhana namun umum. Telah dinyatakan bahwa konsepsi

Rogers manusia yang elegan di dalamnya terdapat kesederhanaan (Fawcert,

1989). Namun, teori jauh lebih sederhana dalam tingkat abstraksi dan

berkontribusi pada kesulitan pemahaman. Serta didasarkan pada penggunaan

sistem terbuka yang kompleks.

4. Teori dapat menjadi dasar untuk hipotesis yang dapat diuji untuk memperluas

teori.

5. Teori berkontribusi dan membantu meningkatkan pengetahuan umum tubuh

dalam tanpa menghilangkan kedisiplinan melalui penelitian yang dilakukan

untuk memvalidasi mereka. Teori ini dirancang untuk meminimalkan

masalah penelitian, kurangnya kesederhanaan, definisi operasional, dan

instrumen yang valid untuk mengukur hasil sehingga keperawatan benar-

benar bisa mendapatkan keuntungan dari sistem abstrak Roger.

6. Teori digunakan oleh praktisi untuk membimbing dan meningkatkan praktek

mereka.Ketika ide tersebut diaplikasikan untuk praktek keperawatan,

pemahaman perilaku klien mengambil dimensi baru. Selain itu, intervensi

keperawatan seperti sentuhan terapeutik dan penggunaan cahaya, warna,

musik, dan gerakan telah diturunkan dari ajaran Rogers.

7. Teori harus konsisten dengan validasi teori laim, hukum, dan prinsip-prinsip.

Sifat abstrak dari sistem menyediakan potensi besar untuk menghasilkan

pertanyaan untuk studi lebih lanjut dan yang berasal intervensi untuk praktek

keperawatan. Sistem Rogers juga telah berperan dalam pengembangan teori-

teori lainnya. Newman (1994) Parse dan (1992) karya dua contoh tersebut.

9
F. PANDANGAN MARTHA ROGER TERHADAP KONSEP DASAR

KEPERAWATAN

Rogers meletakan sekumpulan asumsi-asumsi dasar yang

menggambarkan proses kehidupan manusia. Asumsi-asumsi yang merupakan

kunci utama Martha E. Rogers terhadap empat konsep sentral adalah sebagai

berikut :

1. Konsep tentang manusia

Manusia merupakan satu kesatuan yang utuh dan memiliki sifat

dan karakter yang berbeda-beda. Proses kehidupan manusia dinamis

selalu berinteraksi dengan lingkungan, saling mempengaruhi dan

dipengaruhi atau sebagai system terbuka. Rogers juga mengkonsepkan

manusia sebagai unit yang mampu berpartisipasi secara kreatif dalam

perubahan. (Meleis, 2007).

2. Konsep tentang lingkungan

Lingkungan sebagai tempat bangunan energi yang tidak dapat

direduksi yang diidentifikasi dengan pola dan manifestasi karakteristik

yang spesifik. Lingkungan mencakup segala sesuatu yang berada

diluar yang diberikan oleh bangunan manusia. (Meleis 2007).

3. Konsep tentang kesehatan

Istilah kesehatan digunakan sebagai terminologi nilai yang

ditentukan oleh budaya atau individu. Kesehatan dan penyakit

merupakan manifestasi pola dan diangap menunjukkan pola perilaku

yang nilainya tinggi dan rendah. Rogers memandang konsep sehat-

sakit sebagai suatu ekspresi dari interaksi manusia dengan

10
lingkungannya dalam proses yang mendasar (Fitzpatrick dan Whall,

1986).

4. Konsep tentang keperawatan

Rogers menyatakan bahwa ilmu keperawatan adalah Unitary

Human Being, yaitu manusia sebagai unit. Dia mengartikan bahwa

tidak ada ilmu lain yang mempelajari manusia secara keseluruhan atau

utuh. Rogers menjelaskan keperawatan sebagai profesi yang

menggabungkan unsur ilmu pengetahuan dan seni. Keperawatan

adalah ilmu pengetahuan humanistik yang didedikasikan untuk

menghibur agar dapat menjaga dan memperbaiki kesehatan, mencegah

penyakit, dan merawat serta merehabilitasi seseorang yang sakit dan

cacat. Praktek professional keperawatan bersifat kreatif, imajinatif,

eksis untuk melayani orang, hal tersebut berakar dalam keputusan

intelektual, pengetahuan abstrak dan perasaan mahkluk. (Rogers,1992

dalam Meleis 2007).

G. APLIKASI KEPERAWATAN MARTHA ROGER

Jika profesi keperawatan dipandang sebagai kepedulian pada umat

manusia, prinsip-prinsip homeodinamika memberikan pedoman untuk

memprediksi sifat dan arah perkembangan individu sebagai respon terhadap

masalah kesehatan. Untuk berhasil menggunakan prinsip-prinsip

homeodinamika, diperlukan pertimbangan perawat dan melibatkan perawat

dan klien dalam proses keperawatan. Jika sesuatu atau seseorang di luar

11
individu adalah bagian dari lingkungan, maka perawat akan menjadi bagian

dari lingkungan klien.

Dalam tahap keperawatan, semua fakta dan opini tentang klien dan

lingkungan dikumpulkan. Karena keterbatasan kita dalam mengukur dan alat

pengumpulan data, informasi yang dikumpulkan sesering mungkin dari suatu

pemisahan diri atau bagian lainnya. Namun, untuk melaksanakan pedoman,

analisis data harus dalam keadaan yang mencerminkan keutuhan, yang

mungkin dicapai dengan menanyakan beberapa pertanyaan dan mendapat

respon dari data yang ada.

Martha E. Rogers mengungkapkan bahwa teori yang diambilnya dari

konsepnya sangat mungkin untuk di terapkan dalam praktik keperawatan.

Malinski (1986) mencatat ada tujuh trend yang ada dalam praktik

keperawatan, yang kesemuanya berdasar pada konsep teori yang di

kemukakan Martha E Rogers.

1. Pemberian kewenangan penuh dalam hubungan perawat klien.

2. Menerima perbedaan sebagai sesuatu yang wajar.

3. Penyesuaian terhadap pola.

4. Menggunakan modalitas gelombang seperti lampu musik, pergerakan

dalam proses penyembuhan.

5. Menunjukkan suatu perubahan yang positif.

6. Memperluas fase pengkajian dalam proses keperawatan.

7. Menerima hubungan yang menyeluruh dalam hidup.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil penulisan makalah teori keperawatan Martha E. Rogers penulis

dapat menarik kesimpulan bahwa model Rogerian muncul dari basis sejarah

yang luas dan telah pindah ke garis terdepan sebagai pengetahuan ilmiah telah

berkembang. memahami konsep dan prinsip-prinsip ilmu manusia kesatuan

memerlukan pondasi dalam pendidikan umum, kesediaan untuk melepaskan

tradisional, dan kemampuan untuk melihat dunia dalam cara baru dan kreatif.

muncul dari dasar pendidikan yang kuat, model memberikan kerangka kerja

yang menantang dari yang untuk memberikan asuhan keperawatan. ide-ide

abstrak diuraikan dalam model Rogerian congruance mereka dengan

knowlodge ilmiah modern memacu teori-teori baru dan menantang yang lebih

pemahaman manusia kesatuan. keperawatan sarjana dan praktisi yang

membawa ide-ide rogers ke abad berikutnya.

B. Saran

Dengan adanya teori keperawatan Martha E. Rogers yang memandang

manusia secara keseluruahn dan terus-menerus terjadi pertukaran energi

dengan lingkungannya. Keperawatan merupakan seni dan ilmu yang

berhubungan lansung terhadap kebutuhan manusia dengan sifat dasar dan

perkembangan manusia. Maka perawat memerlukan kreatifitas dalam

pemenuhan kebutuhan dasar manusia. Untuk meningkatkan status kesehatan

manusia.

13
DAFTAR PUSTAKA

Perry dan Potter. (2009). Fundamental keperawatan ed 7. Jakarta: Salemba

Medika

14

You might also like