Professional Documents
Culture Documents
A. FOKUS PENGKAJIAN
ginjal kronik menurut Doeges (2000), dan Smeltzer dan Bare (2002) ada berbagai
macam, meliputi :
1. Demografi
gagal ginjal kronik, kebanyakan menyerang umur 20-50 tahun, jenis kelamin
a. Pemeliharaan kesehatan
tekanan darah dan gula darah tidak teratur pada penderita tekanan darah
c. Pola eliminasi
Rasa panas pada telapak kaki, perubahan tingkah laku, kedutan otot,
penglihatan kabur, kejang, sindrom kaki gelisah, rasa kebas pada telapak
Perasaan tidak berdaya, tak ada harapan, tak ada kekuatan, menolak,
peran.
menurun.
4. Tanda vital : tekanan darah meningkat, suhu meningkat, nadi lemah, disritmia,
5. Kepala
periorbital.
7. Dada dab toraks : penggunaan otot bantu pernafasan, pernafasan dangkal dan
kusmaul serta krekels, nafas dangkal, pneumonitis, edema pulmoner, friction rub
pericardial.
10. Ekstremitas : capirally refill time > 3 detik,kuku rapuh dan kusam serta tipis,
kelemahan pada tungkai, rasa panas pada telapak kaki, foot drop, kekuatan otot.
11. Kulit : ecimosis, kulit kering, bersisik, warnakulit abu-abu, mengkilat atau
hiperpigmentasi, gatal (pruritas), kuku tipis dan rapuh, memar (purpura), edema.
C. ANALISA DATA
jaringan lunak.
1 Kelebihan volume Setelah dilakukan tindakan 1. kaji status cairan : 1. Pengkajian merupakan dasar
kemudahan dalam bernafas 4. Jelaskan pada pasien dan 6. Hygiene oral mengurangi
atau tidak terjadi nafas keluarga tentang pembatasan kekeringan membran mukosa
mukosa mulut.
2 Perubahan nutrisi Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji status nutrisi 1. Menyediakan data dasar untuk
kurang dari keperawatan selama x 24 jam a. perubahan berat badan memantau perubahan dan
kebutuhan tubuh diharapkan dapat Mempertahankan b. pengukuran antropometrik mengevaluasi intervensi.
berhubungan masukan nutrisi yang adekuat c. nilai laboratorium (elektrolit 2. Pola diet sekarang dan dahulu
dengan intake Kriteria hasil : serum, BUN, kreatinin, dapat dipertimbangkan dalam
inadekuat, mual, protein, transferin dan kadar menyusun menu.
1. Mengkonsumsi protein yang
muntah, anoreksia,
mengandung nilai biologis tinggi besi). 3. Menyediakan informasi
pembatasan diet
2. Memilih makanan yang 2. Kaji pola diet dan nutrisi pasien mengenai faktor lain yang dapat
dan penurunan
menimbulkan nafsu makan a. riwayat diet diubah atau dihilangkan untuk
membrane mukosa
dalam pembatasan diet b. makanan kesukaan meningkatkan masukan diet.
mulut.
3. Mematuhi medikasi sesuai c. hitung kalori. 4. Mendorong peningkatan
anoreksia dan tidak merubah masukan nutrisi: 5. Protein lengkap diberikan untuk
4. Menjelaskan dengan kata-kata b. Diet yang tidak nitrogen yang diperlukan untuk
yang dapat diterima pasien dalam batas-batas diet. menyediakan kalori untuk
6. Melaporkan peningkatan nafsu 5. Tingkatkan masukan protein yang energi, membagi protein untuk
perlambatan atau penurunan 6. Anjurkan camilan tinggi kalori, 7. Ingesti medikasi sebelum makan
berat badan yang cepat rendah protein, rendah natrium, menyebabkan anoreksia dan
normal tanpa edema, kadar 7. Ubah jadwal medikasi sehingga 8. Meningkatkan pemahaman
albumin plasma dapat diterima medikasi ini tidak segera pasien tentang hubungan
11. Timbang berat badan harian. 12. Masukan protein yang tidak
3 Resiko penurunan Setelah dilakukan tindakan 1. Auskultasi bunyi jantung dan 1. Mengkaji adanya takikardi,
curah jantung keperawatan selama . X 24 jam paru, evaluasi adanya edema takipnea, dispnea, gemerisik,
berhubungan diharapkan curah jantung dapat perifer atau kongesti vaskuler dan mengi dan edema.
dengan dipertahankan Kriteria Hasil : keluhan dispnea, awasi tekanan 2. Mengkaji adanya kedaruratan
cairan normal: tekanan darah: 90/60- misalnya: duduk, berbaring dan 3. Ketidakseimbangan dapat
mempengaruhi 130/90 mmHg, nadi 60-80 berdiri. mengangu kondisi dan fungsi
sirkulasi, kerja
x/menit, kuat, teratur. 2. Evaluasi bunyi jantung akan jantung.
miokardial dan
2. Akral hangat terjadi friction rub, tekanan 4. Menurunkan tahanan vaskuler
tahanan vaskuler
3. Capillary refill kurang dari 3 detik darah, nadi perifer, pengisisan sistemik.
sistemik, gangguan
4. Nilai laboratorium dalam batas kapiler, kongesti vaskuler, suhu
frekuensi, irama,
normal (kalium 3,5-5,1 mmol/L, tubuh dan mental.
konduksi jantung,
urea 15-39 mg/dl) 3. Kaji tingkat aktivitas dan respon
akumulasi toksik,
terhadap aktivitas.
kalsifikasi jaringan
4. Kolaborasikan pemeriksaan
lunak
laboratorium yaitu kalium
4 Perubahan proses Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji luasnya gangguan 1. Memberikan perbandingan
fikir berhubungan keperawatan selama . X 24 jam kemampuan berfikir, memori dan untuk mengevaluasi
dengan perubahan diharapkan klien dapat orientasi serta perhatikan lapang perkembangan atau perbaikan
fisiologis seperti mempertahankan tingkat mental pandang. gangguan.
akumulasi toksin atau terjadi peningkatan tingkat 2. Pastikan dari orang terdekat 2. Beberapa perbaikan dalam
(urea, amonia) mental 40 Kriteria hasil : tingkat mental klien biasa. mental, mungkin diharapkan
1. Tidak terjadi disorientasi 3. Berikan orang terdekat informasi dengan perbaikan kadar urea,
terhadap orang, tempat dan tentang status klien. kreatinin, elektrolit dan pH
2. Tidak mengalami gangguan kalimat pendek dan sederhana. 3. Dapat membantu menurunkan
kemampuan dalam mengambil 5. Tingkatkan istirahat adekuat dan kekacauan dan meningkatkan
misalnya peka, menarik diri, misalnya urea dan kreatinin. 4. Perbaikan peningkatan atau
mempengaruhi kognitif.
5 Gangguan Setelah dilakukan tindakan 1. Inspeksi kulit terhadap 1. Mengetahui adanya sirkulasi
kerusakan keperawatan selama . X 24 jam perubahan warna, turgor dan atau kerusakan yang dapat
intregitas kulit diharapkan tidak terjadi integritas perhatikan adanya kemerahan, menimbulkan pembentukan
berhubungan kulit Kriteria Hasil : ekimosis, purpura. dekubitus atau infeksi.
dengan akumulasi
1. Klien menunjukkan perilaku atau 2. Pantau masukan cairan dan 2. Mendeteksi adanya dehidrasi
toksik dalam kulit
tehnik untuk mencegah hidrasi kulit dan membran atau hidrasi berlebihan yang
dan gangguan
kerusakan atau cidera kulit mukosa. mempengaruhi sirkulasi dan
turgor kulit,
2. Tidak terjadi kerusakan 3. Inspeksi area tubuh terhadap integritas jaringan pada tingkat
gangguan status
integritas kulit edema. seluler.
metabolik.
3. Tidak terjadi edema 4. Ubah posisi dengan sering 3. Jaringan edema lebih cenderung
dermal.
6 Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji faktor yang menyebabkan 1. Menyediakan informasi tentang
3. Menunjukkan ekspresi rileks dan dapat ditoleransi, bantu jika 4. Dianjurkan setelah dialysis, yang
sambil istirahat.
setelah dialysis.
7 Kurang Setelah dilakukan tindakan 1. Diskusikan tentang manifestasi 1. Mengurangi kecemasan klien
pengetahuan keperawatan selama . X 24 jam klinik yang mungkin muncul pada dan membeikan pemahaman
tentang diharapkan klien menyatakan klien dan cara perawatannya. dalam perawatannya
pencegahan dan pemahaman tentang kondisi atau 2. Kaji ulang tentang tindakan untuk 2. Menurunkan resiko cedera
perawatan
proses penyakit dan pengobatan. mencegah perdarahan dan sehubungan dengan perubahan
penyakit gagal
Kriteria Hasil : informasikan pada klien misalnya faktor pembekuan atau
ginjal kronik
1. Menunjukkan perubahan pola penggunaan sikat gigi yang halus, penurunan jumlah trombosit.
berhubungan
hidup yang perlu. memakai alas kaki atau sandal 3. Pembatasan fosfat merangsang
dengan
keterbatasan 2. Berpartisipasi dalam program jika berjalan-jalan, menghindari kelenjar paratiroid untuk
kognitif, salah pengobatan. konstipasi, olah raga atau pergeseran kalsium dari tulang
interpretasi 3. Menunjukkan ekspresi rileks dan aktivitas yang berlebihan. (osteodistrofi ginjal) dan
informasi dan tidak cemas. 3. Kaji ulang pembatasan diet, akumulasi magnesium dapat
kurangnya
termasuk fosfat (contoh : produk mengganggu fungsi neurologis
informasi.
susu, unggas, jagung, kacang) dan dan mental.
medik.