You are on page 1of 4

Di Indonesia, penyakit ini baru ditemukan di lembah Lindu (Kec. Kulawi, Kab.

Donggala) dan lembah


Napu-Besoa (Kec. Lore Utara, Kab. Poso) yang terletak di Sulawesi Tengah. Schistosomiasis masih
menjadi ancaman bagi lebih dari 25.000 penduduk di kedua daerah endemis tersebut. Prevalensi
Schistosomiasis di lembah Lindu pada tahun 2003 (0.64%) dan tahun 2004 (0,17%) memperlihatkan
kecenderungan yang menurun. Sementara di lembah Napu pada tahun 2003 (0.70%) dan tahun 2004
(1,71%) memperlihatkan kecenderungan yang meningkat.

Pendpro HMPD
Phylum Platyhelminthes
Kelas Trematoda
Subkelas Digenea
Ordo Prosostomata
Subordo Strigeata
Famili Schistosomatidae
Genus Schistosoma
Species Schistosoma mansoni, Schistosoma japonicum ,
Sumber: sydney.edu.au Schistosoma haematobium, Schistosoma mekongi

Hospes

Selain manusia, hospes definitif dari Schistosoma japonicum juga yakni anjing, tikus sawah
(Rattus), kucing, sapi, kerbau, babi, kuda, kambing, dan biri-biri. Hospes perantaranya adalah
siput air tawar spesies Oncomelania nosophora, O. hupensis, O. formosana, O. hupensis
lindoensis di Danau Lindu (Sulawesi Tengah) dan O. quadrasi.

Symptom & Sign

Penyakit schistosomiasis akut dapat ditandai dengan gejala demam (nokturna), malaise, mialgia,
nyeri kepala, nyeri abdomen, batuk non produktif yang dapat terjadi sebelum ditemukannya telur
di dalam feses dan akan mencapai puncaknya pada minggu ke 6-8 setelah infeksi.

Telur dapat ditemukan di feses, urin, potongan rektum, atau biopsi jaringan lainnya. Sampel
tinja diperiksa untuk mengetahui keberadaan telur parasit dengan menggunakan hapusan
tebal Kato-Katz atau teknik rapid Kato. Saat ini, teknik Kato-Katz masih merupakan gold
standard yang digunakan untuk diagnosis schistosomiasis.

Pada pemeriksaan penunjang dapat ditemukan eosinofilia dan infiltrat paru pada rontgen foto
toraks. Kumpulan gejala ini dikenal sebagai sindroma Katayama dan sering terjadi pada
orang yang terinfeksi pertama kali atau pada keadaan reinfeksi berat serkaria.

Bertahun-tahun kemudian gejala dan tanda yang terjadi disebabkan oleh reaksi fibrotik
terhadap telur; contohnya di hati (fibrosis hati dan hipertensi portal), paru (fibrosis paru), dan
kandung kemih (dalam kasus S. haematobium ). Lesi yang mendesak ruang (space-
occupying lesion) di otak dan korda spinalis dapat menyebabkan kejang.

Pendpro HMPD
Patogenesis & Patofisiologi

Kelainan yang ditimbulkan oleh infeksi Schistosma japonicum sangat berhubungan dengan respon
imun hospes terhadap antigen dari cacing dan telurnya. Respon imun hospes ini sendiri dipengaruhi
oleh faktor genetik, intensitas infeksi, sensitisasi in utero terhadap antigen schistosoma dan status co-
infeksi. Respon imun pada penderita schistosomiasis mempengaruhi perjalanan penyakit, antara lain
menimbulkan perubahan patologi berupa pembentukan granuloma dan gangguan terhadap organ,
mempunyai efek proteksi terhadap kejadian infeksi berat atau bahkan cacing schistosoma dapat
bertahan selama bertahun tahun meskipun hospes mempunyai respon imun yang kuat. Organ yang
sering diserang adalah saluran pencernaan makanan dan hati.

Pendpro HMPD
Pencegahan

Infeksi dicegah dengan mengenakan pakaian yang tepat saat bekerja di lapangan dan
menghindari air yang terkontaminasi. Program pengendalian dengan membasmi siput, atau
pengobatan massal, dapat mengendalikan penyakit ini jika tersedia sumber daya yang
mencukupi, seperti yang telah dilakukan di Cina dan Jepang.
Strategi pemberantasan schistosimiasis di Indonesia, yakni a) meningkatkan pemberantasan
penyakit untuk mencegah kemungkinan penyebaran ke daerah lain, b) metode intervensi,
suatu kombinasi pengobatan penderita, pemberantasan keong, perbaikan sanitasi
lingkungan, dan agroengineering yaitu mengeringkan daerah-daerah rawa yang merupakan
fokus keong, c) mengadakan kerja sama lintas sektoral.

Referensi:

Dang, H., Xu, J., Li, S., Cao, Z., Huang, Y., Wu, C., Tu, Z., Zhou, X., 2014. Monitoring the
Transmission of Schistosoma japonicum in Potential Risk Regions of China, 2008-2012.
International Journal of Environmental Research and Public Health, 11: 2278-2287.
Gillespie, S.H., Bamford, K.B., 2009. At a Glance Mikrobiologi Medis dan Infeksi, Edisi 3. Erlangga,
Jakarta. Hariyanto, M.E., 2007.Pemanfaatan Air Sungai dan Infeksi Schistosoma Japonicum di
Napu Poso Sulawesi Tengah Tahun 2006. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional, 1 (5): 219-225.
Natadisastra, D., Agoes, R., 2009. Parasitologi Kedokteran: ditinjau dari organ tubuh yang diserang.
EGC, Jakarta.
Olveda, D.U., Li, Y., Olveda R.M., Lam, A.K., Chau, T.N.P., Harn, D.A., Williams, G.M., Gray, D.J., Ross, A.G., 2013.
Bilharzia: Pathology, Diagnosis, Management and Control. Tropical Medicine & Surgery, 1(4): 1-9.
Rusjdi, S.R., 2011. Schistosomiasis, Hubungan Respon Imun dan Perubahan Patologi. Majalah
Kedokteran Andalas, 35 (2): 83-90.
Staf Pengajar Departemen Parasitologi, 2011. Buku Ajar Parasitologi Kedokteran, Edisi 4. FKUI, Jakarta.

Pendpro HMPD

You might also like

  • Industri Kosmetik (2003)
    Industri Kosmetik (2003)
    Document5 pages
    Industri Kosmetik (2003)
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • Schistosomiasis
    Schistosomiasis
    Document4 pages
    Schistosomiasis
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • Schistosomiasis
    Schistosomiasis
    Document4 pages
    Schistosomiasis
    Indra Tandi
    No ratings yet
  • Demam Tifoid
    Demam Tifoid
    Document1 page
    Demam Tifoid
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • Symptom & Sign: Standard Yang Digunakan Untuk Diagnosis Schistosomiasis
    Symptom & Sign: Standard Yang Digunakan Untuk Diagnosis Schistosomiasis
    Document3 pages
    Symptom & Sign: Standard Yang Digunakan Untuk Diagnosis Schistosomiasis
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • A
    A
    Document9 pages
    A
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • 1
    1
    Document6 pages
    1
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • Cara Pemakaian Obat
    Cara Pemakaian Obat
    Document37 pages
    Cara Pemakaian Obat
    gumbank
    100% (2)
  • 11
    11
    Document2 pages
    11
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • Penempatan Dan Penanganan SALAD
    Penempatan Dan Penanganan SALAD
    Document5 pages
    Penempatan Dan Penanganan SALAD
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • Metode
    Metode
    Document1 page
    Metode
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • A
    A
    Document1 page
    A
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • A
    A
    Document1 page
    A
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • Faq CPOB PDF
    Faq CPOB PDF
    Document8 pages
    Faq CPOB PDF
    Felix Pradana
    No ratings yet
  • A
    A
    Document1 page
    A
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • Metode
    Metode
    Document1 page
    Metode
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • Vitamin
    Vitamin
    Document2 pages
    Vitamin
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • MUTU
    MUTU
    Document1 page
    MUTU
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • 2 Far Klinik
    2 Far Klinik
    Document27 pages
    2 Far Klinik
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • Cpob
    Cpob
    Document1 page
    Cpob
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • ALERGI
    ALERGI
    Document19 pages
    ALERGI
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • Vitamin
    Vitamin
    Document2 pages
    Vitamin
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • Eliksir
    Eliksir
    Document5 pages
    Eliksir
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • Vitamin
    Vitamin
    Document14 pages
    Vitamin
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • Vitamin
    Vitamin
    Document2 pages
    Vitamin
    Gita Apriyanti
    No ratings yet
  • Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
    Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
    Document9 pages
    Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang
    Gita Apriyanti
    No ratings yet