Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
kepuasan pasien terhadap pelayanan yang diberikan oleh rumah sakit. Maka
untuk menilai kepuasan pasien kita dapat menilai berdasarkan lima dimensi
mutu yang ditetapkan oleh Parasuraman, Zeithaml, dan Berry yaitu tangible
medis yang hanya berhubungan langsung dengan antara pelayan medis dan
peserta saja, atau mutu kesehatan dari sudut pandang sosial dan sistem
1999). Maka pada akhirnya mutu pelayanan tersebut akan berkaitan erat
1
2
Setiap orang berhak atas kesehatan dan setiap orang mempunyai hak
yang sama untuk mendapatkan akses kesehatan (UU No.36, 2009). Maka
semua warga Indonesia baik yang mampu maupun tidak mampu memiliki hak
yang sama dalam hal kesehatan. Dalam kepesertaan BPJS ada yang
fakir miskin dan orang tidak mampu, dengan penetapan peserta sesuai
Lampung saat ini baru mencapai 5,1 juta jiwa (54%) (antaralampung, 2017).
Melihat ini maka kepuasan peserta BPJS sangat perlu untuk dipantau, karena
apabila pasien peserta BPJS ternyata tidak mendapatkan kepuasan, maka bukan
pengguna layanan BPJS tidak akan mau untuk mendaftarkan dirinya. Sehingga
yang belum memiliki jaminan kesehatan. Program ini beralih nama menjadi
Provinsi yang berjalan secara terintegrasi menjadi suatu sistem dan berjenjang.
pribadi.
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat (UU No.44,
perubahan paradigma, di mana rumah sakit tidak sebagai unit sosial, tetapi
Rumah Sakit 2012 per 1 Oktober 2014 dengan menilai sebanyak 15 bab dan
penilaian >80% setiap babnya dan bab lainnya >20% setiap babnya),
akreditasi tingkat madya (8 bab memiliki penilaian >80% setiap babnya dan
bab lainnya >20% setiap babnya), akreditasi tingkat utama (12 bab memiliki
penilaian >80% setiap babnya dan bab lainnya >20% setiap babnya) dan
>80%).
Amin (RSPBA) Bandar Lampung yang juga dinilai secara internal, yaitu
84,75%. Nilai ini juga masih berada di bawah dari standar indikator pelayanan
Dalam hal ini meninjau dari status kepemilikan RSPBA dari status
mutu pelayanan kesehatan yang baik kepada pasien, tetapi pada kenyataannya
merasa perlu untuk meneliti hubungan kepuasan pasien pengguna BPJS dan
JAMKESKOT dengan mutu pelayanan kesehatan ruang rawat inap kelas III
Lampung 2017 ?
Lampung 2017.
e. Diketahui hubungan kepuasan peserta BPJS dengan reliability pada
Lampung 2017.
g. Diketahui hubungan kepuasan peserta BPJS dengan responsiveness
pada ruang rawat inap kelas III di RSPBA Bandar Lampung 2017.
6
Lampung 2017.
i. Diketahui hubungan kepuasan peserta BPJS dengan assurance
pada ruang rawat inap kelas III di RSPBA Bandar Lampung 2017.
j. Diketahui hubungan kepuasan peserta JAMKESKOT dengan
Lampung 2017.
k. Diketahui hubungan kepuasan peserta BPJS dengan empathy pada
Lampung 2017
m. Diketahui dimensi mutu yang paling dominan berhubungan dengan
kepuasan peserta BPJS pada ruang rawat inap kelas III di RSPBA
1.4.1. Teoritis
a. Bagi mahasiswa sebagai pengalaman dari proses belajar mengajar.
b. Bagi peneliti selanjutnya dapat menjadi data awal untuk melakukan
1.4.2. Aplikatif
Jamkeskot.
Lampung 2017.
1.5.2 Lingkup Waktu
Penelitian ini dilakukan pada bulan September 2017 s/d November
2017.
1.5.3 Lingkup Tempat
8
Bandar Lampung.
1.5.4 Lingkup Masalah
Permasalahan dibatasi hanya kepada hubungan kepuasan pasien
pengguna BPJS dan JAMKESKOT ruang rawat inap kelas III pada RS
sebagai berikut :
Dimensi Mutu Pelayanan
Chandra, 2011).
Tangible
Reliability
Tangible
Kepuasan Peserta BPJS RSPBA
Responsiveness
Reliability
Empathy
Assurance
Empathy
9
Mutu Pelayanan Kesehatan Ruang Rawat Inap Kelas III pada Rumah Sakit