Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
KELOMPOK 9
Dewi nafidah
Farid al aris
Maftuhah
Maysaroh
Alif doni
Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk
maupun isinya yang sederhana. Semoga makalah " asuhan keperawatan jiwa dengan
gangguan proses fikir (waham) " ini dapat dipergunakan sebagai acuan dan pedoman
maupun petunjuk bagi pembaca dalam proses belajar mengajar.
Makalah yang sederhana ini masih sangat jauh dari kesempurnaan karena pengalaman
kami yang masih sangat minim. Oleh karena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk
memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.
Kelompok 9
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Sejalan dengan itu fungsi serta tanggung jawab perawat psikiatri dalam memberikan
asuhan keperawatan dituntut untuk dapat menciptakan suasana yang dapat membantu proses
penyembuhan dengan menggunakan hubungan terapeutik melalui usaha pendidikan
kesehatan dan tindakan keperawatan yang dapat membantu proses penyembuhan dengan
menggunakan hubungan terapeutik melalui usaha kesehatan dan tindakan keperawatan secara
komprehensif yang diajukan secara berkesinambungan karena penderita waham dapat
menjadi berat dan lebih sukar dalam penyembuhan bila tidak mendapatkan perawatan secara
intensif.
Berdasarkan hasil pencatatan jumlah penderita yang mengalami gangguan jiwa di BPRS.
Dadi Makassar pada bulan Januari sampai Maret 2008 sebanyak 2294 orang, halusinasi 1162
orang (50.65 %), menarik diri 462 orang (20.13 %), waham 130 orang (5.66 %), harga diri
rendah 374 orang (16.30 %), perilaku kekerasan 128 orang (5.58 %), kerusakan komunikasi
verbal 16 orang ( 0.70 %), defisit perawatan diri 21 orang (0.91 %),percobaan bunuh diri 1
orang (0.04 %)
1.3 Tujuan
1. Memahami Pengertian Waham
2. Memahami Apa saja komponen proses fikir
3. Memahami apa saja tanda dan gejala
4. Memahami Apa penyebab
5. Memahami Bagaimana Proses Terjadinya Waham
6. Memahami Bagaimana Pohon Masalah
7. Memahami Bagaimana Penatalaksanaan
BAB II
KONSEP TEORI
Waham adalah suatu keyakinan yang salah yang dipertahankan secara kuat/ terus terus
menerus, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan (keliat, 2014).
Waham adalah keyakinan terhadap sesuatu yang salah dan secara kukuh dipertahankan
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita dan normal (stuart
dan sundeen, 1998).
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan tetapi dipertahankan dan
tidak dapat berubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien
yang sudah kehilangan kontrol (depkes RI, 2000)
1) Bentuk Pikir
Dereistik : Titik berat pada tidak adanya sangkut paut terjadi antara proses mental
individu dan pengalaman yang sedang terjadi.
2) Isi Pikir
Hipokondria : Keyakinan terhadap adanya gangguan organ dalam tubuh yang sebenarnya
tidak ada.
Depersonalisasi : Perasaan klien yang asing terhadap diri sendiri, orang atau lingkungan.
Ide yang terkait : Keyakinan klien terhadap kejadian yang terjadi, lingkungan yang
bermakna dan terkait pada irinya.
Logoria : Banyak bicara, kata-kata yang dikeluarkan bertubi-tubi, mungkin koheren dan
inkoheren.
Pikiran tidak : Pikiran eksentrik, tidak cocok dengan banyak hal terutama dalam memadai
pergaulan dan pekerjaan.
Fikiran bunuh diri: mulai dari kadang memikirkan sampai terus menerus memikirkan
bagaimana cara bunuh diri.
Kegembiraan luar: timbul mengambang pada orang normal selama fase permulaan
narkose
Fantasi: isi fikir tentang kejadian atau keadaan yang di harapkan atau diinginkan, tetapi
dikenal sebagai tidak nyata.
Fikiran hubungan: pembicaraan orang lain dihubungkan dengan dirinya, misalnya teman
memakai baju merah di anggap marah pada dirinya.
a. penyebab
1. faktor predisposisi
a. bilologis: gangguan perkembagan dan fungsi otak / sistem saraf pusat yang
menimbulkan
- hambatan perkembangan otak khususnya lobus frontal, temporal dan limbic.
- pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal, nenoatus, dan
kanak- kanak.
b. Psokososial
- Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi seperti
penolakan dan kekerasan.
c. Sosial budaya
- Kehidupan sosial budaya dapat juga mempengaruhi timbulnya waham seperti
kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusakan, kerawanan) serta
kehidupan yang terisolasi dan stress menumpuk.
2. Faktor prepesitasi
Riwayat prepesitasi yang biasanya menimbulkan waham merupakan karakteristik
umum, latar belkang, termasuk penganiaan fisik/ emosional, tekanan, isolasi,
permusuhan, perasaan tidak berguna ataupun tidak berdaya. (keliat, 2014)
effect
Resiko perilaku kekerasan
waham
core problem
2.7 Penatalaksanaan
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 pengkajian
1) Apakah pasien memiliki fikiran/ isi fikir yang berulang- ulang diungkapkan dan
menetap?
Format pengkajian pasien waham.
Berikan tanda silang pada kolom yang sesuai dengan data pada pasien
Proses fikir
[ ] sirkumtansial [ ] tangensial
[ ] flight of ideas [ ] bloking
[ ] kehilangan asosiasi [ ] pengulangan bicara
Isi fikir
[ ] obsesi [ ] fobia
[ ] depersonalisasi [ ] ide terkait
[ ] hipokondria [ ] pikiran magis
Isi fikir
[ ] agama [ ] somatik [ ] kebesaran [ ] curiga
[ ] nihilistik [ ] sisip pikir [ ] siar pikir [ ] kontrol pikir
2) Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas
secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3) Apakah pasien pernah merasasakan bahwa benda- benda di sekutarnya aneh dan tidak
nyata?
4) Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda- benda disekitarnya aneh dan tidak
nyata?
5) Apakah pasien permah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6) Apakah pasienmerasanbahwa pikiran ataun tindakannya dikontrol oleh orang lain atau
kekuasaan dari luar?
7) Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatanan fisik atau kekuatan lainnya
atau yakin bahwa orang lain bisa membaca pikirannya?
Setelah pengkajian dilakukan dan data subjetif da objektif ditemukan pada pasien, diagnosis
keperawatan yang dapat di tegakkan adalah gangguan proses fikir: waham
3.3 Intervensi
Setelah diagnosis ditegakkan, petrawat melakukan tindakan keperawatan bukan hanya pada
pasien, tetapi juga keluarga. Tindakan keperawatan pasien waham dan keluarganya meliputi:
3.4 implementasi
Pada pasien
I. SP 1 PASIEN
a) Orientasi
selamat pagi, perkenalkan nama saya A, saya perawat yang dinas pagi ini di ruang
melati. Saya dinas dari jam 7 pagi sampai jam 2 siang nanti, saya yang akan merawat
anda hari ini. Nama anda siapa? Senang di panggil apa?
boleh kita berbincang- bincang tentang apa yang B rasakan sekarang?. berapa
lama B mau berbincang- bincang? Bagaimana kalau 30 menit?. dimana enaknya kita
berbincang- bincang B?.
b) Kerja
saya mengerti bahwa B adalah seorang nabi, tetapi sulit bagi saya untuk
mempercayainya karena setahu saya semua nabi sudah tidak ada lagi. Bisa kita bicarakan
pembicaraan yang tadi terputus B?.
Tampaknya B gelisah sekali, bisa B ceritakan apa yang B rasakan?. O.... jadi B
merasa takut nanti di atur- atur oleh orang lain dan tidak punya hak untuk mengatur diri B
sendiri?. siapa menurut B yang sering mengatur diri B?. Jadi ibu yang sering
mengatur ya B, Juga kakak dan adik B yang lain?. kalau B sendiri ingin yang seperti
apa?. bagus B sudah punya rencana dan jadwal untuk diri sendiri. coba kita tuliskan
rencana dan jadwal tersebut B. Wah bagus sekali! Jadi setiap harinya B ingin ada
kegiatan diluar rumah karena bosan kalau di rumah terus ya?.
c) terminasi
bagaimana perasaan B setelah berbincang- bincang dengan saya?. apa saja tadi yang
telah kita bicarakan? Bagus!. Bagaimana kalau jadwal ini coba B lakukan, setuju?.
bagaimana kalau saya datang 2 jam lagi?. kita bercakap- cakap tentang kemampuan
yang pernah B miliki?. mau dimana kita bercakap- cakap?. bagaimana kalau di sini
lagi?
II. SP 2 PASIEN
a) Orientasi
selamat pagi B, bagaimana perasaannya saat ini? Bagus!. apakah B sudah mengingat-
ingat apa saja hobi B?. Bagaimana kalau kita bicarakan hobi tersebut sekarang?.
dimana enaknya kita berbincang- bincang tentang hobi B Tersebut?. berapa lama kita
mau berbincang- bincang?. bagaimana kalau 20 menit?
b) Kerja
apa saja hobi B? Saya catat ya B? Terus apa lagi?. wah, rupanya B pandai main
bola voli ya, tidak semua orang bisa bermain voli seperti itu loh B. Dapatkah B
ceritakan kepada saya kapan pertama kali belajar main voli, siapa yang dulu
mengajarkan kepada B, di mana?. dapatkah B peragakan kepada saya,bagaimana
bermain volly yang baik itu?. wah, baik sekali permainannya. coba kita buat
jadwal kemampuan B ini ya, berapa kali sehari/seminggu B mau bermain volly?.
apa yang B harapkan dari kemampuan bola volly ini?. ada yang tidak hobi B yang
lain selain bermain volly?
c) Terminasi
bagaimana perasaan B setelah kita bercakap- cakap tentang hobi dan kemampuan
B?. setelah ini,coba B lakukan latihan volly sesuai dengan jadwal yang telah kita
buat ya?. besok kita ketemu lagi ya B? Bagaimana nanti sebelum makan siang?
Dikamar makan saja ya?. nanti kita akan membicarakan tentang obat yang harus B
minum,setuju?.
III SP 3 PASIEN
a) Orientasi
b) Kerja
B, berapa macam obat yang diminum? Jam berapa saja obat diminum?
B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang. Obatnya
ada tiga macam, yang berwarna oranye namanya CPZ gunanya utuk menenangkan , yang
berwarna putih ini namanya THP gunanya agar rileks, dan yang warnanya merah jambu
ini namanya HLP gunanya agar pikiran B tenang . semua ini diminum 3 kali sehari jam 7
pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam. Jika nanti setelah minum obat mulut B terasa kering,
untuk membantu mengatasinya B bisa banyak minum dan mengisap-ngisap es batu.
Sebelum minum obat ini, B mengecek dulu label di kotak obat apakah benar nama B
tertulis di situ, berapa dosis atau butir yang harus diminum, jam berapa saja harus
diminum. Baca juga apakah nama obatnya sudah benar ?
obat-obat ini harus diminum secara teratur dan kemungkinan besar harus diminum
dalam waktu yang lama. Agar tidak kambuh lagi, sebaiknya B tidak menghentikan sendiri
obat yang harus diminum sebelum membicarakannya dengan dokter.
c) Terminasi
mari kita masukkan pada jadwal kegiatan abang, jangan lupa minum obatnya dan
nanti saat makan minta sendiri obatnya pada suster.
B, besok kita ketemu lagi untuk melihat jadwal kegiatan yang telah dilaksanakan.
Bagaimana kalau seperti biasa, jam 10 pagi dan ditempat sama ? sampai besok !
Pada keluarga
I. Sp I Kelurga
1) Orientasi
Selamat pagi Pak, Bu, perkenallkan nama saya A, saya perawat yang dinas di ruang
melati ini. Saya yang merawat B selama ini. Nama Bapak dan Ibu siapa, senangnya
dipanggil apa ?
Bagaimana kalau kita sekarang membicarakan tentang masalah B dan cara merawat
B dirumah ?
2) Kerja
Pak, Bu, apa masalah yang Bapak/Ibu rasakan dalam merawat B ? Apa yang sudah
dilakukan dirumah ?
Dalam menghadapi sikap anak Ibu dan Bapak yang selalu mengaku-ngaku sebagai
nabi , tetapi nyatanya bukan nabi merupakan salah satu gangguan proses berpikir. Untuk
itu, akan saya jelaskan sikap dan cara menghadapinya. Setiap kali anak Bapak dan Ibu
berkata bahwa ia seorang nabi, Bapak/Ibu dengan mengatakan pertama, Bapak/ibu
mengerti B merasa seorang nabi, tetapi suit bagi Bapak/Ibu untuk mempercayainya
karena setahu Bapak/Ibu semua nabi sudah meninggal. Kedua bapak dan Ibu harus lebih
sering memuji B jika ia meakukan hal-hal yang baik, dan ketiga sebaiknya hal-hal ini
dilakukan oleh seluruh keluarga yang berinteraksi dengan B. Bpak / Ibu dapat bercakap-
cakap dengan B tentang kebutuhan yang diinginkan B, misalnya dengan mengatakan,
Bapak / Ibu percaya B punya kemampuan dan keinginan. Coba ceritakan pada Bapak /
Ibu ! b kan punya kemampuan....(kemampuan yang pernah dimiliki oleh anak).
keempat, katakan, bagaimana kalo dicoba lagi sekarang? jika B mau mencoba,
berikan pujian.
Pak, Bu, B perlu minum obat ini agar pikirannya jadi tenang, tidurnya juga tenang.
Obatnya ada tiga macam, yang berwarna oranye namanya CPZ gunanya agar tenang,
yang putih ini namanya THP gunanya supaya rileks, dan yang merah jambu ini namanya
HLP gunanya agar pikiran tenang semuanya ini harus diminum secara teratur 3 kali sehari
jam 7 pagi, jam 1 siang, dan jam 7 malam, jangan dihentikan sebelum berkonsultasi
dengan dokter karena dapat menyebabkan B kambuh kembali. (Libatkan keluarga saat
memberikan penjelasan tentang obat kepada pasien).
B sudah mempunyai jadwal minum obat. Jika B minta obat sesuai jamnya , segera
berikan pujian!
3) Terminasi
II. SP 2 KELUARGA
1) Orientasi
Selamat pagi Pak, Bu, sesuai jani kita dua hari yang lalu kita sekarang
bertemu lagi.
Bagaimana Pak,Bu, ada pertanyaan tentang cara merawat B yang kita
bicarakan dua hari yang lalu?
Sekarang kita akan latihan cara-cara merawat tersebutya Pak,Bu,? Kita akan
coba disini dulu, setelah itu baru kita coba langsung ke B ya?
Bearapa lama Bapak dan Ibu punya waktu?
2) Kerja
sekarang anggap saya B yang sedang mengaku-aku sebagai nabi, coba bapak
dan ibu praktikkan cara bicara yang benar jika B sedang dalam keadaan yang
seperti ini.
3) Terminasi
III. SP 3 PASIEN
1) Orientasi
Selamat pagi pak, bu, karena B sudah boleh pulang maka kita bicarakan
jadwal B selama dirumah.
bagaiman pak,bu selama bapak/ibu besuk apakah sudah terus dilatih cara
merawat B.
nah sekarang bagaimana jika kita bicarakan jadwal dirumah? Mari bapak/ibu
duduk disini!
berapa lama bapak/ibu punya waktu? Baik, 30 menit saja, sebelum bapak/ibu
menyelesaikan administrasi.
2) Kerja
Pak,Bu, ini jadwal B selam dirumah sakit, coba diperhatikan! Apakah kira-
kira dapat dilaksanakan semua dirumah? Jangan lupa memperhatikan B, agar
ia tetap menjalankan dirumah, dan jangan lupa memberi tanda M (mandiri), B
(bantuan, atau T (tidak melaksanakan).
Hal-hal yang perlu diperhatikan lebih lanjut adalah perilaku yang ditampilkan
oleh anak dan bapak/ibu selama dirumah. Jika, misalnya B mengaku sebagai
seorang nabi terus menerus dan tidak memperlihatkan perbaikan, menolak
minum obat, atau memperlihatkan perilaku membahayakan orang lain, jika hal
ini terjadi segera hubungi suster E di puskesmas indra puri, puskesmas
terdekat dari rumah ibu dan bapak, ini nomor telepon puskesmasnya
(0651)32xxx.
selanjutnya, suster E yang akan membantu memantau perkembangan B selama
dirumah.
3) Terminasi
Apa yang ingin bapak/ibu tanyakan?bagaimana perasaan ibu dan bapak?
Sudah siap melanjutkan dirumah?
ini jadwal kegiatan harian nya. In i rujukan untuk suster E di PKM indrapuri.
Jika ada apa apa bapak/ibu juga menghubungi bungi kami. Silakan
menyelesaikan administrasi dikantor depan.
3.5 evaluasi
Keliat budi anna, 2014, model praktik keperawatan profesional jiwa, jakarta: buku
kedokteran EGC
Stuart and sundeen, 1998, Buku Saku Keperawatan Jiwa, jakarta: buku kedokteran EGC
http://ejurnal.akpermus.ac.id/index.php/2013/09/18/konsep-teori-pola-pikir-waham/