You are on page 1of 5

FORMAT PENGKAJIAN NIHSS

Ny.S ruang stroke center RSU Ulin Banjarmasin

Instruksi Definisi Skala Skor


1a. Tingkat Kesadaran (Level of 0 = Sadar penuh, terjaga waspada.
Consciousness): Pemeriksa harus 1 = Tidak terjaga, namun dapat
memilih satu respon pasien setelah dibangunkan dengan stimulasi
evaluasi keseluruhan meskipun terdapat ringan untuk mengikuti instruksi,
hambatan seperti terpasang endotrakeal menjawab atau berespon.
tube, hambatan berbicara, trauma 2 = Tidak terjaga, diminta untuk 2
orotracheal/balutan. Diberikan skor 3 mengulangi
jika pasien tidak menunjukkan adanya stimulasi9rangsangan) sampai
pergerakan meskipun diberikan adanya respon atau diminta untuk
rangsangan nyeri. menggunakan rangsangan yang
kuat atau nyeri hebat untuk dapat
menimbulkan pergerakan(tidak
menirukan).
3 = Hanya berespon dengan reflek
motorik atau reflek otonom atau
sama sekali tdak ada respon,
lemah dan tidak ada reflek
sentakan pada lutut
1b. LOC Questions: Pasien diminta 0 = Menjawab 2 pertanyaan dengan
untuk menyebutkan bulan sekarang ini tepat.
dan umur pasien. Jawaban harus benar.
Pasien apasia dan stupor yang tidak 1 = Menjawab 1 pertanyaan dengan
mengerti terhadap pertanyaan diberi tepat.
skor 2. Pasien yang tidak dapat 2
berbicara dengan adanya intubasi 2 = Tidak menjawab kedua
endotracheal disartria berat dari pertanyaan dengan tepat.
penyebab apapun , hambatan berbicara
atau ada masalah lain yang bukan
sekunder terhadap afasia maka diberi
skor 1. Ini penting karena jawaban
itulah nilai dapat diberikan dan
pemeriksa tidak diperbolehkan
membantu pasien dengan isyarat verbal
atau non verbal
1c. LOC Commands: Pasien diminta 0 = Dapat memperagakan dua
untuk membuka dan menutup mata instruksi secara tepat.
kemudian menggenggam dan melepas
genggaman pada tangan yang tidak 1 = Dapat memperagakan satu
lemah. Lalu lakukan hal yang sama instruksi secara tepat.. 2
pada tangan yang lainnya. Bandingkan
hasilnya. Nilai pasien tidak berespon, 2 = Tidak dapat memperagakan dua
peragakan kepada pasien, catat hasilnya instruksi sevara tepat.
(mengikuti satu atau dua gerakan yang
diperagakan). Pasien dengan trauma,
amputasi atau gangguan fisik lainnya
sebaiknya diberikan satu perintah yang
sesuai dan ini akan diberikan skor 1 jika
mampu melakukannya..
2. Tatapan/Pandangan (Best Gaze): 0 = Normal.
Dilakukan hanya pada pergerakan mata
pada bidang datar/horizontal. Juga 1 = Kelemahan pandangan sebagian;
refliek occulachepalik. Tes warna tidak pandangan abnormal pada satu
dilakukan. Jika pasien mempunyai atau kedua mata, namun tidak
deviasi konjugasi maka skor adalah 1 terdapat deviasi yang kuat. 2
Jika pasien punya masalah kelemahan
syaraf perifer(syaraf kranial III,IV dan 2 = Kelemahan pandangan total.
VI) maka juga diberikan skor 1.. Terdapat deviasi total.
Dilakukan pada semua pasien apasia..
Pasien dengan ocular trauma, adanya
balutan, ditest dengan menggunakan
pergerakan reflektif dan dipilih oleh
pemeriksa. Dilakukan dari sisi satu ke
sisi lainnya.
3. Penglihatan (Visual): Lapang 0 = Tidak ada masalah dalam
panglihatan pada kuadaran atas dan penglihatan.
bawah dengan tes berlawanan
menggunakan jari ataupun hitung jari., 1 = Hemianopia Sebagian.
bla dapat melihat bergerakan adalah 0
normal. Skor 1 bila hanya dapat 2 = Hemianopia total.
membedakan kestidak simetrisan
termasuk kuadranopia. Jika pasien tidak 3 = Bilateral hemianopia. Gangguan
dapat melihat apapun dengan sebaba lapang penglihatan pada semua
apapun diberi skor 3. Respon ini akan sisi, tidak dapat melihat.
digunakan untuk item terakhir.
4. Kelemahan wajah (Facial Palsy): 0 = Normal. Pergerakan simetris.
Minta pasien atau peragakan pasien 1 = Kelemahan Minor (bila bibir
untuk menunjukan gigi, menaikkan alis jatuh atau tidak simetris bila
dan menutup mata. Kesemetrisan tersenyum). 0
menyeringai bila diberi rangsangan 2 = Kelemahan sebagian (total or
yang sakit. Juga perhatikan keadaan mendekati kelemahan total pada
wajah apabila tidak memungkinkan wajah bagian bawah).
untuk dilakukan pemeriksaan seperti 3 = Kelemahan komplit bila salah
trauma wajah, adanya balutan, satu atau kedua bagian wajah
orotrakeal tube atau masalah fisik (atas dan bawah) tidak mengalami
lainnya pada wajah. pergerakan.
5. Pergerakan Tangan (Motor Arm) : 0 = Tidak melayang, mampu
Letakkan tungkai atas pada posisi yang mengangkat lengan 90 atau 45
tepat. Pada posisis duduk lengan akan selama 10 detik.
diekstensikan sejauh 90 dan pada 1 = Melayang. Mampu mengangkat
supinasi sejauh 45. Pertama-tama lengan sendiri (tanpa bantuan) 90
dilakukan pada lengan yang tidak atau 45, namun melayang jatuh
mengalami kelemahan kemudian catat sebelum 10 detik tidak 4
lalu lakukan lagi pada lengan yang menghantam tempat tidur atau
mengalami kelemahan, Apabila ada penyokong lainnya.
amputadi ataupun penyambungan sendi 2 = Ada usaha untuk melawan
bahu catat pada Untestable (UN) gravitasi. Lengan tidak mampu
mencapai 90 atau 45, melayang
jatuh ke tempat tidur, tetapi ada
beberapa usaha melawan
gravitasi.
3 = Tidak dapat melawan gravitasi.
Lengan langsung jatuh begitu
diangkat.
4 = Tidak ada pergerakan.
UN = Amputasi, penggabungan
sendi, jelaskan:__________
5a. Lengan Kiri
5b. Lengan Kanan
6. Pergerakan Kaki (Motor Leg): 0 = Tidak melayang, mampu
Tungkai bawah diletakkan pada posisi mengangkat kaki 30 selama 5
yang tepat. Mengangkat kaki sejauh 30 detik.
selalu dalam supinasi. Pada pasien 1 = Melayang. Kaki terjatuh pada
apasia dianjurkan dengan menggunakan akhir detik ke-5 tetapi tidak
instruksi verbal dan diperagakan. menghantam tempat tidur. 4
Namun tidak dengan rangsangan nyeri. 2 = Ada usaha untuk melawan
Lakukan test terlebih dahulu pada kaki gravitasi. Kaki terjatuh ke tempat
yang tidak mengalami kelemahan tidur dalam waktu 5 detik, tetapi
kemudian pada kaki yang lemah. Pada ada beberapa usaha untuk
kasus amputasi atau penggabungan melawan gravitasi.
sendi di panggul, skor harus dicatat 3 = Tidak ada usaha untuk melawan
pada untestable (UN) dan jelaskan. gravitasi. Kaki langsung jatuh
begitu diangkat.
4 = Tidak ada pergerakan.
UN = Amputasi, penggabungan
sendi, jelaskan:__________
5a. Kaki Kiri
5b. Kaki Kanan
7. Ketidakseimbangan Tungkai 0 = Tidak mengalami gangguan
(Limb Ataxia): Item ini bertujuan ketidakseimbangan tungkai.
untuk menemukan bukti adanya lesi 1 = Terdapat ataxia pada salah satu
pada serebral unilateral. Tes dilakukan tungkai.
dengan mata terbuka, dengan metode 2 = Terdapat ataxia pada kedua
jari-hidung-jari. Tes dilakukan pada tungkai. 4
kadua sisi tubuh. Catat hasil. UN = Amputasi, penggabungan
Pemeriksaan ini tidak dilakukan bila sendi,
pasien tidak mengerti apa yang jelaskan: __________
diinstruksikan atau mengalami
kelumpuhan. Hanya pada kasus
amputasi atau penggabungan sendi,
pencatatan hasil pada untestable (UN)
dan jelaskan. Pada keadaan tidak
melihat pemeriksaan dilakukan dengan
mengekstensikan tangan kemudian
pasien diminta menyentuh hidung.
8. Sensory: Terdapat sensasi atau 0 = Normal; tidak mengalami
respon meringis pada saat tes dengan kehilangan sensori.
menggunakan benda tajam atau 1 = Kehilangan sensori ringan sampai
menghindar ketika mendapat sedang. Pasien merasakan
rangsangan nyeri pada pasien apasia. peniti(benda tajam) dengan
Hanya kehilangan sensori pada pasien sedikit sensasi rasa tajam atau
stroke yang masuk pada penilaian dan tumpul pada area ditusuk, pasien 2
harus dilakukan pada beberapa area kehilangan rangsangan nyeri
tubuh (lengan, kaki dan wajah)untuk permukaan namun waspada
mengetahuan kehilangan pada ketika disentuh.
hemisensori. Diberi skor 2 jika terlihat 2 = Kehilangan sensori parah sampai
adanya kehilangan sensori dari parah total. Paien tidak merasakan
sampai total. Skor 1 atau 0 jika pasien apapun ketika disentuh pada
mengalami stupor atau afasia. Pasien wajah, lengan dan kaki.
dengan stroke batang otak dengan
kehilangan sensasi bilateral, maka
diberi skor 2. Jika pasien tidak
memberikan respon dan mengalami
kuadriplegia, diberi skor 2. Pasien koma
diberi skor 2
9. Kemampuan berbahasa(Best0 = Tidak mengalami aphasia;normal.
Language): Informasi tentang Dapat menceritakan gambar
percakapan, pasien diminta untuk dengan benar
menjelaskan tentang gambar yang telah 1 = Aphasia ringan sampai sedang;
disediakan, apa yang terjadi,mengalami penurunan dalam
menyebutkan nama-nama benda yang merespon percakapan namun
ada pada gambar dan membaca kalimat masih dapat mengekspresikan
yang ada pada daftar. Dari percakapan gagasan. Dapat menyebutkan
dapat terlihat respon pasien dalam material apa yang disediakan. 3
melakukan instruksi. Pada pasien yang Pemeriksa dapat mengidentifikasi
mengalami kehilangan penglihatan, tes gambar atau kalimat berdasarkan
dapat dilakukan dengan meminta pasien respon pasien.
untuk mengenali dan menjelaskan 2 = Aphasia berat ; semua
benda yang diletakkan ditangan pasien. komunikasi melalui ekspresi
Pada pasien dengan intubasi minta pragmen, perlu pemahaman,
pasien untuk menuliskan jawabannya pertanyaan tertutup dan
Pemeriksa harus dapat memilih skor penebakan oleh pemeriksa.
yang tepat untuk pasien dengan stupor Pemeriksa tidak dapat
dan tidak kooperatif, namun skor 3 mengidentifikasi apa saja bahan-
untuk pasien yang tidak dapat bahan yang disediakan
berbicara/mendengar dan tidak berdasarkan respon pasien.
mengikuti instruksi serta pasien koma.3 = Bisu/tuli, global aphasia; tidak
dapat berkata-kata atau
mendengarkan percakapan.
10. Pelafalan (Dysarthria): Pasien 0 = Normal. Pelafalan baik
dengan normal dysarthria dapat dengan 1 = Disarthria ringan sampai sedang.
baik melafalkan kata yang disediakan. Dapat terdengar pelafalan yang
baik pada kata-kata terakhir
Hanya pada pasien dengan intubasi atau kalimat. Dapat dimengerti 0
mengalami hambatan dalam berbicara meskipun sulit.
maka pemeriksa akan mencatat di 2 = Disarthria berat. Pelafalan pasien
untestable (UN) dan menjelaskan. tidak dapat dimengerti sama
Jangan memberitahukan pasien sekali atau pasien tidak mampu
mengapa dilakukan tes. berbicara.
UN = Adanya masalah fisik
lainnya.
jelaskan:_________________________
____
11. Penurunan dan Kurang Perhatian 0 = Tidak ada abnormalitas.
(Extinction and Inattention) : 1 = Adanya penurunan penglihatan,
Dilakukan untuk mengidentifikasi raba, pendengaran, orientasi
pengabaian terhadap kemampuan ( ruang atau perhatian diri pada
visual, perabaan, pendengaran, orientasi satu kemampuan saat diberi 0
dan kurang perhatian pada diri sendiri). rangsangan secara simultan(terus
Bila hanya pada salah satu sisi dapat menerua)
dikatakan normal, bila pada dua sisi 2 = Ditemukan kurangnya perhatian
dapat katakana abnormal, juga pada atau penurunan pada lebih dari
spatial dapat dikatakan abnormal. satu kemampuan, tidak mengenali
tangannya sendiri atau orientasi
hanya pada satu sisi/ruang.
Total skor 25

Skor 0-8 = rawat jalan

Skor 9-17 = rehabilitas

Skor 18++ = rehabilitas .perawatan khusus,

You might also like