You are on page 1of 16

2.

1 Asuhan Keperawatan HBOT


2.4.1 Pengkajian
1. Identitas klien:
Nama, umur, jenis kelamin, alamat, pekerjaan, no. RM, dan diagnosa
medis
2. Keluhan utama
Pasien merasa kelemahan pada satu sisi tubuh, susah untuk berjalan dan
berbicara.
3. Riwayat penyakit sekarang
Mengkaji perjalanan penyakit secara detail mulai dari kapan terjadinya
stroke hingga dilakukan terapi hiperbarik oksigen.
4. Riwayat penyakit dahulu
Mengkaji penyakit yang pernah dialami klien yang mungkin menjadi
kontraindikasi terapi HBO.
5. Pemeriksaan fisik
a. Status kesehatan umum
Keadaan umum
Tanda-tanda vital
b. ROS (Review of System)
B1 (Breath)
B2 (Blood)
B3 (Brain)
B4 (Bladder)
B5 (Bowel)
B6 (Bone)
6. Pengkajian pra HBO
a. Observasi tanda-tanda vital
b. Auskultasi paru-paru
c. Kaji adanya tanda-tanda flu
d. Tes pada pasien keracunan CO/ Oksigen.
e. Lakukan uji gula darah pada pasien dengan IDDM.

3
f. Kaji status nutrisi pada pasien dengan DM dengan pengobatan atau
insulin
g. Uji ketajaman penglihatan.
h. Observasi cedera tulang umum dalam luka trauma.
i. Kaji tingkat nyeri
7. Pengkajian intra HBO
a. Pantau adanya tanda-tanda dan gejala barotrauma, keracunan oksigen
dan komplikasi/efek samping yang biasa ditemui dalam HBOT.
b. Mendorong pasien untuk menggunakan teknik valsava maneuver yang
paling nyaman.
c. Mengingatkan pasien bahwa valsava maneuver hanya digunakan pada
saat proses dekompresi, setelahnya pasien hanya perlu bernapas normal
(tidak menahan napas).
d. Jika pasien mengalami nyeri ringan sampai sedang, hentikan
dekompresi hingga nyeri reda. Jika nyeri ringan sampai sedang tidak
mereda, pasien harus dikeluarkan dari ruang dan diperiksa oleh dokter
THT.
e. Untuk mencegah barotrauma GI, ajarkan pasien bernafas secara normal
(jangan menelan udara).
f. Pantau adanya claustrophobia.
g. Segera periksa gula darah jika terdapat tanda-tanda hypoglycemia
8. Pengkajian post HBO
a. Untuk pasien dengan tanda-tanda barotrauma, lakukan uji ontologis.
b. Tes gula darah pada pasien IDDM.
c. Lakukan penilaian status neurovaskular dan luka pada pasien
d. Pasien yang mengkonsumsi obat anti ansietas selama terapi dilarang
mengemudikan alat transportasi atau menghidupkan mesin.
e. Dokumentasikan tindakan dan kondisi pasien pasca HBOT

2.4.2 Diagnosa Keperawatan


1. Cemas b/d defisit pengetahuan tentang terapi oksigen hiperbarik dan
prosedur perawatan
2. Resiko barotrauma ke telingga, sinus, gigi, dan paru-paru, atau gas emboli
serebral b/d perubahan tekanan udara di dalam ruang oksigen hiperbarik.
3. Resiko cidera yang b/d pasien transfer in/out dari ruang (chamber),
ledakan peralatan, kebakaran, dan/atau peralatan dukungan medis
4. Resiko keracunan oksigen b/d pemberian oksigen 100% selama tekanan
atmosfir meningkat

2.4.3 Intervensi Keperawatan


1. Cemas b/d defisit pengetahuan tentang terapi oksigen hiperbarik dan
prosedur perawatan
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

Tujuan: 1. Kaji pengetahuan pasien dan keluarga terkait


terapi HBO
Setelah dilakukan tindakan 2. Berikan penjelasan kepada pasien informasi
keperawatan, diharapkan tentang:
kecemasan pasien berkurang 1) Tujuan dan hasil yang diharapkan dari
Kriteria hasil: terapi oksigen hiperbarik
2) Urutan prosedur perawatan dan apa yang
pasien dan keluarga dapat diharapkan
mengungkapkan 3) Efek samping terapi HBO dan cara
mencegahnya
1. Terapi HBO
3. Beri kesempatan kepada pasien untuk
2. Tujuan terapi HBO
menanyakan hal-hal yang belum dipahami
3. Prosedur terapi HBO
4. Identifikasi hambatan dan kebutuhan belajar
4. Efek samping terapi
pasien terkait:
HBO
1) Tujuan dan hasil yang yang diharapkan
dari terapi oksigen hiperbarik
2) Urutan prosedur perawatan
3) Sistem pengiriman oksigen
4) Teknik mengosongkan telinga
2. Resiko barotrauma ke telingga, sinus, gigi, dan paru-paru, atau gas emboli
serebral b/d perubahan tekanan udara di dalam ruang oksigen hiperbarik.
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

Tujuan: 1. Sebelum terapi dimulai ajarkan pada pasien


Setelah dilakukan tindakan tentang teknik valsava maneuver dengan cara
keperawatan, pasien tidak menelan ludah, mengunyah, minum, atau
mengalami barotrauma menutup hidung lalu hembuskan.
telinga, sinus gigi, dan paru- 2. Kaji kemampuan pasien melakukan teknik
paru, atau gas emboli valsava maneuver.
serebral 3. Ingatkan pasien untuk bernapas dengan
Kriteria hasil: normal selama perubahan tekanan,
1. Pasien tidak mengeluh 4. Anjurkan pasien untuk melapor jika
nyeri pada telinga, sinus merasakan sakit di telinga
gigi dan paru-paru 5. Beritahukan operator ruang multiplace jika
2. Tidak ada tanda-tanda ada pasien yang tidak dapat menyesuaikan
barotrauma persamaan tekanan.
3. Tanda dan gejala 6. Monitor tanda-tanda dan gejala barotrauma
barotrauma akan termasuk ketidakmampuan untuk valsava,
ditangani dan segera peningkatan kecepatan dan kedalaman
dilaporkan pernapasan dan gejala pneumothorax (tiba-
tiba nyeri dada tajam, kesulitan bernapas,
gerakan dada abnorma pada sisi paru yang
terkena, dan takikardi) hingga terapi selesai
7. Dokumentasikan hasil pengkajian dan
monitor
8. Ikuti perintah dokter hiperbarik untuk
manajemen pasien

3. Resiko cidera yang b/d pasien transfer in/out dari ruang (chamber),
ledakan peralatan, kebakaran, dan/atau peralatan dukungan medis
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

Tujuan: 1. Bantu pasien masuk dan keluar dari ruang


dengan tepat
Setelah dilakukan tindakan 2. Jelaskan prosedur pencegahan kebakaran
keperawatan, pasien sesuai kebijakan yang ditentukan dan
terhindar dari cidera prosedur
Kriteria hasil: 3. Beritahukan kepada pasien terkait barang-
barang yang tidak boleh dibawa ke dalam
1. Tidak terjadi kebakaran chamber
2. Pasien keluar chamber 4. Amankan peralatan di dalam ruang sesuai
dengan kondisi aman dengan kebijakan dan prosedur
3. Tidak ditemukan cidera 5. Pantau peralatan untuk perubahan tekanan
pada tubuh pasien dan volume
6. Monitor adanya udara di IV linedan tekanan
tubing line invasif. udara semua harus
dikeluarkan dari tabung, jika ada.
7. Dokumentasikan bahwa semua lini invasif
terbebas dari udara terutama saat chamber
diberikan tekanan dan setelah diberikan
tekanan

4. Resiko keracunan oksigen b/d pemberian oksigen 100% selama tekanan


atmosfir meningkat.
Tujuan & Kriteria Hasil Intervensi

Tujuan: 1. Catat hasil pengkajian pasien dari dokter


hiperbarik seperti
Setelah dilakukan tindakan 1) Peningkatan suhu tubuh
keperawatan, diharapkan 2) Riwayat penggunaan steroid
tidak terjadi keracunan 3) Riwayat kejang dan oksigen
oksigen 4) Penggunaan vitami C dosis tinggi atau
Kriteria hasil: aspirin
5) Dan faktor resiko tinggi lainnya
1. Pasien tidak mengeluh 2. Kaji kondisi pasien sebelum terapi
pusing 3. Monitor kondisi pasien saat terapi
2. Pasien tidak mengatakan berlangsung dan dokumentasikan tanda dan
penglihatan kabur gejala dari keracunan oksigen pada sistem
3. Tidak ada mual saraf pusat (mati rasa dan berkedut, telinga
berdenging, vertigo, penglihatan kabur,
gelisah, dan mual)
4. Monitor kondisi pasien saat terapi
berlangsung dan dokumentasikan tanda dan
gejala keracunak oksigen paru (nyeri dan rasa
terbakar di dada, sesak di dada, batuk kering
tidak berhenti-henti, kesulitan menghirup
napas penuh, dispnea saat bergerak)
5. Ubah sumber oksigen 100% untuk pasien
jika tanda-tanda dan gejala muncul
6. Beritahukan kepada dokter hiperbarik jika
terdapat tanda-tanda keracunan oksigen pada
pasien

2.2 WOC Stroke dengan Terapi HBO


BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
Tanggal Pendaftaran : 30-10-2017 Jam Pendaftaran : 09.00 WIB
Tanggal Pengkajian : 31-10-2017 No. RM : xxxxx
Jam Pengkajian : 09.00 WIB Diagnosa Masuk : Stroke
Terapi HBO Ke :2

Identitas
1. Nama Pasien : Tn.MS
2. Umur : 50 Tahun
3. Suku/Bangsa : Jawa
4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : Wiraswasta
6. Alamat : Kediri

Keluhan Utama
DCS :-
Klinis : Stroke
Kebugaran :-

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien mengeluh kelemahan pada tubuh bagian kanannya saja, susah untuk berjalan dan
susah untuk berbicara sejak tgl 25 Oktober 2017, serangan ini dirasakan tiba-tiba dengan
diikuti dengan gejala pusing sebelumnya. Pasien dilarikan ke IGD RS Kediri dan KRS
tgl 28 Oktober 2017 untuk melakukan rawat jalan. Menurut pasien serangan tersebut
sudah dirasakan untuk yang kedua kalinya dan lebih terasa berat Serangan yang pertama
dirasakan pada Bulan Januari 2017, pada serangan pertama pasien sempat dirawat di RS
di Kediri dengan diagnosa medis stroke. 1 minggu sebelum serangan stroke ke dua pasien
mengalami kecelakaan sepeda motor, cidera di kepala disangkal pasien dan keluarga.
Pasien pertama kali mengikuti terapi oksigen hiperbarik pada tanggal 30 Oktober 2017,
sebelum dilakukan TOHB yang pertama pasien mendapatkan tindakan miringotomi
(pelubangan gendang telinga) karena pasien tidak dapat melakukan valsava dengan
optimal. TOHB yang pertama dilakukan dengan metode tabel autis (menghisap oksigen
murni 100% selama 60 menit di dalam tekanan sedalam 3 m dibawah permukaan laut/
1,3 ATA), dan pada TOHB ke dua tanggal 31 Oktober 2017 pasien mengikuti TOHB
dengan metode tabel kindwall.

Riwayat Penyakit Dahulu


1. Riwayat Terapi HBO
Pernah Dirawat : Ya Tidak Kapan : -
Keluhan Saat Itu : DCS Klinis Kebugaran
2. Riwayat Penyakit Kontraindikasi
Absolut
Pneumothoraks : Sudah Diterapi Belum Diterapi
Keterangan: -
Relatif
ISPA Keterangan: -
Sinusitis Kronis Keterangan: -
Kejang Keterangan: -
Emphisema + Retensi O2 Keterangan: -
Panas Tinggi Keterangan: -
Pneumothorak Spontan Keterangan: -
Operasi Dada Keterangan: -
Operasi Telinga Keterangan: -
Kerusakan Paru Asimptomatik Keterangan: -
Infeksi Virus Keterangan: -
Spherositosis Kongenital Keterangan: -
Neuritis Optik Keterangan: -

Pemerikasaan Fisik
1. Keadaan Umum
Kesadaran : Composmentis Apatis Somnolen Sopor Koma

2. Tanda-Tanda Vital
S: 36,6C N : 92x/menit TD: 130/80 mmHg RR : 18x/menit

3. Keadaan Fisik
Kepala : Tidak ada jejas atau lesi di kepala
Mata : Tidak ada gangguan penglihatan
Telinga : Dilakukan miringotomi di kedua telinga karena pasien tidak dapat
melakukan valsava secara optimal
Hidung : Tidak ada gangguan penciuman
Tenggorokan : Sedikit susah untuk menelan

4. Sistem Neurologis
GCS :Mata: 4 Verbal: 5 Psikomotor: 6
Keluhan Pusing : Ya Tidak
P :-
Q :-
R :-
S :-
T :-
Lain-Lain :-

5. Sistem Pernapasan
Keluhan : Sesak Nyeri Waktu Nafas Orthopnea
Batuk : Produktif Tidak Produktif
Sekret :- Konsistensi :-
Warna :- Bau :-
Irama Nafas : Teratur Tidak Teratur
Alat Bantu Nafas : Ya Tidak Keterangan : -
Penggunaan WSD : Ya Tidak Keterangan : -
Tracheostmi : Ya Tidak Keterangan : -
Lain-Lain :-
6. Sistem Kardiovaskuler
Irama jantung : Reguler Ireguler
CRT :< 2 detik
Akral : Hangat Kering Merah Basah
Pucat Panas Dingin
Nyeri Dada : Ya Tidak Keterangan :-
Lain-Lain :-

7. Sistem Pencernaan
Mulut : Bersih Kotor Berbau
Membran Mukosa : Lembab Kering Stomatitis
Tenggorokan : Sakit Menelan Sulit Menelan Pembesaran Tonsil
Peristaltik : 8x/menit
BAB : lunak Terakhir Tanggal : 28 Oktober 2017
Konsistensi : Keras Lunak Cair Lendir/Darah
Diit : Padat Lunak Cair
Nafsu Makan : Baik Menurun Frekuensi : 3x/hari
Porsi Makan : Habis Tidak Keterangan : -
Lain-Lain :-

8. Sistem Perkemihan
Keluhan Kencing : Ada Tidak Keterangan : -
Perkemihan : Spontan Alat bantu Sebutkan : -
Produksi Urine : 200 ml/hari Warna: Kuning Bau : -
Lain-Lain :-

9. Sistem Muskuloskletal
Pergerakan sendi : Bebas Terbatas
Kekuatan Otot : 53
53

Kelainan Ektremitas : Ya Tidak Keterangan : terdapat kelemahan di


ekstremitas sisi kanan
Spalk/Gips : Ya Tidak Keterangan : -
Lain-Lain : pasien riwayat stroke pada bulan Januari 2017

10. Sistem Integumen


Pitting Edema : Ada Tidak Grade :
Luka Ganggren : Ada Tidak
Jenis : Lama : Warna : Luas : Kedalaman :
Infeksi :-

Lain-Lain :-

Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium, Radiologi, Ekg, Usg, dll)


Pasien melakukan CT SCAN di RSAL Dr. Ramlan tanggal 26 Oktober 2017, hasilnya terdapat
sumbatan pada pembuluh darah di otak
TERAPI
Terapi akupuntur tanggal 26 Oktober 2017
TOHB tanggal 31 Oktober 2017 (metode tabel kindwall)

DATA TAMBAHAN LAIN


Pemeriksaan refleks fisiologis (tanggal 31 Oktober 2017) didapatkan terdapat respon
motorik yang lemah pada patella, triceps, dan biseps sisi kanan pasien

3.2 Analisis Data


Data Etiologi Masalah Keperawatan
DS: klien mengatakan takut untuk Pasien belum pernah mengikuti MK: Cemas
melakukan TOHB TOHB sebelumnya
DO:
- Klien terlihat cemas Kurangnya pengetahuan terkait
- Klien baru pertama kali prosedur TOHB
mengikuti terapi hiperbarik
cemas

DS : klien mengeluh kelemahan di Terapi HBO MK : Risiko Cidera


salah satu sisi tubuh (kiri)
DO : ruang yang sempit pada chamber
- klien terlihat lemah dan
membutuhkan bantuan dari orang Pasien memerlukan bantuan untuk
lain untuk mobilisasi berjalan dan berpindah
- klien menggunakan kursi roda
untuk mobilisasi Pasien transfer in/out dari ruang
- TD 130/80 mmHg (chamber)

Risiko Cidera
DS : - Terapi HBO MK : Risiko barotrauma ke
DO : telingga, sinus, gigi, dan
- peningkatan tekanan diatas 1 Tekanan di Chamber lebih dari 1 paru-paru, atau gas emboli
ATA ATA serebral
- TD 130/80 mmHg
-pasien miringotomi di kedua Pasien terlambat melakukan
telinga valsava

Risiko barotrauma ke telingga,


sinus, gigi, dan paru-paru, atau
gas emboli serebral
DS : - Terapi HBO MK : Risiko keracunan
oksigen
DO : Peningkatan tekanan diatas 1
ATA
- Pemberian oksigen murni 100%
selama 120 menit Pemberian oksigen 100%

- TD 120/80 mmHg Risiko keracunan oksigen

3.3 Diagnosa Keperawatan


1. Cemas b/d defisit pengetahuan tentang terapi oksigen hiperbarik dan prosedur
perawatan
2. Resiko barotrauma ke telingga, sinus, gigi, dan paru-paru, atau gas emboli serebral
b/d perubahan tekanan udara di dalam ruang oksigen hiperbarik.
3. Risiko cidera yang b/d pasien transfer in/out dari ruang (chamber), ledakan peralatan,
kebakaran, dan/atau peralatan dukungan medis
4. Resiko keracunan oksigen b/d pemberian oksigen 100% selama tekanan atmosfir
meningkat
3.4 Intervensi Keperawatan
No. Diagnosa Keperawatan
Intervensi
(Tujuan, Kriteria Hasil)
1. Cemas b/d defisit pengetahuan 1. Kaji pengetahuan pasien dan keluarga
tentang terapi oksigen hiperbarik dan terkait terapi HBO
prosedur perawatan 2. Berikan penjelasan kepada pasien
Tujuan: informasi tentang:
1) Tujuan dan hasil yang diharapkan dari
Setelah dilakukan tindakan terapi oksigen hiperbarik
keperawatan, diharapkan kecemasan 2) Urutan prosedur perawatan dan apa
pasien berkurang yang diharapkan
Kriteria hasil: 3) Efek samping terapi HBO dan cara
mencegahnya
pasien dan keluarga dapat 3. Beri kesempatan kepada pasien untuk
mengungkapkan menanyakan hal-hal yang belum
dipahami
1. Terapi HBO
4. Identifikasi hambatan dan kebutuhan
2. Tujuan terapi HBO
belajar pasien terkait:
3. Prosedur terapi HBO
1) Tujuan dan hasil yang yang
4. Efek samping terapi HBO
diharapkan dari terapi oksigen
hiperbarik
2) Urutan prosedur perawatan
3) Sistem pengiriman oksigen
4) Teknik mengosongkan telinga
2. Risiko barotrauma ke telingga, sinus, 1. Sebelum terapi dimulai ajarkan pada
gigi, dan paru-paru, atau gas emboli pasien tentang teknik valsava maneuver
serebral b/d perubahan tekanan udara dengan cara menelan ludah, mengunyah,
di dalam ruang oksigen hiperbarik. minum, atau menutup hidung lalu
Tujuan: hembuskan.
Setelah dilakukan tindakan 2. Kaji kemampuan pasien melakukan
keperawatan, pasien tidak mengalami teknik valsava maneuver.
barotrauma telinga, sinus gigi, dan 3. Ingatkan pasien untuk bernapas dengan
paru-paru, atau gas emboli serebral normal selama perubahan tekanan,
Kriteria hasil: 4. Anjurkan pasien untuk melapor jika
1. Pasien tidak mengeluh nyeri pada merasakan sakit di telinga
telinga, sinus gigi dan paru-paru 5. Beritahukan operator ruang multiplace
2. Tidak ada tanda-tanda jika ada pasien yang tidak dapat
barotrauma menyesuaikan persamaan tekanan.
6. Monitor tanda-tanda dan gejala
barotrauma termasuk ketidakmampuan
untuk valsava, peningkatan kecepatan dan
kedalaman pernapasan dan gejala
pneumothorax (tiba-tiba nyeri dada tajam,
kesulitan bernapas, gerakan dada
abnorma pada sisi paru yang terkena, dan
takikardi) hingga terapi selesai
7. Dokumentasikan hasil pengkajian dan
monitor
8. Ikuti perintah dokter hiperbarik untuk
manajemen pasien
3 Risiko cidera yang b/d pasien transfer 1. Bantu pasien masuk dan keluar dari ruang
in/out dari ruang (chamber), ledakan dengan tepat
peralatan, kebakaran, dan/atau 2. Jelaskan prosedur pencegahan kebakaran
peralatan dukungan medis sesuai kebijakan yang ditentukan dan
Tujuan: prosedur
Setelah dilakukan tindakan 3. Beritahukan kepada pasien terkait
keperawatan , pasien terhindar dari barang-barang yang tidak boleh dibawa
cidera ke dalam chamber
Kriteria hasil: 4. Amankan peralatan di dalam ruang
1. Tidak terjadi kebakaran sesuai dengan kebijakan dan prosedur
2. Pasien keluar chamber dengan 5. Pantau peralatan untuk perubahan
kondisi aman tekanan dan volume
3. Tidak ditemukan cidera pada 6. Monitor adanya udara di IV line dan
tubuh pasien tekanan tubing line invasif. udara semua
harus dikeluarkan dari tabung, jika ada.
7. Dokumentasikan bahwa semua lini
invasif terbebas dari udara terutama saat
chamber diberikan tekanan dan setelah
diberikan tekanan
4 Resiko keracunan oksigen b/d 1. Catat hasil pengkajian pasien dari dokter
pemberian oksigen 100% selama hiperbarik seperti
tekanan atmosfir meningkat 1) Peningkatan suhu tubuh
2) Riwayat penggunaan steroid
Tujuan: 3) Riwayat kejang dan oksigen
Setelah dilakukan tindakan 4) Penggunaan vitami C dosis tinggi atau
keperawatan, diharapkan tidak terjadi aspirin
keracunan oksigen 5) Dan faktor resiko tinggi lainnya
2. Kaji kondisi pasien sebelum terapi
Kriteria hasil: 3. Monitor kondisi pasien saat terapi
berlangsung dan dokumentasikan tanda
1. Pasien tidak mengeluh pusing
dan gejala dari keracunan oksigen pada
2. Pasien tidak mengatakan
sistem saraf pusat (mati rasa dan
penglihatan kabur
berkedut, telinga berdenging, vertigo,
3. Tidak ada mual
penglihatan kabur, gelisah, dan mual)
4. Monitor kondisi pasien saat terapi
berlangsung dan dokumentasikan tanda
dan gejala keracunak oksigen paru (nyeri
dan rasa terbakar di dada, sesak di dada,
batuk kering tidak berhenti-henti,
kesulitan menghirup napas penuh,
dispnea saat bergerak)
5. Ubah sumber oksigen 100% untuk
pasien jika tanda-tanda dan gejala
muncul
6. Beritahukan kepada dokter hiperbarik
jika terdapat tanda-tanda keracunan
oksigen pada pasien

3.5 Implementasi Keperawatan


Hari/ No
Jam Tindakan Keperawatan
Tanggal Dx.
Selasa,31 09.30 Pre HBO
Oktober 1 1. Memperkenalkan diri kepada pasien dan membina
2017 hubungan saling percaya dengan pasien
2 2. Mengkaji kondisi pasien sebelum terapi, mengevaluasi
tanda-tanda pilek atau flu (batuk, demam, sakit
tenggorokan, pilek, mual, diare dan malaise.
2 3. Melakukan observasi tekanan darah pasien
4 4. Mencatat hasil pengkajian pasien dari dokter hiperbarik
1 5. Mengkaji pemahaman pasien dan keluarga tentang alasan
dan tujuan mengikuti TOHB
1 6. Berikan informasi kepada pasien terkait prosedur TOHB,
apa yang akan dirasakan pasien saat prosedur, dan apa saja
yang harus dilakukan pasien saat prosedur
2 7. Sebelum terapi dimulai ajarkan pada pasien tentang teknik
pengosongan telinga atau valsava maneuver dengan cara
menelan ludah, mengunyah, minum, atau menutup hidung
lalu hembuskan, dan menguap.
2 8. Kaji kemampuan pasien melakukan teknik valsava
maneuver.
3 9. Jelaskan prosedur pencegahan kebakaran sesuai kebijakan
yang ditentukan dan prosedur
3 10. Beritahukan kepada pasien terkait barang-barang yang tidak
boleh dibawa ke dalam chamber
3 11. Bantu pasien masuk ke chamber dengan hati-hati
10.00 Intra HBO
3 1. Mengingatkan kembali kepada pasien terkait barang-barang
yang tidak boleh dibawa ke dalam chamber
1 2. Ingatkan pasien untuk bernapas dengan normal dan tidak
panik saat peningkatan tekanan didalam chamber
2 3. Instruksikan pasien untuk melakukan pengosongan telinga
atau valsava maneuver dengan cara menelan ludah,
mengunyah, minum, atau menutup hidung lalu hembuskan,
dan menguap
2 4. Mengingatkan kembali untuk melaksanakan valsava
manuver ketika tekanan chamber dinaikkan
2 5. Anjurkan pasien untuk melapor jika merasakan sakit di
telinga
2 6. Beritahukan operator ruang multiplace jika ada pasien yang
tidak dapat menyesuaikan persamaan tekanan.
2 7. Monitor secara berkelanjutan tanda-tanda dan gejala
barotrauma hingga terapi selesai
4 8. Monitor kondisi pasien saat terapi berlangsung dan
dokumentasikan tanda dan gejala keracunan oksigen si SSP
dan paru
4 9. Amankan peralatan di dalam ruang sesuai dengan kebijakan
dan prosedur
2 10. Monitor peralatan dan suple untuk perubahan
3 11. Monitor adanya udara di IV line dan tekanan tubing line
invasif. udara semua harus dikeluarkan dari tabung, jika
ada.

11.00 Post HBO


3 1. Bantu pasien keluar dari chamber dengan hati-hati
2 2. Dokumentasikan tanda-tanda dan gejala barotrauma dan
pneumothorax pada pasien
2 3. Mengkaji apakah ada peningkatan kecepatan dan
kedalaman pernapasan pasien
2,4 4. Beritahukan kepada dokter hiperbarik jika terdapat tanda
dan gejala yang didapatkan pada pasien selama prosedur
TOHB
3.6 Evaluasi Keperawatan
Selasa, 31 Oktober 2017
Pukul 12.00 WIB
Diagnosa keperawatan Evaluasi Sumatif
Cemas b/d defisit pengetahuan tentang terapi S: pasien merasa rileks dan tidak takut saat
oksigen hiperbarik dan prosedur perawatan prosedur TOHB dilaksanakan
O: tidak ada ekpresi cemas dan takut pada
raut wajah pasien
A: Masalah cemas hilang
P: Lanjutkan terapi HBO pada hari
berikutnya

Resiko barotrauma ke telingga, sinus, gigi, dan S: pasien tidak merasakan nyeri di telinga
paru-paru, atau gas emboli serebral b/d pada TOHB pertama dan kedua
perubahan tekanan udara di dalam ruang O: tidak ada ekspresi kesakitan pada wajah
oksigen hiperbarik. pasien, tidak ada barotrauma
A: masalah barotrauma hilang
P: Lanjutkan terapi HBO pada hari
berikutnya

Risiko cidera yang b/d pasien transfer in/out S: Pasien mengatakan dirinya aman
dari ruang (chamber), ledakan peralatan, O: Tidak ada cidera fisik pada pasien
kebakaran, dan/atau peralatan dukungan A: Masalah cidera tidak terjadi
medis P: Lanjutkan terapi HBO pada hari
berikutnya

Resiko keracunan oksigen b/d pemberian S: pasien tidak mengeluh pusing dan mual
oksigen 100% selama tekanan atmosfir O: tidak ada tanda dan gejala keracunan
meningkat Oksigen
A: masalah keracuna oksigen tidak terjadi
P: lanjutkan terapi HBO pada hari berikutnya

You might also like