You are on page 1of 17

JARUM DAN BENANG BEDAH

Oleh :
Nurul Ula
Muhammad Fajrin
Ika Yuniarti
Imaduddin Baskoro Hadinegoro

Dokter Pembimbing :
dr. H.W.Gunawan Kurnaedi T., Sp.THT-KL

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN


TELINGA, HIDUNG & TENGGOROK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI

1
BAB I
PENDAHULUAN

Jarum dan benang jahit bedah atau surgical needle dan surgical suture adalah salah satu
bahan yang penting dalam ilmu bedah minor. Pemakaiannya untuk tekhnik penjahitan atau
penggabungan jaringan bekas operasi telah banyak diketahui sejak berabad-abad silam. Dengan
ditemukannya tekhnik penjahitan ini luka operasi dapat ditutup kembali dan dapat menghentikan
perdarahan.
Seiring dengan perkembangan zaman, jarum dan benang yang digunakan untuk
penjahitan dalam bedah minor pun mengalami banyak perkembangan. Jenisnya beragam dan
penggunaannya pun beragam. Semakin banyak bentuk jarum dan benang yang dibuat
menyesuaikan dengan kebutuhannya untuk menjahit suatu bagian tertentu. Misalnya jenis
benang yang panjang dengan diameter tebal diperlukan untuk menjahit fasia dan kulit sedangkan
benang yang pendek dan diameternya tipis untuk menjahit organ visera, pembuluh darah dan
muskulus. Ukuran dan bentuknya pun beragam. Demikian pula benang jahit bedah yang dibagi
dalam dua bagian besar yaitu benang yang dapat diserap maupun yang tidak dapat diserap.
Benang yang dapat diserap umumnya digunakan untuk lapisan dalam tubuh seperti menjahit
peritoneum sedangkan yang tidak dapat diserap digunakan untuk menjahit permukaan kulit.
Ukuran dan bahannya pun bervariasi.
Dengan demikian sangatlah penting bagi seorang dokter untuk mengetahui macam-
macam jenis benang dan jarum bedah tersebut serta penggunaannya secara klinis sehingga tidak
terjadi kesalahan dalam menggunakan jenis-jenis jarum dan benang bedah tersebut dalam
kegiatan klinis sehari-hari.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

JARUM BEDAH
(SURGICAL NEEDLES)

Jarum bedah disebut juga jarum hechting. Dalam bahasa Inggris disebut surgical needles
atau suture needles. Dalam bahasa Belanda disebut hecht-naald. Alat ini digunakan untuk
menjahit luka,umumnya luka operasi.

Gambar 1. Jarum Bedah

Karakteristik utama jarum bedah, meliputi:


1. Harus terbuat dari stainless steel (baja tahan karat) yang berkualitas tinggi.
2. Menahan/ menolak lentur sehingga akan cenderung membengkok sebelum putus.
3. Cukup kuat untuk mempenetrasi jaringan tanpa bengkok.
4. Cukup elastis untuk menembus jaringan tanpa merusaknya.
5. Cukup tipis sehingga dapat meminimalisir trauma pada jaringan saat penjahitan.
6. Cukup lebar untuk menarik benang melalui jaringan tanpa abrasi yang tidak semestinya.
7. Cukup tajam untuk memudahkan penetrasi ke dalam jaringan.
8. Stabil saat dipasang dan digunakan dalam instrumen seperti needle holder.

3
Gambar 2. Beberapa Perbedaan Karakteristik Jarum Bedah

Jarum bedah disediakan dalam berbagai ukuran, bentuk dan panjang chord. Para ahli
bedah harus memilih jenis jarum sesuai dengan prosedur spesifik dan jaringan. Umumnya,
ukuran jarum yang sama dapat dibuat dari kawat gauge halus untuk digunakan dalam jaringan
lunak atau lembut dan dari kawat gauge berat untuk digunakan dalam jaringan keras atau
fibrosed. Penomoran tergantung dari pabrikannya. Misalnya jarum bedah dari Aesculap
mempunyai nomor 000, 00, 0, 1 sampai dengan 16.
Jarum bedah biasanya dijual terpisah dengan benang bedahnya (traumatic needle). Ujung
jarumnya dapat dibedakan menjadi closed eye maupun french eye. Akan tetapi ada juga yg dijual
jarum bedah dengan benang bedah yg langsung terpasang di jarum bedah. Jarum tersebut dikenal
dengan nama atraumatic needle karena tidak menimbulkan trauma pada pasien karena benang
bedah tersebut langsung terpasang di ujung jarum bedah.

4
Gambar 3. Berbagai Ukuran Jarum Bedah

Gambar 4. Produk Jarum Bedah dengan Benang Terpasang

Gambar 5.BentukUjung Jarum Bedah Closed Eye (kiri) dan French Eye (kanan)

5
Bentuk-bentuk Jarum Bedah
Bentuk jarum secara umum diklasifikasikan menurut tingkat kelengkungan tubuh 5/8,
1/2, 3/8 atau 1/4 lingkaran dan lurus dengan lancip (taper), pemotongan (cutting), poin tumpul
(blunt points) atau tapercut (needle tips). Jarum panjang digunakan untuk menjahit fasia dan
sayatan kulit, diameter jarum dan benang lebih tebal. Jarum pendek dan tipis digunakan untuk
menjahit jaringan visera, pembuluh darah dan muskulus. Bentuk jarum bedah ada 8 macam :
1. Lurus (straight)
2. Curve
3. curve
4. circle
5. circle
6. circle
7. circle
8. Huruf J

Gambar 6. Bentuk-bentuk Jarum Bedah

6
Gambar 7. Bentuk Jarum Bedah dan Kegunaannya

Gambar 8. Bentuk Jarum Bedah dan Aplikasinya


Bentuk Ujung Jarum Bedah :
7
1. Taper point needles
Berfungsi untuk jaringan yg lembut dan mudah untuk ditembus.
2. Conventional cutting needles
Berfungsi untuk dua pemotongan tepi yang berlawanan, dengan yang ketiga pada kurva di
dalamnya. Perubahan dalam lintas-bagian dari sebuah segitiga memotong ujung ke tubuh
pipih.
3. Tapercut needles
Bentuk lancip dengan ujung memotong seperti dua jarum dalam satu. Berfungsi untuk
jaringan yang alot (keras),
4. Ethiguard*Blunt point needles
Bentuk lancip, berfungsi untuk untuk pembedahan (diseksi) tumpul dan menjahit jaringan
rapuh (jaringan yg mudah rusak bila dijahit).
5. Reverse cutting needles
Berfungsi untuk jaringan keras/alot yang susah ditembus
6. Precision point needles
Berfungsi untuk bedah plastik atau bedah kosmetik. Memotong ujung electropolished untuk
ditambahkan ketajaman.
7. Precision cosmetic-conventional cutting prime needles
Berfungsi untuk bedah plastik atau bedah kosmetik. Ujung konvensional memotong dan
meningkatkan ketajaman geometri utama.
8. Conventional spatula
visibilitas titik di bawah berfungsi untuk memberikan kontrol pada kedalaman penetrasi
9. Visi-Black*Needle
titik jarum lancip ramping dengan warna hitam berfungsi untuk meningkatkan visibilitas dan
penetrasi.
10. Micro-point*Reverse cutting needle
Pemotongan tepi, berfungsi untuk operasi mata. Sangat halus dan sangat tajam untuk operasi
mata.
11. Micro-point*Spatula needles
Profil tipis, datar, dirancang khusus untuk operasi segmen anterior mata.
12. CS Ultima*Spatula needle
8
Berfungsi untuk mengurangi tepi sudut, memberikan penetrasi yang lebih baik. Siap
memfasilitasi rotasi simpul pada operasi mata.
13. Sabreloc*Spatula needle
Memotong sisi tepi berbentuk spatula. Berfungsi untuk lapisan jaringan sklera atau kornea.
Titik jarum spatula terpusat untuk stabilitas maksimum jarum di sklera tipis. Empat tepi
berjarak sama dan pasti tepat memberikan kontrol yang lebih besar.

Gambar 9. Bentuk Ujung Jarum Bedah dengan Penampangnya

Untuk menjahit kulit digunakan yang berpenampang segitiga agar lebih mudah mengiris
kulit (scharpe nald). Sedangkan untuk menjahit otot dipakai yang berpenampang bulat (rounde
nald).
Jenis benang
BENANG BEDAH
(SURGICAL SUTURE)
Ada tiga hal yang menentukan pemilihan jenis benang jahit, yaitu :
A. jenis bahannya
B. kemampuan tubuh untuk menyerapnya
C. susunan filamennya.
Bahan benang diklasifikasikan dalam 3 kategori :

9
- Asal bahan benang
- Tipe ikatan benang
- Pola kerusakan jaringan
Bahan benang ada 2 sifat :
- Natural substansi (silk, linen atau catgut)
- Sintetik polimer (polypropylene,polyester atau polyamid)
Produksi bahan benang dapat dibagi menjadi singel, solid monofilamen (nylon, polydioxanone
atau polypropylene) atau multifilamen strand (catgut) atau braided (polyester/silk).

Gambar 10. Benang Multifilamen dan Monofilamen


Bahan benang dapat dibagi menjadi benang yang dapat terabsorbsi (catgut, polydioxone atau
polyglycolicid) dan yang tidak dapat terabsorbsi (nylon, polyester atau stainless steel)
Benang yang dapat diserap melalui reaksi enzimatik pada cairan tubuh kini banyak dipakai.
Penyerapan benang oleh jaringan dapat berlangsung antara tiga hari sampai tiga bulan tergantung
jenis benang dan kondisi jaringan yang dijahit.
Menurut bahan asalnya, benang dibagi dalam benang yang terbuat dari usus domba meskipun
namanya catgut dan dibedakan dalam catgut murni yang tanpa campuran dan catgat kromik yang
bahannya bercampur larutan asam kromat. Catgut murni diserap cepat, kira kira dalam waktu
satu minggu sedangkan catgut kromik diserap lebih lama kira kira 2-3 minggu.
10
Disamping itu ada benang yang terbuat dari bahan sintetik, baik dari asam poliglikolik maupun
dari poliglaktin-910 yang inert dan memiliki daya tegang yang besar. Benang ini dalam dipakai
pada semua jaringan termasuk kulit. Benang yang dapat diserap menimbulkan reaksi jaringan
setempat yang dapat menyebabkan fistel benang atau infiltrate jaringan yang mungkin ditandai
adanya indurasi.
Benang yang tidak dapat diserap oleh tubuh terbuat umumnya dari bahan yang tidak
menimbulkan reaksi jaringan karena bukan merupakan bahan biologik. Benang ini dapat berasal
dari sutera yang sangat kuat dan liat, dari kapas yang kurang kuat dan mudah terurai, dan dari
polyester yang merupakan bahan sintetik yang kuat dan biasanya dilapisi Teflon. Selain itu
terdapat juga benang nailon yang berdaya tegang besar, yang terbuat dari polipropilen yang
terdiri atas bahan yang sangat inert dan baja yang terbuat dari baja tahan karat.
Karena tidak dapat diserap maka benang akan tetap berada di jaringan tubuh. Benang jenis ini
biasanya di gunakan pada jaringan yang sukar sembuh. Bila terjadi infeksi akan terbentuk fistel
yang baru dapat sembuh setelah benang yang bersifat benda asing dikeluarkan.
Benang alami terbuat dari sutera atau kapas. Kedua bahan alami ini dapat bereaksi dengan
jaringan tubuh meskipun minimal karena mengandung juga bahan kimia alami. Daya tegangnya
cukup dan dapat diperkuat bila dibasahi terlebih dahulu dengan larutan garam sebelum
digunakan.
Bahan sintetik terbuat dari polyester, nailon atau polipropilen yang umumnya dilapisi oleh bahan
pelapis Teflon atau Dacron. Dengan lapisan ini, permukaannya lebih mulus sehingga tidak
mudah bergulung atau terurai. Benang mempunyai daya tegang yang besar dan dipakai untuk
jaringan yang memerlukan kekuatan penyatuan yang besar.
Menurut bentuk untaian seratnya, benang dapat berupa monofilament bila hanya terdiri dari satu
serat saja, dan polifilamen bila terdiri atas banyak serat yang diuntai menjadi satu. Keuntungan
menggunakan benang monofilamen adalah benang monofilamen tidak mempunyai celah dimana
bakteri dapat tumbuh tetapi kurang lentur dan fleksibel dibandingkan benang yang multifilamen.
Sedangkan benang yang multifilamen memiliki kelenturan dan fleksibilitas yang lebih baik tetapi
kuman dapat tumbuh diantara kepang filamen-filamennya dan memiliki pernukaan yang kasar.
Cara menguntainya dapat sejajar dibantu bahan pelapis atau di untai bersilang sehingga
penampangnya lebih bulat, lebih lentur dan tidak mudah bergulung.

11
Benang baja dapat berbentuk monofilament atau polifilamen, sering dipakai pada sternum
setelah torakotomi, jika terkontaminasi mudah terjadi infeksi.
Seide (silk/sutera)
Bersifat tidak licin seperti sutera biasa karena sudah dikombinasi dengan perekat, tidak diserap
tubuh. Pada penggunaan disebelah luar maka benang harus dibuka kembali.
Warna : hitam dan putih
Ukuran : 5,0-3
Kegunaan : menjahit kulit, mengikat pembuluh arteri (arteri besar) dan sebagai teugel (kendali)
Plain catgut
Diserap tubuh dalam waktu 7-10 hari
Warna : putih dan kekuningan
Ukuran : 5,0-3
Kegunaan : untuk mengikat sumber perdarahan kecil, menjahit subkutis dan dapat pula
dipergunakan untuk menjahit kulit terutama daerah longgar (perut, wajah) yang tak banyak
bergerak dan luas lukanya kecil.
Plain catgut harus disimpul paling sedikit 3 kali, karena dalam tubuh akan mengembang.
Chromic catgut
Berbeda dengan plain catgut, sebelum dipintal ditambahkan krom, sehinggan menjadi lebih keras
dan diserap lebih lama 20-40 hari.
Warna : coklat dan kebiruan
Ukuran : 3,0-3
Kegunaan : penjahitan luka yang dianggap belum merapat dalam waktu 10 hari, untuk menjahit
tendo untuk penderita yang tidak kooperatif dan bila mobilisasi harus segera dilakukan.

Ethilon
Benang sintetis dalam kemasan atraumatis (benang langsung bersatu dengan jarum jahit) dan
terbuat dari nilon lebih kuat dari seide atau catgut. Tidak diserap tubuh, tidak menimbulkan
iritasi pada kulit dan jaringan tubuh lain
Warna : biru dan hitam
12
Ukuran : 10,0-1,0
Penggunaan : bedah plastic, ukuran yang lebih besar sering digunakan pada kulit, nomor yang
kecil digunakan pada bedah mata.
Ethibond
Benang sintetis(polytetra methylene adipate). Kemasan atraumatis. Bersifat lembut, kuat, reaksi
terhadap tubuh minimum, tidak terserap.
Warna : hiaju dan putih
Ukuran : 7,0-2
Penggunaan : kardiovaskular dan urologi
Vitalene
Benang sintetis (polimer profilen), sangat kuat lembut, tidak diserap. Kemasan atraumatis
Warna : biru
Ukuran : 10,0-1
Kegunaan : bedah mikro terutama untuk pembuluh darah dan jantung, bedah mata, plastic,
menjahit kulit
Vicryl
Benang sintetis kemasan atraumatis. Diserap tubuh tidak menimbulkan reaksi jaringan. Dalam
subkuitis bertahan 3 minggu, dalam otot bertahan 3 bulan
Warna : ungu
Ukuran : 10,0-1
Penggunaan : bedah mata, ortopedi, urologi dan bedah plastic
Supramid
Benang sintetis dalam kemasan atraumatis. Tidak diserap
Warna : hitam dan putih
Kegunaan : penjahitan kutis dan subkutis

Linen
Dari serat kapas alam, cukup kuat, mudah disimpul, tidak diserap, reaksi tubuh minimum
Warna : putih
Ukuran : 4,0-0
Penggunaan : menjahit usus halus dan kulit, terutama kulit wajah
13
Steel wire
Merupakan benang logam terbuat dari polifilamen baja tahan karat. Sangat kuat tidak korosif,
dan reaksi terhadap tubuh minimum. Mudah disimpul
Warna : putih metalik
Kemasan atraumatuk
Ukuran : 6,0-2
Kegunaan : menjahit tendo
Ukuran benang dinyatakan dalam satuan baku eropa atau dalam satuan metric. Ukuran terkecil
standar eropa adalah 11,0 dan terbesar adalah ukuran 7.Ukuran benang merupakan salah satu
factor yang menentukan kekuatan jahitan. Oleh karena itu pemilihan ukuran benang untuk
menjahit luka bedah bergantung pada jaringan apa yang dijahit dan dengan pertimbangan faktor
kosmetik. Sedangkan kekuatan jahitan ditentukan oleh jumlah jahitan, jarak jahitan, dan jenis
benangnya. Pada wajah digunakan ukuran yang kecil (5,0 atau 6,0)
Lokasi penjahitan Jenis benang Ukuran

Fasia Semua 2,0-1


Otot Semua 3,0-0
Kulit Tak diserap 2,0-6,0
Lemak Terserap 2,0-3,0
Hepar Kromik catgut 2,0-0
Ginjal Semua catgut 4,0
Pancreas Sutera atau kapas 3,0
Usus halus Catgut, sutera, kapas 2,0-3,0
Usus besar Kromik catgut 4,0-0
Tendon Tak terserap 5,0-3,0
Kapsul sendi Tak terserap 3,0-2,0
Peritoneum Kromik catgut 3,0-2,0
Bedah mikro Tak terserap 7,0-11,0

Gambar 11 Berbagai Ukuran Benang dan Penggunaannya

14
Gambar 12. Berbagai Ukuran Benang dan Aplikasinya

BAB III

KESIMPULAN

Banyak macam benang dan jarum untuk tekhnik pembedahan minor. Benang dan jarum
tersedia dalam berbagai jenis, bahan, ukuran, bentuk dan sifat. Menurut jenis bahannya benang
bedah dibedakan menjadi jenis benang yang alami maupun sintetis. Menurut bentuknya

15
dibedakan menjadi benang bedah monofilamen dan benang bedah polifilamen. Sedangkan
menurut sifatnya dapat dibedakan menjadi benang bedah yang dapat diabsorbsi oleh jaringan
tubuh dan yang tidak dapat diabsorbsi oleh tubuh. Masing-masing jenis benang bedah memiliki
kelebihan dan kekurangannya masing-masing dan diperlukan pengetahuan untuk penggunaan
benang yang sesuai. Demikian pula jarum bedah memiliki diameter, ukuran dan mata jarum
dengan bentuk yang bervariasi. Jarum bedah itu sendiri dapat dibedakan dalam 2 bagian besar
yaitu jarum bedah yang traumatik maupun jarum bedah yang atraumatik. Jarum bedah traumatik
tidak langsung terpasang dengan benang bedahnya dan dibedakan dalam jarum bedah traumatik
yang closed eye dan french eye. Sedangkan jarum bedah atraumatik langsung terpasang dengan
benang bedahnya. Kelengkungan jarum bedah pun berbeda-beda tetapi jenis yang paling sering
digunakan adalah jenis 5/8 dan curve. Bentuk ujung dan penampang jarum bedah pun
bervariasi tetapi secara garis besar jarum dengan penampang bulat digunakan untuk menjahit
otot sedangkan yang berpenampang segitiga digunakan untuk menjahit kulit.

DAFTAR PUSTAKA

1. Schwatrz, Seymour I. Intisari prinsip-prinsip ilmu bedah. 6th Ed. Editor : Chandranata L.
Jakarta: EGC, 2000.
2. Sabiston, DC. Buku ajar bedah. Editor: Jonathan O. Jakarta: EGC,1995.

3. Bisono. Petunjuk praktis operasi kecil. Jakarta: EGC,2003.

16
4. Anggara, Dwi Yudi. 2010. Mengenal Instrumen Bedah Minor.
http://kmbakp.blogspot.com/2010/03/mengenal-intrumen-bedah-minor.html Diakses
pada tanggal 9 April 2011.

5. Anonim, 2010. Surgical Needles, Bentuk Jarum Bedah, Jenis Jarum Bedah dan
Karakteristik Utama Jarum Bedah. http://ilmupharmasi.com/
Diakses pada tanggal 9 April 2011.

6. Chan, Risu. 2010. Mengenal Alat-alat Kesehatan dan Alat Kedokteran di Rumah Sakit.
http://farmasirisu.blogspot.com/2010/08/mengenal-alat-alat-kesehatan-dan-alat-
kedokteran-di-rumah-sakit.html
Diakses pada tanggal 9 April 2011.

17

You might also like