You are on page 1of 14

Sistem Transmisi Tenaga Listrik

Merupakan proses penyaluaran tenaga listrik dari tempat pembangkit tenaga listrik
(Power Plant) hingga Saluran distribusi listrik (substation distribution) sehingga
dapat disalurkan sampai pada konsumer pengguna listrik.

Sistem Transmisi terdiri atas :

1. Saluran Transmisi
2. Gardu Induk
3. Pusat Pengaturan Beban

Sedangkan komponen utama saluran transmisi terdiri atas :


1. Konduktor
Kawat konduktor ini digunakan untuk menghantarkan listrik yang ditransmisikan.
Kawat konduktor untuk saluran transmisi tegangan tinggi ini selalu tanpa
pelindung/isolasi. Hanya menggunakan Isolasi Udara
Jenis Konduktor yang dipakai
- Tembaga (cu)
- Alumunium (Al)
- Baja (steel)
Jenis yang sering dipakai adalah jenis alumuniumdengan campuran baja.

Jenis-jenis penghantar Aluminium


AAC (All-Alumunium Conductor), yaitu kawat penghantar yang seluruhnya
terbuat dari alumunium.
AAAC (All-Alumunium-Alloy Conductor), yaitu kawat penghantar yang
seluruhnya terbuat dari campuran alumunium.
ACSR (Alumunium Conductor, Steel-Reinforced), yaitu kawat penghantar
alumunium berinti kawat baja.
ACAR (Alumunium Conductor, Alloy-Reinforced), yaitu kawat penghantar
alumunium yang diperkuat dengan logam campuran.
Jenis yang sering digunakan adalah ACSR.

2. Isolator
Isolator pada sistem transmisi tenaga listrik disni berfungsi untuk penahan bagian
konduktor terhadap ground. Isolator disini bisanya terbuat dari bahan porseline,
tetapi bahan gelas dan bahan isolasi sintetik juga sering digunakan disini. Bahan
isolator harus memiiki resistansi yang tinggi untuk melindungi kebocoran arus
dan memiliki ketebalan yang secukupnya (sesuai standar) untuk mencegah
breakdown pada tekanan listrik tegangan tinggi sebagai pertahanan fungsi isolasi
tersebut. Kondisi nya harus kuat terhadap goncangan apapun dan beban
konduktor.
Jenis isolator yang sering digunakan pada saluran transmisi adalah jenis porselin
atau gelas. Menurut penggunaan dan konstruksinya, isolator diklasifikasikan
menjadi:
- isolator jenis pasak
- isolator jenis pos-saluran
- isolator jenis gantung
- isolator jenis pasak dan isolator jenis pos-saluran digunakan pada saluran
transmisi dengan tagangan kerja relatif rendah (kurang dari 22-33kV),
sedangkan isolator jenis gantung dapat digandeng menjadi
rentengan/rangkaian isolator yang jumlahnya dapat disesuaikan dengan
kebutuhan.
3. Stuktur Pendukung
Tiang Penyangga Saluran transmisi dapat berupa saluran udara dan saluran bawah
tanah, namun pada umumnya berupa saluran udara. Energi listrik yang disalurkan
lewat saluran transmisi udara pada umumnya menggunakan kawat telanjang
sehingga mengandalkan udara sebagai media isolasi antar kawat penghantar. Dan
untuk menyanggah/merentangkan kawat penghantar dengan ketinggian dan jarak
yang aman bagi manusia dan lingkungan sekitarnya, kawat-kawat penghantar
tersebut dipasang pada suatu konstruksi bangunan yang kokoh, yang biasa disebut
menara/tower. Antar menra/tower listrik dan kawat penghantar disekat oleh
isolator.
Saluran Kabel bawah laut, ini merupakan saluran listrik yang melewati medium
bawah air (laut) karena transmisi antar pulau yang jaraknya dipisahkan oleh lautan.

Berdasarkan pemasangannya, saluran transmisi dibagi menjadi :


1. Saluran Udara (Overhead Lines), saluran transmisi yang menyalurkan energi listrik melalui
kawat-kawat yang digantung pada isolator antara menara atau tiang transmisi.
2. Saluran kabel bawah tanah (underground cable), saluran transmisi yang menyalurkan
energi listrik melalui kabel yang dipendam didalam tanah.
3. Saluran bawah Laut
Saluran transmisi listrik yang di bangun di dalam laut.

Klasifikasi Tegangan Transmisi Listrik


1. Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 200kV-500kV
2. Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 30kV-150kV
3. Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 30kV-150kV
4. Saluran Udara Tegangan Menengah (SUTM) 6kV-30kV
5. Saluran Kabel Tegangan Menengah (SKTM) 6kV-20kV
6. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR) 40V-1000V
7. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)40V-1000V
8. Saluran Kabel Tegangan Rendah (SKTR) 40V-1000V

Macam-macam Sistem Transmisi


1. Sistem Tunggal

2. Sistem Ganda

3. Sistem Radial

4. Sistem Loop
Gardu Induk
Merupakan sub sistem dari sistem penyaluran.
Berfungsi untuk :
1. Mentransformasikan tenaga listrik tegangan tinggi yang satu ke tegangan tinggi yang
lain (500 kV, 150 kV / 70 kV) atau dari tegangan tinggi ke tegangan menengah (150
kV / 20 kV, 70 kV / 20 kV).
2. Pengukuran, pengawasan operasi dan pengaturan pengamanan dari sistem tenaga
listrik.
3. Pengaturan pelayanan beban (daya) ke gardu-gardu induk lain melalui tegangan tinggi
dan ke gardu-gardu distribusi setelah melalui transformator penurun tegangan (step
down transformer) dan diteruskan ke penyulang (feeder) tegangan menegah.
4. Pengatur beban, seperti pada P2B Gandul, UPB Cawang, UPB Cigelereng, UPB
Ungaran dan UPB Waru.
Jenis-Jenis Gardu Induk
1. Gardu Induk Konvensional (jenis pasang luar / outdoor )
Adalah gardu induk yang peralatannya ditempatkan pada bagian luar (di area
terbuka) disebut juga switch yard atau switch gear.
2. Gardu Induk Indoor (GIS)
Adalah gardu induk yang peralatannya ditempatkan pada bagian dalam ruangan
(indoor) dengan memodifikasi peralatan tegangan tinggi yang dilindungi sistem gas
terisolasi.
3. Gardu Induk Bawah Tanah
Adalah gardu induk indoor (GIS) yang ditempatkan pada ruangan bawah tanah
dengan kondisi khusus.

Gambar di atas adalah contoh dari gardu induk konvensional


Gambar di atas adalah contoh dari gardu induk indoor (GIS)

Jenis-Jenis Tower
Menurut Fungsinya Tower dibagi atas 7 macam :
1. Dead end Tower
2. Section Tower
3. Suspension Tower
4. Tension Tower
5. Transposision Tower
6. Gantry Tower
7. Combined Tower
Pada transmisi tegangan tinggi digunakan sistem saluran 3 fasa, untuk efisiensi.
Selain karena Keluaran dari generator berupa tiga fasa, setiap fasa mempunyai sudut
pergerseran fasa 120. Pada SUTT dikenal fasa R; S dan T yang urutan fasanya selalu R
diatas, S ditengah dan Tdibawah.
Penampang dan jumlah konduktor disesuaikan dengan kapasitas daya yang akan
disalurkan, sedangkan jarak antar kawat fasa maupun kawat berkas disesuaikan dengan
tegangan operasinya.
Jika kawat terlalu kecil maka kawat akan panas dan rugi transmisi akan besar. Pada
tegangan yang tinggi (SUTET) penampang kawat , jumlah kawat maupun jarak antara
kawat berkas mempengaruhi besarnya corona yang ditengarai dengan bunyi desis atau
berisik.
Untuk saluran HVDC, Penyaluran tenaga listrik dengan sistem arussearah baru dianggap
ekonomis bila panjang saluran udara lebih dari 640 km atau saluran bawah tanah lebih
panjang dari 50 km.
Saluran Transmisi dengan menggunakan sistem arus bolak-balik tiga fasa merupakan
sistem yang banyak digunakan, mengingat kelebihan sebagai berikut :
a. Mudah pembangkitannya.
b. Mudah pengubahan tegangannya.
c. Dapat menghasilkan medan magnet putar.
d. Dengan sistem tiga fasa, daya yang disalurkan lebih besar dan nilai sesaatnya konstan.

Perlengkapan Gardu Transmisi


1. Busbar atau Rel, Merupakan titik pertemuan/hubungan antara trafo-trafo tenaga,
Saluran Udara TT, Saluran Kabel TT dan peralatan listrik lainnya untuk menerima dan
menyalurkan tenaga listrik/daya listrik.
2. Ligthning Arrester, biasa disebut dengan Arrester dan berfungsi sebagai pengaman
instalasi (peralatan listrik pada instalasi Gardu Induk) dari gangguan tegangan lebih akibat
sambaran petir (ligthning Surge).
3. Transformator instrument atau Transformator ukur, Untuk proses pengukuran.
Antara lain :
- Transformator Tegangan, adalah trafo satu fasa yang menurunkan tegangan tinggi
menjadi tegangan rendah yang dapat diukur dengan Voltmeter yang berguna untuk
indikator, relai dan alat sinkronisasi.
- Transformator arus, digunakan untuk pengukuran arus yang besarnya ratusan amper
lebih yang mengalir pada jaringan tegangan tinggi. Disamping itu trafo arus berfungsi juga
untuk pengukuran daya dan energi, pengukuran jarak jauh dan rele proteksi.
- Transformator Bantu (Auxilliary Transformator), trafo yang digunakan untuk
membantu beroperasinya secara keseluruhan gardu induk tersebut.
4. Sakelar Pemisah (PMS) atau Disconnecting Switch (DS),
Berfungsi untuk mengisolasikan peralatan listrik dari peralatan lain atau instalasi lain yang
bertegangan.
5. Sakelar Pemutus Tenaga (PMT) atau Circuit Breaker (CB),
Berfungsi untuk menghubungkan dan memutuskan rangkaian pada saat berbeban (pada
kondisi arus beban normal atau pada saat terjadi arus gangguan).
6. Sakelar Pentanahan, Sakelar ini untuk menghubungkan kawat konduktor dengan tanah /
bumi yang berfungsi untuk menghilangkan/mentanahkan tegangan induksi pada konduktor
pada saat akan dilakukan perawatan atau pengisolasian suatu sistem.
7. Kompensator, alat pengubah fasa yang dipakai untuk mengatur jatuh tegangan pada
saluran transmisi atau transformator. SVC (Static Var Compensator) berfungsi sebagai
pemelihara kestabilan.
8. Peralatan SCADA dan Telekomunikasi, (Supervisory Control And Data Acquisition)
berfungsi sebagai sarana komunikasi suara dan komunikasi data serta tele proteksi dengan
memanfaatkan penghantarnya.
9. Rele Proteksi, alat yang bekerja secara otomatis untuk mengamankan suatu peralatan
listrik saat terjadi gangguan, menghindari atau mengurangi terjadinya kerusakan peralatan
akibat gangguan.

Komponen Pengaman
Komponen pengaman (pelindung) pada transmisi tenaga listrik memiliki fungsi sangat
penting
Komponen pengaman pada saluran udara transmisi tegangan tinggi, antara lain :
- Kawat tanah, grounding dan perlengkapannya, dipasang di sepanjang jalur SUTT.
Berfungsi untuk mengetanahkan arus listrik saat terjadinya gangguan (sambaran) petir
secara langsung.
- Pentanahan tiang, Untuk menyalurkan arus listrik dari kawat tanah (ground wire) akibat
terjadinya sambaran petir. Terdiri dari kawat tembaga atau kawat baja yang di klem
pada pipa pentanahan dan ditanam di dekat pondasi tower (tiang) SUTT.
- Jaringan pengaman, berfungsi untuk pengaman SUTT dari gangguan yang dapat
membahayakan SUTT tersebut dari lalu lintas yang berada di bawahnya yang tingginya
melebihi tinggi yang dizinkan.
- Bola pengaman, dipasang sebagai tanda pada SUTT, untuk pengaman lalu lintas udara.

Gangguan sistem tenaga listrik


Pada dasarnya suatu sistem tenaga listrik harus dapat beroperasi secara terus-menerus
secara normal, tanpa terjadi gangguan. Akan tetapi gangguan pada sistem tenaga listrik tidak
dapat dihindari. Gangguan dapat disebabkan oleh beberapa hal berikut :
Gangguan karena kesalahan manusia (kelalaian)
Gangguan dari dalam sistem, misalnya karena factor ketuaan, arus lebih, tegangan lebih
sehingga merusak isolasi peralatan.
Gangguan dari luar, biasanya karena faktor alam.
Contohnya cuaca, gempa, petir, banjir, binatang, pohon dan lain-lain.

Jenis-jenis gangguan
Jenis gangguan bila ditinjau dari sifat dan penyebabnya dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
Beban lebih, ini disebabkan karena memang keadaan pembangkit yang kurangdari
kebutuhan bebannya.
Hubung singkat, jika kualitas isolasi tidak memenuhi syarat, yang mungkin
disebabkan faktor umur, mekanis, dan daya isolasi bahan isolator tersebut.
Tegangan lebih, yang membahayakan isolasi peralatan di gardu.
Gangguan stabilitas, karena hubung singkat yang terlalu lama.
Daftar Referensi
William.D.Stevenson, Analisis Sistem Tenaga Listrik, Edisi 4
Aslimeri,dkk, Teknik Transmisi Tenaga Listrik Jilid 2
http://www.elektroindonesia.com/elektro/ener33a.html
http://dunia-listrik.blogspot.com/
www.google.co.id searching Transmisi Tenaga Listrik
http://my.opera.com/rommye/blog/show.dml/6820871
http://image.made-inchina.com/2f0j00TMnaDQOJCtiN/Conductor.jpg
http://www.myinsulators.com/acw/bookref/insulator/cotton-fig10.11.jpg
http://www.djlpe.esdm.go.id

You might also like