You are on page 1of 23

ASUHAN KEBIDANAN AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN PADA Ny.

F
DI BPS SURYANTI AM.KEB TANGGAL 14 FEBRUAI 2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Tingginya angka kelahiran di Indonesia menggelisahkan banyak pihak. Sejak
2004, program Keluarga Berencana (KB) dinilai berjalan lamban, hingga angka kelahiran
mencapai 4,5 juta per tahun. Ledakan penduduk disadari akan berpengaruh pada
ketersediaan pangan dan kualitas sumber daya manusia. Untuk menghindari dampak
tersebut, pemerintah berusaha keras menekan angka kelahiran hingga dibawah 4,5 juta
jiwa per tahun. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang
bertanggung jawab dibidang ini berusaha meningkatkan kinerja dengan meluncurkan
program pemberian insentif bagi tenaga medis (BKKBN, 2011).
Di Indonesia terdapat berbagai macam metode keluarga berencana seperti alat
kontrasepsi dalam rahim (AKDR), susuk/implant, kontrasepsi suntikan, kontrasepsi pil,
kondom, dan kontrasepsi mantap, metode operasi wanita (MOW) dan metode operasi pria
(MOP). Hal ini disesuaikan dengan pilihan akseptor (Sarwono, 2008).
Di Indonesia pada bulan Agustus 2013 sebanyak 688.951 peserta yang
menggunakan alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka persentasenya
adalah sebagai berikut : 46.988 peserta IUD (6,82%), 7.982 peserta MOW (1,16%),
44.453 peserta implant (6,45% ), 351.016 peserta suntikan (50,95%), 193.405 peserta pil
(28,07%), 1.125 peserta MOP (0,16%) dan 43.982 peserta kondom (6,38%).
Di provinsi Banten, pada bulan Agustus 2013 sebanyak 29.848 peserta yang
menggunakan alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka persentasenya
adalah sebagai berikut : 2079 peserta IUD (6,97%), 175 peserta MOW (0,59%), 1540
peserta implant (5,16% ), 15.163 peserta suntikan (50,80%), 8496 peserta pil (28,46%), 7
peserta MOP (0,02%) dan 2388 peserta kondom (8,00%).
Di Kabupaten tangerang, pada tahun 2013 sebanyak 359.930 peserta yang
menggunakan alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka persentasenya
adalah sebagai berikut 25.978 peserta IUD (7,2%), 9232 peserta MOW/MOP (2,6%),
21.050 peserta implant (5,8% ), 202.234 peserta suntikan (56%), 96.406 peserta pil
(27%), dan 5.030 peserta kondom (1,4%).
Di BPS Suryanti Am.Keb pada bulan Januari 2014 sebanyak 752 peserta yang
menggunakan alat kontrasepsi. Apabila dilihat per mix kontrasepsi maka persentasenya
adalah sebagai berikut : 2 peserta IUD (0.2 %), 1 peserta implant ( 0.13%) tidak ada
peserta MOW dan MOP (0 %) 677 peserta kb suntik (90.02 %), 73 peserta pil (9.7 %),
dan tidak ada peserta kondom (0%).
Dilihat dari data pengguna alat kontrasepsi diatas, dapat disimpulkan dari
beberapa alat kontrasepsi, kontrasepsi suntik paling diminati peserta keluarga berencana
karena merupakan salah satu alat kontrasepsi yang berdaya kerja panjang (lama), yang
tidak membutuhkan pemakaian setiap hari. Kontrasepsi suntik hormonal dinilai paling
efektif dan memiliki resiko yang tidak terlalu besar. Maka dari itu, kami memilih kasus
kontrasepsi suntik untuk dijadikan makalah PKK1.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Dapat mengaplikasikan asuhan kebidanan pada klien akseptor KB suntik
kombinasi dengan menggunakan manajemen kebidanan menurut Varney.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Dapat melakukan pengkajian pada akseptor KB suntik kombinasi.
b. Dapat menetapkan diagnosa dan masalah dari hasil pengkajian.
c. Dapat menetapkan diagnosa potensial.
d. Dapat menetapkan tindakan segera.
e. Dapat merencanakan asuhan kebidanan pada akseptor suntik kombinasi.
f. Dapat melaksanakan asuhan kebidanan yang telah disusun.
g. Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan.

1.3 Manfaat
Laporan ini dibuat agar dapat memberi manfaat bagi:
1.3.1 Bagi BPS
Dapat meningkatkan pelayanan bagi tenaga kesehatan dalam memberikan pelayanan pada
klien akseptor KB suntik 1 bulan.
1.3.2 Bagi Pendidikan
Evaluasi keberhasilan belajar Praktek Klinik Kebidanan I
1.3.3 Bagi Klien / Masyarakat
Agar masyarakat dan klien mendapat pelayanan kesehatan yang efisien tentang KB
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga Berencana


2.1.1 Definisi
Keluarga Berencana adalah suatu usaha guna merencanakan dan
mengatur jarak kehamilan sehingga kehamilan dapat dikehendaki pada waktu yang
diinginkan (Saifuddin, 2003:32).
Keluarga Berencana adalah tindakan yang membantu individu atau
pemasangan suami istri untuk mendapatkan obyek tertentu, menghindari kelahiran
yang tidak diinginkan, mengatur interval diantara kehamilan, mengontrol waktu saat
kelahiran dalam hubungan dengan suami istri dan menentukan jumlah anak dalam
keluarga ( WHO, 2002)
Keluarga Berencana merupakan suatu tindakan untuk menghindari atau mendapatkan
kelahiran, mengatur interval kehamilan, dan menentukan jumlah anak dalam keluarga. KB
merupakan suatu cara yang efektif untuk mencegah angka kematian ibu dan anak karena
dapat menolong pasangan suami istri menghindari kehamilan resiko tinggi, dapat
menyelamatkan jiwa dan mengurangi angka kesakitan. Program KB nasional mempunyai arti
penting dalam pelaksanaan pembangunan dibidang kependudukan dan keluarga kecil
berkualitas yang dilaksanakan secara berkesinambungan (BKKBN, 2005).
2.1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum KB adalah membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan
sosial ekonomi suatu wilayah keluarga dengan cara mengatur jarak kelahiran anak,
agar diperoleh suatu keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya.
2. Tujuan Khusus
Penurunan angka kelahiran yang bermakna, guna mencapai tujuan tersebut
maka ditempuh kebijaksanaan :
1) Fase menunda perkawinan
2) Fase menjarangkan kehamilan
3) Fase menghentikan/mengakhiri kehamilan/kesuburan

2.1.3 Manfaat KB Untuk Kesehatan


1. Untuk Ibu
a. Mencegah kehamilan yang berulang kali dalam waktu pendek
b. Mencegah keguguran yang menyebabkan kurang darah.
c. Mencegah terserangnya penyakit infeksi dan kelelahan.
2. Untuk Anak anak yang dilahirkan
Anak yang dilahirkan akan mendapatkan sambutan dari ibu dalam keadaan sehat
sehingga :
a. Tumbuh secara wajar sebelum lahir.
b. Sesudah lahir, mendapat pemeliharaan dan makanan yang sesuai dari
ibunya.
3. Untuk Suami
Memberi kesempatan kepadanya agar dapat :
a. Memperbaiki keadaan fisiknya
b. Memperbaiki kesehatan mental dan sosial karena kecemasan berkurang serta
lebih banyak waktu luang untuk keluarga.
4. Untuk anak-anak lainnya
Memberi kesempatan untuk :
a. Perkembangan fisik, karena setiap anak memperoleh jarak dan jatah
makanan yang cukup.
b. Perkembangan mental dan emosi yang cukup banyak
c. Memberi kesempatan pendidikan yang lebih baik karena pendapatan tidak
habis buat hidup saja
5. Untuk Seluruh Keluarga
a. Meningkatkan kesehatan fisik, mental dan emosi dari setiap anggota keluarga
b. Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik memberi yang nyata bagi
generasi yang akan datang
c. Setiap anggota keluarga mempunyai kesempatan yang lebih banyak untuk
mendapatkan pendidikan
d. Suatu keluarga yang direncanakan dengan baik dapat memberi sumbangan
yang lebih banyak untuk kesejahteraan lingkungan.

2.1.4 Kontrasepsi
Kontrasepsi diklasifikasikan kedalam beberapa jenis, yaitu:
1. Metode Sederhana
Metode sederhana dibagi menjadi metode sedehana dengan alat dan
metode sederhana tanpa alat, yaitu :
a. Tanpa alat :
1). KB alamiah : kalender, suhu basal, lendir serviks
2). Coitus intruptus (senggama terputus)
b. Dengan alat : kondom, diafragma, kap serviks, kondom wanita,
spermisida.
2. Modern
Metode kontrasepsi modern dibagi menjadi:
a. Hormonal
Metode modern hormonal terdiri atas: kontrasepsi pil, implan, dan
suntikan
b. Nonhormonal
Metode modern non hormonal adalah kontrasepsi IUD
3. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap terdiri atas Tubektomi dan Vasektomi
2.2 Kontrasepsi Suntik Kombinasi
2.2.1 Definisi
Jenis suntikan kombinasi adalah 25 mg Depo Medroksiprogesteron Asetat dan
5 mg Estradiol Sipionat yang diberikan injeksi I.M sebulan sekali ( Cyclofem), dan
50 mg Noretindron Enantat dan 5 mg Estradiol Valerat yang diberikan injeksi I.M
sebulan sekali (Saifuddin, 2003).
Kontrasepsi suntik kombinasi adalah jenis kontrasepsi yang terdiri dari dua
hormone yaitu progestin dan estrogen seperti hormone alami pada tubuh seorang
perempuan. Progestin yang digunakan adalah Medroxy Progesterone Acetate (MPA)
dan estrogen nya adalah Estradiol Cypionate (JNPK-KR, 2012)

2.2.2 Cara Kerja


Cara kerja kontrasepsi suntik kombinasi menurut Hanafi, 1996 antara lain:
a. Menekan ovulasi
b. Membuat lendir serviks menjadi kental sehingga penetrasi sperma tidak
terganggu
c. Perubahan pada endomroetrium (atrofi) sehingga impalntasi terganggu
d. Menghambat transportasi gamet oleh tuba
2.2.3 Efektivitas
Menurut Ari Sulistyawati, 2011 . Keefektifan kontrasepsi suntik kombinasi sangat
efektif (0,1 0,4 kehamilan per 100 perempuan) selama tahun pertama penggunaan,
2.2.4 Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik kombinasi menurut Saifuddin, 2006 antara lain:
a. Resiko terhadap kesehatan kecil
b. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
c. Tidak dilakukan pemeriksaan dalam
d. Jangka panjang
e. Efek samping sangat kecil
f. Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
2.2.5 Keuntungan Nonkontrasepsi
Keuntungan Nonkontrasepsi menurut Hanafi Hartanto 1996 di buku KB dan
Kontrasepsi, yaitu :
a. Mengurangi jumlah perdarahan
b. Mengurangi nyeri saat haid
c. Mencegah anemia
d. Khasiat pencegahan terhadap kanker ovarium dan kanker endometrium
e. Mengurangi penyakit payudara jinak dan kista ovarium
f. Mencegah kehamilan ektopik
g. Melindungi klien dari jenis-jenis penyakit radang panggul
h. Pada keadaan tertentu dapat diberikan paada perempuan usia perimenopause

2.2.6. Kerugian
Menurut JNPK-KR (2012) kerugian kontrasepsi suntik kombinasi adalah:
a. Terjadi perubahan pada pola haid, seperti tidak teratur, perdarahan
bercak/spoting, atau perdarahan sampai 10 hari
b. Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang
setelah suntikan kedua atau ketiga
c. Ketergantungan klien terhadap pelayanan kesehatan. Klien harus kembali setiap
30 hari untuk mendapatkan suntikan
d. Efektivitasnya berkurang bila digunakan bersamaan dengan obat-obat epilepsy
(Fenitoin dan Barbiturat) atau obat tuberculosis (Rifampisin)
e. Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke,
bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor hati
f. Penambahan berat badan
g. Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual,
hepatitis B, atau infeksi virus HIV
h. Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.

2.2.7. Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi (menurut saefuddin 2006)


a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
c. Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
d. Menyusui ASI pascapersalinan > 6 bulan
e. Pascapersalinan dan tidak menyusui
f. Anemia
g. Nyeri haid hebat
h. Riwayat kehamilan ektopik
i. Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi

2.2.8.Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi


Yang tidak boleh menggunakan suntikan kombinasi menurut Hanafi Hartanto yaitu :
a. Hamil atau diduga hamil
b. Menyusui dibawah 6 minggu pascapersalinan
c. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
d. Penyakit hati akut (virus hepatitis)
e. Usia > 35 tahun yang merokok
f. Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (>180/110
mmHg)
g. Riwayat kelainan tromboemboli atau dengan kencing manis >20 tahun
h. Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine
i. Keganasan pada payudara

2.2.9. Waktu Mulai Menggunakan Suntikan Kombinasi


Menurut Ari Sulistyawati waktu yg tepat untuk memulai menggunakan suntikan
kombinasi adalah :
a. Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak
diperlukan kontrasepsi tambahan
b. Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke 7 siklus haid, klien tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain
untuk 7 hari
c. Bila klien tidak haid, suntikan pertama diberikan setiap saat, asal saja dapat
dipastikan ibu tersebut tidak hamil. Klien tidak boleh melakukan hubungan
seksual untuk 7 hari lamanya atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain
selama masa waktu 7 hari
d. Bila klien pascapersalinan > 6 bulan, menyusui, serta belum haid, maka
suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dpastikan tidak hamil
e. Bila pascapersalinan > 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka
suntikan pertama diberikan pada siklus haid hari 1 dan 7
f. Bila pascapersalinan < 6 bulan dan menyusui, jangan diberi suntikan kombinasi
g. Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat
diberikan
h. Pascakeguguran, suntikan kombinasi dapat diberikan atau dalam waktu 7 hari
i. Ibu yang sedang menggunakan metode kontrasepsi hormonal yang lain dan
ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu
tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan
kombinasi dapat segera diberikan tanpa perlu menunggu haid. Bila ragu-ragu,
perlu dilakukan uji kehamilan terlebih dahulu
j. Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut
dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya. Tidak diperlukan metode
kontrasepsi lain
k. Ibu yang mengatakan metode kontrasepsi nonhormonal dan ingin menggantinya
dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama dapat segera diberikan asal
saja diyakini ibu tersebut tidak hamil, dan pemberiannya tanpa perlu menunggu
datangnya haid. Bila diberikan pada hari ke 1-7 siklus haid, metode kontrasepsi
lain tidak diperlukan. Bila sebelumnya menggunakan AKDR, dan ingin
menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan pertama diberikan
hari 1-7 siklus haid. Cabut segera AKDR.

2.2.10. Cara Penggunaan


Suntikan kombinasi diberikan setiap bulan dengan suntikan intramuscular
dalam. Klien diminta datang setiap 4 minggu.suntikan ulang dapat diberikan 7
hari lebih awal, dengan kemungkinan terjadi gangguan perdarahan. Dapat juga
diberikan setelah 7 hari dari jadwal yang telah ditentukan, asal saja diyakini ibu
tersebut tidak hamil. Tidak dibenarkan melakukan hubungan seksual selama 7
hari atau menggunakan metode kontrasepsi yang lain untuk 7 hari saja.

2.2.11. Instruksi Untuk Klien (menurut Hanafi Hartanti 1996)


a. Klien harus kembali ke dokter/klinik untuk mendapatkan suntikan kembali
setiap 4 minggu
b. Bila tidak haid lebih dari 2 bulan, klien harus kembali ke dokter/klinik untuk
memastikan hamil atau tidak
c. Jelaskan efek samping tersering yang didapat pada penyuntikandan apa yang
harus dilakukan bila hal tersebut terjadi. Bila klien mengeluh mual, sakit
kepala, atau nyeri payudara, serta perdarahan, informasikan kalau keluhan
tersebut sering ditemukan, dan biasanya akan hilang pada suntikan ke-2 atau
ke-3
d. Apabila klien sedang menggunakan obat-obat tuberculosis atau obat epilepsy,
obat-obat tersebut dapat mengganggu efektivitas kontrasepsi yang sedang
digunakan.

2.2.12. Tanda-tanda Yang Harus Diwaspasdai Pada Penggunaan Suntikan


Kombinasi
a. Nyeri dada hebat atau napas pendek. Kemungkinan adanya bekuan darah di
paru atau serangan jantung
b. Sakit kepala hebat, atau gangguan penglihatan. Kemungkinan terjadi stroke,
hipertensi, atau migrain
c. Nyeri tungkai hebat. Kemungkinan telah terjadi sumbatan pembuluh darah
pada tungkai
d. Tidak terjadi perdarahan atau spotting selama 7 hari sebelum suntikan
berikutnya, kemungkinan terjadi kehamilan.
2.3. Manajemen Varney
I. Pengumpulan Data atau Pengkajian
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semua
data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan pasien secara lengkap yaitu :
a. Riwayat kesehatan
b. Pemeriksaan fisik
c. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
d. Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi
II. Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau
diagnosa dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang
telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah dikumpulkan di Interpretasikan sehingga
ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik.
III. Mengidentifikasi Diagnosa atau masalah potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnose potensial lain
berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnose/masalah potensial
ini benar-benar terjadi.
IV. Identifikasi Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain
sesuai dengan kondisi klien.
V. Merencanakan Asuhan yang menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh
langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnosa yang telah diidentifikasi atau diantisipasi, pada
langkah ini informasi/data dasar yang tidak lengkap dapat dilengkapi.
VI. Melaksanakan Perencanaan
Pada langkah ke enam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah ke 5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini
bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagian lagi oleh klien, atau anggota tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak
melakukannya sendiri, ia tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan
pelaksanaannya (misalnya: memastikan agar langkah-langkah tersebut benar-benar
terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter, untuk
menangani klien yang mengalami komplikasi.
VII. Evaluasi
Pada langkah ke VII ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah
diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah
dan diagnosa.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 1 BULAN
Ny. F Umur 25 Tahun P1A0 Di Bidan Suryanti, Am.Keb

No. Register : 029


Ruang : R. Periksa
Tgl. Masuk : 14 Februari 2014
Nama Pengkaji : Mustika dan Sofa Musta Jaba

I. PENGUMPULAN DATA
A. IDENTITAS / BIODATA
Tanggal : 14 Februari 2014 pukul : 19.00 WIB
Nama Ibu : Ny. F Nama Suami : Tn. A
Umur : 25 Tahun Umur : 26 Tahun
Suku : Jawa Suku : Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTA Pendidikan : SLTA
Pekerjaan : Karyawan Pekerjaan : Karyawan
Alamat : Jln. Gede Alamat : Jln. Gede
Telp :- Telp :-

B. ANAMNESA
1. Alasan Kunjungan ini : Ibu mengatakan ini adalah kunjungan ulang/rutin untuk
KB suntik 1 bulan (kombinasi).
2. Keluhan Utama : Tidak ada
3. Riwayat menstruasi
Haid Pertama : 13 Tahun
HPHT : 11 Februari 2014
Siklus : 28 hari
Banyaknya : 3 kali/hari ganti pembalut
Dismenore : Tidak ada
Teratur/tidak teratur : Teratur
Lamanya : 5 hari
Sifat darah : kental kehitaman, baunya khas
4. Pola Kebiasaan Sehari-hari
Pola Makan : 3 kali sehari, porsi sedang, berisi nasi, lauk
pauk, sayur, dan buah-buahan
Pola Minum : 7-8 gelas / hari, berisi air putih
Pola Aktivitas : Pagi sampai siang bekerja, malam
mengurus anak dan suami
Pola Hubungan : 2 kali seminggu
Seksual
Kebiasaan Lain : Ibu tidak merokok dan tidak minum
minuman beralkohol

5. Riwayat kesehatan sehari-hari


Jantung : tidak ada penyakit jantung
Asma/TBC Paru : tidak ada penyakit Asma/TBC Paru
DM : tidak ada penyakit DM
Hepatitis : tidak ada penyakit Hepatitis
Hipertensi : tidak ada penyakit hipertensi
Epilepsi : tidak ada penyakit epilepsi
IMS : tidak ada penyakit IMS
HIV/AIDS : tidak ada penyakit HIV/AIDS
Lain-lain : tidak ada penyakit lainnya

6. Riwayat Kesehatan dahulu


Jantung : tidak ada penyakit jantung
Asma/TBC Paru : tidak ada penyakit Asma/TBC Paru
DM : tidak ada penyakit DM
Hepatitis : tidak ada penyakit Hepatitis
Hipertensi : tidak ada penyakit hipertensi
Epilepsi : tidak ada penyakit epilepsy
IMS : tidak ada penyakit IMS
HIV/AIDS : tidak ada penyakit HIV/AIDS
Lain-lain : tidak ada penyakit lainnya

7. Riwayat kesehatan keluarga


Jantung : tidak ada penyakit jantung
Asma/TBC Paru : tidak ada penyakit Asma/TBC Paru
DM : tidak ada penyakit DM
Hepatitis : tidak ada penyakit Hepatitis
Hipertensi : tidak ada penyakit hipertensi
Epilepsi : tidak ada penyakit epilepsy
IMS : tidak ada penyakit IMS
HIV/AIDS : tidak ada penyakit HIV/AIDS
Lain-lain : tidak ada penyakit lainnya

8. Riwayat KB
Pasang/Mulai Lepas/Stop
No. Alat/cara
Tgl/Bln/Thn Oleh Tgl/Bln/Thn Oleh Masalah
Tidak Haid
Selama
KB Suntik 3 Desember
1 Oktober 2013 Bidan Bidan Pemakaian
Bulan 2013
KB Suntik 3
Bulan
Tidak ada
KB suntik 1 Desember
2 Bidn - -
bulan 2013

9. Data Psikososial
Pengetahuan ibu tentang KB : Ibu hanya mengetahui KB
suntik saja
Dukungan Keluarga : Suami mendukung ibu ber
KB
C. PEMERIKSAAN FISIK (DATA OBYEKTIF)
PEMERIKSAAN UMUM
Keadaan Umum : Baik
Keadaan Emosional : Stabil
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Tekanan Darah : 110/70 mmHg
Denyut Nadi : 78 x/menit
Pernapasan : 20 x/menit
Suhu Tubuh : 36,9o C
Tinggi Badan : 153 cm
LILA : 25
BB sekarang : 45 kg

PEMERIKSAAN KHUSUS
Kepala
Muka/wajah : tidak pucat, tidak ada oedema dan tidak ada
flek hitam
Lain-lain : tidak ada kelainan
Mata
Kelopak mata : simetris, tidak ada kelainan
Konjungtiva : tidak pucat
Sklera : tidak kuning
Lain-lain : tidak ada kelainan
Hidung
Secret/serumen : tidak ada
Polip : tidak ada
Lain-lain : tidak ada kelainan
Telinga
Secret/serumen : tidak ada
Polip : tidak ada
Lain-lain : tidak ada kelainan
Mulut
Bibir : lembab, tidak pecah-pecah dan tidak stomatitis
Gigi : tidak karies dan tidak berlubang
Lain-lain : tidak ada kelainan
Leher
Kelenjar Thyroid : tidak ada pembesaran kelenjar
thyroid
Kelenjar Getah Bening : tidak ada pembesaran kelenjar
getah bening
Lain-lain : tidak ada kelainan
Dada : Simetris
Payudara
Pembesaran : tidak ada pembesaran
Putting susu : menonjol
Simetris : simetris
Benjolan : tidak ada benjolan
Pengeluaran : tidak ada pengeluaran ASI
Aerola : merah kecoklatan
Rasa nyeri : tidak ada rasa nyeri
Lain-lain : tidak ada kelainan
Abdomen
Pembesaran : tidak ada pembesaran
Benjolan abnormal: tidak ada
Bekas luka operasi: tidak ada
Kandung kemih : kosong
Nyeri tekan perut : tidak ada
Lain-lain : tidak ada kelainan
Ano-Genital
Vulva-Vagina : tidak dilakukan
Perineum : tidak dilakukan
Pengeluaran : tidak dilakukan
Anus: hemoroid : tidak dilakukan
Varises & oedem : tidak dilakukan
Lain-lain : tidak dilakukan
Posisi tulang belakang : tegak
Ekstremitas atas
Oedem : tidak ada
Kebersihan : bersih
Warna jari& kuku : bersih, tidak pucat
Turgor : baik
Kekakuan otot : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Varises : tidak ada
Lain-lain : tidak ada kelainan
Ekstremitas Bawah
Oedem : tampak tidak ada oedem
Kebersihan : tampak bersih
Warna jari& kuku : tampak bersih, tidak pucat
Turgor : tampak baik
Kekauan otot : tidak ada
Kemerahan : tidak ada
Varises : tidak ada
Reflex Patella : kanan positif kiri positif
Lain-lain : tidak ada kelainan

D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak Dilakukan

II. INTERPRETASI DATA


Diagnosa : Ny. F Usia 26 tahun P1A0 dengan akseptor KB
suntik 1 bulan
DO : keadaan umum baik, kesadaran compos mentis,
keadaan emosional stabil. TTV : TD: 110/70 mmHg ; N:
76x/menit ; S: 36,9o C ; R: 20x/menit
DS : ibu mengatakan ingin mengunakan KB suntik 1
bulan (kunjungan ulang/rutin)
Masalah : tidak ada
Kebutuhan : tidak ada

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Tidak Ada
IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN AKAN TINDAKAN SEGERA
(MANDIRI, KOLABORASI DAN RUJUKAN)
Tidak Ada

V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu hasil pemeriksaan
2. Berikan KIE ulang efek samping dan komplikasi KB suntik 1 bulan
3. Siapkan alat dan obat untuk KB suntik 1 bulan (cyclofem)
4. Berikan injeksi KB 1 bulan (cyclofem)
5. Anjurkan ibu untuk datang kembali pada bulan berikutnya atau bila ada
keluhan sewaktu-waktu
6. Lakukan dokumentasi tindakan

VI. PEL AKSANAAN


1. Memberitahukan ibu hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, keadaan emosional stabil. TTV : TD: 110/70 mmHg ; N:
76x/menit ; S: 36,9o C ; R: 20x/menit
2. Memberikan KIE ulang tentang KB suntik 1 bulan dan efek samping KB
suntik 1 bulan seperti perubahan pola haid yang tidak teratur, sakit kepala, dan
penambahan berat badan.
3. Menyiapkan alat dan obat

a. Kapas alcohol/kapas DTT


b. Spuit
c. Obat KB cyclofem
d. Menyiapkan obat dalam spuit
e. Menjaga keadaan jarum tetap steril
4. Memberi suntikan KB 1 bulan pada 1/3 bagian dari spina illiaca anterior
superior secara IM.
5. Menganjurkan ibu untuk melakukan suntik ulang pada bulan berikutnya pada
tanggal 12 Maret 2014 atau jika ada keluhan untuk konsultasi
6. Melakukan dokumentasi tindakan berupa identitas pasien, hasil pemeriksaan,
dan terapi yang diberikan

VII. EVALUASI
1. Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan keadaan umum baik, kesadaran
composmentis, keadaan emosional stabil. TTV : TD: 110/70 mmHg ; N:
76x/menit ; S: 36,9o C ; R: 20x/menit
2. Ibu sudah mengerti KIE tentang KB suntik 1 bulan dan efek sampingnya
3. Peralatan dan obat KB sudah disiapkan
4. Pasien sudah disuntikkan KB suntik 1 bulan (cyclofem)
5. Ibu mengerti dan bersedia untuk datang kembali untuk suntik ulang pada
tanggal 12 Maret 2014 atau jika ada keluhan
6. Identitas pasien, hasil pemeriksaan, dan terapi yang diberikan sudah
didokumentasikan dan kartu kunjungan ulang sudah diisi
BAB IV
PEMBAHASAN
Asuhan kebidanan pada Ny. F Usia 25 tahun P 1 A0 dengan Akseptor KB Suntik
kombinasi telah dilakukan pengkajian (data subyektif dan data obyektif) sesuai dengan
manajemen kebidanan 7 langkah varney melalui anamnesa langsung pada pasien dan
beberapa pemeriksaan. Dalam pengkajian data tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan
di lapangan.
a. Ibu mengatakan Hari Pertama Haid Terakhir pada tanggal 11 Februari 2014 dan pasien
melakukan kunjungan ulang untuk ber kb pada tanggal 14 Februari 2014 . Hal ini sesuai
dengan teori Sayfuddin (2010) yang mengatakan bahwa suntik kb kombinasi dapat diberikan
dalam waktu 7 hari siklus haid dan tidak diperlukan kontrasepsi tambahan Maka ibu
diperbolehkan menggunakan kb ini dan tidak memerlukan kontrasepsi tambahan apapun.
b. ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat penyakit keluarga dan terdahulu seperti:
Hipertensi, Gagal Jantung, IMS, Diabetes Mellitus, Epilepsi, Hepatitis, Tuberculosis, dan
HIV/AIDS. Hal ini menyatakan bahwa tidak ada kesenjangan antara teori Hanafi Hartanto
(2002) dan kasus. Maka dari itu ibu dapat diberikan KB suntik kombinasi karena ibu tidak
mempunyai riwayat penyakit yang tidak boleh dimiliki bagi pengguna KB suntik kombinasi.
c. ibu mengatakan tidak pernah merokok, maka dari itu ibu dapat diberikan suntik kombinasi
karena merokok dapat mengurangi keefektifan kb suntik kombinasi.
d. pada pemeriksaan tanda-tanda vital, ibu mempunyai tekanan darah sebesar 110/70 mmHg.
Pada teori Hanafi Hartanto (2002) mengatakan bahwa pasien dengan tekanan darah >
180/100 mmHg tidak diperbolehkan menggunakan kb suntik kombinasi. Hal ini yang
memperbolehkan pasien dapat menggunakan kb suntik kombinasi
Pada pengidentifikasian diagnosa dan identifikasi masalah tidak terjadi kesenjangan
pula, karena diagnosa di ambil dari prosedur anamnesa, pada kasus ini tidak ada masalah
yang muncul. Karena ibu sudah memakai alat kontrasepsi suntik KB kombinasi selama 2
bulan.
Pada langkah antisipasi masalah potensial, dalam kasus ini tidak ditemukan adanya
masalah potensial karena dari hasil pemeriksaan dan dignosa ibu dalam keadaan baik
Dalam identifikasi kebutuhan segera dalam kasus ini tidak memerlukan tindakan yang
khusus, cepat dan segera untuk menangani ibu agar tidak terjadi kematian. Dan pada kasus
tidak ada tanda tanda yang mengancam jiwa ibu
Pada pengembangan rencana, implementasi dan evaluasi tidak ada kesenjangan antara
teori dengan praktek. Dimana dalam praktek langkah langkah tersebut disesuaikan dengan
kedaaan pasien. Sehingga tujuan dilakukan asuhan kebidanan Ny.F Usia 26
tahun P 1 A0 dengan akseptor KB suntik kombinasi dapat tercapai.

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny F umur 26 tahun P1A0 akseptor
KB suntik kombinasi, dari uraian tentang masalah penerapan manajemen kebidanan
dalam memnberikan asuhan kebidanan, diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
a. Dalam melakukan pengkajian diperlukan komunikasi yang baik dan dapat
membangun hubungan saling percaya antara pasien dengan bidan.
b. Dalam menganalisa data dengan cermat maka dapat dibuat diagnosa, masalah
dan kebutuhan pasien yang sesuai.
c. Dalam menyusun rencana tindakan asuhan tidak mengalami kesulitan jika ada
kerjasama yang baik dengan pasien.
d. Pelaksanaan tindakan disesuaikan dengan prioritas masalah dan disandarkan pada
perencanaan tindakan yang disusun.
e. Hasil evaluasi dan kegiatan yang telah dilaksanakan merupakan penilaian tentang
keberhasilan asuhan kebidanan dan pelaksanaan diagnosa
5.2. Saran
a. Bagi Mahasiswa
Dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan, logika dan ilmiah dalam
melaksanakan dan menerapkan asuhan kebidanan.
b. Bagi Petugas dan klinik
Diharapkan agar mutu pelayanan lebih ditingkatkan dan lebih maju serta perlu
kiranya memfungsikan sarana dan prasarana yang telah tersedia ditempat
pelayanan praktek semaksimal mungkin
c. Bagi Institusi Pendidikan
Memperbanyak buku-buku/literature yang berkaitan dengan kebutuhan kebidanan
yang ada sebagai pedoman dalam pembuatan makalah kami berikutnya agar lebih
baik

DAFTAR PUSTAKA
Hartanto, Hanafi.1994. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka Sinar
Harapan
Manuaba, Ida Bagus Gede.2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana Untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : ECG

Prawirohardjo, Sarwono.2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP BP

Saifuddin, 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: YBP

2002. Buku Acuan Jaringan Nasional Pelatihan Klinik-Kesehatan Reproduksi. Jakarta

http://litbang.tangerangkota.go.id

http://bkkbn.go.id

You might also like