Professional Documents
Culture Documents
UNIVERSITAS ANDALAS
Oleh :
KELOMPOK 1
MAHDALENA 1411222010
RIZDA LILI AUDINA 1411222013
RIKI OKTA HENDRI 1411222032
SATRIA NEGARA 1511222009
FISKA LADY CHAN 1511221010
MUHAMMAD YUSUF 1511222013
SERLY SURYANA 1511221014
WILDA YANTI 1511221017
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Antropologi
Puji syukur saya ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia Nya kepada kami semua sehingga saya berhasil menyelesaikan
makalah ini yang alhamdulillah tepat waktu yang berjudul Kebiasaan Pemanasaan
Berulang Pada Makanan Di Kota Padang
Makalah ini berisi tentang pembahasan masakan minang dilakukan
pemansan secara berulang, mulai dari pengertian hingga macam-macam makan yang
tidak boleh dipanaskan secara berulang dan akibat pemanasan secara berulang
tersebut.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, saya sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyuusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin.
Penulis
i
DAFTAR ISI
2.5 Macam-Macam Makanan Yang Tidak Boleh Dipanaskan Secara Berulang ... 12
2.6 Studi Kasus Pemanasan Makan Secara Berulang Dikota Padang ................... 14
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB 1 : PENDAHULUAN
1
2
2. Apa akibat yang ditimbulkan dari konsumsi makanan yang sering dipanaskan
?
3. Apa alasan orang minang memanaskan makanan secara berulang ?
4. Bagaimana perubahan kandungan gizi akibat pemanasan makan berulang ?
5. Apa saja makanan yang tidak boleh dipanaskan secara berulang?
6. Apa saja studi kasus pemanasan makan secara berulang dikota padang ?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui apa saja pengertian pemanasan makanan secara berulang ?
secara berulang
berulang
5. Mengetahui apa saja makanan yang tidak boleh dipanaskan secara berulang
3
4
D.Pemanggangan/Pembakaran
Proses pemanggangan atau pembakaran adalah proses pemanasan pada
bahan makanan yang langsung dipanaskan di atas api atau bara api. Pada
pemanggangan bahan makanan dapat dipotong menjadi bagian kecil-kecil dan
5
A. Denaturasi
Kebanyakan protein dalam pangan terdenaturasi jika dipanasakan pada
suhu moderat (60-90oC) selama satu jam atau kurang. Denaturasi adalah perubahan
struktur protein dimana pada keadaan terdenaturasi penuh, hanya struktur primer
protein saja yang tersisa, protein tidak lagi memiliki struktur sekunder, tersier dan
quarterner. Akan tetapi, belum terjadi pemutusan ikatan peptida pada kondisi
terdenaturasi penuh ini. Denaturasi protein yang berlebihan dapat menyebabkan
insolubilisasi yang dapat mempengaruhi sifat-sifat fungsional protein dan tergantung
pada kelarutannya. Dari segi gizi, denaturasi parsial protein sering meningkatkan
daya cerna dan ketersediaan biologisnya.
Pemanasan yang moderat dengan demikian dapat meningkatkan daya
cerna protein tanpa menghasilkan senyawa toksik. Disamping itu, dengan pemanasan
yang moderat dapat menginaktivasi beberapa enzim seperti protease, lipase,
lipoksigenase, amilase, polifenoloksidase dan enzim oksidatif dan hidrolotik lainnya.
Jika gagal menginaktivasi enzim-enzim ini maka akan mengakibatkan off-flavour,
ketengikan, perubahan tekstur, dan perubahan warna bahan pangan selama
penyimpanan. Sebagai contoh, kacang-kacangan kaya enzim lipoksigenase. Selama
penghancuran bahan, untuk mengisolasi protein atau lipidnya, dengan adanya
oksigen enzim ini bekerja sehingga dihasilkan senyawa hasil oksidasi lipid yang
menyebabkan off-flavour. Oleh karena itu, sering dilakukan inaktivasi enzim dengan
menggunakan pemanasan sebelum penghancuran. Sebagai tambahan, perlakuan
panas yang moderat juga berguna untuk menginaktivasi beberapa faktor antigizi
seperti enzim antitripsin dan leptin.
B. Maillard
7
C. Reasiminasi
Pada pengolahan dengan menggunakan panas yang tinggi, protein akan
mengalami beberapa perubahan. Perubahan-perubahan ini termasuk rasemisasi,
hidrolisis, desulfurasi, dan deamidasi. Kebanyakan perubahan kimia ini bersifat
ireversibel, dan beberapa reaksi dapat menghasilkan senyawa toksik.
terdekomposisi menjadi ornithine. Jika protein dipanaskan pada suhu sekitar 200oC,
seperti yang terjadi pada permukaan bahan pangan yang mengalami pemanggangan,
broiling, grilling, residu asam aminonya akan mengalami dekomposisi dan pirolisis.
Beberapa hasil pirolisis yang diisolasi dari daging panggang ternyata bersifat sangat
mutagenik. Yang paling bersifat mutagenik adalah dari pirolisis residu Trp dan Glu.
Satu kelas komponen yaitu imodazo quinoline (IQ) merupakan hasil kondensasi
kreatinin, gula dan beberapa asam amino tertentu seperti Gly, Thr, Al dan Lys,
komponen ini juga toksik. Senyawa-senyawa toksik ini akan jauh berkurang apabila
pengolahan tidak dilakukan secara berlebihan (suhu lebih rendah dan waktu yang
lebih pendek).
Dengan proses pemanasan, makanan akan menjadi lebih awet, tekstur, aroma
dan rasa lebih baik serta daya cerna meningkat.salahsatu komponen gizi yang
dipengaruhi oleh prose pemanasan adalah lemak. Akibat pemanasan daging maka
lemak dalam daging akan mencair sehingga menambah palatabilitas
daging tersebut.hal ini disebabkan oleh pecahnya komponen-komponen lemak
menjadi produksi volatil seperti aldehid, keton, alkohol, asam, dan hidrokarbon yang
sangat berpengaruh terhadap pembentukan flavor.
Lemak hewan (babi dan kambing) banyak mengandung asam lemak tidak
jenuh seperti oleat dan linoleat. Asam lemak ini dapat mengalami oksidasi, sehingga
timbul bau tengik pada daging. Proses penggorengan pada suhu tinggi dapat
mempercepat proses oksidasi. Hasil pemecahan dan oksidasi ikatan rangkap dari
asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak bebas yang merupakan sumber bau
tengik. Dengan adanya anti oksidan dalam lemak seperti vitamin E (tokoferol), maka
kecapatan proses oksidasi lemak akan berkurang. Sebaliknya dengan adanya
prooksidan seperti logam-logam berat (tembaga, besi, kobalt, dan mangan) serta
logam porfirin seperti pada mioglobin, klorofil, dan enzim lipoksidase maka lemak
akan dipercepat.
1. Bayam
Sayur yang satu ini pasti tidak asing lagi. Bayam memang tidak boleh
dipanaskan berkali kali karena oksidasi yang terjadi pada bayam akan sangat
membahayakn tubuh. Karena selain dapat menghilangkan nutrisinya, kandungan
nitrat yang banyak pada bayam akan menjadi nitrit dan dapat melepaskan senyawa
karsinogenik yang menyebabkan kanker.
2. Kentang
Kentang juga hampir sama dengan bayam. Kandungan nutrisi pada kentang
akan menghilang jika kentang dipanaskan kembali.Selain itu, jika proses pemanasan
terjadi berulang ulang resiko oksidasi juga akan terjadi. Keadaan ini justru akan
sangat berbahaya karena kentang itu sendiri akan berubah menjadi beracun. Ketika
kentang dipanaskan, sebagian besar kandungan positifnya akan hilang dan ketika
anda memanaskan kembali kentang yang sudah dimasak sebelumnya, anda dapat
mendukung perkembangan botulisme, yaitu bakteri langka yang berbahaya bagi
tubuh
3. Jamur
Jika bunda sudah terlanjur memasak jamur dalam porsi yang cukup besar,
lebih baik bunda mengkonsumsinya dalam keadaan dingin. Bunda tidak perlu repot
repot menghangatkan makanan ini. Soalnya kalau bunda menghangatkan jamur yang
ada protein dalam janur akan menghilang, bahkan lebih buruk lagi akan
menyebabkan masalah pencernaan seperti diare atau perut terasa begah.
4. Ayam
Ayam ini hampir sama dengan jamur. Jika ayam mengalami proses
pemanasan yang berulang akan mengakibatkan perubahan komposisi proteinnya. jka
bunda ingin menghangatkan kembali, lakukan pemanasan pada api kecil dan waktu
yang relatif cukup singkat. Dengan cara tersebut dapat meminimalkan rusaknya zat
gizi yang terdapat pada daging ayam.
13
5. Telur
Telur akan sangat membahayakan jika dipanaskan secara berulang ulang.
Telur yang dimasak dalam keadaan bulat utuh akan lebih berbahaya lagi jika
dipanaskan karena bisa jadi membuat telur menjadi beracun.
6. Seledri
Sama seperti bayam, seledri ini juga tidak baik jika dipanaskan secara
berulang ulang. Seledri mempunyai kandungan nitrat seperti bayam yang jika
dipanaskan akan berubah menjadi asam nitrat . Asam nitrat ini yang beresiko
memicu tumbuhnya kanker dan gangguan uptake oksigen oleh hemoglobin.
7. Gorengan
Gorengan sebaiknya tidak dipanaskan. Kenapa demikian? Iya, jika bunda
memanaskan kembali gorenga yang sudah dingin, minyak akan bertumpuk tumpuk
digorengan dan meningkatkan kolesterol.
8. Santan
Menambahkan santan pada sayur kita memang gurih. Namun tahukah bunda,
menghangatkan santan berulang ulang kali ini sangat tidak baik. Saat proses
pemanasan terjadi berulang ulang, lemak yang terdapat pada santan akan berubah
menjadi lemak jahat yang beresiko menimbulkan kolesterol.
9. Ubi
Ubi mempunyai kandungan nitrat seperti bayam dan seledri. Jika terlalu
sering dipanaskan, kandungan nitrit ini akan sangat berbahaya bagi tubuh. Sebaiknya
segera konsumsi ubi yang telah dimasak agar manfaat yang diperoleh lebih
maksimal.
10. Brokoli
Brokoli mempunyai kandungan vitamin A dan C yang sangat baik untuk
tubuh. Mengkonsumsi brokoli secara rutin dapat membuat tubuh menjadi sangat
sehat. Namun brokoli ini mempunyai sifat yang mirip dengan bayam. Brokoli juga
mengandung nitrat seperti bayam. Nitrat ini akan berubah menjadi asam nitrat yang
memicu tumbuhnya sel karsinogenik jika dipanaskan secara berulang ulang.
14
KASUS 1
Barat (Minangkabau). Makanan ini tidak hanya digemari di daerah asalnya, namun
juga telah dikenal dan digemari oleh sebagian besar rnasyarakat Indonesia karena
maupun bumbu pada masakan rending tersebut. Selain itu, pemanasan berulang juga
dapat memicu timbulnya zat-zat berbahaya yang apabila dikonsumsi dapat berefek
Kualitas protein pada daging akan menurun jika dipanaskan berulang kali,
apalagi sampai berubah warna menjadi hitam dan mengering. Tidak hanya
sangat menyukai pemanasan berulang pada daging, seperti yang terjadi pada rending.
makanan ini.
Lemak hewan (babi dan kambing) banyak mengandung asam lemak tidak
jenuh seperti oleat dan linoleat. Asam lemak ini dapat mengalami oksidasi, sehingga
timbul bau tengik pada daging. Proses penggorengan pada suhu tinggi dapat
mempercepat proses oksidasi. Hasil pemecahan dan oksidasi ikatan rangkap dari
asam lemak tidak jenuh adalah asam lemak bebas yang merupakan sumber bau
tengik.
Proses pemanasan yang terlalu sering dan cara penyimpanan yang tidak tepat
merupakan faktor penyebab kemungkinan racun itu tumbuh. Selain itu, proses
16
pemanasan berulang dapat membuat makanan jadi tidak enak dan nutrisinya pun
berkurang.
KASUS 2
Kebiasaan orang minang yang memasak makanan dengan porsi yang banyak
mengakibatkan terjadinya pemanasan makanan. Gulai nangka sudah menjadi cirri
khas orang minang, ada beberapa orang yang lebih menyukai gulai yang sudah di
panaskan berulang kali terkhusunya gulai nangka ini, apabila di panaskan sampe
kuah gulainya mongering maka nangka tersebut akan menjadi lebih enak lagi untuk
di konsumsi. Idealnya semua makanan sebaiknya habis dikonsumsikan perlu
disimpan apalagi dipanaskan berulang kali. Sayur nangka yang di olah menjadi
gulai, adanya penambahansan tanpa sayur nangka dan dipanaskan berulang kali
akan menyebabkan perubahan, bukan hanya pada kandungan zat gizi pada nangka
namun juga pada jenis lemak dalam santan. Setelah dipanaskan berulang kali, jenis
lemak pada santan akan berubah menjadi jenis lemak yang kurang menguntungkan
bagi kesehatan tubuh. Santan mengandung lemak yang cukup tinggi.
Makanan yang mengandung lemak apabila dipanaskan berulang-ulang akan
mengalami proses oksidasi sehingga dapat meningkatkan jumlah radikal bebas yang
berpotensimem bahayakan kesehatan. Radikal bebas tersebut dapat menyebabkan
plak yang mempersempit ata ubahkan menyumbat pembuluh darah serta dapat
meningkatkan kandungan lemak jahat dalam tubuh. Menanaskan gulai nangka maka
akan mengakibatkan kerusakan nilai gizi pada nangka tersebut. Memanaskan secara
berulanggulai nangka tersebutakan menumbuhkan jamur yang tidak terlihat mata
yang akan merusak pencernaan.
17
BAB 3 : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masakan minang merupakan masakan yang banyak disukai hampir suku bangsa,
seperti masakan rendang masakan tradisional khas minangkabau yang tidak hanya terkenal
di pelosok nusantara tetapi juga ke macam negara, namun kebanyakan orang minang
melakukan pemansan makan secara berulang agar masakan mereka tahan lama dan tidak
basi, dimana semua itu akan mendapatkan resiko yang cukup tinggi, seperti nilai gizi
berkurang, kandungan gizi dan vitamin dalam makan akan terurai hilang dan dapat
mengakibatkan keracunan pada makanan yang dilakukan secara berulang dalam
pemanasan, dan tidak semua masakan yang tidak bisa dipanaskan salah satunya sayur-
sayuran, telur, santan, dan gorengan.
DAFTAR PUSTAKA
Winarno, F.G.. 1992. Kimia Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama
http://lagizi.com/stop-pemanasan-makanan-berulang http://inspirasibersama
https://linianisfatus.wordpress.com/2012/08/14/efek-pemasakan-dan-pengolahan-
terhadap-gizi-pangan/
09.30 WIB