You are on page 1of 7

Jason Liando 04011381320013

SKENARIO B BLOK 25

Ahmad, bayi laki-laki usia 9 bulan, dibawa ibunya ke puskesmas karena BAB cair sejak 15
hari yang lalu dengan frekuensi 4-5x/hari @ 1-2 sendok makan, warna kuning, tidak ada lendir
dan tidak ada darah. Ahmad tidak muntah. Riwayat kelahiran : lahir aterm, spontan, cukup
bulan, ditolong bidan, skor APGAR tidak diketahui dengan berat badan lahir 2500gra,, panjang
badan lahir 46cm. Lingkar kepala lahir tidak dikukur. Walaupun sudah berusia 9 bulan, ahmad
belum bisa berdiri, hanya bisa duduk dan berbaring saja. Riwayat penyakit sebelumnnya: sejak
usia 4 bulan ahmad sering menderita diare hampir setiap bulan satu kali lamanya 3 sampai 4
hari.

Riwayat nutrisi sebelum sakit : usia 0-2bulan: ASI, usia 2 bulan sampai sekarang : susu formula
standar (67kkal/100ml), sekarang 6 kali sehari @ 3 sendok takar. Dalam membuat susu, si ibu
biasa mencampur susu 1 sendok takar dengan air panas sampai 20ml dan air dingin 20ml. Sejak
usia 4bulan ahmad sudah diberi bubur bayi beras merah 3 kali sehari @ 2 sendok makan (80
kalori). Kadang-kadang ibu membuat bubur saring sendiri yang terdiri dari tepung beras,
kentang, kuah sayuran

Riwayat imunisasi : sudah pernah mendapat imunisasi BCG, DPT 1x, hepatitis B 1x, dan polio
1x. Riwayat keluarga : ayah usia 35 tahun tidak tamat SD dan tukang beca, ibu usia 32tahun,
tidak tamat SD ibu rumah tangga, jumlah saudara 3 orang (usia 7 tahun, 5 tahun dan 3 tahun)

Pemeriksaan fisik : tampak sangat kurus, kulit kusam dan kesadaran patis, cengeng, denyut
nadi 140x/menit, isi dan tegangan cukup, pernapasan 30x/menit, suhu 35,0C. Hasil pengukuran
antropometri : berat badan 5,5 kg, panjang badan 65cm, lingkar kepala 44cm, wajah seperti
orang tua dengan tulang pipi menonjol, warna rambut seperti warna rambut jagung-jarang,
tipis, dan mudah dicabut. Pada mata terdapat bercak seperti busa sabun, konjunctiva pucat,
tidak ada edema diseluruh tubuh, ada iga gambang, perut cekung, lengan dan tungkai atrofi,
dam terdapat baggy pants.

I. Klarifikasi Istilah

1 Diare Nia

2 APGAR Devi
3 ASI Rizky
4 BCG Miranda
5 DPT Esty
6 Hepatitis B Rika
7 Polio Dea
8 Apatis Aulia
9 Baggy pants Fenrizal
10 Atrofi Mentari
11 Edema akumulasi cairan pada tubuh diluar sel (ekstraseluler) dan di luar
pembuluh darah (ekstravaskular)yang menyebabkan pembengkakan
yang dapat terjadi di mana saja pada tubuh

12 Iga gambang Butet


II.

II. Identifikasi Masalah

1 Ahmad, bayi laki-laki usia 9 bulan, dibawa ibunya ke puskesmas karena


- BAB cair sejak 15 hari yang lalu dengan frekuensi 4-5x/hari @ 1-2 sendok makan,
warna kuning, tidak ada lendir dan tidak ada darah. Ahmad tidak muntah.
- Riwayat kelahiran : lahir aterm, spontan, cukup bulan, ditolong bidan, skor APGAR
tidak diketahui dengan berat badan lahir 2500gra,, panjang badan lahir 46cm.
Lingkar kepala lahir tidak dikukur.
- Walaupun sudah berusia 9 bulan, ahmad belum bisa berdiri, hanya bisa duduk dan
berbaring saja.
- Riwayat penyakit sebelumnnya: sejak usia 4 bulan ahmad sering menderita diare
hampir setiap bulan satu kali lamanya 3 sampai 4 hari.

2 Riwayat nutrisi sebelum sakit : usia 0-2bulan: ASI, usia 2 bulan sampai sekarang : susu
formula standar (67kkal/100ml), sekarang 6 kali sehari @ 3 sendok takar. Dalam membuat
susu, si ibu biasa mencampur susu 1 sendok takar dengan air panas sampai 20ml dan air
dingin 20ml. Sejak usia 4bulan ahmad sudah diberi bubur bayi beras merah 3 kali sehari @
2 sendok makan (80 kalori). Kadang-kadang ibu membuat bubur saring sendiri yang terdiri
dari tepung beras, kentang, kuah sayuran

3 Riwayat imunisasi : sudah pernah mendapat imunisasi BCG, DPT 1x, hepatitis B 1x, dan
polio 1x.

4 Riwayat keluarga : ayah usia 35 tahun tidak tamat SD dan tukang beca, ibu usia 32tahun,
tidak tamat SD ibu rumah tangga, jumlah saudara 3 orang (usia 7 tahun, 5 tahun dan 3
tahun)
5 Pemeriksaan fisik : tampak sangat kurus, kulit kusam dan kesadaran patis, cengeng, denyut
nadi 140x/menit, isi dan tegangan cukup, pernapasan 30x/menit, suhu 35,0C. Hasil
pengukuran antropometri : berat badan 5,5 kg, panjang badan 65cm, lingkar kepala 44cm,
wajah seperti orang tua dengan tulang pipi menonjol, warna rambut seperti warna rambut
jagung-jarang, tipis, dan mudah dicabut. Pada mata terdapat bercak seperti busa sabun,
konjunctiva pucat, tidak ada edema diseluruh tubuh, ada iga gambang, perut cekung, lengan
dan tungkai atrofi, dam terdapat baggy pants.

III.

Jason butet

Fenrizal mentari

Dea aulia

Esty rika

Rizky miranda

III. Analisis Masalah

1.

- Ahmad, bayi laki-laki usia 9 bulan, dibawa ibunya ke puskesmas karena BAB cair
sejak 15 hari yang lalu dengan frekuensi 4-5x/hari @ 1-2 sendok makan, warna kuning,
tidak ada lendir dan tidak ada darah. Ahmad tidak muntah.

a. Bagaimana BAB normal pada anak usia 9 bulan? Jason butet

Konsistensi feses bayi umur 6-12 bulan pada umumnya lembek dan warna umumnya coklat
atau kuning tetapi dapat berwarna hijau.Proses konstipasi dan defekasi yang sering dengan
feses cair atau sangat lunak dapat dimulai saat bayi mulai mendapat makanan tambahan (6-
12 bulan).

Konstipasi fungsional dan diare kronik akibat makanan, sering dimulai pada rentang usia
ini.1,2 Ibu dapat menganggap normal perubahan pola defekasi bayi karena diperkenalkannya
makanan tambahan. Sebaliknya perubahan tersebut membuat ibu dapat memilih makanan
tertentu menunda atau mengurangi masukan tambahan makanan, mengurangi bahkan
menghentikan pemakaian ASI, dan pada akhirnya mengakibatkan gizi buruk atau terjadi
penurunan berat badan.

Frekuensi defekasi berkurang dengan pertambahan usia dan maturasi saluran cerna, dan mulai
umur 6 bulan pola defekasi bayi mulai stabil, dengan frekuensi mirip seperti anak yang lebih
besar atau dewasa. Kami mendapatkan rerata frekuensi defekasi 1,63 kali per hari, tidak
terdapat perbedaan antara usia dengan frekuensi defekasi (p= 0,78). Hasil ini mirip dengan
penelitian Tunc dkk di Turki, yaitu pada usia 6 bulan 2 kali per hari dan umur 18 bulan 1,3
kali per hari. Myo-Khin dkk mendapatkan hasil yang lebih rendah yakni 0,96 kali perhari
pada umur 1 tahun.

Konsistensi feses pada penelitian kami didapatkan feses keras (tipe 1 dan 2) 56 subjek
(18,5%), lunak seperti busa atau bubur (tipe 6) 69 subjek (22,8%), dan terbanyak berbentuk
seperti sosis dan gumpalan yang lembut (tipe 3,4,5) 178 subjek (58,7%), dan konsistensi feses
cair (tipe 7) tidak ditemukan. Hal tersebut sesuai dengan beberapa penelitian lainnya, bayi
umumnya memiliki konsistensi yang tidak keras. Penelitian Steer dkk menunjukkan pada
umur 6 bulan terbanyak feses cair lunak. Myo-Khin dkk di Myanmar, 1994mendapatkan
konsistensi lunak 61,5% pada usia 7 bulan dan menurun sedikit pada usia 12 bulan 61,5%.

Konsistensi feses berdasarkan Bristol stool chart yang membagi bentuk feses menjadi 7 tipe.
Tipe 1 gumpalan feses terpisah, keras seperti kacang (sulit dikeluarkan). Tipe 2 bentuk sosis,
bergumpal tanpa celah. Tipe 3 seperti sosis dengan celah pada permukaan. Tipe 4 seperti
sosis, halus, dan lembut. Tipe 5 gumpalan lembut dengan potongan (mudah dikeluarkan).
Tipe 6 lunak seperti busa atau bubur. Tipe 7 seluruhnya cair.3 Tipe 1 dan 2 adalah tipe yang
memenuhi kriteria konsistensi feses yang sesuai dengan batasan konstipasi dan tipe 6 dan 7
memenuhi kriteria konsistensi feses untuk diare.

Warna feses sangat dipengaruhi oleh asupan makanan. Steer dkk menunjukkan bahwa
warna feses kuning sangat sering ditemukan terutama pada bulan awal kehidupan yang
kemudian didominasi warna coklat dan kuning serta dapat ditemukan warna hijau. Pada
penelitian kami didapatkan warna feses didominasi oleh warna kuning dan coklat, tidak
ditemukan warna feses yang abnormal, misalnya putih (dempul), merah, hitam, ataupun
merah kecoklatan. Frekuensi defekasi yang sering jika tidak menimbulkan konsistensi cair
atau seperti bubur (tipe 6 dan 7) jarang menimbulkan masalah kesehatan, tetapi jika disertai
konsistensi yang cair dapat dicurigai pasien mengalami diare
b. Bagaimana tatalaksana awal untuk diare? Jason butet

- Riwayat penyakit sebelumnnya: sejak usia 4 bulan ahmad sering menderita diare
hampir setiap bulan satu kali lamanya 3 sampai 4 hari.

a. Bagaimana hubungan riwayat penyakit sebelumnya dengan kondisi ahmad skrg ini?
Jason butet

Riwayat sering mengalami diare yang berulang berhubungan dengan kondisi dari Ahmad yang
hanya diberi ASI hingga usia 2 bulan, pemberian asupan nutrisi yang sangat kurang dan juga
status ekonomi rendah. Akibat dari faktor-faktor diatas, kondisi imun Ahmad rendah, sehingga
mudah terpanajan oleh patogen. selain itu, kondisi pemberian asupan yang sangat kurang ikut
memberikan dampak berupa KEP yang dialami sehingga muncul gejala-gejala seperti yang
dialami Ahmad.

3. Pemeriksaan fisik : tampak sangat kurus, kulit kusam dan kesadaran patis, cengeng,
denyut nadi 140x/menit, isi dan tegangan cukup, pernapasan 30x/menit, suhu 35,0C.
Hasil pengukuran antropometri : berat badan 5,5 kg, panjang badan 65cm, lingkar
kepala 44cm, wajah seperti orang tua dengan tulang pipi menonjol, warna rambut
seperti warna rambut jagung-jarang, tipis, dan mudah dicabut. Pada mata terdapat
bercak seperti busa sabun, konjunctiva pucat, tidak ada edema diseluruh tubuh, ada iga
gambang, perut cekung, lengan dan tungkai atrofi, dam terdapat baggy pants.
a. Bagaimana interpretasi dan mekanisme abnormal : tampak sangat kurus, kulit
kusam dan kesadaran apatis, cengeng, denyut nadi 140x/menit, isi dan tegangan
cukup, pernapasan 30x/menit, suhu 35,0C.? Jason butet

komponen intepretasi mekanisme abnormal


tampak sangat kurus abnormal dikarenakan asupan nutrisi
yang tidak memadai dan diare
berulang yang terus dialami
dan tidak ditatalaksana > bb
rendah > perut cekung,
tungkai dan lengan mengecil

kulit kusam dan kesadaran abnormal kekurangan gizi > kulit terlihat
apatis , cengeng kusam dan kesadaran apatis

denyut nadi 140x/mnt, isi normal (80-14x/mnt) -


dan tegangan cukup
pernafasan 30x/mnt normal (20-30x/mnt) -
suhu tubuh 35oC abnormal hipotermia, tubuh kekurangan
energi untuk mengatur
regulasi thermal tubuh secara
normal

IV. Hipotesis

Ahmad bayi laki-laki usia 9 bulan mengalami gizi buruk tipe marasmus e.c diare kronik.

a. Apa diagnosis banding? Jason butet


Marasmus
-Tampak sangat kurus, tinggal tulang terbungkus kulit
-Wajah seperti orang tua
-Anak penakut, apatis, nafsu makan (-)
-BB menurun, kulit berkeriput, jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada (baggy
pant/ pakai celana longgar)
-Suhu subnormal, nadi lambat, tangan kaki dingin & tampak sianosis
-Cengeng, rewel, sering terbangun

Kwashiokor
-Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada punggung kaki (dorsum pedis)
-Wajah membulat dan sembab, letargi, iritabel ____> apatis/ koma
-Pandangan mata sayu
-Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit, rontok.
-Perubahan status mental, apatis dan rewel
-Pembesaran hati
-Jaringan otot mengecil (hipotrofi) dan tonus menurun, lebih nyata bila diperiksa pada posisi
berdiri atau duduk
-Kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan berubah warna menjadi coklat
kehitamana dan terkelupas (crazy pavement dermatosis)
-Anoreksia dan diare (infeksi,g,gangguan funsi hati, pancreas atau intolerans laktosa) sering
disertai: penyakit infeksi umumnya akut, anemia, diare.

marasmik-kwasiokor
ditemukan gejala-gejala gabungan dari dua kriteria diatas

b. Gejala klinis? Jason butet


Marasmus adalah gangguan gizi karena kekurangan karbohidrat. Gejala yang timbul
diantaranya muka seperti orangtua (berkerut), tidak terlihat lemak dan otot di bawah kulit
(kelihatan tulang di bawah kulit), rambut mudah patah dan kemerahan, gangguan kulit,
gangguan pencernaan (sering diare), pembesaran hati dan sebagainya. Anak tampak sering
rewel dan banyak menangis meskipun setelah makan, karena masih merasa lapar. Berikut
adalah gejala pada marasmus adalah (Depkes RI, 2000) :

a. Anak tampak sangat kurus karena hilangnya sebagian besar lemak dan ototototnya,

tinggal tulang terbungkus kulit

b. Wajah seperti orang tua

c. Iga gambang dan perut cekung

d. Otot paha mengendor (baggy pant)

e. Cengeng dan rewel, setelah mendapat makan anak masih terasa lapar

You might also like