You are on page 1of 11

MATA KULIAH TEKNOLOGI PENGOLAHAN PRODUK KONSUMER

MAKALAH BEVERAGES
TEBS DAN JABON (MINUMAN BERKARBONASI)

oleh :
KELOMPOK 2 / THP-A
Hilda Febrinda S. 151710101007
Yuzy Dwi A. 151710101031
Desi Wulandari 151710101055
Rahmania Intan P. 151710101058
Johan Alif I. 151710101061

JURUSAN TEKNOLOGI HASIL PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
UNIVERSITAS JEMBER
2017
BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Minuman berkarbonasi atau minuman bersoda sudah tidak asing lagi di
kalangan masyarakat Indonesia. Minuman ringan yang memiliki rasa unik dan
menyegarkan karena dapat memberikan efek sparkle ini sangat digemari terutama
oleh kalangan anak muda sehingga semakin banyak produsen yang berlomba-
lomba memproduksi minuman berkarbonasi dengan variasi rasa yang beragam.
Minuman berkarbonasi biasanya hanya terbuat dari sirup gula yang
ditambahkan dengan bahan tambahan pangan. Namun, dengan semakin
berkembangnya teknologi di bidang pangan membuat semakin banyak variasi
pada minuman berkarbonasi. Salah satu variasi yang dikembangkan dari produk
minuman berkarbonasi adalah minuman yang tidak hanya berfungsi sebagai
penyegar, namun juga memiliki efek fungsional terhadap kesehatan. Efek
fungsional ini berasal dari minuman yang sudah banyak dikonsumsi oleh
masyarakat misalnya teh serta dari minuman tradisional misalnya jamu.
Teh merupakan minuman yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat, baik
secara tradisional maupun secara modern. Perkembangan produk teh semakin
pesat dengan ditemukan banyaknya variasi, salah satunya yaitu teh berkarbonasi.
Produk teh berkarbonasi yang banyak digemari masyarakat adalah Tebs. Tebs
merupakan salah satu variasi dari minuman berkarbonasi dalam kemasan botol
dan kaleng (can) yang terbuat dari ekstrak teh hitam dicampur dengan sirup gula
dan bahan-bahan tambahan makanan lainnya.
Salah satu minuman tradisional khas Jawa yang dapat dikembangkan menjadi
minuman berkarbonasi adalah Jamu. Minuman yang berbahan baku rempah-
rempah ini dulu memiliki banyak penggemar di kalangan masyarakat. Namun,
saat ini peminat jamu semakin berkurang karena ketatnya persaingan dengan
berbagai macam produk minuman modern yang bermunculan, yang memiliki
tampilan dan pilihan rasa yang lebih banyak. Karena hal tersebut, sekarang
beberapa produsen minuman mulai mengembangkan Jamu menjadi produk yang
lebih menarik salah satunya yaitu Jabon atau Jamu Berkarbonasi.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui proses
pembuatan minuman berkarbonasi yang memiliki efek fungsional yaitu Tebs dan
Jabon.

1.3 Rumusan Masalah


Minuman berkarbonasi biasanya hanya terbuat dari sirup gula yang
ditambahkan dengan bahan tambahan pangan. Berkembangnya minuman
karbonasi dengan efek fungsional yang menyehatkan merupakan terobosan baru
dalam menyajikan minuman yang akan menjadi daya tarik tersendiri bagi
konsumen untuk menikmati minuman berkarbonasi. Masalah yang ingin
diselesaikan dari makalah ini adalah bagaimana proses pembuatan minuman
berkarbonasi yang memiliki efek fungsional.
BAB 2. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Minuman Berkarbonasi


Minuman berkarbonasi adalah minuman yang mengandung gas CO2 murni.
Minuman ini diproses dengan cara penyerapan CO 2 oleh air atau larutan didalam
sebuah tangki dengan temperatur rendah yang bertujuan untuk memberikan rasa
segar, mengembangkan aroma dan mencegah pertumbuhan mikroorganisme
didalam minuman tersebut, selain itu CO2 merupakan gas yang bersifat aman
karena tidak mudah bereaksi dengan zat yang lainnya untuk membentuk zat-zat
yang berbahaya, sehingga CO2 termasuk zat pengawet yang aman untuk
dikonsumsi.
Air berkarbonasi yang juga dikenal sebagai air soda, merupakan komponen
utama dalam pembuatan minuman ringan. Proses melarutkan gas CO2 disebut
karbonasi, yang dapat membentuk asam karbonat (memiliki rumus kimia H 2CO3)
(Afandy, 2009). Minuman ringan dengan karbonasi dibuat dengan menambahkan
CO2 dalam air minum, misalnya seperti produk Sprite, Fanta, dan Cocacola.
Sedangkan minuman ringan tanpa karbonasi adalah minuman yang tidak
menggunakan penambahan CO2 selain minuman ringan dengan karbonasi,
misalnya seperti Nutrisari.
Selain contoh minuman berkarbonasi yang telah disebutkan diatas, adapula
produk minuman berkarbonasi yang bahan utamanya teh, produk ini dikenal
dengan Tebs. Tebs merupakan minuman berkarbonasi dalam kemasan botol dan
kaleng (can) yang terbuat dari ekstrak teh hitam dicampur dengan sirup gula, dan
bahan-bahan tambahan makanan lainnya dengan aroma buah (tropical fruit). Di
Jember juga dikenal produk inovasi berupa minuman softdrink buatan mahasiswa
FTP yaitu Jabon yang merupakan singkatan dari Jamu Berkarbonasi. Bahan utama
pembuatan Jabon yaitu tanaman herbal seperti temulawak, kunir asem, secang dan
bahan tambahan lainnya. Pada prinsipnya, proses pembuatan dari kedua minuman
tersebut hampir sama, yang membedakan yaitu terletak pada bahan baku yang
digunakan.
2.2 Komposisi Minuman Berkarbonasi
Minuman ringan (softdrink) terdiri dari lebih kurang 94 % air berkarbonasi.
Karbondioksida (CO2) menyebabkan adanya sifat kilau dan rasa menggigit untuk
minuman, dan juga bertindak sebagai pengawet ringan. Karbondioksida sesuai
untuk pembuatan minuman ringan karena sifatnya yang inert, tidak bersifat toksik,
dan relatif murah dan mudah untuk dicairkan. Bahan utama kedua dalam
minuman ringan adalah gula, dengan kandungan 7-12 % (Jelen, 1985).
Tabel 1. Karakteristik Komposisi Utama dari Karbonasi Minuman Ringan
Tipe minuman Keasaman (Ph) Kadar gula (%) Kadar kafein (mg/100 ml)
Cola biasa 2.6 10-13 12
Diet Cola 2,6 0 -
Jeruk, lemon 3,0-3,5 10-14 0
Data dari The facts about softdrink, dipublikasikan oleh minuman ringan
Kanada, Toronto, 1984, dan sumber lain (Jelen, 1985)

2.3 Proses Pembuatan Minuman Karbonasi Secara Umum


Proses pembuatan minuman berkarbonasi di perusahaan besar terbagi atas
beberapa proses, diantaranya :
1. Proses pelarutan gula
2. Proses pembuatan final sirup
3. Proses pencampuran (Paramix), sirup,air dan CO

a. Proses pelarutan gula


Pada proses pelarutan gula, air hasil olahan (treated water) dialirkan ke dalam
tangki pelarutan (M-101), lalu di tambahkan gula pasir dengan menggunakan
bucket elevator, dengan perbandingan 200kg gula/1000kg air dengan temperatur
air pelarutan adalah 30-35C (suhu ruang) untuk melarutkan gula dengan bantuan
agitator pengaduk).
Didalam proses pelarutan tersebut juga ditambahkan hyflo supercell sebanyak
0,6kg/1000kg larutan dan serbuk karbon aktif sebanyak 0,44 kg/1000kg larutan
dengan menggunakan bantuan screw conveyor, dimana fungsi dari hyflo supercell
adalah sebagai pelapis pada filter paper sheet untuk menyaring karbon aktif serta
kotoran yang terdapat didalam larutan gula, sedangkan fungsi dari karbon aktif
adalah untuk menyerap bau, warna dan menghilangkan kekeruhan dari larutan
gula sehingga larutan tersebut menjadi jernih. Pelarutan dilakukan selama kurang
lebih 80 menit (dipastikan gula larut sempurna) hingga homogen, setelah itu
larutan gula tersebut dialirkan dengan menggunakan pompa masuk melewati filter
press, sehingga larutan gula yang dihasilkan sudah sesuai dengan standar yang
diinginkan, sedangkan hyflo supercell dan karbon aktif yang tertinggal di filter
press dialirkan kedalam bak penampungan (B-101) sebagai limbah, untuk
memastikan gula larut sempurna dan memastikan kualitas dari larutan gula
tersebut, maka harus dilakukan analisa terhadap warna, rasa dan kadar kemanisan
(Brix ), dimana 200kg gula/1000kg air = 600 Brix

b. Proses pembuatan final sirup


Apabila telah dipastikan kualitas larutan gula tersebut, maka proses
selanjutnya adalah pembuatan final sirup. Larutan gula tersebut dipompakan
masuk kedalam tangki final sirup (M-102), kemudian diencerkan dengan
penambahan concentrat dan air dengan perbandingan 10kg larutan gula/1kg
concentrat, dan perbandingan antara air dan larutan gula adalah 4kg air/1kg
larutan gula.
Setelah semua bahan dimasukkan lalu campuran tersebut di aduk selama
kurang lebih 60 menit sampai homogen dengan menggunakan pengaduk
(agitator), sirup yang telah homogen kemudian diperiksa untuk dipastikan
kualitasnya, yaitu rasa, warna, bau dan kadar brix dari larutan final sirup tersebut.
Rumus perhitungan kadar brix :
V1N1 = V2N2
.
c. Proses pencampuran (Paramix) final sirup, air dan CO2
Proses pencampuran (paramix) adalah proses pencampuran antara final sirup
dan CO2 yang berlangsung didalam tangki karbonator (TT-101), dimana sebelum
terjadi proses pencampuran, larutan final sirup terlebih dahulu didinginkan
didalam cooler (E-101) dari temperatur 30C menjadi temperatur 5C, hal ini
dilakukan karena semakin rendah temperatur pencampuran, maka semakin tinggi
proses absorbsi CO2.
Setelah campuran dimasukkan kedalam tangki karbonator untuk dilakukan
proses karbonasi, Gas CO2 yang digunakan adalah gas CO2 yang telah
dimurnikan dengan kadar > 99,90% sebanyak 9,91kg/1000kg larutan dimasukkan
kedalam tangki karbonator dimana tekanannya 1 atm dengan menggunakan
blower, dan dikendalikan oleh alat taylor (flow control). Alat taylor untuk
mengukur temperatur cairan yang dikompresikan ketekanan CO2 yang
dibutuhkan, agar air dapat mengabsorbsi CO2 hingga kandungan tertentu. Produk
yang dikeluarkan dari tangki karbonasi lalu diteruskan ke proses pengisian (filler),
produk tersebut dimasukkan kedalam botol plastik berukuran 350 ml/ botol dan
kemudian diteruskan dengan proses pengotakkan (packaging) untuk kemudian
dikirim ke gudang produk dan siap untuk dipasarkan (Quality management system
PT. Coca cola Indonesia, 2010).

2.4 Pengolahan TEBS dan Jabon


a. TEBS

Air,Gula,
pengatur keasaman Ekstrak Teh
(asam sitrat, natrium
sitrat), konsentrat
buah lemon, Perebusan
pengawet (natrium
benzoat), perisa
identik alami dan
Pendinginan 24jam
antioksidan (asam
askorbat).

Penyaringan +
Pengemasan botol

Penambahan Carbon

Penutupan Botol

Pasteurisasi

Tebs

b. Jabon
Rempah-
Rempah
Gula Pasir,
N. Benzoat,
Garam
Perebusan
asam,
Pewarna
makanan
Pendinginan 24jam

Penyaringan

Pengendapan

Penyaringan +
Pengemasan botol

Penambahan Carbon

Penutupan Botol

Jabon
BAB 3. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari pembuatan makalah ini yaitu


pengolahan minuman berkarbonasi terdiri dari proses pelarutan gula, proses
pembuatan final sirup, dan proses pencampuran (Paramix), sirup, air dan CO.
Pada prinsipnya, proses pembuatan dari Tebs dan Jabon hampir sama dengan
minuman berkarbonasi pada umumnya, yang membedakan yaitu terletak pada
bahan baku yang digunakan. Tebs terbuat dari ekstrak teh hitam sedangkan Jabon
terbuat dari Jamu.
DAFTAR PUSTAKA

Affandi, B. 2009. Pengaruh CO2 (Karbondioksida) Murni Terhadap


Pertumbuhan Mikroorganisme Pada Produk Minuman Fanta Di PT. Coca-
Cola Bottling Indonesia Unit Medan. Medan : FMIPA-USU.

Jelen, Pavel. 1985. Introduction to Food Processing. Virginia : Reston Publishing


Company. Hal. 83-84.

You might also like