You are on page 1of 6

ANTIDEPRESAN GOLONGAN SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors)

Golongan SSRIs memiliki mekanisme aksi yaitu menghambat secara selektif reupatke 5-
HT(reseptor serotonin). Obat-obat yang termasuk golongan ini meliputi ; Citalopram,
escitalopram, fluoksetin, fluvaksamin, paroksetin, dan sertralin.

1. Citalopram

Citalopram adalah antidepresan yang termasuk golongan SSRI. Digunakan


untuk mengobati depresi (Drugs.com).

Dosis lazim : 20 mg/hari, dosis maksimum : 60mg/ perhari.

Kontraindikasi : hipersensitif terhadap citalopram.

Interaksi obat : MAO, sumatripan, simetidin.

Perhatian : kehamilan, menyusui, gangguan mania, kecenderungan bunuh diri


(Guidline pharmaceutical care untuk penderita gangguan depresif, ditjen bina
kefarmasian dan alat kesehatan, DEPKES RI, 2007).

Metabolit citalopram diekskresikan pada susu. Ditemukan kasus bahwa bayi yang
meminum ASI dari ibu yang menerima citalopram mengalami rasa mengantuk yang
berlebihan, penurunan makan, kolik, mudah tersinggung, gelisah, penurunan berat
badan (DIH, edisi 17).

2. Escitalopram

Merupakan antidepresan yang termasuk golongan SSRI. Obat ini


mempengaruhi zat kimia di otak yang mungkin tidak seimbang pada penderita depresi
atau kecemasan. Escitalopram digunakan untuk mengobati kecemasan pada orang
dewasa dan juga digunakan untuk mengobati depresi mayor pada orang dewasa dan
remaja yang berusia minimal 12 tahun (Drugs.com).

Dosis lazim: 10 mg/hari dapat ditingkatkan menjadi 20 mg/hari jika perlu


setalah minimal 1 minggu pengobatan. Dosis maksimum : 20 mg/hari (DIH, Edisi
17).
Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap escitalopram, citalopram,
penggunaan bersamaan dengan pimozide, penggunaan bersamaan atau dalam 2
minggu inhibitor MAO (DIH, Edisi 17).

Interaksi : alfa/beta blocker, analgesik opioid, antikoagulan, antidepresan,


aspirin, antiplatelet, cimetidine, clozapine (Guidline pharmaceutical care untuk
penderita gangguan depresif, ditjen bina kefarmasian dan alat kesehatan, DEPKES RI,
2007).

Escitalopram dan metabolitnya diekskresikan ke dalam ASI. Data terbatas


tersedia mengenai dampak yang mungkin dimiliki escitalopram pada bayi yang
meminum ASI dan efek jangka panjang pada perkembangan dan perilaku belum
dipelajari. keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan menyusui selama terapi
harus memperhitungkan risiko bayi terpapar dan manfaat pengobatan terhadap ibu.
Escitalopram adalah S-enansiomer citalopram, lebih disukai selama menyusui karena
dosis normalnya sekitar 25% dari citalopram dan memiliki eksposur pada bayi lebih
rendah. (DIH, edisi 17)

Escitalopram diperkirakan tidak menimbulkan efek buruk pada bayi yang


mendapat ASI, terutama pada bayi berusia di atas 2 bulan. Satu kasus enterokolitis
nekrosis telah dilaporkan pada bayi baru lahir yang ibunya menerima escitalopram
selama kehamilan dan menyusui. Namun, kausalitas tidak terbentuk.. Data yang
terbatas menunjukkan bahwa escitalopram lebih disukai daripada citalopram selama
menyusui karena dosis dan tingkat susu yang rendah, dan kurangnya efek samping
pada bayi yang mendapat ASI (Drugs.com).

3. Fluoksetin
Merupakan antidepresan golongan SSRI yang dapat mempengaruhi zat kimia
di otak yang mungkin tidak seimbang pada penderita depresi, panik, kecemasan, atau
gejala obsesif kompulsif. Fluoksetin digunakan untuk mengobati gangguan depresi
mayor, bulimia nervosa (kelainan makan), gangguan obsesif kompulsif, gangguan
panik, dan gangguan dysphoric pramenstruasi (Drugs.com).
Dosis lazim : 20 mg/hari pada pagi hari, dosis maksimum: 80 mg/hari dalam
dosis tunggal atau terbagi
Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap fluoksetin atau beberapa kandungan
dari formula, penggunaan bersama pasien yang saat ini menerima inhibitor MAO,
pimozide, dan thioridazine, gagal ginjal yang berat (DIH, edisi 17)

Interaksi obat : MAO, lithium, obat yang merangsang aktivitas SSP,


antidepresan, triptofan, karbamazepin, obat yang terkait dengan protein plasma (DIH,
Edisi 17).

Fluoksetin dan metabolitnya diekskresikan ke dalam ASI dan dapat dideteksi


dalam serum bayi yang menyusu. Bayi yang meminum ASI dari ibu yang menerima
fluoksetin menunjukkan efek samping mudah tersinggung, gangguan makan dan tidur,
kolik, tinja berair., penambahan berat badan lambat. Rata-rata jumlah fluoksetin
dalam ASI lebih tinggi dibandingkan dengan kebanyakan SSRI lainnya. Tidak ada
efek samping pada perkembangan yang telah dilaporkan pada beberapa bayi yang
diikuti hingga satu tahun. Telah disarankan bahwa terapi fluoxetine dapat dilanjutkan
selama menyusui jika digunakan selama kehamilan atau jika antidepresan lainnya
tidak efektif. Sebagai alternatif, obat-obatan dengan ekskresi lebih rendah ke dalam
ASI mungkin lebih disukai, terutama saat menyusui bayi yang baru lahir atau bayi
prematur (DIH, edisi 17 dan Drugs.com).

4. Fluvoksamin
Merupakan antidepresan golongan SSRI yang mempengaruhi zat kimia di otak
yang mungkin tidak seimbang pada orang dengan gejala obsesif kompulsif.
Fluoksamin digunakan untuk mengobati gangguan kecemasan, gangguan obsesif
kompulsif yag melibatkan pemikiran atau tindakan berulang (Drugs.com).

Dosis lazim 50 mg/per hari sebaiknya diminum pada malam hari, dosis
maksimum : 300 mg (Guidline pharmaceutical care untuk penderita gangguan
depresif, ditjen bina kefarmasian dan alat kesehatan, DEPKES RI, 2007).

Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap fluvoksamin, penggunaan


bersamaan dengan alosteron, pimozida, thioridazin, atau tizanidin, penggunaan
dengan atau dalam 14 hari inhibitor MAO (DIH, Edisi 17).

Interaksi obat : warfarin, fenitoin, propanolol, lithium (Guidline


pharmaceutical care untuk penderita gangguan depresif, ditjen bina kefarmasian dan
alat kesehatan, DEPKES RI, 2007).
Fluvoksamin diekskresikan dalam ASI. Berdasarkan laporan kasus, dosis yang
diterima bayi relatif kecil dan efek samping belum diamati. Keputusan untuk
melanjutkan atau menghentikan menyusui selama terapi harus memperhitungkan
resiko bayi terpapar dan manfaat pengobatan terhadap ibu. Efek jangka panjang pada
perkembangan dan perilaku belum dipelajari, oleh karena itu fluvoksamin harus
dibeirikan pada ibu yang menyusui bila manfaatnya lebih besar daripada resiko (DIH,
edisi 17).

5. Paroksetin

Merupakan antidepresan golongan SSRI yang dapat mempengaruhi zat kimia


di otak yang mungkin tidak seimbang pada penderita depresi, kegelisahan, atau
gangguan lainnya. Paroksetin digunakan untuk mengobati depresi, gangguan obsesif
kompulsif, gangguan kecemasan, gangguan stres pascatrauma, dan gangguan
dysphoric pramenstruasi (Drugs.com).

Dosis lazim : 10-20 mg/hari, dosis maksimum : 50 mg/hari (Guidline


pharmaceutical care untuk penderita gangguan depresif, ditjen bina kefarmasian dan
alat kesehatan, DEPKES RI, 2007).

Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap paroksetin, penggunaan bersamaan


dengan thioridazine atau pimozida, penggunaan dengan atau dalam 14 hari inhibitor
MAO (Guidline pharmaceutical care untuk penderita gangguan depresif, ditjen bina
kefarmasian dan alat kesehatan, DEPKES RI, 2007).

Interaksi obat : alfa/beta blocker, amrenavir, analgesik opioid, antikoagulan,


antidepresan, antiplatelet, atomoksetin, karbamazepin, cimetidin, clozapin (Guidline
pharmaceutical care untuk penderita gangguan depresif, ditjen bina kefarmasian dan
alat kesehatan, DEPKES RI, 2007).

Paroksetin diekskresikan dalam ASI dan konsentrasi hindmilk lebih tinggi


daripada foremilk. Paroksetin belum terdeteksi pada serum bayi yang meminum ASI
dan efek samping belum dilaporkan (DIH, edisi 17).

6. Sertralin

Merupakan antidepresan golongan SSRI. Sertralin mempengaruhi zat kimia di


otak yang mungkin tidak seimbang pada penderita depresi, panik, kecemasan, atau
gejala obsesif kompulsif. Sertralin digunakan ntuk mengobati depresi, gangguan
obsesif kompulsif, gangguan panik, gangguan kecemasan, gangguan stres
pascatrauma, dan gangguan dysphoric pramenstruasi (Drugs.com)

Dosis lazim : 50 mg /hari bila perlu dinaikkan maksimum 200 mg/hari


(Guidline pharmaceutical care untuk penderita gangguan depresif, ditjen bina
kefarmasian dan alat kesehatan, DEPKES RI, 2007).

Kontraindikasi : hipersensitivitas terhadap sertralin, penggunaan inhibitor


MAO selama 14 hari, penggunaan pimozida secara bersamaan, penggunaan bersama
sertrain konsentrasi oral dengan disulfiram (DIH, edisi 17).

Interaksi obat : MAO, alkohol, lithium, obat serotogenik (Guidline


pharmaceutical care untuk penderita gangguan depresif, ditjen bina kefarmasian dan
alat kesehatan, DEPKES RI, 2007).

Perhatian : Pada gangguan hati, terapi elektrokonvulsi, hamil, menyusui,


mengurangi kemampuan menegmudi dan mengoperasikan mesin (Guidline
pharmaceutical care untuk penderita gangguan depresif, ditjen bina kefarmasian dan
alat kesehatan, DEPKES RI, 2007).

Sertralin diekskresikan dalam ASI. Bayi yang terpapar setralin saat menyusui
umumnya menerima dosis relatif rendah dan konsentrasi serum tidak terdeteksi pada
kebanyakan bayi. Reaksi merugikan belum dilaporkan pada bayi yang menyusu. Jika
manfaat ibu yang menerima sertralin dan menyusui lebih banyak daripada resikonya,
maka ibu dapat mempertimbangkan untuk memompa dan membuang ASI dengan
pemberian 7-9 jam setelah dosis harian untuk mengurangi paparan pada bayi (DIH,
Edisi 17)

Sebuah penelitian terhadap 26 wanita menyusui yang rata-rata berusia 15,8


minggu pascapersalinan dan menerima rata-rata 124 mg sertraline setiap hari selama
paling sedikit 14 hari untuk depresi berat, data sampel susu lengkap tersedia untuk 15
ibu. Analisis sampel ini membuat penulis penelitian memperkirakan bahwa bayi yang
mendapat ASI eksklusif akan menerima rata-rata 0,54% dosis maternal weight-
adjusted. Memompa dan membuang susu 8 sampai 9 jam setelah dosis ibu akan
menurunkan dosis harian bayi sebesar 17% (Drugs.com).
Jumlah sertraline yang diserap oleh bayi yang diberi ASI dilaporkan kecil. Ada
analisis terhadap 30 bayi yang disusui berusia 6 sampai 13 minggu, dimana 19 orang
disusui secara eksklusif dan 11 disusui setidaknya separuh waktu. Tingkat sertraline
serum di bawah 1 mcg / L pada 22 bayi, 8 bayi lainnya memiliki tingkat sertraline
serum rata-rata 7,9 mcg / L. Ibu mereka rata-rata mengkonsumsi 109 mg sertraline
setiap hari, dengan kadar serum rata-rata 52,8 mcg / L. Data dari satu penelitian
terhadap tiga bayi yang disusui menunjukkan bahwa sertraline dan / atau nonsertraline
yang hampir tidak aktif mungkin ada pada konsentrasi yang sangat rendah pada
plasma bayi yang disusui. Tidak ada efek buruk yang dicatat pada bayi (Drugs.com).

Analisis gabungan dari 53 pasangan ibu dan bayi dari kasus yang diterbitkan
dan tidak dipublikasikan menemukan bahwa bayi memiliki rata-rata 2% kadar plasma
sertraline ibu. Tiga bayi memiliki tingkat plasma lebih dari 10% dari ibu. Studi kasus
ibu menyusui saat menerima terapi sertraline juga telah dilaporkan. Obat itu
ditemukan hadir dalam ASI. Namun, tidak ada sertraline yang terdeteksi pada serum
bayi dan tidak ada kejadian abnormal yang dicatat dalam perkembangan bayi ini
(Drugs.com).

Pada textbook prescribing in pregnancy hal: 227 menyebutkan bahwa obat-


obat yang termasuk golongan SSRI (Fluoksetin, sertralin,paroksetin, dan citalopram)
diekskresi ke dalam ASI. Disebutkan mungkin aman,tetapi harus berhati-hati dan
memonitoring adanya tanda dari efek samping pada bayi yang meminum ASI ibu
yang mendapat terapi obat golongan SSRI. Beberapa penelitian telah menunjukkan
konsentrasi serum yang rendah pada bayi dan tidak ada masalah perkembangan
jangka pendek. Namun, ada kekhawatiran tentang efek jangka panjang pada
neurobehaviour dan pengembangan yang tidak diketahui (Prescribing in Pregnancy
Edisi 4, 2008).

You might also like