You are on page 1of 151

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. N MASA HAMIL SAMPAI KB


DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN MOJOKERTO

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh :
NURUL AMILIYAH
NIM.201402038

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN 2017
LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. N MASA
HAMIL SAMPAI KB DI PUSKESMAS WILAYAH
KABUPATEN MOJOKERTO

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Ahli


Madya Kebidanan Pada Program Studi D III Kebidanan STIKes
Bina Sehat PPNI Mojokerto

Oleh :
NURUL AMILIYAH
NIM.201402038

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO
TAHUN 2017
ii
iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha ESA, atas berkat dan rahmatNya

sehingga Laporan Tugas Akhir dapat terselesaikan tepat waktu.

Sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Ahli Madya Kebidanan pada

Program Studi D III Kebidanan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto

Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,

karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada :

1. Dr.M. Sajidin , S.Kp., M.Kes, selaku Ketua STIKes Bina Sehat PPNI

Mojokerto, yang telah memberikan kesempatan menyusun Laporan Tugas

Akhir ini.

2. Heni Purwati, SST., M.Keb, selaku Ketua Program Studi D III Kebidanan

STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto yang telah memberikan kesempatan

menyusun Laporan Tugas Akhir ini.

3. Naning Puji Suryantini, SST., M.Kes selaku pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat

terselesaikan.

4. Hj. Tria Wahyuningrum, SST., M.Keb selaku pembimbing II yang telah

memberikan bimbingan sehingga Laporan Tugas Akhir ini dapat

terselesaikan.

5. Etik Khusniyati SST., M.Keb selaku wali kelas A yang telah memberikan

masukan dan saran dalam penyusunan Laporan Tugas Akhir.

iv
6. Responden yaitu Ny. N dan keluarga yang telah bersedia dan mengizinkan

untuk didampingi dan diberikan asuhan selama penyusunan Laporan

Tugas Akhir ini.

7. Almarhum ayahku yang mendoakan dari jauh dan ibuku tercinta yang

selalu memberikan semangat agar Laporan Tugas Akhir ini dapat segera

selesai.

8. Nur Fatimatul Azizah dan Ellitha Wahyu Zihana yang selalu setia

membantu dan memberikan semangat dalam mengerjakan Laporan Tugas

Akhir ini.

9. Frizalsyah Fatkhurozi Wibowo yang selalu setia menemani dan

memberikan semangat dalam mengerjakan Laporan Tugas Akhir ini.

Semoga tuhan yang maha ESA memberikan balasan pahala atas segala

amal baik yang telah diberikan dan semoga Laporan Tugas Akhir ini berguna bagi

semua pihak yang memanfaatkan.

Mojokerto, Februari 2017

Penulis

v
RINGKASAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Tingginya angka kematian ibu dan bayi masih menjadi masalah besar di
Indonesia. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan indikator penting dalam
mengukur derajat kesehatan suatu negara. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan
yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil
Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan
Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran
hidup. Sehingga, dibutuhkan kebijakan operasional dalam mempercepat
penurunan angka kematian ibu dan bayi yang menggunakan pendekatan layanan
kebidanan secara berkesinambungan dimulai pada saat ibu hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir dan KB

Dalam praktiknya, pendekatan layanan kebidanan yang berkesinambungan


dimulai dengan mencari sasaran dalam hal ini klien atau sasarannya adalah ibu
hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan akseptor KB kemudian mengumpulkan
data baik data subyektif ( data yang diperoleh dari hasil wawancara secara
langsung kepada klien ataupun pihak lain yang mengetahui informasi tentang
klien ) maupun obyektif ( data yang diperoleh dari pemeriksaan secara langsung ).
Hasil dari pengkajian data kemudian di analisis sehingga muncul kebutuhan apa
saja yang di perlukan oleh klien, atau masalah yang mungkin dihadapi. Dari hasil
analisis dapat di simpulkan asuhan apa yang nantinya dapat diberikan pada klien.
Setelah diberikan asuhan yang dibutuhkan, kemudian di evaluasi apakah asuhan
yang diberikan efektif atau tidak. Sehingga asuhan yang diberikan dapat sesuai
dengan kondisi dan kebutuhan klien.

Dalam pelaksanaan manjemen kebidanan pada kasus ini mulai dari


mencari sasaran, melakukan pengkajian, memberikan asuhan hingga evaluasi
terdapat beberapa kesesuaian serta perbedaan, antara teori dengan kenyataan baik
pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB. Kesesuaian serta
perbedaan memang dimungkinkan, mengingat banyak faktor yang melatar
belakangi kondisi fisiologis maupun psikologis seseorang. Perbedaan inilah yang
menjadi media pembelajaran untuk membandingkan antara teori dan kenyataan
sehingga ditemukan tidakan apa yang akan dilakukan selanjutnya ketika menemui
kasus lain yang hampir sama.

Asuhan kebidanan yang komprehensif melalui pendekatan manajemen


kebidanan akan dapat memberikan kontribusi yang besar untuk menurunkan
angka kematian ibu dan bayi baik pada kasus fisiologis maupun patologis, maka
dibutuhkan asuhan yang efektif dan tepat. Karena pada kenyataannya di era
globalisasi ini bidan hanya terpaku pada menyarankan dan bukan memberikan
KIE. Sehingga bidan diharapkan lebih meningkatkan kualitas dalam pemberian
KIE pada klien dan keluarganya tentang asuhan kebidanan yang dimulai dari pra
konsepsi, masa kehamilan sampai dengan penggunaan kontrasepsi.

vi
DAFTAR ISI

Halaman Judul...................................................................................................................i
Halaman Persetujuan.......................................................................................................ii
Halaman Pengesahan.......................................................................................................iii
Kata Pengantar..................................................................................................................iv
Ringkasan Laporan Tugas Akhir..................................................................................vi
Daftar Isi..............................................................................................................................vii
Daftar Tabel........................................................................................................................x
Daftar Gambar...................................................................................................................xi
Daftar Lampiran................................................................................................................xii
Daftar Singkatan...............................................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang....................................................................................................1
1.2 Batasan Asuhan...................................................................................................4
1.3 Tujuan....................................................................................................................4
1.3.1 Tujuan Umum........................................................................................4
1.3.2 Tujuan Khusus......................................................................................4
1.4 Manfaat..................................................................................................................5
1.4.1 Manfaat Teoritis....................................................................................5
1.4.2 Manfaat Praktis.....................................................................................5
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................7
2.1 Konsep Dasar Teori...........................................................................................7
2.1.1 Kehamilan..............................................................................................7
A. Pengertian Kehamilan.................................................................7
B. Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan. . .7
C. Perubahan dan Adaptasi Psikologis Selama kehamilan. . .10
D. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil......................................................11
2.1.2 Persalinan................................................................................................14
A. Pengertian Persalinan................................................................14
B. Tahapan Masa Persalinan.........................................................14
C. Perubahan Psikologis Persalinan...........................................15
D. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin................................................16
2.1.3 Masa Nifas..............................................................................................17
A. Pengertian Masa Nifas..............................................................17
B. Tahapan Masa Nifas...................................................................17
C. Perubahan Fisiologis Masa Nifas..........................................18
D. Kebutuhan Dasar Masa Nifas.................................................22
2.1.4 Bayi Baru Lahir....................................................................................24
A. Pengertian Bayi Baru Lahir.......................................................24
B. Ciri-Ciri Bayi Baru Lahir Normal............................................24
C. Kebutuhan Dasar Bayi Baru Lahir..........................................25
D. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir................................................26
2.1.5 Kontrasepsi/KB.....................................................................................27
A. Pengertian Kontrasepsi/KB.......................................................27
B. Macam-Macam Kontrasepsi......................................................27

vii
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan ..................................................31
2.2.1 Manajemen Kebidanan ........................................................31
A. Langkah Manajemen Kebidanan Varney ........................31
B. Proses Manajemen Kebidanan ........................................32
C. Pendokumentasian Manajemen Kebidanan .....................33
2.2.2 Kehamilan ...........................................................................34
A. Definisi Antenatal Care (ANC) ......................................34
B. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care ...............................35
C. Pendokumentasian SOAP Kehamilan .............................35
2.2.3 Persalinan ............................................................................40
A. Tujuan Asuhan Persalinan ..............................................40
B. Lima Benang Merah Persalinan ......................................41
C. Pendokumentasian SOAP Persalinan.............................. 42
2.2.4 Masa Nifas...........................................................................46
A. Definisi Asuhan Masa Nifas Normal .............................. 46
B. Tahapan Asuhan Masa Nifas Normal ............................. 46
C. Pendokumentasian SOAP Nifas .....................................47
2.2.5 Bayi Baru Lahir ...................................................................52
A. Definisi Asuhan Segera pada Bayi Baru Lahir ................52
B. Konsep APGAR Score ...................................................53
C. Pendokumentasian SOAP Bayi Baru Lahir .....................53
2.2.6 Kontrasepsi/KB ...................................................................61
A. Definisi Konseling Kontrasepsi/KB ...............................61
B. Langkah-langkah Konseling ...........................................61
C. Pendokumentasian SOAP Kontrasepsi/KB .....................62
BAB 3 METODE ASUHAN KEBIDANAN .............................................. 67
3.1 Rancangan Asuhan dengan Pendekatan COC ................................67
3.2 Subyek atau Sasaran Asuhan .........................................................67
3.3 Lokasi dan Waktu ..........................................................................67
3.4 Teknik Pengumpulan Data .............................................................68
3.5 Analisis Data ..................................................................................68
3.6 Kerangka Asuhan ............................................................................69
3.7 Kerangka Kerja ...............................................................................70
3.8 Jadwal Asuhan ................................................................................71
3.9 Keterbatasan ....................................................................................71
BAB 4 PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN (SOAP) ....... 72
4.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III ....................................72
4.2 Asuhan Kebidanan Persalinan .........................................................78
4.3 Asuhan Kebidanan Masa Nifas ........................................................86
4.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir ................................................89
4.5 Asuhan Kebidanan Kontrasepsi/KB .................................................93
BAB 5 PEMBAHASAN ............................................................................. 95
5.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III ....................................95
5.2 Asuhan Kebidanan Persalinan .........................................................96
5.3 Asuhan Kebidanan Masa Nifas ........................................................97
5.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir ................................................99

viii
5.5 Asuhan Kebidanan Kontrasepsi/KB.............................................................100
BAB 6 PENUTUP............................................................................................................101
6.1 Kesimpulan..........................................................................................................101
6.2 Saran.......................................................................................................................102
Daftar Pustaka....................................................................................................................104
Lampiran.............................................................................................................................106

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Selama Kehamilan................................................8


Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT pada WUS.........................................14
Tabel 2.3 Perubahan Uterus Masa Nifas...................................................................18
Tabel 2.4 Tindakan yang Dilakukan Bidan Setiap Kunjungan...........................39
Tabel 2.5 Asuhan Persalinan.........................................................................................44
Tabel 2.6 Perencanaan Asuhan Kebidanan Selama Periode Masa Nifas.........51
Tabel 2.7 Penilaian APGAR Score..............................................................................53
Tabel 2.8 Perencanaan Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir....................59
Tabel 2.9 Efek Samping/Masalah KB dan Penanganannya.................................63
Tabel 4.1 Pendokumentasian SOAP Kunjungan Nifas.........................................86
Tabel 4.2 Pendokumentasian SOAP Kunjungan Neonatus..................................89

x
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Alur Proses Manajemen Kebidanan....................................................34


Gambar 3.1 Kerangka Asuhan......................................................................................69
Gambar 3.2 Kerangka Kerja..........................................................................................70

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Persetujuan Pelayanan (Informed Concent)......................................106


Lampiran 2 Kartu Skor Poedji Rochjati Kehamilan..............................................107
Lampiran 3 Catatan Kesehatan Ibu Hamil................................................................108
Lampiran 4 Kartu Skor Poedji Rochjati Persalinan...............................................110
Lampiran 5 Lembar Penapisan.....................................................................................111
Lampiran 6 Lembar Observasi.....................................................................................112
Lampiran 7 Partograf.......................................................................................................113
Lampiran 8 Kartu Akseptor KB...................................................................................115
Lampiran 9 Dokumentasi Kunjungan........................................................................116
Lampiran 10 Asuhan Persalinan Normal 60 Langkah...........................................120
Lampiran 11 Lembar Konsul Proposal......................................................................125
Lampiran 12 Lembar Konsul LTA..............................................................................129

xii
DAFTAR SINGKATAN

AIDS : Acquired Immuno Deficiency Syndrome

AKB : Angka Kematian Bayi

AKDR : Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

AKI : Angka Kematian Ibu

ANC : Antenatal Care

APD : Alat Pelindung Diri

AS : Apgar Score

ASI : Air Susu Ibu

BAB : Buang Air Besar

BAK : Buang Air Kecil

BB : Berat Badan

BBL : Bayi Baru Lahir

BPM : Bidan Praktek Mandiri

COC : Continuity Of Care

CTM : Chlorpheniramine Meleat

DJJ : Detak Jantung Janin

DM : Diabetes Mellitus

DNA : Deoxyribo Nucleic Acid

DTT : Desinfeksi Tingkat Tinggi

EMAS : Expanding Maternal and Neonatal Survival

Fe : Ferum/Zat Besi

Hb : Haemoglobin

HBV : Hepatitis B Virus

xiii
HCG : Human Chorionic Gonadotropin

HDK : Hipertensi Dalam Kehamilan

HIV : Human Immunodeficiency Virus

HPHT : Hari Pertama Haid Terakhir

HPL : Human Placental Lactogen

HR : Heart Rate

HT : Hipertensi

HTP : Hari Tafsiran Persalinan

IM : Intra Muscular

IMD : Inisiasi Menyusu Dini

IMS : Infeksi Menular Seksual

IU : International Unit

IUD : Intra Uterin Device

JK : Jenis Kelamin

KB : Keluarga Berencana

KEK : Kekurangan Energi Kronis

KIA : Kesehatan Ibu dan Anak

KIE : Komunikasi Informasi Edukasi

KN : Kunjungan Neonatus

KU : Keadaan Umum

LILA : Lingkar Lengan Atas

LIDA : Lingkar Dada

LIKA : Lingkar Kepala

MAL : Metode Amenorea Laktasi

MCK : Mandi Cuci Kakus

xiv
MOW : Metode Operasi Wanita

NR : Non Reactive

PAP : Pintu Atas Panggul

PASI : Pendamping Air Susu Ibu

PB : Panjang Badan

PITC : Provider-Initiated Testing and Counselling

PMS : Penyakit Menular Seksual

PONED : Pelayanan Obstetri Neonatus Esensial Dasar

PONEK : Pelayanan Obstetri Neonatus Esensial Komprehensif

PTT : Penegangan Tali Pusat Terkendali

PUKI : Punggung Kiri

Puskesmas : Pusat Kesehatan Masyarakat

RDA : Recommended Daily Allowance

RR : Respiratory Rate

RS : Rumah Sakit

SC : Sectio Caesarea

SDGs : Sustainable Development Goals

SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia

TB : Tinggi Badan

TBC : Tuberculosis

TBJ : Tafsiran Berat Janin

TD : Tekanan Darah

TFU : Tinggi Fundus Uteri

TP : Tafsiran Persalinan

TT : Tetanus Toxoid

xv
TTV : Tanda-Tanda Vital

UC : Uterus Contraction

UK : Usia Kehamilan

UUK : Ubun-Ubun Kecil

VT : Vagina Toucher

WUS : Wanita Usia Subur

xvi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan indikator penting dalam

mengukur derajat kesehatan suatu negara, dimana status kesehatan ibu dan

anak dapat dilihat dari angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi

(AKB). Kematian ibu yang dimaksud adalah kematian seorang perempuan

yang terjadi saat hamil atau dalam 42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa

memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian yang

disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena

sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll. Sedangkan kematian bayi

yang dimaksud adalah kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai

usia satu tahun (Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto, 2015).

Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012

menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu

per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada

tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia,

2015). Sementara itu, Jawa Timur menjadi penyumbang AKI dan AKB tertinggi

kelima dari 34 provinsi di Indonesia (Purwoastuti dan Walyani, 2015).

Sedangkan, jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto pada tahun 2015

sebanyak 19 kasus yang terdiri dari 4 kasus pada kematian ibu hamil, 6 kasus

pada kematian ibu bersalin, dan 9 kasus pada kematian ibu

1
2

nifas, terjadi peningkatan AKI dibandingkan tahun 2014 yakni 15 kasus.

Selama tahun 2015 tercatatat kasus kematian bayi sebesar 190, diantaranya

laki-laki sebanyak 118 bayi dan sebanyak 72 bayi perempuan. Jumlah

kematian tertinggi ada pada Kecamatan Ngoro yaitu 15 bayi. Dibandingkan

dengan tahun 2014 kasus kematian bayi sebesar 127 bayi, maka terjadi

peningkatan kasus kematian bayi (Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto,

2015). Kondisi ini masih jauh dari rancangan target SDGs pada tahun 2030

yaitu AKI 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 12 per 1.000 kelahiran

hidup (RAKORPOP KEMENKES RI, 2015).

Penyebab kematian ibu dibagi menjadi 2, yang pertama adalah kematian

yang disebabkan oleh penyebab langsung obstetri (direk), yaitu kematian

yang diakibatkan langsung oleh kehamilan dan persalinanya. Seperti,

perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet

dan abortus. Kedua adalah kematian yang disebabkan oleh penyebab tidak

langsung (indirek) yaitu kematian yang disebabkan oleh penyakit dan bukan

oleh kehamilan (non obstetri) atau persalinannya. Misalnya, tuberkulosis,

anemia, malaria, penyakit jantung, dll. Sedangkan tingkat kematian bayi di

Indonesia disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya adalah faktor infeksi

dan kekurangan gizi, penyakit diare, tetanus, selain itu berbagai penyakit

yang sebenarnya bisa diminimalkan dengan imunisasi, seperti tetanus,

campak, dan difteri. Hal ini terjadi karena kurangnya kesadaran masyarakat

untuk memberi imunisasi pada anak (Triana dkk, 2015). Dengan demikian

diperlukan penanganan yang berkesinambungan (continuity of care) yaitu,


3

pelayanan kepada ibu mulai dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan

KB untuk memberikan perlindungan dan penanganan definitif sesuai standar

oleh tenaga kesehatan kompeten pada tingkat dasar dan rujukan (Profil

Kesehatan Indonesia, 2015).

Kebijakan operasional dalam mempercepat penurunan angka kematian ibu dan

bayi akan menggunakan pendekatan layanan berkelanjutan. Layanan

berkelanjutan diberikan sejak bayi masih berada dalam kandungan hingga 1.000

hari pertama kehidupan bayi. Untuk melaksanakan program tersebut, pemerintah

melalui Kementrian Kesehatan pada tahun 2012 telah meluncurkan program

krogram EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival) bertujuan untuk

menurunkan 25% jumlah kematian ibu dan anak melalui penguatan pada kualitas

pelayanan kesehatan meliputi, peningkatan kualitas emergensi obstetri dan

neonatal minimal di 150 RS (PONEK) dan 300 Puskesmas (PONED),

memperkuat sistem rujukan yang efisien dan efektif antar Puskesmas dan RS,

pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk meningkatkan efektifitas dan

efisiensi dalam pelayanan kegawatdaruratan kesehatan ibu dan bayi baru lahir

(Purwoastuti dan Walyani, 2015). Keefektifan program EMAS ini dapat dilihat

dari menurunnya AKI pada tahun 2012 sebesar 359 menjadi 305 100.000

kelahiran hidup pada tahun 2015 dan AKB pada tahun 2012 sebesar 32 menjadi

22,23 per 1.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 (Profil Kesehatan Indonesia,

2015).
4

1.2 Batasan Asuhan

Asuhan kebidanan komprehensif ini dilakukan mulai dari kehamilan sampai

dengan ibu menentukan metode kontrasepsi atau KB.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity of care)

pada saat ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan varney dan metode

pendokumentasian SOAP note.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Melakukan pengkajian pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir

dan KB.

2. Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada ibu hamil,

bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB.

3. Merencanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi

baru lahir dan KB.

4. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi

baru lahir, dan KB.

5. Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu

hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB.

6. Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu

hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB dengan menggunakan

metode SOAP note.


5

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

1. Bagi institusi

Mengetahui perkembangan aplikasi asuhan kebidanan komperhensif

dari kehamilan, persalinan, ibu nifas, bayi baru lahir dan penggunaan

KB secara nyata di lapangan, serta dapat dijadikan sebagai referensi

untuk pendidikan perkuliahan.

2. Bagi tempat penelitian

Sebagai tolak ukur pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan di

masyarakat secara komperhensif mulai dari kehamilan, persalinan, ibu

nifas, bayi baru lahir dan penggunaan KB.

3. Bagi Pasien

Untuk memberikan pengetahuan, agar ibu hamil dapat menjalani

proses kehamilan sampai menggunakan kontrasepsi dengan aman dan

selamat

4. Bagi Penulis

Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta menerapkan

secara langsung ilmu yang sudah di dapat dalam bangku kuliah dalam

memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity

of care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB.

1.4.2 Manfaat Praktis

Laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk meningkatkan

kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), khususnya dalam


6

memberikan informasi tentang perubahan fisiologi dan psikologi serta

asuhan yang diberikan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan

pelayanan kontrasepsi dalam batasan continuity of care.


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Dasar Teori

2.1.1 Kehamilan

A. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah urutan kejadian yang secara normal terdiri atas

pembuahan, implantasi, pertumbuhan embrio, pertumbuhan janin dan

berakhir pada kelahiran bayi (Yongky dkk, 2012).

B. Perubahan dan Adaptasi Fisiologis Selama Kehamilan

Berikut beberapa perubahan pada wanita hamil menurut Kumalasari

(2015) :

1. Perubahan pada Sistem Reproduksi

a. Vagina dan Vulva

Perubahan pada dinding vagina ini terjadi akibat pengaruh

hormon estrogen.

b. Serviks

Pengaruh hormon estrogen menyebabkan serviks menjadi lunak

yang disebut dengan tanda Goodell.

c. Uterus

Pertumbuhan uterus dimulai setelah implantasi yang terjadi

akibat pengaruh hormon estrogen dan progesteron.

7
8

Tabel 2.1 Tinggi Fundus Uteri Selama Kehamilan


Umur Kehamilan Tinggi Fundus Uteri
12 minggu Tiga jari di atas simfisis
20 minggu Tiga jari di bawah pusat
24 minggu Setinggi pusat
28 minggu Tiga jari di atas pusat
32 minggu Pertengahan pusat dengan prosesus xifoid
36 minggu Setinggi prosesus xifoid
40 minggu Dua jari dibawah prosesus xifoid
Sumber : (Kumalasari, 2015).

d. Ovarium

Pada awal kehamilan masih terdapat korpus luteum gravidarum.

Setelah plasenta terbentuk, korpus luteum gravidarum mengecil.

2. Perubahan Kardiovaskuler atau Hemodinamik

Cardiac output meningkat 30% pompa jantung meningkat 30% dan

penekanan pada vena cava dapat menyebabkan wanita pingsan.

3. Perubahan Pada Sistem Pernafasan

Timbul keluhan sesak disebabkan karena usus yang tertekan rahim

dan volume udara yang di inspirasi/diekpirasi meningkat.

4. Perubahan Pada Ginjal

Selama kehamilan ginjal bekerja lebih berat dan terjadi miksi

(berkemih) sering pada awal kehamilan.

5. Perubahan Sistem Endokrin

a. Ovarium dan Plasenta

HCG (human chorionic gonadotropin) berperan merangsang

pembentukan estrogen serta progesteron oleh ovarium.


9

b. Kelenjar Tiroid

Kelenjar tiroid yang lebih aktif menyebabkan denyut jantung

yang cepat, selain itu juga bisa terjadi pembesaran kelenjar tiroid.

c. Kelenjar Paratiroid

Ukurannya meningkat karena selama kehamilan, jadi tanpa

hormon ini metabolisme tulang dan otot akan terganggu.

d. Pankreas

Sel-selnya tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk

memenuhi kebutuhan yang meningkat.

e. Kelenjar Pituitari

Pada lobus anterior mengalami sedikit pembesaran dan terus

menghasilkan semua hormon tropik, tetapi dengan jumlah yang

sedikit berbeda.

6. Perubahan Sistem Integument.

a. Payudara

Puting susu biasanya membesar dan bewarna lebih gelap serta

sering mengeluarkan colostrum.

b. Pigmentasi

Mengalami pengumpulan pigmen di tiga area yaitu linea nigra,

cloasma dan puting susu (areola).

c. Spider Ongioma

Pembuluh darah kecil yang memberi gambaran seperti laba-laba,

bisa muncul di kulit biasanya di pinggang.


10

d. Strie Gravidarum

Tanda regangan yang dibentuk akibat serabut-serabut elastis dari

lapisan kulit terdalam terpisah dan putus.

e. Perspirasi dan Sekreasi Kelenjar Lemak

Kelenjar sebasea atau keringat menjadi lebih aktif, akibatnya ibu

hamil mungkin mengalami gangguan bau badan.

7. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Gigi, tulang dan persendian membutuhkan kira-kira sepertiga lebih

banyak kalsium dan fosfor pada kehamilan, bahu tertarik lebih

kebelakang dan tulang belakang lebih melengkung.

8. Perubahan Sistem Gastrointestinal

Sembelit dikarenakan rahim yang semakin membesar dan usus

diperlambat oleh tingginya kadar progesteron, wanita hamil sering

mengalami rasa panas di dada dan sendawa karena makanan lebih

lama berada dalam lambung.

C. Perubahan dan Adaptasi Psikologi Selama Kehamilan

Berikut ini merupakan perubahan selama kehamilan menurut Kumalasari

(2015) :

1. Trimester I

Pada saat inilah tugas psikologi pertama sebagai calon ibu untuk

dapat menerima kenyataan akan kehamilanya. Banyak wanita merasa

butuh dicintai dan merasakan kuat untuk mencintai namun tanpa

hubungan seks.
11

2. Trimester II

Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan,

saat ibu merasa sehat. Ini disebabkan selama trimester ini umumnya

wanita sudah merasa baik dan terbebas dari ketidaknyamanan

kehamilan.

3. Trimester III

Trimester ketiga ini sering disebut sebagai periode penantian. Periode

ini wanita menanti kehadiran bayinya sebagai bagian dari dirinya, dia

menjadi tidak sabar untuk segara melihat bayinya.

D. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

Kebutuhan pada ibu hamil menurut Mandriwati dkk (2016) sebagai

berikut :

1. Kebutuhan Nutrisi

a. Kalori (Energi)

Setiap harinya sekitar 300 tambahan kalori dibutuhkan ibu hamil.

Selama trimester pertama, kebutuhan nutrisi lebih bersifat

kualitatif dari pada kuantitatif.

b. Protein

Asupan protein yang dianjurkan adalah 60 gram per hari guna

memenuhi tuntutan pertumbuhan jaringan ibu dan janin.

c. Asam Folat

Asam folat dibutuhkan oleh tubuh untuk membentuk tenidin

yang menjadi komponen DNA..


12

d. Zat Besi

Zat besi diberikan mulai sejak kunjungan prenatal pertama guna

mempertahankan cadangan ibu dalam memenuhi kebutuhan janin.

e. Zink

Jumlah zink yang direkomendasikan RDA selama kehamilan

adalah 15 mg sehari. Kelebihan suplemen zink dapat

mengganggu metabolisme tembaga dan zat besi.

f. Kalsium

Asupan kalsium yang direkomendasikan adalah 1.200 mg per

hari dan jika tidak terpenuhi akan diambil dari tulang ibu.

g. Vitamin Larut dalam Lemak

Proses metabolisme yang berkaitan dengan penglihatan,

pembentukan tulang, sistem kekebalan tubuh, dan pembentukan

sistem saraf membutuhkan zat gizi berupa vitamin A. Vitamin D

untuk perbaikan penyerapan vitamin kalsium dan membantu

keseimbangan mineral dalam darah. Vitamin E mencegah

oksidasi vitamin A.

h. Vitamin Larut dalam Air

Fungsi tiamin, riboflavin, piridoksin, dan kobalamin yang penting

adalah sebagai koenzim dalam metabolisme energi.

i. Natrium

Diperlukan 2 sampai 3 gram natrium per hari. Makanan tinggi

natrium atau rendah natrium tidak disarankan.


13

j. Oksigen

Peningkatan volume respiratori kira-kira 26 % per menit pada

masa kehamilan.

2. Higiene Personal

Ibu hamil harus lebih sering mengganti celana dalam dan

membersihkan tiap BAB/BAK. Sering mual juga membuat

kurangnya higine pada mulut dan gigi, sehingga penting menggosok

gigi secara teratur.

3. Seksual

Sampai saat ini belum ada riset yang dapat membuktikan bahwa

koitus dan orgasme dikontraindikasikan selama masa hamil.

4. Mobilisasi/Mekanika Tubuh

Aktivitas fisik meningkatkan sirkulasi, membantu relaksasi dan

istirahat, dan mengatasi kebosanan, rekomendasi latihan selama 30

menit atau lebih per hari.

5. Istirahat dan Tidur

Istirahat sangat bermanfaat bagi ibu hamil agar tetap kuat dan tidak

mudah terkena penyakit.

6. Imunisasi Vaksin Toksoid Tetanus

Tetanus adalah penyakit yang disebabkan oleh racun bakteri

clostridium tetani, tetanus masuk kedalam tubuh manusia melalui

luka.
14

Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi TT pada WUS


Pemberian Selang Waktu Masa
Imunisasi Dosis
Imunisasi Pemberian Perlindungan
TT WUS T1 0,5 cc
T2 4 minggu setelah T1 3 tahun 0,5 cc
T3 6 minggu setelah T2 5 tahun 0,5 cc
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun 0,5 cc
T5 1 tahun setelah T4 25 tahun 0,5 cc
Sumber : (Mandriwati, dkk, 2016).

2.1.2 Persalinan

A. Pengertian Persalinan

Persalinan adalah proses membuka dan menipisnya serviks lalu

janin turun ke jalan lahir (Purwoastuti dan Walyani, 2015).

B. Tahapan Masa Persalinan

Berikut tahapan masa persalinan menurut Sondakh (2013) :

1. Kala I (Kala Pembukaan)

Kala I dimulai (pembukaan nol) sampai pembukaan lengkap (10

cm). Kala I dibagi menjadi 2 fase :

a) Fase Laten

Fase dimulai sejak kontraksi uterus menyebabkan penipisan

dan pembukaan serviks secara bertahap hingga pembukaan

kurang dari 4 cm, biasanya membutuhkan waktu 8 jam.

b) Fase Aktif

Dibagi menjadi tiga fase, yaitu :

1) Fase Akselerasi

Fase dalam waktu 2 jam, pembukaan 3 cm menjadi 4 cm.


15

2) Fase Dilatasi Maksimal

Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat

cepat, dari pembukaaan 4 cm menjadi 9 cm.

3) Fase Deselarasi

Berlangsung sangat lambat, dalam waktu 2 jam dari

pembukaan 9 cm menjadi 10 cm.

Pada primigravida, kala I berlangsung 12 jam, sedangkan pada

multigravida 8 jam.

2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)

Kala II dimulai dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir. Lamanya

kala II untuk primigravida 1,5-2 jam dan multigravida 1,5-1 jam.

Dalam buku (Pelatihan Asuhan Persalinan Bersih dan Aman, 2012)

dijelaskan bahwa lahirnya kepala janin dapat menyebabkan laserasi

spontan, khususnya jika kelahiran berlangsung cepat dan tidak

terkontrol.

3. Kala III (Pelepasan Plasenta)

Kala III dimulai setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta, yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit.

4. Kala IV (Pengawasan/Observasi)

Kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.

C. Perubahan Psikologis Persalinan

Berikut keadaan yang dapat terjadi selama persalinan terutama pada ibu

yang pertama kali melahirkan menurut Elisabeth dan Endang (2015) :


16

1. Perasaan tidak enak, takut dan ragu akan persalinan yang akan

dihadapi

2. Sering memikirkan antara lain apakah persalinan berjalan normal

3. Menganggap persalinan sebagai percobaan

4. Apakah penolong persalinan dapat sabar dan bijaksana dalam

menolongnya.

5. Apakah bayinya normal apa tidak, apakah dia sanggup merawat

bayinya.

D. Kebutuhan Dasar Ibu Bersalin

Kuswanti dan Melina (2013) membagi kebutuhan dasar ibu bersalin

sebagai berikut :

1. Asuhan Tubuh dan Fisik

Asuhan ini menghindarkan ibu dari infeksi. Asuhan yang dapat

diberikan adalah :

a. Menganjurkan ibu membasuh sekitar kemaluannya sesudah

BAK/BAB dan menjaganya agar tetap bersih dan kering.

b. Berendam dan perawatan mulut dengan cara menggosok gigi,

mencuci mulut, pemberian gliserin, dan pemberian permen.

2. Kehadiran seorang pendamping

Fungsi hadirnya seorang pendamping mengurangi rasa sakit,

membuat waktu persalinan lebih singkat dan menurunkan

kemungkinan persalinan dengan operasi.


17

3. Pengurangan rasa sakit

Pendekatan yang dapat dilakukakan, menghadirkan seorang yang

dapat mendukung persalinan, pengaturan posisi, relaksasi dan latihan

pernapasan, istirahat dan privasi, penjelasan mengenai

proses/kemajuan persalinan dan prosedur tindakan, asuhan tubuh,

dan sentuhan

4. Penerimaan terhadap sikap dan perilakunya.

Beberapa ibu akan berperilaku berteriak pada puncak kontraksi,

berusaha diam dan ada pula yang menangis. Sebagai seorang bidan

yang dapat dilakukan adalah menyemangati dan tidak memarahinya.

5. Informasi dan kepastian tentang hasil persalinan yang aman

Setiap ibu membutuhkan informasi tentang kemajuan persalinannya,

sehingga ibu yakin bahwa persalinanannya berlangsung normal.

Masa Nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari

persalinan selesai sampai alat alat kandungan kembali seperti sebelum

hamil. Lama masa nifas ini 6 8 minggu (Kumalasari, 2015).

B. Tahapan Masa Nifas

Tahapan Masa Nifas menurut Kumalasari (2015) adalah sebagai berikut :

1. Puerperium dini

Ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan jalan. Dalam agama

islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah 40 hari.


18

2. Puerperium intermedial

Kepulihan menyeluruh alat alat genetalia yang lamanya 6 8

minggu.

3. Remote puerpurium

Waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutama bila

selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi.

C. Perubahan Fisiologis Masa Nifas

Menurut Kumalasari (2015) perubahan fisiologis masa nifas dapat

diamati dari :

1. Perubahan Sistem Reproduksi

a. Involusi uterus

Dalam kondisi normal proses kembalinya uterus ke ukuran

normal memakan waktu 6 - 8 minggu.

Tabel 2.3 Perubahan Uterus Masa Nifas


No. Waktu Tinggi Fundus Uteri Berat Uterus Diamete Palpasi
Involusi r Uterus Serviks
1. Bayi Lahir Setinggi pusat 1000 gram 12,5 cm Lunak
2. Plasenta lahir Dua jari dibawah pusat 750 gram 12,5 cm Lunak
3. 1 minggu Pertengahan pusat 500 gram 7,5 cm 2 cm
sampai simpisis
4. 2 minggu Tidak teraba 300 gram 5 cm 1 cm
5. 6 minggu Bertambah kecil 60 gram 2,5 cm Menyempit
Sumber : (Kumalasari, 2015).

b. Afterpains

Pada primipara, tonus otot meningkat sehingga fundus pada

umumnya tetap kencang. Rasa nyeri setelah melahirkan terutama

di tempat uterus terlalu teregang.


19

c. Lochea

Lochea adalah ekskresi cairan rahim selama masa nifas. Jenis

jenis lochea adalah sebagai berikut:

1) Lochea rubra : Muncul pada hari pertama masa postpartum,

berwarna merah.

2) Lochea sanguinolenta : Cairan berwarna merah kecoklatan

dan berlendir. Berlangsung hari ke 4 7.

3) Lochea serosa : Berwarna kuning kecoklatan, muncul hari ke

7 14.

4) Lochea alba : Mengandung leukosit, sel desidua, sel epitel,

serabut jaringan yang mati berlangsung selama 2 6 minggu.

d. Serviks

Warna serviks sendiri merah kehitam-hitaman karena pembuluh

darah dan konsistensinya lunak.

e. Vulva dan Vagina

Penurunan hormon estrogen pada masa pastpartum berperan

dalam penipisan mukosa vagina dan hilangnya rugae.

f. Payudara

Pada semua wanita yang telah melahirkan, proses laktasi terjadi

secara alami. Proses menyusui mempunyai dua mekanisme

fisiologis, yaitu produksi susu dan sekresi susu atau let down.
20

2. Perubahan Sistem Pencernaan

Obstipasi karena alat pencernaan mendapat tekanan pada waktu

melahirkan, dehidrasi, kurang makan, hemoroid, laserasi jalan lahir.

3. Perubahan Sistem Perkemihan

Sulit buang air kecil karena sfingter uretra ditekan oleh kepala janin

atau edema kandung kemih yang terjadi selama persalinan.

4. Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Ligamen-ligamen, fasia dan diafragma pelvis yang meregang

berangsur-angsur seperti sedia kala.

5. Perubahan Sistem Endokrin

a. Oksitosin

Oksitosin menyebabkan kontraksi otot uterus yang membantu

proses involusi uterus.

b. Prolaktin

Penurunan estrogen menjadikan prolaktin bereaksi terhadap

alveoli dari payudara sehingga menstimulasi produksi ASI.

c. HCG, HPL, estrogen dan progesteron

Ketika plasenta lepas dari dinding uterus dan lahir, hormon HCG,

HPL, estrogen dan progesteron di dalam darah ibu menurun

dengan cepat, normalnya setelah tujuh hari.

d. Pemulihan Ovulasi dan Menstruasi

Pada ibu yang menyusui bayinya, ovulasi jarang sekali terjadi

sebelum 20 minggu dan tidak terjadi di atas 28 minggu.


21

6. Perubahan Sistem Kardiovaskular

Penurunan cardiac output terjadi setelah hari pertama puerperium

dan kembali normal pada akhir minggu ketiga.

7. Perubahan Sistem Hematologi

Leukosit meningkat, sel darah putih sampai berjumlah 15.000 selama

persalinan, tetap meningkat pada beberapa hari pertama postpartum.

8. Perubahan Tanda-Tanda Vital

a. Suhu

Sesudah dua jam pertama melahirkan umumnya suhu badan akan

kembali normal.

b. Nadi dan Pernafasan

Pada masa nifas umumnya denyut nadi labil dibandingkan

dengan suhu tubuh, sedangkan pernafasan akan sedikit

meningkat setelah partus.

c. Tekanan Darah

Pada beberapa kasus ditemukan keadaan hipertensi postpartum

akan menghilang dengan sendirinya apabila tidak terdapat

penyakit lain yang menyertai.

9. Perubahan Berat Badan

Di saat melahirkan ibu mengalami kehilangan 5-6 kg berat badan

dan 3-5 kg selama minggu pertama masa nifas.


22

10. Perubahan Kulit

Setelah persalinan, hormonal berkurang dan hiperpigmentasi pun

menghilang.

D. Kebutuhan Dasar Ibu Nifas

Adapun kebutuhan dasar ibu nifas menurut Kumalasari (2015) di

antaranya sebagai berikut :

1. Nutrisi

Untuk menghasilkan setiap 100 ml susu, ibu memerlukan asupan

kalori 85 kalori dan minum sedikitnya tiga liter air setiap hari.

2. Ambulasi

Pada ibu dengan partus normal ambulasi dini dilakukan paling tidak

6-12 jam postpartum, sedangkan pada ibu SC ambulasi dini

dilakukan paling tidak setelah 12 jam.

3. Eliminasi

a. Buang air kecil

Tonus kandung kemih biasanya akan pulih kembali dalam 5-7

hari postpartum. Ibu harus berkemih spontan dalam 6-8 jam

postpartum.

b. Buang air besar

Kesulitan buang air besar biasanya dapat terjadi karena ketakutan

akan rasa sakit, takut jahitan terbuka, atau karena hemoroid.


23

4. Personal Hygiene/Perawatan Diri

a. Perawatan Perineum

1) Mengajarkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan

sabun dan air setiap kali BAB/BAK serta tidak menyentuh

luka.

2) Sarankan ibu untuk mengganti pembalut setidaknya dua kali

sehari, serta mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum

dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya.

b. Pakaian

Sebaiknya pakaian agak longgar di daerah dada, demikian juga

dengan pakaian dalam, agar tidak terjadi iritasi pada daerah

sekitarnya akibat lochea.

c. Kebersihan rambut

Mungkin ibu akan mengalami kerontokan rambut akibat

perubahan hormon. Namun akan pulih kembali setelah beberapa

bulan.

d. Kebersihan kulit

Ekstra cairan saat hamil akan dikeluarkan kembali melalui air

seni dan keringat, oleh karena itu dalam minggu-minggu pertama

setelah melahirkan jumlah keringat akan lebih banyak.

e. Perawatan Payudara

Perawatan payudara hendaknya dilakukan sedini mungkin, yaitu

1-2 hari setelah bayi lahir dan dilakukan dua kali sehari.
24

5. Istirahat dan Tidur

Seorang wanita yang dalam masa nifas dan menyusui memerlukan

waktu lebih banyak untuk istirahat. Oleh karena itu, ibu dianjurkan

untuk menyesuaikan jadwalnya dengan jadwal bayi.

6. Aktivitas Seksual

Memulai hubungan suami istri begitu darah merah berhenti dan ibu

dapat memasukkan satu atau dua jarinya kedalam vagina tanpa rasa

nyeri.

7. Latihan Senam Nifas

Setelah persalinan terjadi involusi uterus, dinding perut menjadi

lembek. Cara untuk mengembalikannya adalah dengan melakukan

latihan dan senam nifas.

Bayi lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia kehamilan 37-

42 minggu dengan berat lahir 2500-4000 gram (Sondakh, 2013).

B. Ciri Ciri Bayi Baru Lahir Normal

Menurut Kumalasari (2015) ciri ciri bayi baru lahir normal adalah

sebagai berikut :

1. Berat badan 2.500 4.000 gram

2. Panjang badan 48 52 cm

3. Lingkar dada 30 38 cm

4. Lingkar kepala 33 35 cm
25

5. Frekuensi jantung 120 160 x/menit

6. Pernafasan 40 60 x/menit

7. Kulit kemerah merahan dan licin karena jaringan subkutan cukup

8. Rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah sempurna

9. Kuku agak panjang dan lemas

10. Genetalia : Pada bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia

minora, pada bayi laki laki testis sudah turun, skrotum sudah ada

11. Reflek isap dan menelan sudah terbentuk dengan baik

12. Reflek moro atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik

13. Eliminasi baik, bayi akan BAB dan BAK spontan dalam 24 jam

pertama, mekonium berwarna hitam kecoklatan

C. Kebutuhan Dasar Bayi Baru Lahir

Menurut Marmi dan Rahardjo (2012) kebutuhan dasar bayi baru lahir

meliputi :

1. Pencegahan Infeksi

a. Pencegahan Infeksi pada Tali Pusat

Menjaga luka tali pusat tetap bersih dengan cara membungkus

dengan kasa tipis yang steril dan kering.

b. Pencegahan Infeksi pada Kulit

Meletakkan bayi di dada ibu dapat mencegah terjadinya infeksi

pada kulit bayi baru lahir, kontak kulit langsung menyebabkan

kolonisasi mikroorganisme.
26

c. Pencegahan Infeksi pada Mata

Cara mencegah infeksi pada mata dengan memberikan salep obat

tetes mata (Tetrasklin 1%, Eritromisin 0,5% atau Nitras Argensi

1%).

2. Imunisasi

Imunisasi adalah suatu cara memproduksi imunitas aktif buatan

untuk dengan cara memasukkan suatu zat dalam tubuh melalui

penyuntikan atau secara oral.

3. Bounding Attachment

Bounding attachment terjadi pada kala IV, dimana diadakan kontak

antara ibu-ayah-anak dan berada dalam ikatan kasih antara orangtua

dan anak saat pertama kali mereka bertemu.

D. Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir

Tanda-tanda bahaya menurut Marmi dan Rahardjo (2012) yaitu :

1. Pernafasan sulit atau lebih dari 60 kali per menit

2. Kehangatan terlalu panas (> 38 atau terlalu dingin < 36 )

3. Warna kuning (terutama pada 24 jam pertama), biru atau pucat,

memar

4. Pemberian ASI sulit, hisapan lemah

5. Tali pusat merah, bengkak, keluar cairan (nanah), bau busuk

6. Tinja atau kemih : Tidak berkemih dalam 24 jam, tinja lembek,

sering, warna hijau tua, ada lendir atau darah pada tinja

7. Aktivitas : Menggigil, lemas, kejang, menangis terus menerus


27

2.1.5 Kontrasepsi/ KB

A. Pengertian Kontrasepsi/KB

Keluarga berencana merupakan usaha suami-istri untuk mengukur

jumlah dan jarak anak yang diinginkan (Purwoastuti dan Walyani, 2015).

B. Macam macam Alat Kontrasepsi

Jenis-jenis kontrasepsi menurut Yuhedi dan Kurniawati (2013) antara

lain :

1. Metode Kontrasepsi Sederhana Tanpa Alat

a. Metode Amenore Laktasi (MAL)

MAL adalah kontrasepsi yang mengandalkan pemberian ASI

tanpa tambahan makanan atau minuman apapun hingga 6 bulan.

b. Metode Kalender

Metode kalender atau pantang berkala dengan cara ibu mencatat

waktu menstruasinya selama 6-12 bulan agar waktu ovulasi

dapat ditentukan.

c. Metode Suhu Basal

Tujuan pengukuran ini adalah mengetahui masa ovulasi.

Peningkatan suhu basal dimulai 1-2 hari setelah ovulasi

disebabkan peningkatan hormon progesteron.

d. Metode Lendir Serviks

Metode kontrasepsi ini dilakukan berdasarkan perubahan siklus

lendir serviks yang terjadi karena perubahan estrogen.


28

e. Metode Simptotermal

Metode ini menggunakan perubahan siklus lendir serviks yang

terjadi karena perubahan kadar estrogen untuk menentukan saat

yang aman untuk bersenggama.

f. Koitus Interuptus

Koitus interuptus adalah metode kontrasepsi yang dilakukan

dengan mengakhiri senggama sebelum ejakulasi intravaginal

terjadi dan ejakulasi dilakukan diluar genetalia eksternal wanita.

2. Metode Kontrasepsi Sederhana dengan Alat

a. Kondom pria

Pemakaian kondom dengan baik dan benar dapat memberi

keuntungan atau efek kontraseptif maupun nonkontraseptif bagi

pasangan suami istri.

b. Kontrasepsi Barier Intra-Vagina

1) Diafragma

Diafrgma dipasang 6 jam atau lebih sebelum senggama,

spermisida perlu ditambahkan jika melakukan senggama

berulang.

2) Kap Serviks

Kap serviks akan lebih efektif jika ditambah spermisid. Efek

samping dan komplikasi yang dapat terjadi adalah timbul

sekret berbau bila kap serviks dibiarkan terlalu lama dalam

serviks..
29

3) Spons

Spons dimasukkan ke dalam vagina hingga mencapai serviks.

Setelah spons terpasang spons dapat memberi perlindungan

24 jam.

4) Kondom Wanita

Alasan utama dibuatnya kondom wanita karena kondom pria

dan diafragma biasa tidak dapat menutupi daerah perineum

sehingga masih ada kemungkinan penyebaran

mikroorganisme penyebab IMS.

c. Kontrasepsi Kimiawi (Spermisida)

Spermisida merupakan zat kimia pelumpuh spermatozoa di

dalam vagina. Spermisida digunakan sebagai tambahan pada

metode barier.

3. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

Alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR) atau intra uterine device

(IUD) merupakan alat kontrasepsi yang diletakkan dalam uterus.

4. Kontrasepsi Hormonal

a. Pil

Kontraindikasi pil seperti wanita yang tidak dapat disiplin

minum pil setiap hari dan dicurigai hamil atau telah hamil.

b. Suntikan

Alat kontrasepsi berupa cairan yang berisi hormon progesteron

disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodik.


30

1) Golongan progestin. Misalnya: Depo Provera 150 mg

(disuntikkan tiap 3 bulan). Suntikan ini dapat diberikan

kepada ibu yang menyusui karena hanya mengandung

progestin saja.

2) Golongan progestin dengan campuran esterogen propionat.

Misalnya, cyclofem (tiap 1 bulan).

c. Implant/susuk

Alat kontrasepsi berbentuk kapsul silastik berisi hormon jenis

progestin (progesteron sintetik) yang ditanamkan di bawah kulit.

Implan hanya mengandung progestin saja sehingga tidak akan

mengalami efek samping karena estrogen.

d. Cincin Vagina

Alat kontrasepsi ini berbentuk cincin yang fleksibel dengan

diameter 5 cm, yang di pasang di dalam vagina.

e. Kontrasepsi Transdermal/Koyo

Kontrasepsi ini berukuran 20 dengan bentuk seperti plester

tipis yang terdiri dari 3 lapisan. Lokasi pemasangan koyo adalah

lengan atas, bokong, perut bagian bawah, dan tubuh bagian atas

(tidak termasuk payudara).

5. Sterilisasi

Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi di dalam

memperoleh pelayanan kontrasepsi mantap, yaitu sukarela, bahagia

dan kesehatan.
31

2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

2.2.1 Manajemen Kebidanan

A. Langkah Manajemen Kebidanan

Saminem (2010), menjelaskan bahwa proses manajemen terdiri atas

tujuh langkah yang berurutan yaitu :

1. Langkah 1 Pengumpulan Data Dasar

Pada tahap ini bidan mengumpulkan semua informasi yang akurat

dari berbagai sumber yang lengkap tentang kondisi klien.

2. Langkah 2 Interpretasi Data Dasar

Pada tahap ini, bidan mengidentifikasi diagnosis atau masalah dan

kebutuhan klien secara tepat berdasarkan interpretasi data yang

akurat.

3. Langkah 3 Mengidentifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial

Pada langkah ini, bidan mengidetifikasi masalah atau diagnosis

potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang

sudah didentifikasi sebelumnya.

4. Langkah 4 Mengidentifikasi Kebutuhan yang Memerlukan

Penanganan Segera

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan proses manajemen

bukan hanya dilakukan selama pemberian asuhan primer berkala.


32

5. Langkah 5 Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh

Bidan dalam tahap ini adalah merumuskan rencana asuhan sesuai

dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian

membuat kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.

6. Langkah 6 Melaksanakan Perencanaan

Pada langkah keenam ini, rencana asuhan menyeluruh seperti yang

telah diuraikan pada langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan

aman.

7. Langkah 7 Evaluasi

Pada langkah ketujuh mencakup evalusi tentang pemenuhan

kebutuhan, apakah benar benar telah terpenuhi sesuai dengan

masalah dan diagnosis yang telah teridentifikasi.

B. Proses Manajemen Kebidanan

Berikut akan dijelaskan tentang langkah-langkah dalam manajemen

kebidanan menurut Trisnawati (2015) :

1. Identifikasi dan analisa masalah

Langkah ini merupakan proses berpikir yang ditampilkan oleh bidan

yang dialami atau diderita pasien atau klien.

2. Diagnosa kebidanan

Setelah ditentukan masalah dan masalah utamanya, bidan akan

merumuskannya dalam suatu pernyataan yang mencakup kondisi,

masalah, penyebab dan prediksi terhadap kondisi tersebut.


33

3. Perencanaan

Berdasarkan diagnosis yang ditegakkan, bidan menyusun rencana

kegiatan mencakup tujuan dan langkah-langkah yang akan dilakukan

oleh bidan dalam melakukan intervensi.

4. Pelaksanaan

Pelaksanaan tindakan selalu diupayakan dalam waktu yang singkat,

efektif, hormat dan berkualitas. Selama pelaksanaan, bidan

mengawasi dan memonitor kemajuan pasien atau klien.

5. Evaluasi

Evaluasi adalah tindakan pengukuran antara keberhasilan dan

rencana. Jadi tujuan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana

keberhasilan tindakan kebidanan yang dilakukan.

C. Pendokumentasian Manajemen Kebidanan

Menurut Saminem (2010) alur berfikir Bidan saat merawat klien

meliputi tujuh langkah, dokumentasi dibuat dalam bentuk SOAP.

S : Subjective (Data Subyektif)

Menggambarkan dokumentasi hasil pengumpulan data klien melalui

anamnesa sebagai langkah I Varney.

O : Objective (Data Obyektif)

Menggambarkan dokumentasi hasil pemeriksaan fisik klien, hasil

laboratorium, dan uji diagnostik lain yang dirumuskan dalam data fokus

untuk mendukung asuhan sebagai Langkah 1 Varney.


34

A : Assesment (Pengkajian)

Menggambarkan dokumentasi hasil analisis dan interpretasi data

subyektif dan obyektif dalam suatu identifikasi P : Plan (Perencanaan)

Menggambarkan dokumentasi dan evaluasi perencanaan berdasarkan

pengkajian langkah 5, 6 dan 7 Varney.

Alur Berfikir PencatatanAsuhan


Kebidanan

Proses Manajemen Kebidanan Dokumentasi Asuhan


Kebidanan

5 Langkah
7 Langkah Varney SOAP Notes
(Kompetensi Bidan)
Subyektif
Data Data
Obyektif
Masalah/Diagnosis Pengkajian/Diagnosis
Antisipasi Kemungkinan
Masalah/Diagnosis Lain Pengkajian/Diagnosis
Menetapkan Kebutuhan Segera
Untuk Konsultasi, Kolaborasi
Perencanaan : Konsultasi, tes
Perencanaan Perencanaan diagnostik, perujukan,
pendidikan/konseling, tindak lanjut
Implementasi Implementasi
Evaluasi Evaluasi
Gambar 2.1 Alur Proses Manajemen Kebidanan

2.2.2 Kehamilan
A. Definisi Antenatal Care (ANC)

Asuhan antenatal (Antenatal Care) adalah pengawasan sebelum

persalinan terutama ditujukan pada pertumbuhan dan perkembangan

janin dalam rahim (Purwoastuti dan Walyani, 2015).


35

B. Jadwal Pemeriksaan Antenatal Care

Kumalasari (2015) menjelaskan bahwa, setiap wanita hamil

memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal,

yaitu satu kali kunjungan selama trimester satu (< 14 minggu), satu kali

kunjungan selama trimester kedua (antara 14 28 minggu), dua kali

kunjungan selama trimester ketiga (antara minggu 28 36 dan sesudah

minggu ke 36 ).

C. Pendokumentasian SOAP Kehamilan

1. Data Subjektif (S)

Anamnesis (tanya jawab) menurut Kumalasari (2015) meliputi

sebagai berikut :

a. Anamnesis Biodata

Meliputi nama ibu hamil, umur, pekerjaan, nama suami,

pekerjaan suami, agama, kebangsaan, dan alamat.

b. Anamnesis Sosial Ekonomi

Pada umumnya anamnesis sosial memberikan gambaran

mengenai latar belakang sosial pasien.

c. Keluarga

Anamnesis keluarga diperlukan untuk mengetahui kemungkinan

adanya penyakit menurun atau adanya hamil kembar.

d. Riwayat kesehatan keluarga

Dilakukan untuk mengetahui adanya kemungkinan penyakit

penyakit yang menyertai dan mempengaruhi kehamilan ibu.


36

e. Anamnesis Haid

Pada wanita hamil dengan haid terlambat dan diduga hamil,

ditanyakan hari pertama haid terakhir (HPHT). Taksiran partus

dapat ditentukan bila HPHT diketahui dan siklus haidnya teratur

28 hari dengan menggunakan rumus Neagle yaitu hari + 7,

bulan 3 dan tahun +1.

f. Anamnesis kebidanan

Tanyakan riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas sebelumnya

meliputi jumlah kehamilan, anak yang lahir hidup, berat badan

bayi waktu lahir, persalinan preterm, persalinan prematur,

keguguran atau gagal kehamilan, persalinan dengan tindakan,

serta riwayat perdarahan pada kehamilan, persalinan dan nifas

sebelumnya.

2. Data Objektif (O)

Menurut Kumalasari (2015) data objektif berisi pemeriksaan fisik

secara menyeluruh mencakup hal hal berikut :

a. Pemeriksaan tinggi badan, berat badan dan lingkar lengan atas

(LILA)

Pemeriksaan tinggi badan dan LILA dilakukan pada kunjungan

pertama ibu hamil. Untuk pengukuran berat badan, dilakukan

setiap kali kunjungan. LILA kurang dari 23,5 cm berisiko

kurang energi kronik (KEK).


37

b. Pengukuran tanda tanda vital

Meliputi tekanan darah, frekuensi nadi, pernafasan, dan suhu

tubuh. Pada saat pemeriksaan pastikan ibu sudah istirahat

minimal 30 menit setelah kedatangan.

c. Kepala dan leher

Periksalah dasar kulit kepala dan rambut ibu hamil (tekstur

warna dan lesi), perhatikan keadaan wajah (oedema pada wajah,

hiperpigmentasi/cloasma gravidarum), pada mata (perhatikan

ikterus sklera dan konjungtiva) pada hidung (polip, perdarahan,

sekret, dan kondisi sinus), pada telinga (perhatikan kebersihan

dan adanya serumen), lakukan pemerikaan ketajaman

pendengaran dengan tes berbisik, periksa rongga mulut, lidah,

gigi dan bibir (perhatikan apakah bibir tampak pucat, kering,

dan pecah pecah, stomatitis, gingivitis, gigi yang tanggal, gigi

yang berlubang, serta karies gigi), pada leher adakah

pembesaran kelenjar tiroid.

d. Tangan dan kaki

Perhatikan edema di ujung jari, kuku jari pucat, varises vena,

ada/tidaknya refleks lutut/patela.

e. Payudara

Perhatikan ukurannnya, kesimetrisannya, puting susu menonjol

atau masuk, keluarnya kolostrum atau cairan lain, adanya massa,

ada/tidak nodul aksila.


38

f. Abdomen

Perhatikan ada/tidaknya luka bekas operasi, tinggi fundus uteri

(jika > 12 minggu), letak presentasi (leopold), posisi dan

penurunan kepala (jika > 36 minggu), serta denyut jantung janin.

Letak presentasi (leopold) :

1) Leopold I untuk menentukan tinggi fundus uteri (TFU).

Selain itu, tentukan pula bagian apa yang terdapat pada

fundus uteri.

2) Leopold II untuk menentukan posisi punggung bayi letak

memanjang atau tidak. Pada letak lintang ditemukan kepala.

3) Leopold III untuk menentukan bagian janin yang berada di

bawah dan sudah masuk PAP atau belum.

4) Leopold IV tidak perlu dilakukan jika kepala janin belum

masuk PAP.

g. Panggul

Pemeriksaan panggul pada ibu hamil terutama pada

primigravida perlu dilakukan untuk menilai keadaan dan bentuk

panggul apakah terdapat kelainan atau keadaan yang

menimbulkan penyulit persalinan.

h. Genetalia luar (eksternal)

Amati ada/tidaknya varises, perdarahan, luka, cairan yang keluar,

pengeluaran uretra dan skene, kelenjar bartolini, bengkak

(massa).
39

i. Genetalia dalam (internal)

Lakukan pemeriksaan pada serviks meliputi cairan yang keluar,

luka (lesi).

3. Assessment

Menurut Asih dan Risneni (2016) assessment merupakan hasil

analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan

objektif. Berikut contoh penulisan diagnosa dalam kehamilan Ny. X

GPAumurtahun, umur kehamilanminggu janin

tunggal/ganda, hidup/mati, intra/ekstra uterin, presentasi

kepala/bokong, puka/puki, bagian terendah sudah masuk panggul

atau belum.

4. Penatalaksanaan

Berikut ini tabel tindakan yang dilakukan bidan dalam setiap

kunjungan kehamilan :

Tabel 2.4 Tindakan yang dilakukan Bidan setiap kunjungan


Kunjungan Waktu Kegiatan
1. Membina hubungan percaya antara bidan dan ibu hamil
2. Mendeteksi masalah dan mengatasinya
3. Memberitahu hasil pemeriksaan dan usia kehamilan
4. Mengajarkan ibu cara mengatasi ketidaknyamanan
Sebelum 5. Mengajarkan dan mendorong perilaku yang sehat (cara hidup sehat
Trimester
minggu bagi ibu hamil, nutrisi, cara mengenali tanda bahaya kehamilan)
Pertama
ke-14 6. Memberikan imunisasi tetanus toksoid, tablet besi
7. Mulai mendiskusikan persiapan kelahiran bayi dan kesiapan ibu
untuk menghadapi kondisi kegawatdaruratan
8. Menjadwalkan kunjungan berikutnya
9. Mendokumentasikan hasil pemeriksaan dan asuhan
Sebelum 1. Sama seperti trimester I
Trimester
minggu 2. Kewaspadaan khusus terhadap preeklampsia (tanyakan kepada ibu
Kedua mengenai gejala preeklampsia, pantau tekanan darah, evaluasi
ke-28
edema, periksa adanya proteinuria)
Trimester Antara 1. Sama seperti trimester I dan II
40

Ketiga minggu 2. Palpasi abdomen untuk mengetahui apakah ada kehamilan kembar
28 dan
36
Setelah 1. Sama seperti trimester I, II, III (antara minggu 28 dan 36)
36 2. Deteksi letak janin dan kondisi lain yang menjadi kontraindikasi
minggu persalinan di luar RS
Apabila ibu 1. Ibu mendapat pertolongan awal yang sesuai dengan masalah yang
mengalami masalah / timbul
komplikasi / 2. Ibu dirujuk ke RS untuk mendapat konsultasi / tindakan kolaborasi
kegawatdaruratan dan melakukan tindakan lanjut
1. Sama seperti di atas, ditambah nomor 2 dan 3
Kehamilan normal
2. Memberikan konseling khusus untuk mengatasi masalah / kebutuhan
dengan masalah /
ibu
kebutuhan khusus
3. Melanjutkan pemantauan kondisi ibu dan janin selama kehamilan
1. Sama seperti di atas, ditambah nomor 2 dan 3
Kehamilan dengan
2. Merujuk ibu ke dokter untuk mendapat konsultasi / kolaborasi /
masalah kesehatan /
perujukan
komplikasi
3. Menindaklanjuti hasil konsultasi / kolaborasi / perujukan
1. Memberikan pertolongan awal yang sesuai dengan masalah
kegawatdaruratan
Kehamilan dengan 2. Merujuk ibu ke RS terdekat
kegawatdaruratan 3. Mendampingi ibu terus menerus
4. Memantau kondisi ibu dan janin
5. Menindaklanjuti hasil konsultasi / kolaborasi / perujukan
Sumber : (Saminem, 2010).

2.2.3 Persalinan

A. Tujuan Asuhan Persalinan

Menurut Damayanti dkk (2014) tujuan asuhan persalinan adalah

adalah melindungi keselamatan ibu dan bayi baru lahir, memberikan

dukungan pada persalinan normal, mendeteksi, dan menatalaksanakan

kompikasi tepat waktu dan memberi dukungan secara cepat bereaksi

terhadap kebutuhan ibu, pasangan dan keluarganya selama proses

persalinan dan kelahiran bayi.


41

B. Lima Benang Merah Persalinan

Lima benang merah menurut Damayanti dkk (2014) tersebut adalah :

1. Membuat keputusan klinik

Membuat keputusan merupakan proses yang menentukan untuk

menyelesaikan masalah dan menentukan asuhan yang diperlukan

oleh pasien.

2. Asuhan sayang ibu dan sayang bayi

Beberapa prinsip dasar asuhan sayang ibu adalah dengan mengikut

sertakan suami dan keluarga selama proses persalinan dan kelahiran

bayi.

3. Pencegahan infeksi

Penolong persalinan secara konsiten dan sistematis harus

menggunakan praktik pencegahan infeksi seperti cuci tangan,

penggunaan sarung tangan, dan proses ulang peralatan bekas pakai

sehingga persalinan berlangsung aman.

4. Pencatatan (Rekam medik)/Asuhan

persalinan Manfaat pencatatan rutin :

a. Dapat digunakan sebagai alat bantu untuk membuat keputusan

klinik dan mengevaluasi apakah asuhan sudah sesuai dan efektif,

mengidentifikasi kesenjangan asuhan yang diberikan dan

perencanaan peningkatan asuhan serta sebagai tolak ukur

keberhasilan proses membuat keputusan klinik.


42

b. Merupakan catatan permanen tentang asuhan, perawatan dan

obat yang diberikan, dapat dibagikan di antara penolong

persalinan dan mempermudah kelangsungan asuhan dari satu

kunjungan ke kunjungan lain, dari satu penolong ke penolong

lain.

c. Dapat digunakan untuk studi kasus serta diperlukan untuk

memberi masukan data statistik nasional dan daerah termasuk

catatan kematian dan kesakitan ibu atau bayi.

5. Rujukan

Berikut ini hal-hal yang harus diperhatikan dan disiapkan untuk

melakukan rujukan yaitu, B : (Bidan), A : (Alat), K : (Keluarga), S :

(Surat), O : (Obat), K : (Kendaraan), U : (Uang).

C. Pendokumentasian SOAP Persalinan

1. Data Subjektif (S)

Data subjektif yang dikaji pada ibu bersalin menurut Eniyati dan

Putri (2012) meliputi identitas ibu dan suami (nama, umur, alamat),

keluhan ibu, gravida, para dan abortus, HPHT (Hari Pertama Haid

Terakhir), HTP (Hari Tafsiran Persalinan), riwayat alergi obat-

obatan, riwayat kehamilan sekarang, riwayat kehamilan sebelumnya,

riwayat medis, masalah/keluhan medis saat ini, hal-hal yang

berkaitan dengan pengetahuan dan psikologi ibu.


43

2. Data Obyektif (O)

Data objektif yang dikaji pada ibu bersalin menurut Eniyati dan Putri

(2012) :

a. Nilai kesehatan dan keadaan umum ibu, suasana hati, tingkat

kegelisahan, nyeri kontraksi, warna konjungtiva, kebersihan,

status gizi, dan cakupan cairan tubuh.

b. Tanda vital ibu (tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan)

dilakukan diantara dua kontraksi.

c. Pemeriksaan abdomen

1) Menentukan tinggi fundus uteri

Pengukuran dilakukan saat uterus tidak berkontraksi.

2) Memantau kontraksi uterus

Menghitung jumlah kontraksi dan durasi kontraksi dilakukan

dalam 10 menit.

3) Memantau denyut jantung janin (DJJ)

Normalnya 120-160x/menit. Indikasi gawat janin jika DJJ

kurang dari 100 dan lebih dari 180.

4) Menentukan presentasi janin

5) Menentukan penurunan bagian terbawah janin

d. Pemeriksaan dalam

Tentukan konsistensi dan pendataran serviks, mengukur

besarnya pembukaan, menilai selaput ketuban, menentukan


44

presentasi dan seberapa jauh bagian terbawah telah melalui jalan

lahir.

3. Assessment (A)

Menurut Asih dan Risneni (2016) assessment merupakan hasil

analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.

Berikut contoh penulisan diagnosa dalam persalinan Ny. X

GPAumurtahun,umurkehamilanminggujanin

tunggal/ganda, hidup/mati, intra/ekstra uteri, presentasi

kepala/bokong, dalam persalinan kala

4. Penatalaksanaan (P)

Menurut Saminem (2010) asuhan kebidanan dalam persalinan

meliputi :

Tabel 2.5 Asuhan Persalinan


Kategori Gambaran
1. Memonitor tekanan darah, suhu badan, denyut nadi setiap 4 jam
2. Mendengarkan denyut jantung janin setiap jam pada fase laten dan 30 menit
pada fase aktif
3. Memalpasi kontraksi uterus setiap jam pada fase laten dan 30 menit pada fase
aktif
4. Memonitor pembukaan serviks, penurunan bagian terendah janin pada fase
laten dan fase aktif dilakukan setiap 4 jam
5. Memonitor pengeluaran urin setiap 2 jam
6. Seluruh hasil pemantauan dicatat dalam partograf
7. Menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu, seperti suami, keluarga
Kala I
atau teman dekat untuk mendampingi ibu
8. Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan lanjutannya serta
kemajuan persalinan dan meminta persetujuan ibu untuk menjalani rencana
asuhan selanjutnya
9. Mengatur aktivitas dan posisi, juga membimbing relaksasi sewaktu ada his
10. Menjaga privasi ibu
11. Menjaga kebersihan diri
12. Memberi rasa aman dan menghindarkan rasa panas, mengurangi rasa nyeri
ketika ada his, misalnya dengan membuat rasa sejuk dan melakukan masase
13. Memberikan cukup minum dan makan
45

14. Memastikan dan mempertahankan kandung kemih tetap kosong


15. Menciptakan kedekatan antara bidan dan ibu, misalnya dengan sentuhan
1. Memberikan dukungan terus menerus kepada ibu
2. Memastikan kecukupan makan dan minum
3. Mempertahankan kebersihan diri
4. Mempersiapkan kelahiran bayi
5. Membimbing ibu meneran pada waktu ada his
6. Memantau keadaan ibu dan denyut jantung janin terus menerus
7. Melakukan amniotomi
8. Melakukan episiotomi, jika ada indikasi
9. Melahirkan kepala sesuai mekanisme persalinan dan jalan lahir
Kala II
10. Melonggarkan atau melepaskan lilitan tali pusat pada kepala dan badan bayi,
jika ada
11. Melahirkan bahu dan diikuti bayi
12. Menilai tanda tanda kehidupan bayi, minimal tiga aspek : usaha bernafas,
denyut jantung, warna kulit
13. Mengklem atau menjepit tali pusat di dua tempat dan memotong dengan
gunting steril / DTT
14. Menjaga kehangatan bayi
15. Merangsang pernafasan bayi, bila diperlukan
1. Melaksanakan manajemen aktif kala III:
a. Melakukan palpasi uterus untuk memastikan tidak ada bayi lain
b. Memberi injeksi oksitosin 10 U/IM
Segera diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi, jika bayi tunggal
Pemberian oksitosin 10 U/IM dapat diulangi setelah 15 menit,
jika plasenta masih belum lahir
Jika oksitosin tidak tersedia, rangsang puting payudara ibu
atau anjurkan
Kala III ibu menyusui bayinya guna menghasilkan oksitosin alamiah
c. Melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
d. Setelah ada tanda tanda pelepasan plasenta, plasenta dilahirkan
dengan perasat Brandt Andrew
2. Memotong dan mengikat tali pusat
3. Mendekatkan bayi pada ibunya
4. Menyusui bayi sesegera mungkin, kurang dari 30 menit setelah lahir,
bila memungkinkan
1. Melanjutkan pemantauan konttraksi uterus, pengeluaran darah, tanda
tanda vital
Sebanyak 2 3 kali selama 10 menit pertama
Setiap 15 menit selama 1 jam
Setiap 20 30 menit selama jam kedua
Kala IV Jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, lakukan masase fundus dan
berikan metilergometrin 0,2 mg IM (jika ibu tidak mengalami hipertensi)
2. Melakukan pemeriksaan jalan lahir dan perineum
3. Melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaputnya
4. Mengajarkan ibu dan keluarga tentang cara mengecek atau meraba uterus
dan memasasenya
46

5. Mengevaluasi jumlah darah yang hilang


6. Memantau pengeluaran lokea (biasanya tidak melebihi darah haid)
7. Mempertahankan kandung kemih tetap kosong (tidak dengan kateterisasi)
Sumber : (Saminem, 2010).

2.2.4 Masa Nifas

A. Definisi Asuhan Masa Nifas Normal

Asuhan masa nifas adalah asuhan yang bertujuan membantu ibu

dan pasangannya selama masa transisi awal mengasuh anak (Kumalasari,

2015).

B. Tahapan Asuhan Masa Nifas Normal

Berikut tahapan asuhan masa nifas menurut Kumalasari ( 2015).

1. Kunjungan I: 6 8 jam postpartum

Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri dan

memantauan keadaan umum ibu, melakukan hubungan antara bayi

dan ibu (bounding attachment), ASI eksklusif.

2. Kunjungan II : 6 hari postpartum

Memastikan involusi uterus berjalan normal, uterus berkontraksi,

fundus di bawah umbilikus, dan tidak ada tanda tanda perdarahan

abnormal. Menilai adanya tanda tanda demam, infeksi, dan

perdarahan abnormal. Memastikan ibu mendapat istirahat yang

cukup, mendapat makanan yang bergizi, ibu menyusui dengan baik

dan tidak memperlihatkan tanda tanda penyulit. Memberikan

konseling kepada ibu mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,

menjaga bayi tetap hangat, dan merawat bayi sehari hari.


47

3. Kunjungan III : 2 minggu postpartum

Asuhan yang diberikan pada kunjungan nifas ketiga sama dengan

asuhan yang dilakukan pada kunjungan nifas kedua.

4. Kunjungan IV : 6 minggu postpartum

Menanyakan pada ibu tentang penyulit penyulit yang ia alami

selama nifas serta memberikan konseling untuk KB secara dini,

imunisasi, senam nifas, dan tanda tanda bahaya yang di alami oleh

ibu dan bayi.

C. Pendokumentasian SOAP Masa Nifas

1. Data Subjektif (S)

Menurut Kumalasari (2015) data subjektif berisi pengkajian sebagai

berikut :

a. Biodata Klien

Biodata klien beserta biodata suami berisi tentang nama, umur,

pendidikan, pekerjaan, suku, agama, alamat, nomor medical

record, serta tanggal pengkajian.

b. Konsep Diri

Sikap penerimaan ibu terhadap tubuhnya, keinginan ibu

menyusui, persepsi terhadap tubuhnya terutama perubahan

perubahan selama kehamilan.

c. Seksual

Frekuensi hubungan intim, pengetahuan pasangan tentang seks,

kesulitan melakukan hubungan seks, kontinuitas hubungan seks


48

dan pengetahuan pasangan kapan dimulai hubungan seks

pascapartum.

d. Kebiasaan sehari hari

1) Pola nutrisi : Pola menu makanan yang dikonsumsi, jumlah,

jenis makanan (kalori, protein, vitamin, tinggi serat),

frekuensi, konsumsi kudapan (makanan ringan), nafsu makan,

pola minum, jumlah, frekuensi, tarak/tidak.

2) Pola istirahat dan tidur : Lamanya, kapan (malam, siang),

rasa tidak nyaman yang mengganggu istirahat, posisi saat

tidur (penekanan pada perineum).

3) Pola eliminasi : Apakah terjadi diuresia, inkontinesia,

hilangnya kontrol blas, retensi urine karena rasa takut luka

episiotomi, apakah perlu bantuan saat BAK, pola BAB,

frekuensi, konsistensi.

4) Personal hygiene : Pola mandi, kebersihan mulut dan gigi,

penggunaan pembalut dan kebersihan genetalia, frekuensi

ganti pembalut dan celana dalam.

5) Aktivitas : Kemampuan mobilisasi saat setelah melahirkan,

kemampuan melakukan aktivitas sendiri.

e. Profil keluarga

Kebutuhan informasi pada keluarga, dukungan orang terdekat,

sibling.
49

f. Riwayat kesehatan keluarga

Adakah anggota keluarga yang menderita penyakit yang

diturunkan, menular, kelainan konginetal dan gangguan kejiwaan.

g. Riwayat psikososial-kultural

1) Baby blues : Perasaan sedih, kelelahan, kecemasan.

2) Adat Istiadat : Ada/tidaknya adat istiadat yang menghambat

proses masa nifas.

2. Data Objektif (O)

Menurut Kumalasari (2015) data objektif berisi:

a. Keadaan umum, meliputi tingkat energi, self esteem, tingkat

kesadaran.

b. Tanda vital normal (RR 16 24 x/menit, nadi cenderung

bradikardi, suhu 36,5 - 37,5 , TD 110 130 mmHg).

c. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala

Rambut, wajah, mata (konjungtiva), hidung, mulut, fungsi

pengecapan, pendengaran, dan leher.

2) Payudara

Pembesaran, simetris, pigmentasi, warna kulit, keadaan

areola dan putting susu, stimulation nipple erection,

kepenuhan atau pembengkaan, benjolan nyeri, produksi

laktasi/ kolustrum, perabaan pembesaran kelenjar getah

bening diketiak.
50

3) Abdomen

Teraba lembut, tekstur kenyal, muskulus ruktus abdominal

utuh (intact) atau terdapat diastasis, distensi, striae. Tinggi

fundus uterus, konsistensi (keras, lunak, kenyal), lokasi,

kontraksi uterus, nyeri, perubahan distensi blas.

4) Anogenetal

Lihat struktur, regangan, edema vagina, keadaan liang vagina,

adakah hematom, nyeri tegang, perineum : keadaan luka

episiotomi, ekimosis, edema, kemerahan, eritema, drainase,

lochea.

5) Musculoskeletal

Tanda homan, edema, tekstur kulit, nyeri bila dipalpasi,

kekuatan otot.

d. Pemeriksaan penunjang (laboratorium)

Darah : hemoglobin dan hematocrit 12-24 jam postpartum (jika

Hb < 10 gram. Dibutuhkan supplement FE).

3. Assessment (A)

Menurut Asih dan Risneni (2016) assessment merupakan hasil

analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.

Berikut contoh penulisan diagnosa dalam nifas Ny. X PA

tahunjam postpartum normal.


51

4. Penatalaksanaan

Perencanaan asuhan menurut Saminem (2010) adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.6 Perencanaan Asuhan Kebidanan Selama Periode Nifas


Kategori Kegiatan
1. Anjurkan klien menjaga kebersihan seluruh tubuh
2. Ajarkan cara membersihkan dan menjaga kebersihan genetalia:
a. Bersihkan dengan sabun dan air, mulai dari daerah vulva, kemudian ke
Menjaga
daerah sekitar anus, setiap kali selesai buang air besar atau kecil. Pembalut
kebersihan
diganti minimal 2 kali sehari, pembalut harus bersih dan kering
diri
b. Hindari menyentuh daerah luka
c. Cuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan
daerah genetalia
3. Anjurkan klien untuk mencegah kelelahan yang berlebihan dan melakukan
Istirahat kegiatan yang bertahap sesuai dengan kekuatan fisik
4. Ibu tidur ketika bayi sedang tidur. Ambil posisi baik dan senyaman mungkin
5. Ajarkan latihan yang membantu memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar
panggul
6. Diskusikan pentingnya pemulihan fungsi normal otot otot perut dan panggul:
a. Latihan/senam nifas beberapa menit setiap hari akan sangat membantu
pernafasan dan memperkuat otot perut. Caranya adalah dengan tidur
telentang, lengan diletakkan di samping. Tarik otot perut ketika mengambil
nafas, tarik nafas dalam dan angkat dagu dari dada, tahan dalam hitungan 1
Aktivitas
5 relaksasi dan ulangi sebanyak 10 kali
fisik/senam
b. Latihan memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel) dilakukan dengan
mengerutkan otot vagina dan anus seperti menahan kencing dan buang air
besar. Tahan sampai hitungan 5, lalu kendurkan dan ulangi sebanyak 5 kali.
Mulai lakukan 5 kali latihan untuk setiap gerakan. Setiap minggunya,
naikkan jumlah latihan 5 kali lebih banyak dari minggu sebelumnya. Pada
minggu keenam setelah persalinan, ibu dapat mengerjakan setiap gerakan
sebanyak 30 kali.
7. Anjurkan ibu mengkonsumsi makanan dengan menu seimbang untuk
mendapatkan protein, mineral dan vitamin yang cukup dan memperoleh
Nutrisi tambahan 500 kalori setiap hari
8. Minum sedikitnya 3 liter setiap hari
9. Tablet zat besi diminum setiap hari, minimal hingga 4 hari pasca persalinan
10. Bantu dan bimbing ibu agar dapat menyusui bayinya agar bayi mendapat ASI
Menyusui
yang cukup
11. Ajarkan posisi menyusui yang benar (karena posisi yang salah dapat
menyebabkan lecet dan melelahkan bagi ibu maupun bayi)
Perawatan
12. Ajarkan cara menjaga kebersihan payudara, terutama puting susu, menggunakan
payudara
BH yang menyokong
13. Bila puting susu lecet ketika menyusui, oleskan kolostrum atau ASI yang keluar
52

pada sekitar puting susu. Tetap susui, dimulai dari puting susu yang tidak lecet
14. Bila lecet cukup berat, istirahatkan selama 24 jam. Keluarkan/peras ASI dan
berikan kepada bayi dengan menggunakan sendok
15. Bila nyeri, ibu dapat diberikan paracetamol 1 tablet setiap 4 6 jam
16. Apabila payudara bengkak akibat bendungan ASI, lakukan:
a. Pengompresan payudara dengan air hangat
b. Urut dari arah pangkal menuju puting susu
c. Keluarkan ASI sebagian agar payudara menjadi lunak
d. Letakkan kain dingin pada payudara setelah selesai menyusui
17. Beritahukan bahwa hubungan suami istri secara fisik aman dilakukan jika
pengeluaran darah telah berhenti dan ibu telah siap dan tidak nyeri lagi. Ini
dapat dicek dengan cara memasukkan satu atau dua jari ke dalam vagina
Senggama
18. Banyak budaya yang mempunyai tradisi menunda hubungan suami istri sampai
waktu tertentu, misalnya setelah 40 hari atau 6 minggu pasca persalinan.
Keputusan bergantung pada pasangan yang bersangkutan
19. Idealnya pasangan harus menunggu minimal 2 tahun sebelum ibu hamil
kembali. Setiap pasangan harus menentukan sendiri bagaimana merencanakan
keluarganya. Bidan membantu merencanakan keluarga dengan mengajarkan
kepada mereka tentang cara mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko, penggunaan kontrasepsi
tetap lebih aman, terutama apabila ibu sudah tidak haid lagi. Sebelum
menggunakan metode KB, jelaskan terlebih dahulu hal hal berikut:
a. Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan bagaimana tingkat
keefektifannya
Keluarga b. Kelebihan/keuntungannya
berencana c. Kekurangan
d. Efek samping
e. Cara menggunakannya
Pada ibu yang dapat menyusui secara tuntas, jelaskan tentang prinsip KB
dengan amenore laktasi. Ini dapat merupakan metode KB pilihan yang aman
selama 6 bulan
20. Jika seorang ibu telah memilih metode KB tertentu, sebaiknya bidan
mengadakan pertemuan dengan ibu dalam 2 minggu untuk mengetahui apakah
metode kontrasepsi tersebut telah bekerja dengan baik dan apakah ibu memiliki
pertanyaan yang ingin ditanyakan
Sumber : (Saminem, 2010).

2.2.5 Bayi Baru Lahir

A. Definisi Asuhan Segera pada Bayi Baru Lahir

Asuhan segera pada bayi baru lahir adalah asuhan yang diberikan

pada bayi baru lahir dimulai sejak proses persalinan hingga kelahiran

bayi (dalam satu jam pertama kehidupan) (Kumalasari, 2015).


53

B. Konsep Apgar Score

Berikut observasi dan pemeriksaan yang dilakukan dalam menilai

APGAR score menurut Wagiyo NS dan Putrono (2016) :

Tabel 2.7 Penilaian APGAR Score


Angka Penilaian
Tanda
0 1 2
Apperace (warna kulit) Biru/pucat Merah muda, Tubuh dan
seluruh tubuh ekstremitas biru ekstremitas merah
muda
Pulse (denyut jantung) Tidak ada Lambat, < 100 x/menit > 100 x/menit

Grimace Tidak ada Gerakan sedikit Menangis dengan


(seringai/refleks) keras disertai batuk

Activity Lumpuh/lemas Fleksi pada Bergerak dengan


(otot tonus) ekstremitas aktif

Respiration Tidak ada Lemah, tidak teratur Menangis kuat


(pernapasan)
Sumber : (Wagiyo NS, dan Putrono, 2016).

Interprestasi dan klasifikasi nilai APGAR score adalah nilai 7-10 asfiksia

ringan (normal) bayi dianggap sehat dan tidak perlu penanganan

istimewa, nilai 4-6 asfiksia sedang dan nilai 1-3 asfiksia berat

C. Pendokumentasian SOAP pada Bayi Baru Lahir

1. Data subjektif (S)

Data subjektif yang perlu dikaji menurut Sondakh (2013) adalah

sebagai berikut :

a. Biodata

1) Nama bayi : Untuk menghindari kekeliruan

2) Tanggal lahir : Untuk mengetahui usia neonatus


54

3) Jenis kelamin : Untuk mengetahui jenis kelamin

bayi

4) Umur : Untuk mengetahui usia bayi

5) Alamat : Untuk memudahkan kunjungan

rumah

6) Nama ibu/ayah : Untuk memudahkan memanggil/

menghindari kekeliruan

7) Umur ibu/ayah : Untuk mengetahui apakah termasuk

berisiko tinggi/tidak

8) Pekerjaan ibu/ayah : Untuk mengetahui tingkat sosial

ekonomi

9) Pendidikan ibu/ayah : Untuk memudahkan pemberian KIE

10) Agama ibu/ayah : Untuk mengetahui kepercayaan

yang dianut ibu

11) Alamat ibu/ayah : Untuk memudahkan komunikasi

dan kunjungan rumah

b. Keluhan utama

Ibu mengatakan telah melahirkan bayinya pada tanggal

kondisi ibu dan bayi sehat.

c. Riwayat kehamilan dan persalinan

1) Riwayat Prenatal

Anak keberapa, riwayat kehamilan yang memengaruhi BBL,

adalah kehamilan yang tidak disertai komplikasi seperti


55

diabetes militus (DM), hepatitis, jantung, asma, hipertensi

(HT), TBC, frekuensi antenatal care (ANC), dimana

keluhankeluhan selama hamil, HPHT dan kebiasaan-

kebiasaan ibu selama hamil.

2) Riwayat Intranatal

Berapa usia kehamilan, jam berapa waktu persalinan, jenis

persalinan, lama kala I, lama kala II, BB bayi, PB bayi,

denyut nadi, respirasi, suhu, bagaimana ketuban, ditolong

oleh siapa, komplikasi persalinan dan beberapa nilai APGAR

untuk BBL.

3) Riwayat Postnatal

Observasi TTV, keadaan tali pusat, apakah telah diberi injeksi

vitamin K, minum ASI/PASI , berapa cc setiap beberapa jam.

4) Kebiasaan Sehari-hari

a) Pola Nutrisi

Setelah bayi lahir segera susukan pada ibunya, apakah

ASI keluar sedikit, kebutuhan minum hari pertama 60 cc/

kg BB, selanjutnya ditambahkan 30 cc/kg BB untuk hari

berikutnya.

b) Pola Eliminasi

Defekasi dan urin terjadi 24 jam pertama setelah lahir,

konsistensinya agak lembek, berwarna hitam kehijauan,


56

selain itu, diperiksa juga urin yang normalnya berwarna

kuning.

c) Pola Istirahat

Pola tidur normal bayi baru lahir adalah 14-18 jam /hari.

d) Pola Aktivitas

Pada bayi seperti menangis, BAK, BAB, serta memutar

kepala untuk mencari puting susu.

e) Riwayat Psikososial

Kesiapan keluarga menerima anggota baru dan

kesanggupan ibu menerima dan merawat anggota baru .

2. Data Objektif (O)

Menurut Sondakh (2013) data objektif dapat diperoleh dari

pemeriksaan berikut ini :

a. Pemeriksaan fisik umum

1) Kesadaran : Composmentis

2) Suhu : Normal (36,5-370C)

3) Pernafasan : Normal (40-60 kali/menit)

4) Denyut Jantung : Normal (130-160 kali/menit)

5) Berat badan : Normal (2500-4000 gram)

6) Panjang badan : Antara 48-52 cm

b. Pemeriksaan Fisik Khusus

Kepala : Adakah caput sucsedenum, chepal hematoma, keadaan

ubun ubun tertutup. Muka : Warna kulit merah. Mata : Sklera


57

putih, tidak ada perdarahan subkonjungtiva. Hidung : Lubang

simetris, bersih, tidak ada sekret. Mulut : Refleks menghisap

baik, tidak ada palatoskisis. Telinga : Simetris, tidak ada

serumen. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,

pembesaran bendungan vena jugularis. Dada : Simetris, tidak ada

retraksi dada. Tali pusat : Bersih, tidak ada perdarahan,

terbungkus kasa. Abdomen : Simetris tidak ada massa, tidak ada

infeksi. Genetalia : Untuk bayi laki-laki testis sudah turun, untuk

bayi perempuan labia mayora sudah menutupi labia minora.

Anus : Tidak terdapat atresia ani. Ekstremitas : Tidak terdapat

polidaktil dan sindaktil.

c. Pemeriksaan Neurologis

1) Reflek moro/terkejut

Apabila bayi diberi sentuhan mendadak terutama dengan jari

dan tangan, maka akan menimbulkan gerak terkejut.

2) Reflek menggenggam

Apabila telapak tangan bayi disentuh dengan jari pemeriksa,

maka ia akan berusaha menggenggam jari pemeriksa.

3) Refleks rooting / mencari

Apabila pipi bayi disentuh oleh jari pemeriksa, maka ia akan

menoleh dan mencari sentuhan itu.


58

4) Reflek mengisap /suching reflek

Apabila bayi diberi dot/puting maka dia berusaha untuk

menghisap.

5) Glabella refleks

Apabila bayi disentuh pada daerah os glabella dengan jari

tangan pemeriksa, maka ia akan mengerutkan keningnya dan

mengedipkan matanya .

6) Gland refleks

Apabila bayi disentuh pada lipatan paha kanan dan kiri,

maka ia berusaha mengangkat kedua pahanya.

7) Tonick neck reflek

Apabila bayi diangkat dari tempat tidur (digendong), maka ia

berusaha mengangkat kepalanya .

d. Pemeriksaan Antropometri

1) Berat badan : BB bayi normal 2500-4000 gram .

2) Panjang badan : Panjang badan bayi lahir normal 48-52 cm

3) Lingkar kepala : Lingkar kepala bayi normal 33-38 cm

4) Lingkar lengan atas : Normal 10-11 cm.

e. Pemeriksaan tingkat perkembangan

1) Adaptasi sosial

Sejauh mana bayi dapat beradaptasi sosial secara baik

dengan orang tua, keluarga, maupun orang lain.


59

2) Bahasa

Kemampuan bayi untuk mengungkapkan perasaannya

melalui tangisan untuk menyatakan rasa lapar, BAB, BAK,

dan kesakitan.

3) Motorik halus

Kemampuan bayi untuk menggerakkkan bagian kecil dari

anggota badannya.

4) Motorik kasar

Kemampuan bayi untuk melakukan aktivitas dengan

menggerakkan anggota tubuhnya .

3. Assessment (A)

Menurut Asih dan Risneni (2016) assessment merupakan hasil

analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.

Berikut contoh penulisan diagnosa bayi baru lahir adalah bayi Ny. X

umurjam/hari, normal/masalah.

4. Penatalaksanaan

Berikut ini rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir menurut

Saminem (2010) :

Tabel 2.8 Rencana Asuhan Kebidanan pada Bayi Baru Lahir


Kategori Gambaran
Bayi Cuci tangan sebelum dan sesudah merawat bayi
baru 1. Bebaskan jalan nafas segera
lahir 2. Gunakan sarung tangan steril/DTT
normal 3. Upayakan agar bayi tetap hangat :
1. Segera keringkan dan bungkus tubuh bayi
2. Bila bayi bernafas spontan, letakkan bayi di atas perut ibu, jika ibu bersedia dan
memungkinkan untuk dilakukan
3. Tidak memandikan bayi pada 6 jam pertama atau tunggu sampai suhu tubuh
60

bayi stabil
4. Lakukan penilaian APGAR pada menit pertama dan kelima
5. Berikan obat tetes mata (dalam 1 jam pertama setelah persalinan)
6. Perlihatkan bayi pada ibu dan anggota keluarga lain
7. Lakukan kontak kulit dengan ibu
8. Perhatikan eliminasi urin dan mekonium dalam 24 jam pertama. Jika tidak
ada, lakukan kolaborasi dengan dokter spesialis anak
9. Upayakan agar bayi mendapatkan kolostrum/ASI sesegera mungkin, bila tidak
ada kontraindikasi
10. Pantau kondisi bayi, termasuk kemampuan menghisap, tanda tanda vital
dan tanda tanda bahaya
11. Lakukan perawatan tali pusat :
a. Pastikan tali pusat dipotong dengan gunting steril yang disterilkan dengan DTT
b. Pastikan tali pusat telah diikat dengan baik dan tidak ada perdarahan. Jika
ada perdarahan, tali pusat diikat kembali
c. Olesi ujung tali pusat dengan povidon iodine 10 %, kemudian bungkus
dengan kasa steril yang sudah dibasahi alkohol 70 %
d. Setiap kali basah atau kotor terkena urin atau feses bayi, kasa harus
diganti. Hasil penelitian terkini menyebutkan bahwa perawatan tali pusat
tidak memerlukan iodine maupun alkohol
12. Pantau kondisi bayi:
a. Pada 2 jam pertama, kaji upaya menghisap, tanda tanda vital, aktivitas, warna
kulit
b. Pada jam berikutnya, kaji suhu tubuh, pernafasan (retraksi, inspirasi
dan ekspirasi, frekuensi), denyut nadi. Timbang berat badan setiap hari
13. Setiap bayi yang akan dipulangkan harus disertai dengan keterangan berikut :
a. Identitas : nama ibu dan nama bayi bila sudah ada
b. Tanggal, hari, bulan, tahun dan jam kelahiran
c. Jenis kelamin, jika diragukan, perlu dibuat catatan dan orang tua
harus diberitahu
d. Jenis persalinan dan nama penolong
e. Nilai APGAR, berat badan, serta keistimewaan lainnya
f. Masa gestasi (lama bayi dalam kandungan dalam hitungan minggu)
g. Hasil pemeriksaan laboratorium dan tindakan yang telah diberikan (bila ada)
h. Surat pengantar atau kartu untuk kepentingan pengawasan tumbuh kembang
14. Jelaskan kepada ibu atau orang tua tentang jenis jenis vaksinasi yang
perlu diberikan kepada bayi
15. Ingatkan orang tua untuk mendaftarkan kelahiran ke pamong praja setempat
untuk dibut catatan kelahiran dan akte kelahiran
1. Lakukan langkah langkah sebagai berikut :
Bayi
2. Bila bayi terpaksa dirawat terpisah, ini harus atas persetujuan ibunya
dengan
3. Bayi dirawat sesuai dengan masalahnya :
masalah/
Bila bayi bernafas tidak spontan, bersihkan jalan nafas bayi dengan jari telunjuk
kelainan
yang dibalut dengan kasa/kain lembut dan bersih, lalu berikan rangsangan taktil,
/sakit
misalnya menggosok punggung bayi atau menepuk kaki bayi
Sumber : (Saminem, 2010).
61

2.2.6 Kontrasepsi/KB

A. Definisi Konseling Kontrasepsi/KB

Suatu proses pemberian bantuan yang dilakukan seseorang kepada

orang lain dalam membuat suatu keputusan atau memecahkan masalah

melalui pemahaman tentang fakta-fakta dan perasaan-perasaan yang

terlibat di dalamnya (Purwoastuti dan Wulyani, 2015).

B. Langkah-Langkah Konseling KB

Berikut ini langkah-langkah konseling KB menurut Purwoastuti dan

Walyani (2015) :

1. SATU TUJU

a. SA : Sapa dan salam

Sapa klien secara terbuka dan sopan, tanyakan apa yang perlu

dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang dapat diperolehnya.

b. T: Tanya

Tanyakan informasi tentang dirinya, bantu klien untuk berbicara

pengalaman tentang KB dan kesehatan reproduksi, tanyakan

kontrasepsi yang diinginkan.

c. U: Uraikan

Uraikan pada klien mengenai pilihannya, bantu klien pada jenis

kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang lain.

d. TU : Bantu

Bantu klien berpikir sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya,

tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya.


62

e. J : Jelaskan

Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi

pilihannya, jelaskan bagaimana penggunaannya, jelaskan

manfaat ganda dari kontrasepsi.

f. U: Kunjungan ulang

Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan

atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.

C. Pendokumentasian SOAP Kontrasepsi/KB

1. Data Subjektif (S)

Menurut Asih dan Risneni (2016) data subjektif dalam pemeriksaan

KB berisi : Identitas klien, kunjungan saat ini, keluhan, riwayat

perkawinan, riwayat menstruasi, riwayat kehamilan, persalinan dan

nifas lalu, riwayat kontrasepsi, riwayat kesehatan, pola pemenuhan

kebutuhan sehari-hari, keadaan psikososial spiritual.

2. Data Objektif (O)

Menurut Asih dan Risneni (2016) data objektif dalam pemeriksaan

KB berisi :

a. Keadaan umum : Tingkat kesadaran

b. Tanda vital : TD, Nadi, suhu dan pernapasan

c. TB, BB

d. Pemeriksaan Fisik

1) Kepala dan leher : Mata, mulut, leher

2) Payudara : Bentuk, puting susu, massa/tumor


63

3) Abdomen : Bentuk, bekas luka, massa/tumor

4) Genetalia : Tanda chadwick, varises, bekas

luka, kelenjar bartolini, pengeluaran darah

5) Anus : Hemoroid

6) Ekstremitas : Varises, odema, reflek patella

7) Pemeriksaan dalam

8) Pemeriksaan penunjang : Urin untuk memastikan ibu tidak

hamil

3. Assessment (A)

Menurut Asih dan Risneni (2016) assessment merupakan hasil

analisis dan interpretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif.

Berikut contoh penulisan diagnosa dalam KB adalah Ny. X

G...P...A..., umur...tahun, dengan.........

4. Penatalaksanaan

Berikut ini efek samping atau masalah yang terjadi dalam

penggunaan KB menurut Sulistyawati (2012) :

Tabel 2.9 Efek Samping/Masalah KB dan Penanganannya


Jenis Efek Penanganan
Kontrasep Samping/
si/KB Masalah
Implant Amenorea 1. Pastikan terlebih dahulu klien hamil atau tidak. Apabila tidak
hamil, tidak memerlukan penanganan khusus, cukup konseling
saja.
2. Apabila klien tetap saja tidak menerima, angkat implant dan
anjurkan menggunakan kontrasepsi lain.
3. Apabila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan kehamilan,
cabut implant dan jelaskan bahwa progestin tidak berbahaya bagi
janin. Apabila diduga terjadi kehamilan ektopik, klien dirujuk.
Perdarahan 1. Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama
bercak pada tahun pertama. Apabila tidak ada masalah dan klien tidak
64

(spotting) hamil, tidak diperlukan tindakan apapun.


ringan 2. Jika klien tetap mengeluh masalah perdarahan dan ingin
melanjutkan pemakaian implant, dapat diberikan pil kombinasi
satu siklus. Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi
perdarahan setelah pil kombinasi habis.
3. Apabila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan dua
tablet pil kombinasi untuk 3-7 hari kemudian lanjutkan dengan
satu siklus pil kombinasi, atau dapat juga diberikan 50 g
entinilestradiol atau 1,25 mg estrogen ekiun konjungsi untuk 14-
21 hari.
Ekspulsi 1. Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul yang lain
masih ditempat, dan apakah terdapat tanda-tanda infeksi pada
daerah insersi. Apabila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih
berada di tempatnya, pasang kapsul baru satu buah pada tempat
insersi yang berbeda.
2. Apabila ada infeksi, cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang
kapsul baru pada lengan yang lain, atau anjurkan klien
menggunakan metode kontrasepsi lain.
Infeksi pada 1. Apabila terdapat infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan
daerah air, atau antiseptik. Berikan antibiotik yang sesuai untuk tujuh
insersi hari. Implant jangan dilepas dan klien diminta kembali satu
minggu. Apabila tidak membaik, cabut implan dan pasang yang
baru pada sisi lengan yang lain atau cari metode kontrasepsi lain.
2. Apabila ditemukan abses, bersihkan dengan antiseptik, insisi dan
alirkan pus keluar, cabut implan, lakukan perawatan luka dan
berikan antibiotik oral tujuh hari.
Berat badan 1. Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg
naik atau adalah normal. Kaji ulang diet klien apabila terjadi perubahan
turun berat badan 2 kg atau lebih.
2. Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu
klien mencari metode lain.
Pil Amenore 1. Periksa dalam atau tes kehamilan. Apabila tidak hamil dan klien
(tidak ada minum pil dengan benar maka tenang saja karena masih aman.
pendarahan Tidak datangnya haid kemungkinan besar karena efek estrogen
atau spotting) terhadap endometrium kurang adekuat. Pada kondisi ini tidak
memerlukan pengobatan kusus.
2. Coba berikan pil dengan dosis estrogen tetap, tetapi dosis
progestin dikurangi.
3. Apabila klien hamil intrauterin, hentikan pil dan yakinkan pasien
bahwa pil yang diminum tidak menimbulkan efek pada janin.
Mual, Tes kehamilan atau lakukan pemeriksaan ginekologi. Apabila tidak
pusing, atau hamil disarankan minum pil saat makan malam atau sebelum tidur.
muntah
(akibat reaksi
anafilaktik)
Perdarahan 1. Tes kehamilan atau lakukan pemeriksaan ginekologi.
65

pervaginam 2. Disarankan minum pil pada waktu yang yang sama, jelaskan
atau spotting bahwa perdarahan/spotting merupakan hal yang biasa terjadi pada
tiga bulan pertama yang lambat laun akan berhenti.
3. Apabila perdarahan tetap terjadi, ganti pil dengan dosis estrogen
lebih tinggi (50 g, atau ganti dengan metode kontrasepsi lain).
Suntik Amenore 1. Apabila tidak hamil, maka tidak perlu pengobatan apapun.
(tidak terjadi Jelaskan bahwa darah haid tidak terkumpul dalam raim dan
perdarahan) nasihati untuk kembali ke klinik.
2. Apabila telah terjadi kehamilan, rujuk klien dan hentikan
penyuntikan. Jelaskan bahwa hormon progestin tidak akan
menimbulkan kelainan pada janin.
3. Apabila terjadi kehamilan ektopik, rujuk klien segera.
4. Jangan berikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan
karena tidak akan berhasil. Tunggu 3 6 bulan kemudian, bila
tidak terjadi perdarahan juga, rujuk ke klinik.
Perdarahan/ 1. Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai tetapi hal
perdarahan ini bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak memerlukan
bercak pengobatan.
(spotting) 2. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin
melanjutkan suntikan, maka dapat disarankan dua pilihan
pengobatan yaitu preparat estrogen atau progesteron.
Kondom Iritasi reaksi 1. Bila terjadi reaki ringan tidak perlu pengobatan.
alergi 2. Reaksi alergi yang mengganggu berikan anti histamine dengan
dosis CTM 3X1 tablet 3-5 hari.
Kondom Jika terjadi hubungan seksual dengan kondom bocor/robek kurang
rusak/bocor/ dari 72 jam, pertimbangkan pemberian pil pasca senggama. Dosis
robek yang diberikan, permulaan 2 tablet, 12 jam kemudian 2 tablet lagi
dan terangkan efek mual dan muntah.
IUD/ IUD keluar/ Pasanglah IUD/AKDR lagi dengan yang baru.
AKDR hilang
Rasa nyeri 1. Apabila nyeri ringan berilah aspirin satu tablet tiga kali sehari.
pada panggul 2. Apabila nyeri berat. Periksa dengan spekulum untuk melihat
atau apakah IUD/AKDR masih ada di dalam rahim atau tidak. Apabila
pinggang kelihatan sedikit, yang berarti sebagian sudah keluar, keluarkan
dan ganti dengan yang baru. Ukur suhu tubuh, apabila naik beri
suntikan prokain penicillin 2,4 juta IU (2 ml) intramuskuler pada
dua tempat berbeda (untuk mengurangi sakit bekas suntikan dan
agar obat menyerap dengan baik). Informasikan pada klien untuk
periksa kembali 1 bulan kemudian.
Perdarahan 1. Apabila perdarahan ringan atau spotting. Jelaskan bahwa
atau spotting perdarahan sedikit tidak akan mengakibatkan apa-apa. Apabila
gejala tidak dapat diterima keluarkan IUD/AKDR dan
informasikan cara kontrasepsi lain. Apabila IUD/AKDR sudah
digunakan selama 1 tahun atau lebih, gantilah dengan yang baru.
2. Apabila perdarahan banya lebih dari tujuh harian disertai
gumpalan keluarkan IUD/AKDR dan beri kontrasepsi lain
66

sebagai pengganti.
Ujung tali 1. Pastikan bahwa klien tidak hamil.
tidak terlihat 2. Lakukan pemeriksaan panggul untuk menentukan apakah
IUD/AKDR masih ada di dalam rahim atau tidak.
3. Apabila tidak terasa IUD/AKDR di dalam rahim, mungkin sudah
keluar menembus rahim. Meskipun hal ini tidak berbahaya, rujuk
ke dokter untuk pemeriksaan radiografi.
Vasektomi Kulit Jelaskan bahwa hal ini merupakan masalah yang umum ditemukan
membiru/ dan merupakan hal yang ringan dan akan hilang sendiri tanpa atau
lecet pada dengan pengobatan sederhana.
daerah
operasi
Bengkak 1. Jelaskan bahwa masalh ini disebabkan oleh persiapan, teknik, dan
pada daerah perawatan yang kurang sempurna. Di samping faktor dari
operasi penderita sendiri.
2. Berikan obat analgesik untuk mengurangi rasa sakit dan antibiotik
bila timbul peradangan.
MOW Perdaraha 1. Jelaskan bahwa hal ini merupakan masalah yang umum
pada tempat ditemukan dan merupakan hal yang ringan dan akan hilang
operasi sendiri tanpa atau dengan pengobatan sederhana.
2. Berikan obat analgesik untuk mengurangi rasa sakit dan antibiotik
bila timbul peradangan.
Perlukaan 1. Berikan obat analgesik untuk mengurangi rasa sakit dan antibiotik
kandung bila timbul peradangan.
kemih 2. Rujuk pada dokter untuk penanggulangan dan pengobatan
selanjutnya.
BAB 3

METODE ASUHAN KEBIDANAN

3.1 Rancangan Asuhan dengan Pendekatan COC

Rancangan asuhan menggunakan pendekatan COC yaitu asuhan kebidanan

secara berkesinambungan ( continuity of care ) dan paripurna yaitu asuhan

mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir hingga penggunaan

alat kontrasepsi. Selain itu, pelayanan berfokus pada aspek pencegahan

melalui pendidikan kesehatan dan konseling, promosi kesehatan, pertolongan

persalinan normal menggunakan manajemen asuhan kebidanan varney dan

pendokumentasian SOAP.

3.2 Subyek atau Sasaran Asuhan

Subyek atau sasaran asuhan kebidanan ditujukan kepada seorang ibu dengan

memperhatikan continuity of care mulai dari kehamilan, bersalin, nifas,

neonatus sampai dengan KB.

3.3 Lokasi dan Waktu

Lokasi yang dipilih untuk memberikan asuhan kebidanan secara continuity

care yaitu di Puskesmas wilayah Kabupaten Mojokerto. Sedangkan waktu

yang diperlukan mulai dari penyusunan proposal, pengambilan data dan

observasional pasien sampai memberikan asuhan kebidanan secara continuity

of care yaitu di mulai dari minggu ke 1 bulan Februari 2017 hingga minggu ke

4 bulan Juni 2017.

67
68

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data menggunakan format pengkajian manajemen

varney yang diperoleh dari :

1. Data Primer : Data yang diperoleh langsung dari hasil

wawancara, observasi dan pemeriksaan kepada subyek atau sasaran.

2. Data Sekunder : Data yang diperoleh langsung dari hasil

wawancara kepada suami/keluarga.

3. Data Tersier : Data yang diperoleh dari buku KIA, rekam

medik, kohort dan lain-lain.

3.5 Analisis Data

Data yang telah diperoleh dari hasil pengkajian menggunakan manajemen

kebidanan varney kemudian dianalisa sehingga dapat dilakukan langkah atau

asuhan selanjutnya dan kemudian di dokumentasikan menggunakan SOAP.


69

3.6 Kerangka Asuhan

Sasaran/Ibu Hamil Trimester III

Pengambilan Data/Observasional Sasaran

Fisiologis Patologis

Rujuk
Pemberian Asuhan Kebidanan Sesuai Kondisi
dan Kebutuhan Ibu Hamil
Bersalin

Fisiologis Patologis

Pemberian Asuhan Kebidanan Ibu Bersalin dan Rujuk


Pemantauan Kemajuan Persalinan Menggunakan
Partograf

Bayi Baru Lahir Masa Nifas

Fisiologis Patologis Patologis Fisiologis

Pemberian Rujuk Rujuk Pemberian Asuhan


Asuhan Kebidanan Pada Nifas
Kebidanan Pada
Bayi Baru Lahir
Konseling Metode
Keterangan:
Kontrasepsi/KB
: Pada Kondisi Fisiologis/Asuhan Kebidanan Normal

: Pada Kondisi Patologis/Perlu Rujukan

Gambar 3.1 : Kerangka Asuhan


70

3.7 Kerangka Kerja

Kuliah Umum dan Persamaan


Persepsi

Penyusunan Proposal (BAB 1, 2, 3)

Konsultasi Proposal (BAB 1, 2, 3)


Pada Pembimbing 1 dan 2

Ujian Proposal Laporan Tugas


Akhir (LTA)

Revisi Ujian Proposal Laporan


Tugas Akhir (LTA)

Pengambilan Data dan


Observasional Pasien

Konsultasi LTA (BAB 4, 5, 6) Pada


Pembimbing 1 dan 2

Sidang Akhir LTA

Konsultasi Revisi Tahap Akhir


(BAB 1, 2, 3, 4, 5, 6) LTA

Gambar 3.2 : Kerangka Kerja


71

3.8 Jadwal Asuhan

Frekuensi pemberian asuhan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan responden

dilapangan. Selama pengumpulan data dilakukan pemberian asuhan sebanyak 10 kali dengan

rincian :

No Uraian Kunjungan 17 18 23 01 29 11
Kegiatan April April April Mei Mei Juni
2017 2017 2017 2017 2017 2017
1 Ibu 1x
Hamil
2 Ibu 1x
Bersalin
3 Ibu Nifas 4x
4 Neonatus 3x
5 Akseptor 1x
KB

3.9 Keterbatasan

Dalam penyusunan laporan tugas akhir ini telah diusahakan dan dilaksanakan

sesuai dengan prosedur, namun demikian penulis masih menghadapi atau

keterbatasan yaitu :

a. Penyampaian ijin kepada bidan, karena kurangnya sosialisasi sehingga

mahasiswa kesulitan untuk menyampaikan maksud dan tujuan.

b. Responden yang kurang kooperatif, dimana terkadang jawaban yang

diberikan oleh responden tidak menunjukkan keadaan yang sesungguhnya.


BAB 4

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN (SOAP)

4.4 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III

ASUHAN KEBIDANAN KEHAMILAN


PADA NY. N UK 40 MINGGU
Tanggal / Jam Pengkajian: 17 April 2017/07.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. N

A. Data Subjektif (S)

1. Identitas

Nama Ibu : Ny. N Nama suami : Tn. S

Umur : 24 tahun Umur : 28 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Suku / Bangsa : Jawa Suku / Bangsa : Jawa

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Penjual Soto

Alamat : Jl. P. Carik Ds. Glatik Dsn. Watesnegoro

Ngoro Mojokerto RT.01/RW.03

No. Hp : 085607388095 Penghasilan : Rp. 75.000/hr

2. Keluhan Utama

Ibu hamil pertama usia kehamilan 40 minggu dan ibu tidak ada

keluhan.

72
73

3. Riwayat Kesehatan

a. Riwayat Kesehatan Terdahulu

Ibu tidak pernah menderita penyakit menular seperti penyakit

kuning (hepatitis), batuk yang lama (TBC), penyakit menular

seksual (PMS/HIV/AIDS), penyakit menurun seperti kencing

manis (DM), sesak nafas yang sering (asma), penyakit menahun

seperti tekanan darah tinggi (hipertensi), jantung yang sering

berdebar-debar (penyakit jantung), batu ginjal dan tidak pernah

melakukan operasi apapun.

b. Riwayat Kesehatan Sekarang

Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai tekanan darah tinggi

(hipertensi), menderita penyakit menular seperti penyakit kuning

(hepatitis), batuk yang lama (TBC), penyakit menular seksual

(PMS/HIV/AIDS), penyakit menurun seperti kencing manis

(DM), sesak nafas yang sering (asma), penyakit menahun seperti

jantung yang sering berdebar-debar (penyakit jantung), batu

ginjal. Tidak ada keturunan kembar dalam keluarga dan tidak ada

keluarga yang mengalami gangguan kejiwaan.

4. Riwayat Obstetri

a. Riwayat Haid

1) Menarche : Usia 12 tahun

2) Siklus : 28 hari, teratur

3) Lama : 7 hari
74

4) Banyaknya : Ganti pembalut sehari 2-3 kali

5) Sifat darah : 1-3 hari kehitaman, 4-7 merah

6) Dismenorhea : Terjadi saat hari pertama haid

7) Flour Albus : Tidak pernah mengalami keputihan

8) HPHT : 12 07 2016

9) HTP : 19 04 2017

b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Bayi Baru
No Hamil Ke Usia Jenis Penolong Penyulit Lahir Keadaan
Kehamilan Persalinan Persalinan J B P Nifas
K B B
1 H A M I L I N I

c. Riwayat Kehamilan Sekarang


No Tgl TM Keluhan Hasil Pemeriksaan Tempat Terapi

1 18-08- I Tidak TD : 100/60 mmHg, BB : 50


BPM Ny. Vosea,
2016 mens 1 kg, UK : 5 mgg, PPT sendiri :
Susenowati Selviplex
bulan Positif SST., Keb
2 19-09- I Tidak ada TD : 100/60 mmHg, BB : 52
BPM Ny. Novakalk,
2016 keluhan kg, UK : 10 mgg Susenowati samcobion
SST., Keb
3 24-10- II Sering TD : 100/60 mmHg, BB : 53 BPM Ny. Selviplex,
2016 BAK kg, UK : 15 mgg, TFU : pst- Susenowati samcalvit
SST., Keb
symp, ball , DJJ : 147 x/m

4 24-11- II Tidak ada TD : 110/70 mmHg, BB : 54 BPM Ny. Selviplex,


2016 keluhan kg, UK : 19-20 mgg, TFU : 2 jr Susenowati samcalvit
SST., Keb
b pst, ball , DJJ : 142 x/m,

Rujuk PKM untuk ANC


terpadu
5 15-12- II Nafas TD : 120/80 mmHg, BB : 54 PKM Fe, kalk
2016 terasa kg, UK : 23 mgg, TFU : Manduro
sesak Setinggi pusat, ball , DJJ :

144 x/m, Hb : 12,0 gr%,


Golda : , Reduksi : Neg,
Protein : Neg, PITC : NR
6 23-01- III Tidak ada TD : 120/80 mmHg, BB : 55 BPM Ny. Samcobion,
2017 keluhan kg, UK : 27-28 mgg, TFU : 16 Susenowati likokalk
cm, Kep U, DJJ : 126 x/m SST., Keb
75

7 20-02- III Tidak ada TD : 120/80 mmHg, BB : 55 BPM Ny. Calcifar


2017 keluhan kg, UK : 31-32 mgg, TFU : 24 Susenowati
cm, Kep U, DJJ : 139 x/m SST., Keb
8 03-03- III Susah TD : 110/70 mmHg, BB : 56 BPM Ny. Kalk,
2017 BAB kg, UK : 33 mgg, TFU : 24 Susenowati samcobion
cm, Kep U, DJJ : 128 x/m SST., Keb
9 28-03- III Tidak ada TD : 110/70 mmHg, BB : 57 BPM Ny. Terapi lanjut
2017 keluhan kg, UK : 37 mgg, TFU : 26 Susenowati (Kalk,
cm, Kep U, DJJ : 145 x/m SST., Keb samcobion)
10 11-04- III Tidak ada TD : 110/70 mmHg, BB : 59 BPM Ny. Masneuro
2017 keluhan kg, UK : 39 mgg, TFU : 30 Susenowati
cm, Kep U, DJJ : 157 x/m SST., Keb
5. Riwayat Perkawinan

a. Status : Menikah

b. Umur Saat kawin : 23 tahun

c. Lama Kawin : 1 tahun

6. Riwayat KB

Ibu tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi apapun sebelumnya.

7. Pola Kebutuhan Sehari-hari


Data kebutuhan Selama Hamil
Nutrisi Ibu makan setiap pagi, siang, dan malam hari dengan porsi sedang
dihabiskan dan terdiri dari nasi, lauk, sayur, dan terkadang buah dan susu,
serta minum air putih 6-7 gelas per hari
Istirahat Ibu tidur siang jam 12.30 14.00 wib, tidur malam jam 21.00 04.00 wib.
Selama kehamilan memasuki trimester ke III ibu sering mengalami sulit
tidur
Eliminasi Ibu BAK sehari 7-8 kali. BAB setiap 1 hari sekali, kadang 2 hari sekali
Aktifitas Setelah menikah ibu tidak bekerja. Melakukan pekerjaan rumah tangga
seperti menyapu, mengepel, dan mencuci dikerjakan sendiri, kadang
dibantu oleh ibu kandung dan suami
Personal Hygiene Ibu mandi setiap pagi dan sore hari. Ganti celana dalam setiap setelah
mandi dan saat merasa lembab
8. Psikososial, kultural, spiritual

a. Psikososial

Ibu dan keluarga senang dengan kehamilan ini, karena ini

kehamilan pertamanya dan ibu berharap kehamilannya normal


76

sampai nanti waktu persalinan. Hubungan ibu dengan suami dan

keluarga baik, suami dan keluarga mendukung kehamilan ini. Ibu

mengatakan pengambil keputusan adalah suami dan didalam

keluarganya tidak ada yang merokok maupun minum-minuman

keras.

b. Kultural

Tidak ada pantangan dalam keluarganya selama kehamilan. Ada

adat tingkeban yang dilakukan selama kehamilan.

c. Spiritual

Sejak kehamilan memasuki trimester III ibu menjalankan ibadah

dirumah karena jarak dengan tempat ibadah yang lumayan jauh.

9. Data Pengetahuan Ibu

Ibu mendapat pengetahuan seputar kehamilan dari buku KIA,

internet dan dari ibu kandung serta saudara saudaranya.

10. Lingkungan yang berpengaruh

Kondisi rumah ibu sesuai dengan kriteria rumah sehat, ibu tidak

memiliki hewan peliharaan baik unggas maupun anjing dan kucing,

serta kondisi MCK yang bersih.

B. Data Objektif (O)

Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis, TD : 110/70 mmHg,


o
RR : 20 x/menit, N : 82 x/menit, S : 36,7 C, BB saat ini : 59 kg, BB

sebelum hamil : 45 kg, Tinggi Badan : 165 cm, LILA : 24 cm, wajah

bersih, tidak pucat, tidak tampak oedem, tidak terdapat cloasma


77

gravidarum, mata simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih dan

tidak ikterus, tidak tampak oedem palpebra, reflek pupil kanan dan kiri

baik, tidak strabismus/juling, dada simetris, tidak terdapat penarikan otot

intercostae berlebih, payudara simetris, bersih, puting susu menonjol,

tidak terdapat pengeluaran kolostrum saat dipencet, tidak terdapat

benjolan abnormal, abdomen tidak terdapat luka bekas operasi, tidak

terdapat strie gravidarum, Leopold : TFU pertengahan Pusat-Processus

Xyphoideus (30 cm), PUKI, letkep, U, ekstremitas atas dan bawah tidak

oedema kanan dan kiri simetris, gerak aktif, jumlah jari lengkap, TBJ :

2.790 gram.

C. Assessment (A)

UK 40 minggu, hidup, tunggal, letak kepala, intrauterine

dengan kehamilan fisiologis

D. Penatalaksanaan (P)

1. Menginformasikan hasil pemeriksaan bahwa ibu dan janin dalam

kondisi baik, ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.

2. Memberitahu ibu untuk menambah konsumsi makanan dengan gizi

seimbang setiap hari, seperti nasi, lauk pauk, sayuran hijau, buah dan

susu serta minum air putih minimal 8 gelas per hari, ibu mengerti

dengan penjelasan yang diberikan.

3. Memberitahu ibu untuk menjaga pola kebutuhan istirahat tidur dan

tidak bekerja terlalu berat, ibu memahami dengan penjelasan yang

diberikan.
78

4. Menjelaskan kepada ibu tanda-tanda persalinan seperti perut terasa

mulas-mulas yang teratur, sering dan semakin lama, keluar lendir

bercampur darah atau keluar cairan ketuban dari jalan lahir, ibu

memahami dengan penjelasan yang diberikan.

5. Menganjurkan ibu dan keluarga untuk mempersiapkan tempat

bersalin, biaya dan peralatan yang dibutuhkan selama menghadapi

proses persalinan, ibu memahami dengan penjelasan yang diberikan.

6. Menganjurkan ibu untuk kontrol ulang 1 minggu lagi atau sewaktu-

waktu jika ada tanda-tanda persalinan, ibu bersedia kontrol ulang

atau sewaktu-waktu jika ada tanda-tanda persalinan.

4.5 Asuhan Kebidanan Persalinan

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. N UK 40 MINGGU INPARTU KALA I FASE AKTIF
DI BPM NY. SANTI FRIDAYANTI SST., KEB
4.5.1 Intranatal Care Kala I

Tgl/jam pengkajian : 17 April 2017/ 17.00 WIB

Tempat : BPM Ny. Santi Fridayanti SST.,Keb

No. Register :-

PROLOG

Ny. N UK 40 minggu datang ke BPM Ny. Santi Fridayanti

SST.,Keb pada tanggal 17 April 2017 jam 17.00 WIB. Ibu di antar oleh

suami dan keluarga. Sebelumnya ibu rutin memeriksakan kehamilannya di

BPM Ny. Susenowati SST., Keb. HPHT : 12-07-2016. TP : 19-03-2017.

Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menular menurun


79

dan menahun. Pemeriksaan ANC terakhir di BPM Ny. Susenowati SST.,

Keb tanggal 11-04-2017 dengan hasil ibu tidak ada keluhan, TD : 110/70

mmHg, BB : 59 kg, UK : 39 mgg, TFU : 30 cm, Kep U, DJJ : 157 x/m

Masneuro.

A. Data Subjektif (S)

Ibu kenceng kenceng sejak tadi pagi jam 01.00 WIB tetapi tidak sering

dan terdapat pengeluaran lendir bercampur darah. Ibu cemas, takut dan

khawatir karena akan menghadapi proses persalinan.

B. Data Objektif (O)

Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis, TD : 120/80 mmHg,


o
RR : 20 x/menit, N : 80 x/menit, S : 36,7 C, wajah bersih, tidak pucat,

tidak tampak oedem, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus,

kolostrum belum keluar, Leopold : TFU pertengahan Pusat-Processus

Xyphoideus (30 cm), PUKI, letkep, U, divergen, , DJJ : 148 x/menit,

HIS : 4 x 43 detik dalam 10 menit, genetalia terdapat lendir dan

darah, VT : 4 cm, Eff 50 %, ketuban utuh, hodge I, preskep, UUK,

molase , talpus menumbung ekstremitas atas dan bawah tidak oedem.

C. Assessment (A)

UK 40 minggu, hidup, tunggal, letak kepala, intrauterine

inpartu kala 1 fase aktif


80

D. Penatalaksanaan (P)

1. Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu telah memasuki proses persalinan

dan janin dalam keadaan baik, ibu mengerti dengan penjelasan

bidan.

2. Memberikan dukungan dan semangat agar ibu tidak cemas dalam

menghadapi proses persalinan, ibu termotivasi untuk melalui proses

persalinan dengan normal.

3. Menganjurkan ibu untuk makan, minum dan beristirahat jika tidak

terjadi kontraksi, ibu makan roti dan minum teh hangat sedikit-

sedikit.

4. Mengajarkan ibu cara meneran yang benar yaitu dengan cara dagu

ditempelkan pada dada ibu, tatapan ibu kearah perut, mengedan

seperti sedang BAB dan dilakukan jika pembukaan telah lengkap,

ibu mengerti dengan penjelasan bidan.

5. Mengajarkan ibu tekhnik relaksasi saat terjadi kontraksi dengan cara

menarik nafas panjang dari hidung dan dikeluarkan melalui mulut

saat terjadi kontraksi, ibu mengerti dengan penjelasan bidan dan

dapat melakukannya.

6. Menganjurkan ibu untuk berjalan-jalan, jongkok atau miring ke arah

kiri ibu untuk mempercepat penurunan kepala dan mencegah janin

kekurangan asupan oksigen, ibu bersedia miring kearah kiri.

7. Observasi TTV, kesejahteraan janin dan memantau kemajuan

persalinan dengan menggunakan partograf, hasil terlampir.


81

Tgl HIS dlm 10


Jam Berapa Lama DJJ TD Suhu Nadi VT Ket
kali
17-04- 17.00 4 43 148 120 36,7 80 4 cm, Eff 50 %,
2017 WIB /80 Ketuban utuh, Hodge I,
Preskep, UUK, Molase
, Talpus menumbung
17-04- 17.30 4 45 146 80
2017 WIB
17-04- 18.00 5 45 148 84
2017 WIB

4.5.2 Intranatal Care Kala II

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. N UK 40 MINGGU INPARTU KALA II
Tgl/jam pengkajian : 17 April 2017/ 18.30 WIB

Tempat : BPM Ny. Santi Fridayanti SST.,Keb

No. Register :-

A. Data Subjektif (S)

Ibu mengatakan keluar cairan dari jalan lahir disertai rasa ingin meneran.

B. Data Objektif (O)

Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis, TD : 120/80 mmHg,

RR : 22 x/menit, N : 88 x/menit, S : 36,6 oC, DJJ 150 x/menit, HIS 5 x

45 detik dalam 10 menit, VT : 10 cm, Eff 100 %, ketuban pecah jernih,

hodge IV, preskep, UUK, molase , talpus menumbung .

C. Assessment (A)

UK 40 minggu, hidup, tunggal, letak kepala, intrauterine

inpartu kala II
82

D. Penatalaksanaan (P)

1. Menginformasikan kepada ibu dan keluarga bahwa pembukaan telah

lengkap dan ketuban telah pecah, ibu dan keluarga mengerti.

2. Meminta suami dan keluarga mendampingi serta memberikan

dukungan selama proses persalinan, ibu di dampingi suami dan

keluarga.

3. Mempersiapkan pertolongan persalinan ibu dan bayi, APD telah

digunakan, partus set dan alat resusitasi sudah disiapkan.

4. Melakukan bimbingan meneran saat ada kontraksi dengan cara dagu

ditempelkan pada dada ibu, tatapan ibu kearah perut, mengedan

seperti sedang BAB, ibu kooperatif dan dapat melakukannya dengan

benar.

5. Melakukan pijatan atau masase pada bagian pungung untuk

mengurangi rasa nyeri pada saat terjadi kontraksi, ibu merasa

nyaman ketika dilakukan masase punggung.

6. Meminta suami untuk mengipasi ibu dan memberikan minum saat

tidak ada kontraksi, suami kooperatif.

7. Melakukan pertolongan persalinan normal, bayi laki-laki lahir

spontan pada tanggal 17 April 2017 jam 19.00 WIB, presentasi

belakang kepala, AS : 8-9, warna kulit kemerahan, menangis kuat,

gerak aktif.
83

4.2.3 Intranatal Care Kala III

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. N KALA III
Tgl/jam pengkajian : 17 April 2017/ 19.00 WIB

Tempat : BPM Ny. Santi Fridayanti SST.,Keb

No. Register :-

A. Data Subjektif (S)

Ibu mengatakan bahagia dan lega karena persalinannya berjalan lancar

dan normal.

B. Data Objektif (O)

Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis, TD : 120/80 mmHg,

RR : 22 x/menit, N : 80 x/menit, S : 36,7 , wajah tidak oedema, tidak

pucat, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus, kolostrum sudah

keluar, TFU setinggi pusat, uterus tampak globuler, genetalia terdapat

laserasi derajat 2, perdarahan 200 cc

C. Assessment (A)

kala III

D. Penatalaksanaan (P)

1. Melakukan management aktif kala III, plasenta lahir spontan pada

tanggal 17 April 2017 jam 19.05 WIB, selaput ketuban utuh,

kotiledon 18 buah, tebal 2,5 cm, diameter 15 cm, panjang talpus

50 cm.

2. Melakukan IMD (Inisiasi Menyusu Dini), bayi diletakkan di atas

dada ibu.
84

3. Menjaga tubuh bayi agar tetap hangat dengan cara menyelimuti ibu

dan bayi dengan kain kering dan hangat serta memakaikan topi

dikepala bayi, kain kering dan topi telah dipakaikan.

4. Mengecek adanya laserasi jalan lahir atau tidak, terdapat laserasi

derajat 2 mulai dari mukosa vagina, kulit perineum dan otot

perineum.

5. Melakukan heacting/penjahitan pada daerah laserasi dengan

menggunakan anastesi, laserasi derajat 2 sudah di jahit.

4.2.4 Intranatal Care Kala IV

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. N KALA IV
Tgl/jam pengkajian : 17 April 2017/ 19.15 WIB

Tempat : BPM Ny. Santi Fridayanti SST.,Keb

No. Register :-

A. Data Subjektif (S)

Ibu merasa lelah setelah menghadapi proses persalinan dan mengatakan

perutnya masih terasa mules.

B. Data Objektif (O)

Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : Composmentis, TD : 110/80 mmHg,

RR : 22 x/menit, N : 88 x/menit, S: 36,6 wajah bersih, tidak oedema,

tidak pucat, konjungtiva merah muda, sklera tidak ikterus, kolostrum

sudah keluar, TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus keras, laserasi

derajat 2 sudah di jahit, perdarahan 25 cc


85

C. Assessment (A)

kala IV

D. Penatalaksanaan (P)

1. Mengajarkan ibu dan keluarga cara menilai kontraksi uterus dan

masase uterus, ibu dan keluarga memahami penjelasan bidan.

2. Memembantu ibu memakai baju dan, ibu merasa nyaman.

3. Membantu ibu memberikan ASI kepada bayinya, ibu dapat

menyusui dengan baik dan benar.

4. Memindahkan ibu ke ruangan nifas, ibu sudah dipindahkan di

ruangan nifas.

5. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum, ibu bersedia makan

nasi dan minum sedikit-sedikit.

6. Menganjurkan ibu untuk beristirahat dahulu di BPM sampai besok,

ibu bersedia.
4.6 Asuhan Kebidanan Masa Nifas

Tabel 4.1 Pendokumentasian SOAP Kunjungan Nifas


ASUHAN KEBIDANAN PADA ASUHAN KEBIDANAN PADA ASUHAN KEBIDANAN ASUHAN KEBIDANAN PADA
Judul NY. N POST PARTUM NY. N POST PARTUM PADA NY. N POST NY. N POST PARTUM
11 JAM HARI KE 6 PARTUM HARI KE 14 HARI KE 42
Tgl/Jam 18-04-2017/07.00 WIB 23 April 2017/16.00 WIB 01 Mei 2017/16.30 WIB 29 Mei 2017/16.30 WIB
Tempat Rumah Ny. N Rumah Ny. N Rumah Ny. N Rumah Ny. N
Ibu melahirkan anak pertamanya Pada kunjungan tanggal 18 April Pada kunjungan tanggal 23 April Pada kunjungan tanggal 01 Mei 2017
pada tanggal 17 April 2017 pukul 2017 ASI ibu belum keluar lancar 2017 pengeluaran darah ibu masih ibu kurang istirahat. Pengeluaran
19.00 WIB di BPM Ny. Santi dan luka jahitan masih basah. berwarna merah kehitaman. Ibu darah merah segar. Semua pekerjaan
Prolog
Fridayanti SST.,Keb. Ibu pulang Kolostrum sudah diberikan segera masih memakai stagen yang ketat . rumah tangga masih dilakukan ibu
dari BPM sekitar pukul 06.30 setelah bayi lahir meskipun ASI kandung dan suami.
WIB. belum keluar lancar.
Ibu sudah belajar berdiri dan Ibu BAK dan BAB dengan berdiri Ibu mengeluh kurang istirahat, tidur Ibu mengatakan dirinya sudah
berjalan-jalan kecil serta mencoba karena masih merasa takut jahitan malam 4-5 jam dan sering terbangun menggelar acara selapan (tasyakuran
menyusui bayinya. Ganti pembalut akan robek. Ibu ganti pembalut 4 kali untuk menyusui bayinya, tidur siang 40 hari masa nifas dan bayi lahir)
1 kali sejak kemarin malam. sehari setiap terasa penuh. sudah jarang dilakukan. Semua pada tanggal 21 Mei 2017. Ibu sudah
Terakhir makan kemarin malam pekerjaan rumah tangga masih mulai melakukan pekerjaan rumah
S tanggal 17 April 2017 jam 22.00 dilakukan ibu kandung dan suami. sedikit demi sedikit dan berencana
WIB. Tidak ada pantangan dalam Ibu ganti pembalut 3 kali sehari menggunakan KB setelah masa nifas
menjalani masa nifas. Setelah setiap terasa penuh. berakhir. Ibu masih mengeluarkan
persalinan ibu belum boleh darah bercak, ganti pembalut 2 kali
menjalankan ibadah sampai masa sehari.
nifas ibu berakhir.
KU : Baik, Kes : Composmentis, KU : Baik, Kes : Composmentis, KU : Baik, Kes : Composmentis, KU : Baik, Kes : Composmentis,
O TD : 110/70 mmHg, RR : 20 TD : 120/70 mmHg, RR : 20 x/menit, TD : 110/70 mmHg, RR : 20 x/menit, TD : 110/70 mmHg, RR : 22 x/menit,
o o o
x/menit, N : 84 x/menit, S : 36,5 N : 80 x/menit, S : 36,6 C, wajah N : 84 x/menit, S : 36,7 C, wajah N : 88 x/menit, S : 36,6 C, wajah

86
o
C, wajah bersih dan tidak pucat, bersih dan tidak pucat, konjungtiva bersih dan tidak pucat, konjungtiva bersih dan tidak pucat, konjungtiva
konjungtiva merah muda, sklera merah muda, sklera putih dan tidak merah muda, sklera putih dan tidak merah muda, sklera putih dan tidak
putih dan tidak ikterus, payudara ikterus, ASI keluar lancar, tidak ikterus, produksi ASI lancar, tidak ikterus, produksi ASI lancar, tidak
bersih, puting susu menonjol, ASI terdapat benjolan abnormal, stagen terdapat benjolan abnormal, stagen terdapat benjolan abnormal, uterus
keluar tetapi belum lancar, tidak terpasang ketat pada abdomen, TFU tidak terlalu ketat, TFU tidak teraba, bertambah kecil ( seukuran normal),
terdapat benjolan abnormal, pertengahan pusat-simpisis, UC kandung kemih kosong, pengeluaran kandung kemih kosong, pengeluaran
abdomen tidak terdapat luka bekas keras, kandung kemih kosong, darah nifas merah segar ( merah darah nifas bercak berwarna
operasi, TFU 3 jari dibawah pusat, jahitan sudah kering, pengeluaran muda), ekstremitas atas dan bawah kecoklatan, ekstremitas atas dan
UC keras, kandung kemih darah nifas merah kehitaman, tidak oedema kanan dan kiri, tanda bawah tidak oedema kanan dan kiri,
kosong, luka jahitan perineum ekstremitas atas dan bawah tidak homan (-). tanda homan (-).
masih basah, pengeluaran darah oedema kanan dan kiri, tanda homan
nifas merah kehitaman, ganti (-).
pembalut I kali sejak kemarin
malam setelah bersalin, .
ekstremitas atas dan bawah tidak
oedema kanan dan kiri, tanda
homan (-).
post partum 11 jam dengan post partum hari ke-6 dengan post partum hari ke-14 dengan post partum hari ke-42 dengan
A
nifas fisiologis nifas fisiologis nifas fisiologis nifas fisiologis
1. Mengajarkan pada ibu atau 1. Menganjurkan ibu untuk tidak 1. Menganjurkan ibu untuk dapat 1. Menjelaskan tanda bahaya nifas
keluarga mengenai cara memakai stagen terlalu ketat agar menggunakan waktunya seefisien dan meminta ibu segera
mencegah perdarahan selama tidak menghambat involusi uterus, mungkin untuk istirahat dan memeriksakan diri ke tenaga
masa nifas dengan cara ibu memahami dengan penjelasan menyusui bayinya agar kebutuhan kesehatan terdekat jika ditemukan
P memasase, ibu memahami yang diberikan. ibu dan bayi sama-sama kondisi seperti perdarahan
dengan penjelasan yang 2. Menganjurkan ibu menjaga terpenuhi, ibu memahami dengan pervaginam, demam, nyeri kepala
diberikan. kebersihan diri terutama penjelasan yang diberikan. hebat, bengkak pada tangan,
2. Menganjurkan ibu untuk kebersihan alat genetalia dengan 2. Menganjurkan ibu untuk wajah dan tungkai, payudara
makan-makanan yang bergizi cara membersihkan dengan air dari melakukan latihan/senam nifas bengkak, ibu memahami dengan

87
seimbang, minum air putih 3 depan ke belakang setiap selesai dengan cara tidur telentang, penjelasan yang diberikan.
liter per hari serta tidak tarak BAK dan BAB, tidak menyentuh lengan diletakkan di samping, 2. Menganjurkan ibu untuk
untuk menambah serta daerah luka jahitan dan mengganti tarik otot perut ketika mengambil melakukan senggama yang aman
memperlancar produksi ASI, pembalut setiap terasa penuh, ibu nafas, tarik nafas dalam dan yaitu setelah darah nifas berhenti
ibu bersedia melakukan memahami dengan penjelasan angkat dagu dari dada, tahan dan ibu tidak merasa nyeri ketika
nasihat yang diberikan. yang diberikan. dalam hitungan 1 5 relaksasi memasukkan jari kedalam vagina,
3. Menganjurkan ibu menjaga 3. Mengajarkan ibu untuk BAB dan dan ulangi sebanyak 10 kali, ibu ibu mengerti dengan penjelasan
kebersihan diri dengan cara BAK dengan posisi duduk, yaitu memahami dengan penjelasan yang diberikan.
membersihkan dengan air dari dengan cara memberikan lubang yang diberikan. 3. Menganjurkan ibu untuk segera
depan ke belakang setiap pada bagian tempat duduk pada 3. Menganjurkan ibu untuk mulai mengikuti program KB sebelum
selesai BAK/BAB, tidak kursi, ibu mengerti dan akan kembalimelakukan rutinitas masa nifas berakhir,
menyentuh daerah luka jahitan melakukan saran yang diberikan. rumah tangga secara bertahap, ibu menggunakan KB sebelum darah
dan mengganti pembalut setiap 4. Memotivasi ibu untuk memberikan memahami penjelasan yang nifas berhenti sangat dianjurkan
terasa penuh, ibu memahami ASI secara eksklusif sampai bayi diberikan. karena untuk memastikan ibu
denga
n penjelasan yang berusia 6 bulan tanpa diberikan 4. Menjelaskan tanda bahaya nifas tidak hamil, ibu memahami
diberikan. tambahan makanan apapun, ibu dan meminta ibu segera dengan penjelasan yang
4. Menjelaskan tanda bahaya bersedia mengikuti saran yang memeriksakan diri ke tenaga diberikan.
nifas dan meminta ibu segera diberikan. kesehatan terdekat jika ditemukan 4. Memberikan KIE tentang macam-
memeriksakan diri ke tenaga 5. Menjelaskan tanda bahaya nifas kondisi seperti perdarahan macam metode kontrasepsi yang
kesehatan terdekat jika dan meminta ibu segera pervaginam, demam, nyeri kepala tersedia beserta manfaat, efek
ditemukan kondisi seperti memeriksakan diri ke tenaga hebat, bengkak pada tangan, samping, keuntungan serta
perdarahan pervaginam, kesehatan terdekat jika ditemukan wajah dan tungkai, payudara kerugiannya, ibu memahami
demam, nyeri kepala hebat, kondisi seperti perdarahan bengkak, ibu memahami dengan dengan penjelasan yang
bengkak pada tangan, wajah pervaginam, demam, nyeri kepala penjelasan yang diberikan. diberikan dan berencana
dan tungkai, payudara hebat, bengkak pada tangan, wajah menggunakan suntik KB 3 bulan.
bengkak, ibu memahami dan tungkai, payudara bengkak,
denga
n penjelasan yang ibu memahami dengan penjelasan
diberikan. yang diberikan.
8
8
4.7 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Tabel 4.2 Pendokumentasian SOAP Kunjungan Neonatus


ASUHAN KEBIDANAN ASUHAN KEBIDANAN PADA ASUHAN KEBIDANAN PADA ASUHAN KEBIDANAN PADA
Judul NEONATUS PADA BAYI NY.N BAYI NY. N NEONATUS USIA 11 BY. D USIA 6 HARI BY. D USIA 14 HARI
JAM
Tgl/Jam 17-04-2017/19.00 WIB 18-04-2017/07.00 WIB 23 April 2017/16.00 WIB 01 Mei 2017/16.30 WIB
BPM Ny. Santi Fridayanti SST., Rumah Ny. N Rumah Ny. N Rumah Ny. N
Tempat
Keb
Bayi laki-laki lahir spontan padaPengkajian BBL didapatkan Pada kunjungan tanggal 18 April tali Pada kunjungan tanggal 23 April
tanggal 17 April 2017 jam 19.00 mekonium keluar segera, warna hijau pusat bayi belum lepas, bayi menyusu 2017 gurita bayi terpasang terlalu
Prolog
WIB, warna kulit kemerahan, kehitaman, pemeriksaan fisik dan dengan kuat dan sudah BAK dalam ketat, tali pusat sudah lepas dan
menangis kuat, gerak aktif. reflek bayi normal. 24 jam setelah lahir. masih menyusu secara eksklusif.
Ibu, suami dan keluarga bahagia Ibu mengatakan bayinya menyusu Ibu mengatakan tali pusat bayinya Ibu mengatakan bayinya aktif,
dengan kelahiran bayinya, karena dengan kuat dan sudah BAK pertama telah lepas pada tanggal 22 April menyusu dengan kuat dan masih
S ini merupakan cucu dan anak kali pada pukul 02.00 WIB. Ibu 2017. Hari ini ibu menggelar eksklusif tanpa makanan tambahan
pertama di keluarga ibunya. berniat memberikan ASI eksklusif tasyakuran pupak puser sekaligus apapun, tidak rewel ataupun keluhan
saja kepada bayinya. pemberian nama pada bayi. lain.
KU : Baik, Kes : Composmentis, KU : Baik, Kes : Composmentis, KU : Baik, Kes : Composmentis, KU : Baik, Kes : Composmentis,
Penilaian awal bayi baru lahir : RR : 44 x/menit, HR : 110 x/menit, RR : 44 x/menit, HR : 110 x/menit, RR : 44 x/menit, HR : 110 x/menit,
Tanda Menit 1 Menit 5 S : 36,6 oC. Wajah : Warna kulit S : 36,8 oC. Wajah : Warna kulit S : 36,8 oC. Wajah : Warna kulit
A 2 2 kemerahan, tidak tampak oedema. kemerahan, tidak tampak oedema. kemerahan, tidak tampak oedema.
P 1 2 Mata : Simetris, konjungtiva merah Mata : Simetris, konjungtiva merah Mata : Simetris, konjungtiva merah
O G 2 2 muda, sklera tidak ikterus, tidak muda, sklera tidak ikterus. muda, sklera tidak ikterus.
A 2 2 terdapat sekret/kotoran. Abdomen : Abdomen : Tali pusat sudah lepas, Abdomen : Gurita terpasang tidak
R 1 1 Tali pusat masih basah, tidak terdapat gurita terpasang ketat. Genetalia : terlalu ketat, tidak kembung.
Jumlah 8 9 perdarahan tali pusat. Genetalia : BAK normal dan teratur. Anus : BAB Genetalia : BAK normal dan teratur.
RR : 44 x/menit, HR : 140 Jenis kelamin laki-laki, terdapat normal dan teratur, tidak terdapat Anus : BAB normal dan teratur, tidak

89
x/menit, S : 36,6 oC. Pemeriksaan lubang uretra, testis sudah turun, ruam popok. Ekstremitas : Atas dan terdapat ruam popok. Ekstremitas :
antropometri : BB : 3800 gram, sudah BAK spontan jam 02.00 WIB. bawah jumlah jari lengkap, gerakan Atas dan bawah jumlah jari lengkap,
PB : 51 cm, LIKA : 33 cm , Anus : Terdapat lubang anus, fleksi, tidak ada kelainan, tidak gerakan fleksi, tidak ada kelainan,
LIDA : 35 cm. Ukuran kepala : mekonium sudah keluar. oedem. Reflek Bayi Morro : Ada, tidak oedem. Reflek Bayi Morro :
Tidak dikaji. Kulit : Warna kulit Ekstremitas : Atas dan bawah jumlah kuat. Ketika tangan di hentakkan ke Ada, kuat. Ketika tangan di
kemerahan, terdapat vernik jari lengkap, gerakan fleksi, tidak ada atas meja terlihat adanya gerakan hentakkan ke atas meja terlihat
caseosa, terdapat lanugo, terdapat kelainan, tidak oedem. Reflek Bayi memeluk. Rooting : Ada, kuat. Bayi adanya gerakan memeluk. Rooting :
tanda lahir di daerah sekitar pantat Morro : Ada, kuat. Ketika tangan di menoleh kearah stimulasi, membuka Ada, kuat. Bayi menoleh kearah
kiri. Wajah : Warna kulit hentakkan ke atas meja terlihat mulut ketika disentuh oleh jari atau stimulasi, membuka mulut ketika
kemerahan, tidak tampak oedema, adanya gerakan memeluk. Rooting : puting susu. Sucking : Ada, kuat. disentuh oleh jari atau puting susu.
tidak terdapat tanda lahir. Mata : Ada, kuat. Bayi menoleh kearah Ketika di berikan putting susu ibu. Sucking : Ada, kuat. Ketika di
Simetris, konjungtiva merah muda, stimulasi, membuka mulut ketika Bayi melakukan gerakan menghisap. berikan putting susu ibu. Bayi
sklera tidak ikterus, tidak terdapat disentuh oleh jari atau puting susu. melakukan gerakan menghisap.
sekret/kotoran. Abdomen : Tali Sucking : Ada, kuat. Ketika di
pusat masih basah, tidak terdapat berikan putting susu ibu. Bayi
perdarahan tali pusat, tidak melakukan gerakan menghisap.
terdapat kelainan, tidak kembung,
bising usus normal. Genetalia :
Jenis kelamin laki-laki, terdapat
lubang uretra, testis sudah turun,
belum BAK. Anus : Terdapat
lubang anus, mekonium sudah
keluar warna hijau kehitaman.
Ekstremitas : Atas dan bawah
jumlah jari lengkap, gerakan
fleksi, tidak ada kelainan, tidak
oedem. Reflek Bayi Morro : Ada,
kuat. Ketika tangan di hentakkan
ke atas meja terlihat adanya
gerakan memeluk. Rooting : Ada,
kuat. Bayi menoleh kearah
stimulasi, membuka mulut ketika
disentuh oleh jari atau puting susu.
Sucking : Ada, kuat. Ketika di
berikan putting susu ibu. Bayi
melakukan gerakan menghisap.
A By. Ny. N dengan neonatus By. Ny. N usia 11 jam dengan By. D usia 6 hari dengan neonatus By. D usia 14 hari dengan neonatus
fisiologis neonatus fisiologis fisiologis fisiologis
P 1. Melakukan IMD (Inisiasi 1. Menganjurkan ibu untuk lebih 1. Menganjurkan ibu untuk 1. Menganjurkan ibu untuk
Menyusu Dini) dalam satu jam sering menyusui bayinya menyusui bayinya sesering meningkatkan asupan ASI pada
setelah kelahiran bayi, bayi meskipun ASI keluar sedikit mungkin (On demand) atau 2 jam bayinya dan menyusui bayinya,
mengikut
dapat menemukan puting susu karena semakin bayi menyusu sekali, ibu bersedia mengikuti ibu bersedia i anjuran
ibu dan menghisap dengan dengan kuat produksi ASI juga anjuran yang diberikan. yang diberikan.
perlahan. akan semakin lancar, ibu bersedia 2. Mengajarkan ibu cara menjemur 2. Memotivasi ibu untuk
2. Membantu ibu menyusui mengikuti anjuran yang bayi yang benar agar tidak kuning memberikan ASI eksklusif pada
bayinya untuk memastikan diberikan. yaitu dengan cara menjemur pada bayi sampai bayi berusia 6 bulan
bayi mendapatkan 2. Mengajarkan ibu cara menjemur pagi hari sekitar pukul 6-8 selama tanpa memberikan makanan
kolostrum/ASI sesegera bayi yang benar agar tidak kuning kurang lebih 15 menit, tetap tambahan apapun, ibu mengerti
mungkin, kolostrum sudah yaitu dengan cara menjemur pada pakaikan baju dan topi bayi saat dengan penjelasan yang
diberikan. pagi hari sekitar pukul 6-8 selama menjemur, hindari menjemur diberikan.
3. Menjelaskan kepada ibu dan kurang lebih 15 menit, tetap langsung ke arah sinar matahari 3. Menjelaskan tanda bahaya
suami bahwa kelahiran bayi pakaikan baju dan topi bayi saat dan tetap lindungi bagian mata neonatus seperti bayi tidak mau
akan dilaporkan untuk segera menjemur, hindari menjemur bayi, ibu mengerti dengan menyusu, talpus kemerahan dan
dibuatkan catatan kelahiran langsung ke arah sinar matahari penjelasan yang diberikan. berbau, bayi rewel, demam,
dan akte kelahiran, orang tua dan tetap lindungi bagian mata 3. Menganjurkan ibu untuk tidak kejang, pernafasan cepat atau
ib
memahami penjelasan yang bayi, u mengerti dengan memakaikan gurita bayi terlalu lambat, ibu mengerti dengan
91
diberikan bidan. penjelasan yang diberikan. ketat, ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan.
4. Mengajarkan ibu dan keluarga 3. Menganjurkan ibu untuk menjaga penjelasan yang diberikan. 4. Menganjurkan ibu dan keluarga
cara perawatan bayi sehari-hari tali pusat agar tetap bersih dan 4. Menjelaskan tanda bahaya untuk mencuci tangan setiap akan
dirumah yang meliputi kering dengan cara tidak neonatus seperti bayi tidak mau memegang bayi, ibu memahami
perawatan tali pusat, menjaga memberikan obat-obatan apapun menyusu, talpus kemerahan dan dengan penjelasan yang
bayi agar tetap hangat, dan cara pada tali pusat (hanya di bungkus berbau, bayi rewel, demam, diberikan.
memandikan bayi, ibu dan kasa), ibu mengerti dengan kejang, pernafasan cepat atau 5. Mengingatkan ibu untuk
keluarga memahami dengan penjelasan yang diberikan. lambat, ibu mengerti dengan membawa bayinya ke bidan,
penjelasan yang diberikan. 4. Menganjurkan ibu untuk tetap penjelasan yang diberikan. puskesmas sewaktu-waktu atau
5. Menganjurkan ibu dan menjaga kehangatan bayi dengan 5. Menganjurkan ibu dan keluarga datang ke posyandu pada tanggal
keluarga untuk mencuci tangan cara menggedong bayi dengan untuk mencuci tangan setiap akan 10 Mei 2017 untuk melakukan
setiap akan memegang bayi, kain atau jarik dan memakaikan memegang bayi, ibu memahami penimbangan dan memperoleh
ibu memahami dengan topi, ibu mengerti dengan dengan penjelasan yang imunisasi dasar sesuai dengan
penjelasan yang diberikan penjelasan yang diberikan. diberikan. usianya, ibu mengerti dengan
5. Menjelaskan tanda bahaya penjelasan yang diberikan.
neonatus seperti bayi tidak mau
menyusu, talpus kemerahan dan
berbau, bayi rewel, demam,
kejang, pernafasan cepat atau
lambat, ibu mengerti dengan
penjelasan yang diberikan.
6. Menganjurkan ibu dan keluarga
untuk mencuci tangan setiap akan
memegang bayi, ibu memahami
dengan penjelasan yang
diberikan.

92
93

4.8 Asuhan Kebidanan Kontrasepsi/KB

ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY. N HARI KE- 53 AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN
Tanggal / Jam Pengkajian : 11 Juni 2017/16.00 WIB

Tempat : Rumah Ny. N

PROLOG

Ibu melahirkan anak pertama 1,5 bulan yang lalu, ibu telah

menggunakan KB suntik 3 bulan pada tanggal 10 Juni 2017 jam 09.00

A. Data Subjektif (S)

Ibu mengatakan masa nifasnya belum berakhir pada saat memutuskan

untuk ber-KB dan saat ini ibu tidak ada keluhan. Setelah menggunakan

KB ibu belum pernah melakukan hubungan seksual sama sekali. Tidak

ada pantangan atau adat istiadat dalam keluarga yang melarang

penggunaan KB. Dalam agama yang dianut ibu tidak ada larangan

menggunakan KB. Tidak ada penyakit atau kondisi yang menjadi kontra

indikasi KB suntik 3 bulan.

B. Data Objektif (O)

KU : Baik, Kesadaran : Composmentis, TD : 120/70 mmHg, RR : 22


o
x/menit, N : 80 x/menit, S : 36,8 C, BB saat ini : 50 kg, wajah bersih

dan tidak pucat, konjungtiva merah muda, sklera putih dan tidak ikterus,

payudara bersih, puting susu menonjol, ASI keluar lancar, tidak terdapat

benjolan abnormal, abdomen tidak terdapat luka bekas operasi,


94

pengeluaran darah nifas bercak kecoklatan, ekstremitas atas dan bawah

tidak oedema kanan dan kiri simetris.

C. Assessment (A)

Ny. N usia 24 tahun hari ke 53 akseptor KB suntik 3 bulan

D. Penatalaksanaan (P)

1. Menjelaskan kembali manfaat, efek samping, keuntungan dan

kerugian KB suntik, ibu memahami penjelasan yang diberikan.

2. Menganjurkan ibu untuk menjaga pola makanan dengan tetap

makan-makanan yang bergizi seimbang, terdiri dari nasi, lauk pauk,

sayuran diselingi buah dan susu untuk memenuhi gizi yang

dibutuhkan ibu serta memperlancar produksi ASI, ibu memahami

dengan penjelasan yang diberikan.

3. Menganjurkan ibu berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh

minimal 15 menit sehari, ibu bersedia melakukan nasihat yang

diberikan.

4. Menganjurkan ibu menggunakan waktunya seefisien mungkin untuk

beristirahat, menyusui dan melakukan pekerjaan rumah agar

kebutuhan ibu dan bayi sama-sama terpenuhi, ibu memahami dengan

penjelasan yang diberikan.

5. Menjelaskan kepada ibu bahwa ibu harus kembali lagi untuk

mendapatkan suntikan KB 3 bulan pada tanggal 29 Agustus 2017

sesuai tanggal yang telah di tulis pada buku akseptor KB, ibu

mengerti penjelasan yang diberikan.


BAB 5

PEMBAHASAN

5.1 Asuhan Kebidanan Kehamilan Trimester III

Dari hasil pengkajian ditemukan data banyaknya kunjungan antenatal care

yang dilakukan ibu selama kehamilan yaitu dua kali kunjungan pada trimester

I, tiga kali kunjungan pada trimester 2 dan lima kali kunjungan pada trimester

3. Hal ini sesuai pendapat (Kumalasari, 2015) wanita hamil memerlukan

sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal, yaitu satu kali

kunjungan selama trimester satu, satu kali kunjungan selama trimester kedua,

dua kali kunjungan selama trimester ketiga. Pada trimester III tidak ditemukan

keluhan yang dialami ibu, diberikan asuhan yang meliputi pemeriksaan

kehamilan dan memberikan asuhan kehamilan sesuai dengan kondisi ibu. Hal

ini sesuai pendapat (Saminem, 2010) tindakan yang dilakukan bidan setiap

kunjungan kehamilan. Selama kehamilan tidak ditemukan masalah yang

menganggu, hanya ada beberapa keluhan terhadap ketidaknyamanan yang

wajar terjadi dalam kehamilan dan dapat diatasi segera serta tidak

menimbulkan efek yang parah dan serius. Selama hamil ibu juga rutin

memeriksakan kehamilannya di BPM maupun puskesmas Sehingga masa

hamil yang dilalui Ny. N berlangsung normal dan tidak ada kesenjangan.

95
96

5.2 Asuhan Kebidanan Persalinan

Pengkajian data dimulai saat ibu datang ke BPM Ny. Santi Fridayanti

SST.,Keb pada tanggal 17 April 2017 jam 17.00 WIB dari pemeriksaan dalam

didapatkan hasil pembukaan 4 cm. Pada jam 18.30 dilakukan pemeriksaan

dalam kembali hasilnya, pembukaan telah lengkap. Kemudian ibu di pimpin

meneran, bayi laki-laki lahir spontan pada tanggal 17 April 2017 jam 19.00

WIB. Plasenta lahir spontan pada tanggal 17 April 2017 jam 19.05 WIB,

sehingga kala III tidak lebih dari 15 menit. Pada pemantauan kala IV tidak

terjadi masalah. Hal ini sesuai pendapat (Sondakh, 2013) kala I berlangsung

12 jam ada primigravida, sedangkan pada multigravida 8 jam, kala II untuk

primigravida 1,5-2 jam dan multigravida 1,5-1 jam, kala III berlangsung tidak

lebih dari 30 menit, kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam

post partum.

Pada kala I ibu mengeluh cemas, takut dan khawatir karena akan

menghadapi proses persalinan. Hal ini sesuai pendapat (Elisabeth dan Endang,

2015) keadaan yang dapat terjadi selama persalinan terutama pada ibu yang

pertama kali melahirkan sehingga menimbulkan kecemasan. Pada saat

persalinan kala II ibu mengalami laserasi derajat 2 saat proses kelahiran bayi.

Hal ini sesuai pendapat dalam buku (Pelatihan Asuhan Persalinan Bersih dan

Aman, 2012) dijelaskan bahwa lahirnya kepala janin dapat menyebabkan

laserasi spontan, khususnya jika kelahiran berlangsung cepat dan tidak

terkontrol. Pada kala III ibu mengatakan bahagia dan lega karena

persalinannya berjalan lancar dan normal. Kala III berlangsung cepat kurang
97

dari 30 menit dan plasenta lahir spontan serta lengkap. Selama pemantauan

kala IV ibu tidak ada keluhan dan ibu kooperatif dengan semua asuhan yang

diberikan oleh bidan. Selama persalinan ibu tidak mengalami penyulit apapun.

Proses persalinan berlangsung cepat dan lancar. Jika dilihat secara keseluruhan

maka proses persalinan berlangsung normal, relatif cepat, lancar dan tidak ada

kesenjangan.

5.3 Asuhan Kebidanan Masa Nifas

Kunjungan pertama didapatkan data bahwa ibu sudah belajar berdiri dan

berjalan-jalan kecil serta mencoba menyusui bayinya. Hal ini sesuai pendapat

(Kumalasari, 2015) bahwa kebutuhan dasar ibu nifas salah satunya adalah

ambulasi. Pada ibu dengan partus normal ambulasi dini dilakukan paling tidak

6-12 jam postpartum. Kunjungan masa nifas kedua di dapatkan data bahwa

Ibu BAK dan BAB dengan berdiri. Hal ini sesuai dengan pendapat

(Kumalasari, 2015) bahwa kesulitan buang air besar biasanya dapat terjadi

karena ketakutan akan rasa sakit, takut jahitan terbuka, atau karena hemoroid.

Kunjungan masa nifas ketiga didapatkan bahwa ibu sudah mulai melakukan

pekerjaan rumah sedikit demi sedikit. Hal ini sesuai dengan pendapat

(Saminem, 2010) tentang perencanaan asuhan pada masa nifas yang meliputi

menjaga kebersihan diri, istirahat, aktivitas fisik/senam, nutrisi, menyusui,

perawatan payudara, senggama dan keluarga berencana. Kunjungan masa

nifas keempat didapatkan bahwa ibu sudah berencana ingin menggunakan KB.

Pada kunjungan keempat ini ibu telah diberikan konseling tentang metode
98

kontrasepsi yang tersedia. Hal ini sesuai dengan pendapat (Saminem, 2010)

dimana perencanaan asuhan pada masa nifas salah satunya adalah konseling

tentang keluarga berencana.

Dari pengkajian terhadap involusi uterus didapatkan data, pada kunjungan

pertama TFU berada 3 jari dibawah pusat, kunjungan kedua TFU pertengahan

pusat-simpisis, kunjungan ketiga TFU tidak teraba, dan kunjungan keempat

uterus bertambah kecil (seukuran normal). Involusi uterus sesuai dengan teori

(Kumalasari, 2015) bayi lahir setinggi pusat, plasenta lahir 2 jari dibawah

pusat, 1 minggu pertengahan pusat-simpisis, 2 minggu tidak teraba, 6 minggu

bertambah kecil. Sedangkan dari pengkajian pengeluaran darah nifas (lochea)

didapatkan data, kunjungan pertama lochea merah kehitaman, kunjungan

kedua lochea merah kehitaman, kunjungan ketiga lochea merah segar (merah

muda), kunjungan keempat lochea bercak kecoklatan. Dari hasil pengkajian

tersebut dapat dilihat bahwa terjadi perbedaan antara kondisi yang ditemukan

dilapangan dengan teori yang dikemukakan (Kumalasari, 2015) jenis jenis

lochea adalah lochea rubra berwarna merah, lochea sanguinolenta berwarna

merah kecoklatan berlangsung pada hari ke 4 7, lochea serosa berwarna

kuning kecoklatan muncul pada hari ke 7 14, lochea alba berlangsung

selama 2 6 minggu. Perbedaan ini mungkin juga dipengaruhi oleh beberapa

faktor, seperti kondisi hormon, pola makan dan minum, kondisi psikologis ibu

( stres ), kurangnya istirahat dan pemberian ASI yang tidak eksklusif. Dalam

kasus ini kondisi psikologis ibu mungkin sedang tidak stabil, karena ini adalah

pengalaman nifas pertama dan merupakan masa untuk melakukan adaptasi


99

sebagai seorang ibu. Serta kurangnya istirahat juga dapat mempengaruhi

kondisi masa nifas ibu, karena ibu harus membagi waktu istirahatnya dengan

waktu menyusui bayinya. Namun, apabila ditinjau secara keseluruhan, masa

nifas Ny. N berjalan normal dan tidak terjadi kesenjangan.

5.4 Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir

Bayi Ny. N lahir pada tanggal 17 April 2017 jam 19.00 WIB setelah

bayi lahir dilakukan IMD, perawatan tali pusat, pemberian salep mata,

penyuntikkan vit K dan imunisasi HB0. Hal ini sesuai pendapat (Marmi dan

Rahardjo, 2012) bahwa kebutuhan dasar bayi baru lahir meliputi, bounding

attachment, pencegahan infeksi dan pemberian imunisasi. Pengkajian pada

bayi baru lahir juga didapatkan data bahwa mekonium sudah keluar segera

setelah bayi lahir dan pada kunjungan neonatus pertama ibu mengatakan

anaknya sudah BAK pertama kali pada pukul 02.00 WIB. Hal ini sesuai

dengan pendapat (Kumalasari, 2015) bahwa ciri ciri bayi baru lahir normal

adalah eliminasi baik, dimana bayi akan BAB dan BAK spontan dalam 24

jam pertama. Kunjungan neonatus kedua didapatkan data bahwa ibu

mengatakan tali pusat bayinya telah lepas pada tanggal 22 April 2017. Dalam

merawat tali pusat hanya membungkus tali pusat dengan kasa steril sesuai

dengan saran bidan. Hal ini sesuai dengan pendapat ( Marmi dan Rahardjo,

2012) bahwa pencegahan infeksi pada tali pusat dengan cara menjaga agar

luka tersebut tetap bersih, bungkus dengan kasa tipis yang steril dan kering.

Kunjungan neonatus ketiga didapatkan data bahwa ibu mengatakan bayinya


100

aktif, menyusu dengan kuat dan masih eksklusif tanpa makanan tambahan

apapun. Kunjungan yang dilakukan selama masa neonatus bertujuan untuk

mengurangi resiko kematian bayi akibat infeksi dan penyakit mematikan.

Dari kunjungan yang dilakukan selama tiga kali selama masa neonatus bayi

aktif, menyusu dengan kuat, tidak ditemukan penyulit, masih menyusu secara

eksklusif. Sehingga asuhan yang diberikan pada masa neonatus bayi Ny. N

berjalan normal dan tidak ada kesenjangan.

5.5 Asuhan Kebidanan Kontrasepsi/KB

Berdasarkan pengkajian diperoleh data bahwa ibu ingin mengakhiri masa

nifas dengan mengikuti kontrasepsi suntik KB 3 bulan. Hal ini sesuai dengan

teori (Yuhedi dan Kurniawati, 2013) alat kontrasepsi berupa cairan yang

disuntikkan ke dalam tubuh wanita secara periodik. Terdapat dua macam

suntikkan, pertama golongan progestin. Misalnya: Depo Provera 150 mg

(disuntikkan tiap 3 bulan) suntikan ini dapat diberikan kepada ibu yang

menyusui karena hanya mengandung progestin saja. Kedua, yaitu golongan

progestin dengan campuran esterogen propionat. Misalnya, cyclofem (tiap 1

bulan). Dilihat secara keseluruhan maka dapat disimpulkan bahwa pemberian

KIE tentang penggunaan kontrasepsi segera sebelum masa nifas berakhir telah

berhasil dilakukan, sehingga tidak ada kesenjangan dalam keikutsertaan ibu

dalam program KB.


BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6. 1 Kesimpulan

Setelah penulis melakukan pengamatan dan melaksanakan asuhan kebidanan

pada Ny. N UK 40 minggu secara berkesinambungan. Maka penulis akan

menyajikan kesimpulan, pandangan, atau saran sebagai masukan dalam

pemecahan masalah di tempat pelayanan kebidanan.

1. Pelaksanaan pengumpulan data subjektif dan obyektif sebagian besar tidak

ditemukan kesenjangan antara teori dengan kondisi fakta dimana keluhan

yang dialami pasien masih dalam keadaan normal sesuai yang pada teori

yang ada.

2. Pelaksanaan analisis dan menentukan diagnosa sesuai dengan data

subjektif dan data objektif yang telah dikumpulkan dan tidak ada

ditemukan kesenjangan antara teori dengan hasil analisis karena dalam

keadaan fisiologis.

3. Merencanakan asuhan kebidanan secara kontinyu pada masa kehamilan

yang dilakukan sampai KB dilakukan sesuai dengan kebutuhan baik ibu

maupun bayi dan dilakukan secara continuity of care dengan landasan teori

yang ada tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan rencana asuhan

yang diberikan.

4. Penatalaksanaan asuhan kebidanan pada masa kehamilan, persalinan, masa

nifas, bayi baru lahir, dan KB tidak ditemukan kesenjangan antara teori

dengan asuhan yang diberikan kepada klien.

101
102

5. Evaluasi penatalaksanaan dari asuhan kebidanan yang diberikan pada

masa kehamilan, persalinan, masa nifas, bayi baru lahir, dan KB ada

kesesuaian antara teori dengan hasil penatalaksanaan yang telah diberikan

dimana klien mengerti dan mampu melakukan asuhan yang telah

diberikan.

Penulis mengambil kesimpulan bahwa masa kehamilan, persalinan dan masa

nifas Ny. N sesuai dengan harapan, yaitu berlangsung normal dan

melahirkan bayi yang sehat dan tidak terjadi komplikasi baik dari ibu

maupun bayinya. Hal ini tidak terlepas dari usaha berupa asuhan kebidanan

yang berkesinambungan dengan manajemen kebidanan sesuai dengan

kebutuhan klien.

6.2 Saran

1. Bagi Sasaran

Sasaran diharapkan lebih fokus untuk periksa kepada satu bidan dan tidak

berpindah-pindah dalam melakukan pemeriksaan dari pra konsepsi,

kehamilan sampai KB. Agar nantinya pemberian asuhan dapat efektif dan

efisien karena bidan telah memahami kondisi pasien.

2. Bagi Bidan

Bidan diharapkan lebih meningkatkan kualitas dalam pemberian KIE pada

klien dan keluarganya tentang asuhan kebidanan yang dimulai dari pra

konsepsi, masa kehamilan sampai dengan penggunaan kontrasepsi, karena

di kaji dari hasil catatan kesehatan ibu hamil di KIA bidan cenderung

hanya menyarankan untuk membaca dan tidak memberikan asuhan secara


103

langsung. Pemberian asuhan/nasihat secara langsung kepada klien dinilai

lebih efektif karena klien akan ingat dengan apa yang di sampaikan bidan

dibandingkan dengan membaca, karena mungkin hanya sebagian kecil

klien yang sempat membaca.

3. Bagi Insitusi

Institusi diharapkan lebih mempersiapkan mahasiswa secara matang dan

transparan kepada bidan serta lahan praktik yang ditempati, sehingga pada

saat mahasiswa terjun langsung ke lapangan untuk melaksanakan

pengumpulan data guna tugas akhirnya mahasiswa tidak mengalami

kesulitan.
104

DAFTAR PUSTAKA

Asih, Y dan Risneni. 2016. Buku Ajar Dokumentasi Kebidanan. Jakarta : TIM.

Damayanti, I. P., Maita, L., Triana, A., dan Afni, R. 2014. Buku Ajar Asuhan
Kebidanan Komprehensif Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru Lahir.
Yogyakarta : Deepublish.

Dinkes Mojokerto. 2016. Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto Tahun 2015.


Mojokerto : Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto.

Eniyati dan R. Putri. 2012. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.

Depkes Jatim. Pelatihan Asuhan Persalinan Bersih dan Aman Tahun 2012.
Kanwil Depkes Prop. Jawa Timur

Elisabeth, W, Siwi dan Endang, P. 2015. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi
Baru Lahir. Yogyakarta : Pustaka Baru.

Kemenkes RI. 2016. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015. Jakarta :


Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kumalasari, Intan. 2015. Perawatan Antenatal, Intranatal, Posnatal, Bayi Baru


Lahir dan Kontrasepsi. Jakarta : Salemba Medika.

Kuswanti, I dan Melina, F. 2013. Askeb II Persalinan. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar.

Mandriwati, A., Ariani, W., Harini, T., Darmapatni dan Javani. 2016. Asuhan
Kebidanan Kehamilan. Jakarta : EGC.

Marmi dan Rahardjo, K.,. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita dan Anak Pra
Sekolah. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Purwoastuti, E., dan Walyani, E. S.,. 2015. Panduan Materi Kesehatan


Reproduksi dan Keluarga Berencana. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.

RAKORPOP Kemenkes RI. 2015. Kesehatan Dalam Kerangka Sustainable


Development Goals (SDGs). Jakarta : RAKORPOP Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia.

Saminem. 2010. Dokumentasi Kebidanan Konsep dan Praktik. Jakarta : EGC.


105

Sondakh, J, Jenny. S.2013. Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir.
Jakarta : Erlangga.

Sulistyawati, Ari. 2012. Pelayanan Keluarga Berencana. Jakarta : Salemba


Medika.

Triana, A., Damayanti, I. P., Afni, R., dan Yanti, J. S.,.2015. Kegawatdaruratan
Maternal dan Neonatal. Yogyakarta : Deepublish.

Wagiyo, NS dan Putrono. 2016. Asuhan Keperawatan Antenatal, Intranatal dan


Bayi Baru Lahir Fisiologis dan Patologis. Yogyakarta : ANDI.

Yongky., Judha, M., dan Rodiyah.,. 2012. Asuhan Pertumbuhan Kehamilan,


Persalinan, Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta : Nuha Medika.

Yuhedi, L. T dan Kurniawati, T. 2013. Buku Ajar Kependudukan dan Pelayanan


KB. Jakarta : EGC.
106

Lampiran 1 Persetujuan Pelayanan (Informed Concent)


107

Lampiran 2 Kartu Skor Poedji Rochjati Kehamilan


108

Lampiran 3 Catatan Kesehatan Ibu Hamil


109
110

Lampiran 4 Kartu Skor Poedji Rochjati Persalinan


111

Lampiran 5 Lembar Penapisan


PENAPISAN IBU BERSALIN DETEKSI
KEMUNGKINAN KOMPLIKASI GAWAT
DARURAT

NO KETERANGAN YA TIDAK
1 Riwayat bedah sesar

2 Perdarahan pervaginam

3 Persalinan kurang bulan (usia kehamilan kurang dari
37 minggu)

4 Ketuban pecah dengan mekonium yang kental

5 Ketuban pecah lama (lebih dari 24 jam)

6 Ketuban pecah pada persalinan kurang bulan (kurang
dari 37 minggu)
7 Ikterus

8 Anemia berat

9 Tanda/gejala infeksi

10 Preeklampsia/hipertensi dalam kehamilan

11 Tinggi fundus 40 cm/lebih

12 Gawat janin

13 Primipara dalam fase aktif persalinan dengan palpasi
kepala janin masih 5/5
14 Presentasi bukan belakang kepala

15 Presentasi ganda

16 Kehamilan gemelli

17 Tali pusat menumbung

18 Syok

112

Lampiran 6 Lembar Observasi


LEMBAR OBSERVASI

A. MASUK KAMAR BERSALIN Tgl : 17 April 2017 Jam : 17.00 WIB


B. ANAMNESE HIS Mulai Tgl : 17 April 2017 Jam : 01.00 WIB
Darah : Ada
Lendir : Ada
Ketuban Pecah/Belum : Jam:
Keluhan Lain : Tidak Ada

C. KEADAAN UMUM Tensi : 120/80 mmHg


Suhu/Nadi : 36,7 /80 x/m
Oedema : Tidak Ada
Lain-lain : Tidak Ada

Pst-Px (30 cm),PUKI, Letkep,


D. PEMERIKSAAN OBSTETRI1. Palpasi : TFU U
2. DJJ : 148 x/menit
3. HIS 10 : 4 X. Lama 43 detik
4. VT Tgl : 17 April 2017 Jam: 17.00 WIB
5. Hasil : 4 cm, Eff 50 %, Ket utuh, Hodge I,
Preskep, UUK, Tidak ada molase ,Tidak ada talpus
menumbung
6. Pemeriksa : Ny. Santi Fridayanti SST.,Keb
HIS dlm 10
Tgl Jam Berapa Lamanya DJJ Tensi Suhu Nadi VT Ket.
kali
113

Lampiran 7 Partograf
114
115

Lampiran 8 Kartu Akseptor KB


116

Lampiran 9 Dokumentasi Kunjungan

Kunjungan ANC tanggal 17 April 2017 jam 07.00 WIB di rumah Ny. N

Pendampingan INC tanggal 17 April 2017 jam 17.00 WIB di BPM Ny. Santi Fridayanti
SST., Keb
117

Kunjungan KN I dan KF I tanggal 18 April 2017 jam 06.00 WIB di rumah Ny.N

Kunjungan KN II dan KF II tanggal 23 April 2017 jam 16.00 WIB di rumah Ny. N
118

Kunjungan KN III dan KF III tanggal 01 Mei 2017 jam 16.30 WIB di rumah Ny.N

Kunjungan KF IV tanggal 29 Mei 2017 jam 16.30 WIB di rumah Ny. N


119

Kunjungan KB tanggal 11 Juni 2017 jam 16.00 WIB di rumah Ny. N

Bayi Ny. N/ Bayi D


120

Lampiran 10 Asuhan Persalinan Normal 60 Langkah

ASUHAN PERSALINAN NORMAL


I. MENGENALI TANDA DAN GEJALA KALA DUA
1. Mendengar dan melihat tanda gejala kala dua persalinan
a. Ibu merasa ada dorongan kuat dan meneran
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat pada rektum dan vagina
c. Perineum tampak menonjol
d. Vulva dan sfingter ani membuka
II. MENYIAPKAN PERTOLONGAN PERSALINAN
2. Pastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial untuk menolong
persalinan dan menatalaksana komplikasi segera pada ibu dan bayi baru lahir. Untuk
asuhan bayi baru lahir atau resusitasi : Tempat datar, rata, bersih, kering dan hangat. 3
handuk/kain beraih dan kering (termasuk ganjal bahu bayi). Alat penghisap lendir.
Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh bayi. Untuk ibu : Menggelar kain
diperut bawah ibu. Menyiapkan oksitosin 10 unit. Alat suntik steril sekali pakai didalam
partus set
3. Pakai celemek plastik atau dari bahan yang tidak tembus cairan
4. Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, cuci tangan dengan sabun
dan air bersih mengalir kemudian keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi
yang bersih dan kering
5. Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang alan digunakan untuk periksa dalam
6. Masukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (gunakan tangan yang memakai sarung
tangan DTT atau steril dan pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat suntik
III. MEMASTIKAN PEMBUKAAN LENGKAP DAN KEADAAN JANIN
7. Memberisihkan vulva dan perineum, menyekanya dengan hati-hati dari anterior (depan)
ke posterior (belakang) menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT
a. Jika introitus vagina, perineum atau anus terkontaminasi tinja, bersihkan dengan
seksama dari arah depan ke belakang
b. Buang kapas atau kasa pembersih dalam wadah yang tersedia
c. Jika terkontaminasi, lakukan dekontaminasi dan rendam sarung bayi tersebut dalam
larutan klorin 0,5% langkah 9 pakai sarung tangan DTT/steril untuk melaksanakan
langkah lanjutan
8. Lakukan pemeriksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. Bila selaput ketuban
masih utuh saat pembukaan sudah lengkap maka lakukan amniotomi
9. Dekontaminasi sarung tangan (celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke
dalam larutan klorin 0,5%, lepaskan saeung tangan dalam keadaan terbalik, dan rendam
dalam klorin 0,5% selama 10 menit). Cuci kedua tangan setelah sarung tangan
dilepaskan
10. Periksa Denyut Jantung Janin (DJJ) setelah kontraksi uterus mereda (relaksasi) untuk
memastikan DJJ dalam batas normal (120-160x/menit)
a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak normal
b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam DJJ, semua temuan pemeriksaan
dan asuhan yang diberikan kedalam partograf
IV. MENYIAPKAN IBU DAN KELUARGA UNTUK MEMBANTU PROSES MENERAN
11. Beritahukan pada ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin cukup baik,
kemudian bantu ibu menentukan posisi yang nyaman dan sesuai dengan keinginannya
a. Tunggu hingga timbul kontraksi atau rasa ingin meneran, lanjutkan pemantauan
kondisi dan kenyamanan ibu dan janin (ikuti pedoman penatalaksanaan fase aktif)
121

dan dokumentasikan semua temuan yang ada.


b. Jelaskan pada anggota keluarga tentang tentang peran mereka untuk mendukung dan
memberi semangat pada ibu dan meneran secara benar
12. Minta ibu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa ingin meneran atu kontraksi yang
kuat. Pada kondisi itu, ibu diposisikan setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan
dan pastikan ibu merasa nyaman
13. Laksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran atau timbul
kontraksi yang kuat:
a. Bimbing ibu agar meneran secara benar dan efektif
b. Dukung dan berikan semangat pada saat meneran dan perbaiki cara meneran apabila
caranya tidak sesuai
c. Bantu ibu mengambil posisi yang nyaman sesuai pilihannya (kecuali posisi
berbaring terlentang dalam waktu yang lama)
d. Anjurkan ibu untuk beristirahat diantara kontraksi
e. Berikan cukul asupan cairan per-oral
f. Menilai DJJ setiap kontraksi uterus selesai
g. Segera rujuk jika bayi belum atau tidak akan segera lahir setelah pembukaan lengkap
dan dipimpin meneran > 120 menit pada primigravida dan > 60 menit pada
multigravida
14. Anjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok atau mengambil posisi yang nyaman, jika ibu
belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang waktu 60 menit
V. PERSIAPAN UNTUK MELAHIRKAN BAYI
15. Letakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah ibu, jika kepala bayi
telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm
16. Letakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian sebagai alas bokong ibu
17. Buka tutup partus set dan periksa kembali kelengkapan peralatan dan bahan
18. Pakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan

19. Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka lindungi
perineum dengan satu tangan yang dilapisi dengan satu tangan yang dilapisi dengan kain
bersih dan kering. Tangan yang lain menahan belakang untuk mempertahankan posisi
fleksi dan membantu lahirnya kepala. Anjurkan ibu meneran secara efektif atau bernafas
cepat dan dangkal
20. Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat (ambil tindakan yang sesuai jika hal itu
terjadi) segera lakukan proses kelahiran bayi.
Perhatikan!
a. Jika tali pusat melilit leher secara longgar, lepaskan lilitan lewat bagian atas kepala
bayi
b. Jika tali lusat melilit leher secara kuat, klem tali pusat didua tempat dan potong tali
pusat diantara 2 klem tersebut
21. Setelah kepala lahir, tunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara spontan
Lahirnya bahu
22. Setelah putaran paksi luar selesai, pegang kepala bayi secara biparietal. Ajnurkan ibu
untuk meneran saat kontraksi dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal
hingga bahu depan muncul dibawah arkus pubis dan kemudian gerakkan kearah atas dan
122

distal untuk melahirkan bahu belakang


Lahirnya badan dan tungkai
23. Setelah kedua bahu lahir, geser tangan bawah untuk menopang kepala dan bahu.
Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan siku sebelah atas.
24. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas berlanjut ke punggung, bokong,
tungkai dan kaki. Pegang kedua mata kaki (masukkan telunjuk diantara kedua kaki dan
pegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada
sisi yang lain agar bertemu dengan jari telunjuk

25. Lakukan penilaian (selintas) : Apakah bayi cukup bulan. Apakah bayi menangis kuat
dan/atau bernapas tanpa kesulitan. Apakah bayi bergerak dengan aktif. Bila salah satu
jawaban adalah TIDAK, lanjut ke langkah resusitasi pada bayi baru lahir dengan
asfiksia (lihat penuntun belajar resusitasi bayi). Bila semua jawaban YA, lanjut ke
langkah 26
26. Keringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya (kecuali pada
kedua telapak tangan) tanpa membersihkan verniks. Ganti handuk basah dengan
handuk/kain yang kering, pastikan bayi dalam posisi dan kondisi aman di perut bagian
bawah ibu.
27. Periksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir (bayi tunggal) dan
bukan kehamilan ganda (gemeli)
28. Beritahu ibu bahwa ia akan disuntik oksitosin agar uterus berkontraksi dengan baik
29. Dalam waktu satu menit setelah bayi lahir, suntikkan oksitosin 10 unit (intramuskular) di
1/3 distal lateral paha (lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)
30. Setelah 2 menit kelahiran bayi (cukup bulan) lahir, pegang tali pusat dengan satu tangan
pada sekitar 5 cm dari pusar bayi, kemudian jari telunjuk dan jari tengah tangan lain
menjepit tali pusat dan geser 3 cm proksimal dari pusar bayi. Klem tali pusat pada titik
tersebut kemudian tahan klem ini pada posisinya, gunakan jari telunjuk dan tengah
tangan lain untuk mendorong isi tali pusat kearah ibu (sekitar 5 cm) dan klem tali pusat
pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama.
31. Pemotongan dan pengikatan tali pusat
a. Dengan satu tangan, pegang tali pusat yang telah dijepit (lindungi perut bayi), dan
lakukan pengguntingan tali pusat di antara 2 klem tersebut
b. Ikat tali pusat dengan benang DTT/steril pada satu sisi kemudian lingkarkan lagi
benang tersebut dan ikat tali pusat dengan simpul kunci pada sisi lainnya
c. Lepaskan klem dan masukkan dalam wadah yang telah disediakan
32. Letakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu bayi. Luruskan bahu bayi
sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. Usahakan kepala bayi berada di antara
payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu atau areola mamae ibu.
a. Selimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat, pasang topi di kepala bayi
b. Biarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit di dada ibu paling sedikit 1 jam
c. Sebagian besar bayi akan berhasil melakukan inisiasi menyusu dini dalam waktu 30-
60 menit. Menyusu untuk pertama kali akan berlangsung sekitar 10-15 menit. Bayi
cukup menyusu dari satu payudara
d. Biarkan bayi berada di dada ibu selama 1 jam walaupun bayi sudah berhasil
menyusu
VIII. MANAJEMEN AKTIF KALA TIGA PERSALINAN (MAK III)
123

33. Pindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva
34. Letakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu ( di atas simpisis ), untuk
mendeteksi kontraksi. Tangan lain memegang klem untuk menegangkan tali pusat
35. Setelah uterus berkontraksi, tegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan yang lain
mendorong uterus ke arah belakang atas (dorso kranial) secara hati-hati (untuk
mencegah inversio uteri). Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik, hentikan
penegangan tali pusat dan tunggu hingga timbul kontraksi berikutnya dan ulangi
kembali prosedur di atas. Jika uterus tidak segera berkontraksi, minta ibu, suami atau
anggota keluarga untuk melakukan stimulasi puting susu.

36. Bila pada penekanan bagian bawah dinding depan uterus ke arah dorsal ternyata diikuti
dengan pergeseran tali pusat ke arah distal maka lanjutkan dorongan ke arah kranial
hingga plasenta dapat dilahirkan
a. Ibu boleh meneran tetapi tali pusat hanya ditegangkan (jangan ditarik secara kuat
terutama jika uterus tak berkontraksi) sesuai dengan sumbu jalan lahir (ke arah
bawah-sejajar lantai-atas)
b. Jika tali pusat bertambah panjang, pindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm
dari vulva dan lahirkan plasenta
c. Jika plasenta tidak lepas setelah 15 menit menegangkan tali pusat : Ulangi
pemberian oksitosin 10 unit IM. Lakukan katerisasi ( gunakan teknik aseptik ) jika
kandung kemih penuh. Minta keluarga untuk menyiapkan rujukan. Ulangi tekanan
dorso-kranial dan penegangan tali pusat 15 menit berikutnya. Jika plasenta tak lahir
dalam 30 menit sejak bayi lahir atau terjadi perdarahan maka segera lakukan
tindakan plasenta manual
37. Saat plasenta muncul di introitus vagina, lahirkan plasenta dengan kedua tangan. Pegang
dan putar plasenta hingga selaput ketuban terpilin kemudian lahirkan dan tempatkan
plasenta pada wadah yang telah disediakan. Jika selaput ketuban robek, pakai sarung
tangan DTT atau steril untuk melakukan eksplorasi sisa selaput kemudian gunakan jari-
jari tangan atau klem ovum DTT/steril untuk mengeluarkan selaput yang tertinggal

38. Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, lakukan masase uterus, letakkan
telapak tangan di fundus dan lakukan masase dengan gerakan melingkar dengan lembut
hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras). Lakukan tindakan yang diperlukan
(Kompresi Bimanual Internal, Kompresi Aorta Abdominalis, Tampon Kondom-Kateter)
jika uterus tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah rangsangan taktil/masase

39. Periksa kedua sisi plasenta ( maternal-fetal ) pastikan plasenta telah dilahirkan lengkap.
Masukkan plasenta kedalam kantong plastik atau tempat khusus.
40. Evaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Lakukan penjahitan bila
terjadi laserasi yang luas dan menimpulkan perdarahan. Bila ada robekan yang
menimbulkan perdarahan aktif segera lakukan penjahitan
X. ASUHAN PASCAPERSALINAN
41. Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan pervaginam
42. Celupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan klorin 0,5 %,
bersihkan noda darah dan cairan tubuh, lepaskan secara terbalik dan rendam sarung
tangan dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit. Cuci tangan dengan sabun dan air
124

bersih mengalir, keringkan tangan dengan tissue atau handuk pribadi yang bersih dan
kering
Evaluasi
43. Pastikan kandung kemih kosong
44. Ajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan menilai kontraksi
45. Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
46. Memeriksa nadi ibu dan pastikan keadaan umum ibu baik
47. Pantau keadaaan bayi dan pastikan bahwa bayi bernafas dengan baik ( 40-60 kali/menit )
a. Jika bayi sulit bernafas, merintih, atau retraksi, diresusitasi dan segera merujuk
kerumah sakit
b. Jika bayi napas terlalu cepat atau sesak napas, segera rujuk ke RS rujukan
c. Jika kaki teraba dingin, pastikan ruangan hangat. Lakukan kembali kontak kulit ibu-
bayi dan hangatkan ibu-bayi dalam satu selimut
Kebersihan dan Keamanan
48. Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,6 % untuk dekontaminasi
( 10 menit ). Cuci dan bilas peralatan setelah didekontaminasi
49. Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai
50. Bersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan air DTT.
Bersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di ranjang atau sekitar ibu berbaring. Bantu
ibu memakai pakaian yang bersih dan kering
51. Pastikan ibu merasa nyaman. Bantu ibu memberikan ASI. Anjurkan keluarga untuk
memberi ibu minuman dan makanan yang diinginkannya
52. Dekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5 %
53. Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin 0,5 % balikan bagian dalam
keluar dan rendam dalam larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
54. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan dengan
tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
55. Pakai sarung tangan bersih/DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi
56. Dalam satu jam pertama, beri salep/tetes mata profilaksis infeksi, vitamin 1 mg IM di
paha kiri bawah lateral, pemeriksaan fisik bayi baru lahir, pernafasan bayi ( normal 40-6-
kali/menit ) dan temperatur tubuh ( normal 36,5-37,5 ) setiap 15 menit
57. Setelah satu jam pemberian vitamin berikan suntikan imunisasi Hepatitis B di paha
kanan bawah lateral. Letakkan bayi dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu dapat
disusukan
58. Lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan rendam didalam larutan klorin 0,5
% selama 10 menit
59. Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian keringkan tangan dengan
tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
Dokumentasi
60. Lengkapi partograf ( halaman depan dan belakang ), periksa tanda vital dan asuhan kala
IV persalinan
125

Lampiran 11 Lembar Konsul Proposal


126
127
128
129

Lampiran 12 Lembar Konsul LTA


130
131
132

You might also like