You are on page 1of 14

PROPOSAL

PENGARUH SOCIAL SUPPORT GROUP TERHADAP


KUALITAS HIDUP PASIEN KANKER PAYUDARA
DI RUMAH SINGGAH KANKER DI BANDUNG

OLEH :

HARIS
22120160032

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN


PEMINATAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJAJARAN
BANDUNG
2017

0
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Kanker menjadi beban kesehatan saat ini, jumlah penderitanya terus

bertambah secara global. Pada Tahun 2012, Globocan yang fokus pada angka

insidensi kanker dan International Agency for Research on Cancer (IARC)

yang fokus mortalitas kanker menunjukkan data bahwa kasus baru kanker

dalam setiap tahunnya sebesar 14.1 juta dan akan terus bertambah menjadi

21.6 juta pada tahun 2030. Kanker menyebabkan sekitar 8.2 juta kematian

dalam setiap tahun sekaligus menjadi penyebab kematian kedua di dunia. Pada

laki-laki penyebab kematian terbesar adalah kanker paru-paru sementara pada

wanita adalah kanker payudara. 75% penderita kanker di dunia ditemukan di

negara dengan penghasilan rendah dan menengah. Angka kanker yang terus

meningkat dan tingginya angka kematian dipicu oleh faktor resiko seperti

penggunaan tembakau, obesitas, aktifitas fisik yang kurang dan adanya faktor

infeksi (Torre et al, 2015; WHO, 2017)

Kanker payudara menjadi permasalahan kesehatan wanita saat ini.

Perkembangan kanker payudara begitu cepat. Pada tahun 2012 diperkirakan

terdapat 1.7 juta pasien baru kanker payudara di seluruh dunia. Angka

insidensi kanker payudara secara global adalah 39.0 sampai dengan 43.3

sementara angka kematian kanker payudara adalah 12.5 sampai dengan 12.9

(Advanced Breast Cancer Conference, 2015).

1
Di Indonesia kanker juga merupakan masalah yang terus mendapatkan

perhatian. Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013

menunjukkan angka kanker secara nasional adalah 1.4%0 atau 347.792

orang. Prevalensi kanker tertinggi adalah kanker serviks yaitu sebesar 0.8%0

kemudian kanker payudara yaitu sebesar 0.5%0 sementara kanker prostat

sebesar 0.2%0. Penderita kanker payudara diperkirakan terdapat 61.682

penderita dan merupakan jumlah penderita kanker kedua tertinggi setelah

kanker serviks di Indonesia. Daerah Istimewa Yogjakarta merupakan propinsi

dengan prevalensi tertinggi kanker payudara yaitu 2.4%0 sementara

prevalensi kanker payudara di Jawa barat adalah 0.3% atau berada di bawah

prevalensi kanker payudara secara nasional (Kemenkes, 2016).

Sampai saat ini penyebab kanker belum diketahui secara pasti namun

beberapa faktor risiko yang bisa memicu timbulnya kanker payudara. Dalam

systematic review dan meta-analysis oleh Anothainsintawee et al (2015)

menelaah beberapa referensi tentang faktor risiko kanker payudara. Adapun

faktor risiko dominan kanker payudara seperti penggunaan kontrasepsi oral,

hormonal replacement therapy, menderita diabetes melitus serta pengalaman

menyusui kurang lebih 12 bulan menunjukkan angka kejadian kanker

payudara lebih kecil bila dibandingkan yang tidak pernah menyusui. Faktor

risiko lain kanker payudara adalah obesitas, sementara faktor risiko reproduksi

yang berhubungan dengan kanker payudara adalah usia menarche kurang dari

12 tahun, paritas 1-2 dan kehamilan pertama pada usia > 30 tahun

(Anothainsintawee et al, 2015; James et al, 2015; Ardiana dkk, 2013)

2
Pengobatan kanker payudara bergantung pada stadium yang dialami

penderita. Pengobatan bisa dilakukan melalui pembedahan, radiasi dan

kemoterapi. Apabila kanker payudara diobati saat stadium awal maka dapat

berdampak positif pada proses penyembuhan dan waktu menjalankan radiasi

lebih singkat. Di sisi lain pengobatan kanker payudara tetap

mempertimbangkan kondisi klinis pasien seperti tingkat keparahan penyakit,

faktor host, preferensi pasien termasuk kendala sosial ekonomi yang dihadapi

pasien (Goldhirsch, 2013)

Pada umumnya pengobatan pasien kanker payudara membutuhkan

waktu yang cukup lama, kondisi ini memberikan dampak pada kualitas hidup

pasien. Kualitas hidup pasien kanker payudara dapat berkaitan dengan faktor

fatigue atau kelelahan, siklus pengobatan yang dijalani, dimana pada siklus

awal kedua pengobatan menunjukkan kualitas hidup pasien kanker payudara

yang rendah sementara pasien kanker payudara yang menjalani siklus

pengobatan kelima menunjukkan kualitas hidup yang lebih baik. Pemilihan

pengobatan medis dan pengobatan alternatif untuk kanker payudara juga

mempengaruhi kualitas hidup pasien kanker payudara. Pengobatan medis

berhubungan dengan kualitas hidup yang lebih baik serta pengobatan medis

yang juga menjalani pengobatan herbal berhubungan dengan kualitas hidup

pasien kanker payudara (Ardebil et al, 2013; Nurhasanah, 2014; Irawan,

2017).

Hasil penelitian kualitatif Rahayuwati et al (2016) dalam melihat

fenomena pemilihan pengobatan dari sudut pandang pasien kanker payudara

3
dan pemberi pelayanan profesional. Tema yang muncul dari sudut pandang

pasien adalah pengobatan alternatif merupakan pilihan awal ketika pasien

merasakan gejala kanker payudara kemudian melakukan pengobatan

konvensional bila pengobatan alternatif tidak memberikan perubahan

sementara bagi pemberi pelayanan kesehatan menganggap bahwa pengobatan

konsensional adalah yang terbaik untuk pengobatan kanker payudara. Tujuan

pemilihan pengobatan sejak tanda dan gejala dirasakan pasien bertujuan untuk

meningkatkan kualitas hidup (Rahayuwati et al, 2016).

Beberapa aspek yang terdapat dalam kualitas hidup pasien kanker

payudara. Penelitian Ferrel et al (1996) mengeksplorasi beberapa aspek

kualitas hidup pasien kanker payudara dan ditemukan empat aspek yaitu fisik,

psikologis, sosial dan kesejahteraan spritual. Domain aspek fisik antara lain:

kondisi yang dirasakan dalam perubahan menstruasi dan fertilitas, fatigue dan

nyeri. Domain kesejahteraan psikologis antara lain: rasa takut karena penyakit

yang dialami, rasa tertekan saat menjalani operasi, ketakukan akan mengalami

kanker yang lain, gangguan konsep diri dan ketakutan akan masa depan.

Domain Sosial antara lain: perubahan dalam keluarga akibat gangguan dan

tekanan yang dirasakan sementara untuk domain spritual antara lain:

merasakan ketidakpastian dan kemampuan dalam melaksanakan kegiatan

keagamaan ( Ferrel et al, 1996; Copra & Kamal, 2012)

Melihat beberapa domain dalam kualitas hidup pasien kanker payudara

maka dapat disimpulkan bahwa kualitas hidup pasien kanker payudara tidak

sepenuhnya dipengaruhi oleh pengobatan yang dijalankan. Ada faktor lain

4
yang juga berkontribusi terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara.

Penelitian Yan et al (2016) mengidentifikasi bahwa social support merupakan

faktor utama yang menentukan kualitas hidup pasien kanker payudara. Social

support ini didapatkan dari anggota keluarga dan teman pasien kanker

payudara. Faktor lain yang menentukan kualitas hidup pasien kanker payudara

adalah penghasilan yang lebih tinggi, perencanaan asuransi dengan

pembayaran rendah dan penggunaan pengobatan tradisional Cina untuk

kanker payudara. Faktor tersebut akan berbeda bila dibandingkan dengan

pasien kanker payudara yang hanya mendapatkan kemoterapi dimana pada

pasien yang menjalani kemoterapi memiliki kualitas hidup lebih rendah (Yan

et al, 2016).

Penelitian ethnonursing oleh Witdiawati (2017) untuk mengidentifikasi

bahwa faktor sosial dalam hal ini dukungan sosial atau social support

merupakan domain yang menentukan kualitas hidup pasien kanker payudara.

Dukungan sosial berasal dari keluarga, teman, kerabat, atasan tempat bekerja

dan dukungan pemerintah yang berkontribusi terhadap adaptasi pasien dalam

menjalankan kehidupan sehari-hari.

Penelitian kohort prospektif oleh Ng Chong et al (2015) menunjukkan

bahwa social support yang dirasakan (percieved social support) pasien kanker

payudara memberikan dampak terhadap tingkat kecemasan pasien yang secara

langsung berdampak pada kualitas hidup pasien kanker payudara. Kualitas

hidup akan lebih baik bila pasien memiliki tingkat kecemasan dan depresi

yang lebih rendah. Pemberian social support selama masa studi penelitian ini

5
memberikan dampak terhadap penurunan kecemasan yang dirasakan pasien

kanker payudara yang diukur pada bulan keenam dan kedua belas (Ng Chong

et al, 2015).

Penelitian prospective postal survey oleh Salakari et al (2017) yang

berujuan untuk membandingkan kebutuhan social support pada penderita

kanker payudara, pasien depresi, pasien hipertensi arterial dan kelompok

kontrol. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa semua pasien yang

berpartisipasi membutuhkan social support. Pada pasien kanker payudara dan

pasien hipertensi arterial sumber social support yang paling penting berasal

dari pasangan atau kerabat. Pasien yang mengalami depresi diidentifikasi

mendapatkan social support yang kurang. Penelitian ini berkesimpulan

bahwan social support merupakan faktor penting dalam kesejahteraan pasien

yang merupakan bagian dari kualitas hidup pasien (Salakari et al, 2017).

Social support merupakan bentuk komunikasi tentang situasi dan apa

yang dirasakan yang diberikan seseorang untuk membantu orang lain agar

dapat mengontrol dirinya dan situasi yang dirasakan (Mattsons, 2011). Dalam

social support ini terdapat interaksi antara seseorang yang mengalami situasi

yang berbeda dengan yang lainnya sehingga situasi yang diharapkan dapat

dicapai. Sumber social support berasal dari keluarga, pasangan, teman

bahkan kumpulan orang yang mengalami hal yang sama dan saling memberi

dukungan atau support group. Support Group bisa berasal dari kumpulan

pasien yang mengalami penyakit yang sama, kesamaan dalam mengalami

6
keterbatasan yang dirasakan, kesamaan dalam pengalaman unik dan adanya

relasi (Miller dalam Mattsons, 2011).

Penelitian Galantino et al (2010) yang membandingkan bentuk social

support melalui wellness coaching dan tradisional social support terhadap

kualitas hidup dan self-efficacy pasien kanker payudara. Wellness coaching

berupa arahan yang diberikan oleh tenaga kesehatan atau instruktur yang

sudah terlatih mengenai promosi kesehatan, perubahan gaya hidup dan

memberi dukungan psikologis serta menyediakan apa yang dibutuhkan pasien.

Sementara traditional social support merupakan kumpulan pasien kanker

payudara yang telah menjalani pengobatan selama 6 tahun dan mendapatkan

dukungan emosional serta pendampingan dari keluarga atau teman. Social

Support Group yang dijalankan kelompok kedua ini adalah share tentang

pengalaman selama menjalani pengobatan dan melakukan diskusi di antara

anggota kelompok. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa metode wellness

coaching memberikan efek terhadap kualitas hidup dan self-efficacy pasien

kanker payudara bila dibandingkan dengan kelompok kedua sementara

kualitas hidup pasien kelompok tradisional Social Support tetap penunjukkan

hasil yang baik (Galantino et al, 2010).

Support Group merupakan rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang atau beberapa orang untuk memberikan motivasi bagi penderita

kanker payudara. Kelebihan support group ini adalah adanya kepuasan yang

didapatkan oleh penderita kanker payudara. Sebagaimana penelitian mixed

methods yang dilakukan oleh Cheng et al (2013) menungungkapkan bahwa

7
keberadaan peer survivor sebagai bagian dari social support sangat membantu

pasien kanker payudara dalam mendapatkan dukungan emosional dan

pemberian informasi yang dibutuhkan sehingga pasien merasakan kepuasan

dengan adanya dukungan ini.

Keberadaan peer group atau support group sangat membantu pasien

dalam pemenuhan kebutuhan psikososial pasien. Seperti diketahui selama

menjalankan pengobatan kemoterapi kanker payudara, pasien mengalami

masalah psikososial. Pemberian social support atau peer group haruslah

berasal orang yang sama seperti yang dialami pasien baik berdasarkan culture

atau pasien kanker payudara. Penelitian Allicoc et al (2017) peer group

dengan pendekatan peer concect memberikan efek pada kebutuhan psikososial

pasien kanker payudara karena dalam peer conect ini menggunakan instruktur

yang berasal dari asal suku yang sama yaitu penduduk Amerika keturunan

Afrika. Instruktur yang menjadi peer connect berperan sebagai panutan dan

sumber pemberi dukungan (Allicoc et al, 2017).

Di Kota Bandung terdapat beberapa rumah singgah pasien kanker

seperti Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia cabang Bandung, Rumah

Teduh, Rumah Cinta dan beberapa rumah singgah lainnya. Dalam rumah

singgah kanker ini terdapat beberapa pasien kanker payudara dengan

keragaman stadium dan siklus pengobatan yang dijalani. Social support sangat

penting bagi penderita kanker payudara. Social support selain berasal dari

keluarga pasien namun juga dibutuhkan Support dari sesama penderita kanker

payudara (Support group).

8
Berdasarkan identifikasi permasalahan tersebut di atas, peneliti

berminat untuk melakukan penelitian pengaruh pemberian social support

group terhadap kualitas hidup pasien kanker payudara di rumah singgah

kanker di kota Bandung.

1.2 Rumusan Masalah

Merujuk pada latar belakang di atas maka rumusan masalah pada

penelitian ini adalah Apakah ada pengaruh social support group terhadap

kualitas hidup pasien kanker payudara di rumah singgah kanker di kota

Bandung?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan Umum penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi

pengaruh social support group terhadap kualitas hidup pasien kanker

payudara di rumah singgah kanker di kota Bandung

1.3.2 Tujuan Khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

1). Mengidentifikasi kualitas hidup pasien kanker payudara sebelum

dilakukan perlakuan pada kelompok intervensi

2). Mengidentifikasi kualitas hidup pasien kanker payudara sesudah

dilakukan perlakuan pada kelompok intervensi

3). Mengidentifikasi kualitas hidup pasien kanker payudara sebelum

dilakukan perlakuan pada kelompok kontrol

9
4). Mengidentifikasi kualitas hidup pasien payudara sesudah dilakukan

perlakuan pada kelompok kontrol

5). Membandingkan kualitas hidup pada pasien kanker payudara pada

kelompok intervensi dan kelompok kontrol

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi rujukan referensi

dalam keperawatan komunitas khususnya intervensi agregat pasien kanker

payudara dalam meningkatkan kualitas hidup pasien dengan pendekatan

social support group

1.4.2 Praktis

Dalam dunia praktik penelitian ini dapat digunakan oleh tenaga

kesehatan khususnya perawat komunitas dan keluarga dalam

pendampingan dan pemberiann intervensi untuk meningkatkan kualitas

hidup pada pasien kanker payudara yang ada di komunitas.

10
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini menguraikan konsep-konsep yang mendukung

penelitian. Kajian tersebut terdiri dari konsep kanker payudara, konsep

kualitas hidup pasien kanker payudara serta konsep social support group

2.1.1 Kanker Payudara

1) Definisi Kanker payudara

2) Penyebab kanker payudara

3) Manivestasi klinik kanker payudara

4) Pengobatan Kanker Payudara

2.1.2 Kualitas Hidup

2.1.3 Kualitas Hidup pada pasien kanker payudara

2.1.4 Konsep Social Support Group

2.2 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan penjelasan di atas maka dibuatlah kerangka pemikiran seperti

berikut ini :

Faktor Yang Mempengaruhi :

Sekolah yang menerapkan


anti bullying
11
Pola asuh keluarga
Keterangan :

Variabel yang diteliti

Variabel yang tidak diteliti

2.3 Hipotesis

Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka hipotesis yang diajukan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut :

H0 : Tidak terdapat pengaruh peran dan fungsi keluarga terhadap pencegahan

bullying di sekolah

Ha : Terdapat pengaruh peran dan fungsi keluarga terhadap pencegahan

bullying di sekolah

12
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

13

You might also like