You are on page 1of 22

i

PASAR DAN LEMBAGA KEUANGAN


ASURANSI DAN REASURANSI

Disusun Oleh :
Dewa Made Putra Adnyana (1607522015)
I Kadek Gede Karinuada (1607522018)
I Wayan Juana Artha (1607522020)
I Putu Agus Yuditya Widi Ambara (1607522021)
Putu Agus Yudiawan (1607522029)
Anak Agung Ngurah Merchandya Mertha (1607522036)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
ii

DAFTAR ISI
Halaman Judul... i
Daftar isi.ii
Daftar Bagan...... iii
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.. 1
1.2 Rumusan Masalah. 1
1.3 Tujuan........... 2
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian asuransi dan reasuransi 3
2.2 Peraturan dan perijinan pendirian asuransi di Indonesia... 5
2.3 Manfaat asuransi dan reasuransi6
2.4 Prinsip kerja asuransi.8
2.5 Polis dan premi asuransi 11
2.6 Penggolongan asuransi.. 12
2.7 Contoh kasus relevan asuransi dan reasuransi.. 16
BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan 18
3.2 Saran.. 18
DAFTAR PUSTAKA 19
iii

DAFTAR BAGAN

Bagan 1. Skema Reasuransi ..4


BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, perkembangan teknologi mengharuskan perusahaan-perusahaan


yang berbisnis untuk terus menciptakan produk-produk baru dengan keunggulan
kompetitif. Untuk menunjang keberlangsungan aktivitas dari perusahaan tersebut
maka, mereka pun membeli sejumlah barang-barang atau mesin untuk
meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam berproduksi.
Tidak seorang pun yang dapat meramalkan apa yang akan terjadi di masa yang
akan datang secara sempurna, meskipun menggunakan berbagai alat analisis. Setiap
ramalan yang dilakukan tidak akan terlepas dari kesalahan perhitungan (error) yang
telah dilakukan. Penyebab menyimpangnya hasil ramalan karena di masa yang akan
datang penuh dengan ketidakpastian. Bahkan untuk hal-hal tertentu sama sekali
tidak dapat diperhitungkan seperti maut dan rezeki. Jadi terjadinya sesuatu di masa
mendatang hanya dapat direka-reka (diramalkan).

Risiko di masa mendatang dapat terjadi dalam kehidupan seseorang misalnya;


kebakaran, sakit atau risiko dipecat dari pekerjaannya. Dalam dunia bisnis risiko
yang mungkin terjadi adalah risiko kerugian, kebakaran, kerusakan, kehilangan
sesuatu dalam kegiatan bisnis dan penyusutan aktiva tetap. Oleh karena itu, setiap
risiko yang dihadapi harus ditanggulangi sehingga tidak menimbulkan kerugian
yang lebih besar lagi atau seminim mungkin.

Untuk mengurangi risiko yang tidak kita inginkan di masa yang akan datang,
seperti risiko kehilangan, risiko kebakaran, risiko macetnya pinjaman kredit bank
atau risiko lainnya, maka diperlukan suatu perusahaan yang memfasilitasi dan mau
menanggung risiko tersebut. Adalah perusahaan asuransi yang sanggup
menanggung setiap risiko yang akan dihadapi nasabahnya baik perorangan maupun
badan usaha.

Begitu pentingnya asuransi, maka sudah seharusnya kita ikut dalam kegiatan
perasuransian ini. Semoga apa yang akan penulis paparkan dapat bermanfaat bagi
pembaca khususnya dalam menyiapkan atau meminimalkan risiko di masa
mendatang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat ditarik suatu rumusan masalah
sebagai berikut;

- Apa pengertian dari asuransi dan reasuransi?


- Apa saja peraturan dan perijinan pendirian asuransi di Indonesia?
- Apa saja manfaat asuransi dan reasuransi?
- Bagaimana prinsip kerja dari asuransi?

Asuransi dan Reasuransi |1


- Apa itu polis dan premi asuransi?
- Bagaimana penggolongan dari asuransi?
- Apa saja, contoh kasus relevan yang terjadi di masyarakat yang berkaitan
dengan asuransi dan reasuransi?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut;

- Untuk mengetahui pengertian dari asuransi dan reasuransi


- Untuk mengetahui peraturan dan perijinan pendirian asuransi yang berlaku
di Indonesia
- Untuk mengetahui manfaat yang didapatkan dari asuransi dan reasuransi
- Untuk mengetahui dan memahami prinsip kerja asuransi
- Untuk mengetahui apa itu polis dan premi asuransi
- Untuk mengetahui dan memahami penggolongan dari asuransi
- Untuk menambah khazanah berpikir kita dan peka terhadap lingkungan
sekitar yang terjadi dalam dunia perasuransian.

Asuransi dan Reasuransi |2


BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian asuransi dan reasuransi

Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut assurantie yang terdiri dari kata
assuradeur yang berarti penanggung dan geassureerde yang berarti
tertanggung. Kemudian dalam bahasa Prancis disebut assurance yang berarti
menanggung sesuatu yang pasti terjadi.
Menurut Kitab Undang-undang Hukum Dagang pasal 246

Asuransi atau pertangggungan adalah perjanjian dengan mana seseorang


penanggung mengikatkan diri kepada seseorang tertanggung, dengan menerima
suatu premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian,
kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, yang mungkin terjadi
karena suatu peristiwa tak tertentu.
Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian

Asuransi atau pertanggungan adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih,
dengan mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan
menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung
karena kerugian, kerusakan, atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau
tanggungjawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita
tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk
memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya
seseorang yang dipertanggungkan.
Menurut paham ekonomi

Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat


dihimpun dana besar, yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan,
disamping bermanfaat bagi masyarakat yang berpatisipasi dalam bisnis asuransi,
serta asuransi bertujuan memberikan perlindungan atau proteksi atas kerugian
keuangan (Financial Loss), yang ditimbulkan oleh peristiwa yang tidak diduga
sebelumnya (Fortuitious event).
Usaha asuransi adalah suatu mekanisme yang memberikan perlindungan pada
tertanggung apabila terjadi risiko pada masa mendatang. Apabila risiko tersebut
benar-benar terjadi, pihak tertanggung akan mendapatkan ganti rugi sebesar nilai
yang diperjanjikan antara penanggung dan tertanggung. Mekanisme perlindungan
ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang penuh dengan risiko. Secara rasional
para pelaku bisnis akan mempertimbangkan usaha untuk mengurangi risiko yang
dihadapi. Pada tingkat kehidupan keluarga atau rumah tangga, asuransi juga
dibutuhkan untuk mengurangi permasalahan ekonomi yang akan dihadapi apabila
ada salah satu anggota keluarga menghadapi risiko cacat atau meninggal.

Asuransi dan Reasuransi |3


Reasuransi (reinsurance)

Reasuransi adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang


dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu sistem
penyebaran risiko (spreading of risk) di mana penanggung menyebarkan seluruh
atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya kepada penanggung yang lain.
Pihak tertanggung biasa disebut sebagai ceding company dan yang menjadi
penanggung adalah reasuradur. Dalam menjalakan usahanya, ada kemungkinan
perusahaan asuransi menanggung risiko yang lebih besar dari kemampuan
finansialnya, contoh risiko besar itu seperti bangunan gedung bertingkat tinggi,
pabrik tekstil, pabrik kertas, kapal samudera, pesawat terbang dan mega proyek
lainnya. Untuk mengatasi kemungkinan kegagalan menanggung klaim dari
tertanggung, perusahaan dapat membagi risiko dengan perusahaan lain. Penyebaran
risiko tersebut dapat dilakukan dengan dua mekanisme, yaitu koasuransi dan
reasuransi. Koasuransi adalah pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas
suatu objek asuransi. Biasanya nilai pertanggungannya berjumlah besar sehinnga
perusahaan asuransi tersebut perlu menawarkan kepada beberapa perusahaan
asuransi yang lain. Dalam kerja sama tersebut diperlukan perusahaan asuransi yang
berperan sebagai pemimpin. Setelah melakukan koasuransi, gabungan beberapa
perusahaan asuransi tersebut dapat mempertimbangkan untuk melakukan
reasuransi. Reasuransi adalah proses untuk mengasurasikan kembali pertanggung
jawaban pada pihak tertanggung.

Tertanggung Ceding Reinsurer


Company

Misalkan Ditahan 20 Diakseptasi


risiko 100 dan 80
direasuransi
80

Skema 1. : reasuransi
Dalam usaha perasuransian, sudah dilakukan pemilahan risiko. Pemilahan ini
dimaksudkan agar dapat dilakukan secara tepat identifikasi terhadap risiko yang
akan diangkat dalam perjanjian asuransi. Dengan dilakukan identifikasi secara
tepat, pihak penanggung dapat melakukan perhitungan atau estimasi yang tepat
sehingga tidak merugikan pihak penanggung maupun pihak tertanggung.

a) Risiko murni
Adalah suatu risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan
kerugian dan apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan
tidak juga memberikan keuntungan.

Asuransi dan Reasuransi |4


b) Risiko spekulatif
Risiko yang berkaitan dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dan kemungkinan untuk
mendapatkan kerugian.
c) Risiko individu
Risiko yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Risiko individu terbagi
menjadi 3 jenis;
- Risiko pribadi
Adalah risiko yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk
memperoleh manfaat ekonomi.
- Risiko harta
Risiko bahwa harta yang kita miliki rusak, hilang atau dicuri. Dengan
kerusakan atau kehilangan tersebut, pemilik akan kehilangan
kesempatan ekonomi yang diperoleh dari harta yang dimiliki.
- Risiko tanggung gugat
Risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggungjawab
akibat kerugian atau lukanya pihak lain.
Dalam menangani risiko tersebut minimal ada lima cara yang dapat dilakukan,
antara lain;

- Menghindari risiko (risk avoidance)


Orang yang bersangkutan perlu mempertimbangkan risiko yang mungkin
muncul dari aktivitas yang akan dilakukan. Setelah mengidentifikasikan
risiko, orang dapat meneruskan kegiatannya dapat juga menarik diri dari
kegiatan yang akan dilakukan.
- Mengurangi risiko (risk reduction)
Mengambil tindakan yang bersifat meminimalisasi kemungkinan terjadinya
risiko kerugian.
- Menahan risiko (risk retention)
Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut.
Risiko tersebut dapat ditahan karena secara ekonomis biasanya melibatkan
jumlah yang kecil.
- Membagi risiko (risk sharing)
Membagi risiko berarti melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi
risiko. Misalnya dalam melakukan investasi, dianggap akan terlalu berisiko
kalau hanya melibatkan satu orang. Maka diajak lebih dari satu orang untuk
berinvestasi.
- Mentransfer risiko (risk transfering)
Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia serta
mampu memikul beban risiko.
2.2 Peraturan dan perizinan pendirian asuransi di Indonesia

Asuransi dan Reasuransi |5


Peraturan perundangan yang digunakan sebagai dasar acuan pembinaan dan
pengawasan atas usaha perasuransian di Indonesia saat ini adalah :

a) UU Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.


b) PP Nomor 73 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian.
c) Keputusan Menteri Keuangan, antara lain :
- Nomor 223/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan
Perusahaan Asuransi dan Reasuransi.
- Nomor 224/KNE.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Kesehatan
Keuangan Perusahaan Asuransi atau Reasuransi.
- Nomor 225/KMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang
Penyelenggaraan Usaha Perusahaan Asuransi atau Reasuransi.
- Nomor 226/CMK.017/1993 tanggal 26 Februari 1993 tentang Perizinan
dan Penyelenggaraan Kegiatan Usaha Perusahaan Penunjang Usaha
Asuransi.

Pemberian izin oleh Menteri Keuangan bagi perusahaan perasuransian menurut


PP Nomor 73 Tahun 1992 dilakukan dalam dua tahap, yaitu;

a) Persetujuan prinsip.
Adalah persetujuan yang diberikan untuk melakukan persiapan pendirian
suatu perusahaan yang bergerak di bidang perasuransian, di mana batas
waktu persetujuan prinsip dibatasi selama-lamanya satu tahun.
b) Izin usaha
Adalah izin yang diberikan untuk melakukan usaha setalah persiapan
pendirian selesai, di mana izin usaha diberikan setelah persyaratan izin
usaha telah dipenuhi. Ketentuan modal disetor perusahaan perasuransian.

2.3 Manfaat asuransi dan reasuransi

Pada dasarnya asuransi dapat memberikan manfaat bagi tertanggung sebagai


berikut;

a. Rasa aman dan perlindungan. Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung
akan memberikan rasa aman dari risiko atau kerugian yang mungkin timbul.
Kalau risiko atau kerugian tersebut benar-benar terjadi, pihak tertanggung
(insured) berhak atas nilai kerugian sebesar nilai polis atau ditentukan
berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan penanggung.
b. Pendistribusian biaya dan manfaat yang lebih adil. Prinsip keadilan
diperhitungkan dengan matang untuk menentukan nilai pertanggungan dan
premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara periodik dengan
memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh besar dalam
asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak
penanggung sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah

Asuransi dan Reasuransi |6


pihak. Semakin besar nilai pertanggungan semakin besar pula premi
periodik yang harus dibayar oleh tertanggung.
c. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
d. Berfungsi sebagai tabungan dan sumber pendapatan. Premi yang dibayar
setiap periode memiliki substansi yang sama dengan tabungan. Pihak
penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang dibayar dan juga
bonus (sesuai dengan perjanjian dari kedua belah pihak).
e. Alat penyebaran risiko. Risiko seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut
dibebankan juga pada penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu
yang didasarkan atas nilai penanggung.
f. Membantu meningkatnya kegiatan usaha. Investasi yang dilakukan oleh
para investor dibebani oleh risiko kerugian yang bisa diakibatkan oleh
berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan lain
sebagainya).

Reasuransi atau asuransi kembali, pada dasarnya dapat memberikan manfaat


sebagai berikut;

a) Meningkatkan kapasitas akseptasi: Fasilitas reasuransi akan memperbesar


kapasitas direct insurer tersebut, sehingga memungkinkannya untuk
mengaksep jumlah pertanggungan yang tinggi. Dalam hal seperti itu,
reasuransi berfungsi sebagai capacity boosting
b) Problem: Konsekuensi dari adanya peningkatan kapasitas tadi di mana
sesuai dengan mekanisme pasar, saat ada kelebihan kapasitas di industri
asuransi dengan situasi lebih banyak asuradur dan reasuradur berlomba
memperebutkan resiko dengan jumlah yang sama, sementara itu premi akan
turun (tertanggung akan memperoleh manfaatnya). Di lain pihak, klaim
tidak berubah (tidak turun).
c) Stabilisasi kondisi keuangan. Perusahaan asuransi menghadapi
ketidakpastian mengenai frekuensi terjadinya klaim dan berapa besar klaim
yang harus dia bayar. Perusahaan asuransi dapat mengurangi fluktuasi biaya
klaim yang mungkin terjadi dengan membayar sejumlah premi yang pasti
kepada reasuradur dan reasuradur akan membantu direct insurer dalam
menstabilkan tingkat kerugiannya.
d) Confidence untuk ekspansi bisnis. Dengan dihilangkannya beberapa
ketidakpastian melalui pengalihan resiko kepada reasuradur, direct insurer
mendapatkan rasa yakin (confidence) untuk memperbesar bisnisnya. Ini
terutama dimaksudkan untuk perusahaan asuransi yang ingin menutup jenis
pertanggungan yang masih baru bagi mereka, namun karena belum punya
pengalaman, mereka belum mempunyai catatan atau statistik yang
mengungkapkan tentang loss ratio dari jenis pertanggungan tersebut.
Karena itu dipilih bentuk asuransi Stop Loss, sehingga bila loss ratio

Asuransi dan Reasuransi |7


melebihi ratio tertentu, selebihnya akan dibebankan kepada reasuradur, baik
keseluruhannya atau hanya sebagian.
e) Catastrophe protection. Keadaan finansial Direct Insurer dapat menjadi
sangat buruk dalam hal ia harus menanggung kerugian-kerugian yang luar
biasa jumlahnya (catastrophic losses). Reasuransi berfungsi sebagai suatu
pengaman untuk melindungi direct insurers terhadap keadaan seperti ini
(catastrophe protection).
f) Spread of risks. Reasuransi adalah mekanismen pengalihan resiko dari
direct insurer kepada reasuradur. Oleh sebab itu, reasuransi berfungsi
sebagai alat penyebar resiko (spread of risk). Asuradur mungkin tidak
menginginkan untuk konsentrasi tanggung jawabnya kepada setiap class of
business, setiap jenis resiko, setiap area atau dalam bentuk klasifikasi
lainnya. Dengan mengatur fasilitas reasuransi secara tepat, maka akan dapat
disebarkan dampak yang potensial dari kerugian-kerugian yang dihadapi
akan datang.

2.4 Prinsip kerja asuransi


Prinsip asuransi
a. Insurable interest
Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk
mempertanggungkan suatu risiko yang berkaitan dengan keuangan, yang
diakui sah secara hukum antara tertanggung dengan sesuatu yang
dipertanggungkan. Selain itu, sesuatu yang dipertanggungkan itu semata-
mata menyangkut kepentingan yang menimbulkan kerugian keuangan
tertanggung atas sesuatu yang dipertanggungkan tersebut. Ada beberapa
syarat yang perlu dipenuhi agar memenuhi kriteria insurable interest;
- Kerugian tidak dapat diperkirakan
Resiko yang dapat diasuransikan berkaitan dengan kemungkinan
terjadinya kerugian. Kerugian tersebut harus dapat diukur. Selanjutnya
kemungkinan tersebut tidak dapat diperkirakan terjadinya. Misalnya;
kebakaran rumah. Terbakarnya suatu rumah tidak dapat ditentukan
sebelumnya mengenai waktu terjadinya dan penyebabnya.
- Kewajaran
Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atau harta
yang memiliki nilai material, baik bagi penanggung maupun
tertanggung.
- Catastrophic
Agar suatu barang atau harta dapat diasuransikan, risiko yang mungkin
terjadi haruslah tidak akan menimbulkan suatu kemungkinan rugi yang
sangat besar, yaitu jika sebagian besar pertanggungan kemungkinan
akan mengalami kerugian pada waktu yang bersamaan.
- Homogen

Asuransi dan Reasuransi |8


Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta yang
akan dipertanggungkan harus homogen, yang berarti banyak barang
yang serupa atau sejenis. Banyak barang yang sejenis ini berkaitan
dengan prinsip bahwa asuransi menutup sejumlah besar risiko supaya
dapat membayar beberapa kerugian dari yang dipertanggungkan.

b. Itikad baik (utmost good faith)


Dalam melakukan kontrak asuransi, kedua belah pihak dilandasi oleh
iktikad baik (utmost good faith). Pihak penanggung perlu menjelaskan
secara lengkap hak dan kewajibannya selama masa asuransi. Selain itu yang
sangat perlu diperhatikan adalah perlakuan dari penanggung pada saat
benar-benar ada resiko yang menimpa tertanggung. Pihak penanggung
harus konsisten terhadap hak dan kewajiban yang pernah disampaikan pada
tertanggung dan dicantumkan dalam kontrak (polis) termasuk batas-batas
yang ada sehingga jelas apabila ada resiko yang tidak tertanggung oleh
asuransi. Pihak tertanggung juga perlu mengungkapkan secara terperinci
kondisi yang akan diasuransikan sehingga pihak penanggung memiliki
gambaran yang memadai untuk menentukan persetujuan. Kewajiban dari
dua belah pihak untuk menggumpulkan fakta disebut duty of disclosure.
Faktor-faktor yang melanggar prinsip duty of disclosure adalah;
- Nondisclosure. Adanya data-data penting yang tidak diungkapkan
sehingga menyalahi utmost good faith.
- Concealment. Secara sengaja melakukan kebohongan dan tidak
mengungkapkan fakta penting.
- Fraudulent misrepresentation. Sengaja memberikan gambaran yang
tidak cocok dengan kondisi riil.
- Innocent misrepresentatian. Secara tidak sengaja memberikan gambaran
yang salah memiliki pengaruh besar dalam proses asuransi.
c. Indemnity
Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi
risiko yang menimpa tertanggung dengan ganti rugi finansial. Prinsip
indemnity tidak dapat dilaksanakan dalam asuransi kecelakaan dan
kematian. Dalam kedua asuransi tersebut, pihak penanggung tidak dapat
mengganti nyawa yang hilang atau anggota tubuh yang cacat/hilang karena
indemnity berkaitan dengan ganti rugi finansial. Indemnity ini dapat
dilakukan dengan beberapa cara; pembayaran tunai, penggantian,
perbaikan, dan pembangunan kembali.
d. Proximate cause
Adalah suatu sebab akibat, efiensi yang mengakibatkan terjadinya suatu
peristiwa secara berantai atau berurutan tanpa sumber baru dan independen.
e. Subrogation

Asuransi dan Reasuransi |9


Subrogation pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah
memberikan ganti rugi kepada tertanggung untuk menentukan pihak lain
yang mengakibatkan kepentingan asuransinya mengalami suatu peristiwa
kerugian. Dengan prinsip subrogation, tertanggung tidak mungkin
menerima ganti rugi yang lebih besar dari kerugian yang dideritanya.
f. Kontribusi
Prinsip kontribusi merupakan salah satu akibat wajar dari prinsip indemnity,
yaitu bahwa penanggungan berhak mengajak penanggung-penanggung lain
yang memiliki kepentingan yang sama untuk ikut bersama untuk membayar
ganti rugi kepada seorang tertanggung meskipun jumlahnya tanggungan
masing-masing belum tentu sama besar.
Cara kerja perusahaan asuransi

Kita asumsikan terdapat 100 pedagang yang memiliki warung dan ikut asuransi,
dari 100 pedagang tersebut di perkirakan 5 pedagang akan mengalami kerugian
kehilangan warung akibat bencana. Setiap bencana tersebut di perkirakan akan
mengakibatkan kerugian 50 juta, sehingga total kerugian dari 5 pedagang adalah
sebesar 250 juta. Jika diasumsikan 100 pedagang tersebut membayar premi per
tahun sebesar 3 juta per pedagang kepada perusahaan asuransi, maka akan
terkumpul dana sebesar 300 juta. Kemudian dana tersebut akan di gunakan oleh
perusahaan untuk menanggung klaim kerugian yang dialami oleh para pedagang
yang mengalami bencana tersebut. Dari contoh di atas, dapat di cermati bahwa cara
kerja asuransi sebenarnya mirip-mirip seperti halnya arisan, hanya saja siapa yang
mengalami kerugian tidak menunggu giliran namun berjalan sesuai apa adanya.
Langkah-langkah kerja perusahaan asuransi sebagai berikut;
- Menarik nasabah (pemegang polis), artinya perusahaan asuransi mencari
orang yang akan menjadi nasabahnya (membeli asuransinya). Perlu di
ketahui bahwa perusahaan akan mengelompokkan nasabah berdasarkan
jenis asuransinya, semisal asuransi kesehatan, maka perusahaan akan
mengelompokkan orang-orang yang membeli asuransi kesehatan menjadi
satu, termasuk dana yang nantinya terkumpul, dan juga klaim kerugian yang
di lakukan. Jadi setiap jenis asuransi tidak di campur menjadi satu,
melainkan di kelompokkan berdasarkan jenis asuransinya.
- Mengumpulkan dana (premi), setelah anda membeli asuransi maka nantinya
perusahaan akan menarik dana dari anda yang nantinya akan di jadikan satu
sesuai jenis asuransi yang anda beli dengan dana nasabah lainnya.
- Membayar klaim. Kemudian setelah dana terkumpul, maka dana tersebut
akan di gunakan oleh perusahaan untuk membayar klaim yang dilakukan
oleh setiap nasabah yang melakukan klaim kerugian. Sebelum membayar
klaim, perusahaan asuransi tentunya akan melakukan penyelidikan terlebih
dahulu terhadap klaim yang dilakukan, apakah klaim kerugian tersebut
benar-benar terjadi tidak disengaja atau disengaja, jika kerugian terjadi
karena disengaja maka perusahaan asuransi tidak akan membayar klaim
tersebut.

A s u r a n s i d a n R e a s u r a n s i | 10
Cara perusahaan asuransi mendapatkan keuntungan

Nasabah tidak mungkin semuanya melakukan klaim. Sisa dari yang melakukan
klaim merupakan keuntungan perusahaan asuransi. Disamping itu, yang melakukan
klaim tidaklah secara bersamaan. Uang yang terkumpul dari premi bisa diputar lagi
di tempat lain untuk mendapatkan keuntungan bunga. Contohnya dialokasikan ke
bursa efek melalui investasi yang mereka tanamkan berupa obligasi, saham, serta
instrumen pasar uang lainnya. Uang premi yang diterima sampai perusahaan harus
membayar klaim disebut float. Dari float inilah yang menentukan perusahaan
akan untung atau rugi. Bagaimanapun, sebagian besar orang yang diasuransikan
jarang mengalami kerugian atau mengalami kerugian namun dalam skala kecil.
Dengan begitu, perusahaan asuransi akan terus mendapatkan keuntungan yang
memungkinkan mereka untuk terus beroperasi.

2.5 Polis dan premi asuransi

Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat perjanjian antara pihak-pihak
yang mengadakan perjanjian asuransi. Polis memegang peranan penting dalam
menjaga konsistensi pertanggungjawaban baik pihak penanggung maupun
tertanggung. Dengan adanya polis asuransi perjanjian antara kedua belah pihak
mendapat kekuatan secara hukum. Dengan memiliki polis asuransi tersebut maka
pihak tertanggung memiliki jaminan bahwa pihak penanggung akan mengganti
kerugian yang mungkin akan dialami oleh tertanggung akibat peristiwa yang tidak
terduga. Polis tersebut merupakan bukti otentik yang dapat digunakan oleh
tertanggung untuk mengajukan klaim apabila pihak penanggung mengabaikan
tanggungjawabnya. Penggantian finansial dari penanggung akan sangat bermanfaat
untuk mengembalikan tertanggung kepada kedudukannya semula sebelum
mengalami kerugian dan menghindarkan tertanggung dari kebangkrutan. Polis
asuransi juga berfungsi sebagai bukti pembayaran premi kepada penanggung. Polis
asuransi memuat hal-hal sebagai berikut;
- Nomor polis
- Nama dan alamat tertanggung
- Uraian risiko
- Jumlah pertanggungan
- Jangka waktu pertanggungan
- Besar premi, bea materai, dan lain-lain
- Bahaya-bahaya yang dijaminkan

- Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan


nomor polisi, nomor angka (chasis), dan nomor mesin kendaraan.
Fungsi polis bagi nasabah asuransi (tertanggung)

A s u r a n s i d a n R e a s u r a n s i | 11
- Menjadi alat bukti tertulis atas jaminan penanggungan atas berbagai risiko
dan penggantian kerugian yang mungkin terjadi pada tertanggung, di mana
kerugian tersebut tertulis di dalam polis.

- Menjadi bukti pembayaran premi yang diberikan kepada pihak perusahaan


asuransi selaku penanggung.

- Menjadi bukti paling otentik untuk menuntut penanggung, jika sewaktu-


waktu lalai atau tidak memenuhi jaminan yang menjadi tanggungannya.
Fungsi polis bagi perusahaan asuransi (penanggung)

- Menjadi alat bukti atau tanda terima premi asuransi yang dibayarkan oleh
pihak tertanggung.
- Menjadi bukti tertulis atas jaminan yang diberikannya kepada tertanggung
untuk membayar ganti rugi yang mungkin diderita oleh tertanggung.

- Menjadi bukti paling otentik untuk menolak tuntutan ganti rugi atau klaim
yang diajukan oleh tertanggung, jika penyebab kerugian tersebut tidak
memenuhi syarat polis yang dimiliki.

Premi asuransi adalah kewajiban pihak tertanggung kepada pihak penanggung


yang berupa pembayaran uang dalam jumlah tertentu secara periodik. Jumlah premi
sangat tergantung pada faktor-faktor yang menyebabkan tinggi rendahnya tingkat
risiko dan jumlah nilai pertanggungan. Apabila kemungkinan terjadinya risiko
kerugian sangat tinggi, pihak penanggung tentu saja akan memperhitungkan tingkat
premi yang jauh lebih tinggi dari pada pertanggungan yang kemungkinan terjadinya
kerugian kecil. Selain itu, biasanya pihak penanggung juga memperhitungkan nilai
waktu uang yang dibayarkan oleh pihak tertanggung. Jangka waktu pembayaran
premi sangat tergantung pada perjanjian yang sudah dituangkan di dalam polis
asuransi. Jangka waktu pembayaran dapat bulanan, triwulan, semesteran, dan
tahunan.
2.6 Penggolongan asuransi
Menurut sifat pelaksanaannya;

a) Asuransi sukarela
Pada prinsipnya pertanggungan dilakukan dengan cara sukarela, dan
semata-mata dilakukan atas kesadaran seseorang akan kemungkinan
terjadinya risiko kerugian atas sesuatu yang dipertanggungkan tersebut,
misalnya; asuransi kecelakaan, asuransi kebakaran, asuransi kendaraan
bermotor dan sebagainya.
b) Asuransi wajib
Merupakan asuransi yang sifatnya wajib dilakukan oleh pihak-pihak terkait
yang pelaksanaannya dilakukan berdasarkan ketentuan perundang-

A s u r a n s i d a n R e a s u r a n s i | 12
undangan yang ditetapkan oleh pemerintah, misalnya; asuransi tenaga kerja,
asuransi kecelakaan, dan sebagainya.
Menurut jenis usaha perasuransian

Menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang usaha perasuransian


jenis usaha perasuransian dibagi menjadi beberapa jenis;

a) Usaha Asuransi
1. Asuransi kerugian (nonlife insurance)
Asuransi kerugian menurut Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 yaitu
usaha yang memberikan jasa-jasa dalam penanggulangan risiko atas
kerugian, kehilangan manfaat dan tanggungjawab hukum kepada pihak
ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti. Di beberapa Negara
asuransi kerugian juga disebut sebagai general insurance karena lingkup
usahanya yang sangat luas. Usaha asuransi kerugian dapat dibagi
sebagai berikut;
- Asuransi kebakaran adalah asuransi yang menutup risiko
kebakaran. Kebakaran adalah sesuatu yang terbakar yang
seharusnya tidak terbakar yang diakibatkan karena adanya kejadian
yang tiba-tiba dan terlepas dari unsur kesengajaan seperti petir,
ledakan, dan kejatuhan pesawat.
- Asuransi pengangkutan adalah asuransi pengangkutan (marine
insurance) perusahaan asuransi akan menjamin kerugian yang
dialami tertanggung akibat terjadinya kehilangan atau kerusakan
pada saat pelayaran.
- Asuransi aneka adalah jenis asuransi kerugian yang tidak dapat
digolongkan kedalam asuransi kebakaran dan asuransi
pengangkutan. Jenisnya antara lain; asuransi kendaraan bermotor,
asuransi kecelakaan diri, pencurian uang dalam pengangkutan dan
penyimpanan, kecurangan dan sebagainya.
2. Asuransi jiwa (life insurance)
Adalah suatu jasa yang diberikan oleh perusahaan asuransi dalam
penanggulangan risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau meninggalnya
seseorang yang dipertanggungkan. Pada prinsipnya manusia
menghadapi berkurang atau hilangnya produktivitas ekonomi yang
diakibatkan oleh; kematian, mengalami cacat, pemutusan hubungan
kerja, dan pengangguran. Asuransi jiwa memberikan;
- Dukungan bagi pihak yang selamat dari kecelakaan.
- Santunan bagi tertanggung yang meninggal.
- Bantuan untuk menghindari kerugian yang disebabkan oleh
meninggalnya orang kunci.
- Penghimpunan dana untuk persiapan pension.

A s u r a n s i d a n R e a s u r a n s i | 13
Ruang lingkup usaha asuransi jiwa dapat digolongkan menjadi tiga;

- Asuransi jiwa biasa (ordinary life insurance). Biasanya polis


asuransi jiwa ini diterbitkan dalam suatu nilai tertentu dengan premi
yang dibayar secara periodik (bulanan, triwulan, semesteran, dan
tahunan)
- Asuransi jiwa kelompok (group life insurance). Asuransi jiwa yang
biasanya dikeluarkan tanpa ada pemeriksaan medis atas suatu
kelompok orang di bawah satu polis induk di mana masing-masing
anggota kelompok menerima sertifikat partisipasi.
- Asuransi jiwa industrial (industrial life insurance). Dalam jenis
asuransi ini dibuat dengan jumlah nominal tertentu. Premi umumnya
dibayar mingguan yang dibayarkan di rumah pemilik polis kepada
agen yang disebut debit agent.
3. Reasuransi (reinsurance)
Reasuransi adalah pertanggungan ulang atau pertanggungan yang
dipertanggungkan atau asuransi dari asuransi. Reasuransi adalah suatu
sistem penyebaran risiko (spreading of risk) di mana penanggung
menyebarkan seluruh atau sebagian dari pertanggungan yang ditutupnya
kepada penanggung yang lain. Pihak tertanggung biasa disebut sebagai
ceding company dan yang menjadi penanggung adalah reasuradur.
Dalam menjalakan usahanya, ada kemungkinan perusahaan asuransi
menanggung risiko yang lebih besar dari kemampuan finansialnya,
contoh risiko besar itu seperti bangunan gedung bertingkat tinggi, pabrik
tekstil, pabrik kertas, kapal samudera, pesawat terbang dan mega proyek
lainnya. Untuk mengatasi kemungkinan kegagalan menanggung klaim
dari tertanggung, perusahaan dapat membagi risiko dengan perusahaan
lain. Penyebaran risiko tersebut dapat dilakukan dengan dua
mekanisme, yaitu koasuransi dan reasuransi. Koasuransi adalah
pertanggungan yang dilakukan secara bersama atas suatu objek asuransi.
Biasanya nilai pertanggungannya berjumlah besar sehinnga perusahaan
asuransi tersebut perlu menawarkan kepada beberapa perusahaan
asuransi yang lain. Dalam kerja sama tersebut diperlukan perusahaan
asuransi yang berperan sebagai pemimpin. Setelah melakukan
koasuransi, gabungan beberapa perusahaan asuransi tersebut dapat
mempertimbangkan untuk melakukan reasuransi. Reasuransi adalah
proses untuk mengasurasikan kembali pertanggung jawaban pada pihak
tertanggung. Fungsi reasuransi adalah;
- Meningkatkan kapasitas akseptasi. Dengan melakukan reasuransi,
penanggung akan dapat meningkatkan akseptasi sehingga
pemasukan asuransi tersebut dapat memperbesar jumlah nilai
pertanggungan.

A s u r a n s i d a n R e a s u r a n s i | 14
- Alat penyebaran risiko. Penyebaran asuransi pada dasarnya tidak
menghendaki pemusatan atau terkonsentrasinya pada suatu jenis
risiko atau asuransi. Dengan adanya mekanisme penyebaran risiko
ini maka akan tertanggulangi adanya kemungkinan kerugian dalam
jumlah yang sangat besar yang tidak mungkin ditanggung sendiri.
- Meningkatkan stabilitas usaha. Jumlah kerugian yang mungkin
timbul karena adanya klaim dari tertanggung sangat sulit untuk
diprediksikan secara tepat. Dengan penyebaran risiko ke perusahaan
asuransi lain maka kekhawatiran akan adanya kegagalan usaha akan
semakin kecil.
- Meningkatkan kepercayaan. Reasuransi akan menambah
kepercayaan bagi tertanggung karena kemungkinan risiko yang akan
dialami mendapat jaminan dari perusahaan asuransi. Dengan
melakukan pertanggungan ulang atas risiko yang ditutupnya akan
memberi peluang perusahaan asuransi melakukan pengembangan
bidang usahanya.

Reasuransi dapat dilakukan dengan berbagai cara. Mekanisme untuk


reasuransi antara lain;

- Treaty dan facultative reinsurance


Mekanisme ini disebut juga automatic reinsurance. Dalam model
ini, reasuradur memberikan sejumlah pertanggungan yang
diinginkan dengan perjanjian kontrak dan reasuradur harus
menerima jumlah yang ditawarkan.
- Reasuransi proporsional
Pembagian risiko antara ceding company dengan reasuradur
dilakukan secara proporsional berdasarkan jumlah retensi yang telah
ditetapkan. Retensi adalah jumlah maksimum risiko yang ditahan
atau ditanggung oleh ceding company.
- Reasuransi nonproporsional
Bentuk ini memberikan kemungkinan bagi reasuradur untuk tidak
membayar klaim atau membayar klaim terbatas jumlah yang ada
dalam treaty. Treaty dalam mekanisme reasuransi adalah
pertanggungan yang dilakukan berdasarkan ketentuan-ketentuan
dan syarat-syarat yang dituangkan dalam suatu perjanjian antara
ceding company dan reasuradur yang mana reasuradur mengikatkan
diri untuk menerima setiap penutupan yang diberikan oleh ceding
company.
b) Usaha penunjang
1. Pialang asuransi

A s u r a n s i d a n R e a s u r a n s i | 15
Adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penutupan
asuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi asuransi dengan
bertindak untuk kepentingan tertanggung.
2. Pialang reasuransi
Adalah usaha yang memberikan jasa keperantaraan dalam penempatan
reasuransi dan penanganan penyelesaian ganti rugi reasuransi dewan
bertindak untuk kepentingan, perusahaan asuransi.
3. Penilai kerugian asuransi
Adalah usaha yang memberikan jasa penilaian terhadap kerugian pada
objek asuransi yang dipertanggungkan.
4. Konsultan aktuaria
Adalah usaha yang memberikan jasa konsultan aktuaria.
5. Agen asuransi
Adalah pihak yang memberikan jasa keperantaraan dalam rangka
pemasaran jasa asuransi untuk dan atas nama penanggung.
Menurut The Chartered Insurance Institute, London

1. Asuransi kerugian (property insurance)


Merupakan pertanggungan untuk semua milik yang berupa harta benda
yang memiliki risiko atau bahaya kebakaran, kecurian, tenggelam di
laut.
- Asuransi kebakaran (fire insurance)
- Asuransi pengangkutan (marine insurance)
- Asuransi penerbangan
- Asuransi kecelakaan (accident insurance)
2. Asuransi tanggung gugat (liability insurance)
Adalah asuransi untuk melindungi tertanggung terhadap kerugian yang
timbul dari gugatan pihak ketiga karena kelalaian tertanggung.
3. Asuransi jiwa (life insurance)
- Asuransi kecelakaan
- Asuransi jiwa; meliputi asuransi berjangka (term insurance),
asuransi seumut hidup (whole life insurance), endowment insurance.
- Anuitas (annuity)
- Asuransi industry (industrial insurance)
4. Asuransi kerugian (general insurance)
5. Reasuransi (reinsurance)
2.7 Contoh kasus relevan asuransi dan reasuransi

Allianz
Allianz adalah suatu perusahaan asuransi yang memiliki 86 juta nasabah
maupun perusahaan yang memiliki pengetahuan, jangkauan global, kekuatan modal

A s u r a n s i d a n R e a s u r a n s i | 16
untuk membantu mereka memanfaatkan peluang keuangan serta menghindari dan
menjaga diri terhadap resiko.
Pada tahun 2016 dengan dukungan lebih dari empat puluh ribu orang karyawan
di lebih dari 70 negara, Allianz berhasil meraih pendapatan sebesar 122,4 miliar
euro dan laba operasional 10,8 miliar euro. Joachim Wessling selaku Direktur
Utama dan dr. Yuliana Firmansyah selaku Manajer klaim PT Asuransi Allianz Life
Indonesia telah dilaporkan nasabah yang bernama Ifranius Algadin dan Indah
Zoena Nanda karena perusahaan tersebut meminta rekam medis lengkap sebagai
syarat pencairan klaim.
Wesling (warga negara jerman) dan dr Yuliana dilaporkan karena menolak
pencairan klaim asuransi kesehatasn sebesar 16 juta rupiah. Pihak asuransi Allianz
bersikeras meminta Ifranius menyerahkan rekam medis selama perawatan di rumah
sakit (yang tidak dapat dipenuhi olehnya). Bareskrim Mabes Polri juga menerima
laporan lain yang berhubungan dengan Allianz. Klaim asuransi sebesar 4 milliar
rupiah ditolak untuk biaya perawatan putranya yang menderita kanker
neuroblastoma karena menurut Allianz itu bukanlah kanker melainkan tumor.
Putranya ini sakit dan dirawat di rumah sakit yang berada di Singapura sejak Juli
2016 dan akhirnya mengajukan klaim asuransi biaya rawat inap putranya itu kepada
pihak Allianz. Namun pihak Allianz menolak menanggungnya padahal jelas kanker
neuroblastoma adalah penyakit kanker.
Pihak bareskrim akan melakukan pemeriksaan untuk mengetahui sejauh mana
tanggung jawab direktur utama Allianz di perusahaan asuransi tersebut. Bagaimana
penentuan persyaratan klaim dalam polis juga termasuk salah satu yang akan
ditanyakan oleh penyidik.
Berulangkali Aksan mengirimkan surat untuk pencairan klaim asuransi tetapi
selalu ditolak oleh Allianz. Akhirnya pada 8 November 2016, Aksan mengirimkan
surat keberatan penolakan atas klaim asuransi tersebut.
Polisi menilai adanya unsur pelanggaran Undangundang Perlindungan
Konsumen yang dilakukan pihak PT Asuransi Allianz Indonesia terkait pelanggaan
terhadap pencairan klaim oleh konsumen. Pihak Allianz dinilai telah melanggar UU
Perlindungan konsumen. Konsumen merasa dirugikan. Direktur Utama dan
manajernya akan dikenakan pasal UU No 8 tahun 1999 tentang perlindungan
konsumen .

A s u r a n s i d a n R e a s u r a n s i | 17
BAB 3. PENUTUP
3.1 Simpulan

Dari apa yang telah di bahas pada halaman sebelumnya, perusahaan asuransi
adalah perusahaan yang berusaha menanggung risiko yang diderita tertanggung
(konsumen) dengan pernyataan berupa polis (kesepakatan), polis merupakan bukti
otentik yang dapat digunakan oleh tertanggung untuk mengajukan klaim apabila
pihak penanggung mengabaikan tanggungjawabnya. Dan kewajiban dari pihak
tertanggu adalah membayar kewajibannya berupa premi dengan nilai tertentu.
Apabila pihak penanggung merasa sulit untuk menanggung pihak tertanggung
dengan risiko yang sangat besar, misal; pesawat penerbangan, mega proyek, pabrik
besar dan kegiatan bisnis lain, maka perusahaan asuransi dapat melakukan
penyebaran risiko (spread of risk) dengan melakukan asuransi kembali
(reinsurance) dan koasuransi. Kemudian cara perusahaan asuransi mendapatkan
untung adalah dari hasil premi nasabah, yang diolah ke berbagai instrument pasar
uang agar mendapatkan keuntungan bunga.
3.2 Saran

Dalam memilih perusahaan asuransi hendaknya memperhatikan rekam jejak


perusahaan tersebut. Apakah ada nasabah yang susah mendapatkan klaim atau
tidak. Hal ini akan memudahkan kita, bila suatu ketika terjadi hal yang tidak kita
inginkan terjadi dalam kehidupan nyata, maka pencairan dana atas klaim tersebut
mudah didapatkan. Selain itu, dalam membuat perjanjian (polis) dengan perusahaan
penanggung, agar memperhatikan apa-apa saja yang kita dapat, agar dikemudian
hari tidak terjadi mis komunikasi.

A s u r a n s i d a n R e a s u r a n s i | 18
DAFTAR PUSTAKA
Sigit Triandaru & Totok Budisantoso. 2009. Bank dan Lembaga Keuangan Lain.
Edisi 2. Jakarta: Salemba Empat.

Admin7. 2017. Kasus asuransi kesehatan Allianz. Diambil dari:


https://mahasiswa.me/2017/10/06/kasus-asuransi-kesehatan-allianz/

Undang-undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Perasuransian

Undang-undang Hukum Dagang pasal 246

Agung Prabu Sadjarwo. 2015. Bagaimana cara kerja asuransi secara umum.
Diambil dari: https://forum-ukm.blogspot.co.id/2015/03/cara-kerja-asuransi.html

A s u r a n s i d a n R e a s u r a n s i | 19

You might also like