You are on page 1of 20

ASUHAN KEPERWATAN PENYAKIT JANTUNG

RHEUMATIK

Disusun Oleh :

Kelompok 1

1. Shiffa Arrizqi (G2A016051)

2. Dhia Ramadhani (G2A016052)

3. Shinta Mayang S. (G2A016053)

4. Lia Anis Syafaah (G2A016054)

5. Muflikhatul Ulya (G2A016055)

6. Quratta Ayun (G2A016056)

7. Tiara Widya H. (G2A016057)

8. Nihayatuzzulfah (G2A016058)

PROGRAM SARJANA ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

TAHUN 2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.

Makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan Penyakit Jantung


Rheumatik dapat membantu dan dapat dengan mudah untuk dijadikan bahan
pembelajaran bagi semua kalangan pembaca Dengan diambil dari berbagai
sumber. Alhamdulillah makalah Asuhan Keperawatan Penyakit Penyakit Jantung
Rheumatik ini dapat segera disajikan dan penulis mempunyai orientasi Asuhan
Keperawatan Penyakit Penyakit Jantung Rheumatik yang lengkap dan jelas .

Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari makalah ini .

Semarang, 3 Mei 2017

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR... 1

DAFTAR ISI.. 2

BAB I PENDAHULUAN.. 3

A. Latar Belakang... 3
B. Tujuan Penulisan 4
C. Metode Penulisan... 4
D. Sistematika Penulisan 4

BAB II KONSEP DASAR 5

A. Pengertian.. 5
B. Etiologi/Predisposisi.. 5
C. Patofisiologi... 8
D. Manifestasi Klinik.. 9
E. Komplikasi. 10
F. Penatalaksanaan. 10
G. Pengkajian Fokus... 11
H. Pathways Keperawatan.. 14
I. Diagnosa Keperawatan.. 15
J. Fokus Intervensi Dan Rasional.. 15

BAB III PENUTUP... 18

Kesimpulan.. 18

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit jantung reumatik (PJR) adalah salah satu komplikasi yang
membahayakan dari demam reumatik.Penyakit jantung reumatik adalah
sebuah kondisi dimana terjadi kerusakan permanen dari katup-katup jantung
yang disebabkan oleh demam reumatik. Katup-katup jantung tersebut rusak
karena proses perjalanan penyakit yang dimulai dengan infeksi tenggorokan
yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus hemoliticus tipe A (contoh:
Streptococcus pyogenes), bakteri yang bisa menyebabkan demam reumatik.
Sebanyak kurang lebih 39 % pasien dengan demam reumatik akut bisa
terjadi kelainan pada jantung mulai dari gangguan katup, gagal jantung,
perikarditis (radang selaput jantung), bahkan kematian.Dengan penyakit
jantung reumatik yang kronik, pada pasien bisa terjadi stenosis katup
(gangguan katup), pembesaran atrium (ruang jantung), aritmia (gangguan
irama jantung) dan gangguan fungsi ventrikel (ruang jantung).Penyakit jantug
reumatik masih menjadi penyebab stenosis katup mitral dan penggantian
katup pada orang dewasa di Amerika Serikat.
RHD terdapat diseluruh dunia. Lebih dari 100.000 kasus baru demam
rematik didiagnosa setiap tahunnya, khususnya pada kelompok anak usia 6-15
tahun. Cenderung terjangkit pada daerah dengan udara dingin, lembab,
lingkungan yang kondisi kebersihan dan gizinya kurang memadai.Sementara
dinegara maju insiden penyakit ini mulai menurun karena tingkat
perekonomian lebih baik dan upaya pencegahan penyakit lebih sempurna.
Dari data 8 rumah sakit di Indonesia tahun 1983-1985 menunjukan kasus
RHD rata-rata 3,44 dari seluruh jumlah penderita yang dirawat.Secara
Nasional mortalitas akibat RHD cukup tinggi dan ini merupakan penyebab
kematian utama penyakit jantung sebelum usia 40 tahun.

3
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah asuhan keperawatan yang kami tulis
adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian dari Penyakit Jantung Rheumatik.
2. Menjelaskan etiologi/predisposisi dari Penyakit Jantung Rheumatik.
3. Menjelaskan patofisiolog dari Penyakit Jantung Rheumatik.
4. Menjelaskan manifestasi klinik Penyakit Jantung Rheumatik.
5. Menjelaskan komplikasi dari Penyakit Jantung Rheumatik.
6. Menjelaskan penatalaksanaan dari Penyakit Jantung Rheumatik.
7. Menjelaskan pengkajian fokus dari Penyakit Jantung Rheumatik.
8. Menjelaskan pathways keperawatan dari Penyakit Jantung Rheumatik.
9. Menjelaskan diagnosa keperawatan pada Penyakit Jantung Rheumatik.
10. Menjelaskan fokus intervensi dan rasional dari diagnose keperawatan
Penyakit Jantung Rheumatik.

C. Metode Penulisan
Pada penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif,
yaitu metode ilmiah menggambarkan hasil pengamatan secara sistematis.
Landasan teori diperoleh melalui studi kepustakaan dari buku, jurnal dan
internet.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu:
Bab I. Pendahuluan berisikan Latar Belakang, Tujuan Penulisan,
Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan.

Bab II. Konsep dasar berisi Pengertian, Etiologi/Predisposisi,


Patofisiologi, Manifestasi Klinik, Komplikasi, Penatalaksanaan,
Pengkajian Fokus, Pathways Keperawatan, Diagnosa
keperawatan, Fokus Intervensi dan Rasional.

Bab III. Penutup yang berisi Kesimpulan

4
BAB II

KONSEP DASAR

A. Pengertian

Penyakit jantung rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya


rheumatic heart disease (RHD) adalah suatu kondisi dimana terjadi kerusakan
pada katup jantung yang bisa berupa penyempitan atau kebocoran, terutama
katup mitral sebagai akibat adanya gejala sisa dari demam rematik
(Pusdiknakes, 1993).

Menurut WHO (2001) reumatoid heart disease (RHD) adalah suatu


proses peradangan yang mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh,
terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh organisme
streptococcus hemolitic-b grup A.

Penyakit jantung reumatik adalah penyakit yang ditandai dengan


kerusakan pada katup jantung akibat serangan karditis reumatik akut yang
berkali-kali (Udjianti, 2010).

Demam rematik merupakan suatu penyakit peradangan serius yang


dapat secara permanen mempengaruhi struktur dan fungsi jantung terutama
katup-katup jantung. Demam reumatik akut ditandai oleh demam
berkepanjangan, jantung berdebar keras, kadang cepat lelah. Puncak insiden
demam rematik terdapat pada kelompok usia 5-15 tahun, penyakit ini jarang
dijumpai pada anak dibawah usia 4 tahun dan penduduk di atas 50 tahun
(Brunner dan Suddart, 2000 : 143).

B. Etiologi/Predisposisi
Penyebab terjadinya penyakit jantung reumatik diperkirakan adalah
reaksi autoimun (kekebalan tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik.
Infeksi streptococcus hemolitikus grup A pada tenggorok selalu mendahului
terjadinya demam reumatik baik demam reumatik serangan pertama maupun

5
demam reumatik serangan ulang. Infeksi Streptococcus beta-hemolyticus grup
A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam rematik, baik pada
serangan pertama maupun serangan ulang (Nurarif dan Kusuma, 2016 : 207).

Telah diketahui bahwa dalam hal terjadi demam rematik terdapat


beberapa predisposisi antara lain :

1. Faktor Pada Individu


a. Faktor genetik

Adanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi. HLA


terhadap demam rematik menunjkan hubungan dengan aloantigen sel
B spesifik dikenal dengan antibodi monoklonal dengan status
reumatikus.

b. Jenis kelamin

Demam reumatik sering didapatkan pada anak wanita


dibandingkan dengan anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar
menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin, meskipun manifestasi
tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis kelamin.

c. Golongan etnik dan ras

Data di Amerika Utara menunjukkan bahwa serangan


pertama maupun ulang demam reumatik lebih sering didapatkan pada
orang kulit hitam dibanding dengan orang kulit putih. Tetapi data ini
harus dinilai hati-hati, sebab mungkin berbagai faktor lingkungan yang
berbeda pada kedua golongan tersebut ikut berperan atau bahkan
merupakan sebab yang sebenarnya.

d. Umur

Umur agaknya merupakan faktor predisposisi terpenting


pada timbulnya demam reumatik / penyakit jantung reumatik. Penyakit
ini paling sering mengenai anak umur antara 5-15 tahun dengan

6
puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa ditemukan pada anak antara
umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau
setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens
infeksi streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi Markowitz
menemukan bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka
yang berumur 2-6 tahun.

e. Keadaan gizi dan lain-lain

Keadaan gizi serta adanya penyakit-penyakit lain belum


dapat ditentukan apakah merupakan faktor predisposisi untuk
timbulnya demam reumatik.

f. Reaksi autoimun

Dari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara


polisakarida bagian dinding sel streptokokus beta hemolitikus group A
dengan glikoprotein dalam katub mungkin ini mendukung terjadinya
miokarditis dan valvulitis pada reumatik fever.

g. Serangan demam rematik sebelumnya

Serangan ulang demam rematik sesudah adanya reinfeksi


dengan Streptococcus beta-hemolyticus grup A adalah sering pada
anak yang sebelumnya pernah mendapat demam rematik.

2. Faktor-faktor lingkungan
a. Keadaan sosial ekonomi yang buruk

Mungkin ini merupakan faktor lingkungan yang terpenting


sebagai predisposisi untuk terjadinya demam reumatik. Insidens demam
reumatik di negara-negara yang sudah maju, jelas menurun sebelum era
antibiotik termasuk dalam keadaan sosial ekonomi yang buruk sanitasi
lingkungan yang buruk, rumah-rumah dengan penghuni padat,
rendahnya pendidikan sehingga pengertian untuk segera mengobati

7
anak yang menderita sakit sangat kurang; pendapatan yang rendah
sehingga biaya untuk perawatan kesehatan kurang dan lain-lain. Semua
hal ini merupakan faktor-faktor yang memudahkan timbulnya demam
reumatik.

b. Iklim dan geografi

Demam reumatik merupakan penyakit kosmopolit.


Penyakit terbanyak didapatkan didaerah yang beriklim sedang, tetapi
data akhir-akhir ini menunjukkan bahwa daerah tropis pun mempunyai
insidens yang tinggi, lebih tinggi dari yang diduga semula. Didaerah
yang letaknya agak tinggi agaknya insidens demam reumatik lebih
tinggi daripada didataran rendah.

c. Cuaca

Perubahan cuaca yang mendadak sering mengakibatkan


insidens infeksi saluran nafas bagian atas meningkat, sehingga insidens
demam reumatik juga meningkat.

C. Patofisiologi
Perjalanan penyakit jantung reumatik dibagi menjadi stadium kaut
dan kronik. Pada stadium akut, katup membengkak dan kemerahan akibat
adanya reaksi peradangan. Dapat terbentuk lesi-lesi di daun katup jantung.
Setelah peradangan akut mereda, terbentuk jaringan parut. Hal ini dapat
menyebabkan deformitas katup dan pada sebagian kasus, menyebabkan daun-
daun katup berfusi sehingga orifisium menyempit. Dapat muncul stadium
kronik yang ditandai oleh peradangan berulang dan pembentukan jaringan
parut yang terus berlanjut.

8
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik pada penyakit jantung rheumatik / demam
rheumatic akut dibedakan menjadi dua, yang disebut manifestasi mayor dan
manifestasi minor (Lumenta, 2006 : 3)
1. Manifestasi mayor
a. Arditis
Arditis yaitu terjadi peradangan pada jantung ( miokarditis
dan atau endokarditis ) yang menyebabkan terjadinya gangguan pada
katup mitral dan aorta dengan manifestasi terjadi penurunan curah
jantung ( seperti hipotensi, pucat, sianosis, berdebar-debar dan heart
rate meningkat ), bunyi jantung melemah, dan terdengar suara bising
katup pada auskultasi akibat stenosis dari katup terutama mitral (
bising sistolik ), Friction rub.

b. Polyarthritis
Klien yang menderita RHD biasanya datang dengan keluhan
nyeri pada sendi yang berpindah-pindah, radang sendi-sendi besar,
lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku ( polyarthritis
migrans ), gangguan fungsi sendi.

c. Khorea Syndenham
Merupakan gerakan yang tidak disengaja / gerakan abnormal,
bilateral,tanpa tujuan dan involunter, serta sering kali disertai dengan
kelemahan otot ,sebagai manifestasi peradangan pada sistem saraf
pusat.

d. Eritema Marginatum
Eritema marginatum merupakan manifestasi RHD pada kulit,
berupa bercak-bercak merah dengan bagian tengah berwarna pucat
sedangkan tepinya berbatas tegas , berbentuk bulat dan bergelombang

9
tanpa indurasi dan tidak gatal. Biasanya terjadi pada batang tubuh dan
telapak tangan.

e. Nodul Subcutan
Nodul subcutan ini terlihat sebagai tonjolan-tonjolan keras
dibawah kulit tanpa adanya perubahan warna atau rasa nyeri. Biasanya
timbul pada minggu pertama serangan dan menghilang setelah 1-2
minggu. Ini jarang ditemukan pada orang dewasa.Nodul ini terutama
muncul pada permukaan ekstensor sendi terutama siku,ruas
jari,lutut,persendian kaki. Nodul ini lunak dan bergerak bebas.

2. Manifestasi Minor
Demam yang kambuhan atau berulang, nyeri sendi, mual
muntah, tidak nafsu makan/anoreksia dan nyeri perut.

E. Komplikasi
Menurut Nico A. Lumenta (2006 : 2) komplikasi yang sering terjadi
pada Penyakit Jantung Reumatik (PJR) diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Gagal jantung
2. Pankarditis (infeksi dan peradangan di seluruh bagian jantung)
3. Pneumonitis reumatik (infeksi paru)
4. Emboli atau sumbatan pada paru
5. Kelainan katup jantung
6. Infark (kematian sel jantung)

F. Penatalaksanaan
Tatalaksana bergantung dari tipe dan beratnya penyakit jantung
reumatik. Pada kebanyakan kasus, obat pengencer darah (aspirin) diberikan
untuk mencegah penumpukan. Dokter biasanya juga memberikan beta blocker
dan calcium channel blocker untuk menurunkan kerja jantung. Dan digitalis
untuk meningkatkan efisiensi kerja jantung. Karena demam reumatik

10
merupakan penyebab dari penyakit jantung reumatik, pengobatan yang terbaik
adalah untuk mencegah relaps dari demam reumatik. Antibiotik seperti
penisilin dan lainnya biasanya dapat mengobati infeksi dari bakteri
streptococcus. Dan menghentikan demam rheuma bermanifestasi. Apabila
anda mempunyai riwayat terkena demam reumatik biasanya kan diberikan
terapi antibiotik dalam jangka waktu yang panjang untuk mencegah demam
reumatik timbul kembali dan mengurangi risiko terkena penyakit jantung
reumatik. Untuk mengurangi gejala peradangan dapat diberikan aspirin,
kortikosteroid atau NSAID (obat anti inflamasi non-steroid). Terapi
pembedahan dapat dilakukan untuk memperbaiki dan mengganti katup
jantung yang rusak (Nurarif dan Kusuma, 2016 : 209).

G. Pengkajian Fokus
1. Anamnesa
a. Tanyakan identitas pasien
b. Tanyakan telusuri keluhan utama
1) Infeksi tenggorokan
a) apakah ada keluhan nyeri menelan sebelumnya?
b) Apakah disertai gejala batuk dan mata merah?
c) Adakah keluhan demam?
d) Adakah nyeri tekan pada kelenjar leher?
2) Polartritis
a) Apakah ada bengkak yang terjadi tiba-tiba pada sendi-sendi
besar(lutut, pergelangan kaki atau tangan, paha,lengan, siku
dan bahu)sebelumnya?
b) Apakah bengkak pada sendi simetris dan berpindah?
c) Apakah bengkak tersebut disertai nyeri?
3) Karditis
a) Adakah sesak? Apakah sesak dipengaruhi aktivitas?
b) Adakah sesak pada malam hari? (Paroxysmal Nocturnal
Dyspnea)

11
c) Adakah sesak yang terjadi pada posisi berbaring dan hilang
padaposisi duduk? (orthopnea)
d) Adakah nyeri dada? Bagaimanakah sifat nyeri?
e) Adakah pembengkakan (udem)?

4) Korea
a) Adakah gerakan-gerakan yang tidak disadari?
b) Adakah kelemahan otot?
c) Adakah ketidakstabilan emosi?

5) Eritema marginatum
a) Adakah bercak kemerahan yang tidak gatal?
b) Apakah bercaknya seakan-akan menjauhi pusat lingkaran?
c) Apakah bercak berpindah-pindah?

6) Nodul Subkutan
a) Adakah teraba massa padat?
b) Apakah massa tersebut tidak terasa nyeri, mudah digerakkan
dari kulitdi atasnya?

7) Riwayat medis dimasa lalu


Kondisi sebelumnya (termasuk masa kanak-kanak) dan
terkait, seperti infark miokard, hipertensi, diabetes, demam
reumatik. Informasi resep dan obat lainnya, serta kepatuhan pasien.
Tinjauan kembali tekanan darah, kadar lipid, rontgen toraks, dan
EKG sebelumnya.

8) Riwayat keluarga, pekerjaan,dan social


9) Riwayat keluarga
10) Hal-hal yang memperberat dan memperingan
11) Aktivitas, iklim, makanan, kebiasaan dan Obat-obatan

12
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital.
3. Inspeksi yaitu dengan memperhatikan gerakan-gerakan lain pada dinding
dada.
4. Palpasi yaitu dengan meraba denyut jantung.
5. Perkusi yaitu untuk batas-batas jantung.
6. Auskultasi yaitu mendengarkan bunyi-bunyi jantung.

13
H. Pathways Keperawatan
Streptococcus Hemolitikus b Pharingitis dan
group A tonsilitis Tubuh mengeluarkan
antibody berlebihan dan tidak
( melepaskan endotoksin dapat membedakan antibody
dipharing Respon imunologi
abnormal/autoimun dan antigen

SSP
RHD

Kulit Persendian Jantung

Peradangan kulit dan Peradangan pada Peradangan katub


jaringan sub kutan membrane senovial mitral

Ketidakefektifan
Bercak merah/eritema Polyartritis/Atarlgia termoregulasi
marginatum

Peningkatan sel
Nyeri akut
retikuloendotelial,
Kerusakan integritas
kulit sel plasma dan
Jaringan Parut
limfosit
Gerakan involunter,
irreguler, cepat dan Stenosis katub mitral Penurunan Curah Jantung
kelemehana otot

Merangsang Baroreseptor :
medulla oblongata Meningkatkan
Intoleransi
Volume dan TD
aktivitas
Kompensasi Saraf GL Tract

Jantung Kerja lambung


Pembuluh darah meningkat

Pengisian atrium kanan


meningkat HCL meningkat
Vasokntriksi

Penumpakn darah di Penurunan metabolisme Mual, Anoreksia


paru terutama perifer

Gangguan fungsi
alveoli Perfusi Ketidakseimban
Resiko kerusakan jaringan gan nutrisi
pertukaran gas perifer tidak kurang dari
kebutuhan
14
I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d proses inflamasi
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai nutrisi dan
kebutuhan oksigen
3. Ketidakefektifan termoregulasi b.d penyakit jantung reumatik

J. Fokus Intervensi dan Rasional


No.
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
Dx
1. Setelah dilakukan tindakan O: - Mengetahui daerah
keperawatan 1 x 24 jam Mengkaji nyeri nyeri, kapan nyeri
diharapkan masalah nyeri komprehensif yang dirasakan, faktor pe
teratasi. meliputi lokasi, ncetus
Kriteria hasil : karakteristik, - Nyeri berkurang
- Adanya penurunan onset/durasi, - Untuk mengajarkan
intensitas nyeri frekuensi, kualitas, klien apabila nyeri
- Ketidaknyamanan nyeri intensitas atau timbul
berkurang beratnya nyeri dan - Mencegah dehidrasi
- faktor pencetus. - Untuk mengurangi
N: nyeri
Kompres hangat
pada nyeri
E:
- Anjurkan teknik
relaksasi pada
klien
- Anjurkan banyak
minum air putih
C:
Kolaborasi dengan
dokter pemberian

15
obat analgetik sesuai
program

2 Setelah dilakukan tindakan O: - Mengetahui kondisi


keperawatan 1 x 24 jam Kaji kondisi klien klien
diharapkan aktivitas dengan mengukur ttv - Mengetahui ttv klien
mandiri. N: - Melatih pergerakan
Kriteria hasil : - Bantu aktivitas otot
- Badan tidak lemas klien - Memulihkan kondisi
- TTV normal - Bantu perawatan klien
- Berpartisipasi dalam diri - Mencegah dehidrasi
aktivitas fisik tanpa E: - Nutrisi terpenuhi
disertai peningkatan - Anjurkan istirahat - Menstabilkan kondisi
tekanan darah, nadi - Anjurkan banyak klien
dan RR minum air putih
- Mampu melakukan - Anjurkan makan
aktivitas sehari-hari sedikit tapi sering
(ADLs) secara C:
mandiri - Kolaborasi
dengan dokter
pemberian injeksi
neurobion
- Kolaborasi
dengan tenaga
rehabilitasi medic
dalam
merencanakan
program terapi
yang tepat.
3 Setelah dilakukan tindakan O : - Mengetahui
keperawatan 1 x 24 - Monitor suhu perubahan suhu

16
diharapkan suhu tubuh minimal tiap 2 tubuh pasien.
normal. jam - Mengetahui
Kriteria hasil : - Monitor warna perubahan warna
- Suhu tubuh dalam dan suhu kulitt kulit pasien.
rentang normal - Monitor tanda- - Menurunkan suhu
- Tidak ada perubahan tanda hipertermi tubuh pasien agar
warna kulit dan tidak dan hipotermi adekuat.
ada pusing, merasa N : - Menjaga kehangatan
nyaman - Memandikan tubuh pasien.
pasien dengan
spons hangat
dengan hati-hati.
- Selimuti pasien
untuk mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh.
E:
- Ajarkan pasien
cara mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh.
- Ajarkan indikasi
dari hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan.
C:
Kolaborasi dengan
farmakologi untuk
memberi obat
penurun suhu tubuh.

17
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Demam Reumatik/penyakit jantung reumatik adalah penyakit


peradangan sistemik akut atau kronik yang merupakan suatu reaksi autoimun oleh
infeksi Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A yang mekanisme perjalanannya
belum diketahui, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu Poliarthritis migrans
akut, Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan Eritema marginatum.

Penyebab penyakit jantung rematik adalah akibat dari interaksi individu,


dan faktor lingkungan.

Gejala klinis yang dapat di temukan dalam penyakit demam


reumatik/penyakit jantung reumatik yaitu: Berupa infeksi saluran nafas oleh
kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A, fase akut bisa digolongkan
dalam gejala peradangan umum, dan tanpa kelainan dan tidak menunjukkan gejala
apa-apa.

18
DAFTAR PUSTAKA

Brunner dan Suddart. 2000. Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta : EGC

Lumenta, Nico A. dkk. 2006. Kenali Jenis Penyakit dan Cara Penyembuhannya :

MANAJEMEN HIDUP SEHAT. Jakarta : PT Elex Media

Komputindo Kelompok Gramedia

Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis

Jilid 2. Yogyakarta : Mediaction Jogja

Udjianti, Wajan Juni. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba

Medika

19

You might also like