Professional Documents
Culture Documents
RHEUMATIK
Disusun Oleh :
Kelompok 1
8. Nihayatuzzulfah (G2A016058)
TAHUN 2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA
sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai .Tidak lupa kami juga
mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang kami susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari makalah ini .
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR... 1
DAFTAR ISI.. 2
BAB I PENDAHULUAN.. 3
A. Latar Belakang... 3
B. Tujuan Penulisan 4
C. Metode Penulisan... 4
D. Sistematika Penulisan 4
A. Pengertian.. 5
B. Etiologi/Predisposisi.. 5
C. Patofisiologi... 8
D. Manifestasi Klinik.. 9
E. Komplikasi. 10
F. Penatalaksanaan. 10
G. Pengkajian Fokus... 11
H. Pathways Keperawatan.. 14
I. Diagnosa Keperawatan.. 15
J. Fokus Intervensi Dan Rasional.. 15
Kesimpulan.. 18
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit jantung reumatik (PJR) adalah salah satu komplikasi yang
membahayakan dari demam reumatik.Penyakit jantung reumatik adalah
sebuah kondisi dimana terjadi kerusakan permanen dari katup-katup jantung
yang disebabkan oleh demam reumatik. Katup-katup jantung tersebut rusak
karena proses perjalanan penyakit yang dimulai dengan infeksi tenggorokan
yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus hemoliticus tipe A (contoh:
Streptococcus pyogenes), bakteri yang bisa menyebabkan demam reumatik.
Sebanyak kurang lebih 39 % pasien dengan demam reumatik akut bisa
terjadi kelainan pada jantung mulai dari gangguan katup, gagal jantung,
perikarditis (radang selaput jantung), bahkan kematian.Dengan penyakit
jantung reumatik yang kronik, pada pasien bisa terjadi stenosis katup
(gangguan katup), pembesaran atrium (ruang jantung), aritmia (gangguan
irama jantung) dan gangguan fungsi ventrikel (ruang jantung).Penyakit jantug
reumatik masih menjadi penyebab stenosis katup mitral dan penggantian
katup pada orang dewasa di Amerika Serikat.
RHD terdapat diseluruh dunia. Lebih dari 100.000 kasus baru demam
rematik didiagnosa setiap tahunnya, khususnya pada kelompok anak usia 6-15
tahun. Cenderung terjangkit pada daerah dengan udara dingin, lembab,
lingkungan yang kondisi kebersihan dan gizinya kurang memadai.Sementara
dinegara maju insiden penyakit ini mulai menurun karena tingkat
perekonomian lebih baik dan upaya pencegahan penyakit lebih sempurna.
Dari data 8 rumah sakit di Indonesia tahun 1983-1985 menunjukan kasus
RHD rata-rata 3,44 dari seluruh jumlah penderita yang dirawat.Secara
Nasional mortalitas akibat RHD cukup tinggi dan ini merupakan penyebab
kematian utama penyakit jantung sebelum usia 40 tahun.
3
B. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan dari makalah asuhan keperawatan yang kami tulis
adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan pengertian dari Penyakit Jantung Rheumatik.
2. Menjelaskan etiologi/predisposisi dari Penyakit Jantung Rheumatik.
3. Menjelaskan patofisiolog dari Penyakit Jantung Rheumatik.
4. Menjelaskan manifestasi klinik Penyakit Jantung Rheumatik.
5. Menjelaskan komplikasi dari Penyakit Jantung Rheumatik.
6. Menjelaskan penatalaksanaan dari Penyakit Jantung Rheumatik.
7. Menjelaskan pengkajian fokus dari Penyakit Jantung Rheumatik.
8. Menjelaskan pathways keperawatan dari Penyakit Jantung Rheumatik.
9. Menjelaskan diagnosa keperawatan pada Penyakit Jantung Rheumatik.
10. Menjelaskan fokus intervensi dan rasional dari diagnose keperawatan
Penyakit Jantung Rheumatik.
C. Metode Penulisan
Pada penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif,
yaitu metode ilmiah menggambarkan hasil pengamatan secara sistematis.
Landasan teori diperoleh melalui studi kepustakaan dari buku, jurnal dan
internet.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari tiga bab, yaitu:
Bab I. Pendahuluan berisikan Latar Belakang, Tujuan Penulisan,
Metode Penulisan dan Sistematika Penulisan.
4
BAB II
KONSEP DASAR
A. Pengertian
B. Etiologi/Predisposisi
Penyebab terjadinya penyakit jantung reumatik diperkirakan adalah
reaksi autoimun (kekebalan tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik.
Infeksi streptococcus hemolitikus grup A pada tenggorok selalu mendahului
terjadinya demam reumatik baik demam reumatik serangan pertama maupun
5
demam reumatik serangan ulang. Infeksi Streptococcus beta-hemolyticus grup
A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam rematik, baik pada
serangan pertama maupun serangan ulang (Nurarif dan Kusuma, 2016 : 207).
b. Jenis kelamin
d. Umur
6
puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa ditemukan pada anak antara
umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau
setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens
infeksi streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi Markowitz
menemukan bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka
yang berumur 2-6 tahun.
f. Reaksi autoimun
2. Faktor-faktor lingkungan
a. Keadaan sosial ekonomi yang buruk
7
anak yang menderita sakit sangat kurang; pendapatan yang rendah
sehingga biaya untuk perawatan kesehatan kurang dan lain-lain. Semua
hal ini merupakan faktor-faktor yang memudahkan timbulnya demam
reumatik.
c. Cuaca
C. Patofisiologi
Perjalanan penyakit jantung reumatik dibagi menjadi stadium kaut
dan kronik. Pada stadium akut, katup membengkak dan kemerahan akibat
adanya reaksi peradangan. Dapat terbentuk lesi-lesi di daun katup jantung.
Setelah peradangan akut mereda, terbentuk jaringan parut. Hal ini dapat
menyebabkan deformitas katup dan pada sebagian kasus, menyebabkan daun-
daun katup berfusi sehingga orifisium menyempit. Dapat muncul stadium
kronik yang ditandai oleh peradangan berulang dan pembentukan jaringan
parut yang terus berlanjut.
8
D. Manifestasi Klinik
Manifestasi klinik pada penyakit jantung rheumatik / demam
rheumatic akut dibedakan menjadi dua, yang disebut manifestasi mayor dan
manifestasi minor (Lumenta, 2006 : 3)
1. Manifestasi mayor
a. Arditis
Arditis yaitu terjadi peradangan pada jantung ( miokarditis
dan atau endokarditis ) yang menyebabkan terjadinya gangguan pada
katup mitral dan aorta dengan manifestasi terjadi penurunan curah
jantung ( seperti hipotensi, pucat, sianosis, berdebar-debar dan heart
rate meningkat ), bunyi jantung melemah, dan terdengar suara bising
katup pada auskultasi akibat stenosis dari katup terutama mitral (
bising sistolik ), Friction rub.
b. Polyarthritis
Klien yang menderita RHD biasanya datang dengan keluhan
nyeri pada sendi yang berpindah-pindah, radang sendi-sendi besar,
lutut, pergelangan kaki, pergelangan tangan, siku ( polyarthritis
migrans ), gangguan fungsi sendi.
c. Khorea Syndenham
Merupakan gerakan yang tidak disengaja / gerakan abnormal,
bilateral,tanpa tujuan dan involunter, serta sering kali disertai dengan
kelemahan otot ,sebagai manifestasi peradangan pada sistem saraf
pusat.
d. Eritema Marginatum
Eritema marginatum merupakan manifestasi RHD pada kulit,
berupa bercak-bercak merah dengan bagian tengah berwarna pucat
sedangkan tepinya berbatas tegas , berbentuk bulat dan bergelombang
9
tanpa indurasi dan tidak gatal. Biasanya terjadi pada batang tubuh dan
telapak tangan.
e. Nodul Subcutan
Nodul subcutan ini terlihat sebagai tonjolan-tonjolan keras
dibawah kulit tanpa adanya perubahan warna atau rasa nyeri. Biasanya
timbul pada minggu pertama serangan dan menghilang setelah 1-2
minggu. Ini jarang ditemukan pada orang dewasa.Nodul ini terutama
muncul pada permukaan ekstensor sendi terutama siku,ruas
jari,lutut,persendian kaki. Nodul ini lunak dan bergerak bebas.
2. Manifestasi Minor
Demam yang kambuhan atau berulang, nyeri sendi, mual
muntah, tidak nafsu makan/anoreksia dan nyeri perut.
E. Komplikasi
Menurut Nico A. Lumenta (2006 : 2) komplikasi yang sering terjadi
pada Penyakit Jantung Reumatik (PJR) diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Gagal jantung
2. Pankarditis (infeksi dan peradangan di seluruh bagian jantung)
3. Pneumonitis reumatik (infeksi paru)
4. Emboli atau sumbatan pada paru
5. Kelainan katup jantung
6. Infark (kematian sel jantung)
F. Penatalaksanaan
Tatalaksana bergantung dari tipe dan beratnya penyakit jantung
reumatik. Pada kebanyakan kasus, obat pengencer darah (aspirin) diberikan
untuk mencegah penumpukan. Dokter biasanya juga memberikan beta blocker
dan calcium channel blocker untuk menurunkan kerja jantung. Dan digitalis
untuk meningkatkan efisiensi kerja jantung. Karena demam reumatik
10
merupakan penyebab dari penyakit jantung reumatik, pengobatan yang terbaik
adalah untuk mencegah relaps dari demam reumatik. Antibiotik seperti
penisilin dan lainnya biasanya dapat mengobati infeksi dari bakteri
streptococcus. Dan menghentikan demam rheuma bermanifestasi. Apabila
anda mempunyai riwayat terkena demam reumatik biasanya kan diberikan
terapi antibiotik dalam jangka waktu yang panjang untuk mencegah demam
reumatik timbul kembali dan mengurangi risiko terkena penyakit jantung
reumatik. Untuk mengurangi gejala peradangan dapat diberikan aspirin,
kortikosteroid atau NSAID (obat anti inflamasi non-steroid). Terapi
pembedahan dapat dilakukan untuk memperbaiki dan mengganti katup
jantung yang rusak (Nurarif dan Kusuma, 2016 : 209).
G. Pengkajian Fokus
1. Anamnesa
a. Tanyakan identitas pasien
b. Tanyakan telusuri keluhan utama
1) Infeksi tenggorokan
a) apakah ada keluhan nyeri menelan sebelumnya?
b) Apakah disertai gejala batuk dan mata merah?
c) Adakah keluhan demam?
d) Adakah nyeri tekan pada kelenjar leher?
2) Polartritis
a) Apakah ada bengkak yang terjadi tiba-tiba pada sendi-sendi
besar(lutut, pergelangan kaki atau tangan, paha,lengan, siku
dan bahu)sebelumnya?
b) Apakah bengkak pada sendi simetris dan berpindah?
c) Apakah bengkak tersebut disertai nyeri?
3) Karditis
a) Adakah sesak? Apakah sesak dipengaruhi aktivitas?
b) Adakah sesak pada malam hari? (Paroxysmal Nocturnal
Dyspnea)
11
c) Adakah sesak yang terjadi pada posisi berbaring dan hilang
padaposisi duduk? (orthopnea)
d) Adakah nyeri dada? Bagaimanakah sifat nyeri?
e) Adakah pembengkakan (udem)?
4) Korea
a) Adakah gerakan-gerakan yang tidak disadari?
b) Adakah kelemahan otot?
c) Adakah ketidakstabilan emosi?
5) Eritema marginatum
a) Adakah bercak kemerahan yang tidak gatal?
b) Apakah bercaknya seakan-akan menjauhi pusat lingkaran?
c) Apakah bercak berpindah-pindah?
6) Nodul Subkutan
a) Adakah teraba massa padat?
b) Apakah massa tersebut tidak terasa nyeri, mudah digerakkan
dari kulitdi atasnya?
12
2. Pemeriksaan tanda-tanda vital.
3. Inspeksi yaitu dengan memperhatikan gerakan-gerakan lain pada dinding
dada.
4. Palpasi yaitu dengan meraba denyut jantung.
5. Perkusi yaitu untuk batas-batas jantung.
6. Auskultasi yaitu mendengarkan bunyi-bunyi jantung.
13
H. Pathways Keperawatan
Streptococcus Hemolitikus b Pharingitis dan
group A tonsilitis Tubuh mengeluarkan
antibody berlebihan dan tidak
( melepaskan endotoksin dapat membedakan antibody
dipharing Respon imunologi
abnormal/autoimun dan antigen
SSP
RHD
Ketidakefektifan
Bercak merah/eritema Polyartritis/Atarlgia termoregulasi
marginatum
Peningkatan sel
Nyeri akut
retikuloendotelial,
Kerusakan integritas
kulit sel plasma dan
Jaringan Parut
limfosit
Gerakan involunter,
irreguler, cepat dan Stenosis katub mitral Penurunan Curah Jantung
kelemehana otot
Merangsang Baroreseptor :
medulla oblongata Meningkatkan
Intoleransi
Volume dan TD
aktivitas
Kompensasi Saraf GL Tract
Gangguan fungsi
alveoli Perfusi Ketidakseimban
Resiko kerusakan jaringan gan nutrisi
pertukaran gas perifer tidak kurang dari
kebutuhan
14
I. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d proses inflamasi
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai nutrisi dan
kebutuhan oksigen
3. Ketidakefektifan termoregulasi b.d penyakit jantung reumatik
15
obat analgetik sesuai
program
16
diharapkan suhu tubuh minimal tiap 2 tubuh pasien.
normal. jam - Mengetahui
Kriteria hasil : - Monitor warna perubahan warna
- Suhu tubuh dalam dan suhu kulitt kulit pasien.
rentang normal - Monitor tanda- - Menurunkan suhu
- Tidak ada perubahan tanda hipertermi tubuh pasien agar
warna kulit dan tidak dan hipotermi adekuat.
ada pusing, merasa N : - Menjaga kehangatan
nyaman - Memandikan tubuh pasien.
pasien dengan
spons hangat
dengan hati-hati.
- Selimuti pasien
untuk mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh.
E:
- Ajarkan pasien
cara mencegah
hilangnya
kehangatan tubuh.
- Ajarkan indikasi
dari hipotermi dan
penanganan yang
diperlukan.
C:
Kolaborasi dengan
farmakologi untuk
memberi obat
penurun suhu tubuh.
17
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
Lumenta, Nico A. dkk. 2006. Kenali Jenis Penyakit dan Cara Penyembuhannya :
Nurarif, Amin Huda dan Hardhi Kusuma. 2016. Asuhan Keperawatan Praktis
Medika
19