You are on page 1of 28

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny S P4004 POST PARTUM HARI KE 2 DENGAN PEB


DI RUANG FLAMBOYAN RSUD Dr. R. KOESMA TUBAN
TANGGAL 22 OKTOBER 04 NOPEMBER 2007

OLEH :

WIWIN ASMOROWATI
(04.02.096)

PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN


AKADEMI KEBIDANAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
Jl. P. Diponegoro No. 17 Tuban
2007

0
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pada hamil.
(Mochtar Rustam, 2002 : 115)
Dalam masa nifas alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil. Perubahan-
perubahan alat genetalia ini dalam keseluruhan disebut involusio. Disamping
involusio ini terjadi perubahan-perubahan penting lain, yaitu hemokonsentrasi
dan timbulnya laktasi yang terakhir ini karena pengaruh laktogenik hormon
hormone dari kelenjar-kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar mammae.
(YBS-SP, 2002 : 237)
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan
masa kritis baik ibu maupun bayinya diperkirakan bahwa 60% kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi
dalam 24 jam pertama.
Masa Neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, dua pertiga
kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian
bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan
melekat dan asuhan pada ibu dan bayi masa nifas dapat mencegah beberapa
kematian ini.
Bidan sesuai dengan peranannya sebagai tenaga kesehatan memiliki
kewajiban untuk memberikan asuhan kebidanan pada ibu nifas guna
menyelamatkan ibu dan bayi.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah menggunakan manajemen kebidanan diharapkan
mahasiswa mampu, mengerti, memahami dan menerapkan teori dengan
praktek di lapangan dalam melakukan pelayanan pada post partum yang
optimal, efektif dan efisien.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat mengumpulkan data yang komplit termasuk data
subyektif dan obyektif tentang post partum hari ke-2 dengan PEB

1
2. Mahasiswa dapat menentukan suatu interprestasi data yang meliputi
diagnosa masalah dan kebutuhan ibu nifas hari ke-2 dengan PEB
3. Mahasiswa dapat mengantisipasi diagnosa dan masalah potensial
pada ibu nifas hari ke-2 dengan PEB
4. Mahasiswa dapat melakukan tindakan segera / kolaborasi yang
diperlukan pada ibu nifas hari ke-2 dengan PEB
5. Mahasiswa dapat merencanakan manajemen sesuai dengan diagnosa
pada ibu nifas hari ke-2 dengan PEB
6. Mahasiswa dapat melakukan suatu rencana manajemen ibu nifas hari
ke-2 dengan PEB
7. Mahasiswa dapat mengevaluasi suatu rencana manajemen kebidanan
ibu nifas hari ke-2 dengan PEB

1.3 Ruang Lingkup


Dengan keterbatasan waktu maka penyusun mengambil kasus nifas pada
Ny S P4004 post partum hari ke-2 dengan PEB.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan laporan kebidanan ini menggunakan metode study
kasus dengan pendekatan proses kebidanan yaitu memberikan asuhan kebidanan
pada pasien secara langsung untuk memperoleh gambaran secara nyata
mengenai asuhan kebidanan pada ibu nifas hari ke-2 dengan indikasi PEB.
Adapun data yang diperoleh dari informasi dengan teknik :
1.4.1 Data Primer
1. Observasi
Yaitu menggunakan secara langsung pada pasien untuk memperoleh
data yang benar dan obyektif.
2. Wawancara
Yaitu melakukan tanya jawab pada pasien dan keluarga untuk
mendapatkan data subyektif mengenai kebutuhan dan respon pasien.
3. Pemeriksaan Fisik
Yaitu melakukan pemeriksaan fisik meliputi inspeksi, palpasi,
auskultasi, perkusi.
1.4.2 Data Subyektif
1. Study kepustakaan dan praktek lapangan
Yaitu mencari informasi dari berbagai sumber yang berasal dari
literatur yang dijadikan landasan teori dan memberikan asuhan
kebidanan.

2
2. Pemeriksaan penunjang
Yaitu pemeriksaan untuk melengkapi dari data primer, meliputi
pemeriksaan laboratorium, USG.
3. Pemeriksaan lain-lain

1.5 Pelaksanaan Praktek Lapangan


Pelaksanaan asuhan kebidanan ini dilaksanakan di ruang nifas RSUD
Dr. R. Koesma Tuban pada tanggal 22 Oktober 04 Nopember 2007..

1.6 Sistematika Penulisan


BAB I : Berisi pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan umum
dan khusus, ruang lingkup, metode penulisan, pelaksanaan dan
sistematika penulisan.
BAB II : Berisi landasan teori nifas hari ke-2 dengan PEB, dan konsep dasar
asuhan kebidanan nifas dengan PEB.
BAB III : Berisi tinjauan kasus individu yang melalui beberapa langkah yaitu
pengkajian, interpretasi data, antisipasi diagnosa, masalah
potensial, tindakan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi.
BAB IV : Berisi penutup terdiri dari kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar


2.1.1 Definisi Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) adalah masa pulih kembali mulai dari
persalinan selesai sampai alat-alat kandungan kembali seperi pra hamil
lama masa nifas ini yaitu 6-8 minggu.
2.1.2 Perubahan Fisiologis dan Anatomis pada Masa Nifas
Perubahan alat-alat genital secara keseluruhan seperti sebelum
kehamilan disebut involusi.
a. Involusi Rahim
Setelah janin lahir fundus uteri + setinggi pusat, segera
setelah plasenta lahir TFU + 2 jari dibawah pusat, beratnya 750
gram. Sehingga kemudian + 500 gram. TFU pertengahan antara
pusat dan symphisis, 2 minggu post partum + 3350 gram. TFU tidak
teraba, 6 minggu post partum + 50 gram 8 minggu post partum + 30
gram kembali menjadi normal.
Otot-otot uterus berkontraksi segera post partum pembuluh.
Pembuluh darah yang berada di anyaman otot-otot uterus akan
terjepit. Proses ini akan menghentikan perdarahan setelah placenta
dilahirkan.
Regenerasi endometrium bekas implantasi placenta akan
kembali normal pada akhir minggu ke-3 post partum, jika terjadi
luka jalan lahir biasanya akan sembuh pada hari ke-6 atau ke-7.
Lochea atau cairan secret berasal dari cavum uteri dan vagina
dalam masa nifas dibedakan :
1. Lochea rubra (civenta) merupakan darah segar sisa selaput
ketuban, sisa-sisa desidua, vernik caseosa, rambut lanogo, terjadi
+ 2 hari post partum.
2. Lochea sanguenolenta berwarna merah kekuningan berisi darah
dan lendir +3-7 hari post partum.
3. Lochea serosa berwarna kuning, cair dan tidak berdarah + 7-14
hari post partum.
4. Lochea alba : cairan berwarna putih setelah 2 minggu post
partum.

4
5. Lochea purulenta : terjadi infeksi, keluar cairan seperti nanah
berbau busuk.
6. Lichiostastis : lochea tidak lancar keluarnya.
b. Servik
Setelah persalinan, bentuk servik agak menganga seperti
corong berwarna merah kehitaman konsistensinya lunak kadang-
kadang terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan
masih bisa masuk rongga rahim : setelah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3
jari dan setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari.
c. Sistem Pencernaan
- Nafsu makan meningkat setelah melahirkan dan pulih dari efek
analgesik dan anastasia setelah keletihan.
- Motilitas secara khas terjadi penurunan tonus otot, traktus cerna
menetap selama waktu yang singkat setelah bayi lahir, keletihan,
analgesia, anastesia dapat diperlambat.
- Defekasi
BAB spontan biasa tertunda 2-3 hari post partum karena tonus
otot usus menurun selama awal persalinan dan awal post partum.
d. Sistem Perkemihan
Laserasi vagina, episiotomi menurunkan reflek berkemih
sehingga terjadi diuresus post partum mengakibatkan distensi
kandung kemih.
e. Muskuloskeletal/Diastasis Recti Abdominasi
Adaptasi sistem musculoskeletal mencakup hal-hal yang
membantu relaksasi hipermobilitas sendi dan perubahan pusat berat
ibu akibat pembesaran rahim setelah melahirkan tonus otot secara
bertahap kembali, tahap pemisah otot (diastasis recti abdominalis)
menetap.
f. Sistem Endokrin
- Hormon placenta : Dalam pengeluaran placenta terjadi
penurunan hormon-hormon yang diproduksi organ tersebut.
Penurunan hormon Human Placenta Lactogen (HPL), estrogen
kortisol dan placental enzyme insuline sehingga gula darah
turun.
- Hormon Hipofisis dan fungsi ovarium
Dimulainya ovulasi dan menstruasi pada wanita menyusui dan
tidak berbeda kadar prolaktin serum yang terganggu pada wanita
menyusui menekan ovulasi, hal ini dipengaruhi oleh kekerapan
menyusui dan kekuatan menghisap saat menyusui.

5
g. Tanda-tanda Vital
- Suhu : 24 jam pertama meningkat sampai 380C mengakibatkan
efek dehidrasi dalam 24 jam suhu harus turun jika tidak
berarti terjadi sepsis puerpuralis, misalnya diakibatkan
adanya mastitis, ennometritis, infeksi saluran kemih.
- Nadi : Meningkat setelah bayi lahir 1 jam pertama jika
frekuensi bertambah cepat terjadi syok hipovolemik
diakibatkan perdarahan.
- Pernafasan : harus normal sebelum melahirkan.
- Tekanan darah : sedikit berbeda atau menetap rasa pusing
seakan ingin pingsan segera setelah berdiri
dapat timbul dalam 48 jam pertama.
h. Sistem Kardiovaskuler
- Volume darah
Perubahan beberapa faktor karena melahirkan dan mobilisasi
serta pengeluaran cairan ekstra vaskuler (eaema fisiologis)
menyebabkan volume darah menurun dan lambat. Dan terjadi
hemokonsentrasi.
- Curah Jantung
Denyut jantung volume sekuncup dan curah jantung meningkat
pada masa hamil dan kembali meningkat setelah melahirkan
karena darah yang biasanya melintasi sirkuit uteroplace kembali
ke sirkuit umum nilai curah jantung normal + 8-10 minggu post
partum.
i. Sistem Hematologi
- Hematokrit
Setelah 72 jam volume darah hilang lebih banyak daripada
hilangnya SDM. Penurunan volume plasma dan meningkatnya
sel darah merah dikaitkan dengan meningkatnya hematokrit pada
hari ke-3.
- Sel Darah Putih
Leukolisis normal pada masa hamil +12.000/mm2 selama 10-12
hari post partum nilai leukosit 20.000-25.000/mm2 netrofil
mempunyai sel darah putih paling banyak.

6
- Faktor Koagulasi
Faktor pembekuan dan fibrinogen biasanya meningkat selama
masa hamil sampai masa awal nifas, hperkoagulasi yang diiringi
kerusakan pembuluh darah dan mobilitas meningkatkan resiko
tromboembolisme (obstruksi sebuah pembuluh darah karena
pembekuan yang terlepas dari faktor pembentukannya)
- Varices
Ditungkai sekitar anus/hemoroid sering terjadi pada masa hamil,
varices vulva akan mengecil setelah bayi lahir.

2.2 Konsep Dasar Pre Eklampsi Berat


2.1.1 Definisi
Pre-eklamsia adalah timbulnya hipertensi disertai proteinuria dan
edema akibat kehamilan setelah usia kehamilan 20 minggu atau segera
setelah persalinan. Eklamsia adalah pre eklamsia yang disertai kejang
dan atau koma yang timbul bukan akibat kelainan neurologi.
Superimposed pre eklamsia. Eklamsia adalah timbulnya pre eklamsia
atau eklamsia pada pasien yang menderita hipertensi kronik. (Mansjoer
Arief, 2001 : 270)
Pre eklamsia ialah penyakit dengan tanda hipertensi, edema dan
protein usia yang timbul karena kehamilan. Penyakit ini umumnya
terjadi pada triwulan ke 3 kehamilan, tetapi dapat terjadi sebelumnya,
misalnya pada molahidatidosa. (Prawirohardjo Sarwono, 2002 : 282)
2.1.2 Etiologi
Sampai saat ini belum diketahui dengan pasti
(Mochtar Rustam, 1998 : 198)
2.1.3 Patofisiologi
Pada Pre-eklamsia terjadi spasme pembuluh darah disertai dengan
retensi garam dan air. Pada biopsi ginjal ditemukan spasme hebat
arteriola glomerulus. Pada beberapa kasus, lumen arteriola sedemikian
sempitnya sehingga hanya dapat dilalui oleh satu sel darah merah. Jadi,
jika semua arteriola dalam tubuh mengalami spasme, maka tekanan
darah akan naik, sebagai usaha untuk mengatasi kenaikan tekanan
perifer agar oksigenisasi jangan dapat dicukupi.
Sedangkan kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh
penimbunan air yang berlebihan dalam ruangan intentisial belum
diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam proteinuria
dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan pada
glomerulus. (Mochtar Rustam, 1998 : 198)

7
2.1.4 Klasifikasi Pre-Eklamsia
Dibagi menjadi 2 golongan yaitu :
1) Pre-eklamsia ringan bila disertai keadaan sebagai berikut :
a) Tekanan darah 140/190 mmHg atau lebih yang diukur pada
posisi berbaring terlentang, atau kenaikan diastolik 15 mmHg
atau lebih atau kenaikan sistolik 30 mmHg atau lebih. Cara
pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan dengan
jarak periksa 1 jam, sebaiknya 6 jam.
b) Edema umum, kaki, jari tangan, dan muka; atau kenaikan berat
badan 1 kg atau lebih per minggu
c) Proteinuria kwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, kwalitatif 1+
atau 2+ pada urin kateter.
(Mochtar Rustam, 1998 : 201)
2) Pre-eklamsia berat, bila disertai keadaan sebagai berikut :
a. Tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih
b. Proteinuria 5 gr atau lebih per liter
c. Oliguria yaitu jumlah urin kurang dan 500 cc per 24 jam
d. Adanya gangguan serebral, gangguan visus, dan rasa nyeri di
epigastrum
e. Terdapat edema paru dan sianosis
f. Trombosit <100.000/mm3
(Mochtar Rustam, 1998 : 201)
2.1.5 Faktor-faktor predisposisi
- Mola hidatidosa
- Diabetes melitus
- Kehamilan ganda
- Hidrops jetalis
- Obesitas
- Umur > 35 tahun
2.1.6 Komplikasi
Tergantung derajat pre eklampsia atau eklampsinya yang termasul
komplikasi antara lain atonia uteri (uterus couvelaire), sindrom HELLP
(hemolysis, elevated, liver enzimes, low platelet count), ablasi retina,
KID (koagulasi intravaskuler diseminata), gagal ginjal, perdarahan otak,
edema paru, gagal jantung, hingga syok dan kematian.
Komplikasi pada janin dengan akut atau kronisnya insufisiensi
uteroplasental, misalnya pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas.

8
2.1.7 Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :
1) Gambaran klinik : pertambahan berat badan berlebihan, edema,
hipertensi, dan timbul proteinuria.
Gejala subyektif : sakit kepala di daerah frontal, nyeri epigastrium :
gangguan visus : penglihatan kabur, skotoma, diplopia, mual dan
muntah. Gangguan serebral lainnya : oyang, refleks meningkat, dan
tidak tenang.
2) Pemeriksaan : tekanan darah tinggi, refleks meningkat, dan
proteinuria pada pemeriksaan laboratorium.
(Mochtar Rustam, 1998 : 201-202)
2.1.8 Penatalaksanaan
a) Pencegahan
Pemeriksaan antenatal yang teratur dan bermutu serta teliti,
mengenali tanda-tanda sedini mungkin (pre-eklamsia ringan),
lalu diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak
menjadi lebih berat.
Harus selalu waspada terhadap kemungkinan terjadinya pre-
eklamsia kalau ada faktor-faktor predisposisi.
Berikan penerangan tentang manfaat istirahat dan tidur,
ketenangan serta pentingnya mengatur diit rendah garam, lemak,
serta karbohidrat dan tinggi protein, juga menjaga kenaikan berat
badan yang berlebih.
b) Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah :
Untuk mencegah terjadinya pre-eklamsia dan eklamsia
Hendaknya janin lahir hidup
Trauma pada janin seminimal mungkin
Pre-Eklamsia Ringan (Mochtar Rustam, 1998 : 202)
Pengobatan hanya bersifat simtomatis dan selain rawat inap,
maka penderita dapat dirawat jalan dengan skema periksa ulang
yang lebih sering, misalnya 2 kali seminggu.
Penanganan pada penderita rawat jalan atau rawat inap adalah
dengan istirahat di tempat tidur, diit rendah garam, dan berikan obat-
obatan seperti valium tablet 5 mg dosis 3x/hari atau fenobarbital
tablet 30 mg dengan dosis 3x1 sehari.

9
Divietika dan obat anti hipertensi tidak dianjurkan, karena obat
ini tidak begitu bermanfaat, bahkan bisa menutupi tanda dan gejala
pre-eklamsia berat. Dengan cara ini biasanya pre-eklamsia ringan
jadi tenang dan hilang, ibu hamil dapat dipulangkan dan diperiksa
ulang lebih sering dari biasa.
Bila gejala masih menetap, penderita tetap rawat inap, monitor
keadaan janin, kadar estriol von, lakukan amnioskopi, dan USG. Bila
keadaan mengizinkan, barulah dilakukan induksi partus pada usia
kehamilan 37 keatas.
Pre-Eklamsia Berat
Pre-Eklamsia Berat pada usia kehamilan kurang dari 37 minggu
1) Bila janin belum menunjukkan tanda-tanda maturitas paru-
paru dengan uji kocok dan rasio L/S, maka penanganannya
adalah sebagai berikut :
- Berikan suntikan sulfas magnesikus dengan dosis 8 gr
intramuskuler, kemudian disusul dengan injeksi
tambahan 4 gr IM setiap 4 jam (selama tidak ada
kontraindikasi)
- Jika ada perbaikan jalannya penyakit, pemberian sulfas
magnesikus dapat diteruskan lagi selama 24 jam sampai
dicapai kriteria pre eklamsia ringan (kecuali ada kontra
indikasi)
- Selanjutnya ibu dirawat, diperiksa, dan keadaan janin
dimonitor, serta berat badan ditimbang seperti pada pre
eklamsia ringan, sambil mengawasi timbulnya lagi gejala
- Jika dengan terapi diatas tidak ada perbaikan, dilakukan
terminasi kehamilan dengan induksi partus atau tindakan
lain tergantung keadaan.
2) Jika pada pemeriksaan telah dijumpai tanda-tanda
kematangan paru janin, maka penatalaksanaan kasus sama
seperti pada kehamilan diatas 37 minggu
Pre-Eklamsia Berat pada kehamilan diatas 37 minggu
1) Penderita dirawat inap
- Istirahat mutlak dan ditempatkan dalam kamar
isolasi.
- Berikan diit rendah garam dan tinggi protein

10
- Berikan suntikan sulfas magnesikus 8 gr intra
muskuler, 4 gr dibokong kanan dan 4 gr dibokong
kiri.
- Suntikan dapat diulang dengan dosis 4 gr setiap 4
jam.
- Syarat pemberian MgSO4 adalah refleks patela
positif, diuresis 100 cc dalam 4 jam terakhir,
respirasi 16 kali per menit, dan harus tersedia anti
dotumnya yaitu kalsium glukonas 10% dalam
ampul 10 cc.
- Infus dekstrosa 5% dan ringer laktat
2) Berikan obat antihipertensi : injeksi kata pres lampul
IM dan selanjutnya dapat diberikan tablet katapres 3
kali tablet atau 2 kali tablet sehari
3) Diuretika tidak diberikan, kecuali bila terdapat edema
umum, edema paru, dan kegagalan jantung kongesti.
Untuk itu dapat disuntikkan 1 ampul intravena lasix.
4) Segera setelah pemberian sulfas magnesikus kedua,
dilakukan induksi partus dengan atau tanpa
amniotomi. Untuk induksi dipakai oksitosin (pitosin
atau sintosinon) 10 satuan dalam infus tetes.
5) Kala II harus dipersingkat dengan ekstraksi vakum
dan forseps, jadi ibu dilarang mengedan.
6) Jangan berikan methergin post partum, kecuali bila
terjadi perdarahan yang disebabkan atonia uteri.
7) Pemberian sulfat magnesikus, kalau tidak ada
kontraindikasi, kemudian diteruskan dengan dosis
4 gr setiap 4 jam dalam 24 jam post partum.
8) Bila ada indikasi obstetrik dilakukan SC
Penanganan PEB yang terbaru
SM 40% otsuka
25 cc = 10 gram
SM 40% 4 gr IV (adalah larutan hipertonik) = 10 cc
bolus
Sisa SM 40% 16 gram
15 cc dalam 500 cc RL
20 tts/mnt 1 cc/mnt
Habis dalam 6-8 jam
(Protap Puskesmas Palang tahun 2006)

11
2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Varney
Managemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisir pikiran serta tindakan
berdasarkan ilmiah. Penemuan ketrampilan dalam rangkaian tahapan untuk
mengambil keputusan yang berfokus pada klien. (Varney 1997).

2.4 7 Langkah Proses Manajemen Varney


1. Melakukan pengkajian dengan mengumpulkan data secara lengkap sesuai
sumber dari kondisi pasien, anamnese, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang untuk mengevaluasi keadaan ibu nifas.
2. Identifikasi dan Diagnosa Masalah Potensial
Data yang telah dikumpulkan diinterprestasikan sehingga dapat
menyimpulkan data yang spesifik.
3. Identifikasi dan Diagnosa Masalah Potensial
Menentukan masalah dan diagnosa yang mungkin terjadi sehingga dapat
diantisipasi dan mungkin dilakukan tindakan preventif.
4. Identifikasi Kebutuhan Segera
Mencerminkan kesinambungan dari penatalaksanaan asuhan kebidanan,
perlunya tindakan segera untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama
dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi pasien.
5. Intervensi
Merencanakan asuhan yang menyeluruh yang rasional sesuai dengan
temuan dari langkah sebelumnya.
6. Implementasi
Mengarahkan atau melaksanakan rencana asuhan secara efisien dan
menyeluruh.
7. Evaluasi
Mengevaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan.

2.4.1 Proses Penyusunan Manajemen Kebidanan


1. Pengkajian
Pengumpulan data lengkap yang mencakup :
A. Data Subyektif
1. Biodata
- Umur klien : untuk menentukan prognosa termasuk
resiko tinggi atau tidak.
- Kebangsaan : untuk mengadakan statistik kelahiran

12
- Pendidikan : untuk menentukan model komunikasi
yang digunakan agar motivasi yang
diberikan efektif sesuai tingkat
pendidikan.
- Pekerjaan : mengetahui taraf hidup sosial ekonomi
- Agama : berhubungan dengan religius dan
kepercayaan
- Perkawinan : untuk membantu menentukan diagnosa
- Alamat : untuk membedakan klien satu dengan
yang lain yang namanya sama dan
untuk menentukan keadaan sosial
budaya sekitar tempat tinggalnya.
2. Keluhan Utama
Untuk mengetahui apa yang dirasakan klien dan menegakkan
diagnosa atau masalah.
3. Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui bagaimana faal kandungan dan
menentukan apakah ada kelainan.
4. Riwayat Obstetri
Untuk mengetahui riwayat obstetik yang lalu apakah ada
penyakit yang dapat mempengaruhi kondisi nifasnya saat ini.
5. Riwayat Penyakit Klien dan Keluarga
Untuk mengetahui apakah klien dan keluarganya mempunyai
penyakit menular, menurun dan menahun.
6. Pola Kehidupan Sehari-hari
Untuk mengetahui kebiasaan ibu sehari-hari mengenai
nutrisi, eliminasi, aktifitas, istirahat, personal hygiene dan
perilaku kesehatan.
7. Data Psikososial
Untuk mengetahui bagaimana respon ibu dan keluarga
terhadap kelahiran bayi, mengetahui rencana ibu menyusui
bayinya berapa lama, dan mengetahui bagaimana tingkat
pengetahuan ibu tentang perawatan diri dan bayinya.

13
B. Data Obyektif
Pemeriksaan umum
Kesadaran
K/U
TTV
BB/TB
Pemeriksaan kehamilan
1. Inspeksi
Periksa pandang dari ujung kepala sampai ujung kaki.
2. Palpasi
- Payudara, apakah ada benjolan, bendungan ASI dan
lain-lain
- TFU, tinggu fundus uteri setelah persalinan
normalnya 2 jari dibawah pusat.
- Kontraksi uterus
3. Perkusi
Reflek patella
Pemeriksaan penunjang
A. Pemeriksaan laboratorium
- Darah : golongan darah, HB
- Urine : albumin, reduksi
B. Data kehamilan dan persalinan sekarang
Umur kehamilan :
Penyulit :
Periksa kehamilan :
Proses persalinan :
Keadaan bayi : / , BB, A-S

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Diagnosa ditegakkan dari data hasil pengkajian. Diagnosa harus
memenuhi standart nomenklatur diagnosa kebidanan.

III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Langkah ini didapat berdasarkan diagnosa atau masalah yang
teridentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi apabila mungkin
dilakukan tindakan pencegah.

14
IV. Identifikasi Kebutuhan akan Tindakan Segera / Kolaborasi
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama ditangani dengan tim
kesehatan lain yang sesuai dengan kondisi klien.

V. Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh / Intervensi


Merencanakan asuhan menyeluruh dengan rasional, meliputi terapi
dan asuhan, pendidikan kesehatan, konseling, kolaborasi dan rujukan bila
diperlukan, serta tindak lanjut.

VI. Pelaksanaan / Implementasi


Melaksanakan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada langkah intervensi.

VII. Evaluasi
Pada langkah ini dievaluasi keefektifan asuhan yang telah diberikan
karena proses manajemen kebidanan ini merupakan suatu kegiatan
berkesinambungan maka diperlukan evaluasi. Bila asuhan yang diberikan
belum efektif, maka perlu mengulang kembali dari awal setiap asuhan
yang belum efektif. Dalam evaluasi dicantumkan data obyektif, data
subyektif, kesimpulan, dan rencana selanjutnya.

15
BAB III
TINJAUAN KASUS

3.1 Pengkajian
3.1.1 Data Subyektif
Tanggal : 22 Oktober 2007 Jam : 10.00 WIB
a. Biodata
Nama pasien : Ny. S Nama suami : Tn. L
Umur : 30 th Umur : 32 th
Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia Suku/kebangsaan : Jawa/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh
Alamat : Bunut, Widang Alamat : Bunut, Widang
No. Reg :
b. Status perkawinan
- Kawin : 1 kali
- Lama kawin : 18 tahun
- Umur menikah : 22 th
c. Keluhan utama
Ibu mengatakan telah melahirkan anak keempat dengan spontan pada
tanggal 20 Oktober 2007 jam 21.30 WIB dengan BB bayi 2700 gr PB : 50
cm dan ibu tidak merasakan pusing lagi.
d. Riwayat menstruasi
- Menarche : 13 th
- Siklus : 28-30 hari
- Lama haid : 5-6 hari
- Banyaknya : 1-2 kotek/hari
- Teratur/tidak : teratur
- Warna : merah segar
- Bau : amis
- HPHT : lupa 12-2006
- TP : -
e. Riwayat obstetri
Suami Jns Jns
No UK Penol BB/PB H/M Usia Meneteki KB
ke Pers Kel
1 I 9 bln Spt B Bidan 2700 gr/48 cm H 11 th 2 th Suntik
2 9 bln Spt B Bidan 3000 gr/50 cm H 8 th 2 th Suntik
3 9 bln Spt B Bidan 3000 gr/50 cm H 3 th 2 th Suntik
4 9 bln Spt B Bidan 2700 gr/50 cm H 2 hari - -

16
f. Riwayat kesehatan pasien
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit jantung, asma, DM,
ginjal, hepatitis, TBC maupun gemeli.
g. Riwayat kesehatan keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit, hipertensi, jantung,
asma, DM, ginjal, hepatitis, TBC, gemeli.
h. Pola kehidupan sehari-hari
- Pola nutrisi : Ibu makan sehari 3x dengan porsi sedang dengan
menu nasi, sayur, lauk, dan buah-buahan dan
minum air putih.
- Pola eliminasi : Ibu sudah BAB 1x per hari dan BAB 3-4x per
hari.
- Pola istirahat : Selama nifas tidur siang + 1-2 jam, tidur malam
7-8 jam
- Pola aktivitas : Ibu sering jalan-jalan di dalam ruangan
- Personal hygiene : Ibu belum mandi, hanya di seka pagi dan sore hari
dan sering ganti softex jika sudah basah.
i. Data psikososial
- Respon ibu dan keluarga : Ibu dan keluarga senang dengan kelahiran
bayinya.
- Hubungan pasien dengan suaminya sangat baik serta harmonis
- Rencana mengasuh bayi oleh : ibunya sendiri.
3.1.2 Data Obyektif
a. Tanda-tanda vital
- Kesadaran : composmentis
- Tekanan darah : 130/80 mmHg
- Suhu : 367 0C
- Denyut nadi : 88x/mnt
- Pernafasan : 24x/mnt
b. Pemeriksaan
1. Muka
- Edema : Tidak
- Pucat : Tidak
- Cloasma gravidarum : Tidak ada
2. Mata
- Konjungtiva : Merah muda
- Sklera : Putih tidak ada ikterus
3. Hidung
Hidung bersih tidak ada serumen dan tidak ada polip.

17
4. Mulut
Gigi : Tidak karies
Stomatitis : Tidak ada
Bibir kering : Tidak ada
Lidah pucat : Tidak
5. Telinga
Telinga bersih, pendengaran baik
6. Leher
Pembesaran vena jugularis : Tidak ada
Pembesaran kelenjar getah bening : Tidak ada
Struma : Tidak ada
7. Payudara
- Pengeluaran : -
- Bentuk : Simetris
- Puting susu : Menonjol
- Pembengkakan : Tidak ada
- Nyeri tekan : Tidak
8. Abdomen
- Luka bekas jahitan : Tidak ada bekas luka operasi
- TFU : 2 jari bawah pusat
- Konsistensi uterus : keras
9. Pengeluaran lochea
- Merah, perdarahan tidak aktif, warna merah
10. Perinium
- Bekas jahitan : Tidak ada
- Kebersihan : Bersih
- Oedema : Tidak ada
11. Kandung kemih : kosong
12. Anus
- Hemoroid : Tidak ada
- Varises : Tidak ada
13. Ekstremitas
Atas dan bawah
Reflek patella : +/+
Varices : Tidak ada

18
3.1.3 Data Penunjang
a. Pemeriksaan Laboratorium
Hb : 10 gr%
b. Data kehamilan dan persalinan sekarang
Umur kehamilan : 36 minggu
Periksa kehamilan : 8 kali
Penyulit kehamilan : tidak ada
Penyulit persalinan : PEB
- Proses persalinan
Kala I : tanggal 20-10-2007 jam : 18.10 WIB
Kala II : tanggal 20-10-2007 jam : 21.00 WIB terdapat tanda dan
gejala kala II jam 21.30 WIB bayi lahir dengan spontan B
Kala III : tanggal 20-10-2007 plasenta lahir secara manual dilahirkan
lengkap berat 400 gr D 20 cm P 20 cm insensi marginalis jam 21.35
WIB
Kala IV : tanggal 20-10-2007 jam 21.50 WIB fundus uteri 2 jr bawah
pusat T : 130/80 mmHg N : 84x/mnt Perdarahan 200 cc
Keadaan bayi : jenis kelamin perempuan
BB : 2700 gr / 50 cm
A-S : 8-9
-
3.2 Interpretasi Data
Dx : P4004 post partum hari ke 2 dengan PEB
Ds : Ibu mengatakan telah melahirkan anak keempat dengan spontan dan
sudah tidak merasakan pusing lagi.
Do : Kesadaran : Composmentis
TD : 130/80 mmHg
N : 88x/mnt
S : 367 0C
RR : 24x/mnt
TFU : 2 jari bawah pusat
Kontraksi uterus : keras (baik)
Pengeluaran : lochea rubra
Masalah : -

19
Kebutuhan : Observasi keadaan ibu KIE dan komunikasi
terapeutik
Penyuluhan tentang diet makanan
Istirahat dan pola aktivitas

3.3 Identifikasi Diagnosa Potensial


Tidak ada

3.4 Tindakan Segera / Kolaborasi


Tidak ada

3.5 Intervensi
Tanggal : 22 Oktober 2007
Dx : P4004 post partum hari ke 2 dengan PEB
Tujuan : Setelah dilakukan asuhan kebidanan ini keadaan ibu jauh lebih
baik.
Kriteria : Ibu bisa melakukan aktivitas dan perawatan diri sendiri.
No Intervensi Rasional
1 Lakukan komunikasi terapeutik dengan - Melakukan pendekatan agar
jalin hubungan baik dengan klien dan klien dan keluarga lebih
keluarga. kooperatif dalam pemberian
asuhan.
2 Lakukan observasi keadaan klien : - Mengetahui keadaan klien dan
- TTV tiap 6 jam mengurangi resiko terjadinya
- Pengeluaran pervaginam komplikasi
- Involusi (TFU, kontraksi, kandung
kemih, lochea)
3 Jelaskan tentang kondisi klien kepada klien - Dapat mengurangi kecemasan
dan keluarga
4 Berikan diit rendah garam pada ibu - Mencegah peningkatan
tekanan darah
5 Kolaborasi dengan dokter untuk rencana - Fungsi dependen
tindak lanjut dan pemberian terapi :
- Amoxcillin 3x500 mg
- Asam mefenamat 3x500 mg

20
3.6 Implementasi
Tanggal : 22 Oktober 2007 Jam : 11.00 WIB
Hr/Tgl Jam Pelaksanaan TTD
1. Melakukan komunikasi terapeutik dan menjalin
hubungan baik dengan klien dan keluarga
2. Mengobservasi keadaan klien kesadaran
composmentis.
3. Observasi TTV : T : 130/80 mmHg
N : 88x/mnt
S : 367 0C
RR : 24x/mnt
TFU : 2 jari bawah pusat
UC : keras (baik)
Lochea : rubra
4. Ibu keadaannya sudah lebih baik
5. Memberikan diit rendah garam
6. Lakukan kolaborasi dengan dokter.
- Amoxcillin 3x500 mg
- Asam mefenamat 3x500 mg

3.7 Evaluasi
Tanggal : 22 Oktober 2007
Ibu mengatakan sudah mengerti tentang keadaannya.
Ibu tampak tenang dan dapat mengulang kembali penjelasan yang telah
diterimanya
Observasi dilanjutkan
Memberikan penyuluhan tentang personal hygiene
Penyuluhan tentang KB

21
CATATAN PERKEMBANGAN

Tanggal : 22 Oktober 2007


S : Ibu mengatakan tidak pusing lagi dan keadaannya jauh lebih baik dari
sebelumnya
O : Ibu tampak bersemangat dan dapat komunikasi dengan baik
K/U : Baik
TTV : T : 120/80 mmHg
N : 88x/mnt
S : 365 0C
RR : 24x.mnt
A : P4004 post partum hari ke 2 dengan PEB
P : Aff infus
Aff DC
Besok pasien direncanakan boleh pulang
Lanjutkan rencana

22
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan kebidanan nifas 4 jam post partum dengan
fisiologis penulis menyimpulkan bahwa dalam masa nifas sering terjadi
gangguan rasa nyaman. Kekhawatiran dan mungkin terjadi komplikasi,
misalnya infeksi. Untuk itu perlu diperlukan asuhan komprehensif selama masa
nifas terutama tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan, jumlah cairan yang masuk
dan keluar pada teori yang sekarang, kurangnya 4 jam sekali serta kolaborasi
dengan dokter bila terjadi komplikasi.
Dengan melakukan asuhan kebidanan pasien dapat diebrikan perawatan
sesuai kebutuhan dalam menangani masalah nifas. Pasien secara umum perlu
tindakan produktif, proventif kuratif dan rehabilitatif secara terpadu dan
integrasi untuk menciptakan kemandirian sedini mungkin.

4.2 Saran
4.2.1 Bagi Pendidikan
Diharapkan pendidikan memperbanyak literatur-literatur yang
berhubungan dengan kebidanan sebagai pedoman / pembuatan tugas
yang lebih sempurna.
4.2.2 Bagi Mahasiswa
Hendaknya mahasiswa dapat mengaplikasikan antara ilmu pengetahuan
logika dan ilmu dalam melaksanakan dan menerapkan Askeb dengan
baik dan benar.

23
DAFTAR PUSTAKA

FKUI. 2002. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Aesculapius

FK UNPAD. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung : Eleman

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 2. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP-SP

Prawirohardjo, Sarwono. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan


Neonatal : YBP-SP

24
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan praktek lapangan ini telah disetujui dan disahkan oleh Pembimbing
Praktek dan Pembimbing Akademik pada tanggal Oktober 2007

Mahasiswa

WIWIN ASMOROWATI
NIM. 04.02.096

Mengetahui
Kepala Ruangan Pembimbing Praktek

SRI HARTUTIK ANIK SURJANI, Amd.Kep


NIP. 140 095 635 NIP. 140 246 466

Pembimbing Akademik

DWI RUKMA SANTI, SST


NIK. 45115011

25
KATA PENGANTAR

ii
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan hidayahNya sehingga dapat
menyelesaikan laporan kegiatan praktek (ASKEB) di Ruang Flamboyan RSUD Dr.
R. Koesma Tuban.

Tak lupa kami menyampaikan banyak terima kasih kepada :


1. Bapak Dr. Bambang Suhariyanto selaku Direktur RSUD Dr. R. Koesma Tuban
2. Bapak Miftahul Munir, SKM, M.Kes selaku Direktur AKBID NU Tuban,
3. Ibu Sri Hartutik selaku Kepala Ruangan Flamboyan RSUD Dr. R. Koesma Tuban
4. Ibu Anik Surjani, Amd.Kep selaku Pembimbing Ruangan Flamboyan RSUD Dr.
R. Koesma Tuban
5. Ibu Dwi Rukma Santi, SST selaku Dosen Pembimbing Akademik Akademi
Kebidanan Nahdlatul Ulama Tuban
6. Seluruh staf dan karyawan di Ruang Flamboyan RSUD Dr. R. Koesma Tuban
7. Semua pihak yang telah membantu sehingga laporan ini dapat terselesaikan
Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini banyak terdapat kesalahan.
Oleh karena itu saya mengharap kritik dan saran yang membangun dari pembaca
maupun dari para pembimbing untuk perbaikan laporan ini selanjutnya, semoga
laporan ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.

Tuban, Oktober 2007

Penulis

26
DAFTAR ISI

iii
Halaman Judul .......................................................................................................... i
Lembar Pengesahan .................................................................................................. ii
Kata Pengantar .......................................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................... 1
1.3 Ruang Lingkup .................................................................................. 2
1.4 Metode Penulisan .............................................................................. 2
1.5 Pelaksanaan ....................................................................................... 3
1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................... 3
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar ....................................................................................... 4
2.2 Konsep Dasar Pre Eklampsi Berat ....................................................... 7
2.3 Konsep Dasar Askeb menurut Hellen Varney ...................................... 12
2.4 7 Langkah Proses Manajemen Varney ................................................. 12
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian.......................................................................................... 16
3.2 Interpretasi Data ................................................................................ 19
3.3 Identifikasi Diagnosa Potensial ......................................................... 20
3.4 Tindakan Segera ................................................................................ 20
3.5 Intervensi / Rencana .......................................................................... 20
3.6 Implementasi / Rencana..................................................................... 21
3.7 Evaluasi ............................................................................................. 21
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 23
4.2 Saran ................................................................................................. 23
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 24

27
iv

You might also like