Professional Documents
Culture Documents
DISUSUN OLEH :
JURUSAN FARMASI
2013
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
1. Nilai
2. Hukum
4
masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan
karena pelanggaran petunjuk hidup tersebut dapat menimbulkan tindakan dari
pihak pemerintah. Soedirman Kartohadiprodjo mendefisinikan hukum dalam
bukunya Tata Hukum Indonesia bahwa hukum adalah pikiran atau anggapan
orang adil atau tidak adil mengenai hubunagan manusia. Sedangkan menurut
Mocthar Kusumaatmadja dalam buku Hukum, Masyarakat dan Pembinaan
Hukum Nasional mengatakan bahwa hukum adalah keseluruhan kaedah-kaedah
serta asa-asas yang mengatur pergaulan hidup manusia dalam masyarakat yang
bertujuan memelihara ketertiban yang meliputi lembaga-lembaga dan proses-
proses guna mewujudkan berlakunya kaedah itu sebagai kenyataan dalam
masyarakat.
5
B. Keadilan, Ketertiban dan Kesejahteraan
1. Keadilan
Keadilan berasal dari bahasa arab adil yang artinya tengah. Keadilan berarti
menempatkan sesuatu di tengah-tengah, tidak berat sebelah, atau dengan kata lain
keadilan berarti menempatkan sesuatu pada tempatnya. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, keadilan berarti sifat perbuatan atau perlakuan yang adil.
Keadilan berarti perilaku atau perbuatan yang dalam pelaksanaannya memberikan
sesuatu yang semestinya harus diterima oleh pihak lain. Menurut W.J.S.
Poerwodarminto, keadilan berarti tidak berat sebelah, sepatutnya, tidak sewenang-
wenang. Sedangkan menurut Frans Magnis Suseno dalam bukunya Etika
Politikmenyatakan bahwa keadilan sebagai suatu keadaan di mana semua orang
dalam situasi yang sama diperlakukan sama.
Pada sila kelima pancasila, Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
mengandung makna adil dalam hal pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat.
Sesuai dengan sila kelima tersebut maka keadilan yang harus terwujud dalam
kehidupan bangsa ialah:
6
2. Ketertiban
Ketertiban berasal dari kata tertib yang artinya teratur. Sedangkan ketertiban
di dalam masyarakat adalah keadaan serba teratur dengan baik. Selain itu
ketertiban adalah salah satu perwujudan dari keteraturan. Untuk mendapatkan
suatu ketertiban didalam masyarakat, diperlukan adanya suatu aturan atau hukum.
Dengan adanya hukum dan norma yang di patuhi oleh seluruh lapisan masyarakat,
maka akan tercipta suatu ketertiban.
3. Kesejahteraan
Ketaatan hukum tidaklah lepas dari kesadaran hukum, dan kesadaran hukum
yang baik adalah ketaatan hukum, sedangkan ketidaksadaran hukum yang baik
adalah ketidaktaatan. Pernyataan ketaatan hukum harus disandingkan sebagai
sebab dan akibat dari kesadaran dan ketaatan hukum. Membangun kesadaran
hukum tidaklah mudah, karena tidak semua orang memiliki kesadaran akan
hukum.
7
tinggi institusi atau aturan sebagai pemenuhan kebutuhan untuk mendambakan
ketaatan serta ketertiban hukum.
Hukum dan moral adalah dua hal yang saling berkaitan. Hukum merupakan
perwujudan dari moralitas. Hukum sebagai norma harus berdasarkan pada nilai
moral. Apa artinya undang-undang jika tidak disertai moralitas. Tanpa moralitas,
hukum tampak kosong dan hampa. Norma moral adalah norma yang paling dasar.
Norma moral menentukan bagaimana kita menilai seseorang.
Perilaku atau perbuatan manusia, baik secara pribadi maupun hidup bernegara
terikat pada norma moral dan norma hukum. Secara ideal, seharusnya manusia
taat pada norma moral dan norma hukum yang tumbuh dan tercipta dalam hidup
sebagai upaya mewujudkan kehidupan yang adil, tertib, damai, aman, dan
sejahtera. Namun dalam kenyataannya terjadi pelanggaran, baik terhadap norma
moral maupun norma hukum. Pelanggaran norma moral merupakan suatu
pelanggaran etik, sedangkan pelanggaran terhadap norma hukum merupakan
pelanggaran hukum.
8
1. Pelanggaran etik
Serangkaian norma etik untuk suatu kegiatan atau profesi. Rangkaian norma
moral yang terhimpun biasa disebut kode etik. Kode etik merupakan bentuk
aturan tertulis yang secara sistematik sengaja dibuat berdasarkan prinsip-prinsip
moral yang ada. Masyarakat profesi secara berkelompok membentuk kode etik
profesi.
Meskipun telah memiliki kode etik, masih tetap ada seseorang yang
melanggar kode etiknya sendiri. Pelanggaran kode etik tidak akan mendapat
sanksi lahiriah atau yang bersifat memaksa. Pelanggaran etik biasanya mendapat
sanksi etik, seperti menyesal, rasa bersalah, dan malu.
2. Pelanggaran hukum
Kesadaran hukum adalah kesadaran diri sendiri tanpa tekanan, paksaan atau
perintah dari luar untuk tunduk pada hukum yang berlaku. Dengan berjalannya
kesadaran hukum di masyarakat maka hukum tidak perlu menjatuhkan sanksi.
9
Problema hukum yang berlaku saat ini adalah masih rendahnya kesadaran hukum
masyarakat. Akibatnya banyak terjadi pelanggaran hukum. Bahkan pada hal-hal
kecil yang sesungguhnya tidak perlu terjadi.
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Nilai adalah suatu kualitas atau penghargaan terhadap sesuatu yang menjadi
dasar penentu tingkah laku masyarakat.
Hukum adalah himpunan petunjuk hidup (perintah-perintah dan larangan-
larangan) yang mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya
ditaati oleh anggota masyarakat yang bersangkutan.
Keadilan berarti menempatkan sesuatu di tengah-tengah, tidak berat sebelah.
Ketertiban di dalam masyarakat adalah keadaan serba teratur dengan baik.
Kesejahteraan atau sejahtera dalam istilah umum menunjukan keadaan yang
baik, kondisi manusia di mana orang-orangnya dalam keadaan makmur, sehat
dan damai.
Ketaatan hukum tidaklah lepas dari kesadaran hukum, dan kesadaran hukum
yang baik adalah ketaatan hukum.
Perilaku atau perbuatan manusia, baik secara pribadi maupun hidup bernegara
terikat pada norma moral dan norma hukum.
3.2 Saran
11