Professional Documents
Culture Documents
BLIGHTED OVUM
1.2.2 Etiologi
Blighted ovum terjadi saat awal kehamilan. Penyebab dari blighted
ovum saat ini belum diketahui secara pasti, namun diduga karena
beberapa faktor. Faktor-faktor blighted ovum (Dwi, 2013) :
1. Adanya kelainan kromosom dalam pertumbuhan sel sperma dan
sel telur.
2. Meskipun prosentasenya tidak terlalu besar, infeksi rubella,
infeksi TORCH, kelainan imunologi, dan diabetes melitus yang
tidak terkontrol.
3. Faktor usia dan paritas. Semakin tua usia istri atau suami dan
semakin banyak jumlah anak yang dimiliki juga dapat
memperbesar peluang terjadinya kehamilan kosong.
4. Kelainan genetik.
5. Kebiasaan merokok dan alkohol.
1.2.4 Patofisiologi
Pada saat pembuahan, sel telur yang matang dan siap
dibuahi bertemu sperma. Namun dengan berbagai penyebab
(diantaranya kualitas telur/sperma yang buruk atau terdapat infeksi
torch), maka unsur janin tidak berkembang sama sekali. Hasil
konsepsi ini akan tetap tertanam didalam rahim lalu rahim yang
berisi hasil konsepsi tersebut akan mengirimkan sinyal pada indung
telur dan otak sebagai pemberitahuan bahawa sudah terdapat hasil
konsepsi didalam rahim. Hormon yang dikirimkan oleh hasil
konsepsi tersebut akan menimbulkan gejala-gejala kehamilan seperti
mual, muntah dan lainya yang lazim dialami ibu hamil pada
umumnya. Hal ini disebabkan Plasenta menghasilkan
hormone HCG (human chorionic gonadotropin) dimana hormon ini
akan memberikan sinyal pada indung telur (ovarium) dan otak
sebagai pemberitahuan bahwa sudah terdapat hasil konsepsi di
dalam rahim. Hormon HCG yang menyebabkan munculnya gejala-
gejala kehamilan seperti mual, muntah, ngidam dan menyebabkan tes
kehamilan menjadi positif. Karena tes kehamilan baik test pack
maupun laboratorium pada umumnya mengukur kadar hormon HCG
(human chorionic gonadotropin) yang sering disebut juga sebagai
hormon kehamilan (Bobak, 2011).
1.2.5 Pathway
Sel Telur Sel Sperma
Konsepsi
1.2.6 Komplikasi
1. Robekan serviks yang disebabkan oleh tenakulum.
Penanganan : Jika terjadi perdarahan, serviks yang robek dijahit
kembali untuk menghentikan perdarahan.
2. Perforasi yang disebabkan oleh sonde uterus, abortus tank, dan
alat kuretnya.
Penanganan : Hentikan tindakan dan konsultasi dengan bagian
bedah bila ada indikasi untuk dilakukan laparatomi.
3. Perdarahan post kuretase yang disebabkan oleh atonia uteri,
trauma dan sisa hasil konsepsi perdarahan memanjang.
Penanganan : Profilaksis dengan pemberian uterotonika,
konsultasi dengan bagian bedah dan kuretase ulang. Profilaksis
menggunakan metergin dengan dosis Oral 0,2-0,4 mg , 2-4 kali
sehari selama 2 hari dan IV / IM 0,2 mg , IM boleh diulang 2–4
jam bila perdarahan hebat.
1.3.3 Perencanaan
Diagnosa Rencana Tindakan
No Rasional
Keperawatan Tujuan Intervensi Keperawatan
1. Risiko infeksi Setelah 1. Bersihkan lingkungan 1. Mencegah invasi bakteri
b.d prosedur dilakukan atau alat-alat setelah di sekitar lingkungan
pembedahan tindakan dipakai oleh pasien pasien
(kuretase) keperawatan 2. Instruksikan 2. Mencegah terjadinya
selama 3x24 pengunjung untuk penyebaran infeksi
jam, masalah mencuci tangan nosokomial
keperawatan sebelum dan sesudah 3. Mencegah terjadinya
risiko menengok pasien penyebaran bakteri baik
infeksi teratasi 3. Cuci tangan sebelum bagi pasien maupun
dengan dan sesudah tindakan perawat
indikator: keperawatan 4. Sebagai standar prosedur
Tidak 4. Gunakan universal tindakan dan mencegah
didapatkan precaution / APD invasi bakteri
tanda selama kontak dengan 5. Nutrisi adekuat
terjadinya kulit yang luka meningkatkan
infeksi 5. Tingkatkan intake kesembuhan luka lebih
Tidak nutrisi dan cairan efektif
didapatkan 6. Observasi dan laporkan 6. Acuan intervensi dengan
fatigue tanda dan gejala infeksi tepat bagi kondisi pasien
kronis seperti kemerahan, dan mencegah keparahan
Temperatur panas, dan nyeri infeksi
badan sesuai 7. Kaji temperatur tiap 4 7. Mengetahui pola normal
yang jam metabolik
diharapkan 8. Pastikan teknik 8. Mencegah infeksi terjadi
dengan perawatan luka yang pada luka pada pasien
interval tepat 9. Proses istirahat adekuat
36,5⁰C – 9. Anjurkan pasien akan membantu proses