You are on page 1of 16

ASUHAN KEBIDANAN

PADA NY. “X” MASA HAMIL SAMPAI KB

DI PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN MOJOKERTO

LAPORAN TUGAS AKHIR

Oleh :

SEFNI SILVIANA DEWI


NIM.201502007

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO TAHUN 2017
LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY. “X” MASA HAMIL SAMPAI KB DI
PUSKESMAS WILAYAH KABUPATEN MOJOKERTO

LAPORAN TUGAS AKHIR

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Pendidikan Ahli Madya Kebidanan Pada
Program Studi D III Kebidanan STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto

SEFNI SILVIANA DEWI


NIM.201502007

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN


STIKES BINA SEHAT PPNI MOJOKERTO TAHUN 2017
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR
RINGKASAN LAPORAN TUGAS AKHIR

Tingginya angka kematian ibu dan bayi masih menjadi masalah besar di Indonesia. Kesehatan
ibu dan anak (KIA) merupakan indikator penting dalam mengukur derajat kesehatan suatu
negara. Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan
peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup.
Sedangkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan
Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2012 sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup. Sehingga,
dibutuhkan kebijakan operasional dalam mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi
yang menggunakan pendekatan layanan kebidanan secara berkesinambungan dimulai pada saat
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB

Dalam praktiknya, pendekatan layanan kebidanan yang berkesinambungan dimulai dengan


mencari sasaran dalam hal ini klien atau sasarannya adalah ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru
lahir dan akseptor KB kemudian mengumpulkan data baik data subyektif ( data yang diperoleh
dari hasil wawancara secara langsung kepada klien ataupun pihak lain yang mengetahui
informasi tentang klien ) maupun obyektif ( data yang diperoleh dari pemeriksaan secara
langsung ). Hasil dari pengkajian data kemudian di analisis sehingga muncul kebutuhan apa saja
yang di perlukan oleh klien, atau masalah yang mungkin dihadapi. Dari hasil analisis dapat di
simpulkan asuhan apa yang nantinya dapat diberikan pada klien. Setelah diberikan asuhan yang
dibutuhkan, kemudian di evaluasi apakah asuhan yang diberikan efektif atau tidak. Sehingga
asuhan yang diberikan dapat sesuai dengan kondisi dan kebutuhan klien.

Dalam pelaksanaan manjemen kebidanan pada kasus ini mulai dari mencari sasaran, melakukan
pengkajian, memberikan asuhan hingga evaluasi terdapat beberapa kesesuaian serta perbedaan,
antara teori dengan kenyataan baik pada kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir dan KB.
Kesesuaian serta perbedaan memang dimungkinkan, mengingat banyak faktor yang melatar
belakangi kondisi fisiologis maupun psikologis seseorang. Perbedaan inilah yang menjadi media
pembelajaran untuk membandingkan antara teori dan kenyataan sehingga ditemukan tidakan apa
yang akan dilakukan selanjutnya ketika menemui kasus lain yang hampir sama.
Asuhan kebidanan yang komprehensif melalui pendekatan manajemen kebidanan akan dapat
memberikan kontribusi yang besar untuk menurunkan angka kematian ibu dan bayi baik pada
kasus fisiologis maupun patologis, maka dibutuhkan asuhan yang efektif dan tepat. Karena pada
kenyataannya di era globalisasi ini bidan hanya terpaku pada menyarankan dan bukan
memberikan KIE. Sehingga bidan diharapkan lebih meningkatkan kualitas dalam pemberian KIE
pada klien dan keluarganya tentang asuhan kebidanan yang dimulai dari pra konsepsi, masa
kehamilan sampai dengan penggunaan kontrasepsi.
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN & ISTILAH
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan indikator penting dalam mengukur derajat
kesehatan suatu negara, dimana status kesehatan ibu dan anak dapat dilihat dari angka
kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB). Kematian ibu yang dimaksud adalah
kematian seorang perempuan yang terjadi saat hamil atau dalam 42 hari sejak terminasi
kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan, yakni kematian
yang disebabkan karena kehamilannya atau pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab
lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll. Sedangkan kematian bayi yang dimaksud adalah
kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun (Profil Kesehatan
Kabupaten Mojokerto, 2015).Hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per
100.000 kelahiran hidup. Sedangkan hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
(SDKI) tahun 2012 menunjukkan Angka Kematian Bayi (AKB) pada tahun 2012 sebesar 32
per 1.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Indonesia, 2015). Sementara ituaq, Jawa Timur
menjadi penyumbang AKI dan AKB tertinggi kelima dari 34 provinsi di Indonesia
(Purwoastuti dan Walyani, 2015). Sedangkan, jumlah kematian ibu di Kabupaten Mojokerto
pada tahun 2015 sebanyak 19 kasus yang terdiri dari 4 kasus pada kematian ibu hamil, 6
kasus pada kematian ibu bersalin, dan 9 kasus pada kematian ibu nifas terjadi peningkatan
AKI dibandingkan tahun 2014 yakni 15 kasus. Selama tahun 2015 tercatat kasus kematian
bayi sebesar 190, diantaranya laki-laki sebanyak 118 bayi dan 72 bayi perempuan. Jumlah
kematian tertinggi ada pada kecamatan Ngoro yaitu 15 bayi. Dibandingkan dengan tahun
2014 kasus kematian bayi sebesar 127 bayi, maka terjadi peningkatan kasus kematian bayi
(Profil Kesehatan Kabupaten Mojokerto). Kondisi ini masih jauh dari rancangan target SDGs
pada tahun 2030 yaitu AKI 70 per 100.000 kelahiran hidup dan AKB 12 per 1.000 kelahiran
hidup. Dengan demikian diperlukan penanganan yang berkesinambungan (continuity of care)
yaitupelayanan kepada ibu mulai dari hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB untuk
memberikan perlindungan dan penanganan definitif sesuai standar oleh tenaga kesehatan
kompeten pada tingkat dasar dan rujukan (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).Kebijakan
operasional dalam mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi akan menggunakan
pendekatan layanan berkelanjutan. Layanan berkelanjutan diberikan sejak bayi masih berada
dalam kandungan hingga 1.000 hari pertama kehidupan bayi. Untuk melaksanakan program
tersebut, pemerintah melalui Kementrian Kesehatan pada tahun 2012 telah meluncurkan
program krogram EMAS (Expanding Maternal and Neonatal Survival) bertujuan untuk
menurunkan 25% jumlah kematian ibu dan anak melalui penguatan pada kualitas pelayanan
kesehatan meliputi, peningkatan kualitas emergensi obstetri dan neonatal minimal di 150 RS
(PONEK) dan 300 Puskesmas (PONED), memperkuat sistem rujukan yang efisien dan
efektif antar Puskesmas dan RS, pemanfaatan teknologi informasi mutakhir untuk
meningkatkan efektifitas dan efisiensi dalam pelayanan kegawatdaruratan kesehatan ibu dan
bayi baru lahir (Purwoastuti dan Walyani, 2015). Keefektifan program EMAS ini dapat
dilihat dari menurunnya AKI pada tahun 2012 sebesar 359 menjadi 305 100.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015 dan AKB pada tahun 2012 sebesar 32 menjadi 22,23 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2015 (Profil Kesehatan Indonesia, 2015).
1.2 Batasan Asuhan
Asuhan kebidanan komprehensif ini dilakukan mulai dari masa kehamilan sampai dengan ibu
menggunakan kontrasepsif.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Memberihan asuhan kebidanan secara berkesinambungan (continuity of care) pada saat
ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir sampai dengan ibu menggunakan kontrasepsi.
1.3.2 Tujuan Khusus
1) Melakukan pengkajian pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan KB.
2) Menyusun diagnosa kebidanan sesuai dengan prioritas pada ibu hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir dan KB.
3) Merencanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
KB.
4) Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan
KB.
5) Melakukan evaluasi asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir dan KB.
6) Mendokumentasikan asuhan kebidanan yang telah dilakukan pada ibu hamil, bersalin,
nifas, bayi baru lahir dan KB dengan menggunakan metode SOAP.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoritis
Bagi institusi
1) Mengetahui perkembangan aplikasi asuhan kebidanan komperhensif dari kehamilan,
persalinan, ibu nifas, bayi baru lahir dan penggunaan KB secara nyata di lapangan, serta
dapat dijadikan sebagai referensi untuk pendidikan perkuliahan.
2) Bagi tempat penelitian
3) Sebagai tolak ukur pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan di masyarakat secara
komperhensif mulai dari kehamilan, persalinan, ibu nifas, bayi baru lahir dan penggunaan
KB.
Bagi Pasien
1) Untuk memberikan pengetahuan, agar ibu hamil dapat menjalani proses kehamilan sampai
menggunakan kontrasepsi dengan aman dan selamat
2) Bagi Penulis
3) Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta menerapkan secara langsung ilmu yang
sudah di dapat dalam bangku kuliah dalam memberikan asuhan kebidanan secara
berkesinambungan (continuity of care) pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan
KB.
1.4.2 Manfaat Praktis
Bagi institusi
Mengetahui perkembangan aplikasi asuhan kebidanan komperhensif dari
kehamilan, persalinan, ibu nifas, bayi baru lahir dan penggunaan KB secara nyata di
lapangan, serta dapat dijadikan sebagai referensi untuk pendidikan perkuliahan.
Bagi tempat penelitian
Sebagai tolak ukur pelayanan asuhan kebidanan yang dilakukan di masyarakat secara
komperhensif mulai dari kehamilan, persalinan, ibu nifas, bayi baru lahir dan penggunaan
KB.
Bagi Pasien
Untuk memberikan pengetahuan, agar ibu hamil dapat menjalani proses
kehamilan sampai menggunakan kontrasepsi dengan aman dan selamat
Bagi Penulis
Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan serta menerapkan secara
langsung ilmu yang sudah di dapat dalam bangku kuliah dalam memberikan asuhan
kebidanan secara berkesinambungan (continuity of care) pada ibu hamil, bersalin, nifas,
bayi baru lahir sampai dengan ibu berKB.

You might also like