You are on page 1of 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam ruang lingkup kebidanan, seperti permasalahan kehamilan, persalinan, nifas,


bayi baru lahir, keluarga berencana kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan kesehatan
masyarakat sangat diperlukan seorang bidan yang berkompeten untuk menangani masalah-
masalah tersebut. Maka dari itu, diperlukan pelayanan yang bersifat khusus berupa asuhan
kebidanan.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggungjawab bidan
dalam pelayanan yang di berikan kepada klien yang memiliki butuhan dan atau masalah
kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana, kesehatan
reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan masyarakat).
Di dalam penulisan makalah ini, penulis menjabarkan tentang asuhan kebidanan yang
penulis khususkan pada ibu hamil, ibu bersalin, dan ibu nifas. Sehingga makalah ini dapat
dijadikan sebagai acuan belajar baik untuk penulis maupun orang lain.

B. Tujuan
Mengetahui definisi asuhan kebidanan (ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas) dan macam-
macam asuhan kebidanan. Tujuan asuhan kebidanan yaitu:
1. Menjamin kepuasan dan keselamatan ibu dan bayinya sepanjang siklus reproduksi
2. Mewujudkan keluarga bahagia dan berkualitas melalui pemberdayaan perempuan
dan keluarganya dengan menunjukkan rasa percaya diri.
3. Dapat mengetahui Lingkup Ausan Kehamilan

B. Rumusan Masalah
Apa sajakah lingkup asuhan kehamilan

D. Manfaat
Mengerti definisi asuhan kebidanan secara umum dan asuhan kebidanan secara
khusus beserta tujuannya serta dapat dipelajari dan diterapkan.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Asuhan Kebidanan
Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu, klien (Depkes,
1996:3).
Kebidanan adalah bentuk pelayanan kesehatan yang komperhensif dan karakteristik
berdasarkan ilmu dan seni kebidanan yang ditujukan pada wanita atau khususnya dalam
masa prakonsepsi, masa kehamilan, masa nifas dan bayi baru lahir, upaya masa interval
dengan upaya promotif, preventative dan rahabilitatif baik secara individu, keluarga,
kelompok masyarakat sesuai wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi bidan
(Sumarto, 1995 : 16).
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan berdasarkan ilmu kebidanan pada
wanita sesuai wewenang dan tanggung jawab seorang bidan.

C. Sejarah Asuhan Kehamilan


Sejarah asuhan kehamilan sejalan dengan perkembangan dunia kebidanan secara
umum. Dimana dunia menyadari bahwa persalinan akan berjalan lancar apabila adanya
peningkatan pelayanan antenatal care. Boombing terjadi pada tahun 1980-an seiring
dengan munculnya safe motherhood dan making pregnancy safer.
D. Lingkup Asuhan Kehamilan
Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan identifikasi
kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah
adanya komplikasi kehamilan
Dalam memberikan asuhan kepada ibu hamil,bidan harus memberikan pelayanan
secara komprehensif atau menyeluruh. Adapun lingkup asuhan kebidanan pada ibu hamil
meliputi:
1) Mengumpulkan data riwayat kesehatan dan kehamilan serta menganalisis tiap
kunjungan/pemeriksaan ibu hamil.
2) Melaksanakan pemeriksaan fisik secara sistematis dan lengkap.
3) Melakukan pemeriksaan abdomen termasuk tinggi fundus uteri(TFU)/Posisi/Presentasi dan
penurunan janin.
4) Melakukan penilaian pelvic, ukuran dan struktur panggul.
5) Menilai keadaan janin selama kehamilan termasuk denyut jantung janindengan
feteskope/pinard dan gerakan janin dengan palpasi.
6) Menghitung usia kehamilan dan hari perkiraan lahir(HPL)
7) Mengkaji status nutrisi dan hubungan dengan pertumbuhan janin.
8) Mengkaji kenaikan berat badan ibu dan hubungannya dengan komplikasi.
9) Memberi penyuluhan tanda-tanda bahaya dan bagaimana menghubungi bidan.
10) Melakukan penatalaksanaan kehamilan dengan anemia ringan. Hiperemesis gravidarum
tingkat I, abortus iminen dan preklampsia ringan.
11) Menjelaskan dan mendemostrasikan cara mengurangi ketidaknyamanan kehamilan.
12) Memberi imunisasi.
13) Mengidentifikasi penyimpangan kehamilan normal dan penanganannya termasuk rujukan
tepat pada: kurang gizi, pertumbuhan janin tidak adekuat, PEB, dan hipertensi, perdarahan
pervaginam, kehamilan ganda aterm, kematian janin, oedema yang signifikan, sakit kepala
berat, gangguan pandangan, nyeri epigastrium karena hipertensi, KPSW, Persangkaan
Polihidramnion, Diabetes Melitus, kelainan kongenital, hasil laboraturium abnormal, kelainan
letak janin, infeksi ibu hamil seperti infeksi menular seksual, vaginitis, infeksi saluran
kencing.
14) Memberikan bimbingan dan persiapan persalinan, kelahiran dan menjadi orang tua.
15) Bimbingan dan penyuluhan tentang perilaku kesehatan selama hamil seperti nutrisi, latihan,
keamanan, merokok.
16) Penggunaan secara aman jamu atau obat-obatan tradisional yang tersedia.

E. Prinsip-Prinsip Pokok Asuhan Kehamilan

1. Kehamilan dan kelahiran adalah suatu proses yang normal, alami dan sehat.
Sebagai bidan kita meyakini bahwa model asuhan kehamilan yang membantu serta
melindungi proses kehamilan & kelahiran normal adalah yang paling sesuai bagi sebagian
besar wanita. Tidak perlu melakukan intervensi yang tidak didukung oleh bukti ilmiah
(evidence-based practice).
2. Pemberdayaan.
Ibu adalah pelaku utama dalam asuhan kehamilan. Oleh karena itu, bidan harus
memberdayakan ibu (dan keluarga) dengan meningkatkan pengetahuan & pengalaman
mereka melalui pendidikan kesehatan agar dapat merawat dan menolong diri sendiri pada
kondisi tertentu. Hindarkan sikap negatif dan banyak mengkritik.
3. Otonomi.
Pengambil keputusan adalah ibu & keluarga. Untuk dapat mengambil suatu keputusan
mereka memerlukan informasi. Bidan harus memberikan informasi yang akurat tentang
resiko dan manfaat dari semua prosedur, obat-obatan, maupun test/pemeriksaan sebelum
mereka memutuskan untuk menyetujuinya. Bidan juga harus membantu ibu dalam membuat
suatu keputusan tentang apa yang terbaik bagi ibu & bayinya berdasarkan sistem nilai dan
kepercayaan ibu/keluarga.
4. Tidak membahayakan
Intervensi harus dilaksanakan atas dasar indikasi yang spesifik, bukan sebagai rutinitas
sebab test-test rutin, obat, atau prosedur lain pada kehamilan dapat membahayakan ibu
maupun janin. Bidan yang terampil harus tahu kapan ia harus melakukan sesuatu dan
intervensi yang dilakukannya haruslah aman berdasarkan bukti ilmiah.
5. Tanggung jawab
Asuhan kehamilan yang diberikan bidan harus selalu didasari ilmu, analisa, dan
pertimbangan yang matang. Akibat yang timbul dari tindakan yang dilakukan menjadi
tanggungan bidan. Pelayanan yang diberikan harus berdasarkan kebutuhan ibu & janin,
bukan atas kebutuhan bidan. Asuhan yang berkualitas, berfokus pada klien, dan sayang ibu
serta berdasarkan bukti ilmiah terkini (praktek terbaik) menjadi tanggung jawab semua
profesional bidan.

a. Definisi
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki
organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan
seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar
kemungkinannya akan mengalami kehamilan. Selama pertumbuhan dan perkembangan
kehamilan dari bulan ke bulan diperlukan kemampuan seorang ibu hamil untuk beradaptasi
dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada fisik dan mentalnya.
Semua perubahan fisik pada ibu mengakibatkan terjainya perubahan psikis berupa rasa
tidak percaya diri terhadap penampilan dirinya. Pada masa ini, ada ibu yang ,merasa
enggan berpergian, bahkan ada yang sampai menarik diri dari aktivitas kehidupan social
sebagai seorang ibu. Untuk mengantisipasi supaya dampak-dampak negative seperti yang
dipaparkan di atas tidak terjadi terlalu berat pada ibu, dan untuk mengantisipasi supaya
persalinan berlangsung aman dan tidak terjadi trauma terlalu berat, baik terhadap ibu
maupun janin, ibu hamil perlu diberi asuhan kehamilan.
Semakin bertambah usia kehamilan, akan mengakibatkan bentuk tubuh ibu berubah
yang semula langsing menjadi tidak langsing lagi. Buah dada mulai membesar, pembulih-
pembuluh darah pada perut tampak biru, perut semakin menonjol kedepan.
Asuhan ibu hamil oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data,menetapkan
diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk menjamin keamanan dan
kepuasan serta kesejahteraan ibu dan janin selama periode kehamilan.

b. Tujuan
1. Mempromosikan dan menjaga kesehatan fisik dan mental ibu dan bayi dengan memberikan
pendidikan gizi, kebersihan diri dan proses kelahiran bayi.
2. Mendeteksi dan menatalaksana komplikasi medis, bedah ataupun obstetric selama
kehamilan
3. Mengembangkan persiapan persalinan serta rencana kesiagaan menghadapi komplikasi
4. Membantu menyiapkan ibu untuk menyusui dengan sukses, menjalankan puer perium
normal, dan merawat anak secara fisik, psikologis, dan social.

Tujuan utama ANC adalah menurunakn/mencegah kesakitan dan kematian maternal dan
perinatal. Adapun tujuan khususnya adalah :
1. Memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu & perkembangan bayi
yang normal.
2. Mengenali secara dini penyimpangan dari normal dan memberikan penatalaksanaan yang
diperlukan.
3. Membina hubungan saling percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu
dan keluarga secara fisik, emosional, dan logis untuk menghadapi kelahiran serta
kemungkinan adanya komplikasi.
c. Langkah langkah
Proses manajemen kebidanan menurut varney terdiri dari 7 langkah yang harus
dilaksanakan secara brurutan,dan secara periodic perlu di ulang-ulang sesuai dengan
kondisi ibu hamil yang diberi asuhan.Penerapan 7 langkah manajemen menurut varney
dalam member asuhan kebidanan pada ibu hamil secara sistematis adalah sebagai berikut:

1. Mengumpulkan data dasar


Jenis data yang dikumpulkan adalah :
a. Data Subjektif terdiri dari :
1) Biodata ibu dan suami
2) Alasan ibu memeriksakan diri
3) Riwayat kehamilan sekarang
4) Riwayat kebidanan yang lalu
5) Riwayat menstruasi
6) Riwayat pemakaian alat kontrasepsi
7) Riwayat kesehatan
8) Riwayat bio-psikososial-spiritual
9) Pengatahuan ibu tentang tanda bahaya kehamilan
b. Data objektif terdiri dari:
1) Hasil pemeriksaan umum (tinggi badan,berat badan,lingkar lengan,suhu,nadi,tekanan
darah,pernafasan)
2) Hasil pemeriksaan kepala dan leher
3) Hasil pemeriksaan tangan dan kaki
4) Hasil pemeriksaan payudara
5) Hasil pemeriksaan abdomen
6) Hasil pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ)
7) Hasil pemeriksaan darah dan urine

2. Menginterpretasikan atau menganalisis data


Pada langkah ini data subjektif dan data objektif yang dikaji di analisis menggunakan
teiri fisiologis dan patologis sesuai dengan perkembangan kehamilan berdasarkan umur
kehamilan itu pada saat diberi asuhan termasuk teori tatang kebutuhan fisik dan psikologis
ibu hamil.Hasil analisis dan interpretasi data menghasilkan rumusab diagnosis kehamilan.
Selanjutnya rumuskan masalah yang terjadi sesuai dengan kondisi ibu saat diberi
asuhan. Masalah juga merupakan suatu kondisi yang tidak sesuai dengan perkembangan
fisiologis kehamilan, adaptasi ibu yang tidak positif terhadap kehamilan.
3. Merumuskan diagnosis atau masalah potensial, dan tindakan segera sebagai antisipasinya
Menetapkan perlunya tindakan segera dan melaksanakannya berdasarkan masalah
potensial yang dirumuskannya. Tindakan segera bisa meruapakan interfensi langsung oleh
bidan maupun kolaborasi dengan profesi lain.
4. Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan segera
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan/atau untuk
dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai
kondisi klien.
Langkah keempat mencerminkan kesinambunagan dari proses manajemen kebidanan.
Jadi manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja,
tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya pada waktu
wanita tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data mungkin
mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk
kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak (misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan
segera setelah lahir, distocia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukan satu situasi yang memerlukan tindakan
segera sementara yang lain harus menunggu
5. Menyusun rencana asuhan yang menyeluruh
Rencana asuhan yang menyeluruh mengacu pada diagnosis, masalah asuhan serta
kebutuhan yang telah sesuai dengan kondisi client.
Sebagai contoh memberikan penyuluhan kepada ibu terhadap kebutuhan ibu hamil.
6. Melaksanakan asuhan sesuai perencanaan secara efisien dan aman
Pelaksanaan rencana asuhan bias dilaksanakan oleh bidan langsung, bias juga dengan
memperdayakan ibu. Misalnya pada rencana asuhan. Diatas, setelah ibu mendapat layanan
konseling dari biadan tentang cara menghindarkan diri dari kontak dengan asap rokok,
dibuat kesepakatan tentang cara/tindakan yang digunakan. Setelah ibu melaksanakan
hasilnya dievaluasi oleh bidan.
7. Melaksanakan evaluasi terhadap rencana asuhan yang dilaksanakan.
Evaluasi ditunjukan terhadap efektifitas interfensi tentang kemuingkinan pemecahan
masalah, mengacu pada perbaikan kondisi, kesehatan ibu dan janin. Evaluasi mencangkup
jangka pendek, yaitu sesaat setelah interfensi dilakasanakan, dan jangka pendek, yaitu
menungu proses sampai kunjungan berikutnya/kunjungan ulang.

d. Konsep dasar
Kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama kehamilan,
a) Satu kali pada triwulan pertama
b) Satu kali pada triwulan kedua
c) Dua kali pada triwulan ketiga
d) Pelayanan atau asuhan standar minimaltermasuk “7T”:
1. Timbang berat badan
2. Ukur (Tekanan) darah
3. Ukur (Tinggi) fundus uteri
4. Pembeian imunisaasi (Tetanus Tiksoid) TT lengkap
5. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan
6. Tes terhadap penyakit menular seksual
7. Temu wicara dalam rangka persiapan rujukan
Pelayanan atau asuhan antenatal inihanya dapat diberikanoleh tenaga kesehatan
professional dan tidak dapat diberikan oleh dukun bayi.

e. Refocusing Asuhan Kehamilan


Hasil survey kesehatan rumahtangga (SKRT) tahun 1995 menunjukkan angka kematian
ibu sebesar 373 per 100.000 kelahiran hidup dengan penyebab utama adalah perdarahan,
infeksi dan eklampsia. Sebenarnya bidan memiliki peran penting dalam mencegah dan atau
menangani setiap kondisi yang mengancam jiwa ini melalui beberapa intervensi yang
merupakan komponen penting dalam ANC seperti : mengukur tekanan darah, memeriksa
kadar proteinuria, mendeteksi tanda-tanda awal perdarahan/infeksi, maupun deteksi &
penanganan awal terhadap anemia. Namun ternyata banyak komponen ANC yang rutin
dilaksanakan tersebut tidak efektif untuk menurunkan angka kematian maternal &
perinatal.

d. Fokus lama ANC :


1. Mengumpulkan data dalam upaya mengidentifikasi ibu yang beresiko tinggi dan merujuknya
untuk mendapatkan asuhan khusus.
2. Temuan-temuan fisik (TB, BB, ukuran pelvik, edema kaki, posisi & presentasi janin di bawah
usia 36 minggu dsb) yang memperkirakan kategori resiko ibu.
3. Pengajaran /pendidikan kesehatan yang ditujukan untuk mencegah resiko/komplikasi

Hasil-hasil penelitian yang dikaji oleh WHO (Maternal Neonatal Health) menunjukkan bahwa

1. Pendekatan resiko mempunyai bila prediksi yang buruk karena kita tidak bisa membedakan
ibu yang akan mengalami komplikasi dan yang tidak. Hasil studi di Kasango (Zaire)
membuktikan bahwa 71% ibu yang mengalami partus macet tidak terprediksi sebelumnya,
dan 90% ibu yang diidentifikasi sebagai beresiko tinggi tidak pernah mengalami komplikasi.
2. Banyak ibu yang digolongkan dalam kelompok resiko tinggi tidak pernah mengalami
komplikasi, sementara mereka telah memakai sumber daya yang cukup mahal dan jarang
didapat. Penelitian menunjukkan bahwa pemberian asuhan khusus pada ibu yang tergolong
dalam kategori resiko tinggi terbukti tidak dapat mengurangi komplikasi yang terjadi (Enkin,
2000 : 22).
3. Memberikan keamanan palsu sebab banyak ibu yang tergolong kelompok resiko rendah
mengalami komplikasi tetapi tidak pernah diberitahu bagaimana cara mengetahui dan apa
yang dapat dilakukannya.

Pelajaran yang dapat diambil dari pendekatan resiko :adalah bahwa setiap bumil
beresiko mengalami komplikasi yang sangat tidak bisa diprediksi sehinggasetiap
bumil harus mempunyai akses asuhan kehamilan dan persalinan yang berkualitas.
Karenanya, fokus ANC perlu diperbarui (refocused) agar asuhan kehamilan lebih efektif dan
dapat dijangkau oleh setiap wanita hamil.

e. Isi Refocusing ANC


Penolong yang terampil/terlatih harus selalu tersedia untuk :
1. Membantu setiap bumil & keluarganya membuat perencanaan persalinan : petugas
kesehatan yang terampil, tempat bersalin, keuangan, nutrisi yang baik selama hamil,
perlengkapan esensial untuk ibu-bayi). Penolong persalinan yang terampil menjamin asuhan
normal yang aman sehingga mencegah komplikasi yang mengancam jiwa serta dapat
segera mengenali masalah dan merespon dengan tepat.
2. Membantu setiap bumil & keluarganya mempersiapkan diri menghadapi komplikasi (deteksi
dini, menentukan orang yang akan membuat keputusan, dana kegawatdaruratan,
komunikasi, transportasi, donor darah,) pada setiap kunjungan. Jika setiap bumil sudah
mempersiapkan diri sebelum terjadi komplikasi maka waktu penyelamatan jiwa tidak akan
banyak terbuang untuk membuat keputusan, mencari transportasi, biaya, donor darah, dsb.
3. Melakukan skrining/penapisan kondisi-kondisi yang memerlukan persalinan RS (riwayat SC,
IUFD, dsb). Ibu yang sudah tahu kalau ia mempunyai kondisi yang memerlukan kelahiran di
RS akan berada di RS saat persalinan, sehingga kematian karena penundaan keputusan,
keputusan yang kurang tepat, atau hambatan dalam hal jangkauan akan dapat dicegah.
4. Mendeteksi & menangani komplikasi (preeklamsia, perdarahan pervaginam, anemia berat,
penyakit menular seksual, tuberkulosis, malaria, dsb).
5. Mendeteksi kehamilan ganda setelah usia kehamilan 28 minggu, dan letak/presentasi
abnormal setelah 36 minggu. Ibu yang memerlukan kelahiran operatif akan sudah
mempunyai jangkauan pada penolong yang terampil dan fasilitas kesehatan yang
dibutuhkan.
6. Memberikan imunisasi Tetanus Toxoid untuk mencegah kematian BBL karena tetanus.
7. Memberikan suplementasi zat besi & asam folat. Umumnya anemia ringan yang terjadi pada
bumil adalah anemia defisiensi zat besi & asam folat.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita yang memiliki
organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan melakukan hubungan
seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya sehat sangat besar
kemungkinannya akan mengalami kehamilan.
Ruang lingkup asuhan kehamilan meliputi asuhan kehamilan normal dan identifikasi
kehamilan dalam rangka penapisan untuk menjaring keadaan resiko tinggi dan mencegah
adanya komplikasi kehamilan
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan.
Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa social bagi ibu dan keluarga
Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data, menetapkan
diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk mempercepat proses
pemulihan dan mencegah komplikasi dengan memenuhi kebutuhan ibu dan bayi selama
periode nifas.

B. SARAN
Sebaiknya tenaga kesehatan melakukan asuhan kebidanan dengan benar, hati- hati
dan teliti. Ini dikarenakan kesalahan sedikit saja dapat menimbulkan dampak bagi ibu dan
anak.

DAFTAR PUSTAKA
Estiwidani, Dwiana. 2008. Konsep Kebidanan.Yogyakarta: Fitramaya
Runjati, M.Mid. 2010. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: EGC
Prawiroharjo, Sarwono. 2008. Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

You might also like