You are on page 1of 11

HUBUNGAN ASUPAN NIASIN DAN VITAMIN C DENGAN KADAR TRIGLISERIDA

DARAH PADA KOMUNITAS VEGETARIAN DI


MAHA VIHARA MAITREYA CEMARA ASRI MEDAN

KARYA TULIS ILMIAH

IMELDA R SITOMPUL
P01031111041

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MEDAN JURUSAN GIZI
PROGRAM STUDI DIPLOMA III GIZI
2014
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejumlah penyakit khususnya penyakit degeneratif (penyakit jantung,
penyumbatan pembuluh darah, diabetes, hipertensi, kanker usus) pada umumnya
secara langsung disebabkan oleh makanan berkolesterol tinggi. Masyarakat menyadari
dan mengerti pentingnya hubungan makanan yang dikonsumsi dengan penyakit.
Semakin banyak orang yang mengubah kebiasaan makannya, dari makanan utama
yang terdiri dari daging menjadi makanan tanpa daging (sayuran, buah-buahan,
kacang-kacangan, biji-bijian dan padi-padian). Orang yang mengkonsumsi makanan
tanpa daging biasa dikenal sebagai vegetarian. Tujuan dari diet vegetarian untuk
mengurangi terjadinya berbagai penyakit degeneratif (Sutiari, 2008).
Diet vegetarian menunjukkan peningkatan pesat setiap tahunnya. Hal ini terlihat
dengan meningkatnya jumlah populasi vegetarian di dunia serta meningkatnya publikasi
artikel ilmiah dan non ilmiah tentang vegetarian. Pada survey 1997 terdapat 1%
penduduk Amerika Serikat yang vegetarian, kemudian meningkat menjadi 2,5% pada
tahun 2000, 2,8% pada tahun 2003, dan pada tahun 2006 diperkirakan telah mencapai
30-40%. Newspoll Phone Survey tahun 2010 melaporkan bahwa 2% penduduk
Australia adalah vegetarian. Sedangkan di India pada tahun 2003, 50% penduduknya
adalah vegetarian. Di Indonesia, data dari Indonesia Vegetarian Society (IVS)
menunjukkan peningkatan jumlah anggota yang pesat dari 5000 orang pada tahun
1998, menjadi 60000 orang pada tahun 2007, dan prediksi sekitar 500.000 orang pada
tahun 2010 (Sandra, 2012).
Vegetarian vegan mengkonsumsi lemak jenuh dan kolesterol tergolong rendah.
Karbohidrat akan berperan sebagai pengganti lemak pada kelompok vegan sehingga
asupannya akan lebih tinggi. Kelompok vegetarian memiliki kadar trigliserida lebih
rendah dibandingkan non-vegetarian. Namun, pada penelitian di Bali diketahui kadar
trigliserida vegan justru lebih tinggi dibandingkan dengan lakto vegetarian dan lakto ovo
vegetarian. Penelitian lain pada vegetarian lansia diketahui kadar trigliseridanya
dibandingkan non-vegetarian (Deriemaeker, 2011 dalam Pamungkas, 2012). Hasil
observasi peneliti pada pedagang menu vegetarian di jalan Krakatau, Wahidin dan
pasar Sukaramai Medan pada tanggal 1 Desember 2013. Protein daging biasanya
digantikan oleh protein dari gluten yang berasal dari tepung gandum dan tepung terigu,
menu yang dijual seperti, rendang gluten, mie pangsit ayam jamur vegetarian, bebek
vegetarian, sate proteina. Pembuatan daging yang diganti dari bahan tepung terigu dan
tepung gandum membuat asupan KH pada komunitas vegetarian meningkat dibanding
non vegetarian.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi hampir seluruh penduduk
dunia, khususnya bagi penduduk negara yang sedang berkembang. Walaupun jumlah
energi yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat hanya 4 kalori bila dibandingkan
dengan protein dan lemak, karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah.
Karbohidrat mencakup pati (starch) dan gula dalam pelbagai bentuknya. Makanan
yang terlalu tinggi karbohidrat sederhana berasosiasi dengan hiperlipidemia, tetapi
karbohidrat kompleks seperti zat tepung (starch) kurang aterogenik dibandingkan
dengan bentuk karbohidrat lainnya (mono dan disakarida). Kuo dan Baised melaporkan
bahwa penggantian tepung dan gula pada pasien hiperlipidemia dapat meningkatkan
trigliserida serum (Waspadji, 2003).
Trigliserida merupakan salah satu jenis lemak yang di angkut dalam darah dan
disimpan pada jaringan lemak tubuh. Trigliserida ini merupakan asam lemak yang akan
meningkat ketika mengkonsumsi alkohol, mengalami peningkatan berat badan dan
mengkonsumsi makanan dengan kadar gula tinggi. Meningkatnya trigliserida akan
menambah risiko terjadinya penyakit jantung. Ditemukan di aliran darah dengan kadar
normal biasanya tidak melebihi 150mg/dl, tetapi pada keadaan tertentu seperti diabetes
mellitus, hiperlipidemia, kegemukan dan penyakit bawaan lain, kadar trigliserida yang
meningkat dapat lebih dari 200mg/dl, yang disebut hipertrigliseridemia. Peningkatan
trigliserida dalam darah dapat menyebabkan serangan jantung pada penderita PJK
(Sutanto, 2010).
Pada komunitas vegetarian yang mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah-
buahan yang tinggi kandungan vitamin C yang berfungsi sebagai zat antioksidan.
Vitamin C dapat menurunkan trigliserida pada orang yang memiliki kadar trigliserida
tinggi dan berperan menjaga keseimbangan (homeostatis) jenis lemak ini di dalam
tubuh. Vitamin ini juga sangat penting untuk mensintesis kolagen. Padahal kolagen itu
berbentuk serabut kuat dan merupakan jaringan ikat yang penting bagi kulit, otot,
pembuluh darah, dan bagian tubuh lainnya. Tidak mengherankan apabila kekurangan
vitamin C cenderung melemahkan struktur pembuluh darah, jantung, dan otot jantung.
Jadi, peran vitamin C dalam pembentukan kolagen merupakan faktor positif untuk
mencegah serangan PJK yang dapat disebabkan hipertriglisederemia (Intisari dalam
Khomsan, 2004).
Selain sayur-sayuran dan buah-buahan, komunitas vegetarian juga
mengkonsumsi biji-bijian dan kacang-kacangan yang mengandung niasin. Niasin dapat
menurunkan produksi VLDL (very low density lipoprotein) dan LDL (low density
lipoprotein) yang dapat menurunkan trigliserida. Dengan mengkonsumsi 3-6g niasin
sehari (3g niasin terdapat dalam 200g jagung atau 60g daging sapi), kadar trigliserida
turun 45-50% dan kadar HDL (high density lipoprotein) meningkat hingga 20%. Bahkan
dengan 1-1,5g niasin sehari, kadar LDL sudah dapat diturunkan 15-30% dan HDL
meningkat secara nyata. Niasin juga berperan dalam merangsang pembentukkan
prostaglandin, hormon yang mencegah pengumpulan (agregasi) trombosit dimana
trigliserida juga disinyalir menyumbat jantung pada foam sel di pembuluh darah
(Khomsan, 2004).
Dari hasil pembahasan di atas, maka peneliti tertarik untuk meneliti bagaimana
Hubungan Asupan Niasin dan Vitamin C dengan Kadar Trigliserida Darah pada
Komunitas Vegetarian di Maha Vihara Maitreya Cemara Asri Medan

B. Perumusan Masalah
Adakah Hubungan Asupan Niasin dan Vitamin C dengan Kadar Trigliserida
Darah pada Komunitas Vegetarian di Maha Vihara Maitreya Cemara Asri Medan ?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan asupan Niasin dan Vitamin C dengan Kadar
Trigliserida Darah Pada Komunitas Vegetarian Di Maha Vihara Maitreya Cemara
Asri Medan

2. Tujuan Khusus
a. Menilai asupan zat gizi (Niasin dan Vitamin C) komunitas vegetarian di Maha
Vihara Maitreya Cemara Asri Medan
b. Menilai kadar Trigliserida darah komunitas vegetarian di Maha Vihara Maitreya
Cemara Asri Medan
c. Menganalisis hubungan asupan niasin dengan kadar Trigliserida darah pada
komunitas vegetarian di Maha Vihara Maitreya Cemara Asri Medan
d. Menganalisis hubungan asupan vitamin C dengan kadar Trigliserida darah pada
komunitas vegetarian di Maha Vihara Maitreya Cemara Asri Medan

D. Manfaat Penelitian
1. Memberikan informasi dan masukan bagi komunitas vegetarian di Maha Vihara
Maitreya Cemara Asri Medan tentang dampak negatif trigliserida
2. Bagi peneliti untuk mengembangkan kemampuan dan menambah wawasan
berfikir dalam menyusun dan menulis Karya Tulis Ilmiah.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi masyarakat
tentang manfaat dari segi kesehatan menjadi seorang vegetarian.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan pada komunitas vegetarian di Maha Vihara Maitreya
di Kompleks Perumahan Cemara Asri Medan dan pelaksanaan pengambilan data pada
tanggal 13 dan 27 April dan 5 Mei 2014.

B. Jenis dan Desain Penelitian


Jenis penelitian ini bersifat korelasional dengan rancangan penelitian Cross
sectional (potong lintang) dimana untuk mengetahui hubungan asupan niasin dan
vitamin C sebagai variable independen dengan kadar trigliserida sebagai variable
dependen pada komunitas vegetarian di Maha Vihara Maitreya komplek perumahan
Cemara Asri Medan (Notoatmodjo, 2010).

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah seluruh komunitas vegetarian jemaat Maha Vihara
Maitreya yang melakukan kegiatan sembahyang secara rutin di Maha Vihara
Maitreya Medan Komplek Perumahan Cemara Asri Medan sebanyak 172 orang.

2. Sampel
Sampel penelitian ini adalah bagian dari populasi komunitas vegetarian yang
merupakan anggota IVS di Vihara Maitreya Cemara Asri Medan berjumlah 82 orang.
Penentuan sampel dilaksanakan dengan cara insidental sampling dengan
kriteria sebagai berikut : Berumur 30-58 tahun

D. Jenis dan cara Pengumpulan Data


1. Jenis data
Jenis data yang dikumpulkan pada penelitian ini, meliputi data primer dan
data sekunder.

2. Cara pengumpulan data


Adapun cara kerja yang dilakukan selama penelitian berlangsung yaitu :
a. Pra Peneltian
 Survey lokasi penelitian, meminta izin kepada pimpinan IVS medan serta
pimpinan jemaat Maha Vihara Maitreya untuk meminta komunitas
vegetarian menjadi sampel penelitian yang sebelumnya diberitahukan
dahulu manfaat dan tujuan penelitian yang akan dilaksanakan.
 Menentukan sampel sesuai kriteria sampel yang telah ditetapkan.
 Menentukan jadwal penelitian.

b. Penelitian
Pada saat penelitian, penulis dibantu oleh 10 orang enumerator
mahasiswa/i Jurusan Gizi Lubuk. Data-data yang dikumpulkan, mencakup
data-data penunjang serta data-data varibel yang diteliti.

1. Data Primer
Data yang dikumpulkan langsung dari sampel penelitian meliputi :
 Data Identitas sampel
Identitas sampel meliputi nama, umur, jenis kelamin, pekerjaan,
dan alamat. Data identitas sampel diperoleh dengan wawancara yang
menggunakan formulir identitas sampel.
 Data asupan zat gizi
Data asupan niasin dan vitamin C diperoleh dengan melakukan
wawancara dengan alat bantu formulir food recall 24 jam selama 3 hari
tidak berturut-turut, untuk memperoleh keakuratan data kemudian diolah
melalui program komputerisasi.
 Kadar Trigliserida darah
Data kadar trigliserida darah diperoleh dengan melakukan
pengambilan darah sampel melalui Metode CHOD/PAP dengan alat
Cobas Mira Analyzer menggunakan skala pengukuran g/dl. Pemeriksaan
dilakukan oleh Dosen Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Analis.

Alat :
1. Spuit punksi 3cc
1. Tabung Cuvet
2. Pipet piston
3. Sentrifuga Spektrofometer UV-Vis

Bahan :
1. Aquadest
2. Reagen
3. Standar trigliserida

Prosedur Kerja :
1. Darah sampel diambil sebanyak 3 cc dengan spuit punksi.
2. Masukkan darah dalam tabung sentrifugasi dan kemudian di
sentrifugasi dengan kecepatan 3000 rpm selama 30 menit. (merupakan
waktu dan kecepatan yang optimal dalam memisahkan antara plasma
darah dan serumnya).
3. Setelah serum didapat, diambil sebanyak 10µl dan ditambahkan reagen
sebanyak 1000 µl dan diaduk agar serum dan reagen homogen,
dilakukan sebanyak 3 kali.
4. Campurkan darah sebanyak 3 cc, aquadest dan reagen sebanyak 10µl
dan 1000 µl, tujuannya agar hanya kadar yang ingin kita ukur saja
(kadar trigliserida) yang dapat terbaca.
5. Kemudian larutkan standar yang berisi 10 µl standar trigliserida 200
mg/dl dan reagen sebanyak 1000 µL(larutan standar ini digunakan
sebagai pembanding bagi sampel).
6. Kemudian sampel didiamkan selama 10 menit
7. Setelah itu lakukan pengukuran aktivitas serum dengan
spektrofotometer UV-Vis dengan panjang gelombang 546 nm. Kurvet
yang digunakan harus dicuci bersih agar tidak ada kontaminasi
(Wirawan, 2005).

2. Data Sekunder
Data yang dikumpulkan meliputi data gambaran umum populasi penelitian
yang diperoleh dari buku profil anggota IVS, seperti jumlah komunitas vegetarian
yang melakukan ibadah rutin di Maha Vihara Maitreya Komplek Perumahan
cemara Asri Medan, kemudian sekilas profil sejarah Maha Vihara Maitreya.

E. Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengolahan data
Data yang sudah dikumpulkan melalui form pengumpulan data, kemudian
diolah secara manual selanjutnya di koding dan di editing, data-datanya meliputi :
a. Data asupan zat gizi (Niasin dan Vitamin C)
Data yang sudah di kumpulkan dari hasil food recall selama 3 hari
tidak berturut-turut, diperiksa kelengkapannya kemudian diedit
selanjutnya data diolah dengan bantuan komputerisasi, menggunakan
program Nutrisurvey yang menghasilkan asupan zat gizi seperti niasin dan
vitamin C.
b. Data kadar Trigliserida
Pemeriksaan kadar Trigliserida menggunakan alat Cobas Mira
Analyzer. Pemeriksaan Kadar Trigliserida dilakukan dengan mengambil
darah pada jemaat Maha Vihara Maitreiya, dan skala pengukurannya
gr/dl.

2. Analisis Data
Data yang sudah diolah lalu dianalisis antara variabel bebas dan variabel
terikat yaitu :
a. Analisis univariat untuk menggambarkan masing-masing variabel yang
disajikan dalam distribusi frekuensi dan dianalisis berdasarkan persentase.
b. Analisis bivariat untuk meliputi hubungan asupan niasin dan vitamin C
dengan kadar Trigliserida darah pada komunitas vegetarian di Maha Vihara
Maitreya cemara asri Medan. Dilakukan dengan uji korelasi Pearson, yaitu
dengan menggunakan bantuan komputerisasi dengan program SPSS, versi
17,0. Dengan mengambil kesimpulan, jika p<0.05 Ho ditolak dan jika p>0.05
maka Ho diterima yang berarti ada hubungan (Budiarto, 2001).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
1. Nilai rata-rata asupan niasin pada komunitas vegetarian terendah 0,47 mg dan
tertinggi 52,33 mg
2. Nilai rata-rata asupan vitamin C pada komunitas vegetarian kategori terendah
53,03 mg dan tertinggi 154 mg
3. Nilai rata-rata kadar Trigliserida pada komunitas vegetarian adalah 131,26 mg/dl
dengan kadar Trigliserida tertinggi 257 mg/dl sebanyak 1 orang dan yang
terendah adalah 44 mg/dl sebanyak 1 orang.
4. Ada hubungan yang bermakna antara asupan niasin dengan kadar Trigliserida.
5. Tidak ada hubungan yang bermakna antara asupan vitamin C dengan kadar
Trigliserida.

B. SARAN
1. Perlu dilakukan penyuluhan kepada komunitas vegetarian tentang dampak
negatif kadar trigliserida bagi kesehatan salah satunya dapat menimbulkan PJK
dan cara untuk mengantisipasinya.
2. Komunitas vegetarian sebaiknya membatasi konsumsi teh dalam menu makanan
sehari untuk menjaga vitamin C.

You might also like