You are on page 1of 6

DIAGNOSA KEPERAWATAN

PADA KLIEN DIARE

Nama : Deddy Ramadhan


Nim : G2A016098
Prodi : S1 Ilmu Keperawatan (2B)

1. Pengertian
Diare merupakan penyakit yang ditimbulkan oleh mikrobiologi pathogen
dengan gejala frekuensi buang air besar lebih sering dari biasanya dengan konsistensi
lembek/cair. Standar higine dan sanitasi yang buruk, malnutrisi, lingkungan padat,
dan sumber daya medis yang buruk merupakan faktor yang berperan dalam diare.
Penyakit diare juga sering terjadi baik dinegara maju maupun berkembang.

2. Manifestasi yang membedakan


Dalam praktik klinis sangat penting untuk membedakan antara diare inflamasi
dan non inflamasi. Hal tersebut dapat memberi petunjuk akan kemungkinan
patogennya, karakter tinja, mekanisme diare, dan patologinya.
Jenis diare sebagai berikut :
a. Menurut perjalanan penyakit.
b. Menurut patofisiologi.
c. Menurut penyebab.
d. Disertai masalah lain, seperti : demam, gangguan gizi, dll.

3. Penyebab
a. Infeksi entral: infeksi saluran pencernaan seseorang
1) Infeksi bakteri : Escherichiua coli, Salmonela, Vibrio, Sigela, Yersenia, dll.
2) Infeksi virus : Entro virus, adenovirus, rotavirus, dll.
3) Infeksi parasit : jamur dan cacing protozoa
b. Infeksi parenteral: infeksi diluar saluran pencernaan seperti bronkopneumonia
biasanya terjadi pada anak usia dibawah dua tahun.

4. Komplikasi
a. Septikemia ( Salmonella, Yersinia, Campylobacter fetus)
b. Dilatasi kolon toksik ( Salmonella, Campylobacter, Shigella, Clostridium difficile)
c. Sindrom hemolitik-uremik (E. coli enterohemoragik, shigella dysenteriae)
d. Artritis reaktif (Shigella, Salmonella, Campylobacter, Yersinia enterolitica)
5. Tata laksana diare
a. Sebagian besar pasien mengalami diare ringan sampai sedang dalam jangka waktu
singkat dan hanya membutuhkan perhatian terhadap hidrasi.
b. Lakukan kultur tinja dan pemeriksaan mikroskopis feses untuk membedakan
apakah diare inflamasi atau non inflamasi.
c. Pada semua pasien yang sakit sebaiknya dilakukan kultur darah.
d. Terapi antimikroba juga diindikasikan pada kondisi: salmonelosis invasif, kolera,
yersiniosis berat, giardiasis, amoebiasis, traveller’s diarrhoea
6. Pengkajian
Analisa data :
a. DS :
- BAB 6 kali per hari selama 3 hari
- Sering merasa haus
- Feses banyak dan cair
- Demam
- Nafsu makan menurun
- Mual, muntah, lemah, lesu
b. DO :
- Turgor kulit jelas (elastisitas kulit menurun)
- Dehidrasi
- Muka pucat
- Bibir kering
- Ruam di wajah memudar
- Tampak lemas
- Membran mukosa kering

7. Tanda-Tanda Vital
- Suhu tubuh : 38OC
- Tekanan darah : 90/70 mmHg
- Nadi : 50 kali/menit
- Pernafasan : 90 kali/ menit

8. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan pada pasien diare :
a. Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh akibat output berlebihan dan
intake yang kurang.
b. Risiko syok.
c. Risiko diare karena proses infeksi atau inflamasi pada usus.
d. Risiko gangguan integritas kulit
e. Risiko kekurangan cairan akibat kehilangan cairan.
9. Intervensi Keperawatan
a. Diagnosa I : Ketidakseimbangan nutrisi dari kebutuhan tubuh akibat output
berlebihan dan intake yang kurang.
Faktor yang Intervensi Rasional
berhubungan

- Faktor biologis - Monitor jumlah - Untuk mengetahui


- Faktor ekonomi nutrisi dan pemasukan dan pengeluaran
- Ketidakmampuan kandungan kalori. nutrisi pada pasien.
mengabsorbsi - Berikan informasi - Mengetahui pentingnya
nutrisi. tentang kebutuhan nutrisi bagi proses
nutisi penyembuhan
2

b. Diagnosa II : Risiko syok

Faktor yang Intervensi Rasional


berhubungan
- Infeksi -Monitor status - Untuk mengetahui aliran
- Hipoksia sirkulasi darah, darah pada tubuh.
- Hipovolemi warna kulit, suhu
kulit, denyut dan
ritme jantung.
-Monitor tanda awal - Untuk mencegah dan
syok. mengantisipasi komplikasi.
c. Diagnosa III : Risiko diare karena proses infeksi atau inflamasi pada usus

Faktor yang Intervensi Rasional


berhubungan

- Proses infeksi - Evaluasi efek - Untuk mengetahui efek


dan parasit. samping pengobatan samping obat
- Inflamasi dan terhadap gastrointestinal.
iritasi. gastrointestinal.
- Malabsorbsi - Identifikasi faktor -Menghindari iritan dan
penyebab diare meningkatkan istirahat usus

d. Diagnosa IV : Risiko gangguan integritas kulit


Faktor yang Intervensi Rasional
berhubungan
- Kelembaban - Mobilisasi pasien - Terhindar dari dekubitus
- Penurunan imun setiap dua jam sekali
- Perubahan status - Monitor status -Mengetahui status kondisi
cairan pasien pasien
- Zat kimia, radiasi - Memberikan, -Terhindar dari komplikasi
memantau, dan
meningkatkan proses
penyembuhan pada
luka
e. Diagnosa V : Resiko kekurangan cairan akibat kehilangan cairan
Faktor yang Intervensi Rasional
berhubungan
- Kehilangan - 1.
Melakukan pencatatan - Memberikan informasi
cairan aktif intake dan output dengan tentang keseimbangan
-Kegagalan akurat. cairan.
mekanisme -Dorong masukan oral - Memenuhi status cairan
regulasi dan nutrisi pada pasien
dapat mempercepat proses
penyembuhan
-Kolaborasi dengan - Mempercepat proses
dokter penyembuhan

2.
3.

10. Pengobatan dan pencegahan


a. Makanan yang berasal dari hewan harus dimasak dengan baik.
b. Dirumahsakit, semua pasien harus dirawat dibawah tindakan pencegahan enterik.
c. Semua pasien harus dijauhkan dari pekerjaan, sekolah, atau penitipan anak hingga
gejala hilang.
d. Perhatian yang ketat penting dalam standar personal hygiene, seperti mencuci
tangan setelah melakukan aktivitas.
e. Minum cairan oralit yang terdiri dari air dan garam
f. Mengkonsumsi antibiotik dan obat antidiare seperti loperamide.
Sumber :

Sears, Benjamin W. 2011. Intisari mikrobiologi & imunologi. Alih Bahasa: Andi
Hartono (editor) Latifa Hernisa dan Shanti Haniyati. Jakarta: EGC.

White, Mayon, Dunbar et all. 2006. Lecture Notes: Penyakit Infeksi Edisi Keenam.
Alih Bahasa: Juwalita Surapsi (editor) Amalia Safitri. Jakarta: Erlangga.

Wahab, Samik dan Madarina Julia. 2002. Sistem imun, imunisasi, dan penyakit imun.
Jakarta: Widya Medika.

You might also like