You are on page 1of 11

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Diabetes melitus (DM) merupakan suatu sindrom terganggunya metabolisme
karbohidrat, lemak, dan protein yang disebabkan oleh gangguan sekresi insulin
atau penurunan sensitivitas jaringan terhadap insulin (Guyton dan Hall.,
2012).DM yang tidak terkendali dapat menyebabkan komplikasi metabolik
ataupun komplikasi vaskular jangka panjang.Studi epidemiologi melaporkan lebih
dari satu juta amputasi dilakukan pada penyandang diabetes setiap tahunnya.
Setiap 30 detik ada satu kasus amputasi kaki karena diabetes di seluruh dunia
(Drezewoski et al., 2009). Ulkus diabetik bukan hanya menjadi masalah
kesehatan namun telahmenjadi masalah di bidang sosial dan ekonomi yang
mempengaruhi kualitas hidup penderitanya.
Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi dari DM yang disebabkan
oleh trias iskemi, neuropati dan infeksi. Neuropati menyebabkan gangguan
sensorik yang menghilangkan atau menurunkan sensasi nyeri kaki, sehingga ulkus
dapat terjadi tanpa terasa. Angiopati akan mengganggu aliran darah ke kaki;
penderita dapat merasa nyeri tungkai sesudah berjalan dalam jarak tertentu.
Infeksi sering merupakan komplikasi akibat berkurangnya aliran darah atau
neuropati. Perawatan ulkus diabetes pada dasarnya terdiri dari tiga komponen
utama yaitu debridement, pengurangan beban tekanan pada kaki, dan penanganan
infeksi (Kartika., 2017).
Ulkus menjadi pintu gerbang masuknya bakteri yang meliputi bakteri Gram
positif dan Gram Negatif aerob yang menyebar cepat dan menyebabkan kerusakan
jaringan (Soewondo., 2002). Antibiotik merupakan golongan obat yang digunakan
untuk terapi infeksi bakteri. Penggunaan antibiotik yang tepat akan membantu
pasien dalam proses penyembuhan baik dari segi biaya maupun waktu
penyembuhannya. Penggunaan antibiotik tidak tepat dapat menimbulkan masalah
besar berupa muncul dan berkembangnya bakteri kebal antibiotik atau dengan
kata lain terjadinya resistensi antibiotik. Hal tersebut menyebabkan dalam
pemilihan antibiotik pada infeksi ulkus diabetik harus berdasarkan pada hasil
kultur bakteri yang dilanjutkan dengan tes resistensi bakteri terhadap antibiotik
(Akbar et al., 2014).
Data yang didapat dari hasil kultur dan resistensi, dapat dijadikan sebagai
dasar saat dilakukan terapi empiris, dikarenakan pola bakteri dan resistensi
antibiotik tiap daerah dan rumah sakit berbeda (Akbar et al., 2014). Berdasarkan
Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
pada Januari 2009 – Juni 2010 didapatkan bakteri terbanyak adalah gram negatif
(73,52%)yaitu Enterobacter agglomerans, Proteus mirabilis dan Klebsiella
pneumonia, sedangkan bakteri gram positif terbanyak adalah Streptococcus sp.
(Kurniawan et al., 2011), berbeda dengan pola kuman di Rumah Sakit Umum
Pusat Sanglah, Denpasar. Pada September 2009 – Desember 2010 didapatkan
bakteri pola kuman terbanyak adalah gram negatif (78,4%) yaitu Pseudomonas
sp, Enterobacter sp dan Acinetobacter spsedangkan gram positif (21,6%) terdiri
dari Staphilokokus koagulase negatif , Streptococcus sp(Goetra dan Dewi, 2011).
Media kultur bakteri harus memenuhi persyaratan nutrisi yang dibutuhkan
oleh suatu mikroorganisme. Nutrisi yang dibutuhkan mikroorganisme untuk
pertumbuhannya meliputi karbon, nitrogen, unsur non logam seperti sulfur dan
fosfor, unsur logam seperti Ca, Zn, Na, K, Cu, Mn, Mg, dan Fe, vitamin, air, dan
energi (Cappucino, 2014). Dalam memilih dan menggunakan media yang cocok
dan efisien perlu pemahaman sifat-sifat dan kelompok-kelompok bakteri yang
akan dikultur dengan dibantupengalamandanpertimbanganyangrasional.
Pemeriksaan kultur bakteri memiliki kelemahan yakni waktu pemeriksaan
yang lama, sehingga menunggu hasil kultur sebelum memberikan terapi antibiotik
tentu akan menghambat penanganan terutama pada kasus emergency seperti
sepsis. Kelemahan lainnya yakni pemeriksaan kultur bakteri memerlukan biaya
yang mahal dan bukan merupakan pemeriksaan laboratorium yang dapat
ditanggung BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) di fasilitas kesehatan
tingkat primer. Berdasarkan peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia
mengenai pelayanan kesehatan pada Jaminan Kesehatan Nasional, disebutkan
pada pasal 33 disebutkan pertimbangan klinis (clinical advisory) dalam
pengendalian mutu dan biaya agar pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
pasien dilakukan secara efektif dan sesuai kebutuhan.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, menunjukkan urgensi dan
manfaat dari penelitian mengenai pola bakteri dan resistensi antibiotikdi masing-
masing daerah khususnya di central pelayanan kesehatan, sehinga penulis tertarik
melakukan penelitian mengenai pola bakteri pada penderita ulkus diabetik di
Rumah Sakit dr. Soebandi Jember. Hasil dari penelitian dapat dijadikan acuan
empiris dalam pemberian antibotik.Penggunaan antibiotik empiris yang tepat
dapat mengindari terjadinya komplikasi yang lebih luas, biaya yang tidak perlu,
dan perawatan yang lama.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, didapatkan rumusan masalah
yakni bagaimanakah pola bakteri dan resistensi antibiotikpada penderita ulkus
diabetik di Rumah Sakit dr. Soebandi Jember ?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini
memiliki beberapa tujuan yakni untuk mengetahui pola bakteri dan resistensi
antibiotik pada penderita ulkus diabetik di Rumah Sakit dr. Soebandi Jember
sehingga dapat memberikan terapi empiris yang tepat dan efektif.

1.4 Manfaat Penelitian


Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan di atas, manfaat
penelitian ini adalah sebagai berikut.

1.4.1 Manfaat Praktis


a. Memberi informasi mengenai pola bakteridan resistensi antibiotik pada
penderita ulkus diabetik di Rumah Sakit dr. Soebandi Jember.
b. Hasil penelitian dapat dijadikan acuan pada pemberian terapi antibiotik di
Rumah Sakit dr. Soebandi Jember.
b. Mendukung peraturan Menteri kesehatan Republik Indonesia mengenai
pengendalian mutu dan biaya agar pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
pasien harus dilakukan secara efektif dan sesuai kebutuhan.

1.4.2 Manfaat teoritis


a. Penelitian dapat menjawab hipotesis yang diajukan penulis dan penulis dapat
mengaplikasikan ilmu yang telah dipelajari sehingga dapat mengembangkan
wawasan keilmuannya.
b. Menjadi rujukan untuk penelitian selanjutnya.
Daftar Pustaka

Akbar, Galuh T., Karimi, Jazil., Anggraini, Dewi. 2014. Pola bakteri dan
resistensi antibiotik pada ulkus diabetik grade dua di RSUD Arifin Achmad
periode 2012.JOM .1(2) : 1-15

Cappuccino, J. G & Natalie, S. 2013. Manual Laboratorium biologi. Alih bahasa


oleh Nur Miftahurrahmah. Jakarta: EGC.

Drzewoski J, Drozdowska A. 2009. Infected diabetic foot can be successfully


treated by primary care physicians.Diabetologia Doswiadczalna i Kliniczna.
9(1):34-7

Kartika, Ronald W. 2017. Pengelolaan Gangren Diabetik. Jakarta: CDK-248.


44(1) :18-22

Kurniawan LB., Esa T., Sennang N. 2011. Pola kuman aerob dan kepekaan
antimikroba pada ulkus diabetik di RS dr. Wahidin Sudirohusodo.Majalah
Patologi Klinik Indonesia dan Laboratorium Medik. Vol 18(1):1-3

Guyton, A.C. dan Hall, J.E. 2012. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11. Alih
bahasa oleh Irawati. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Gotera W, dan Dewi RS. 2011. Karakteristik dan uji kepekaan antibiotik pada
kuman dari ulkus diabetikum di RSUP Sanglah. Denpasar: Universitas Udayana.

Soewondo ES.2002 Pilihan terapi dalam menghadapi infeksi nosokomial, dalam


Perkembangan Terkini Pengelolaan Beberapa Penyakit Tropis Infeksi. Surabaya:
Airlangga University Press :130–139
BAB 3. METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penelitian ini dilakukan secara deskriptif dengan pendekatan retrospektif
terhadap data sekunder.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


3.2.1 Tempat Penelitian
Pengambilan data penderita diabetus milletus dilakukan di Ruang Rawat
Inap Penyakit Dalam (Adenium dan Anthurium) dan Poli Penyakit Dalam RSUD
dr. Soebandi Jember, sedangkan pengambilan data pola kuman dan sensitivitas
antibiotik dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUD dr. Soebandi
Jember.

3.2.2 Waktu Penelitian


Data yang diperoleh dalam penelitian ini diambil dalam penelitian yang
dilakukan mulai bulan Januari 2017 sampai Desember 2017.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian


3.3.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah kumpulan dari individu dengan kualitas serta ciri-ciri yang
telah ditetapkan. Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pasien yang
didiagnosis menderita gangren sebagai komplikasi diabetus milletus di Ruang
Rawat Inap Penyakit Dalam (Adenium dan Anthurium) RSUD dr. Soebandi
Jember periode Januari 2017 sampai Desember 2017.

3.3.2 Sampel Penelitian


Sampel merupakan sebagian yang diambil dari seluruh objek yang diteliti
dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, 2005). Sampel yang
digunakan dalam penelitian ini ditentukan dengan menggunakan kriteria-kriteria
sebagai berikut:
a. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah kriteria dimana subjek peneliti dapat mewakili dalam
sampel peneliti yang memenuhi syarat sebagai sampel atau persyaratan umum
yang harus dipenuhi oleh subjek agar dapat diikutkan dalam penelitian
(Widyaningrum, 2012).
Kriteria inklusi pada penelitian ini mencakup pasien yang didiagnosis
gangren sebagai komplikasi diabetus milletus.
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi adalah kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat
mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai penelitian
(Widyaningrum, 2012).
Kriteria eksklusi pada penelitian ini mencakup pasien yang dengan data yang
tidak lengkap pada catatan rekam medik Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam
(Adenium dan Anthurium) RSUD dr. Soebandi Jember periode Januiari 2017
sampai Desember 2017.

3.3.3 Metode Sampling


Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan
teknik total sampling dari data sekunder pasien. Data yang dikumpulkan dari data
rekam medis yaitu identitas pasien, riwayat penyakit pasien, data hasil uji
sensitivitas kuman terhadap beberapa antibiotik, pemilihan antibiotik empiris dan
antibiotik yang digunakan berdasarkan hasil uji sensitivitas serta lamanya terapi
pada pasien.

3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional


3.4.1 Variabel Penelitian
Variabel penelitian merupakan suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
objek atau kegiatan tertentu yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Angraini, 2014). Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan jenisnya adalah:
a. Variabel Bebas (Independen)
Variabel bebas dari penelitian ini adalah pola kuman dan sensitivitas
antibiotik.
b. Variabel Terikat (dependen)
Dalam penelitian ini, variabel terikatnya adalah gangren diabetus milletus.

3.4.2 Definisi Operasional


Definisi operasional adalah definisi yang diberikan kepada suatu variabel
dengan cara memberikan arti atau menspesifikkan kegiatan, ataupun memberikan
suatu operasional yang dibutuhkan untuk mengukur variabel tersebut
(Widyaningrum, 2012).
Defisini operasional pada penelitian ini sebagai berikut:
a. Gangren adalah komplikasi diabetus milletus dimana terjadi nekrosis jaringan
oleh karena berkurangnya aliran darah ke jaringan.
b. Pola kuman adalah berbagai jenis bakteri yang didapatkan dari hasil kultur
pada gangren pasien diabetus milletus yang dinyatakan dengan hasil
laboratorium.
c. Sensitivitas antibiotik merupakan tes sensitivitas dari antibiotik terhadap jenis
bakteri pada gangren pasien diabetus miletus yang dinyatakan dengan hasil
dari laboratorium.

1.5 Sumber Data


Pada penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah data sekunder. Data
sekunder adalah data yang didapat peneliti dengan cara pengumpulan data yang
diperoleh dari orang lain dan bukan dilakukan oleh peneliti sendiri. Data
sekunder dalam penelitian ini adalah identitas pasien gangren diabetus milletus,
riwayat penyakit, data hasil uji sensitivitas kuman terhadap beberapa antibiotik,
pemilihan antibiotik empiris dan antibiotik yang digunakan berdasarkan hasil uji
sensitivitas serta lamanya terapi pada pasien.

3.6 Teknik dan Alat Perolehan Data


3.6.1 Teknik Perolehan Data
Data diperoleh dengan menggunakan data rekam medik sesuai kriteria
inklusi, pada Ruang Rawat Inap Penyakit Dalam (Adenium dan Anthurium)
RSUD dr. Soebandi Jember dan Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUD dr.
Soebandi Jember.

3.7 Teknik Penyajian dan Analisis Data


3.7.1 Teknik Penyajian Data
Teknik penyajian data pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Pemeriksaan data (editing)
Editing dilakukan sebelum pengolahan data, agar data lebih tertata dan
terperinci dengan baik.
b. Pemeriksaan Kode (coding)
Pemberian kode di tiap variabel yang diteliti untuk mempermudah saat
mengadakan tabulasi dan analisis.
c. Tabulasi (tabulating)
Dilakukan dengan cara memasukkan data yang diperoleh ke dalam tabel
sesuai dengan variabel yang diteliti.

3.7.2 Analisis Data


Analisis data dilakukan untuk mengetahui hubungan masing-masing
variabel bebas dan terikat. Pada penelitian ini,analisis univariat dilakukan untuk
mendeskripsikan data identitas sampel, pola kuman dan sensitivitas antibiotik.
Hasil analisis berupa distribusi frekuensi dan presentase setiap variabel. Data yang
telah diperoleh dapat disajikan dalam bentuk tabel, bagan, grafik, dan sebagainya.
Perangkat lunak yang digunakan untuk pengolahan data dan analisis data adalah
SPSS (Statistical Package for Social Science).
3.8 Kerangka Operasional
Kerangka operasional pada penelitian ini dapat disampaikan melalui
Gambar 3.1 berikut.

Pengambilan spesimen gangren dari penderita diabetus milletus di Ruang


Rawat Inap Penyakit Dalam (Adenium dan Anthurium) RSUD dr. Soebandi
Jember

Spesimen dikirim ke Laboratorium Mikrobiologi Klinik RSUD dr.Soebandi


Jember

Dilakukan isolasi bakteri dari spesimen gangren diabetus milletus

Dilakukan identifikasi bakteri

Dilakukan uji sensitivitas

Mengolah dan menganalisis data

Penyajian data

Hasil

Kesimpulan dan saran

Gambar 3.1 Kerangka Operasional

You might also like