Professional Documents
Culture Documents
Sebenarnya hampir setiap hari kita mengalami kondisi yang menganut konsep
dasar hipnosis, yaitu kita bekerja dengan pikiran bawah sadar bukan dengan pikiran
sadar. Namun kondisi tersebut tidak banyak bermanfaat bagi kita karena kurangnya
pengetahuan kita akan keadaan tersebut.
Saat menonton film dan adegan film sedang seru-serunya kita pasti merasa tubuh kita
menjadi tegang, napas berubah, dan jantung kita berdebar lebih kencang. Mengapa?
Bukankah kita tahu bahwa apa yang sedang kita tonton bukanlah suatu kejadian
nyata? Pikiran sadar kita tahu bahwa film itu bukan sesuatu yang nyata, namun
pikiran bawah sadar kita menerima apa yang kita lihat dan alami sebagai sesuatu yang
nyata.
Saat menonton film, perhatian kita sangat terpusat pada apa yang sedang berlangsung
di layar sehingga kita memblok suara-suara lain, misalnya suara batuk penonton
lainnya, atau suara handphone yang berbunyi. Pada saat itu, kita sangat sadar dengan
keberadaan diri kita yang sedang menonton film. Semua sensasi atau perasaan yang
kita rasakan saat menonton film, misalnya perasaan sedih, gembira, kecewa, marah,
jengkel, atau bahagia merupakan hasil kerja pikiran bawah sadar kita. Saat itu kita
Sebenarnya berada dalam kondisi hipnosis.
A. Gelombang Pikiran.
Otak manusia memiliki aktivitas listrik yang dapat direkam oleh suatu alat yang
disebut dengan Electroenchephalograph (EEG). Dengan alat ini, gelombang otak
seseorang dapat dipisahkan menjadi Beta, Alfa, Theta dan Delta.. Semakin tinggi
aktivitas gelombang otak (misanya beta), semakin tinggi pula tingkat kesadarannya,
demikian juga sebaliknya semakin rendah gelimbangnya, semakin tendah pula
kesadaran manusia.
Regenerasi sel terjadi pada gelombang yang paling rendah yakni delta, namun proses
hipnosis terjadi pada gelombang alfa dan theta. Saat berada pada gelombang theta,
seseorang berada pada kondisi paling rileks dan kreatif. Prinsip hipnosis, adalah
menurunkan tingkat kesadaran seseorang hingga tahap theta.
B. Cara Menghipnosis
Cara atau teknik komunikasi yang digunakan untuk membawa subjek masuk ke dalam
kondisi hipnosis disebut induksi. Dengan induksi, pikiran sadar subjek ”diakali”
sehingga menjadi sibuk, bosan, atau lengah dalam menjaga pintu gerbang bawah
sadar. Dengan demikian, juru hipnosis dapat langsung berkomunikasi dengan pikiran
bawah sadar subjek.
Dari sekian banyak teknik induksi yang ada semuanya dapat dikelompokkan menjadi
enam teknik dasar. Enam teknik dasar itu adalah:
1. Fiksasi Mata
Yang dimaksud dengan fiksasi mata adalah subjek diminta untuk menatap dengan
pandangan yang terfokus pada suatu objek. Objek yang digunakan bisa berupa satu
titik pandang, cahaya lilin, ujung jari kelingking, atau apa saja, yang bila mata fokus
memandang, akan membuat mata lelah. Teknik fiksasi mata bertujuan untuk membuat
pikiran sadar menjadi bosan sehingga lengah.
2. Relaksasi atau Keletihan Sistem Saraf
Semua teknik induksi yang meminta subjek untuk rileks secara fisik dan mental,
dengan mata tertutup, menggunakan relaksasi sebagai dasar untuk induksi, termasuk
teknik relaksasi progresif dan induksi Ericksonian yang menggunakan cerita.
Relaksasi progresif adalah relaksasi fisik sistematis, yang dimulai dan bagian atas
tubuh misalnya dari kepala kemudian turun ke kaki, atau bisa juga dilakukan dari arah
sebaliknya, yang disertai dengan sugesti dan atau visualisasi yang bertujuan untuk
memperdalam kondisi rileks. Relaksasi dapat diulangi hingga tubuh telah benar-benar
rileks, yang mengakibatkan pikiran juga sangat rileks sehingga dapat menghasilkan
kondisi trance yang diinginkan.
Sedangkan Eriksonian adalah bentuk hipnosis yang menggunakan metafora dan
menggunakan kondisi fisik subjek saat relaksasi sebagai masukan agar subjek dapat
masuk ke dalam trance. Misalnya: Dan saya melihat napas Anda semakin lambat dan
berat yang berarti Anda semakin masuk ke dalam kondisi rileks yang dalam.
3. Membingungkan Pikiran
Teknik yang dirancang untuk membingungkan dan membuat lengah pikiran sadar
dapat membuat subjek masuk ke kondisi hipnosis (trance). Saat pikiran sadar sibuk
memikirkan makna dari apa yang diucapkan atau di lakukan oleh hipnotist, pikiran
sadar menjadi lengah. Dengan demikian, hipnotist dapat memberikan sugesti yang
langsung masuk ke pikiran bawah sadar. Cara lain adalah dengan memberikan banyak
input secara bersamaan sehingga pikiran sadar tidak sanggup mengatasi banjir
informasi (overload).
5. Kehilangan Keseimbangan
Teknik Kehilangan Keseimbangan adalah teknik yang dilakukan sambil
menggerakkan sebagian atau seluruh tubuh subjek. Para ibu sering menggunakan
teknik ini saat mengayun-ayun anaknya agar tidur. Contoh lain adalah orang yang
duduk di kursi goyang, yang bila menggoyang-goyangkan kursinya, akan semakin
rileks dan akhirnya tertidur.
D. Pola Induksi
Dalam melakukan induksi, seorang hipnotist perlu dengan hati-hati memilih
pendekatan untuk menyampaikan sugesti atau induksi. Pendekatan yang dipilih
bergantung pada kepribadian subjek yang akan diinduksi. Ada dua pendekatan yang
dapat digunakan, yaitu:
1. Authoritarian (Paternal)
Pada pendekatan authoritarian, hipnotis secara langsung memerintahkan subjek untuk
menjalankan sugesti yang diberikan. Tujuannya adalah mengointrol subjek melalui
perintah yang diulang-ulang. Pendekatan ini sangat cocok untuk subjek yang patuh
atau memiliki tingkat sugestibilitas tinggi. Pola ini sesuai jika hipnotis (pemberi
hipnosis) dianggap sebagai figur yg memiliki otoritas, misalnya guru menghipnosis
murid, atasan kepada bawahan, orang tua, polisi dan figur lain yang memiliki otoritas.
Contoh pola induksinya : Anda akan mendengarkan suara saya dan suara saya akan
membuat anda menjadi sangat rileks. Saya ingin anda menjadi sangat rileks. Saat
anda menjadi semakin rileks, anda akan semakin mendengarkan perintah yang saya
berikan. Anda akan berhenti merokok mulai saat ini, anda akan berhenti merokok
mulai saat ini. Ini adalah harapan anda, keinginan anda dan akan anda lakukan saat
ini juga.
2. Permissive (Maternal)
Pendekatan permissive lebih bersifat ajakan dan disampaikan dengan lembut. Pola
yang kontras dengan pola autharaterian ini, membuat posisi hipnotis dan klien sejajar.
Dalam hal ini, subjek diajak, didorong secara halus, dan diarahkan dengan lembut
untuk mengikuti sugesti yang diberikan oleh hipnotist. Pendekatan permissive banyak
menggunakan imajinasi untuk mensugesti klien dan memberikan tanggungjawab yang
lebih besar kepada klien. Pendekatan ini sering digunakan dalam hypnotherapy.
Contoh pola induksinya: saat anda mendengarkan suara saya, biarkan suara saya
membantu anda untuk menjadi rileks. Saat anda rileks dalam dan semakin
mendalam, bayangkan diri anda berada disuatu tempat yang penuh kedamaian.
Tempat itu bisa saja suatu pantai atau suatu gunung, terserah anda. Suatu tempat
yang anda sukai, tempat yang memberikan perasaan damai bagi anda.....Sakarang,
ijinkan diri anda rileks semakin dalam, dan saat anda rileks semakin dalam,
keinginan anda untuk dapat bernafas dengan bebas akan semakin kuat, dan anda
bebas dari segala hal yang membuat nafas anda tidak segar dan nyaman. Semakin
anda merasa puas dengan nafas anda, anda akan semakin menyadari bahwa
sesungguhnya anda bukanlah perokok.
2. Hypnotherapy
Clinical Hipnosis atau hypnotherapy adalah aplikasi hipnosis dalam usaha
menyembuhkan gangguan mental atau fisik. Aplikasi dalam pengobatan penyakit,
antara lain depresi, kecemasan, fobia, stres, penyimpangan perilaku, mual dan
muntah, melahirkan, penyakit kulit, dan masih banyak lagi.
Satu hal yang perlu dicermati, walaupun dapat digunakan untuk mengobati banyak
penyakit, hypnotherapy tidak dapat menyembuhkan semua masalah yang
berhubungan dengan psikologis dan medis. Orang yang sakit usus buntu tetap harus
menjalani operasi. Dia tidak mungkin bisa sembuh hanya karena menggunakan
hipnosis. Dalam kasus usus buntu, hipnosis dapat digunakan untuk membuat pasien
rileks dan percaya diri untuk menjalani operasi dan memulihkan kondisi psikologis
pasca operasi.
3. Anodyne Awareness
Anodyne Awareness adalah aplikasi hipnosis untuk mengurangi rasa sakit fisik dan
kecemasan. Banyak dokter, perawat dan tenaga medis lain menggunakan teknik
anodyne untuk membantu pasien menjadi rileks dengan sangat cepat dan mengurangi
rasa sakit dengan mental anestesi.
Teknik anodyne dikembangkan dengan menerapkannya pada ratusan pasien yang
menjalani perawatan medis dan dalam praktik kedokteran gigi. Teknik ini dapat
digunakan dengan sangat berhasil pada hampir setiap pasien.
Salah satu contoh kasus adalah seorang pasien kanker paru-paru. Dengan semakin
menyebarnya penyakit kanker ke seluruh tubuh, pasien menjadi sangat menderita dan
kesakitan dengan bantuan hipnosis, pasien dapat dibuat tidak merasakan rasa sakit
yang menjalan di seluruh tubuhnya.
4. Forensic Hipnosis
Dalam penyelidikan kepolisian, hipnosis digunakan untuk melakukan investigasi atau
penggalian informasi dari seorang saksi. Suatu kejadian yang mempunyai muatan
emosi negatif tinggi, misalnya dalam kasus kejahatan, orang akan mengalami “lupa
ingatan”. Hal itu terjadi karena pikiran bawah sadar menyembunyikan informasi
traumatik sehingga tidak dapat diakses oleh pikiran sadar, dengan tujuan agar
pengalaman buruk itu tidak lagi diingat. Dengan menggunakan hipnosis, kita akan
masuk ke kondisi trance yang berakibat pada kemampuan mengingat yang sangat
tinggi yang dinamakan hypermnesia.
5. Metaphysical Hipnosis
Metaphysical hipnosis adalah aplikasi hipnosis dalam meneliti berbagai fenomena
metafisik. Jenis hipnosis ini bersifat eksperimental. Dengan hipnosis, seseorang akan
dapat dengan sangat cepat masuk ke kondisi rileks yang sangat dalam
(somnambulims), yang kalau diukur dengan EEG akan menunjukkan frekuensi
gelombang otak yang sangat rendah. Penjelasan lebih detail mengenai hubungan
antara gelombang otak dan level kesadaran dapat Anda baca pada bab selanjutnya.
F. Hipnoterapi
Meskipun hipnotherapy telah lama digunakan dan meluas diberbagai budaya, namun
penggunaan hipnosis sebagai terapi menjadi perdebatan yang panjang dalam wacana
psikologi. Sebagian psikolog mengklaim hipnoterapi memiliki kesuksesan yang
tinggi, namun sebagian yang lain meragukannya. American Psychological Assosiation
(APA) menempatkan hipnoterapi sebagai pendamping dari terapi yang lain, tidak
boleh digunakan sebagai satu-satunya terapi.
Sumber
Hadley, Josie and Staudacaher, Carol. 1995. Hypnosis for Change. Harbinger
Publications. California
Hilgard and Josephine. 1979. Personality and Hipnosis. Universoty Press. Chicago
Kurniali, Peter dan Erningpraja, Irianti. 2005. Control Your Mind. Elexmedia. Jakarta