You are on page 1of 9

LAPORAN HASIL SEMINAR NASIONAL

Disusun Oleh :

1. Novia Kusumawardani ( 1157040042 )

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI

BANDUNG

2016
A. PARADIGMA WAHYU MEMANDU ILMU (KIMIA DALAM PERSPEKTIF
ALQURAN)
Pemateri : Prof. Dr. H. Nanat Fatah Natsir, M.Si
Rektor UIN SGD Bandung Periode 2003-2011

Peradaban islam pada saat abad ke-7 hingga 13 M mengalami kejayaan


dikarenakan sistem pendidikan integrasi ilmu dan agama (ayat Qur’aniyah memandu
ayat Kauniyah) pada masa ini disebut juga sebagai 6 abad dinamis dalam
perkembangan ilmu islam. Tetapi pada abad ke 13 hingga abad ke 19 M islam
mengalami kemunduran yang disebabkan karena sistem pendidikan dikhotomi ilmu dan
agama, abad ini disebut juga sebagai 6 abad statis. Sistem pendidikan tidak lagi menggunakan
pendekatan wahyu memandu ilmu tetapi justru terjadi pendikhotomian antara ilmu agama dan
ilmu umum termasuk di Indonesia yang mengakibatkan kehidupan masyarakat yang resah,
renggut dan rusak (Soewardi). Karena itu ilmuwan Barat misalnya Tannas (1993), Capra (1998)
mengkritisi secara tajam bila paradigma keilmuan yang digunakan selama lima abad terakhir
yang menjadi pondasi bagi pengembangan sains, teknologi, ekonomi, kedokteran, psikologi,
masih tetap digunakan sebagai jangkar sains maka akan mengakibatkan bahaya besar bagi
kehidupan manusia di bumi. Tetapi pada saat abad ke 20 M hingga saat islam kembali
memimpin dunia karena sistem pendidikan Wahyu Memandu Ilmu dn tidak ada nya dikhotomi
ilmu dan agama

Krisis sains modern dimulai dari tahun 1933 yang terdapat dalam buku The Passion of
Western Mind Bab The Crisis of Modern Science. Dalam buku tersebut dianutnya pendapat
Kant bahwa yang orang katakan jagat raya, bukanlah jagat raya yang sebenarnya, tetapi jagat
raya sebagaimana diciptakan oleh pikiran manusia. Krisis sains modern disebabkan oleh
beberapa hal seperti :

1. Mendewakan rasio yang berlebihan


2. Meminggirkan nilai dan norma berdasarkan agama kenyataan kehidupan
3. Warisan sikap Positivistik menolak keterkaitan antara substansi Jasmani dan substansi
rohani, menolak adanya hari akhirat,manusia terasing tanpa batas kehilangan orientasi
trauma kejiwaan dan ketidakstabilan
4. Manusia dipacu oleh situasi mekanistik yang diciptakannya sendiri tidak tahu apa tujuan
hidup sebenarnya kegawatan dalam kebudayaannya

Kehancuran budaya barat menurut Capra terdapat 5 tahap yaitu yang pertama karena
rasionalisme, kedua cartesian dan newton, ketiga paradigma sains yang tunggal, keempat
budaya barat dan kelima yaitu kehancuran, kehancurannya dimulai karena kekacauan yang
penuh kontradiksi .

Sikap Masyarakat Muslim terhadap Ilmu Barat Sekuler awal nya menolak karena sikap
negatif terhadap adopsi Ilmu Barat sekuler, namun selanjutnya masyarakat muslim akhirnya
bertoleransi karena adanya sikap positif terhadap ilmu barat sekuler terhadap Sains yang tidak
mematikan Agama dilihat dari bukti2 empirik di negara-negara Muslim. Tetapi walaupun
masyarakt muslim bertoleransi terhadap ilmu barat sekuler mereka tetap waspada terhadapnya.
Sains dan teknologi yang terbebaskan dari filsafat Matrealisme, Naturalisme dan Sekulerisme
bisa juga disebut Ilmu Tauhidullah berdasarkan prinsip-prinsip Alquran dan Assunnah baik
dalam aspek ontologi, epistimologi dan aksiologi ( Wahyu memandu Ilmu)

Wahyu memandu ilmu didirikan dengan tujuan agar Pendidikan Islam mampu
membangun akhlak/karakter bangsa, maka perlu dilakukan rekonstruksi Pendidikan Islam
melalui pengembangan Sistem Pendidikan Islam berbasis wahyu memandu ilmu dan
berbingkai akhlakul karimah. Alasan kewahyuan dari wahyu memandu ini semuanya terdapat
dalam al-qur’an contohnya yaitu dalam surah ali imron ayat 190-191, Al-Anbiya ayat 30, Adz-
Dzaariyaat 47 dan 56 dan QS. Hud ayat 61. Sedangkan alasan empiriknya yaitu melihat masa
kejayaan islam pada abad ke 6-13 M yang menguasai peradaban dunia (zaman keemasan
Islam), tidak ada dikotomi antara ilmu agama dan ilmu umum, ayat Quraniyah memandu ayat
kauniyah atau wahyu memandu ilmu. Melahirkan pemikir-pemikir muslim cemerlang dan
mengintegrasikan ilmu dengan agama.

Paradigma Keilmuan Berbasis Wahyu Memandu Ilmu yang maksudnya Wahyu


membimbing, menunjukan dan mengarahkan ilmu, baik dalam ontologi, epistimologi maupun
aksiologi; Pengembangan ilmu tidak bertentangan dengan wahyu atau dengan kata lain, ilmu
dikembangkan sejalan dengan wahyu, baik dalam ontologi, epistimologi maupun aksiologi.
Jadi, wahyu memandu ilmu adalah pemanduan, pembimbingan, atau pengujian ilmu oleh Al-
Quran dan Al-Hadist dalam ontologi, epistimologi dan aksiologi.

Prinsip – Prinsip Dasar Konsep Wahyu Memandu Ilmu yaitu adalah

1. Tauhid sebagai landasan pokok pengembangan keilmuan


2. Ayat-ayat Quraniyah dan Kauniyah sebagai sumber ilmu
3. Wahyu dan akal pada hakekatnya tidak bertentangan
4. Menolak pandangan dikhotomis terhadap ilmu
5. Penolakan terhadap klaim yang menyatakan ilmu sebagai sesuatu yang bebas nilai (Values
Free)
6. Penolakan terhadap ideologi saintisme
7. Ilmu sebagai sarana ibadah kepada Allah
8. Berorientasi kepada kemaslahatan (Husni 2009)

Premis – premis tersebut sebagai landasan filosofis dalam menghadapi paradigma keilmuan
konvensional yang mekanistik, positivistik, materialistik, dan sekularistik

Paradigma Epistimologi keilmuan UIN Sunan Gunung Jati dengan metafora roda.
Roda adalah simbol dinamika dunia ilmu yang selalu berputar pada porosnya dan berjalan
melewati relung permukaan bumi. Roda adalah bagian yang esensial dari sebuah makna
kekuatan yang berfungsi penopang beban dari suatu kendaraan yang bergerak dinamis. Fungsi
roda dalam sebuah kendaraan ini diibaratkan fungsi UIN Bandung pada masa mendatang yang
mampu menopang berbagai perkembangan budaya, tradisi, teknologi dan pembangunan bangsa
sebagai tanggung jawab yang diembannya. Kekuatan roda keilmuan UIN Bandung dalam
menopang semua bidang kehidupan secara dinamis. Berbagai upaya memajukan keluhuran
budaya, kelestarian tradisi, penguasaan teknologi dan derap pembangunan bangsa seiring
dengan perubahan global namun tetap mencerminkan identitas keIslamannya. Metafora roda
sebagai komponen vital sebuah kendaraan melambangkan kesatuan utuh dari unsur-unsur yang
saling menguatkan dan menserasikan. Secara fisik sebuah roda adalah bagian as (poros), peleg
dengan jari-jarinya dan ban luar(ban karet). Tiga bagian ini bekerja simultan dalam kesatuan
yang harmonis, yakni tata kerja roda. Fungsi roda sebagai penopang beban memiliki cara kerja
yang unik yang saling menguatkan dan menserasikan. Ketika roda itu berputar maka
komponen-komponen yang melekat padanya ikut bekerja sesuai dengan fungsinya. As atau
poros roda melambangkan titik sentral, akal budi manusia yang bersumber dari nilai-nilai
ilahiyah, yaitu Allah sebagai sumber dari segala sumber. Titik sentral ini mencerminkan pusat
pancaran nilai-nilai keutamaan yang berasal dari pemiliknya Allah SWT. Sekaligus titik tujuan
seluruh seluruh ikhtiar manusia integrasi ayat-ayat Quraniyyah dan Kauniyah Peleg roda yang
terdiri dari sejumlah jari-jari, lingkaran bagian dalam dan lingkaran luar melambangkan
rumpun ilmu dan beragam jenis disiplin yang berkembang saat ini ayat-ayat Quraniyyah dan
kauniyah milik Allah. Ban luar yang terdiri dari karet melambangkan realitas kehidupan yang
tidak terpisahkan dari semangat nilai-nilai Ilahiyah dan gairah kajian ilmu iman, ilmu dan amal
sholeh.

Prosedur Kerja Wahyu Memandu Ilmu ada tiga yaitu 1. Wahyu (Al-Quran dan
Alhadits) yang dituangkan dalam bentuk nas premis-premis bagi sains empirikal 2. Wahyu-
wahyu ini pulalah yang memandu inferensi ke arah mana premis-premis itu diadopsi 3.Hasil
reduksi setelah verifikasi (berdasarkan pada data-data empirikal) perlu divalidasi kembali oleh
alquran dan hadits.(Herman Soewardi, 1999)
B. INTEGRASI ILMU KIMIA & ISLAM
Pemateri : Dr La Ode Sumarlin, M.Si

Motivasi mencari ilmu : Mencari ilmu itu hukumnya fardhu atas muslim laki-laki dan
muslim perempuan, Orang yang belajar dan mendapatkan ilmu sama pahalanya dengan sholat
sunat semalam suntuk.
Al-qur’an sebagai sumber inspirasi ilmu al-qur’an Allah swt turunkan kepada nabi
Muhammad saw agar bisa menjadi implementasi ilmu (amal) yang menghasilkan integrasi ilmu
(kimia) dan islam. Memadukan agar pada setiap aktivitas kita: Ada kerja keras dari kekuatan
tubuh kita, ada kerja cerdas berdasarkan sains (kimia), ada kerja ikhlas berdasarkan Islam.
Contoh-contoh integrasi kimia dan al-qur’an yaitu seperti air, rokok, dan materi tentang
biokimia. Contoh yang pertama yaitu materi tentang air, air ini dibahas juga dalam ilmu umum
yaitu pada pengetahun alam, geografi, dan juga hukum-hukum islam mempelajari juga tentang
air. Dalam hukum islam air adalah media yang dapat digunakan untuk bersuci. Air dibagi
menjadi beberapa macam air mutlak, air Musta’mal, air yang telah bercampur dengan
sesuatu yang suci, air musyammas, air yang terkena najis.
Materi rokok, materi rokok ditinjau dari beberapa pakar bidang seperti pakar
bidang pakar bidang kedokteran, pakar bidang kimia, pakar bidang psikologi, pakar
bidang syariah, pakar bidang kesejahteraan sosial, dan pakar bidang ekonomi. Tinjauan
rokok dri aspek kesehatan yaitu dapat menyebabkan kanker,impotensi, dan kematian. Pakar
bidng kimia mengkaji tentng unsur- unsur yang membahayakan dalam rokok, yaitu seperti
nikotin, kafein, TAR, dsb. Pakar bidang syariah mengkaji tentang bagaimana hukum
keberadaan rokok dalam islam, menurut pakarnya keberadaan rokok dalam islam itu makruh
hukumnya. pakar bidang psikologi menkaji rokok berdasarkan aspek psikologinya yaitu
seperti kondisi kejiwaan orang yang merokok dengan yang tidak merokok. pakar bidang
kesejahteraan sosial dan ekonomi mengkaji tentang rokok berdasrkan kesejahteraan sosial dan
ekonomi.
Materi biokimia, materi biokimia yang dibahas yaitu teori yang mendasari makhluk
hidup, asal mula kehidupan, perkembangan praktik ilmu biokimia, dan hukum islam yang
berbicara tentang kehidupan dan asal muasalnya. Tanaman minuman yang ada di surga yaitu
jahe, hal tersebut dapat dibuktikan pada (QS 76-al-Insaan:17).
Contoh-contoh produk yang dihasilkan yaitu Tahun 1260 pistol pertama telah
digunakan oleh tentara Mesir dalam mengalahkan tentara Mongol di Ain Jalut. Menurut
Syamsuddin Muhammad (wafat 1327 M) pistol itu berisi bubuk mesiu yang komposisinya
idealnya terdiri dari 74% salpeter, 11% sulfur, dan 15% karbon. Tahun 1270 insinyur kimia
Hasan al-Rammah dari Suriah menulis dalam kitabnya al-Furusiyya wa al-Manasib al-
Harbiyya (Buku tentang formasi perang [dengan pasukan berkuda] dan peralatan perang)
hampir 70 resep kimia bahan peledak (seperti kalium nitrat) dan teknik pembuatan roket.
Logistik Militer, Pada masa Thariq bin Ziyad, logistik yang menentukan adalah
makanan prajurit dan pakan kuda! Jadi pada setiap pergerakan pasukan, harus ada rumput
bergizi tinggi yang bisa ditanam atau disediakan dengan cepat. Bagian logistik dari pasukan
Islam saat itu sudah mengenal rerumputan bergizi tinggi yang sangat efektif untuk
menumbuhkan kuda, tanaman bergizi tinggi inilah yang disebut alfalfa (Medicago sativa).
Ketika 800 tahun kemudian panglima perang Spanyol Hernando Cortez menaklukkan bangsa
Aztecs di Mexico, bukan hanya strategi membakar kapalnya yang ia jiplak dari Thariq bin
Ziyad – tetapi juga membangun logistik pasukan berkudanya dengan tanaman yang sama
dengan yang diperkenalkan peradaban Islam di Spanyol selama 781 tahun !.
Teknologi Militer Non Senjata, Selain teknologi militer berupa persenjataan, terdapat
juga berbagai teknologi non senjata. Teknologi itu meliputi ilmu geografi untuk menyiapkan
informasi geospasil militer logistik militer, kedokteran militer, hingga pern olahraga dan musik
militer. Pedang Damaskus berteknologi masa depan carbon nanotube adalah salah satu
bentuknya pada dimensi satu. Bentuk yang lain (dalam istilah kimia biasa disebut sebagai salah
satu alotrop) adalah graphene pada dimensi dua dan fullerene pada dimensi nol. Telah
digunakan oleh sholahudn al ayubi.
C. KIMIA DALAM AL-QUR’AN
Pemateri : Dede Suhendar M.Si
Dosen Kimia Sains UIN Sunan Gunung Djati Bandung
“Kimia dalam al-Quran”: meliputi semua objek benda dan interaksinya dengan objek-
objek lainnya yang disampaikan dalam al-Quran (dan dalam Hadits-hadits sahih). Objek-objek
kimia dalam Quran dan Hadits secara global: Tanah, Air, dan Udara (bahkan sampai antariksa).
Ayat-ayat Kimia (kebendaan) dalam Quran dan Hadits memiliki tingkat kemudahan
pembahasan dan penelitiannya: Berkaitan dengan fikih yang menggunakan benda > Fenomena
alam > Berkaitan dengan masalah-masalah keimanan.
Semua ilmu berawal dari filsafat kuno yang mana ilmu kimia pun berasal dari itu yang
kemudian dikembangkan oleh para kimiawan muslim sampai abad pertengahan. Ilmu tersebut
merupakan Nur atau cahaya memberi pedoman, menuntun, menunjukkan jalan,
mengendalikan. Tetapi ilmu kimia tersebut diadopsi, dikembangkan, dan dimutakhirkan oleh
saintis Barat hingga menghasilkan ilmu kimia yang ada sekarang atau yang kita terima
sekarang. Tetapi jika ilmu sains tanpa kerangka keimanan, tanpa tujuan untuk penyempurnaan
ibadah maka ilmu tersebut tidak berdasarkan sunnatullah.
Jika ada yang bertanya mengapa harus wahyu memandu ilmu (kimia)? Maka
jawabannya adalah Allah itu pemberi cahaya (al-qur’an). Cahaya banyak dibahas didalam al-
qur’an seperti dalam (QS. 24:35) yang artinya Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan
bumi, ...., Cahaya di atas cahaya (berlapis-lapis), Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa
yang dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah
Maha Mengetahui segala sesuatu. Dan masih banyak yang lainnya seperti yang tercantum pada
(QS. 24:35), (QS. 42:42), (QS. 57:9), dan (QS. 64:8).
Relativitas Sains dalam Pengetahuan Benda: telah diantisipasi oleh Quran dengan
istilah Dzarrah. Dzarrah merupakan benda paling kecil volumnenya atau yang paling ringan
beratnya. Jika intensifikasi penggalian sains dilakukan kalangan muslim sejak dulu dan
wahyu menjadi panduannya maka perkembangan pengetahuan partikel terkecil dan teringan
yaitu debu yang paling halus, atom, atom yang terdiri dari (proton, neutron dan elektron) atau
partikel-partikel elementer.
Hasil rekontruksi tabel periodik berdasarkan penyebutan unsur-unsur dalam al-qur’an
yaitu logam Fe berada pada sentraal dari tabel periodik. Hal ini terjadi pada al-qur’an yaitu pada
surat ke 54 atau pada tengah-tengah al-qur’an itu adalah surat al- Hadid yang berarti besi.
Logam Fe ini berada tepat ditengah tabel periodik yaitu pada golongan 8 periode 4.
Penyebutan tanah dalam al-qur’an .... lalu kamu tidak memperoleh air, maka
bertayammumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan
tanah itu. Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan
menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. 5:6). Talk, kaolin,
bentonit, dan zeolit sudah tak terbantahkan dipakai untuk penyerap dan penanganan
pencemaran air. Di alam ada beberapa elemen yang diperlukan oleh manusia yaitu silika,
silikat, aluminosilikat, air, zat organik, dan unsur kimia lainnya yang tidak diketahui. Dari
sekian banyak elemen tersebut yang memiliki sifat khas sebagai absorben yaitu silika, silikat,
aluminosilikat.
Penyebutan air dalam al-qur’an “Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak
mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan
sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki...... Dia hendak
membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur.”
(QS. 5:6). Fikih air untuk wudhu yang telah ditetapkan dalam fiqih yaitu dua qullah atau
dialirkan memiliki hikmah masalah pengadaan/pengolahan air bersih:
1. Adanya bahan terlarut (COD) dan perkembangan mikroba
2. Pengaliran: mengurangi COD
3. Benarnya hadits tentang anjuran rasulullah untuk menutup bejana air.
Berdasarkan laporan hasil penelitian UIN SGD 2016, yang belum dipublikasikan bahwa
perubahan COD pada larutan campuran glukosa dan rhodamin dengn aerasi selama 10 hari
yang menyatakan bahwa semakin volume bertambah maka konsentrasi akan semakin encer.
Rekonstruksi konsep kestabilan inti ... Dan Kami ciptakan besi yang padanya
terdapat kekuatan yang hebat ... (QS. 57:25) Permasalahan: dengan menggunakan rumus
fisika dan kimia yang sudah ada, diperoleh urutan kestabilan inti: Ni-62 > Fe-56 > .... Dalam
literatur-literatur ilmu bumi dan astronomi: besi merupakan produk akhir nukleosintesis dan
sekaligus sebagai unsur paling stabil (dari nuklida Fe-56-nya).Hasil penelitian dengan
menggunakan massa inti per nukleon, urutan kestabilan inti: Fe-56 > Ni-62 (Dede Suhendar,
2016, JCNA, 4(1):60-71)
Ada beberapa penelitian tentang hal yang bersangkutan dengan islm yaitu penelitian
tentang Kandungan Air Zamzam: sulit tumbuh bakteri dan menumbuhkan lebih cepat tanaman
kacang-kacangan (beberapa skripsi jurusan Kimia UIN SGD) dan juga Fosilisasi Kayu dan
Tulang (Dan mereka berkata: "Apakah bila kami telah menjadi tulang belulang dan benda-
benda yang hancur, apa benar-benarkah kami akan dibangkitkan kembali sebagai makhluk yang
baru?"Katakanlah: "Jadilah kamu sekalian batu atau besi, (QS. 15:49-50) (beberapa skripsi
jurusan kimia UIN SGD)
Kesimpulan ilmu kimia dipandu wahyu yaitu :
• Ilmu kimia ada didalam al-qur’an
• Prinsip-prisipnya banyak yang terselip dalam perintah dan larangan, dan perumpamaan-
perumpamaan
• Dapat menjelaskan secara ilmiah tentang status hukum benda menurut fiqih dan korelasinya
dengan keamanan dan kelestarian lingkungan
• Dapat diteliti secra empiris, kecuali yang mutlak berkaitan dengan masalah keimanan
• Memiliki daya rekontruksi dan perbaikan teori-teori yang sudah ada, dan
• Memiliki daya inspirasi penelitian-penelitian dengan produknya yang bermanfaat untuk
kemaslahatan manusia

You might also like