You are on page 1of 6

2

Berdasarkan data Korlantas Polri (2014), pada tahun 2010 jumlah

kasus kecelakaan sebanyak 66.488 dengan korban meninggal dunia sebanyak

19.873 jiwa, luka-luka berat sebanyak 26.196 jiwa, luka ringan 63.809 jiwa.

Selama tahun 2011 terjadi 108.696 kasus kecelakaan dengan jumlah korban

meninggal dunia sebanyak 31.195 orang, luka-luka berat 35.285 jiwa, dan

luka-luka ringan 217.439 jiwa. Selama tahun 2012 terjadi 117.949 kasus

kecelaakaan dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 29.544 jiwa,

luka-luka berat sebanyak 39.704 orang dan luka-luka ringan sebanyak

298.627 orang. Selama tahun 2013 terjadi 93.578 kasus kecelakaan dengan

jumlah korban meninggal dunia sebanyak 23.385, luka-luka berat 21.644

jiwa, dan luka-luka ringan 103.912 jiwa dan pada tahun 2014 terjadi 85.765

kasus kecelaakaan dengan jumlah korban meninggal dunia sebanyak 26.623

jiwa, luka-luka berat sebanyak 21.644 orang dan luka-luka ringan sebanyak

103.912 orang. Dari data tersebut menunjukkan angka kecelakaan lalu lintas

di Indonesia dari tahun ke tahun megalami fluktuatif dengan angka kejadian

kecelakaan tertinggi di tahun 2012.

Secara umum kecelakaan lalu lintas yang terjadi disebabkan oleh

beberapa faktor, seperti kelalaian manusia, kondisi jalan, kelaiakan kendaraan

dan belum optimalnya penegakan hukum lalu lintas. Berdasarkan Outlook

2013 Transportasi Indonesia, terdapat empat faktor penyebab kecelakaan,

yakni kondisi sarana dan prasarana transportasi, faktor manusia dan alam.
3

Penyebab kecelakaan selain akibat faktor kelalaian manusia, juga akibat faktor

kondisi jalan yang rusak, terutama akibat terjadinya banjir yang menggenangi

sebagian besar wilayah Indonesia. Oleh karena itu harus dikembangkan

potensi dan perannya untuk mewujudkan keamanan, keselamatan, ketertiban,

dan kelancaran berlalu lintas dan angkutan jalan sebagaimana diamanatkan

oleh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (UU RI

No. 22 Tahun 2009).

Chandra (2011) menyebutkan bahwa kejadian fraktur di Indonesia

sebesar 1,3 juta tahun setiap tahun dengan jumlah penduduk 238 juta. Angka

tersebut merupakan yang terbesar di Asia Tenggara. Fraktur ekstremitas

bawah memilik prevalensi sekitar 46,2% dari insiden kecelakan. Menurut

Depkes RI (2011) didapatakn 25 % penderita fraktur mengalami kematian, 45

% mengalami cacat fisik, 15 % mengalami stress psikologis dan bahkan

depresi, serta 10 % mengalami kesembuhan dengan baik.

Dari sekian banyak kasus fraktur di indonesia, fraktur pada ekstremitas

bawah akibat kecelakaan memiliki prevalensi yang paling tinggi diantara

fraktur lainnya yaitu sekitar 46,2%. Dari 45.987 orang dengan kasus fraktur

ekstremitas bawah akibat kecelakaan, 19.629 orang mengalami fraktur pada

tulang femur, 14.027 orang mengalami fraktur cruris, 3.775 orang mengalami

fraktur tibia, 970 orang mengalami fraktur pada tulang-tulang kecil di kaki

dan 336 orang mengalami fraktur fibula. Walaupun peran fibula dalam
4

pergerakan ektremitas bawah sangat sedikit, tetapi terjadinya fraktur pada

fibula tetap saja dapat menimbulkan adanya gangguan aktifitas fungsional

tungkai dan kaki (Depkes RI 2011).

Hasil data Riset Kesehatan Dasar (RIKERDAS) tahun 2011, di

Indonesia terjadinya fraktur yang disebabkan oleh cedera yaitu karena jatuh,

kecelakaan lalu lintas dan trauma tajam / tumpul. Dengan Prevalensi cedera

secara nasional adalah 8,2 persen, Dari 45.987 peristiwa terjatuh yang

mengalami fraktur sebanyak 1.775 orang (3,8 %), dari 20.829 kasus

kecelakaan lalu lintas, mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang (8,5 %), dari

14.127 trauma benda tajam / tumpul, yang mengalami fraktur sebanyak 236

orang (1,7 %). Provinsi Banten menempati peringkat ke 8 dari 34 Provinsi

yang telah disurvei dengan prevalensi angka cedera (9,0%) disebabkan oleh

jatuh (38,4%), cedera karena terkena benda tajam/tumpul (6,2%), transportasi

darat lain (7,85) dan kejatuhan (1,9%).

Berdasakan studi pendahuluan di Ruang Melati 1 RS. Drajat

Prawiranegara Serang didapatkan 10 besar Penyakit dari bulan Januari sampai

Desember tahun 2015 dari data tersebut menunjukan angka kejadian fraktur

menempati urutan ke 1 dari 10 besar penyakit terbanyak dengan jumlah 115

angka kejadian dalam setahun.

Prevalensi Fraktur di Ruang Melati 1 RS. dr Drajat Prawiranegara

Tahun 2015 adalah 12%, dari 115 Kasus fraktur yang mengalami fraktur pada
5

ekstremitas bawah sebanyak 61 orang (53%), fraktur pada ekstremitas atas

sebanyak 52 orang (45,2%) dan fraktur pada tulang belakang sebanyak 2

orang (1,7%).

Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kejadian

fraktur ekstremias bawah cukup tinggi. Fenomena pada latar belakang diatas

menjadi motivasi tersendiri bagi peneliti untuk melakukan penelitian

tentang, ” Gambaran Angka Kejadian pada Pasien Fraktur Ekstremitas

bawah Berdasarkan Karakteristik di Rumah Sakit dr. Drajat

Prawiranegara Tahun 2015”.

1.2 Rumusan Masalah

Berasarkan dari latar belakang masalah diatas, masalah yang akan

dijadikan pokok bahasan dalam penelitian ini adalah bagaimana Gambaran

Angka Kejadian Pada Pasien Fraktur Ekstremitas Bawah Berdasarkan

Karakteristik di Rumah Sakit dr. Drajat Prawiranegara Tahun 2015.

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui Gambaran Tingkat Angka Kejadian pada Pasien Fraktur

Ekstremitas bawah Berdasarkan Karakteristik di Rumah Sakit Drajat

Prawiranegara Tahun 2015.


6

1.3.2 Tujuan Khusus

1.3.2.1 Dapat diketahuinya gambaran angka kejadian penyakit fraktur

ekstremitas bawah berdasarkan usia di Rumah Sakit dr. Drajat

Prawiranegara Serang.

1.3.2.2 Dapat diketahuinya gambaran angka kejadian penyakit fraktur

ekstremitas bawah berdasarkan jenis kelamin di Rumah Sakit dr.

Drajat Prawiranegara Serang.

1.4 Manfaat Penelitian


1.3.1 Bagi Institusi Keperawatan

Sebagai penambah informasi di perpustakaan untuk mahasiswa

keperawatan tentang angka kejadian dalam melakukan penelitian

keperawatan selanjutnya yang berkaitan dengan praktur ekstremitas

bawah.

1.3.2 Bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi seberapa tinggi

tingkat kejadian fraktur ekstremitas bawah di Rumah sakit dr. Drajat

Prawira Negara Serang.


7

1.3.3 Bagi Peneliti

Menambah wawasan dan pengalaman dalam mengaplikasikan mata

kuliah metode penelitian.

You might also like