You are on page 1of 6

KLIMAKTERIUM

Definisi :

Klimakterium mengacu pada periode kehidupan seorang wanita saat ia


berpindah dari tahap reproduktif ke tahap tidak reproduktif, disertai regresi
fungsi ovarium

Klimakterium adalah fase transisi dimana fungsi ovarium dan produksi hormon
menurun.

Klimakterium terdiri dari 3 fase, yaitu:

a. Premenopause, yaitu masa klimakterium yang terjadi sebelum


menopause. Pada masa ini siklus menstruasi cenderung mulai tidak teratur.
Wanita mengalami hot flush atau semburan panas di wajah dan menjalar ke
seluruh tubuh. Kurun waktunya 4-5 tahun sebelum menopause.

b. Menopause, yaitu masa berhentinya menstruasi secara permanent yang


diikuti gejala-gejala yang terkadang membuat wanita merasa cemas.

c. Pascamenopause, yaitu masa setelah menstruasi terakhir sampai gejala


hilang, atau sampai akhir kehidupan. Kurun waktunya 3-5 tahun setelah
menopause.

Menopause

Menopause berasal dari bahasa Yunani, yaitu mens dan pause. Mens yang
berarti siklus menstruasi dan pause yang berarti berhenti. Menopause berarti
masa berhentinya menstruasi yang merupakan bagian universal dan ireversibel
dari keseluruhan proses penuaan yang melibatkan sistem reproduksi.
Menopause terjadi beberapa hari pada kehidupan seorang wanita, sehingga
dalam pandangan luas, menopause merupakan suatu masa perubahan pada diri
wanita, yang meliputi perubahan social, sosiologis dan psikologis yang terjadi
beberapa bulan sampai 1 tahun.

Saat ini, terutama di negara maju, angka harapan hidup sudah semakin
tinggi, akibatnya makin banyak wanita yang mengalami menopause. Meski
banyak wanita yang berusia lebih dari 75 tahun, usia rata-rata menopause ialah
50-51 tahun. Beberapa faktor juga dapat mempercepat terjadinya menopause,
diantaranya merokok, histerektomi, carrier fragile X, kelainan autoimun dan
sebagainya.

Menopause terjadi secara fisiologis.Menopause menyebabkan berkurang


atau bahkan hilangnya sensitivitas ovarium terhadap stimulasi gonadotropin,
yang berhubungan langsung dengan penurunan dan disfungsi folikuler. Oosit di
dalam ovarium akan mengalami atresia ketika siklus reproduksi wanita
berlangsung. Selain itu, folikel juga mengalami penurunan kualitas dan
kuantitas folikel secara kritis setelah 20-25 tahun sesudah menarche.Itu
sebabnya pada fase perimenopause dapat terjadi siklus menstruasi yang
irregular.Selain itu, irreguleritas menstruasi juga terjadi akibat fase
folikulerpada fase siklus menstruasi yang juga memendek.

Tanda-tanda Awal dari Klimakterium dan Menopause

Masa ini ditandai dengan berbagai macam keluhan endokrinologis dan


vegetative, gangguan psikis, gangguan somatic, dan gangguan siklus haid.
Perubahan kejiwaan seperti semburan panas (hot flush), mudah marah, susah
tidur, rasa gelisah, takut, kurang percaya diri, pusing, berkeringat banyak dan
dada berdebar-debar merupakan gejala-gejala yang dapat timbul saat wanita
memasuki masa menopause. Penurunan gairah seks dapat terjadi disertai rasa
nyeri saat berhubungan dengan suami dikarenakan lubrikasi pada vagina
berkurang sehingga terkadang merasa takut bahwa suami akan berpaling bahkan
merasa dirinya tidak berguna.

Sedangkan perubahan fisik yang terjadi pada seorang wanita menjelang


menopause adalah perubahan pada kulit.Lemak bawah kulit menghilang
sehingga kulit mengendor dan lembek.Kulit mudah terbakar sinar matahari
sehingga menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.Pada kulit timbul bintik
hitam dan kelenjar kulit berkurang sehingga kulit menjadi kering dan keriput.

Gejala Klimakterium

 Ketidakstabilan vasomotor

Timbul warna kemerahan akibat panas (flashes) > sensasi rasa hangat di kepala,
leher, dan dada.

Keringat malam.

 Gangguan emosi
Perubahan mood, iritabilitas, ansietas, depresi.

Proses biokimia yang mendasari variasi respon emosi pda masa klimakterium
tidak diketahui.

 Masalah umum lain

Rasa letih & nyeri kepala (penyebab tdk diketahui)

Gejala Periode Pascaklimakterium

 Atrofi Genitalia dan perubahan seksual


 Penurunan estrogen menyebabkan epitel vagina menipis & pH vagina
meningkat segingga timbul kekeringan, rasa terbakar, iritasi, dan
dispareunia
 Penyusutan uterus, vulva, dan bagian distal uretra menimbulkan gejala
sering berkemih, disuria, prolaps uterus, stres inkontinensia, dan
konstipasi
 Timbul rasa gatal di sekitar vulva karena vulva menjadi lebih tipis,
kurang elastis, dan lebih rentan terhadap peradangan
 Osteoporosis
 Penurunan masa tulang seiring peningkatan umur akibat penurunan kadar
estrogen
 Tanda pertama osteoporosis adalah penurunan TB, nyeri punggung,
munculnya bongkol di punggung.
 Penyakit Jantung Koroner
 Akibat penurunan kadar kolestrol lipoprotein densitas tinggi (high-density
lipoprotein (HDL)) dalam serum
 dan peningkatan kadar lipoprotein densitas rendah (low-density
lipoprotein (LDL)) dalam serum.

Penatalaksanaan

 Terapi penggantian hormon


 ERT meningkatkan kadar kalsitonin dalam serum, yang mencegah
resorpsi tulang, mempertahankan densitas tulang, serta mengurangi
risiko fraktur
 Metode Alternatif penatalaksanaan
 Vit.E utk meredakan hot flushes, kram kaki, dan kehilangan energi
 Gingseng dan dong quai ramuan cina untuk mencegah hot flushes
 Latihan kegel utk menguatkan otot sekitar organ reproduksi
 K-Y lubricating jelly dan minyak kelapa utk meredakan nyeri
akibat hub. Seksual
 Suplemen kalsium untuk menghambat kehilangan massa tulang
 Latihan dan Keamanan
 Latihan menahan berat, seperti berjalan dan menaiki tangga selama
30-60 menit setiap hari dapat bermanfaat
 Mencegah kecelakaan, menyimpan barang di tempat yang benar,
memperbaiki pencahayaan yang buruk, serta memperbaiki karpet
yg longgar harus didiskusikan pada wanita lansia

Asuhan Keperawatan

Pengkajian
 Anamnese
 Identitas
 Keluhan utama
 Riwayat penyakit sekarang
 Riwayat penyakit terdahulu
 Riwayat penyakit keluarga
 Gaya hidup
 Pemeriksaan fisik

Dx Keperawatan

 Disfungsi seksual b.d perubahan struktur/fungsi seksual


 Gangguan rasa nyaman b.d ansietas/ hot flashes.
 Nyeri sendi b.d osteoporosis/ kerapuhan tulang.
 Resiko cedera b.d osteoporosis.
 Gangguan pola tidur b.d kelembaban lingkungan sekitar (keringat
berlebih membuat linen basah)
 Risiko Infeksi b.d peningkatan PH vagina
 Konstipasi b.d rektokel

Intervensi Dx I
 Dx. Disfungsi seksual berhubungan dengan perubahan struktur/
fungsi seksual
 Tujuan: Klien mengungkapkan disfungsi seksual teratasi setelah diberi
tindakan keperawatan
 Kriteria hasil : Nyeri berkurang/hilang saat berhubungan

intervensi Rasional
Ciptakan lingkungan saling percaya dan kebanyakan klien kesulitan untuk berbicara
beri kesempatan kepada klien untuk tentang subjek sensitive, tapi dengan
menggambarkan masalahnya dalam kata- terciptanya rasa saling percaya dapat
kata sendiri. menentukan/mengetahui apa yang
dirasakan pasien yang menjadi
kebutuhannya.

Beri informasi tentang kondisi individu nformasi akan membantu klien memahami
situasinya sendiri
Anjurkan klien untuk berbagi komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi
pikiran/masalah dengan pasangan/orang area penyesuaian atau masalah dan
dekat. meningkatkan diskusi dan resolusi.

Diskusikan dengan klien tentang mengurangi kekeringan vagina yang dapat


penggunaan cara/teknik khusus saat menimbulkan rasa sakit dan iritasi,
berhubungan (misalnya: penggunaan sehingga meningkatkan kenyamanan
minyak vagina) dalam berhubungan.

Kolaborasi dengan dokter. memulihkan atrofi genetalia, kekeringan


Beri obat sesuai indikasi vagina, uretra
Estrogen pengganti

Intervensi Dx II

 Dx : Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan ansietas/ hot flashes.


 Tujuan: setelah dilakukan asuhan keperawatan pada pasien maka pasien
akan merasa nyaman.
 Kriteri hasil:
 Mampu mengontrol kecemasan.
 Dapat mengontrol nyeri dan gejala yang dialami.
 Kualitas tidur dan istirahat adekuat.
 Menyatakan rasa nyaman.

Intervensi Dx II
1. Gunakan pendekatan yang menenangkan.
2. Pahami perspektif pasien terhadap situasi.
3. Identifikasi tingkat kecemasan.
4. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan.
5. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi ketidaknyamanan.
6. Anjurkan untuk melakukan teknik relaksasi.
7. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan yang tidak
berhasil.
8. Kolaborasi pemberian analgesik untuk mengurangi nyeri.

You might also like