You are on page 1of 1

MAKNA SIMBOLIK BEDAK BAYI PADA TRADISI AQIQAH JAWA DI DESA

MADEGONDO KABUPATEN SUKOHARJO JAWA TENGAH

Fadhel Moubharok Ibni Faisal – C1014010


fadhelmoubharok@gmail.com

ABSTRAK
Tradisi Aqiqah bagi kebudayaan Jawa merupakan salah satu wujud akulturasi budaya
antara budaya Jawa dan Islam. Semenjak ajaran islam masuk di pulau Jawa yang dimulai
dengan berdirinya kerajaan Demak dan melalui dakwah para wali sembilan. Banyak sekali
kebudayaan dan tradisi Jawa yang disentuh dan diakulturasikan sesuai dengan kebudayaan
Islam. Salah satunya perihal Aqiqah bayi yang baru lahir, dimana dalam Islam Aqiqah
merupakan sebuah ritual keagamaan dimana pasca tujuh hari kelahiran jabang bayi diadakan
upacara tasyakuran yang mana pada hari tersebut sekaligus pemberian nama dan pemotongan
rambut bayi sebagian ataupun keseluruhan, biasanya untuk bayi laki – laki disyaratkan
meotong dua ekor kambing dan satu ekor kambing untuk bayi perempuan dan dimasak untuk
dibagikan kepada kerbat dekat, tetangga, dan tamu undangan.
Ketika prosesi Aqiqah pada hari ketujuh, tradisi yang tidak pernah terlewatkan dan
dianggap sebagi hal yang wajib bagi warga desa Madegondo, Kabupaten Sukoharjo ketika
menjadi tuan rumah penyelenggara Aqiqah adalah menyiapkan bedak bayi yang sengaja
diletakkan diatas meja tamu, dimana bedak tersebut disediakan untuk para tamu yang hadir
agar supaya dipakai ditempat acara maupun dibawa pulang sebagian dengan dibungkus daun
pisang maupun tissue untuk lebih mudahnya mengikuti perkembangan jaman. Makna bedak
bayi menurut warga desa setidaknya memiliki dua buah arti penting dalam pelaksanaannya.
Makna yang pertama merupakan sebagia lantaran atau perantara doa dari para tamu yang
hadir atas bayi yang baru lahir, dimana para tamu perempuan biasanya mengambil bedak
yang disediakan dan dituangkan diatas kedua telapak tangan sebelum memasuki ruangan
kamar jabang bayi dan kemudian diusapkan disekujur tubuh bayi ataupun sebagian, dimana
hal tersebut dianggap sebagai doa dari orang tua bayi dari tamu yang hadir. Makna yang
kedua adalah sebagai lantaran doa dari tuan rumah agar segera tertular untuk memiliki
momongan, tamu undangan yang hadir bisa mengusapkan langsung bedak bayi dilokasi
Aqiqah maupun dibawa pulang dengan dibungkus daun pisang atau tissue. Tradisi ini masih
dijaga dan dilestrakan khususnya oleh warga Desa Madegondo dan di wilayah Sukoharjo
sebagian juga masih melakukan tradisi bedak bayi Aqiqah ini.
Kata Kunci : Aqiqah, Bayi, Bedak, Madegondo, Sukoharjo

You might also like