You are on page 1of 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam hidupnya membutuhkan berbagai macam

pengetahuan. Sumber dari pengetahuan tersebut ada dua macam yaitu naqli

dan aqli. Sumber yang bersifat naqli ini merupakan pilar dari sebagian besar

ilmu pengetahuan yang dibutuhkan oleh manusia baik dalam agamanya

secara khusus, maupun masalah dunia pada umumnya. Dan sumber yang

sangat otentik bagi umat Islam dalam hal ini adalah Al-Qur’an dan Hadits

Rasulullah saw.1

At-thibb an-nabawi (Kedokteran Nabi) merupakan konsep yang

menekankan pada 2 sumber utama yaitu Ilahiah dan Alamiah. Pengobatan ini

dilandasi oleh sebuah keyakinan yang kuat bahwa hakikat penyembuhan

yang sebenarnya berasal dari Allah swt yang bersifat Asy-Syafi’ (Maha

Pemberi Kesembuhan) serta ketepatan kemujaraban penawar obat menjadi

pegangan.

Segala penyakit yang berlaku adalah dari Allah dan Allah pula yang

sebenarnya menyembuhkan penyakit tersebut.Sementara manusia berikhtiar

bersungguh-sungguh menggunakan ilmu yang diberikan Allah kepadanya.

Perawatan akan lebih berkhasiat apabila perawat sendiri mempunyai

hubungan yang kuat dengan Allah swt. Do’a adalah inti dari At-thibb an-

1
Al-Qaththan, Syaikh Manna’. 2005. Pengantar Studi Ilmu Hadits. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar. Hlm. 19

1
2

nabawi, tawakal merupakan pelengkap, pasien juga didekatkan dengan Allah

swt melalui nasehat dan tuntunan beribadah dengan benar serta menjauhi

sifat-sifat madzmumah (tercela).

Hijamah merupakan cara pengobatan yang dilakukan oleh Nabi dan

di anjurkan untuk umatnya melakukan hijamah (bekam). Hijamah telah

dikanal di dunia medis modern saat ini, dan digunakan sebagai terapi

professional di negara-negara maju dengan sebutan Cupping Therapy,

Cupping Operation, atau Oxidant Drainage Operation.2

Hijamah atau bekam sebagai salah satu metode pengobatan

tercanggih yang berdasarkan wahyu, belakangan ini kian popular ditengah

masyarakat dan mulai diandalkan sebagai solusi dalam mengatasi berbagai

problem kesehatan. Bahkan tidak sedikit masyarakat yang mengamalkan

bekam secara rutin sebagai tindakan preventif atau merawat kesehatan.Lebih

dari itu layanan-layanan terapi bekam bermunculan dimana-mana, didukung

pula terbitnya literatur buku dan penulisan tentang bekam dan pengobatan

Islami di media-media.

Boleh jadi kini merupakan abad kebangkitan kedokteran Islam, Ath-

Thibbun Nabawi yang pernah mengalami kejayaan dimasa lampau ditengah

dilematik kedokteran konvensional serta keputusan medis modern. Hijamah

atau di negeri ini lebih dikenal dengan istilah bekam (blood cupping), atau

ada juga yang menyebut cantuk/canduk (jawa), kop, bekop (padang), candok

(Palembang). Hijamah yang berasal dari kata Al Hijmu berarti menghisap

2
Diktat Pendidikan, Program Pendidikan Jurusan Kedokteran Islam (Ath-Thibb An-Nabawi),
Bekam Center Indonesia Dan MA Dr Ibnu Mas’ud Wiradesa Pekalongan
3

atau menyedot. Sedangkan Al-Muhjam atau Al Mihjamah merupakan alat

untuk membekam berupa gelas untuk menampung darah yang dikeluarkan

dari permukaan kulit, atau gelas yang mengumpulkan darah hijamah.

Bekam juga dimaknai menghisap darah abnormal atau mengeluarkan

materi unsur racun/toksin dari permukaan kulit tubuh menggunakan tusukan

jarum atau penyayat dengan ujung pisau. Dalam kitab-kitab arab pengertian

bekam adalah mengeluarkan darah dari kulit dengan cara menghisap,

kemudian penyayatan ringan pada permukaan kulit, kemudian dilakukan

penghisapan lagi agar darah bisa keluar dan menimbulkan kesembuhan

dengan izin Allah swt.3

Termasuk bekam adalah pengobatan dengan cara menghisap

permukaan kulit, sehingga daerah dan segala sesuatu yang berada dibawah

kulit akan ikut tersedot dan membanjiri daerah yang dihisap tersebut, dan

terjadilah fenomena pengumpulan darah. Cara-cara demikian juga di

praktekkan di Griya Bekam & Herbal Syah Asror yaitu tempat pengobatan

alternatif dan ilmiah di depan Puskesmas jalan Warungasem No.17 Batang.

Pengobatan dengan bekam dan ramuan alami sudah melekat dan menjadi

sunnah.

Terkait dengan ramuan herbal yang digunakan di pengobatan

alternatif Griya Bekam & Herbal Syah Asror bekerja sama dengan PT.

Naturindo Fresh yang menawarkan berbagai produk pengobatan dari bahan

alami yang terkenal dengan semboyannya The Power of Nature jamu

3
Tabloit Bekam Hidup Sehat Secara Islami &Alami.Edisi 3 Cetakan Ke2 TH.2. 2011. Hlm.
18-19
4

Indonesia untuk semua. Pemilik Griya Bekam & Herbal Syah Asror bernama

Bapak Drs. M. Helmi Asror SH.CN.SP.B. sebagai Tabib atau orang yang

mengobati para pasien, karena beliau dalam menjalankan hidupnya hanya

ingin menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain untuk mencapai

kesuksesannya serta ditemani para karyawanya yang sudah mahir dalam

praktek bekam dan lain sebagainya.

Ada dua jenis bekam yang berkembang, yakni bekam dengan

mengeluarkan darah atau disebut bekam basah damiyah/rutbah yang

berkembang di tanah Arab, ada pula bekam kering Jaffah tanpa pengeluaran

darah yang berkembang di Cina, Eropa dan Amerika.

Dalam sejarahnya bekam sudah dikenal sejak 4000 tahun sebelum

masehi dalam perkembangannya. Para tabib memekai pedoman titik tertentu

di tubuh pasien, dalam menentukan titik mereka menggunakan pedoman

dalam lembaran payrus. Di dalamnya telah digambarkan titik-titik ath-tho’

atau at-ta ataupun tun. Di zaman Nabi Muhammad saw, bekam sudah banyak

dikerjakan para sahabat. Bahkan menjadi dan kebiasaan mereka. Rasulullah

saw selain memerintahkan umatnya untuk berobat dengan hijamah, juga

memberikan petunjuk tempat-tempat yang sangat baik untuk dibekam.

Beberapa area bekam yang disunnahkan Rasulullah saw antara lain dan

lainnya Ummu Muqits (puncak kepala), Akhda’ain (dua urat leher), Al-Kahil

(punuk/tengkuk), Al-Khadain (bahu), Belikat, Ala Warik (pinggang).4

4
Wawancara Kepada Drs. M. Helmi Asror SH.CN.Sp.B. Yang Merupakan Kepala Dan Tabib
Di Griya Bekam&Herbal Syah Asror.Pada Sabtu 8 Agustus 2015 jam 09.00 WIB
5

Di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang tidak

hanya membuka praktek bekam saja, tetapi melayani gurah, cek kesehatan,

refleksi dan ruqyah. Ada pun macam-macam bekam yang di praktekkan di

Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang sebagai berikut:

1. Bekam Kesehatan atau Kebugaran

2. Bekam Penyakit

3. Bekam Kecantikan

4. Bekam Stamina Pria

Di era sekarang ini tidak sedikit masyarakat lebih memilih melakukan

pengobatan alternatif dari pada pengobatan medis. Dasar pengobatan bekam

di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang dengan

berpedoman terhadap hadits-hadits Nabi saw.

Sekian banyak pasien yang bekam di Griya Bekam & Herbal Syah

Asror Warungasem Batang dan bagaimana hasilnya, telah membuktikan

secara nyata bahwa memang hijamah adalah baik, yang tidak hanya efektif

mengobati berbagai penyakit ringan. Sunnah Nabi saw tentang berbagai

penyakit kronis, menjadi bahan perbincangan para pakar kedokteran dan

pengobatan modern, seperti penyakit kanker dan reumatik maupun penyakit-

penyakit lainnya. Memang hadits–hadits Nabawi tentang masalah

pengobatan ini hanyalah setitik air di tengah lautan. Tapi nyatanya para

pakar kedokteran tak mampu menyelaminya dan akal mereka seakan

lumpuh.
6

Ketika hendak melaksanakan bekam sebagai sunnah Nabi saw, Bapak

Drs. M. Helmi Asror SH.CN.SP.B. menyuruh pasiennya untuk membaca

Syahadatain, Istighfar, Sholawat dan berdo’a selama proses bekam serta

membaca do’a untuk penyembuhan yang berbunyi:

‫َّاِف الَ ِش َفاءَ إِالَّ ِش َف ُاؤ َك الَ يُغَ ِاد ُر َس َق ًما‬


ِ ‫ت الش‬ ِ ‫َّاس وا ْش‬
ِ ‫ب الن‬ ِ
َ ْ‫ف فَأَن‬ َ ْ‫ب الْبَأ‬
َّ ‫س َر‬ ْ ‫أَ ْذه‬
“Singkirkanlah penyakit wahai Rabb manusia, sembuhkanlah karena

Engkaulah Yang Menyembuhkan, tiada kesembuhan melainkan

kesembuhan-Mu, suatu kesembuhan yang tidak meninggalkan rasa sakit.”

Maka dalam tulisan ini, penulis bermaksud untuk meneliti cara

pelaksanaan bekam atau hijamah yang dipraktekkan di Griya Bekam &

Herbal Syah Asror Warungasem Batang. Maka dari itu penulis memberi

judul dengan tema “IMPLEMENTASIHADITS TENTANG

HIJAMAHSTUDI KASUS DI GRIYA BEKAM & HERBAL SYAH

ASROR WARUNGASEM BATANG”.

B. Rumusan Masalah

1. Hadits apa saja yang menjelaskan tentang hijamah atau bekam ?

2. Bagaimana implementasi hadits tentang bekam di Griya Bekam & Herbal

Syah Asror Warungasem Batang ?

3. Bagaimana makna hijamah bagi Hajim dan pasien di Griya Bekam &

Herbal Syah Asror Warungasem Batang ?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui hadits-hadits yang menerangkan tentang hijamah.


7

2. Untuk mengetahui implementasi hadits tentang bekam di Griya Bekam &

Herbal Syah Asror Warungasem Batang.

3. Untuk mengetahui makna hijamah bagi Hajim dan pasien di Griya

Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang.

D. Kegunaan Penelitian

1. Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan khasanah bagi

ilmu pengetahuan, khususnya tentang hadits bekam atau hijamah dan

praktek bekam di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem

Batang Pekalongan.

2. Kegunaan Praktis

a. Bagi Griya Bekam & Herbal Syah Asror

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pedoman

bagi semua orang yang berkecimpung di Griya Bekam & Herbal

Syah Asror Warungasem Batang.

b. Bagi Peneliti dan Pembaca

Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan pengalaman yang luas

bagi peneliti dan pembaca.

E. Tinjauan Pustaka

Sejauh pengetahuan penulis, dari beberapa literatur yang penulis baca

terdapat beberapa buku, serta penelitian-penelitian yang telah membahas

tentang pengobatan melalui hijamah dengan kajian yang berbeda-beda baik


8

melalui kajian kitab ataupun lapangan. Akan tetapi sebagian penelitian

menggunakan metode library research, diantaranya:

Skripsi oleh Hamidah dengan judul Pengaruh Terapi Bekam

Terhadap Kesehatan Psikis (Studi Analisis Pusat Kesehatan Holistik

“Zahra” Kota Semarang) tahun 2008 Program Studi Ilmu Ushuluddin

Jurusan Tasawuf Psikoterapi. Hamidah menyimpulkan p bahwa terapi bekam

merupakan salah satu terapi yang memiliki kelebihan tersendiri

dibandingkan dengan terapi pengobatan alternatif lain. Kelebihan yang

pertama adalah adanya jaminan halal berdasarkan anjuran Nabi Muhammad

saw kepada umat Islam untuk menjadikan terapi bekam sebagai terapi

pengobatan. Oleh karena itu, menurut penulis, perlu adanya pengembangan,

baik berwujud sosialisasi pemanfaatan sebagai terapi pengobatan maupun

pelatihan keilmuannya. Sosialisasi pemanfaatan penelitian terapi bekam

secara tidak langsung juga menjadi bagian dari ibadah umat Islam, yakni

sebagai perwujudan pelaksanaan sunnah Rasulullah saw.

Skripsi oleh Haryono dengan judul Hijamah (bekam) Menurut Hadits

Nabi saw (Studi Tematik Hadits) tahun 2008 Program Studi Ilmu

Ushuluddin. Hasil kesimpulan dari Haryono adalah memperkenalkan salah

satu metode pengobatan yang dianjurkan oleh Rasulullah saw kepada kaum

muslimin dan telah terbukti dalam mengobati berbagai penyakit. Kemudian

yang perlu diingat bahwa hijamah (bekam) hanyalah sarana untuk mengobati

penyakit, akan tetapi pada hakikatnya yang menyembuhkan adalah hanya

Allah swt.
9

Skripsi oleh Mukhsinin dengan judul Perbedaan Kadar Asam Urat

Sebelum dan Sesudah Terapi Bekam Basah (Hijamah)tahun2012.

Kesimpulan yang di dapat dari Mukhsinin adalah: a. Pada penelitian ini

didapatkan respon kadar asam urat yang berbeda-beda sesudah bekam

dimana sekitar 6% responden memiliki kadar asam urat yang cenderung

tetap, 38% responden terjadi penurunan kadar asam urat dan sebagian besar

responden sekitar 56% mengalami kenaikan kadar asam urat sesudah bekam.

b. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara kadar asam urat sebelum

dan sesudah bekam jika hanya diamati dalam satu waktu. c. Bekam

merupakan perbuatan yang baik, Nabi Muhammad saw memperboleh

berbekam dengan kata lain bekam bukan suatu kewajiban bagi umat muslim

namun merupakan pilihan alternatif dalam metode pengobatan jika terbukti

secara ilmiah.

Berdasarkan beberapa pustaka di atas dapat di ketahui bahwasannya

belum ada yang melakukan pembahasan mengenai implementasi hadits

tentang hijamah sebagaimana yang penulis laksanakan di Griya Bekam &

Herbal Syah Asror Warungasem Batang. Perbedaan dari penelitian

sebelumnya yaitu implementasi hadits tentang hijamah dengan menggunakan

pendekatan living hadits. Oleh karena itu, menurut penulis, penelitian ini

sangat signifikan untuk dilakukan sebagai usaha untuk menambah wacana

khususnya mengenai implementasi hadits tentang bekam.


10

F. Landasan Teori

Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada masalah IMPLEMENTASI

HADITS TENTANG HIJAMAH (STUDI KASUS DI GRIYA BEKAM &

HERBAL SYAH ASROR WARUNGASEM BATANG) Penelitian ini

termasuk Living Hadits, karena penelitian ini memberikan perhatian pada

respon masyarakat terhadap hadits Nabi saw.

Bagi umat Islam, al-Qur’an dan Hadits merupakan kitab suci yang

menjadi dasar dan pedoman dalam menjalani kehidupan mereka. Dalam

kehidupan sehari-hari mereka umumnya telah melakukan praktik resepsi

terhadap al-Qur’an dan hadits, baik dalam bentuk membaca, memahami dan

mengamalkan, maupun dalam bentuk resepsi sosio-kultural. Berbagai bentuk

dan model praktik resepsi dan respon masyarakat dalam mempelakukan dan

berinteraksi dengan hadits itulah yang disebut dengan living hadits di tengah

kehidupan masyarakat.5

Sesuai dengan jenis penelitian maka teori yang digunakan dalam

penelitian ini adalah fenomenologis yaitu berusaha memehami perilaku

manusia dari segi kerangka berfikir maupun bertindak sebagai orang yang

aktif menciptakan kehidupan sosialnya sendiri, tidak memandang individu

secara statis dan terpaksa dalam bertindak, melainkan memiliki strategi

bertindak yang tepat bagi dirinya sendiri, sehingga memerlukan pengkajian

yang mendalam. 6

5
Abdul Mustaqim. Metode Penelitian Al-Qur’an Dan Tafsir. (Yogyakarta: Idea Press, 2014)
Hlm. 103-104.
6
Aslicati, lilik, et al, 2009, Metode Penelitian Sosial, Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka
Departemen Pendidikan Nasional, Hlm. 3
11

Karena pandangan fenomenologis tidak berasumsi bahwa peneliti

mengetahui arti sesuatu bagi orang-orang yang sedang diteliti, maka

penekanannya pada aspek subyektif dari perilaku seseorang dan berusaha

masuk ke dalam dunia konseptual para subyek yang diteliti sedemikian rupa

sehingga mengerti apa dan bagaimana suatu pengertian yang dikembangkan

oleh mereka di sekitar peristiwa dalam kehidupan sehari-hari.7Melalui teori

tersebut memungkinkan peneliti untuk dapat memahami fenomena kegiatan

pengobatan bekam yang dilaksanakan di Griya Bekam & Herbal Syah Asror

Warungasem Batang.

Kehadiran praktek bekam di Griya Bekam & Herbal Syah Asror di

samping masyarakat yang melayani pengobatan bekam, disana pula

melayani berbagai pengobatan dengan cara yang lain, seperti Gurah,

Ruqyah, Refleksi dan lain sebagainya.

Dengan demikian, penulis mencoba menganalisis bagaimana cara

bekam yang dilakukan di Griya Bekam & Herbal Syah Asror dan

melakukan observasi terhadap beberapa pasiennya serta dikaitkan dengan

hadits yang menjadi pegangan dalam melaksanakan praktek bekam.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu

penelitian yang mencoba merekam fakta yang ada dilapangan dengan

pengamatan dan wawancara secara langsung kepada siapa saja yang

7
Lexy J Maleong, 2005, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Hlm. 31
12

dianggap terlibat. Yaitu peneliti terjun langsung ke lapangan untuk

mengetahui proses bekam yang di praktekkan di Griya Bekam & Herbal

Syah Asror.

2. Pendekatan

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan pendekatan living hadits. Sebagaimana sudah dijelaskan

oleh Soekamto, bahwa penelitian dalam ilmu pengetahuan empiric pada

umumnya bertujuan untuk menemukan, mengembangkan dan menguji

kebenaran. Sehingga penulis menggunakan pendekatan tersebut sebagai

alat untuk menganalisa anjuran hijamah yang dipraktekkan di Griya

Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang.

3. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yaitu prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa ucapan, tulisan, dan

perilaku yang diamati dan diambil dari perilaku (subyek) dan masyarakat

sekitar.8

Metode penelitian kualitatif oleh Bagdon dan Taylor, diartikan

sebagai prosedur penelitian dan menghasilkan data deskriptif berupa

kata-kata tertulis dari perilaku yang diamati.9 Oleh karena itu, penulis

merasa perlu menggunakan metode kualitatif, yaitu penelitian yang

difokuskan pada gejala-gejala umum yang ada didalam kehidupan

manusia.

8
Basrowi&Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif(Jakarta: Rineka Cipta, 2008), Hlm. 1.
9
Lexy J. Maleong. Metode Penelitian Kualitatif(Bandung: Remaja Rosdakarya. 2006), Hlm. 4.
13

4. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian yang penulis laksanakan dapat

dikelompokkan menjadi dua bagian.Pertama, subyek yang berkaitan

dengan tempat dimana dalam penelitian ini yang menjadi subyeknya

adalah Tabib di Griya Bekam & Herbal Syah Asror yaitu Drs. H. M.

Helmi Asror SH.CN.SP.B.kedua, subyek penelitian yang berkaitan

dengan sumber informasi data yang dibutuhkan yaitu pelaksanaan bekam

di Griya Bekam & Herbal Syah Asror.

H. Lokasi Penelitian

Penentuan lokasi sangat penting dalam sebuah penelitian, untuk

menentukan lokasi terlebih dahulu meninjau lokasi dan menjalin komunikasi

yang baik dengan informan penelitian. Lokasi penelitian terdiri dari tempat,

pelaku dan kegiatan. Dalam penelitian ini lokasi yang dipilih adalah Griya

Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang. Sedangkan pelaku dan

kegiatannya adalah Bapak Drs. M. Helmi Asror SH.CN.SP.B. sebagai tabib

dan para pasien yang telah menjadi pasien di Griya Bekam & Herbal Syah

Asror Warungasem Batang.

1. Sumber Data

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan, sehingga sumber

data yang digunakan terdiri dari dua sumber, yaitu:

a. Sumber data primer, yaitu sumber data utama yang langsung

berhubungan dengan pembahasan judul, yaitu: seluruh civitas di

Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang.


14

b. Sumber data sekunder, merupakan sumber data utama yang tidak

langsung berhubungan dengan pembahasan judul, seperti melacak

sumber-sumber lain yang relevan, yaitu buku-buku, jurnal, majalah,

dan lain-lain.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan beberapa

metode, diantaranya :

a. Observasi

Suatu teknik atau cara pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan terhadap bekam yang dipraktekkan di Griya Bekam &

Herbal Syah Asror Warungasem Batang. Metode ini digunakan untuk

mengamati langsung proses hijamah dengan para tabib di lingkungan

Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang.

b. Interview

Percakapan yang dilakukan dengan maksud tertentu.

Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak yaitu, wawancara

(interviwer)dan wawancara (interviwee). Metode ini digunakan untuk

memperoleh informasi-informasi tentang hijamah dari Bapak Drs. M.

Helmi Asror SH.CN.SP.B. dan beberapa pasien.


15

c. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah

berlalu.Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya

monumental dari seseorang.10

Dokumentasi ini dipergunakan untuk memperoleh data

mengenai sejarah singkat, letak geografis, keadaan sarana dan

prasarana di Griya Bekam & Herbal Syah Asror.

3. Analisis Data

Penelitian ini termasuk penelitian Living Hadits, maka yang

dihasilkan adalah data yang bersifat kualitatif.

Adapun dalam proses penelitian ini, penulis menggunakan teknik

data sebagai berikut:

a. Analisis data deskriptif, digunakan untuk menjelaskan suatu data, fakta

atau pemikiran yang ada, baik mengenai kondisi yang ada atau yang

sedang berlangsung. Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan

jawaban dari permasalahan penelitian ini terutama pelaksanaan Bekam di

Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang.

b. Analisis data induktif yaitu salah satu cara berpikir dari fakta-fakta yang

khusus, peristiwa-peristiwa yang ada, kemudian ditarik kesimpulan yang

bersifat umum. Teknik ini digunakan dengan cara berpikir dari fakta-

fakta yang ada mengenai para pasien bekam yang dilakukan di Griya

Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem Batang.

10
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan,Bandung: Alfabeta, 2008, Hlm. 329
16

I. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dan memahami gambaran secara menyeluruh

tentang skripsi ini, penulis membuat sistematika pembahasan beserta garis

besarnya, sebagai berikut :

Bab I membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah,

tujuan dan kegunaan penelitian, kajian pustaka, teori yang digunakan,

metode penelitian, serta sistematika pembahasan. Isi pokok bab ini

merupakan gambaran dari keseluruhan penelitian yang dilakukan. Uraian

lebih rinci diuraikan dalam bab-bab selanjutnya.

Bab II membahas tentang diskripsi bekam dalam perspektif hadits

yang di anjurkan oleh Nabi saw.Meliputi pengertian bekam, sejarah terapi

bekam, klasifikasi penyakit yang dapat disembuhkan dengan terapi bekam.

Bab III membahas tentang gambaran umum wilayah penelitian yaitu

pengobatan alternatif di Griya Bekam & Herbal Syah Asror Warungasem

Batang. Dalam bab ini diuraikan tentang letak geografis, sejarah berdirinya,

biografi pendirinya serta kegiatannya. Pembahasan dalam bab ini

dimaksudkan untuk memberikan keterangan mengenai wilayah Griya Bekam

& Herbal Syah Asror Warngasem Batang.

Bab IV membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan.

Bahasan dalam bab ini, adalah hasil penelitian yang berarti

deskripsimengenai pemahaman tabib terhadap praktik bekam di Griya

Bekam & Herbal Syah Asror.


17

Bab V merupakan bab penutup, adapun yang terkandung didalamnya

adalah kesimpulan atas rumusan masalah, serta saran-saran tentang segala

sesuatu yang berkaitan

You might also like