Professional Documents
Culture Documents
Perpindahan
Panas
Prinsip Dasar Perpindahan
Energi Dalam Bentuk Panas
01
Teknik Teknik Mesin 13029 Iwan Kurniawan,ST.,MT.
Abstract Kompetensi
Perpindahan energi dalam bentuk Mahasiswa mampu:
panas memegang berperan sangat Menjelaskan konsep dasar perpindahan
penting pada proses konversi energi energi dalam bentuk panas kaitannya
yang berlangsung di dalam mesin- dengan mesin-mesin termal dan
mesin termal. Upaya perekayasaan mekanisme ragam perpindahan energi
mesin-mesin termal dilakukan oleh para dalam bentuk panas. Menerapkan
ahli teknik agar mesin dapat memiliki prinsip kesetimbangan energi panas
performansi yang lebih optimal pada proses pemanasan dan
sehingga dapat mengkonsumsi energi pendinginan aliran fluida.
bahan bakar yang lebih hemat. Untuk
keperluan tersebut pemahaman yang
mantap tentang prinsip-prinsip teknik
perpindahan energi dalam bentuk panas
serta kemampuan penerapannya
merupakan modal utama yang sangat
berharga.
MODUL-1
Perpindahan energi dalam bentuk panas berperan sangat penting pada proses konversi
energi yang berlangsung di dalam mesin-mesin termal, seperti pada : mesin turbin, motor
bakar torak, dan mesin pengkondisian udara. Bahan bakar yang dipergunakan oleh mesin-
mesin termal terlebih dahulu mengalami proses pembakaran untuk menghasilkan energi
panas gas pembakaran. Energi panas tersebut kemudian dikonversikan menjadi berbagai
bentuk energi lain sesuai dengan keperluannya melalui beragam mekanisme proses
perpindahan panas. Upaya perekayasaan mesin-mesin termal dilakukan oleh para ahli
teknik agar mesin dapat memiliki performansi yang lebih optimal sehingga dapat
mengkonsumsi energi bahan bakar yang lebih hemat. Untuk keperluan tersebut
pemahaman yang mantap tentang prinsip-prinsip teknik perpindahan energi dalam bentuk
panas serta kemampuan penerapannya merupakan modal utama yang sangat berharga.
Tujuan Pembelajaran
Setelah memahami materi yang dibahas di dalam modul ini anda diharapkan mampu :
1. Menjelaskan konsep dasar perpindahan energi dalam bentuk panas kaitannya dengan
mesin-mesin termal dan mekanisme ragam perpindahan energi dalam bentuk panas
2. Mampu menerapkan prinsip kesetimbangan energy panas pada proses pemanasan dan
pendinginan aliran fluida
Sistematika Pembahasan
Pada bagaian pertama akan dibahas tentang konsep dasar perpindahan energi dalam
bentuk panas sehingga diperoleh gambaran tentang peranan energi panas pada mesin-
mesin termal, serta perbedaannya dengan bentuk energi lainnya. Selanjutnya, beragam
mekanisme proses perpindahan energi dalam bentuk panas didiskusikan pada bagian
kedua. Tujuannya adalah untuk memperoleh gambaran tentang perbedaan di antara
mekanisme proses perpindahan panas yang mungkin berlangsung di dalam mesin-mesin
termal, dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Pada bagian yang ketiga dibahas prinsip-
prinsip kesetimbangan energi pada sistem-sistem termal yang sederhana, disertai dengan
beberapa penerapan praktisnya agar dapat lebih mudah memahami konsep yang telah
dibahas pada bagian sebelumnya.
Untuk membahas konsep dasar perpindahan energi dalam bentuk panas marilah kita tinjau
ilustrasi yang diberikan pada gambar 1. Pada gambar tersebut kita memiliki sebuah balok
yang terbuat dari logam tembaga, dan sebuah bejana yang berisi sejumlah tertentu volume
air. Mula-mula balok tersebut dalam keadaan panas, atau permukaannya bertemperatur
cukup tinggi. Kemudian balok dicelupkan ke dalam air yang ada di dalam bejana. Selang
beberapa saat setelah itu, seperti yang dapat kita pahami bahwa permukaan balok
berangsur-angsur akan menjadi lebih dingin, atau temperaturnya menurun. Dan pada saat
Konduksi
Konduksi bisa dipandang sebagai transfer energi dari partikel sebuah benda yang memiliki
energi yang lebih besar ke partikel yang memiliki energi yang lebih kecil karena adanya
interaksi antar partikel.
Semakin tinggi temperatur, maka energi molekul semakin tinggi. Ketika molekul
bertumbukan dengan molekul yang ada di sekitar nya maka transfer energi dari molekul
yang memiliki energi lebih tinggi akan terjadi. Dengan adanya perbedaan temperatur,
transfer energi dengan cara konduksi akan terjadi ke arah berkurangnya temperatur.
Konveksi
Konveksi adalah mekanisme perpindahan panas diantara permukaan benda padat dengan
fluda cair atau gas yang bergerak disekitarnya. Jika tidak terjadi gerakan fluida, maka
perpindahan panas diantara benda padat dan fluida disekitarnya berlangsung secara
konduksi.
Semakin besar beda temperatur yang terjadi antara permukaan padat dengan aliran fluida,
maka semakin besar pula laju perpindahan panas konveksinya. Demikian juga apabila luas
permukaan perpindahan panas dan koefisien perpindahan panas konveksi dari fluida
semakin besar, maka semakin besar laju perpindahan panas konveksinya.
Perpindahan panas konveksi dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat aliran. Disebut
Konveksi Paksa (Forced Convection) ketika aliran fluida berasal pompa, kipas angin atau
hembusan angin. Sebagai contoh perhatikan Gambar 4, penggunaan kipas angin untuk
menghasilkan perpindahan panas konveksi paksa dengan udara pendingin pada PCB yang
panas. Sementara pada Konveksi bebas atau alami, aliran disebabkan oleh gaya apung
Radiasi
Radasi termal adalah energi yang dipancarkan materi pada temperatur bukan nol. Radiasi
bisa dari permukaan padat, cair maupun gas. Energi dari medan radiasi dibawa oleh
gelombang elektromagnetik. Transfer energi dengan konduksi atau konveksi membutuhkan
kehadiran media perantara, sedangkan radiasi tidak memerlukan media perantara. Pada
kenyataanya, transfer radiasi terjadi paling efisien dalam ruang hampa.
Pada modul-modul selanjutnya akan dibahas lebih lanjut tentang perpindahan panas
dengan mekanisme konduksi, konveksi dan radiasi
Selama berlangsungnya proses pendinginan, kita anggap energi di dalam sistem berubah
fungsi waktu sebesar dE/dt. Juga selama proses pendinginan berlangsung kita anggap
Sekarang kita tinjau sebuah sistem yang berfungsi untuk memanaskan suatu aliran fluida
seperti yang diperlihatkan pada gambar 6.
Dalam hal ini aliran fluida tertentu yang akan dipanaskan dialirkan masuk ke dalam sistem
melalui saluran (1). Kemudian aliran fluida tersebut selama mengalir di dalam sistem
dipanaskan oleh sejumlah energi panas tertentu, sehingga aliran fluida keluar sistem melalui
saluran (2) energinya menjadi lebih tinggi.
Selanjutnya, dengan menerapkan prinsip kesetimbangan energi pada sistem tersebut kita
akan memiliki persamaan :
E1 + Q = ( dE/dt ) + E2 + dq + dEf
Untuk lebih memahami konsep tersebut di atas, maka marilah kita bahas contoh soal di
bawah ini.
Pembahasan :
- Tingkat keadaan masuk kondensor : Aliran refrigeran dengan enthalpinya 240 kJ/kg
dengan laju aliran massa 0,015 kg/s
- Tingkat keadaan keluar kondensor : enthalpinya menurun menjadi 70 kJ/kg
Selanjutnya, pada kondensor tersebut saluran masuk dan keluar refrigeran berukuran sama
sehingga kecepatan aliran masuk dan keluar dapat dianggap sama. Hal ini berarti beda
energi kinetiknya sama dengan nol. Kemudian beda energi potensialnya juga kita anggap
kecil dibandingkan dengan beda enthalpinya, sehingga besarnya laju energi panas yang
harus dilepaskan di dalam kondensor :
Q = h1 - h2 (J/kg)
Atau, apabila kita kalikan dengan laju aliran massanya (kg/s) maka daya termal yang harus
dilepaskan oleh refrigeran di dalam kondensor sebesar :
Q = mrefr (h1 - h2) (J/s = W)
4. Perhitungan
Sekarang kita dengan mudah dapat menghitung besarnya daya termal tersebut karena kita
memiliki : h1 = 240 kJ/kg, mrefr = 0,015 kg/s, dan h2 = 70 kJ/kg.
Daftar Pustaka
1. Chandrasa, S., 2013, “Modul Perkuliahan, Perpindahan Panas Secara Konduksi”, Universitas
Mercu Buana, Jakarta
2. Incropera, F.P and De Witt, D.P, 1990, “Fundamentals of Heat&Mass Transfer”, 7th ed., John
Wiley&Sons, New York