Professional Documents
Culture Documents
DENGAN HIPERTENSI
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hipertensi menjadi sesuatu yang menakutkan bagi sebagian besar
penduduk dunia termasuk Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah
penderita yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang
berperan dalam hal ini salah satunya adalah gaya hidup modern. Pemilihan
makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas yang tidak sehat, merokok, minum
kopi serta gaya hidup adalah beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang
berperan terhadap hipertensi ini. Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya
hidup modern serta dapat juga sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi.
Hal ini berarti juga menjadi indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju
penyakit non infeksi, yang terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia.
Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan
membahas tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan
darah sistolik lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan
tekanan darah diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg (Anindya,2009).
Hipertensi menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal. Tanpa melihat
usia atau jenis kelamin, semua orang bisa terkena hipertensi dan biasanya tanpa
ada gejala-gejala sebelumnya. Hipertensi juga dapat mengakibatkan kerusakan
berbagai organ target seperti otak, jantung,ginjal,aorta,pembulu darah perifer
dan retina.
Oleh karena itu, negara Indonesia yang sedang membangun di segala
bidang perlu memperhatikan pendidikan kesehatan masyarakat untuk mencegah
timbulnya penyakit seperti hipertensi, kardiovaskuler, penyakit degeneratif dan
lain-lain, sehingga potensi bangsa dapat lebih dimanfaatkan untuk proses
pembangunan. Golongan umur 45 tahun ke atas memerlukan tindakan atau
program pencegahan yang terarah. Hipertensi perlu dideteksi dini yaitu dengan
pemeriksaan tekanan darah secara berkala, yang dapat dilakukan pada waktu
check-up kesehatan atau saat periksa ke dokter.
1
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Menjelaskan pengertian dan asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan
gangguan hipertensi.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui dan memahami definisi hipertensi.
b. Mengetahui dan memahami etiologi/ faktor pencetus hipertensi.
c. Menyebutkan dan memahami manifestasi klinis hipertensi.
d. Mengetahui dan memahami pemeriksaan penunjang pada hipertensi.
e. Mengetahui dan memahami penatalaksanaan klien dengan hipertensi.
f. Mengetahui dan memahami komplikasi dari hipertensi.
g. Menjelaskan asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan hipertensi.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. Etiologi Hipertensi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat digolongkan menjadi 2 yaitu :
1. Hipertensi esensial atau primer
Penyebab pasti dari hipertensi esensial sampai saat ini masih belum
dapat diketahui. Namun, berbagai faktor diduga turut berperan sebagai
penyebab hipertensi primer, seperti bertambahnya umur, stres psikologis,
dan hereditas (keturunan). Kurang lebih 90% penderita hipertensi
tergolong hipertensi primer sedangkan 10% nya tergolong hipertensi
sekunder.
2. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat
diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan kelenjar
tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal (hiperaldosteronisme), dan
lain- lain. Karena golongan terbesar dari penderita hipertensi adalah
hipertensia esensial, maka penyelidikan dan pengobatan lebih banyak
ditujukan ke penderita hipertensi esensial.
Berdasarkan faktor akibat hipertensi terjadi peningkatan tekanan darah
di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:jantung memompa lebih
kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya.
Terjadi penebalan dan kekakuan pada dinding arteri akibat usia lanjut.
Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga
3
mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah
melalui arteri tersebut. Karena itu darah pada setiap denyut jantung
dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit daripada biasanya dan
menyebabkan naiknya tekanan. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi
bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi jika
terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh
meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Oleh sebab itu, jika
aktivitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami pelebaran, dan
banyak cairan keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun
atau menjadi lebih kecil.
Berdasarkan faktor pemicu, hipertensi dibedakan atas yang tidak dapat
dikontrol seperti umur, jenis kelamin, dan keturunan. Pada 70-80% kasus
hipertensi primer didapatkan riwayat hipertensi di dalam keluarga.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka
dugaan hipertensi primer lebih besar. Hipertensi juga banyak dijumpai
pada penderita kembar monozigot (satu telur), apabila salah satunya
menderita hipertensi. Dugaan ini menyokong bahwa faktor genetik
mempunyai peran didalam terjadinya hipertensi.
Sedangkan yang dapat dikontrol seperti kegemukan/obesitas, stress,
kurang olahraga, merokok, serta konsumsi alkohol dan garam. Faktor
lingkungan ini juga berpengaruh terhadap timbulnya hipertensi esensial.
Hubungan antara stress dengan hipertensi, diduga melalui aktivasi saraf
simpatis. Saraf simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita
beraktivitas, saraf para simpatis adalah saraf yang bekerja pada saat kita
tidak beraktivitas.
Peningkatan aktivitas saraf simpatis dapat meningkatkan tekanan
darah secara intermitten (tidak menentu). Apabila stress berkepanjangan,
dapat mengakibatkan tekanan darah menetap tinggi. Walaupun hal ini
belum terbukti, akan tetapi angka kejadian di masyarakat perkotaan lebih
tinggi dibandingkan dengan di pedesaan. Hal ini dapat dihubungkan
dengan pengaruh stress yang dialami kelompok masyarakat yang tinggal
di kota.
Berdasarkan penyelidikan kegemukan merupakan ciri khas dari
populasi hipertensi dan dibuktikan bahwa faktor ini mempunyai kaitan
yang erat dengan terjadinya hipertensi dikemudian hari. Walaupun belum
dapat dijelaskan hubungan antara obesitas dan hipertensi esensial, tetapi
4
penyelidikan membuktikan bahwa daya pompa jantung dan sirkulasi
volume darah penderita obesitas dengan hipertensi lebih tinggi
dibandingan dengan penderita yang mempunyai berat badan normal.
3. Patofisiologi
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah
keseluruh tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output dan
tekanan peririfer. Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme jaringan tubuh yang meningkat diperlukan peningkatan cardiac
output dan tekanan perifer menurun .
Konsumsi sodium (garam ) yang berlebihan akan mengakibatkan
meningkatnya volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan cardiac
output . Dalam sistim renin - angiotensien - aldosteron pada patogenesis
hipertensi, glandula supra renal juga menjadi faktor penyebab oleh
karena faktor hormon. Sistim renin mengubah angiotensin menjadi
angiotensin I kemudian angoitensin I menjad angiotensin II oleh
Angitensi Convertion Enzym (ACE).
Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus
perifer yang mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan retensi
vaskuler perifer meningkat . Disamping itu angiotensin II mempunyai
efek langsung terhadap vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis. Hal
tersebut merangsang adrenal untuk mengeluarkan aldosteron yang akan
meningkatkan extra fluid volume melalui retensi air dan natrium. Hal
ini semua akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan cardiac
output (Jurnlistik international cardiovaskuler,1999 ).
5
b. BUN / kreatinin : memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
c. Glukosa : Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi)
dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan
hipertensi).
d. Kalium serum : hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron
utama (penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretik.
e. Kalsium serum : peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan
hipertensi.
f. Kolesterol dan trigeliserida serum : peningkatan kadar dapat
mengindikasikan pencetus untuk/adanya pembentukan plak ateromatosa
(efek kardiovaskuler).
g. Pemeriksaan tiroid : hipertiroidisme dapat mengakibatkan vasikonstriksi
dan hipertensi.
h. Kadar aldosteron urin dan serum : untuk menguji aldosteronisme primer
(penyebab).
i. Urinalisa : darah, protein dan glukosa mengisyaratkan disfungsi ginjal
dan atau adanya diabetes.
j. VMA urin (metabolit katekolamin) : kenaikan dapat mengindikasikan
adanya feokomositoma (penyebab); VMA urin 24 jam dapat digunakan
untuk pengkajian feokromositoma bila hipertensi hilang timbul.
k. Asam urat: hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor resiko
terjadinya hipertensi.
l. 12.Steroid urin : kenaikan dapat mengindikasikan hiperadrenalisme,
feokromositoma atau disfungsi ptuitari, sindrom Cushing’s; kadar renin
dapat juga meningkat.
m. IVP : dapat mengidentifikasi penyebab hipertensi, seperti penyakit
parenkim ginjal, batu ginjal dan ureter.
n. Foto dada : dapat menunjukkan obstruksi kalsifikasi pada area katub;
deposit pada dan/ EKG atau takik aorta; pembesaran jantung.
o. CT scan : mengkaji tumor serebral, CSV, ensevalopati, atau
feokromositoma.
b. 16.EKG: dapat menunjukkan perbesaran jantung, pola regangan,
gangguan konduksi. Catatan : Luas, peninggian gelombang P adalah
salah satu tanda dini penyakit jantung hipertensi.
6
6. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Non Farmakologis
1. Aktivitas
Klien disarankan untuk berpartisipasi pada kegiatan dan disesuaikan
dengan batasan medis dan sesuai dengan kemampuan seperti berjalan,
jogging, bersepeda atau berenang.
2. Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada
beberapa faktor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan,
derajat hipertensi,aktifitas dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum
pemberian nutrisi pada penderita hipertensi ,diperlukan pengetahuan
tentang jumlah kandungan natrium dalam bahan makanan. Makan
biasa ( untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800 – 6000 mg per
hari ). Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan
tekanan darah serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis
besar ada 4 (empat) macam diit untuk menanggulangi atau minimal
mempertahankan tekanan darah yaitu :
7
5) Batasi minuman yang bersoda.
b) Diet rendah kolesterol / lemak.
8
b. Penatalaksanaan Farmakologis.
Secara garis besar terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam
pemberian atau pemilihan obat anti hipertensi yaitu:
1. Mempunyai efektivitas yang tinggi.
2. Mempunyai toksitas dan efek samping yang ringan atau minimal.
3. Memungkinkan penggunaan obat secara oral.
4. Tidak menimbulakn intoleransi.
5. Harga obat relatif murah sehingga terjangkau oleh klien.
6. Memungkinkan penggunaan jangka panjang.
7. Golongan obat - obatan yang diberikan pada klien dengan hipertensi
seperti golongan diuretic, golongan betabloker, golongan antagonis
kalsium,golongan penghambat konversi rennin angitensin.
7. Komplikasi
Organ- organ tubuh sering terserang akibat hipertensi antara lain mata
berupa perdarahan retina bahkan gangguan penglihatan sampai kebutaan,
gagal jantung, gagal ginjal, pecahnya pembuluh darah otak.
B. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan perkawinan, kelahiran,
dan adopsi yang bertujuan untuk menciptakan, mempertahankan budaya, dan
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, serta sosial dari tiap
anggota keluarga (Duvall dan Logan, 1986 ).
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah
tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan, atau adopsi. Mereka
saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran masing-masing
dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya (Bailon dan Maglaya,
1978 ).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di
bawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Departemen
Kesehatan RI,1988 ).
Dapat disimpulkan bahwa karakteristik keluarga adalah terdiri dari dua
atau lebih individu yang diikat oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
Anggota keluarga biasanya hidup bersama atau jika terpisah mereka tetap
9
memperhatikan satu sama lain, keluarga berinteraksi satu sama lain dan
masing-masing mempunyai peran sosial (suami, istri, anak, kakak dan adik)
dan mempunyai tujuan menciptakan dan mempertahankan budaya,
meningkatkan perkembangan fisik, psikologis, dan sosial anggota.
2. Tipe Keluarga
a. Tradisional :
1) The nuclear family (keluarga inti) : Keluarga yang terdiri dari suami,
istri dan anak.
2) The dyad family: keluarga yang terdiri dari suami dan istri (tanpa
anak) yang hidup bersama dalam satu rumah.
3) Keluarga usila: keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua
dengan anak sudah memisahkan diri.
4) The childless family: keluarga tanpa anak karena terlambat menikah
dan untuk mendapatkan anak terlambat waktunya, yang disebabkan
karena mengejar karir/pendidikan yang terjadi pada wanita.
5) The extended family (keluarga luas/besar): keluarga yang terdiri dari
tiga generasi yang hidup bersama dalam satu rumah seperti nuclear
family disertai : paman, tante, orang tua (kakak-nenek), keponakan,
dll).
6) The single-parent family (keluarga duda/janda): keluarga yang terdiri
dari satu orang tua (ayah dan ibu) dengan anak, hal ini terjadi
biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
(menyalahi hukum pernikahan).
7) Commuter family: kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda,
tetapi salah satu kota tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua
yang bekerja diluar kota bisa berkumpul pada anggota keluarga pada
saat akhir pekan (week-end).
8) Multigenerational family: keluarga dengan beberapa generasi atau
kelompok umur yang tinggal bersama dalam satu rumah.
9) Kin-network : beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah
atau saling berdekatan dan saling menggunakan barang-barang dan
pelayanan yang sama. Misalnya : dapur, kamar mandi, televisi,
telpon, dll).
10) Blended family: keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang
menikah kembali dan membesarkan anak dari perkawinan
sebelumnya.
10
11) The single adult living alone / single-adult family: keluarga yang
terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena pilihannya atau
perpisahan (separasi), seperti : perceraian atau ditinggal mati.
b. Non-Tradisional
1) The unmarried teenage mother : keluarga yang terdiri dari orang tua
(terutama ibu) dengan anak dari hubungan tanpa nikah.
2) The stepparent family : keluarga dengan orangtua tiri.
3) Commune family: beberapa pasangan keluarga (dengan anaknya)
yang tidak ada hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu
rumah, sumber dan fasilitas yang sama, pengalaman yang sama,
sosialisasi anak dengan melalui aktivitas kelompok / membesarkan
anak bersama.
4) The nonmarital heterosexual cohabiting family : keluarga yang
hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui pernikahan.
5) Gay and lesbian families: seseorang yang mempunyai persamaan sex
hidup bersama sebagaimana pasangan suami-istri (marital partners).
6) Cohabitating couple: orang dewasa yang hidup bersama diluar
ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
7) Group-marriage family : beberapa orang dewasa yang menggunakan
alat-alat rumah tangga bersama, yang merasa telah saling menikah
satu dengan yang lainnya, berbagi sesuatu, termasuk sexual dan
membesarkan anaknya.
8) Group network family : keluarga inti yang dibatasi oleh set
aturan/nilai-nilai, hidup berdekatan satu sama lain dan saling
menggunakan barang-barang rumah tangga bersama, pelayanan dan
bertanggung jawab membesarkan anaknya.
9) Foster family: keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan
keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat orangtua anak
tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk menyatukan kembali
keluarga yang aslinya.
10) Homeless family: keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai
perlindungan yang permanen karena krisis personal yang
dihubungkan dengan keadaan ekonomi dan atau problem kesehatan
mental.
11) Gang: sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang-orang
muda yang mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai
11
perhatian, tetapi berkembang dalam kekerasan dan kriminal dalam
kehidupannya.
12
d. Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk :
1) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin meningkat,
termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan anggota keluarga
e. Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai 6-7 tahun kemudian, yaitu pada saat anak meninggalkan
rumah orangtuanya. Tujuan keluarga ini adalah melepas anak remaja dan
memberi tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk
mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa :
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya
2) Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orangtua.
4) Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan
5) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga
f. Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lamanya tahap ini
tergantung dari jumlah anak dalam keluarga, atau jika ada anak yang
belum berkeluarga dan tetap tinggal bersama orang tua :
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
2) Mempertahankan keintiman pasangan
3) Membantu orangtua suami/istri yang sedang sakit dan memasuki masa
tua
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat
5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga
g. Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan rumah
dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal :
1) Mempertahankan kesehatan
13
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman sebaya
dan anak-anak
3) Meningkatkan keakraban pasangan
h. Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai pada saat salah
satu pasangan pensiun, berlanjut saat salah satu pasangan meninggal
sampai keduanya meninggal :
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
2) Adaptasi dengan peruabahan kehilangan pasangan, teman, kekuatan
fisik dan pendapatan
3) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat
5) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
14
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap
angota keluarga yang menderita penyakit hpertensi
c. Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita
hipertensi
d. Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan
perkembangan kepada anggota keluarganya
e. Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang
dapat mengatasi penyakit hipertensi.
1. Pengkajian
a. Pengumpulan data
15
3) Faktor lingkungan
a) Perumahan: luas rumah, pengaturan dalam rumah, persediaan
sumber air, adanya bahan kecelakaan, dan pembuangan sampah.
b) Macam lingkungan / daerah rumah
c) Fasilitas social dan lingkungan
d) Fasilitas transportasi dan kesehatan
4) Riwayat kesehatan
a) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
b) Upaya pencegahan terhadap penyakit
c) Sumber pelayanan kesehatan
d) Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas
kesehatan.
e) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
b. Cara pengumpulan data
1) Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara langsung.
2) Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga, komunikasi dari tiap anggota
keluarga, peran dari tiap anggota keluarga, keadaan rumah dan
lingkungan.
3) Wawancara (Aspek fisik, aspek mental, sosial budaya, ekonomi,
kebiasaan, lingkungan.
4) Studi dokumentasi antara lain : perkembangan kesehatan anak, kartu
keluarga, catatan kesehatan lainnya.
5) Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan dan keperawatan antara lain : tanda-tanda penyakit dan
kelainan organ tubuh.
2. Analisa data
16
b. Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
Contoh:
3. Prioritas Masalah
K riteria Bobot
1. Sifat masalah 1
Skala : ancaman kesehatan 2
Tidak/kurang sehat(aktual) 3
Krisis 1
2. Kemungikan masalah dapat diubah 2
Skala : Dengan mudah 2
Hanya sebagian 1
Tidak dapat 0
3. Potensia masalah untuk dicegah 1
Skala : Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
4. Menonjolnya masalah 1
Skala : Masalah berat harus 2
ditangani 1
Ada masalah tapi tidak perlu
segera ditangani
0
Masalah tidak dirasakan
Skoring :
Skor X bobot
Angka tertinggi
17
4. Perencanaan
Perumusan Tujuan:
Kriteria Evaluasi:
a. Kriteria
b. Standar
Tipologi Intervensi:
18
b. Afektif : tindakan dirancang untuk mengubah emosi dari anggota keluarga
sehingga dapat memecahkan masalah secara lebih efektif. Orang tua
membantu mengurangi ansietas thd perawatan anak sakit.
c. Perilaku : strategi perawatan yang diarahkan untuk membantu anggota
keluarga berinteraksi/ bertingkah laku dengan anggota keluarga lain.
5. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga, didasarkan kepada
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun. Hal- hal yang peru
diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan keperawatan terhadap keluarga
adalah:
a. Sumber daya keluarga (keuangan)
b. Tingkat pendidikan keluarga
c. Adat istiadat yang berlaku
d. Respon dan penerimaaan keluarga
e. Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga
6. Evaluasi
Tolok ukur yang dipergunakan dalam evaluasi adalah:
a. Kriteria keberhasilan
b. Standar keperawatan
c. Perubahan perilaku
19
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keluarga
I. Data Umum :
1. Nama Kepala Keluarga : Ny. S
2. Alamat : Ds. Sidowayah 1/3 Rembang
3. Pekerjaan Kepala Keluarga : Ibu Rumah Tangga
4. Pendidikan Kepala Keluarga : SMP
5. Komposisi Keluarga : Ibu, dan tiga orang anak
6. Genogram
a. Genogram :
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
----- : Tinggal serumah
: Menikah
: Meninggal
: Klien
20
7. Tipe Keluarga
Keluarga inti terdiri dari Ny.S dan ketiga anak kandung.
8. Suku bangsa.
Jawa – Indonesia. Ny S berasal dari Rembang
9. Agama.
Semua isi keluarga menganut agama Islam. Tidak ada keyakinan yang
berdampak buruk pada status kesehatan keluarga Ny.S
10. Status Sosial Ekonomi Keluarga.
Penghasilan keluarga kurang lebih 1.000.000/ bln dari hasil kerja anak-
anaknya
11. Aktifitas Rekreasi Keluarga.
Anak- anak mereka biasanya menghabiskan waktu liburannya dengan
bermain dengan teman sebayanya dan menonton TV dirumah.
21
III. Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Luas rumah 55 m2 dengan panjang 11 m dan lebar 5 m terdiri dari tiga
kamar tidur,satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu ruang untuk
sholat,dua kamar mandi,satu dapur. Setiap ruangan memiliki jendela
kecuali kamar mandi sehingga sirkulasi udaranya cukup baik. Kamar mandi
terpisah dengan WC, lantai rumah terbuat dari keramik sehingga tampak
bersih, sumber air adalah air tanah atau sumur. Sedangkan untuk
pembuangan saluran air dibuatkan pipa menuju belakang rumah yang
berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang
rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW :
Keluarga Ny.S bertetangga dengan beberapa keluarga petani,satu pegawai
negeri sipil. Semua tetangga Ny.S beragama islam dan bersuku jawa
meskipun berasal dari berbagai daerah kebetulan tempat tinggal mereka
dekat dengan mushola sehingga mereka biasanya sholat bersama ke
musahola sehingga tampak ramai dan komunikasi mereka cukup baik.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Semenjak menikah sampai sekarang Ny.S tidak pernah bepindah-pindah
tempat, saat Ny.S sakit.
4. Perkumpulan keluaraga dan interaksi dengan masyarakat :
Keluarga Ny. S tergolong anggota masyarakat yang aktif dalam mengikuti
musyawarah dan kerja bakti yang diadakan di masyarakat. Serta dapat
berinteraksi dengan baik. Keluarga Ny.S aktif dengan kegiatan keagamaan
di lingkungan rumahnya. Ny.S aktif dengan pengajian rutin yang
dilaksanakan di masjid tiap seminggu sekali.
5. Sistem pendukung keluarga :
Selama Ny.S sakit anak-anaknya yang merawat. Ny.S dan anak-anaknya
mempunyai tabungan yang digunakan untuk keperluan mendadak dan
untuk biaya berobat keluarga Ny.S dapat membiayai sendiri).
22
2. Struktur Kekuatan Keluarga :
Ny.S adalah ibu bagi keluarga, dan anaknya menjadi pencari penghasilan
utama bagi keluarga.
3. Struktur Peran (peran masing-masing anggota keluarga) :
- Ny. S sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam mengatur
rumah tangga.
- Tn. T sebagai anak yang bekerja sebagai pedagang di pasar.
- Tn. I sebagai anak yang bekerja sebagai pedagang di pasar.
- Tn. D sebagai anak yang bekerja sebagai wiraswasta
- Tn. A sebagai anak yang bekerja sebagai pedagang di pasar.
4. Nilai dan Norma Keluarga :
Tidak ada nilai dan norma dalam keluarga yang dapat mempengaruhi
penyakit menurut mereka. Ny.S sakit memang karena disebabkan oleh
suatu penyakit bukan karena hal-hal tertentu, sehingga mereka lebih
memilih untuk memeriksakan kesehatannya ke dokter atau dengan obat-
obat tradisional.
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif :
Ny.S menganggap anaknya sudah tumbuh menjadi anak-anak yang baik
dan saling menghormati dalam keluarga,meskipun kadang-kadang ada
pertengkaran kecil antara anak-anak mereka dikarenakan hal yang sepele
tapi dengan cepat mereka juga berbaikan lagi.
2. Fungsi Sosial :
Keluarga mereka semua muslim sehingga mereka aktif dengan kegiatan
keagamaan meskipun tidak mengikuti organisasi.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan Keluarga :
Keluarga dapat mengidentifiksi penyakit Ny.S meskipun secara awam,saat
Ny.S kelelahan atau sedang memikirkan sesuatu tentang anaknya, sehingga
keluarga dapat mengambil keputusan dengan cepat ketika Ny.S sakit tetapi
masih belum mampu meningkatkan status kesehatan keluarga.
4. Fungsi Reproduksi :
Ny.S sudah memasuki masa menopause
5. Fungsi Ekonomi :
Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil meskipun Ny.S
sakit .
23
VI. Stres dan Koping Keluarga
1. Stresor Jangka Pendek dan panjang :
Sejak 3 minggu yang lalu Ny.S sakit dia semakin cemas karena memikirkan
keadaanya dan ank-anaknya yang belum menikah.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stresor :
Keluarga berharap anak-anaknya dapat segera menikah
3. Strategi Koping Yang Digunakan :
Keluarga Ny.S dan suami selalu membicarakan masalah keluarga bersama
dan sesekali bersama anak-anaknya jika membicarakan tentang harapan-
harapan mereka terhadap anaknya.
4. Strategi Adaptasi Disfungsional :
Tidak pernah terdapat perselisihan antar anggota keluarga dalam
mengambil suatu keputusan.
24
pendengaran pendengaran pendengaran si si
baik baik baik pendengara pendengaran
n baik baik
Hidung Simetris,keadaa Simetris,keadaa Simetris,keadaa Simetris,kea Simetris,kea
n bersih,Tidak n bersih,Tidak n bersih,Tidak daan daan
ada kelainan ada kelainan ada kelainan bersih,Tidak bersih,Tidak
yang ditemukan yang ditemukan yang ditemukan ada kelainan ada kelainan
yang yang
ditemukan ditemukan
Mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa mulut Mukosa Mukosa
agak sedikit lembab,keadaan lembab,keadaan mulut mulut
kering,Mulut bersih,Tidak bersih,Tidak lemb,keadaa lembab,kead
sedikit kotor, ada kelainan ada kelainan n aan
makan 1x/hari bersih,Tidak bersih,Tidak
porsi habis ½. ada kelainan ada kelainan
Dada Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan Pergerakan
dada terlihat dada terlihat dada terlihat dada terlihat dada terlihat
simetris, suara simetris, suara simetris, suara simetris, simetris,
jantung S1 dan jantung S1 dan jantung S1 dan suara suara
S2 tunggal,tidak S2 tunggal,tidak S2 tunggal,tidak jantung S1 jantung S1
terdapat terdapat terdapat dan S2 dan S2
palpitasi, suara palpitasi, suara palpitasi, suara tunggal,tida tunggal,tida
mur-mur (-), mur-mur (-), mur-mur (-), k terdapat k terdapat
ronchi (-), ronchi (-), ronchi (-), palpitasi, palpitasi,
wheezing (-) wheezing (-) wheezing (-) suara mur- suara mur-
mur (-), mur (-),
ronchi (-), ronchi (-),
wheezing (- wheezing (-)
)
Abdomen Pada Pada Pada Pada Pada
pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaan pemeriksaa pemeriksaan
abdomen tidak abdomen tidak abdomen tidak n abdomen abdomen
didapatkan didapatkan didapatkan tidak tidak
adanya adanya adanya didapatkan didapatkan
pembesaran pembesaran pembesaran adanya adanya
hepar, tidak hepar, tidak hepar, tidak pembesaran pembesaran
kembung, kembung, kembung, hepar, tidak hepar, tidak
pergerakan pergerakan pergerakan kembung, kembung,
peristaltik usus peristaltik usus peristaltik usus pergerakan pergerakan
35x/mnt, tidak 35x/mnt, tidak 35x/mnt, tidak peristaltik peristaltik
ada bekas luka ada bekas luka ada bekas luka usus usus
operasi operasi operasi 35x/mnt, 35x/mnt,
tidak ada tidak ada
bekas luka bekas luka
operasi operasi
TTV dan TD : 160/100 TD : 120/80 TD: 110/80 TD: 105/63 TD :
ekstremita mmHg, mmHg, mmHg mmHg 120/80
s N : 100x/m, N : 74x/m, R: 18 x/mnt R: 18 x/mnt mmHg,
S : 36,50C S : 360C N: 84 x/mnt N: 82 x/mnt N : 84x/m,
R: 20x/mnt R: 20x/m S: 37,2OC S: 370C S : 360C
R: 20x/m
- Ny.S tampak
lemas dan
berbaring di
tempat tidur.
25
C. Analisa Data, Perumusan masalah dan Diagnosa Keperawatan
Data Etiologi Masalah
DS: Gangguan
- Ny.S mengatakan Kenaikan tekanan darah pemenuhan
mual,muntah,lemas, nafsu makan ↓ nutrisi kurang
menurun. Kompensasi tubuh (pusing) dari kebutuhan
DO: ↓ tubuh.
- Ny.S terlihat lemas mempengaruhi hypothalamus
- Ny.S makan 1x/hari habis ½ porsi ↓
dengan bantuan, dan kadang tidak kurang nafsu makan
makan. ↓
- Mukosa bibir kering. Kurang nutrisi
DS: Hipertensi
- Pasien mengatakan pusing dan Riwayat hipertensi, gaya
lemas. hidup
- Ny.S mengatakan menderita ↓
penyakit hipertensi sejak 2 th yang Penumpukan kolesterol
lalu dan sempat MRS d RSUD dalam pemb.darah
selama 3 hari. ↓
- Karena merasa sudah sehat Ny.S Vasokontriksi vascular
jarang lagi periksa ke dokter ↓
meskipun hanya sekedar periksa. Tekanan darah meningkat
- Ny.S bekerja berdagang di pasar
dari pagi sampai hampir sore
sehingga kurang istirah
- Ny.S mengatakan jarang berolah
raga
- Ny.S tidak merokok
- Ny.S suka mengkonsumsi makanan
berlemak, seperti gorengan dan
bumbu santan.
- Tn.A mengatakan bahwa ibu sudah
biasa seperti ini.
DO:
Diagnosa keperawatan:
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S b.d
kekurangefektifan keluarga dalam membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
anggota keluarga yang sakit.
2. Hipertensi pada Ny.S b.d ketidak mampuan keluarga dalam mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.
26
D. Perencanaan
Untuk menentukan skala prioritas pemecahan masalah dalam rencana perawatan
keluarga Tn. A terlebih dahulu dibuat sistem skoring masalah kesehatan sbb :
1. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh pada Ny.S b.d
kekurangefekktifan keluarga dalam membantu secara parsial anggota
keluarga yang sakit.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Masalah adalah keadaan
1.aktual (3) yang sudah terjadi dan perlu
di lakukan tindakan segera.
2. resiko tinggi (2)
3. potensial (1)
2. Kemungkinan masalah dapat 1/2x 2 1 Sumber-sumber yang ada
diubah : dan tindakan untuk me-
1.tinggi (2) mecahkan masalah dapat
dijangkau keluarga.
2. sedang (1)
3. rendah (0)
3. Potensi untuk mencegah 3/3 x 1 3/3 Masalah dapat dicegah untuk
masalah: tidak memper-buruk keadaan
1. Mudah (3) dapat dilakukan Ny.S dan
2. Cukup (2) keluarga dengan
3. Tidak dapat (1) memperbaiki perilaku hidup
sehat.
4. Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari adanya
1. Masalah dirasakan dan perlu masalah tetapi tidak
penanganan segera. (2) didukung dengan
2. Masalah di rasakan, tidak pemahaman yang ade-kuat
perlu di tangani segera (1) tentang karakteristik penyakit
3. Masalah tidak dirasakan (0) .
Total skor 3 3/3
27
2. Hipertensi pada Ny.S berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal
karakteristik penyakit dan perawatannya.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenahan
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Adanya ancaman keseha-
1. Actual (3) tan tetapi tidak perlu
2. Resiko tinggi (2) ditangani segera.
3. Potensial (1)
2. Kemungkinan masalah 1/2 x 2 1 Membawa Ny.S ke
dapat diubah pelayanan kesehatan untuk
1. Tinggi (2) mendapatkan pengobatan
2. Sedang (1) dan perawatan.
3. Rendah (0)
3. Potensi untuk mence-gah 2/3 x 1 2/3 Pencegahan bias dilakukan
masalah dengan menjaga pola hidup
1. Mudah (3) dan pola makan.
2. Cukup (2)
3. Tidak dapat (1)
Menonjolnya masalah 2/2 x 1 1 Tn.A dan Ny.S bisa
4. menerima keadaan mereka
1. Masalah dirasakan
dan perlu penanganan saat ini meskipun belum
segera (2) stabil.
2. Masalah dirasakan,
tidak perlu di tangani
segera (2)
3. Masalah tidak di
rasakan (0)
Total Skor 3 2/3
28
E. RENCANA PERAWATAN KELUARGA
29
2. Hipertensi pada Setelah 1.Setelah dilakukan Verbal a. Pengertian 1. Berikan pengetahuan keluarga tentang
Ny.S berhubungan dilakukan kunjungan 2-3 hari :Pasien dapat hipertensi karakteristik penyakit hipertensi dan
dengan kunjungan selama 30 menit menyebutkan b. Penyebab : perawatannya.
ketidakmampuan keperawata Keluarga dapat dengan jelas - Keturunan 2. Mendiskusikan bersama tentang karakteristik
keluarga mengenal n, keadaan mengenal ka- dan benar penyakit hipertensi dan perawatannya.
karakteristik - Kelelahan
penyakit rakteristik pen-yakit 3. Memberikan bimbingan dengan ilustrasi
penyakit dan Ny.S hipertensi - Kurang olah raga
menggunakan brosur dan sebagainya.
perawatannya berangsur -Penyakit tekanan
darah tinggi 4. Mendengarkan dengan seksama sanggahan
membaik
yang diajukan keluarga.
c.Menjawab
pertanyaan dengan5. Menanggapi pertanyaan dengan sabar.
baik dan benar. 6. Membimbing keluarga untuk mengulangi
penjelasan yang sudah diberikan.
7. Berikan pujian bila keluarga mampu
menjawab dengan baik dan benar.
2.Setelah dilakukan Verbal: Keputusan yang 1.Mendiskusikan alternatif untuk mengatasi
kunjungan 2-3 hari Pasien dibuat keluarga dan masalah yaitu :
selama 30menit memperhatik Ny.S sendiri - Pentingnya berobat teratur ke sarana
Keluarga dapat an dengan kesehatan.
membuat kepu-tusan baik - Pentingnya kerjasama dengan petugas
yang tepat tentang kesehatan.
upaya pengobatan
- Manfaat istirahat dan olah raga teratur
Ny.S ke sarana
kesehatan dan 2. Berikan dorongan kepada keluarga dan Ny.S
bersedia memberikan untuk membuat keputusan.
perawatan yang baik 3.Beri pujian terhadap keputusan yang baik dan
dan benar. benar sebaliknya beri koreksi atas keputusan
keliru
30
3. Pada akhir pertemuan Perilaku: -melakukan olah 1. Menjelaskan manfaat evaluasi sewaktu-
keluarga sepakat jika Pasien raga yang cukup waktu.
diadakan evaluasi melaksanakn -makan teratur 2. Menjelaskan bahwa diskusi akan dilanjutkan
sewaktu-waktu. apa yang -meluangkan waktu jika hasil evaluasi tidak sesuai dengan
sudah di untuk istirahat dan keputusan yang telah dibuat keluarga.
ajarkan refreshing.
dengan baik
31
F. EVALUASI
No Diagnosa Implementasi Evaluasi Waktu
1 Gangguan Tgl 11-11-2017 Jam 08.30- S: Tgl 11-11-
pemenuhan 09.00 - Keluarga menjawab salam 2017 Jam
nutrisi kurang - Mengucapkan salam - Tn.A mengatakan Ny.S 08.30-09.00
dari kebutuhan - Memvalidasi keadaan masih mual, pahit di mulut, Sampai
tubuh pada Ny.S keluarga dan belum bisa sepenuhnya Tgl. 12-11-
keluarga Tn.A - Mengingatkan kontrak menghabiskan porsi 2017 jam
b.d - Menjelaskan tujuan makannya. 08.30-09.00
kekurangefektif - Keluarga menyetujui
an keluarga TUK pertemuan saat ini selama
dalam 1. Memberitahu kepada 30 menit tentang
membantu pasien dan keluarga betapa pentingnya pemenuhan
memenuhi pentingnya menjaga nutrisi dan komposisi
kebutuhan keseimbangan nutrisi seimbangnya.
nutrisi keluarga walaupun saat sakit. - Keluarga mengatakan
yang sakit. 2. Memberitahu pasien dan sudah faham tentang proses
keluarga tentang komposisi membantu pemenuhan
nutrisi yang seimbang. nutrisi Ny.S.
3. Memberikan kesempatan O:
pada keluarga untuk - Keluarga kooperatif dan
bertanya dan mengulangi aktif saat dijelaskan.
penjelasan apa yang sudah - Keluarga mendengarkan
kita ajarkan. penjelasan yang diberikan.
4. Memberitahu keluarga - Keluarga membantu proses
untuk lebih aktif dalam pemenuhan kebutuhan
membantu pemenuhan nutrisi Ny.S sampai
kebutuhan nutrisi secara akhirnya bisa makan dan
parsial. minum.
5. Memberikan motivasi - Ny.S belum menghabiskan
pasien dan membantu seluruh porsi, tapi 2/3
anggota keluarga untuk porsi dan minum kurang
membantu Ny.S perlahan- lebih 5 gelas/hari.
lahan memenuhi kebutuhan A:
nutrisi sampai tujuan Masalah teratasi sebagian
tercapai. P:
Lanjutkan intervensi.
32
2 Hipertensi pada Tgl 11-11-2017 Jam 08.30- S: Tgl 13-11-
Ny.S keluarga 09.00 - Keluarga menjawab salam 2017 Jam
Tn.A - Mengucapkan salam - Tn.A mengatakan Ny.S 08.30-09.00
berhubungan - Memvalidasi keadaan masih sedikit pusing dan
dengan keluarga belum bisa sepenuhnya
ketidakmampua - Mengingatkan kontrak melakukan aktifitas.
n keluarga - Menjelaskan tujuan - Keluarga menyetujui
mengenal TUK pertemuan saat ini selama
karakteristik 1. Memberikan pendidikan 30 menit tentang
penyakit dan kesehatan tentang pentingnya aktifitas sehari-
perawatannya Hipertensi yang meliputi: hari.
- Pengertian hipertensi - Keluarga dan pasien
- Tanda dan gejala mengatakan belum
-Penyebab dan pencegahan sepenuhnya memahami apa
2. Memberikan masukan itu yang berkaitan dengan
/saran kepada keluarga hipertensi.
untuk membawa Ny.S - Keluarga sudah membawa
untuk berobat ke pelayan Ny.S ke dokter yang biasa
kesehatan sebagai di kunjungi.
keputusan yang baik. O:
3. Mengajukan kontrak - Keluarga kooperatif dan
waktu pada akhir aktif saat dijelaskan.
pertemuan untuk di - Keluarga mendengarkan
lakukan evaluasi keadaan penjelasan yang diberikan.
Ny.S dan keluarga. - Ny.S masih terlihat sedikit
lemas , tapi sudah agak
lebih baik.
- TD: 130/90mmHg
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
Lanjutkan intervensi.
33
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah yang
abnormal dengan diastol > 90 mmHg dan sistol > 140 mmHg yang dipengaruhi oleh
banyak faktor risiko. Hipertensi dibagi menjadi dua golongan besar, yaitu hipertensi
primer (essensial) dan hipertensi sekunder. Hipertensi primer merupakan penyebab
kematian terbesar dengan presentase 90% dibandingkan dengan hipertensi sekunder
dengan presentase 10% karena penyebab dari langsung (etiologi) dari hipertensi
primer tidak diketahui dan penderita yang mengalami hipertensi primer tidak
mengalami gejala (asimtomatik). Terapi hipertensi dibagi menjadi dua kelompok
besar, yaitu terapi medis dan non-medis. Kontrol pada penderita hipertensi sangat
diperlukan untuk mencegah komplikasi lebih lanjut.
B. Saran
Untuk menurunkan resiko hipertensi, pasien yang menderita hipertensi
hendaknya melakukan terapi medis maupun non-medis secara kontinyu, melakukan
pola gaya hidup sehat seperti olahraga teratur, diet teratur sesuai dengan kebutuhan
dan lain-lain.
34
DAFTAR PUSTAKA
35