Professional Documents
Culture Documents
Oleh :
Iin Karnisah
Mekanika fluida dan hidrolika merupakan cabang mekanika terapan yang berkenaan dengan
tingkah laku fluida dalam keadaan diam dan bergerak.
Definisi fluida : zat yang tidak memberikan perlawanan terhadap perubahan bentuk.
ΔV
VVv
V
V
air
P
E
V / V
1
Keterangan :
E = modulus elastisitas air [N/m2]
ΔP = perubahan tekanan [N/m2]
ΔV= perubahan volume [m3]
V = Volume [m3]
2. Rapat Massa (ρ) adalah massa air persatuan volume, satuannya adalah [kg/m3].
m
V
Keterangan :
ρ = rapat massa [kg/m3]
m = massa [kg]
V = Volume [m3]
3. Berat Jenis /Berat Spesifik (γ) adalah : berat air persatuan volume atau fungsi
langsung dari percepatan grafitasi setempat, satuannya adalah [N/m3].
berat air W g V
g
volume air V V
Keterangan :
γ = berat jenis [N/m3]
ρ = rapat massa [kg/m3]
g = grafitasi bumi [= 9,81m/detik2]
2
Contoh : Lihat Tabel 1 C
ρ air 4,4oC = 1000 kg/m3
g = 9,81 m/det2
Maka γ = 1000 kg/m3 x 9,81 m/det2 = 9810 N/m3 = 9,81 KN/m3 ~ 10 KN/m3
4. Rapat relatif (rp rl) adalah bilangan murni yang menunjukkan perbandingan antara
massa suatu benda dengan massa air .
s
rp rl
a
Keterangan :
rp rl = rapat relative suatu zat
ρs = rapat zat [kg/m3].
ρa = rapat air [kg/m3].
5. Kekentalan absolut/dinamik (μ) adalah sifat yang menentukan besar daya tahannya
terhadap gaya geser, satuannya [Pa.detik].
F
dv Lempengan bergerak
v
ds
s
s
Lempengan diam
dv / ds
3
Keterangan :
Keterangan :
7. Tarikan Permukaan (σ), adalah kerja yang harus dilakukan untuk membawa
molekul dari dalam cairan ke permukaan , satuannya adalah [N/m]
udara
Contoh :
Aliran air tanah, batu bata yang direndam dalam air, dll.
5
BAB II TEKANAN
2.1 Tekanan
F
P
A
Keterangan :
P = tekanan [N/m2]
F = gaya [N]
A = luas[m2]
Tinggi tekanan (h) adalah tinggi suatu kolom fluida homogen yang akan menghasilkan
suatu kekuatan tekanan tertentu, satuannya adalah [m]
F hA
P h
A A
P
h
Keterangan :
P = tekanan [N/m2]
F = gaya [N]
A = luas[m2]
6
0
P = h
2. Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan & perbedaan tekanan pada pipa
yang berisi penuh dengan cairan.
Jenis Manometer :
1. Manometer sederhana : piezometer / tabung U, fluida pengukur umumnya
menggunakan fluida yang sama dengan fluida yang diukur. Tekanan pada titik
A ditunjukkan tinggi kolom fluida h pada tabung piezometer / tabung pipa U.
(Gambar 1.5a dan b)
2. Manometer yang lebih kompleks : manometer air raksa, fliuda pengukur
umumnya meggunakan fluida dengan rapat massa besar dan tak bercampur
dengan fluida yang akan diukur tekanannya (missal air raksa). Tekanan pada
titik A ditunjukkan dengan tinggi kolom fluida. (Gambar 1.5c)
3. Manometer yang sangat kompleks : mengukur tekanan yang besar atau kecil
atau negatif.
7
h2
A A
h h h1
A
a. Piezometer b. Tabung U c. Manometer Air Raksa (*)
P=h P= - h
h2
A
h1
datum, garis = 0
P Q
8
Contoh Soal :
Tangkai kiri manometer sederhana dihubungkan dengan pipa yang dialiri air, tangkai
kanannya terbuka ke udara luar. Pusat pipa sama tingginya dengan permukaan air raksa dalam
tangkai kanan. Tentukan tekanan dalam pipa jika perbedaan muka air raksa dalam kedua
tangkai adalah 10 cm, dalam : a. meter air
b. meter minyak
A
10 cm
air
Hg
Dik.
Gambar manometer seperti di atas
hair = hHg = 10 cm= 0,1 m
air = 10 KN/m3
Hg = 133,4 KN/m3
minyak = 8 KN/m3
Dit: a. h (m air)
b. h (m minyak)
Jawab :
a. Tekanan dlm tangkai kiri = tekanan dalam tangkai kanan
air hA + air hair = Hg hHg
9
Hg hHg air hair
hA
air
(133,4 x0,1) (10 x0,1)
hA
10
12,34
hA 1,234 m air
10
b. Pair Pm in yak
air haitr
a
m in yak hm in yak
air hair
hm in yak
m in yak
10 x1,234
hm in yak 1,54 m min yak
8
1. Manometer tabung U berisi air raksa dipakai untuk menentukan tekanan dalam
pipa berisi minyak dengan berat spesifik 8 KN/m3. Hitung Tekanan dan tinggi
tekanan dalam pipa tersebut, dalam : a. Pascal
2. Meter air
3. Meter minyak
5 cm
A
5 cm
minyak
Hg
10
2. Manometer berisi air raksa dipakai untuk menghitung tekanan negative dalam pipa
berisi air. Tangkai kanan manometer terbuka keluar. Hitung tekanan nugatif
dibawah tekanan atmosfir di dalam pipa, bila manometer seperti gambar dibawah
ini.
A
3 cm
air 3 cm
Hg
11
BAB III HIDROSTATIKA
Statika Fluida (Hydrostatics) adalah ilmu yang mempelajari fluida dalam keadaan diam. Saat
fluida diam yang ada hanya tekanan P (tekanan hidrostatis). Tekanan hidrostatis bersifat
isotropis, artinya besarnya sama kesegala arah (Hukum Pascal).
h
P
(1) (2)
h h
A
P F
Keterangan :
A = luas permukaan (m2)
V = Volume tercelup (m3)
12
3.2 Tekanan & Gaya hidrostatis pada permukaan vertikal
za
h
Fa
P=h
Gaya Resultan, Fa = ½ b h2
Keterangan :
b = lebar bidang (m)
Fh
Fv
Fa
za Fa
h
Fh ya
y= h/sin
13
h2
Gaya resulta n, Fa Fh Fv b
2 2
2 sin
2h
Pusat tekanan, y a
3sin
a.
Av
s
Fah
Fa
Fav
Gaya horizontal, Fh = ½ b h2
Gaya vertikal, Fv = - b Av
Gaya resultante, Fa :
Fa Fh Fv
2 2
Pusat tekanan:
zah = 2/3 h
zav = melalui s dari Av
14
b.
Fa Av
s
Fah
Fav
Gaya horizontal, Fh = ½ b h2
Gaya vertikal, Fv = b Av
Gaya resultante, Fa :
Fa Fh Fv
2 2
Pusat tekanan:
zah = 2/3 h
zav = melalui s dari Av
α=450
Fa
3,2 m ya
b=4 m
15
h2 3,2 2
Gaya resulta n, Fa b 8x4 x 231,70 KN
2 sin 2 sin 45 0
2h 2 x3,2
Pusat tekanan, y a 3,05 m
3sin 3 x sin 45 0
16
HIDRODINAMIKA
BAB IV. DASAR-DASAR ALIRAN FlUIDA
1. Aliran laminer, adalah partikel fluida mempunyai kecepatan dan menempuh jalan tertentu
dengan sejajar.
2. Aliran turbulen, adalah partikel fluida mempunyai kecepatan dan menempuh jalan tertentu
dengan saling memotong.
3. Aliran yang dapat dimampatkan adalah kerapatan fluida berubah sewaktu mengalir.
4. Aliran yang tidak dapat dimampatkan, adalah kerapatan fluida tidak berubah sewaktu
mengalir.
1. Garis jalan, adalah garis yang dilalui partikel fluida pada jarak tertentu
2. Garis arus, garis khayal yang garis singgung pada tiap titiknya menunjukkan arah
kecepatan partikel fluida pada titik tersebut.
17
3. Streakline (Garis lintasan), garis yang dibentuk oleh kumpulan partikel yang melalui satu
titik tertentu.
cerobong asap
Volume V jarak s
Q luas A Av
waktu t waktu t
Maka :
Q=Av
Keterangan :
Q = debit [m3/det]
A = luas penampang [m2]
v = kecepatan [m/det]
18
3.4. Persamaan Kontinuitas Fluida yang Mengalir
Untuk fluida yang tak termampatkan, banyaknya fluida yang mengalir untuk setiap potongan
adalah tetap.
1 2 3
3
1 2
Q1 = Q2 = Q3 = Q = konstan
A1v1 = A2v2 = A3v3 = konstan
Keterangan :
Qn : debit di penampang n [m3/det]
An : luas di penampang n [m2]
Vn : kecepatan di penampang n [m/det]
Adalah energi yang ada pada partikel fluida sehubungan dengan kedudukannya.
Epotensial = m g z [Nm]
19
Keterangan :
m : massa [kg]
g : percepatan grafitasi [m/det2]
z : tinggi kedudukan [m]
(dari datum)
Keterangan :
m : massa [kg]
g : percepatan grafitasi [m/det2]
p/ = h : tinggi tekanan [m]
Adalah energi yang ada pada partikel fluida sehubungan dengan kecepatan alirannya.
Ekinetik = ½ m v2 [Nm]
Keterangan :
m : massa [kg]
v : kepatan aliran [m/det]
Sehingga :
Energi Total Cairan, Etotal = Epotensial + Etekanan + Ekinetik
Etotal = m g z + m g h + ½ m v2 [Nm]
20
Keterangan :
H : tinggi tekanan total cairan [m]
z : tinggi kedudukan [m]
(dari datum)
h : tinggi tekanan [m]
Menyatakan bahwa untuk fluida yang tak termampatkan sempurna, yang mengalir dalam arus
kontinu, maka energi total setiap partikel adalah sama (tetap), jika dianggap bahwa aliran itu
tanpa gesekan.
Secara matematis :
z + h + v2/2g = konstan
21
Perhatikan pengaliran pada tangki berisi air setinggi h m diatas garis nol yang melalui lubang
batas yang kecil pada dinding. Dengan menerapkan theorema Bernoulli, untuk titik A, B, dan
C adalah sbb.
Tinggi tekanan total di A = Tinggi tekanan total di B = Tinggi tekanan total di C
A
B C
zz z
HA = HB = HC
zA + hA + vA2/2g = zB + hB + vB2/2g = zC + hC + vC2/2g
h + 0 + 0 = 0 + PB/ + 0 = 0 + 0 + vC2/2g
h = PB/ = vC2/2g
CONTOH SOAL :
Saluran pipa mempunyai diameter yang berangsur-angsur berubah dari 15 cm di A sampai 7,5
cm di B. Titik A, 6 m di atas garis nol dan titik B, 3 m di atas garis nol. Kecepatan di A
adalah 3,6 m/det.
Tentukan tekanan di B, jika tekanan di A 100 KN/m2.
Penyelesaian :
Dik :
vA = 3,6 m/det
PA = 100 KN/m2
a = 10 KN/m3
g = 9,81 m/det2
zA = 6 m
zB = 3 m
22
Dit. PB
Jawab :
A
15 cm
B
7,5 cm
6m
3m
Pers. Kontinuitas :
AA vA = AB vB , maka :
vB = AA vA / AB = 0,0177x3,6 / 0,0044 = 14,4 m/det
datum
23
3.7.1 Alat Ukur Venturi
1 2
Pers. Bernoulli :
z1 + P1/ + v12/2g = z2 + P2/ + v22/2g
Karena garis nol melewati sumbu alat ukur venturi, maka z1 = z2 = 0
P1/ + v12/2g = P2/ + v22/2g
P1 P2 v2 v1
2 2
2g
v v1
2 2
h 2 (1)
2g
Pers. Kontinuitas :
A1 v1= A2 v2 , maka :
v1 = A2 v2 / A1 (2)
24
Pers.(2) masuk ke pers. (1) :
2 2 2
v2 A v2
h 22
2g A1 2g
2 2
A2 v2
(1 2
)
A1 2g
A1 A2
2 2
2 gh (
2
2
) v2
A1
2
A1
2
v2
A
1
2
A2
2
2 gh
A1 2 gh
v2
A1 A2
2 2
Debit, Q A2 v 2
A1 A2 2 gh
Q
A1 A2
2 2
QC h
A1 A2 2 g
Dimana : C
A1 A2
2 2
Q C Cd h
Dimana :
Cd = koefisien debit alat ukur venturi
25
3.7.2 Tabung Pitot
Tabung pitot adalah alat untuk mengukur kecepatan fluida yang mengalir.
1 2
Pers. Bernoulli :
z1 + P1/ + v12/2g = z2 + P2/ + v22/2g
P1/ + v12/2g = P2/
H + v12/2g =H+h
v12/2g =h
v12 = 2gh
v1 2gh
Kecepatan yang sebenarnya :
v1 C P 2gh
Dimana :
CP : koefisien tabung pitot
26
CONTOH SOAL :
Tabung pitot dipakai untuk mengukur banyaknya air yang mengalir melalui pipa dengan
diameter 30 cm. Air naik sampai setinggi 35 cm di atas garis sumbu pipa dalam tangkai
vertikal tabung pitot. Apabila kecepatan rata-rata air itu 0,7 dari kecepatan di pusat &
koefisien tabung pitot adalah 1. Hitunglah debit yang melalui pipa dalam liter/detik.
Penyelesaian :
Dik. d pipa = 30 cm = 0,3 m
Cp =1
vr = 0,7 v pusat
Tinggi cairan dlm tabung pitot diatas garis sumbu pipa = 35 cm = 0,35 m
Dit. Q air dlm pipa (liter/detik)
Jawab :
Luas pipa , A pipa =1/4 d2 = ¼ (0,3)2 = 0,07068 m2
h
0,35m
H d = 0,3 m
as pipa
v C P 2 gh
1 2 x9,81x0,2
3,924
1,98 m / det
3
Debit yg melalui pipa, Q = Apipa vr = 0,07068 x 1,387 = 0,098 m /det = 98 liter/det
27
BAB IV. ALIRAN DALAM PIPA
hL
2 GGE
V1 /2g
V22/2g
GGH
P1/ = h1
P2/ = h2
1
2
Q
Z1
Z2
1 L 2 datum
Persamaan Energi :
2 2
Z1 + P1/ + V1 /2g = Z2 + P2/ + V2 /2g + hL
dimana :
28
hL = hilang tinggi tekanan (m)
4.1.1 Hilang Tinggi Tekanan karena gesekan sepanjang pipa( L pipa ), hgs
A. Persamaan Darcy Weisbach
dimana :
L v2
hgs
d 2g
hgs = hilang tinggi tekanan karena gesekan sepanjang pipa (m)
= koefisien Darcy
L = panjang pipa (m)
d = diameter pipa (m)
v = kecepatan aliran dalam pipa (m/det)
g = percepatan grafitasi (=9,81 m/det2)
64
Re
dimana :
= koefisien Darcy
Re = bilangan Reynold
1 2,51
2 log
Re
29
b. Aliran turbulen, Re >4000, pipa kasar
1 ks / d
2 log
3,71
1 2,51 ks / d
2 log
Re 3,71
dimana :
ks = kekasaran mutlak (mm)
d = diameter pipa (mm)
II. GRAFIK
Untuk mempermudah cara menghitung koefisien gesekan Darcy ( ), digunakan Diagram
Moody.
30
CONTOH SOAL :
Saluran pipa dari baja yang diperdagangkan berdiameter 0,5 m, panjang 9 km,
menghubungkan 2 tangki. Hitunglah hilang tinggi tekanan karena gesekan, apabila kecepatan
aliran air melaui pipa adalah 1,09 m/det, suhu air adalah 20 0 C
Penyelesaian :
v, kecepatan aliran = 1,09 m/det
d, diameter pipa = 0,5 m = 500 mm
L, panjang pipa = 9 km =9000 m
vd
Re
1,09 x0,5
Re 540138
1,009 x10 6
Maka hilang tinggi tekanan karena gesekan sepanjang pipa, hgs adalah :
L v2 9000x(1,09) 2
hgs 0,0143 15,59 m
d 2g 0,5x2 x9,81
31
B. Persamaan Manning-Gaukler-Strickler (MGS)
v
1/ 2
IE
kst R 2 / 3
v2
IE
kst 2 R 4 / 3
dimana :
v = kecepatan aliran (m/det)
kst = koefisien gesekan Strickler ( lihat Tabel kst )
IE = kemiringan energi
A
R
P
R = radius hidrolik (m)
A = luas penampang melintang basah (m2)
P = keliling basah (m)
Untuk pipa aliran penuh,
A 1 / 4 d d
R 1 / 4d
P d 4
Hilang tinggi tekanan karena gesekan sepanjang pipa, hgs dengan rumus MGS adalah :
L
hgs = IE L
hgs
IE 2
v
hgs L
kst R 4 / 3
2
hgs
I E tan
L
32
dimana :
hgs = hilang tinggi tekanan karena gesekan sepanjang pipa (m)
L = panjang pipa (m)
Contoh Soal :
Aliran air dalam pipa dengan diameter 100 mm, adalah 15 l/det. Panjang pipa tsb 1000 m dan
kekentalan kinematik air adalah 10-6 m2/det. Hitunglah :
a. hgs MGS, jika kst =100
b. hgs Darcy Weisbach, jika ks = 0,3 mm
Jawab :
d pipa = 100 mm = 0,1 m
Q = 15 l/det = 0,015 m3/det
a. hgs, dengan MGS :
A = ¼ d2 = ¼ (o,1)2 = 0,00785 m2
v = Q/A = 0,015/0,00785 = 1,91 m/det
R pipa = d/4 = 0,1/4 =0,025 m
v2 (1,91) 2
hgs L x 1000 49,84 m
kst 2 R 4 / 3 (100) 2 (0,025) 4 / 3
L v2 1000 (1,91) 2
hgs 0,0265 49,274 m
d 2g 0,1x 2 x9,81
33
100
Q 54
s 2, 63
0,2783 c d
1,85
Q
s 2 , 63
0,2783 c d
hgs = s L
1,85
Q
hgs 2 , 63
L
0,2783 c d
dimana :
hgs = hilang tinggi tekanan karena gesekan sepanjang pipa (m)
Q = debit (m3/det)
c = kofisien kekasaran pipa Hazen William (lihat Tabel c)
d = diameter pipa (m)
s = kemiringan garis energi = hilang tinggi tekanan per m panjang pipa
(m/m1)
v2 34
hf k
2g
dimana :
hf = hilang tinggi tekanan kecil (m)
k = koefisien hilang tinggi tekanan
v = kecepatan aliran (m/det)
g = grafitasi (=9,81 m/det2)
d1 d2
d1 d2
4 5 6
7 8 9
35
Perhitungan jaringan pipa diselesaikan dengan metoda Hardy Cross
Jaringan pipa harus memenuhi 3 syarat :
1. Ditiap pertemuan pipa, aliran masuk = aliran keluar
2. Jumlah dari hilang tinggi tekan pada sirkuit tertutup = 0
3. Hilang tinggi tekan ditiap titik harus sama.
101 ,6 L
k
kst 2 d 16 / 3
2
Prosedur perhitungan Hardy Cross untuk pers. Darcy Weisbach dan MGS, adalah :
1. Mulai dengan memperkirakan debit pada tiap ruas (debit misal)
2. Hitung harga k
3. Hitung harga hgs ditiap pipa
4. Hitung hgs pada sirkuit tertutup = 0
dimana :
Q = debit setelah dikoreksi
36
Q0 = debit misal
Q = selisih debit
Rumus umum untuk Q adalah :
kQ0 hgs
n
Q n 1
n 1
n kQ0 n kQ0
kQ0 hgs
2
Q
2 kQ0 2 kQ0
dimana :
Q = debit setelah dikoreksi
Q0 = debit misal
Q = selisih debit
Rumus umum untuk Q adalah :
kQ0 hgs
n
Q n 1
n 1
n kQ0 n kQ0
kQ0 hgs
2
Q
1,85 kQ0 1,85 kQ0 37
5. Ulangi hitungan sampai Q 10-5
CONTOH SOAL :
Dibawah ini adalah gambar sistim sambungan pipa sejajar dengan Q =0,513 m3/det.
Berapakah besar debit ditiap cabang dengan pers. Darcy Weisbach, jika pipa dari besi cor, ks
= 0,26 mm dan suhu air 100C ( = 1,31 x 10-6 m2/det).
+
1 2
Q Q = 0,513 m3/det
-
L= 915 m, d =406 mm
8 L L v2
k 2 hgs
gd5 d 2g
d L ks/d Q0(misal) V = Q/A Re = vd/ hgs k
No. 3
(m) (m) (m /det) (m/det) (koef Moody) (m)
= 14,63
= 204,71
Q 0,036m 3 / det
2 kQ0 2 kQ0 2 x204,71
= 1 =178,95
kQ0 hgs 1
2
Q 0,003 m 3 / det
2 kQ0 2 kQ0 2 x178,95
Oleh :
Iin Karnisah
hL
V12/2g GGE
V22/2g
GGH
P1/ = y1
P2/ = y2
Z1
Z2
datum
1 x 2
V22/2g
GGH
y1
y2
Z1 Dasar saluran
Z2
datum
1 x 2
vR
Re
Keterangan :
Re = bilangan Reynold
v = kecepatan aliran (m/det)
A
R = radius (jari-jari) hidrolik , R
P
A = luas penampang basah (m2)
P = keliling basah (m)
= viskositas (kekentalan) kinematik (m2/det)
Berdasarkan Bil. Reynold (Re), aliran dibedakan atas :
1. Aliran laminer, Re ≤ 500
2. Aliran peralihan (transisi), 500 ≤ Re ≤ 12.500
41
3. Aliran turbulen, Re > 12.500
2. Berdasarkan Bil. Froude, F (pengaruh grafitasi) :
v
F
gD
Keterangan :
F = bilangan Froude
v = kecepatan aliran (m/det)
g = percepatan gaya tarik bumi ( g = 9,81m/det2)
A
D = kedalaman hidrolik , D
T
A = luas penampang basah (m2)
T = lebar puncak (m)
Berdasarkan Bil. Froude, aliran dibedakan :
1. Aliran sub kritis, gaya tarik bumi > gaya inersia, aliran lambat, tenang, F < 1
- banjir, gelombang
A
gesekan
A gesekan
Potongan A-A
( Distribusi Kecepatan )
44
Tabel 1.1 Unsur-Unsur Geometris Penampang Saluran
Lebar Kedala Faktor
Keliling Jari-jari
Luas punca man penam
Penampang basah hidrolis
A k hidrolis pang
P R
T D Zc
y
𝑏𝑦
by b+2y b y by1,5
𝑏 + 2𝑦
Persegi panjang
1 y
1,5
(b+zy) b+2y 𝑏 + 𝑧𝑦 𝑦 (b + zy)y 𝑏 + 𝑧𝑦 𝑦
z b+2zy
y 1 + 𝑧2 b + 2y 1 + 𝑧 2 b + 2zy 𝑏 + 2𝑧𝑦
b
Trapesium
zy 2 2,5
1 zy2 2y 1 + 𝑧 2 2zy 1/2y 𝑧𝑦
y 2 1+ 𝑧2 2
z
Segi tiga
sin 1
𝑑0
1 1 2𝛳
1
4 atau 1 𝛳 − 𝑠𝑖𝑛𝛳 2 𝛳 − 𝑠𝑖𝑛𝛳 1,5 2
/8(𝛳 1/2ϴ𝑑0 𝑑 𝑑
d0 𝑠𝑖𝑛𝛳 8 𝑠𝑖𝑛 1/2𝛳 320 𝑠𝑖𝑛 1/2𝛳 0
ϴ ϴ y
− 𝑠𝑖𝑛𝛳)𝑑0 2 − 𝑑0 2
𝛳
ℎ 𝑑0 − 𝑦
Lingkaran
45
1.4 Contoh Soal :
Dik.
y=3m
b= 4 m
Dit. R ?
Jawab :
A = by = 4x3 = 12 m
P = b+2y = 4+(2x3) = 10 m
R = A/P = 12/10 = 1,2 m
1. Lihat penampang saluran trapezium dibawah ini, hitung : R (matematis & Tabel)
1 y=3m
b= 4 m
2. Untuk penampang saluran lingkaran di bawah ini, hitunglah R dengan cara matematis
dan Tabel.
d = 0,4 m
y
ϴ =2000
46
BAB II. ALIRAN SERAGAM
Aliran seragam adalah aliran dimana debit (Q), kedalaman (y), luas basah (A), dan kecepatan
(v), tidak berubah sepanjang saluran tertentu (x).
Secara matematis, dinyatakan :
dQ dv dy dA
0, 0, 0, 0
dx dx dx dx
1 2
Hf
Sf
y1 Q1,V1 Sw
Q2,V2 y2
v
A1 x So
A2
1 2
47
Persamaan Umum Kecepatan (v) Aliran Seragam :
v R x S0
y
0,00155 1
23
C S N
N 0,00155
1 (23 )
R S
Keterangan :
N = Koefisien kekasaran Kutter ( Lihat Tabel 2.1)
R = radius hidrolik
S = kemiringan
48
5 Pasangan batu pecah dengan semen 0,025
6 Saluran lurus dalam tanah yang tak dilapisi 0,020
7 Saluran lurus dalam kerikil yang tak dilapisi, saluran dalam tanah 0,0225
dengan beberapa tikungan
8 Saluran dari logam bergelombang, tikungan saluran tak dilapisi 0,025
9 Saluran dengan dasar berbatu kasar atau ditumbuhi rumput-rumputan 0,030
10 Sungai kecil alamiah yang berliku-liku yang ada dalam kondisi baik 0,035
11 Sungai dengan penampang tak beraturan dan yang berliku-liku 0,04 – 0,10
b. Bazin (1897)
157 ,6 87
C
m
1,81 1
R R
Keterangan :
m
1,81
m = koefisien Bazin ( Lihat Tabel 2.2)
49
1
v 8 gRS
Keterangan :
= factor gesekan
g = grafitasi bumi =9,81 m/det2
R = radius hidrolik
S = kemiringan
2.3 Rumus Kecepatan (v) Manning-Gaukler-Strickler (MGS)
1
kst
n
2
x
3
1
y
2
Maka :
2 1 2 1
1
v R 3 S 2 kst R 3 S 2
n
Keterangan :
1
kst = koefisien kekasaran Strickler (Lihat Tabel 2.3)
n
R = radius hidrolik
S = kemiringan saluran
Rumus MGS adalah rumus yang paling banyak dipakai untuk menghitung aliran
dalam saluran terbuka
50
c. Besi tuang
1. Dilapis 0,010 0,013 0,014
2. Tidak dilapis 0,011 0,014 0,016
d. Besi tempa
1. Tidak dilapis 0,012 0,014 0,015
2. Dilapis seng 0,013 0,016 0,017
e. Logam beralur
1. Cabang pembuang 0,017 0,019 0,021
2. Pembuang banjir 0,021 0,024 0,030
A.2. Bukan Logam
a. Lusit 0,008 0,009 0,010
b. Kaca 0,009 0,010 0,013
c. Semen
1. Acian 0,010 0,011 0,013
2. Adukan 0,011 0,013 0,015
d. Beton
1. Gorong-gorong, lurus dan bebas kikisan 0,010 0,011 0,013
2. Gorong-gorong dengan lengkungan,
Sambungan dan sedikit kikisan 0,011 0,013 0,014
3. Dipoles 0,011 0,012 0,014
4. Saluran pembuang dengan bak kontrol,
mulut pemasukan dll, lurus 0,013 0,015 0,017
5. Tidak dipoles, seperti baja 0,012 0,013 0,014
6. Tidak dipoles, seperti kayu halus 0,012 0,014 0,016
7. Tidak dipoles, seperti kayu kasar 0,015 0,017 0,020
e. Kayu
1. Dilengkungkan 0,010 0,012 0,014
2. Dilapis, diawetkan 0,015 0,017 0,020
f. Lempung
1. Saluran pembuang, dengan ubin biasa 0,011 0,013 0,017
2. Saluran pembuang, dipoles 0,011 0,014 0,017
3. Saluran pembuang, dipoles, dengan bak
kontrol, mulut pembuangan, dll 0,013 0,015 0,017
4. Cabang saluran pembuang dengan
sambungan terbuka 0,014 0,016 0,018
g. Bata
1. Diglasir 0,011 0,013 0,015
2. Dilapis adukan semen 0,012 0,015 0,017
h. Pembuangan air kotor dengan saluran lumpur
51
dengan lengkungan dan sambungan 0,012 0,013 0,016
i. Bagian dasar dilapis, saluran pembuang dengan
dasar licin 0,016 0,019 0,020
j. Pecahan batu disemen 0,018 0,025 0,030
B. Saluran, dilapis atau dipoles
B.1 Logam
a. Baja dengan permukaan licin
1. Tidak dicat 0,011 0,012 0,014
2. Dicat 0,012 0,013 0,017
b. Baja dengan permukaan bergelombang 0,021 0,025 0,030
B.2 Bukan logam
a. Semen
1. Acian 0,010 0,011 0,013
2. Adukan 0,011 0,013 0,015
b. Kayu
1. Diserut, tidak diawetkan 0,010 0,012 0,014
2. Diserut, diawetkan dengan creosoted 0,011 0,012 0,015
3. Tidak diserut 0,011 0,013 0,015
4. Papan 0,012 0,015 0,018
5. Dilapis dengan kertas kedap air 0,010 0,014 0,017
c. Beton
1. Dipoles dengan sendok kayu 0,011 0,013 0,015
2. Dipoles sedikit 0,013 0,015 0,016
3. Dipoles 0,015 0,017 0,020
4. Tidak dipoles 0,014 0,017 0,020
5. Adukan semprot, penampang rata 0,016 0,019 0,023
6. Adukan semprot, penampang
bergelombang 0,018 0,022 0,025
7. Pada galian batu yang teratur 0,017 0,020
8. Pada galian batu yang tak teratur 0,022 0,027
d. Dasar beton dipoles sedikit dengan tebing dari :
1. Batu teratur dalam adukan 0,015 0,017 0,020
2. Batu tak teratur dalam adukan 0,017 0,020 0,024
3. Adukan batu, semen, diplester 0,016 0,020 0,024
4. Adukan batu dan semen 0,020 0,025 0,030
5. Batu kosong atau rip rap 0,020 0,030 0,035
e. Dasar kerikil dengan tebing dari :
1. Beton acuan 0,017 0,020 0,025
2. Batu tak teratur dalam adukan 0,020 0,023 0,026
52
3. Batu kosong atau rip rap 0,023 0,033 0,036
f. Bata
1. Diglasir 0,011 0,013 0,015
2. Dalam adukan semen 0,012 0,015 0,018
g. Pasangan batu
1. Batu pecah disemen 0,017 0,025 0,030
2. Batu kosong 0,023 0,032 0,035
h. Batu potong, diatur 0,013 0,015 0,017
i. Aspal
1. Halus 0,013 0,013
2. Kasar 0,023 0,032 0,035
j. Lapisan dari tanaman 0,030 0,500
C. Digali atau Dikeruk
a. Tanah lurus dan seragam
1. Bersih, baru dibuat 0,016 0,018 0,020
2. Bersih, telah melapuk 0,018 0,022 0,025
3. Kerikil, penampang seragam, bersih 0,022 0,025 0,030
4. Berumput pendek, sedikit tanaman
pengganggu 0,022 0,027 0,033
b. Tanah berkelok-kelok dan tenang
1. Tanpa tumbuhan 0,022 0,025 0,030
2. Rumput dengan beberapa tanaman
pengganggu 0,025 0,030 0,033
3. Banyak tanaman pengganggu atau tanaman air 0,030 0,035 0,040
pada saluran yang dalam
4. Dasar tanah dengan tebing dari batu pecah 0,028 0,030 0,035
5. Dasar berbatu dengan tanaman pengganggu 0,025 0,035 0,040
pada tebing
6. Dasar berkerakal dengan tebing yang bersih 0,030 0,040 0,050
c. Hasil galian atau kerukan
1. Tanpa tetumbuhan 0,025 0,028 0,033
2. Semak-semak kecil di tebing 0,035 0,050 0,060
d. Pecahan batu
1. Halus, seragam 0,025 0,035 0,040
2. Tajam, tidak beraturan 0,035 0,040 0,050
e. Saluran tidak dirawat, dengan tanaman pengganggu
dan belukar tidak dipotong
1. Banyak tanaman pengganggu setinggi air 0,050 0,080 0,120
2. Dasar bersih, belukar di tebing 0,040 0,050 0,080
53
3. Idem, setinggi muka air tertinggi 0,045 0,070 0,110
4. Banyak belukar setinggi air banjir 0,080 0,100 0,140
D. Saluran Alam
D.1 Saluran kecil (lebar atas pada taraf banjir < 100 kaki)
a. Saluran di dataran
1. Bersih lurus, terisi penuh, tanpa rekahan atau
cerk dalam 0,025 0,030 0,033
2. Seperti di atas, banyak batu baru, tanaman
pengganggu 0,030 0,035 0,040
3. Bersih, berkelok-kelok, berceruk, bertebing
0,033 0,040 0,045
4. Seperti di atas, dengan tanaman pengganggu,
batu-batu 0,035 0,045 0,050
5. Seperti di atas, tidak terisi penuh, banyak
kemiringan dan penampang kurang efektif
0,040 0,048 0,055
6. Seperti no.4, berbatu lebih banyak 0,045 0,050 0,060
7. Tenang pada bagian lurus, tanaman
pengganggu, ceruk dalam 0,050 0,070 0,080
8. Banyak tanaman pengganggui, ceruk dalam
atau jalan air penuh kayu dan ranting. 0,075 0,100 0,150
b. Saluran di pegunungan, tanpa tetumbuhan di
saluran tebing umumnya terjal, pohon dan semak-
semak sepanjang tebing.
1. Dasar: kerikil, kerakal dan sedikit batu besar
0,030 0,040 0,050
2. Dasar: kerakal dengan batu besar 0,040 0,050 0,070
D.2 Dataran banjir
a. Padang rumput tanpa belukar
1. Rumput pendek 0,025 0,030 0,035
2. Rumput pendek 0,025 0,030 0,035
b. Daerah pertanian
1. Tanpa tanaman 0,020 0,030 0,040
2. Tanaman dibariskan 0,025 0,035 0,045
3. Tanaman tidak dibariskan 0,030 0,040 0,050
c. Belukar
1. Belukar terpencar, banyak tanaman
pengganggu 0,035 0,050 0,070
2. Belukar jarang dan pohon, musim dingin
54
0,035 0,050 0,060
3. Belukar jarang dan pohon, musim semi 0,040 0,060 0,080
4. Belukar sedang sampai rapat, musim dingin
0,045 0,070 0,110
5. Belukar sedang sampai rapat, musim semi
0,070 0,100 0,160
d. Pohon-pohonan
1. Willow rapat, musim semi, lurus 0,110 0,150 0,200
2. Tanah telah dibersihkan, tunggul kayu tanpa
tunas 0,030 0,040 0,050
3. Seperti di atas, dengan tunas-tunas lebat 0,050 0,060 0,080
4. Banyak batang kayu, beberapa tumbang,
ranting-ranting, taraf banjir di bawah cabang
pohon 0,080 0,100 0,120
5. Seperti di atas, taraf banjir mencapai cabang
pohon 0,100 0,120 0,160
D.3 Saluran besar(lebar atas pada taraf banjir > 100 kaki).
Nilai n lebih kecil dari saluran kecil dengan perincian
yang sama, sebab tebing memberikan tahanan efektif
yang lebih kecil
a. Penampang beraturan tanpa batu besar atau belukar
0,025 0,060
b. Penampang tidak beraturan dan kasar 0,035 0,100
1. Penampang melintang saluran terbuka adalah trapezium dengan lebar dasar 4,0 m dan
kemiringan sisinya adalah 1 vertikal dan 2 horisontal.
Gambar & hitunglah debit, apabila kedalaman airnya adalah1,5 m dan S = 0,625 0 00
.
Gunakan : a. Rumus Chezy, C = 50
b. Rumus Bazin, m = 2,30
salurannya 2,5 0 00 . Hitunglah kedalaman airnya apabila debitnya adalah 10 m3/ det.
Contoh Soal :
Akan berapakah dalamnya air yang mengalir pada laju 6,79 m 3/det. Dalam sebuah
saluran segi empat yang lebarnya 6,1 m, terletak pada kemiringan 0,0001 ? Gunakan
n = 0,0149, Hitung dengan :
a. Cara Analitis
b. Cara Grafis dengan Grafik 4.2 (Grafik untuk Mencari Kedalaman Normal, yn)
Jawab :
56
y=?
6,1 m
Q = 6,79 m3/det
S = 0,0001
a. Cara Analitis :
A by 6,1 y
P b 2 y 6,1 2 y
A 6,1 y
R
P 6,1 2 y
Q A . V 1 / n R 2 / 3 s1 / 2 A
2/3
1 6,1 y
6,79 0,00011 / 2 . 6,1 y
0,0149 6,1 2 y
57
AR2 / 3 10,1171
0,081
b8 / 3 124,226
Dari Grafik 4.2 diperoleh :
yn
0,26
b
yn 0,26 b
yn 0,26 6,1
yn 1,586
yn ~ 1,6 m
Maka kedalaman air, y :
a. Cara Analitis , y = 1,6 m
b. Cara Grafis, y = 1,6 m
Sebagian besar saluran yang diberi lapisan dan saluran yang bahan-bahannya merupakan hasil
rakitan pabrik dapat menahan erosi dengan baik sehingga dianggap tahan erosi (non erodible).
Dalam merencanakan saluran tahan erosi, cukup menghitung ukuran-ukuran saluran dengan
rumus aliran seragam, kemudian memutuskan ukuran akhir berdasarkan efisiensi hidrolika /
penampang terbaik, praktis dan akonomis.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan saluran tahan erosi, adalah :
1. Jenis bahan untuk saluran, yang menentukan koef.kekasaran (n)
2. V min ijin untuk mencegah pengendapan
3. Kemiringan dasar saluran (So)
4. Kemiringan dinding saluran
5. Jagaan (freeboard)
6. Penampang hidrolis terbaik
58
Metode pembangunan
Tujuan pembangunan saluran tsb.
59
freeboard
y
1
h
Untuk menentukan tinggi freeboard dipakai formula USBR (United State Bureau of
Reclamation)
f cy
Dimana :
f = freeboard/jagaan (feet)
y = kedalaman air (feet)
c = koefisien tergantung dari debit
Q ≤ 20 cfs c = 1,5
Q ≥ 3000 cfs c = 2,5
20 cfs < Q < 3000 cfs 1,5 < c < 2,5 ( interpolasi )
b
y
2
60
y
A
A= by b
y
P= b+2y
A
P= +2y
y
Agar penampang menjadi terefisien, keliling basah (P) harus minimum, sehingga :
dP A
=0 y2
dy 2
d A by
( 2 y) 0 y2
dy y 2
A by
- 2 0 2
y2 y2
A b b
2 2 y
y2 y 2
b
Jadi debit ( Q) maksimum ( terefisien ), jika : y
2
2. Saluran penampang lingkaran terefisien
y
d
terefisien, jika :
1540
atau
y 0,95 d
61
3. Saluran penampang trapesium terefisien
1
y
1
m 0,58
3
Tabel 2.5 Penampang Hidrolis Terbaik
Setengah lingkaran
𝜋 2 𝜋 𝜋 2,5
𝑦 𝜋𝑦 1/2𝑦 2y 𝑦 𝑦
2 4 2
62
2.7 Contoh Soal :
1. Perlu digali saluran dengan penampang persegi panjang, terbuat dari batu pecah di
semen, untuk mengalirkan 13,5 m3 / det.air dari jarak 63,5 m dengan kecepatan 2, 25 m /
det. Tentukan penampang saluran yang terefisien dan gradiennya.
Jawab :
Q 13,5
A 6 m2
V 2,25
b
Penampang terefisien, y b 2y
2
A by 2 y . y 2 y 2
A A 6
y2 y 3 1,732 m 1,7 m
2 2 2
b 2 y 2 1,7 3,4 m
P b 2y
P 3,4 2 x 1,7
P 6,8 m
A 6
R 0,88 m
P 6,8
63
V kst R 2 / 3 S 1 / 2
V2 (2,25) 2
S 5,4 0 / 00
2
kst R 4/3
33,3 0,88
2 4/3
Maka , b = 3,4 m
y = 1,7 m
S = 5,4 0/00
2. Saluran trapesium mengalirkan debit, Q = 400 cfs, dibuat dengan saluran tahan erosi,
memiliki kemiringan 0,0016 dan n = 0,025
Tentukan ukuran penampang.
Jawab :
1,49 2 3 12
Pers. Manning, V R S ( British Unit)
n
Q=AV
1,49 2 1
Q AR 3 S 2
n
2 nQ 0,025x400
AR 3
167,7(1)
1,49 S 1,49 0,0016
A = (b+zy)y
P b 2y 1 z2
(b zy ) y
R Substitusi ke persamaan (1)
(b 2 y 1 z 2 )
b zy y 5 3 167 ,7
2
(b 2 y 1 z 2 ) 3
20 2 y y 5 3 167,7
( 20 2 y 1 2 2 ) 2 3
65
DAFTAR PUSTAKA
66