You are on page 1of 67

HIDROLIKA TERAPAN

(Bagian 1 : Aliran Dalam Saluran Tertutup/Pipa)

Oleh :
Iin Karnisah

KBK TEKNIK SUMBERDAYA AIR


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2010
0
BAB I PENDAHULUAN

Mekanika fluida dan hidrolika merupakan cabang mekanika terapan yang berkenaan dengan
tingkah laku fluida dalam keadaan diam dan bergerak.
Definisi fluida : zat yang tidak memberikan perlawanan terhadap perubahan bentuk.

1.1 Sistim Satuan Internasional (SI)


Tiga (3) dimensi acuan :
1. Panjang : m
2. Massa : kg
3. Waktu : detik
Satuan yang diturunkan dari satuan-satuan tersebut di atas antara lain :
1. Gaya : Newton
2. Volume : m3
3. Percepatan : m/det2
4. Tekanan : N/m2 = Paskal (Pa)
5. Energi/Kerja : Nm = Joule (J)

1.2 Sifat – Sifat Cairan :


1. Kemampatan cairan ( Modulus Elastisitas, E), adalah :
Perbandingan perubahan tekanan satuan terhadap perubahan volume yang terjadi
persatuan volume, satuannya [N/m2].
ΔP
PΔP

ΔV
VVv
V
V
air

Gambar 1.1 Silinder dan piston penekan air.

P
E
V / V

1
Keterangan :
E = modulus elastisitas air [N/m2]
ΔP = perubahan tekanan [N/m2]
ΔV= perubahan volume [m3]
V = Volume [m3]

Contoh : Lihat Tabel 1 C


E air 15,6oC = 2,16 x 109 N/m2
E air 21,1oC = 2,20 x 109 N/m2

2. Rapat Massa (ρ) adalah massa air persatuan volume, satuannya adalah [kg/m3].

m

V
Keterangan :
ρ = rapat massa [kg/m3]
m = massa [kg]
V = Volume [m3]

Contoh : Lihat Tabel 1 C


ρ air 4,4oC = 1000 kg/m3

3. Berat Jenis /Berat Spesifik (γ) adalah : berat air persatuan volume atau fungsi
langsung dari percepatan grafitasi setempat, satuannya adalah [N/m3].
berat air W g V
    g
volume air V V

Keterangan :
γ = berat jenis [N/m3]
ρ = rapat massa [kg/m3]
g = grafitasi bumi [= 9,81m/detik2]

2
Contoh : Lihat Tabel 1 C
ρ air 4,4oC = 1000 kg/m3
g = 9,81 m/det2
Maka γ = 1000 kg/m3 x 9,81 m/det2 = 9810 N/m3 = 9,81 KN/m3 ~ 10 KN/m3

4. Rapat relatif (rp rl) adalah bilangan murni yang menunjukkan perbandingan antara
massa suatu benda dengan massa air .
s
rp rl 
a
Keterangan :
rp rl = rapat relative suatu zat
ρs = rapat zat [kg/m3].
ρa = rapat air [kg/m3].

Contoh : Lihat Tabel 2


rp rl air 4,4oC = 1

5. Kekentalan absolut/dinamik (μ) adalah sifat yang menentukan besar daya tahannya
terhadap gaya geser, satuannya [Pa.detik].

F
dv Lempengan bergerak
v
ds
s
s
Lempengan diam

Gambar 1.2 Lempengan pelat Newton



dv / ds

3
Keterangan :

τ = tegangan geser [N/m2=Pa]

dv = perubahan kecepatan [m/detik]

ds = perubahan jarak [m]

μ = kekentalan absolut/dinamik [Pa.detik]

Contoh : Lihat Tabel 1 C


μ air 4,4oC = 1,550 x 10-3 Pa.detik
(Air tidak mampu menahan geser, sehingga air akan mengalir)

6. Kekentalan kinematik (ν) adalah perbandingan kekentalan absolut/dinamik dengan


kerapatan massa, satuannya [m2/detik].



Keterangan :

μ = kekentalan absolut/dinamik [Pa.detik]

ρ = rapat massa [kg/m3]


ν = kekentalan kinematik [m2/detik]

Contoh : Lihat Tabel 2


ν air 21,1oC = 0,984 x 10-6 m2/detik
ν air 26,7oC = 0,864 x 10-6 m2/detik

7. Tarikan Permukaan (σ), adalah kerja yang harus dilakukan untuk membawa
molekul dari dalam cairan ke permukaan , satuannya adalah [N/m]

udara

Air Air raksa

Gambar 1.3 Tarikan Permukaan pada air dan air raksa


4
8. Kapilaritas, adalah naik/turunnya cairan dalam suatu tabung kapiler (zat yang
berpori) yang disebabkan oleh tarikan permukaan, adhesi dan kohesi.

Contoh :
Aliran air tanah, batu bata yang direndam dalam air, dll.

1.3 Latihan Soal

1) Hitung Modulus Elastisitas air pada suhu 200 C (interpolasi linier)


2) Hitung Kekentalan kinematik air pada suhu 240 C (interpolasi linier)
3) Berapa berat air dalam bak dengan ukuran (1,25 x 1,50 x 1,75) m?
4) Berapa berat spesifik dan rapat relatif dari suatu cairan dengan volume 7 liter
dan beratnya 56 N.
5) Tentukan perubahan volume 1 dm3 air 200C, jika perubahan tekannannya 0,3
N/mm2.

5
BAB II TEKANAN

2.1 Tekanan

Tekanan (P) adalah gaya persatuan luas, satuannya adalah [N/m2]

F
P
A

Keterangan :

P = tekanan [N/m2]

F = gaya [N]
A = luas[m2]

2.1.1 Tinggi tekanan (h)

Tinggi tekanan (h) adalah tinggi suatu kolom fluida homogen yang akan menghasilkan
suatu kekuatan tekanan tertentu, satuannya adalah [m]
F  hA
P  h
A A

P
h

Keterangan :

P = tekanan [N/m2]

F = gaya [N]
A = luas[m2]

γ = berat jenis [N/m3]

h = tinggi tekanan [m]

6
0

P = h

Gambar 1.4 Distribusi Tekanan Air Setinggi h

2.1.2 Alat Pengukur Tekanan

1. Barometer adalah alat untuk mengukur tekanan atmosfir.


P 1atm = 101,3 KN/m2
Tinggi tekanan air (h air) 1 atm = P/γair = 101,3 / 9,81 = 10,33 m air
Tinggi tekanan air raksa (h Hg) 1 atm = P/γHg = 101,3 / (13,6x9,81)* = 0,76 m Hg
γ Hg = 13,6 x 9,81 = 133,4 KN/m3

2. Manometer adalah alat untuk mengukur tekanan & perbedaan tekanan pada pipa
yang berisi penuh dengan cairan.
Jenis Manometer :
1. Manometer sederhana : piezometer / tabung U, fluida pengukur umumnya
menggunakan fluida yang sama dengan fluida yang diukur. Tekanan pada titik
A ditunjukkan tinggi kolom fluida h pada tabung piezometer / tabung pipa U.
(Gambar 1.5a dan b)
2. Manometer yang lebih kompleks : manometer air raksa, fliuda pengukur
umumnya meggunakan fluida dengan rapat massa besar dan tak bercampur
dengan fluida yang akan diukur tekanannya (missal air raksa). Tekanan pada
titik A ditunjukkan dengan tinggi kolom fluida. (Gambar 1.5c)
3. Manometer yang sangat kompleks : mengukur tekanan yang besar atau kecil
atau negatif.

7
h2
A A
h h h1
 

A

a. Piezometer b. Tabung U c. Manometer Air Raksa (*)

P=h P= - h

Gambar 1.5 Jenis-jenis Manometer

(*) Manometer Air Raksa

h2
A
h1
datum, garis = 0

P Q



Tekanan di titik P  tekanan di titik Q


PP  PQ
PA   1 h1   2 h2

PA   2 h2   1 h1  Tekanan di titik A PA , satuan N / m 2 
 A h A   2 h2   1 h1
 h   1 h1
hA  2 2  Tinggi tekanan di titik A h A , satuan m
A

8
Contoh Soal :
Tangkai kiri manometer sederhana dihubungkan dengan pipa yang dialiri air, tangkai
kanannya terbuka ke udara luar. Pusat pipa sama tingginya dengan permukaan air raksa dalam
tangkai kanan. Tentukan tekanan dalam pipa jika perbedaan muka air raksa dalam kedua
tangkai adalah 10 cm, dalam : a. meter air
b. meter minyak

A
10 cm
air

Hg

Dik.
Gambar manometer seperti di atas
hair = hHg = 10 cm= 0,1 m
air = 10 KN/m3
Hg = 133,4 KN/m3
minyak = 8 KN/m3

Dit: a. h (m air)
b. h (m minyak)
Jawab :
a. Tekanan dlm tangkai kiri = tekanan dalam tangkai kanan
air hA + air hair = Hg hHg

9
 Hg hHg   air hair
hA 
 air
(133,4 x0,1)  (10 x0,1)
hA 
10
12,34
hA   1,234 m air
10

b. Pair  Pm in yak
 air haitr
a
  m in yak hm in yak
 air hair
hm in yak 
 m in yak
10 x1,234
hm in yak   1,54 m min yak
8

2.2 Latihan Soal

1. Manometer tabung U berisi air raksa dipakai untuk menentukan tekanan dalam
pipa berisi minyak dengan berat spesifik 8 KN/m3. Hitung Tekanan dan tinggi
tekanan dalam pipa tersebut, dalam : a. Pascal

2. Meter air

3. Meter minyak

5 cm
A
5 cm
minyak

Hg

10
2. Manometer berisi air raksa dipakai untuk menghitung tekanan negative dalam pipa
berisi air. Tangkai kanan manometer terbuka keluar. Hitung tekanan nugatif
dibawah tekanan atmosfir di dalam pipa, bila manometer seperti gambar dibawah
ini.

A
3 cm
air 3 cm

Hg

11
BAB III HIDROSTATIKA

Statika Fluida (Hydrostatics) adalah ilmu yang mempelajari fluida dalam keadaan diam. Saat
fluida diam yang ada hanya tekanan P (tekanan hidrostatis). Tekanan hidrostatis bersifat
isotropis, artinya besarnya sama kesegala arah (Hukum Pascal).

Sifat tekanan hidrostatis :


1. Tekanan hidrostatis pada bidang adalah tegak lurus bidang yang ditinjau.
2. Tekanan hidrostatis tanpa bidang adalah mengarah kesatu titik.

h
P

(1) (2)

3.1 Tekanan & Gaya hidrostatis pada permukaan horisontal

h h
A

P F

Tekanan hidrostatis, P =  h ( KN/m2)

Gaya hidrostatis, F = PA = h A =  V ( KN)

Keterangan :
A = luas permukaan (m2)
V = Volume tercelup (m3)

12
3.2 Tekanan & Gaya hidrostatis pada permukaan vertikal

za
h

Fa

P=h

Pusat tekanan, za = 2/3 h

Gaya Resultan, Fa = ½  b h2

Keterangan :
b = lebar bidang (m)

3.3 Tekanan & Gaya hidrostatis pada permukaan miring


Fv

Fh
Fv

Fa
za Fa
h
Fh ya


y= h/sin 

Gaya horisontal., Fh = ½  b h2 , za x= h/tanh 


= 2/3

Gaya vertikal, Fv = ½  b h2 / tan 

13
h2
Gaya resulta n, Fa  Fh  Fv   b
2 2

2 sin 
2h
Pusat tekanan, y a 
3sin 

3.4 Gaya hidrostatis pada permukaan lengkung

a.
Av

s
Fah

Fa
Fav

Gaya horizontal, Fh = ½  b h2
Gaya vertikal, Fv = -  b Av
Gaya resultante, Fa :

Fa  Fh  Fv
2 2

Pusat tekanan:
zah = 2/3 h
zav = melalui s dari Av

14
b.
Fa Av
s

Fah

Fav

Gaya horizontal, Fh = ½  b h2
Gaya vertikal, Fv =  b Av
Gaya resultante, Fa :

Fa  Fh  Fv
2 2

Pusat tekanan:
zah = 2/3 h
zav = melalui s dari Av

3.5 Contoh Soal


1. Tentukan gaya resultante & pusat tekanannya pada permukaan miring sebuah tangki
berisi minyak, lihat gambar dibawah ini.

α=450

Fa
3,2 m ya

b=4 m

15
h2 3,2 2
Gaya resulta n, Fa   b  8x4 x  231,70 KN
2 sin  2 sin 45 0

2h 2 x3,2
Pusat tekanan, y a    3,05 m
3sin  3 x sin 45 0

16
HIDRODINAMIKA
BAB IV. DASAR-DASAR ALIRAN FlUIDA

4.1 Jenis Aliran :

1. Aliran laminer, adalah partikel fluida mempunyai kecepatan dan menempuh jalan tertentu
dengan sejajar.

2. Aliran turbulen, adalah partikel fluida mempunyai kecepatan dan menempuh jalan tertentu
dengan saling memotong.

3. Aliran yang dapat dimampatkan adalah kerapatan fluida berubah sewaktu mengalir.
4. Aliran yang tidak dapat dimampatkan, adalah kerapatan fluida tidak berubah sewaktu
mengalir.

4.2 Jenis Garis Aliran

1. Garis jalan, adalah garis yang dilalui partikel fluida pada jarak tertentu

2. Garis arus, garis khayal yang garis singgung pada tiap titiknya menunjukkan arah
kecepatan partikel fluida pada titik tersebut.
17
3. Streakline (Garis lintasan), garis yang dibentuk oleh kumpulan partikel yang melalui satu
titik tertentu.

cerobong asap

3.3 DEBIT (Q) [m3/det]

Debit adalah banyaknya fluida yang mengalir tiap satuan waktu.

Volume V jarak s
Q   luas  A  Av
waktu t waktu t

Maka :
Q=Av
Keterangan :
Q = debit [m3/det]
A = luas penampang [m2]
v = kecepatan [m/det]

18
3.4. Persamaan Kontinuitas Fluida yang Mengalir

Untuk fluida yang tak termampatkan, banyaknya fluida yang mengalir untuk setiap potongan
adalah tetap.

1 2 3

3
1 2

Q1 = Q2 = Q3 = Q = konstan
A1v1 = A2v2 = A3v3 = konstan

Keterangan :
Qn : debit di penampang n [m3/det]
An : luas di penampang n [m2]
Vn : kecepatan di penampang n [m/det]

3.5 Energi Total Cairan, Etotal

Energi total cairan terdiri dari :


1. Energi potensial cairan, Epotensial
2. Energi tekanan cairan, Etekanan
3. Energi kinetik cairan, Ekinetik

3.5.1 Energi potensial cairan, Epotensial

Adalah energi yang ada pada partikel fluida sehubungan dengan kedudukannya.

Epotensial = m g z [Nm]
19
Keterangan :
m : massa [kg]
g : percepatan grafitasi [m/det2]
z : tinggi kedudukan [m]
(dari datum)

3.5.2 Energi tekanan cairan, Etekanan


Etekanan = m g p/ = m g h [Nm]

Keterangan :
m : massa [kg]
g : percepatan grafitasi [m/det2]
p/ = h : tinggi tekanan [m]

3.5.3 Energi kinetik cairan, Ekinetik

Adalah energi yang ada pada partikel fluida sehubungan dengan kecepatan alirannya.
Ekinetik = ½ m v2 [Nm]
Keterangan :
m : massa [kg]
v : kepatan aliran [m/det]

Sehingga :
Energi Total Cairan, Etotal = Epotensial + Etekanan + Ekinetik

Etotal = m g z + m g h + ½ m v2 [Nm]

Tinggi tekanan total cairan, H

Etotal / m g = H = z + h + v2/2g [m]

20
Keterangan :
H : tinggi tekanan total cairan [m]
z : tinggi kedudukan [m]
(dari datum)
h : tinggi tekanan [m]

v2/2g : tinggi kecepatan [m/det]

3.6 Theorema Bernoulli untuk Cairan

Menyatakan bahwa untuk fluida yang tak termampatkan sempurna, yang mengalir dalam arus
kontinu, maka energi total setiap partikel adalah sama (tetap), jika dianggap bahwa aliran itu
tanpa gesekan.
Secara matematis :

z + h + v2/2g = konstan

21
Perhatikan pengaliran pada tangki berisi air setinggi h m diatas garis nol yang melalui lubang
batas yang kecil pada dinding. Dengan menerapkan theorema Bernoulli, untuk titik A, B, dan
C adalah sbb.
Tinggi tekanan total di A = Tinggi tekanan total di B = Tinggi tekanan total di C
A

B C
zz z

HA = HB = HC
zA + hA + vA2/2g = zB + hB + vB2/2g = zC + hC + vC2/2g
h + 0 + 0 = 0 + PB/ + 0 = 0 + 0 + vC2/2g
h = PB/ = vC2/2g

CONTOH SOAL :
Saluran pipa mempunyai diameter yang berangsur-angsur berubah dari 15 cm di A sampai 7,5
cm di B. Titik A, 6 m di atas garis nol dan titik B, 3 m di atas garis nol. Kecepatan di A
adalah 3,6 m/det.
Tentukan tekanan di B, jika tekanan di A 100 KN/m2.
Penyelesaian :
Dik :
vA = 3,6 m/det
PA = 100 KN/m2
a = 10 KN/m3
g = 9,81 m/det2
zA = 6 m
zB = 3 m

dA = 15 cm = 0,15 m AA = ¼  d2 = ¼  (0,15)2 = 0,017 m2

dB = 7,5 cm = 0,075 m AB = ¼  d2 = ¼  (0,075)2 = 0,0044 m2

22
Dit. PB
Jawab :

A
15 cm

B
7,5 cm
6m

3m

Pers. Kontinuitas :
AA vA = AB vB , maka :
vB = AA vA / AB = 0,0177x3,6 / 0,0044 = 14,4 m/det

Pers. Bernoulli dg mengabaikan semua kehilangan energi, sbb :


zA + hA + vA2/2g = zB + hB + vB2/2g

datum

zA + PA/ + vA2/2g = zB + PB/ + vB2/2g


6 + 100/10 + (3,6)2 / 2x9,81 = 3 + PB/10 + (14,4)2 / 2x9,81
PB/10 = 3,09
PB = 30,9 KN/m2

3.7 Alat Ukur Debit

23
3.7.1 Alat Ukur Venturi

Digunakan untuk mengukur debit cairan yang mengalir melalui pipa.

1 2

Pers. Bernoulli :
z1 + P1/ + v12/2g = z2 + P2/ + v22/2g
Karena garis nol melewati sumbu alat ukur venturi, maka z1 = z2 = 0
P1/ + v12/2g = P2/ + v22/2g

P1  P2 v2  v1
2 2


 2g

v  v1
2 2

h  2 (1)
2g

Pers. Kontinuitas :
A1 v1= A2 v2 , maka :

v1 = A2 v2 / A1 (2)

24
Pers.(2) masuk ke pers. (1) :
2 2 2
v2 A v2
h   22
2g A1 2g
2 2
A2 v2
 (1  2
)
A1 2g
A1  A2
2 2

2 gh  (
2
2
) v2
A1
2
A1

2
v2
A
1
2
 A2
2
 2 gh
A1 2 gh
v2 
A1  A2
2 2

Debit, Q  A2 v 2
A1 A2 2 gh
Q
A1  A2
2 2

QC h

A1 A2 2 g
Dimana : C 
A1  A2
2 2

C = konstanta alat ukur venturi

Pada kenyataannya Q harus dikoreksi dengan Cd , sehingga :

Q  C Cd h

Dimana :
Cd = koefisien debit alat ukur venturi

25
3.7.2 Tabung Pitot

Tabung pitot adalah alat untuk mengukur kecepatan fluida yang mengalir.

1 2

Pers. Bernoulli :
z1 + P1/ + v12/2g = z2 + P2/ + v22/2g
P1/ + v12/2g = P2/
H + v12/2g =H+h
v12/2g =h
v12 = 2gh

v1  2gh
Kecepatan yang sebenarnya :

v1  C P 2gh
Dimana :
CP : koefisien tabung pitot

26
CONTOH SOAL :
Tabung pitot dipakai untuk mengukur banyaknya air yang mengalir melalui pipa dengan
diameter 30 cm. Air naik sampai setinggi 35 cm di atas garis sumbu pipa dalam tangkai
vertikal tabung pitot. Apabila kecepatan rata-rata air itu 0,7 dari kecepatan di pusat &
koefisien tabung pitot adalah 1. Hitunglah debit yang melalui pipa dalam liter/detik.
Penyelesaian :
Dik. d pipa = 30 cm = 0,3 m
Cp =1
vr = 0,7 v pusat
Tinggi cairan dlm tabung pitot diatas garis sumbu pipa = 35 cm = 0,35 m
Dit. Q air dlm pipa (liter/detik)
Jawab :
Luas pipa , A pipa =1/4  d2 = ¼  (0,3)2 = 0,07068 m2

h
0,35m

H d = 0,3 m
as pipa

h = (0,35 – 0,3/2) m = (0,35 – 0,15) m = 0,2 m (lihat gambar di atas)

Kecepatan di pusat pipa, v :

v  C P 2 gh
 1 2 x9,81x0,2
 3,924
 1,98 m / det

Kecepatan rata-rata aliran, vr = 0,7 v = 0,7 x 1,98 = 1,387 m/det

3
Debit yg melalui pipa, Q = Apipa vr = 0,07068 x 1,387 = 0,098 m /det = 98 liter/det

27
BAB IV. ALIRAN DALAM PIPA

4.1 Hilang Tinggi Tekanan, hL


Klasifikasi hilang tinggi tekanan :
1. Hilang Tinggi Tekanan besar (Mayor Losses), hgs
Disebabkan oleh gesekan sepanjang pipa

2. Hilang Tinggi Tekanan kecil (Minor Losses), hf


Disebabkan oleh perlengkapan pipa :
a. kontraksi
b. ekspansi
c. belokan
d. perlengkapan pipa lain, seperti : kran, alat ukur air

Persamaan Energi ( Bernoulli) :

hL
2 GGE
V1 /2g
V22/2g
GGH

P1/ = h1
P2/ = h2

1
2
Q

Z1
Z2

1 L 2 datum

Persamaan Energi :
2 2
Z1 + P1/ + V1 /2g = Z2 + P2/ + V2 /2g + hL
dimana :
28
hL = hilang tinggi tekanan (m)
4.1.1 Hilang Tinggi Tekanan karena gesekan sepanjang pipa( L pipa ), hgs
A. Persamaan Darcy Weisbach
dimana :

L v2
hgs  
d 2g
hgs = hilang tinggi tekanan karena gesekan sepanjang pipa (m)
 = koefisien Darcy
L = panjang pipa (m)
d = diameter pipa (m)
v = kecepatan aliran dalam pipa (m/det)
g = percepatan grafitasi (=9,81 m/det2)

Cara menghitung koefisien gesekan Darcy,  :


I. RUMUS :
vd
Re untuk pipa, Re 

dimana :
Re = bilangan Reynold
v = kecepatan aliran (m/det)
d = diameter pipa (m)
 = kekentalan kinematik (m2/det)

1. Aliran laminer, Re <2000

64

Re
dimana :
 = koefisien Darcy
Re = bilangan Reynold

2. a. Aliran turbulen, Re > 4000, pipa halus

1  2,51 
 2 log  
  Re  

29
b. Aliran turbulen, Re >4000, pipa kasar

1  ks / d 
 2 log  
  3,71 

c. Aliran turbulen, peralihan halus ke kasar

1  2,51 ks / d 
 2 log  
  Re  3,71 

dimana :
ks = kekasaran mutlak (mm)
d = diameter pipa (mm)

Tabel 4.1 Kekasaran mutlak ,ks

Bahan Kekasaran mutlak, ks (mm)


Tembaga, kuningan 0,00135 – 0,00152
Baja yang dikeling 0,9 – 9,0
Beton 0,3 – 3,0
Kayu 0,18 – 0,9
Besi cor 0,26
Besi digalvanis 0,15

Besi cor diaspal 0,12


Baja yang diperdagangkan 0,045
Besi tempa 0,045

II. GRAFIK
Untuk mempermudah cara menghitung koefisien gesekan Darcy (  ), digunakan Diagram
Moody.

30
CONTOH SOAL :
Saluran pipa dari baja yang diperdagangkan berdiameter 0,5 m, panjang 9 km,
menghubungkan 2 tangki. Hitunglah hilang tinggi tekanan karena gesekan, apabila kecepatan
aliran air melaui pipa adalah 1,09 m/det, suhu air adalah 20 0 C
Penyelesaian :
v, kecepatan aliran = 1,09 m/det
d, diameter pipa = 0,5 m = 500 mm
L, panjang pipa = 9 km =9000 m

Lihat Tabel kekentalan kinematik,  :


 air 20 0 C = 1,009 x 10-6 m2/det

vd
Re 

1,09 x0,5
Re   540138
1,009 x10 6

Re > 2000 , aliran turbulen

Lihat Tabel Kekasaran mutlak,ks :


pipa dari baja yang diperdagangkan , ks = 0,045 mm

ks/d = 0,045/500 = 0,00009

Lihat Diagram Moody :


Re = 540138
ks/d = 0,00009
Diperoleh  = 0,0143

Maka hilang tinggi tekanan karena gesekan sepanjang pipa, hgs adalah :

L v2 9000x(1,09) 2
hgs    0,0143  15,59 m
d 2g 0,5x2 x9,81
31
B. Persamaan Manning-Gaukler-Strickler (MGS)

v = kst R2/3 IE1/2 (m/det)

v

1/ 2
IE
kst R 2 / 3
v2
IE 
kst 2 R 4 / 3
dimana :
v = kecepatan aliran (m/det)
kst = koefisien gesekan Strickler ( lihat Tabel kst )
IE = kemiringan energi

A
R
P
R = radius hidrolik (m)
A = luas penampang melintang basah (m2)
P = keliling basah (m)
Untuk pipa aliran penuh,

A 1 / 4 d d
R   1 / 4d 
P d 4

Hilang tinggi tekanan karena gesekan sepanjang pipa, hgs dengan rumus MGS adalah :

L
hgs = IE L 

hgs
IE 2
v
hgs  L
kst R 4 / 3
2

hgs
I E  tan  
L

32
dimana :
hgs = hilang tinggi tekanan karena gesekan sepanjang pipa (m)
L = panjang pipa (m)

Contoh Soal :
Aliran air dalam pipa dengan diameter 100 mm, adalah 15 l/det. Panjang pipa tsb 1000 m dan
kekentalan kinematik air adalah 10-6 m2/det. Hitunglah :
a. hgs MGS, jika kst =100
b. hgs Darcy Weisbach, jika ks = 0,3 mm
Jawab :
d pipa = 100 mm = 0,1 m
Q = 15 l/det = 0,015 m3/det
a. hgs, dengan MGS :

A = ¼  d2 = ¼  (o,1)2 = 0,00785 m2
v = Q/A = 0,015/0,00785 = 1,91 m/det
R pipa = d/4 = 0,1/4 =0,025 m

v2 (1,91) 2
hgs  L x 1000  49,84 m
kst 2 R 4 / 3 (100) 2 (0,025) 4 / 3

b. hgs, dengan Darcy Weisbach

ks/d = 0,3 / 100 = 0,003


Re = vd/ = (1,91x 0,1)/10-6 = 1,9 x 105
Diagram Moody ,  = 0,0265

L v2 1000 (1,91) 2
hgs    0,0265  49,274 m
d 2g 0,1x 2 x9,81

C. Persamaan Hazen William

Q = 0,2783 c d2,63 s0,54

33
100
 Q  54
s 2, 63 
 0,2783 c d 
1,85
 Q 
s 2 , 63 
 0,2783 c d 

hgs = s L

1,85
 Q 
hgs   2 , 63 
L
 0,2783 c d 

dimana :
hgs = hilang tinggi tekanan karena gesekan sepanjang pipa (m)
Q = debit (m3/det)
c = kofisien kekasaran pipa Hazen William (lihat Tabel c)
d = diameter pipa (m)
s = kemiringan garis energi = hilang tinggi tekanan per m panjang pipa
(m/m1)

Tabel c ( koefisien kekasaran pipa)


Jenis Pipa c
PVC 120-140
Baja baru 110-120
GIP(Galvanized Iron Pipe) 110-120
DIP (Ductile Irin Pipe) 110-120
ACP (Asbestos Cemen Pipe) 110-120

Catatan : Untuk pipa >10 tahun, c = 90-100

4.1.2 Hilang Tinggi Tekanan Kecil (Minor Losses), hf

Persamaannya untuk perhitungan Minor Losses, hf adalah :

v2 34
hf  k
2g
dimana :
hf = hilang tinggi tekanan kecil (m)
k = koefisien hilang tinggi tekanan
v = kecepatan aliran (m/det)
g = grafitasi (=9,81 m/det2)

Tabel k untuk perlengkapan pipa yang diperdagangkan


No. Fitting k
1 Globe valve (bola), terbuka penuh 10
2 Gate valve 0,2
3 900 bend 0,25
4 450 bend 0,2
5 T cabang 1

Rumus k untuk perubahan penampang melintang :


2
 A 
k  c1  2 
 A1 
a. Penyempitan (kontraksi) tiba-tiba, c = 0,4 - 0,5

d1 d2

b. Pembesaran (ekspansi) tiba-tiba, c = 1,0 -1,2

d1 d2

4.2 Jaringan Pipa


Sistim penyaluran air minum kota terdiri dari beberapa sambungan pipa sejajar dan pipa
cabang, sistim ini1dikenal sebagai jaringan
2 pipa. 3

4 5 6

7 8 9

35
Perhitungan jaringan pipa diselesaikan dengan metoda Hardy Cross
Jaringan pipa harus memenuhi 3 syarat :
1. Ditiap pertemuan pipa, aliran masuk = aliran keluar
2. Jumlah dari hilang tinggi tekan pada sirkuit tertutup = 0
3. Hilang tinggi tekan ditiap titik harus sama.

Rumus hilang tinggi tekan, hgs adalah sbb :


hgs = k Qn
dimana :
k = konstanta untuk pipa
Q = debit
n = konstanta, untuk pers. Darcy Weisbach & MGS, n =2

Untuk pers. Darcy Weisbach, k adalah sbb :


8 L
k
 2g d5

Untuk pers. MGS, k adalah sbb :

101 ,6 L
k
 kst 2 d 16 / 3
2

Prosedur perhitungan Hardy Cross untuk pers. Darcy Weisbach dan MGS, adalah :
1. Mulai dengan memperkirakan debit pada tiap ruas (debit misal)
2. Hitung harga k
3. Hitung harga hgs ditiap pipa
4. Hitung  hgs pada sirkuit tertutup = 0

Jika hgs  0, koreksi debit pada langkah1, dengan :


Q  Q0  Q

dimana :
Q = debit setelah dikoreksi
36
Q0 = debit misal
Q = selisih debit
Rumus umum untuk Q adalah :

 kQ0  hgs
n

Q   n 1
 n 1
n  kQ0 n  kQ0

Rumus Darcy Weisbwch & MGS untuk Q adalah :

 kQ0  hgs
2

Q   
2  kQ0 2  kQ0

5. Ulangi hitungan sampai Q  10-5

Prosedur perhitungan Hardy Cross untuk pers. Hazen William, adalah :


1. Mulai dengan memperkirakan debit pada tiap ruas (debit misal)
2. Hitung harga S
3. Hitung harga hgs ditiap pipa
4. Hitung  hgs pada sirkuit tertutup = 0

Jika hgs  0, koreksi debit pada langkah1, dengan :


Q  Q0  Q

dimana :
Q = debit setelah dikoreksi
Q0 = debit misal
Q = selisih debit
Rumus umum untuk Q adalah :

 kQ0  hgs
n

Q   n 1
 n 1
n  kQ0 n  kQ0

Rumus Darcy Weisbwch & MGS untuk Q adalah :

 kQ0  hgs
2

Q   
1,85  kQ0 1,85  kQ0 37
5. Ulangi hitungan sampai Q  10-5

CONTOH SOAL :
Dibawah ini adalah gambar sistim sambungan pipa sejajar dengan Q =0,513 m3/det.
Berapakah besar debit ditiap cabang dengan pers. Darcy Weisbach, jika pipa dari besi cor, ks
= 0,26 mm dan suhu air 100C ( = 1,31 x 10-6 m2/det).

Penyelesaian : L =1524 m, d =305 mm

+
1 2
Q Q = 0,513 m3/det
-

L= 915 m, d =406 mm

8 L L v2
k 2 hgs  
 gd5 d 2g
d L ks/d Q0(misal) V = Q/A Re = vd/  hgs k
No. 3
(m) (m) (m /det) (m/det) (koef Moody) (m)

1 0,305 1524 0,00085 0,175 2,395 5,6x105 0,0195 28,605 930,34


5
2 0,406 915 0,00064 -0,338 2,6 8,1x10 0,018 -13,98 123,49

= 14,63
= 204,71

 kQ0  hgs  14,63


2

Q      0,036m 3 / det
2  kQ0 2  kQ0 2 x204,71

No. Q1 (m3/det) V = Q/A Re = vd/  hgs k k Q1


(m/det) (koef Moody) (m)

1 0,139 1,9 4,5x105 0,02 18,39 955,16 132,77


2 -0,374 1,9 9,1x105 0,018 -17,39 123,44 46,18

= 1 =178,95

 kQ0  hgs 1
2

Q      0,003 m 3 / det
2  kQ0 2  kQ0 2 x178,95

Maka Q1 = 0,139 m3/det dan Q2 = 0,374 m3/det


38
HIDROLIKA TERAPAN
(Bagian 2 : Aliran Dalam Saluran Terbuka)

Oleh :
Iin Karnisah

KBK TEKNIK SUMBERDAYA AIR


JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2010
39
BAB I. PENDAHULUAN

Definisi dari Hidrolika adalah :


Cabang dari ilmu teknik mengenai cairan baik dalam keadaan diam atau bergerak.
Aplikasi Hidrolika dalam Rekayasa Teknik Sipil :
- Irigasi
- Bendungan
- Pembuatan Jembatan
- Drainase
- Pelabuhan
- Sumber Tenaga Air (PLTA)
- Navigasi, dll

Jenis Aliran dalam Hidrolika :


- Aliran Tertutup, aliran dalam pipa
- Aliran Terbuka, aliran dengan permukaan bebas

Perbedaan kedua aliran tersebut :

hL
V12/2g GGE

V22/2g
GGH

P1/ = y1
P2/ = y2

Z1
Z2

datum
1 x 2

Gambar 1.1 Aliran Tertutup


40
V12/2g GGE hL

V22/2g
GGH

y1
y2

Z1 Dasar saluran
Z2

datum
1 x 2

Gambar 1.2 Aliran Terbuka

1.1 Klasifikasi Aliran :


1.1.1 Berdasarkan Keadaan Aliran (State of Flow) :
1. Berdasarkan Bilangan Reynold, Re (Pengaruh Kekentalan) :

vR
Re 

Keterangan :
Re = bilangan Reynold
v = kecepatan aliran (m/det)
A
R = radius (jari-jari) hidrolik , R 
P
A = luas penampang basah (m2)
P = keliling basah (m)
 = viskositas (kekentalan) kinematik (m2/det)
Berdasarkan Bil. Reynold (Re), aliran dibedakan atas :
1. Aliran laminer, Re ≤ 500
2. Aliran peralihan (transisi), 500 ≤ Re ≤ 12.500

41
3. Aliran turbulen, Re > 12.500
2. Berdasarkan Bil. Froude, F (pengaruh grafitasi) :
v
F
gD
Keterangan :
F = bilangan Froude
v = kecepatan aliran (m/det)
g = percepatan gaya tarik bumi ( g = 9,81m/det2)
A
D = kedalaman hidrolik , D 
T
A = luas penampang basah (m2)
T = lebar puncak (m)
Berdasarkan Bil. Froude, aliran dibedakan :
1. Aliran sub kritis, gaya tarik bumi > gaya inersia, aliran lambat, tenang, F < 1

2. Aliran kritis, F =1, v  gD


3. Aliran super kritis, gaya tarik bumi < gaya inersia, aliran cepat, F > 1

1.1.2 Berdasarkan Tipe Aliran :


1. Dibedakan aliran seragam & aliran tidak seragam
a. Aliran seragam (uniform flow), bila kedalaman aliran sama pada setiap
penampang saluran
Contoh : saluran drainase.
b. Aliran tidak seragam (non uniform flow), bila kedalaman aliran tidak sama pada
setiap penampang saluran.
Contoh : aliran pada pintu air

2. Tipe lainnya dibedakan berdasarkan waktu :


a. Aliran tetap (steady flow), bila kedalaman aliran tidak berubah sepanjang waktu
tertentu.
dv
Secara matematis : 0
dt
Contoh : Saluran irigasi
b. Aliran tidak tetap (unsteady flow), bila kedalamannya berubah sesuai waktu.
42
dv
Secara matematis : 0
dt
Contoh : - aliran muara yang dipengaruhi pasang surut

- banjir, gelombang

1.2 Jenis Saluran Terbuka :


1.2.1 Saluran Alam :

- bentuk, arah, kekasaran permukaan : tidak teratur


- tidak prismatis (A1≠ A2, So : tidak tetap)
Contoh : sungai, parit

1.2.2 Saluran Buatan :


- bentuk, arah, kekasaran permukaan : teratur
- prismatis (A1= A2, So : tetap)
Contoh : saluran irigasi, drainase, talang, dll.

1.3 Unsur-Unsur Geometris Penampang Saluran


Lihat Tabel 1.1
1. Luas penampang melintang (A), adalah :
Luas cairan yg dipotong oleh penampang melintang dan tegak lurus pada arah aliran.
2. Keliling basah (P), adalah :
Panjang dasar dan sisi – sisi sampai permukaan cairan.
3. Jari-jari hidrolis (R), adalah :
Perbandingan luas penampang melintang (A) dan keliling basah (P).
4. Lebar puncak (T), adalah :
Lebar permukaan air bagian atas.
5. Kedalaman hidrolis (D), adalah :
Perbandingan luas Penampang melintang (A) dan lebar puncak (T).
6. Faktor Penampang (Z) untuk aliran kritis , adalah :
Perkalian antara luas penampang melintang (A) dan akar dari kedalaman hidrolik
(D).
7. Faktor Penampang (Z) untuk aliran seragam , adalah :
43
Perkalian antara luas penampang melintang (A) dan pangkat dua pertiga dari jari- jari
hidrolis (R).

1.4 Distribusi Kecepatan


Dengan adanya suatu permukaan bebas dan gesekan disepanjang dinding saluran, maka
kecepatan dalam saluran tidak terbagi merata dalam penampang saluran. Kecepatan
maksimum dalam saluran biasa, umumnya terjadi di bawah permukaan bebas sedalam 0,05
sampai 0,25 kedalamannya.

A
gesekan

A gesekan

Potongan A-A
( Distribusi Kecepatan )

Gambar 1.3 Distribusi Kecepatan Dalam Saluran

44
Tabel 1.1 Unsur-Unsur Geometris Penampang Saluran
Lebar Kedala Faktor
Keliling Jari-jari
Luas punca man penam
Penampang basah hidrolis
A k hidrolis pang
P R
T D Zc

y
𝑏𝑦
by b+2y b y by1,5
𝑏 + 2𝑦

Persegi panjang

1 y
1,5
(b+zy) b+2y 𝑏 + 𝑧𝑦 𝑦 (b + zy)y 𝑏 + 𝑧𝑦 𝑦
z b+2zy
y 1 + 𝑧2 b + 2y 1 + 𝑧 2 b + 2zy 𝑏 + 2𝑧𝑦
b
Trapesium

zy 2 2,5
1 zy2 2y 1 + 𝑧 2 2zy 1/2y 𝑧𝑦
y 2 1+ 𝑧2 2
z

Segi tiga

sin 1
𝑑0
1 1 2𝛳
1
4 atau 1 𝛳 − 𝑠𝑖𝑛𝛳 2 𝛳 − 𝑠𝑖𝑛𝛳 1,5 2
/8(𝛳 1/2ϴ𝑑0 𝑑 𝑑
d0 𝑠𝑖𝑛𝛳 8 𝑠𝑖𝑛 1/2𝛳 320 𝑠𝑖𝑛 1/2𝛳 0
ϴ ϴ y
− 𝑠𝑖𝑛𝛳)𝑑0 2 − 𝑑0 2
𝛳
ℎ 𝑑0 − 𝑦

Lingkaran

45
1.4 Contoh Soal :

Dik.

y=3m

b= 4 m

Dit. R ?
Jawab :
A = by = 4x3 = 12 m
P = b+2y = 4+(2x3) = 10 m
R = A/P = 12/10 = 1,2 m

1.5 Latihan Soal :

1. Lihat penampang saluran trapezium dibawah ini, hitung : R (matematis & Tabel)

1 y=3m

b= 4 m

2. Untuk penampang saluran lingkaran di bawah ini, hitunglah R dengan cara matematis
dan Tabel.

d = 0,4 m
y
ϴ =2000

46
BAB II. ALIRAN SERAGAM

Aliran seragam adalah aliran dimana debit (Q), kedalaman (y), luas basah (A), dan kecepatan
(v), tidak berubah sepanjang saluran tertentu (x).
Secara matematis, dinyatakan :
dQ dv dy dA
 0,  0,  0, 0
dx dx dx dx

1 2

Hf
Sf
y1 Q1,V1 Sw
Q2,V2 y2
v

A1 x So

A2
1 2

Gambar 2.1 Penampang Saluran Aliran Seragam

Pada aliran seragam ( lihat gambar 2.1), diperoleh :


A1 = A2
Q1 = Q2
v1 = v2
y1 = y2
Pada aliran seragam :
Kemiringan garis energi // kemiringan garis muka air // kemiringan saluran
Sf // Sw // So
Sf = Sw = So

47
Persamaan Umum Kecepatan (v) Aliran Seragam :

v   R x S0
y

2.1 Rumus Kecepatan (v) Chezy :


 1
x 1
2
y1
2
1 1
Rumus Chezy : v  CR 2 S 2
 C RS
Keterangan :
V = kecepatan aliran
So= kemiringan saluran
R = radius hidrolik
C = koefisien Chezy

Menentukan nilai C (koefisien Chezy) :


a. Kutter (1869)

0,00155 1
23  
C S N
N 0,00155
1 (23  )
R S

Keterangan :
N = Koefisien kekasaran Kutter ( Lihat Tabel 2.1)
R = radius hidrolik
S = kemiringan

Tabel 2.1 Koefisien Kekasaran Kutter (N), N=1/kst


No. Keterangan Permukaan Saluran N
1 Kayu yang diketam dengan baik, gelas atau kuningan 0,009
2 Saluran dari papan-papan kayu, beton yang diratakan 0,010
3 Pipa riol yang digelas, pipa pembuang yang digelasir, pipa beton 0,013
4 Bata dengan aduk semen, batu 0,015

48
5 Pasangan batu pecah dengan semen 0,025
6 Saluran lurus dalam tanah yang tak dilapisi 0,020
7 Saluran lurus dalam kerikil yang tak dilapisi, saluran dalam tanah 0,0225
dengan beberapa tikungan
8 Saluran dari logam bergelombang, tikungan saluran tak dilapisi 0,025
9 Saluran dengan dasar berbatu kasar atau ditumbuhi rumput-rumputan 0,030
10 Sungai kecil alamiah yang berliku-liku yang ada dalam kondisi baik 0,035
11 Sungai dengan penampang tak beraturan dan yang berliku-liku 0,04 – 0,10

b. Bazin (1897)

157 ,6 87
C 
m 
1,81  1
R R

Keterangan :
m
 
1,81
m = koefisien Bazin ( Lihat Tabel 2.2)

Tabel 2.2 Koefisien Bazin


No. Keterangan Permukaan Saluran m
1 Semen yang sangat halus atau kayu yang diketam 0,11
2 Kayu tak diketam, beton atau bata 0,21
3 Papan, batu 0,29
4 Pasangan batu pecah 0,83
5 Saluran tanah dalam keadaan baik 1,54
6 Saluran tanah dalam keadaan rata-rata 2,36
7 Saluran tanah dalam keadaan kasar 3,17

2.2 Rumus Kecepatan (v) Darcy Weisbach :

49
1
v 8 gRS

Keterangan :
 = factor gesekan
g = grafitasi bumi =9,81 m/det2
R = radius hidrolik
S = kemiringan
2.3 Rumus Kecepatan (v) Manning-Gaukler-Strickler (MGS)
1
  kst
n
2
x
3
1
y
2
Maka :
2 1 2 1
1
v  R 3 S 2  kst R 3 S 2
n
Keterangan :
1
 kst = koefisien kekasaran Strickler (Lihat Tabel 2.3)
n
R = radius hidrolik
S = kemiringan saluran

Rumus MGS adalah rumus yang paling banyak dipakai untuk menghitung aliran
dalam saluran terbuka

Tabel 2.3 Nilai Koefisien Kekasaran, n


(Nilai yang dicetak tebal biasanya disarankan untuk perencanaan)
Tipe saluran dan diskripsinya Min Normal Maks
A. Gorong-gorong tertutup terisi sebagian
A.1 Logam
a. Kuningan halus 0,009 0,010 0,013
b. Baja
1. Ambang penerus dan dilas 0,010 0,012 0,014
2. Dikeling dan pilin 0,013 0,016 0,017

50
c. Besi tuang
1. Dilapis 0,010 0,013 0,014
2. Tidak dilapis 0,011 0,014 0,016
d. Besi tempa
1. Tidak dilapis 0,012 0,014 0,015
2. Dilapis seng 0,013 0,016 0,017
e. Logam beralur
1. Cabang pembuang 0,017 0,019 0,021
2. Pembuang banjir 0,021 0,024 0,030
A.2. Bukan Logam
a. Lusit 0,008 0,009 0,010
b. Kaca 0,009 0,010 0,013
c. Semen
1. Acian 0,010 0,011 0,013
2. Adukan 0,011 0,013 0,015
d. Beton
1. Gorong-gorong, lurus dan bebas kikisan 0,010 0,011 0,013
2. Gorong-gorong dengan lengkungan,
Sambungan dan sedikit kikisan 0,011 0,013 0,014
3. Dipoles 0,011 0,012 0,014
4. Saluran pembuang dengan bak kontrol,
mulut pemasukan dll, lurus 0,013 0,015 0,017
5. Tidak dipoles, seperti baja 0,012 0,013 0,014
6. Tidak dipoles, seperti kayu halus 0,012 0,014 0,016
7. Tidak dipoles, seperti kayu kasar 0,015 0,017 0,020
e. Kayu
1. Dilengkungkan 0,010 0,012 0,014
2. Dilapis, diawetkan 0,015 0,017 0,020
f. Lempung
1. Saluran pembuang, dengan ubin biasa 0,011 0,013 0,017
2. Saluran pembuang, dipoles 0,011 0,014 0,017
3. Saluran pembuang, dipoles, dengan bak
kontrol, mulut pembuangan, dll 0,013 0,015 0,017
4. Cabang saluran pembuang dengan
sambungan terbuka 0,014 0,016 0,018
g. Bata
1. Diglasir 0,011 0,013 0,015
2. Dilapis adukan semen 0,012 0,015 0,017
h. Pembuangan air kotor dengan saluran lumpur

51
dengan lengkungan dan sambungan 0,012 0,013 0,016
i. Bagian dasar dilapis, saluran pembuang dengan
dasar licin 0,016 0,019 0,020
j. Pecahan batu disemen 0,018 0,025 0,030
B. Saluran, dilapis atau dipoles
B.1 Logam
a. Baja dengan permukaan licin
1. Tidak dicat 0,011 0,012 0,014
2. Dicat 0,012 0,013 0,017
b. Baja dengan permukaan bergelombang 0,021 0,025 0,030
B.2 Bukan logam
a. Semen
1. Acian 0,010 0,011 0,013
2. Adukan 0,011 0,013 0,015
b. Kayu
1. Diserut, tidak diawetkan 0,010 0,012 0,014
2. Diserut, diawetkan dengan creosoted 0,011 0,012 0,015
3. Tidak diserut 0,011 0,013 0,015
4. Papan 0,012 0,015 0,018
5. Dilapis dengan kertas kedap air 0,010 0,014 0,017
c. Beton
1. Dipoles dengan sendok kayu 0,011 0,013 0,015
2. Dipoles sedikit 0,013 0,015 0,016
3. Dipoles 0,015 0,017 0,020
4. Tidak dipoles 0,014 0,017 0,020
5. Adukan semprot, penampang rata 0,016 0,019 0,023
6. Adukan semprot, penampang
bergelombang 0,018 0,022 0,025
7. Pada galian batu yang teratur 0,017 0,020
8. Pada galian batu yang tak teratur 0,022 0,027
d. Dasar beton dipoles sedikit dengan tebing dari :
1. Batu teratur dalam adukan 0,015 0,017 0,020
2. Batu tak teratur dalam adukan 0,017 0,020 0,024
3. Adukan batu, semen, diplester 0,016 0,020 0,024
4. Adukan batu dan semen 0,020 0,025 0,030
5. Batu kosong atau rip rap 0,020 0,030 0,035
e. Dasar kerikil dengan tebing dari :
1. Beton acuan 0,017 0,020 0,025
2. Batu tak teratur dalam adukan 0,020 0,023 0,026

52
3. Batu kosong atau rip rap 0,023 0,033 0,036
f. Bata
1. Diglasir 0,011 0,013 0,015
2. Dalam adukan semen 0,012 0,015 0,018
g. Pasangan batu
1. Batu pecah disemen 0,017 0,025 0,030
2. Batu kosong 0,023 0,032 0,035
h. Batu potong, diatur 0,013 0,015 0,017
i. Aspal
1. Halus 0,013 0,013
2. Kasar 0,023 0,032 0,035
j. Lapisan dari tanaman 0,030 0,500
C. Digali atau Dikeruk
a. Tanah lurus dan seragam
1. Bersih, baru dibuat 0,016 0,018 0,020
2. Bersih, telah melapuk 0,018 0,022 0,025
3. Kerikil, penampang seragam, bersih 0,022 0,025 0,030
4. Berumput pendek, sedikit tanaman
pengganggu 0,022 0,027 0,033
b. Tanah berkelok-kelok dan tenang
1. Tanpa tumbuhan 0,022 0,025 0,030
2. Rumput dengan beberapa tanaman
pengganggu 0,025 0,030 0,033
3. Banyak tanaman pengganggu atau tanaman air 0,030 0,035 0,040
pada saluran yang dalam
4. Dasar tanah dengan tebing dari batu pecah 0,028 0,030 0,035
5. Dasar berbatu dengan tanaman pengganggu 0,025 0,035 0,040
pada tebing
6. Dasar berkerakal dengan tebing yang bersih 0,030 0,040 0,050
c. Hasil galian atau kerukan
1. Tanpa tetumbuhan 0,025 0,028 0,033
2. Semak-semak kecil di tebing 0,035 0,050 0,060
d. Pecahan batu
1. Halus, seragam 0,025 0,035 0,040
2. Tajam, tidak beraturan 0,035 0,040 0,050
e. Saluran tidak dirawat, dengan tanaman pengganggu
dan belukar tidak dipotong
1. Banyak tanaman pengganggu setinggi air 0,050 0,080 0,120
2. Dasar bersih, belukar di tebing 0,040 0,050 0,080

53
3. Idem, setinggi muka air tertinggi 0,045 0,070 0,110
4. Banyak belukar setinggi air banjir 0,080 0,100 0,140
D. Saluran Alam
D.1 Saluran kecil (lebar atas pada taraf banjir < 100 kaki)
a. Saluran di dataran
1. Bersih lurus, terisi penuh, tanpa rekahan atau
cerk dalam 0,025 0,030 0,033
2. Seperti di atas, banyak batu baru, tanaman
pengganggu 0,030 0,035 0,040
3. Bersih, berkelok-kelok, berceruk, bertebing
0,033 0,040 0,045
4. Seperti di atas, dengan tanaman pengganggu,
batu-batu 0,035 0,045 0,050
5. Seperti di atas, tidak terisi penuh, banyak
kemiringan dan penampang kurang efektif
0,040 0,048 0,055
6. Seperti no.4, berbatu lebih banyak 0,045 0,050 0,060
7. Tenang pada bagian lurus, tanaman
pengganggu, ceruk dalam 0,050 0,070 0,080
8. Banyak tanaman pengganggui, ceruk dalam
atau jalan air penuh kayu dan ranting. 0,075 0,100 0,150
b. Saluran di pegunungan, tanpa tetumbuhan di
saluran tebing umumnya terjal, pohon dan semak-
semak sepanjang tebing.
1. Dasar: kerikil, kerakal dan sedikit batu besar
0,030 0,040 0,050
2. Dasar: kerakal dengan batu besar 0,040 0,050 0,070
D.2 Dataran banjir
a. Padang rumput tanpa belukar
1. Rumput pendek 0,025 0,030 0,035
2. Rumput pendek 0,025 0,030 0,035
b. Daerah pertanian
1. Tanpa tanaman 0,020 0,030 0,040
2. Tanaman dibariskan 0,025 0,035 0,045
3. Tanaman tidak dibariskan 0,030 0,040 0,050
c. Belukar
1. Belukar terpencar, banyak tanaman
pengganggu 0,035 0,050 0,070
2. Belukar jarang dan pohon, musim dingin

54
0,035 0,050 0,060
3. Belukar jarang dan pohon, musim semi 0,040 0,060 0,080
4. Belukar sedang sampai rapat, musim dingin
0,045 0,070 0,110
5. Belukar sedang sampai rapat, musim semi
0,070 0,100 0,160
d. Pohon-pohonan
1. Willow rapat, musim semi, lurus 0,110 0,150 0,200
2. Tanah telah dibersihkan, tunggul kayu tanpa
tunas 0,030 0,040 0,050
3. Seperti di atas, dengan tunas-tunas lebat 0,050 0,060 0,080
4. Banyak batang kayu, beberapa tumbang,
ranting-ranting, taraf banjir di bawah cabang
pohon 0,080 0,100 0,120
5. Seperti di atas, taraf banjir mencapai cabang
pohon 0,100 0,120 0,160
D.3 Saluran besar(lebar atas pada taraf banjir > 100 kaki).
Nilai n lebih kecil dari saluran kecil dengan perincian
yang sama, sebab tebing memberikan tahanan efektif
yang lebih kecil
a. Penampang beraturan tanpa batu besar atau belukar
0,025 0,060
b. Penampang tidak beraturan dan kasar 0,035 0,100

2.4 Latihan Soal

1. Penampang melintang saluran terbuka adalah trapezium dengan lebar dasar 4,0 m dan
kemiringan sisinya adalah 1 vertikal dan 2 horisontal.

Gambar & hitunglah debit, apabila kedalaman airnya adalah1,5 m dan S = 0,625 0 00

.
Gunakan : a. Rumus Chezy, C = 50
b. Rumus Bazin, m = 2,30

2. Saluran dengan penampang persegi panjang, lebarnya 2,5 m dan kemiringan

salurannya 2,5 0 00 . Hitunglah kedalaman airnya apabila debitnya adalah 10 m3/ det.

Gunakan Rumus Chezy dengan C=50.


55
2.5 Perencanaan kedalaman air normal (yn) dengan Grafis.
Lihat Grafik Kedalaman Normal (yn) : Grafik 4.2

Contoh Soal :
Akan berapakah dalamnya air yang mengalir pada laju 6,79 m 3/det. Dalam sebuah
saluran segi empat yang lebarnya 6,1 m, terletak pada kemiringan 0,0001 ? Gunakan
n = 0,0149, Hitung dengan :
a. Cara Analitis
b. Cara Grafis dengan Grafik 4.2 (Grafik untuk Mencari Kedalaman Normal, yn)
Jawab :

56
y=?

6,1 m

Q = 6,79 m3/det
S = 0,0001
a. Cara Analitis :
A  by  6,1 y
P  b  2 y  6,1  2 y
A 6,1 y
R 
P 6,1  2 y 

Q  A . V  1 / n R 2 / 3 s1 / 2 A
2/3
1  6,1 y 
6,79    0,00011 / 2 . 6,1 y
0,0149  6,1  2 y  

Cara Trial & Error, diperoleh : yn = 1,6 m ( kedalaman normal )


b. Cara Grafis dengan Grafik 4.2
Q  6,79 m 3 / det
b  6,1 m
s  0,0001
n  0.0149
Dit. yn = ?
Jawab :
1 Qn
Q AR 2 / 3 S 1 / 2  AR 2 / 3  1 / 2
n S
6,79  0,0149

0,0001 1 / 2
 10,1171

 6,1  124 ,226


8/3 8/3
b

57
AR2 / 3 10,1171
  0,081
b8 / 3 124,226
Dari Grafik 4.2 diperoleh :
yn
 0,26
b
yn  0,26 b
yn  0,26  6,1
yn  1,586
yn ~ 1,6 m
Maka kedalaman air, y :
a. Cara Analitis , y = 1,6 m
b. Cara Grafis, y = 1,6 m

2.6 Perencanaan Saluran Tahan Erosi

Sebagian besar saluran yang diberi lapisan dan saluran yang bahan-bahannya merupakan hasil
rakitan pabrik dapat menahan erosi dengan baik sehingga dianggap tahan erosi (non erodible).
Dalam merencanakan saluran tahan erosi, cukup menghitung ukuran-ukuran saluran dengan
rumus aliran seragam, kemudian memutuskan ukuran akhir berdasarkan efisiensi hidrolika /
penampang terbaik, praktis dan akonomis.
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan saluran tahan erosi, adalah :
1. Jenis bahan untuk saluran, yang menentukan koef.kekasaran (n)
2. V min ijin untuk mencegah pengendapan
3. Kemiringan dasar saluran (So)
4. Kemiringan dinding saluran
5. Jagaan (freeboard)
6. Penampang hidrolis terbaik

Ad.1 Bahan tahan erosi & pelapisan


Bahan-bahan tahan erosi yang dipakai untuk membentuk lapisan suatu saluran hasil
rakitan, meliputi : beton, pas.batu, baja, besi tuang, kayu, plastik, kaca, dll. Pemilihan
bahan tergantung pada :
 Jenis yang ada
 Harga bahan

58
 Metode pembangunan
 Tujuan pembangunan saluran tsb.

Ad. 2 V min ijin


V min ijin merupakan kecepatan terendah yang tidak menimbulkan sedimentasi dan
mendorong pertumbuhan tanaman air dan ganggang yang dapat mengganggu kapsitas
saluran. Umumnya V rata > 0,75 m/det.
Ad. 3 Kemiringan Saluran (So)
Kemiringan memanjang saluran biasanya diatur oleh keadaan topografi dan tinggi energi
yang diperlukan untuk mengaliran air. Dalam berbagai hal, So tergantung pula pada
kegunaan saluran.
Ad. 4 Kemiringan Dinding Saluran
Kemiringan dinding saluran tergantung pada jenis bahan saluran.

Tabel 2.4 Kemiringan dinding saluran untuk berbagai jenis bahan


Bahan Kemiringan Dinding
Batu Hampir tegak lurus
Tanah gambut ¼:1
Lempung teguh/tanah berlapis beton ½ : 1 sampai 1 : 1
Tanah berlapis batu/ tanah bagi saluran lebar 1:1
Lempung kaku/tanah bagi parit kecil 1½:1
Tanah berpasir lepas 2:1
Lempung berpasir/ lempung berpori 3:1

Ad. 5 Jagaan (freeboard)


Jagaan (freeboard) adalah jarak vertical dari puncak saluran ke permukaan air yang
berfungsi sebagai penahan jika muka air mengalami fluktuasi, seperti : tambahan air
hujan, muka air beriak, luapan saluran samping, jalan inspeksi, dll.

59
freeboard
y
1
h

Untuk menentukan tinggi freeboard dipakai formula USBR (United State Bureau of
Reclamation)

f  cy
Dimana :
f = freeboard/jagaan (feet)
y = kedalaman air (feet)
c = koefisien tergantung dari debit
Q ≤ 20 cfs c = 1,5
Q ≥ 3000 cfs c = 2,5
20 cfs < Q < 3000 cfs 1,5 < c < 2,5 ( interpolasi )

Ad. 6 Penampang Hidrolis Terbaik


Lihat Tabel 2.5
Penampang Saluran Hidrolis Terbaik ( terefisien ) adalah :
Penampang dengan Luas Penampang (A) yang sama, mempunyai Keliling Basah (P) yang
minimum, sehingga Radius hidrolik (R) maksimum dan Debit (Q) menjadi maksimum.
1. Saluran penampang persegi panjang dengan hidrolis terbaik (terefisien), jika :

b
y
2

60
y

A
A= by  b 
y
P= b+2y
A
P= +2y
y
Agar penampang menjadi terefisien, keliling basah (P) harus minimum, sehingga :
dP A
=0 y2 
dy 2
d A by
(  2 y)  0 y2 
dy y 2
A by
- 2  0 2 
y2 y2

A b b
2 2  y 
y2 y 2
b
Jadi debit ( Q) maksimum ( terefisien ), jika : y 
2
2. Saluran penampang lingkaran terefisien

Saluran penampang lingkaran ,

 y
d
terefisien, jika :

 1540
atau
y  0,95 d

61
3. Saluran penampang trapesium terefisien

1
y

Saluran penampang trapesium terefisien jika :

1
m  0,58
3
Tabel 2.5 Penampang Hidrolis Terbaik

Keliling Jari-jari Lebar Kedalaman Faktor


Luas
Penampang basah hidrolis puncak hidrolis penampang
A
P R T D Z
Trapesium,
setengah 3 𝑦2 2 3𝑦 1/2𝑦 4/3 3 𝑦 3/4 y 3/2 y2,5
bagian segi enam
Persegi panjang,
setengah bagian
2y2 4y 1/2𝑦 2y 𝑦 2y2,5
bujur
sangkar
Segitiga, setengah
bagian 2 2,5
y2 2 2𝑦 1/4 2 𝑦 2y 1/2y 𝑦
bujur sangkar 2

Setengah lingkaran
𝜋 2 𝜋 𝜋 2,5
𝑦 𝜋𝑦 1/2𝑦 2y 𝑦 𝑦
2 4 2

62
2.7 Contoh Soal :
1. Perlu digali saluran dengan penampang persegi panjang, terbuat dari batu pecah di
semen, untuk mengalirkan 13,5 m3 / det.air dari jarak 63,5 m dengan kecepatan 2, 25 m /
det. Tentukan penampang saluran yang terefisien dan gradiennya.
Jawab :

Q 13,5
A   6 m2
V 2,25
b
Penampang terefisien, y   b  2y
2
A  by  2 y . y  2 y 2

A A 6
y2  y   3  1,732 m  1,7 m
2 2 2
b  2 y  2  1,7  3,4 m
P  b  2y
P  3,4  2 x 1,7 
P  6,8 m
A 6
R   0,88 m
P 6,8

Untuk permukaan batu pecah di semen, diambil


1
kst =  33,3
0,03

63
V  kst R 2 / 3 S 1 / 2

V2 (2,25) 2
S   5,4 0 / 00
2
kst R 4/3
33,3 0,88
2 4/3

Maka , b = 3,4 m
y = 1,7 m
S = 5,4 0/00

2. Saluran trapesium mengalirkan debit, Q = 400 cfs, dibuat dengan saluran tahan erosi,
memiliki kemiringan 0,0016 dan n = 0,025
Tentukan ukuran penampang.
Jawab :
1,49 2 3 12
Pers. Manning, V R S ( British Unit)
n
Q=AV
1,49 2 1
Q AR 3 S 2
n
2 nQ 0,025x400
AR 3
   167,7(1)
1,49 S 1,49 0,0016
A = (b+zy)y

P  b  2y 1 z2
(b  zy ) y
R Substitusi ke persamaan (1)
(b  2 y 1  z 2 )

b  zy  y 5 3  167 ,7
2
(b  2 y 1  z 2 ) 3

b ditetapkan, misal = 20 feet


z ditetapkan, misal = 2

20  2 y  y 5 3  167,7
( 20  2 y 1  2 2 ) 2 3

7680  1720 y   y  (10  y ) 


2,5

Dengan Trial & Error, diperoleh y = 3,36 feet


64
 2,5  1,5 
f  cy c x(400  20 )  1,5  1,628
 3000  20 

f  1,628x3,36  2,34 feet


Sehingga kedalaman total, y total = y+f = 3,36 + 2,34 = 5,7 feet

Bila diperlukan penampang hidrolis terbaik/terefisien :


Dari table 2.5 diperoleh :
2
A  3y 2 dan R = 0,5 h substitusi ke Persamaan AR 3
 167,7
3 y 2 (0,5 y ) 2 3  167 ,7

Dengan trial & error, diperoleh y = 6,6 feet

f  1,628x6,6  3,3 feet


Sehingga kedalaman total, y total = y+f = 6,6 + 3,3 = 9,9 feet
Kemiringan dinding saluran penampang hidrolis terbaik,

untuk trapezium = 1 : 1 3 = 1 : 0,58

65
DAFTAR PUSTAKA

1. Chow V.T., Hidrolika Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta, 1989


2. Djojodihardjo, Harijono, Mekanika Fluida, Jakarta,1986
3. Dugdale,R.H., Mekanika Fluida, Erlangga, Jakarta, 1986
4. Giles,Renald V.,Teori dan Soal-Soal Mekanika Fluida dan Hidrolika, Edisi
kedua Erlangga, Jakarta, 1986
5. Maryono, Agus, Hidrolika Terapan, 1993
6. Raju, K.G. Rangga, Aliran Melalui Saluran Terbuka, Erlangga, Jakarta,
1988
7. Subramanya K.,Flow in Open Channel, 1987

66

You might also like