You are on page 1of 1

ABSTRACT

One evidence of problems the transparency in CPNS recruitment in the cases of collusion involving several officials.
Recognized or not, then the procurement reform CPNS this time actually constitute a form of recognition of its own
that during this time the public lacks confidence in the transparency and objectivityof the procurement reform State
Employment Agency (SEA) employess throught the Computer Assited Test (CAT) system. How can the transparency
of the CPNS recruitment 2014?. This study was approached with qualitative descriptive study, with a focus on the
preparation, registration, execution of tests, assessment, test
results an determination of the graduation test. Informants determined “purposive”, with interactive analysis
techniques (interactive models of analysis). It was concluded that the preparation stage, the perception awakened was
less, because the preparation was internal. But the test was good perception, namely the registration stage. It was
advisable to the national selection committee, the need for particular institution. So who eventually elected to
employess final set as not to arouse suspicion of fraud. Because, for the system test employess at the provincial and
district / city based only on Basic Competence Test (BCT)
Keywords : Tranparancy, Employesss recruitment

PENDAHULUAN
Latar Belakang Penelitian
Proses rekrutmen CPNS selama ini masih rentan suap, salah satu bukti adanya masalah dalam transparansi
rekrutmen CPNS tersebut adalah munculnya kasus-kasus kolusi yang melibatkan beberapa pejabat. Diakui ataupun
tidak, maka reformasi pengadaan CPNS kali ini sebetulnya merupakan suatu bentuk pengakuan tersendiri bahwa
selama ini masyarakat kurang percaya dengan transparansi dan obyektivitas pengadaan CPNS. Sebagai wujud
keseriusan BKN terhadap reformasi pengadaan CPNS yaitu sejak April 2013 merestrukturisasi Direktorat Rekrutmen
dan Kinerja Pegawai menjadi Direktorat Kinerja Pegawai dan Pusat Pengembangan Sistim Rekrutmen PNS, yang
langsung bertanggungjawab kepada Kepala BKN. Untuk mendukung reformasi pengadaan CPNS tersebut mulai
Tahun 2004 Direktorat Rekrutmen dan Kinerja Pegawai BKN melakukan pengkajian dan penelitian tentang sistim
rekrutmen berbasis kompetensi, Tahun 2006 membuat kajian penilaian Kompetensi Dasar PNS, Tahun 2007
melakukan study literature dan studi banding di dalam dan di luar negeri, Tahun 2008 melakukan rekrutmen pegawai
pengelola bank soal (http://www.bkn.go.id/wp-content/uploads/2014/05/zppd_Buku_CAT-BKN.pdf, diakses 13
Januari 2015).

Paling menonjol terlihat dari penggunaan sistim Computer Assisted Test (CAT) dalam rekrutmen CPNS.
Sejak Tahun 2008 disiapkan aplikasi CAT beserta sarana dan sarana/laboratorium CAT di Gedung II Lantai 2 dan
ruang tes di Gedung III difasilitasi Biro Umum dan Perlengkapan. Pada tahun tersebut juga telah dilakukan uji coba
sistim rekrutmen berbasis CAT. Pada tahun berikutnya atau Tahun 2009 dilakukan implementasi CAT untuk Tes
Jabatan Struktural Eselon IV dan Jabatan Fungsional Analis Kepegawaian. Pada tanggal 1 Juni 2009, Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara Taufik Effendi menandatangani prasasti CAT BKN di Gedung III Lt.6. Akhirnya
pada Tahun 2009, BKN menggunakan sistim CAT untuk seleksi CPNS untuk pertama kalinya dengan metode ranking.
Adapun berdasarkan Perka BKN Nomor 9 Tahun 2010, maka untuk pertama kalinya digunakan CAT dengan metode
passing grade untuk tes CPNS pada Tahun 2010. Benarkah sistim CAT secara riil di lapangan mampu mewujudkan
transparansi rekrutmen CPNS. Transparansi rekrutmen CPNS perlu dilihat sejak tahap pendaftaran, pelaksanaan tes,
pengolahan hasil tes, hingga tahap pengumuman kelulusan. Kini, sistim CAT memang bersifat sentralistis yaitu
langsung dikontrol pemerintah pusat, tetapi pengumuman kelulusan ternyata masih dilakukan oleh pemerintah daerah.

You might also like