You are on page 1of 29

ASUHAN KEBIDANAN

PADA Ny. “S” P10001 POST PARTUM FISIOLOGIS


HARI PERTAMA
DI BPS SUWARNI, Amd.Keb
TANGGAL 09 – 21 JULI 2007

OLEH :
YU’TA KHOFIFAH
NIM : 04.02.100

PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN


AKADEMI KEBIDANAN NAHDLATUL ULAMA TUBAN
Jl. P. Diponegoro No. 17 Tuban
TAHUN AKADEMIK 2006/2007

0
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masa nifas adalah masa rawan terjadinya gangguan, dimana pada masa
ini kondisi alat reproduksi mengalami masa pemulihan setelah proses kehamilan
dan persalinan.
Dalam masa ini sering terjadi kelainan-kelainan seperti infeksi nifas,
perdarahan post partum, sub involusi dan lain-lain. Oleh karena itu dalam masa
ini diperlukan pengawasan dan observasi secara teratur.
Angka kematian maternal di Indonesia + 450/100.000 kelainan maternal
+ 5-10 per 100.000 kelainan hidup (Sarwono, 2002 : 23).
Asuhan pada masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan
masa kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu
akibat kehamilan terjadi setelah persalinan, dan 50% kematian masa nifas
terjadi dalam 24 jam pertama.
Masa neonatus merupakan masa kritis dari kehidupan bayi, dua per tiga
kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian
bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan
melekat dan asuhan pada ibu dan bayi masa nifas dapat mencegah beberapa
kematian ini (YBP. Sarwono Prawirohardjo, 2002. 122-123).

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Penyusun dapat menerapkan dan mengembangkan pola pikir
secara ilmiah serta dapat mengimplementasikan antara teori yang
didapat dengan kasus yang ada dalam memberikan asuhan kebidanan
pada post partum hari ke 1.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik kebidanan diharapkan
mahasiswa mampu untuk :
1. Dapat mengumpulkan data termasuk data S dan O
2. Dapat menentukan interpretasi data pada ibu nifas
3. Dapat mengantisipasi diagnosa dan masalah potensial pada ibu nifas
fisiologis

1
4. Dapat melakukan tindakan segera / kolaborasi pada ibu nifas
fisiologis
5. Dapat melakukan intervensi pada ibu nifas fisiologi
6. Dapat melaksanakan implementasi pada ibu nifas fisiologis
7. Dapat mengevaluasi pada ibu nifas fisiologis

1.3 Ruang Lingkup


Berdasarkan uraian diatas dan keterbatasan buku serta keterbatasan
pengetahuan maka penulis mengambil judul “Asuhan Kebidanan Pada Primi
Para Fisiologis Hari Ke 1”.

1.4 Metode Penulisan


Metode penulisan yang digunakan dalam penyusunan laporan ini
adalah :
1.4.1 Metode Deskripsi
Yaitu, metode yang sifatnya mengungkapkan peristiwa atau gejala
yang terjadi pada waktu sekarang melalui :
- Studi kepustakaan yaitu berasal dari bahan-bahan atau buku-buku
yang erat berhubungan dengan laporan ini.
- Studi kasus yaitu mengadakan pengamatan pada pasien untuk
kemudian mengkaji masalah klien, merencanakan tindakan
kebidanan untuk kemudian dilaksanakan dan dievaluasi.
1.4.2 Pengumpulan data, tehnik pengumpulan data melalui wawancara
observasi dan pemeriksaan
1. Wawancara adalah tanya jawab dilaksanakan secara langsung pada
klien dan keluarganya.
2. Observasi meliputi : bio, psikososial, spiritual dengan mengamati
secara langsung kepada pasien.
3. Pemeriksaan meliputi : pemeriksaan fisik laboratorium, serta
pemeriksaan penunjang.

1.5 Pelaksanaan
Pelaksanaan praktik manajemen asuhan kebidanan dilakukan pada
tanggal 09 sampai 22 Juli 2007 di BPS Suwarni, Amd.Keb.

2
1.6 Sistematika Penulisan
BAB 1 : Berisi Pendahuluan yang terdiri dari :
 Latar Belakang
 Tujuan
 Ruang Lingkup
 Metode Penulisan
 Pelaksanaan
 Sistematika Penulisan
BAB 2 : Berisi Landasan Teori yang terdiri dari :
 Konsep Dasar Nifas Fisiologis
 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Helen Varney
BAB 3 : Berisi Tinjauan Kasus :
 Pengkajian Data
 Interpretasi Data / Diagnosa Masalah
 Identifikasi Diagnosa Potensial
 Identifikasi Kebutuhan Segera
 Intervensi
 Implementasi
 Evaluasi
BAB 4 : Berisi Penutup :
 Kesimpulan
 Saran
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 2
LANDASAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Masa Nifas


2.1.1 Definisi
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum
hamil. Masa nifas berlangsung selama kira-kira 6 minggu (Buku
panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal).
Masa nifas 1 masa puerperium adalah masa setelah partus selesai
dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu (kapita selekta kedokran jilid 1 :
36).
Masa nifas adalah masa pulih kembali dari persalinan selesai
sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lama masa ini 6-8
minggu.
2.1.2 Tahap Masa Nifas
Masa nifas dibagi dalam 3 periode :
1. Puerperium Dini
Yaitu kepulihan dimasa ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan (2 jam – 24 jam post partum).
2. Puerperium Intermedia
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia lamanya 6 – 8
hari.
3. Remote Puerperium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna
terutama bila selama hamil / waktu persalinan mempunyai
komplikasi, waktu untuk sehat sempurna bisa bermimggu, berbulan-
bulan / bertahun-tahun, waktunya lebih dari 40 hari.
2.1.3 Macam-Macam Lochea
Lochea adalah secret yang berasal cavum uteri dan vagina dalam
masa nifas.
1. Lochea Rubra (Cruenta)
Berisi darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua,
verniks kaseosa, lanugo dan mokonium selama 2 hari pasca
persalinan.
2. Lochea Shanguirolenta, berwarna kuning berisi darah dan lendir,
hari ke 3 – 7 pasca persalinan.

4
3. Lochea Serosa
Berwarna kuning, cairan tidak berdrah lagi pada hari ke 7 – 14 pasca
persalinan.
4. Lochea Alba, cairan putih, setelah 2 minggu.
5. Lochea Purulenta, terjadi infeksi, keluar cairan saperti nanah berbau
busuk.
6. Lochea Statis, lochea lancar keluarnya.
2.1.4 Perubahan-Perubahan Selama Masa Nifas
2.1.4.1 Perubahan Fisiologi
Uterus secara berangsur-angsur menjadi kecil (involusi)
sehingga akhirnya kembali seperti sebelum hamil. TFU dan
berat uterus menurut masa involusi sebagai berikut :
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 100 gram
Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gram
1 minggu Pertengahan pusat symphisis 500 gram
2 minggu Tidak teraba diatas symphisis 350 gram
6 minggu Bertambah kecil 50 gram
8 minggu Sebesar normal 30 gram
Sinopsis Obstetri
2.1.4.2 Penyesuaian dan Proses Fisiologis
1. Proses adaptasi perubahan psikologis pasca persalinan
dalam minggu-minggu pertama setelah melahirkan, banyak
wanita menunjukkan kala-kala psiklatrik, faktor-faktor
yang berperan :
1. Ketakutan yang berlebihan pada masa hamil
2. Struktur program yang tidak normal sebelumnya
3. Riwayat perkawinan abnomsal
4. Riwayat obstetrik / kandungan
5. Riwayat kelahiran mati / cacat
6. Riwayat penyakit lain
7. Riwayat perorangan abnomsal
2. Aspek Psikososial Post Partum
Yang harus diperhatikan pada masa transisi, adalah :
a. Fase Honey Moon
Yaitu, fase kontak yang lama antara ibu, ayah dan akan
setelah kelahiran anak.

5
b. Ikatan Kasih Sayang (Bonding & Attachement)
- Pada bayi, tercipta rasa kasih sayang dan rasa aman
- Pada ibu, mencurahkan kasih sayang, teknik
distraksi / mengalihkan perhatian saat penjahitan
perineum pada kala III, peningkatan produksi
desitosin dan mempercepat pelepasan plasenta.
c. Fase pada Masa Nifas
 Fase Taking In
Kebutuhan terhadap dirinya pasif dan
tergantung, berlangsungnya 1-2 hari, tidak
menginginkan kontrol dengan bayi.
 Fase Taking Hold
Mandiri dan berinisiatif, mulai melakukan
aktivitas dan belajar merawat diri dan bayinya.
Timbul kurang percaya diri dan merasa tidak
mampu, berlangsung + 10 hari.
 Latting Go
Peningkatan kemandirian, penyesuaian
hubungan keluarga merasakan peran dan tanggung
jawab yang baru.
2.1.5 Frekuensi Kunjungan Masa Nifas
Kunjungan masa nifas dilakukan untuk menilai ibu dan bayi baru
lahir dan mencegah, mendeteksi dan menangani masalah yang terjadi.
Kunjungan Waktu Tujuan
1 6-8 jam  Mencegah perdarahan masa nifas
setelah karena atonia uteri
persalinan  Mendeteksi dan merawat penyebab lain
perubahan : rujuk jika perdarahan
berlanjut.
 Mendirikan konseling pada ibu/salah
satu anggota keluarga bagaimana
mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri
 Pemberian ASI awal
 Melakukan hubungan antara ibu dan
bayi baru lahir
 Menjaga bayi tetap sehat dengan cara
mencegah hipotermia

6
 Jika petugas kesehatan menolong
persalinan, ia harus tinggal dengan ibu
dan bayi lahir untuk 2 jam pertama
setelah kelahiran atau sampai ibu dan
bayi dalam keadaan stabil.
2 6 hari  Memastikan involusi uterus berjalan
setelah normal, uterus berkontraksi, fundus
persalinan uteri dibawah umbilikus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak berbau.
 Menilai adanya tanda-tanda demam,
infeksi / perdarahan abnormal.
 Memastikan ibu mendapatkan cukup
makanan, cairan dan istirahat
 Memastikan ibu menyusui dengan baik
dan tidak memperlibatkan tanda-tanda
penyulit
 Memberikan konseling pada ibu
mengenai asuhan pada bayi, tali pusat,
menjaga bayi tetap hangat dan
merawat bayi sehari-hari.
3 2 minggu  Sama seperti diatas (6 hari setelah
setelah persalinan)
persalinan
4 6 minggu  Menanyakan pada ibu tentang penyulit-
setelah penyulit yang ia atau bayi alami
persalinan  Memberikan konseling untuk KB
secara dini.

2.1.6 Perawatan dan Hal-hal Yang Terjadi Selama Masa Nifas


2.1.6.1 Kebersihan Diri
- Anjurkan kebersihan seluruh tubuh
- Mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin
dengan sabun dan air. Pastikan ia mengerti untuk
membersihkan daerah di sekitar vulva terlebih dahulu, dari
depan ke belakang, baru kemudian membersihkan daerah
sekitar anus. Nasehatkan kepada ibu untuk membersihkan
vulva disetiap kali selesai buang air kecil atau besar.
- Sarankan ibu untuk mencuci tangan dengan sabun dan air
sebelum dan sesudah membersihkan daerah kemaluannya.
- Jika ibu mempunyai luka episiotomi / laserasi, sarankan
kepada ibu untuk menghindari menyentuh daerah luka

7
- Sarankan ibu untuk mengganti pembalut / kain pembalut
setidaknya dua kali sehari, kain dapat digunakan ulang jika
telah dicuci dengan baik dan dikeringkan dibawah
matahari / disetrika.
2.1.6.2 Istirahat
- Anjurkan ibu agar istirahat cukup untuk mencegah
kelelahan yang berlebihan
- Sarankan ia untuk kembali kegiatan-kegiatan rumah tangga
secara perlahan-lahan, serta untuk tidur siang atau
beristirahat selagi bayi tidur
- Kurang istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa
hal : mengurangi jumlah ASI yang diperoleh.
- Memperlambat proses involusi uterus dan memperbanyak
perdarahan
- Menyebabkan depresi dan ketidakmampuan untuk merawat
bayi dan diri sendiri
2.1.6.3 Latihan (Mobilisasi)
- Diskusi pentingnya otot-otot perut dan panggul kembali
normal. Ibu akan merasa lebih kuat dan isi menyebabkan
otot perutnya menjadi kuat sehingga mengurangi rasa sakit
pada punggung.
- Jelaskan bahwa latihan tertentu beberapa menit setiap hari
sangat membantu seperti :
 Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping,
menarik otot perut selagi menarik nafas, tahan nafas
kedalam dan angkat dagu ke dada, tahan satu hitungan
sampai 5, dan ulangi sebanyak 10 kali.
 Untuk memperkuat tonus otot jalan lahir dan dasar
panggul (latihan keger)
- Berdiri dengan tungkai diharapkan kencangkan otot-otot
pantat dan pinggul dan raham sampai 5 hitungan,
kendorkan dan ulangi latihan sebanyak 15 kali.
Mobilisasi diatas mempunyai variasi, bergantung pada
komplikasi persalinan, nifas dan sembuhnya luka-luka.

2.1.6.4 Gizi
Ibu menyusui harus :

8
- Mengkonsumsi tambahan 500 kalori tiap hari
- Makan dengan diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup
- Minum sedikitnya 3 liter air setiap hari (anjurkan ibu untuk
minum setiap kali menyusui)
- Pil zat besi harus diminum untuk menambah zat gizi
setidaknya selama 40 hari pasca bersalin
- Minum kapsul vitamin A (200.000 unit) agar bisa
memberikan HTA kepada bayinya melalui ASInya.
Makanan harus bermutu, bergizi dan cukup kalori,
sebaiknya makan makanan yang mengandung protein, banyak
cairan sayur-sayuran dan buah.
2.1.6.5 Eliminasi
1. Miksi (Buang Air Kecil)
Buang air kecil harus secepatnya dilakukan sendiri
kadang-kadang wanita sulit kencing karena pada persalinan
musculus sphineter vesica et urethare mengalami tekanan
oleh kepala janin dan spasme oleh inkasi musculus
sphineterani juga oleh karena adanya sedem kandung
kemih yang terjadi selama persalinan. Bila kandung kemih
penuh dengan wanita sulit kencing sebaiknya lakukan
katerisasi, sebab hal ini dapat mengundang terjadinya
infeksi. Bila infeksi terjadi Curethriris, cystitis, pyetitis)
maka pemberian antibiotika sudah pada tempatnya.
2. Defekasi (BAB)
Buang air besar harus sudah ada dalam 3-4 hari post
partum bila ada obstipasi dan timbul bercak yang keras,
dapat kita lakukan pemberian obat pencahar (laxanting)
peroral atau parenteral, atau dilakukan klisma bila masih
belum berakhir karena jika tidak, feses dapat tertimbun di
rectum dan menimbulkan demam.
2.1.6.6 Demam
Sesudah bersalin, suhu badan ibu naik + 0,5% dari
keadaan normal, tapi tidak melebihi 380C. Dan sesudah 12 jam
pertama suhu badan akan kembali normal. Bila suhu lebih dari
380C kemungkinan telah ada infeksi.
2.1.6.7 Mules-mules

9
Hal ini timbul akibat kontraksi uterus dan biasanya lebih
terasa sedang menyusui. Hal ini dialami selama 2-3 hari
sesudah bersalin. Perasaan sakit ini juga timbul bila masih ada
sisa selaput ketuban, plasenta / gumpalan di cavum uteri. Bila
si ibu sangat mengeluh, dapat diberikan oralgetik / sedative
supaya ia dapat beristirahat tidur.
2.1.6.8 Menyusui
ASI mengandung semua bahan yang diperoleh bayi,
mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu
segar, bersih dan siap untuk diminum.
 Tanda ASI cukup
- Bayi kencing setidaknya 6 kali dalam 24 jam dan
warnanya jernih sampai kuning muda.
- Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan
“berbiji”.
- Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun
dan tidur cukup. Bayi yang selalu tidur bukan pertanda
baik
- Bayi setidaknya 10-12 kali dum 24 jam
- Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali
selesai menyusui
- Ibu dapat merasakan rasa geli karena aliran ASI, setiap
kali bayi mulai menyusu.
- Bayi bertambah berat badannya
 ASI tidak cukup
- Bayi harus diberi ASI setiap kali ia merasa lapar
(setidaknya 10-12 kali dum 24 jam) dalam 2 minggu
pasca persalinan. Jika bayi dibiarkan tidur lebih dari 3-
4 jam, atau bayi diberi makanan lain atau payudara
tidak dikosongkan dengan baik setiap kali menyusui,
maka ”pesan hormonal” yang diterima otak ibu adalah
untuk “menghasilkan susu lebih sedikit”.
 Meningkatkan Suplai ASI
- Untuk Bayi
 Menyusui bayi setiap 2 jam, siang dan malam hari
dengan lama menyusui 10-15 menit disetiap
payudara

10
 Bangunkan bayi, lepaskan baju yang menyebabkan
rasa gerah dan duduklah selama menyusui
 Pastikan bayi menyusu dengan posisi menempel
yang baik dan dengarkan suara menelan yang aktif.
 Susui bayi ditempat yang terang dan nyaman dan
minumlah setiap kali menyusui
- Untuk Ibu
 Ibu harus meningkatkan istirahat dan minum
 Petugas kesehatan harus mengamati ibu yang
menyusui bayinya dan mengoreksi setiap kali
terdapat masalah pada posisi penempelan
 Yakinkan bahwa ia dapat memproduksi susu lebih
banyak dengan melakukan hal-hal tersebut diatas
 Perawatan Payudara
Perawatan payudara telah dimulai sejak hamil supaya
putting susu lemas, tidak keras dan kering sebagai
persiapan untuk menyusui bayinya. Bila bayi meninggal,
laktasi harus segera dihentikan dengan cara :
- Pembalutan payudara sampai tertekan
- Pemberian obat estrogen untuk supresi uterus, seperti
tablet lynoral, dan parlodel (sinopsis obstetri)
Untuk perawatan payudara sebaiknya :
 Menjaga payudara tetap bersih dan kering, terutama
puting susu
 Menggunakan BH yang menyongkok payudara
 Apabila puting susu lecet deskan koloskan atau ASI
yang keluar pada sekitar puting susu setiap kali selesai
menyusui. Menyusui tetap dilakukan dimulai dari
puting susu yang tidak lecet
 Apabila lecet sampai berat dapat diistirahatkan selama
24 jam. ASI dikeluarkan dan diminumkan dengan
menggunakan sendok
 Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum
paracetamol / tablet setiap 4-6 jam
 Apabila payudara rengkak akibat pemendungan ASI
lakukan :

11
- Pengompresan payudara dengan menggunakan kain
pasha dan sangat selama 5 menit
- Urutkan payudara dari arah pangkal menuju
puting / gunakan sisir untuk mengurut payudara
dengan arah “Z” menuju puting.
- Keluarkan ASI sebagian depan payudara sehingga
puting susu menjadi lunak.
- Susukan bayi setiap 2-3 jam. Apabila tidak dapat
menghisap seluruh ASI sisanya keluarkan dengan
tangan.
- Letakkan kain dingin pada payudara setelah
menyusui (Buku Panduan Praktis Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal).
2.1.6.9 Senggama
- Secara fisik aman untuk memulai hubungan suami istri
begitu darah merah berhenti dan ibu dapat memasukkan
satu atau dua jarinya ke dalam vagina tanpa rasa nyeri.
Begitu darah merah berhenti dan ibu tidak merasa nyeri,
aman untuk memulai melakukan hubungan suami istri
kapan saja ibu siap.
- Banyak budaya, yang mempunyai tradisi menunda
hubungan suami istri sampai masa waktu tertentu misalnya
setelah 40 hari atau 6 minggu setelah persalinan. Keputusan
bergantung pada pasangan yang bersangkutan.
2.1.6.10 Keluaga Berencana (KB)
- Idealnya pasangan harus menunggu sekurang-kurangnya 2
tahun sebelum ibu hamil kembali, setiap pasangan harus
menentukan sendiri kapan dan bagaimana mereka ingin
merencanakan tentang keluarganya. Namun, petugas
kesehatan dapat membantu merencanakan keluarganya
dengan mengajarkan kepada mereka tentang cara
mencegah kehamilan yang tidak diinginkan.
- Biasanya wanita tidak akan menghasilkan telur (ovulasi)
sebelum ia mendapatkan lagi haidnya selama mendeteksi
(aminore laktasi) oleh karena itu metode aminore laktasi
dapat dipakai sebelum haid pertama kembali untuk
mencegah terjadinya kehamilan baru berisiko cara ini
adalah 2% kehamilan.

12
- Meskipun beberapa metode KB mengandung resiko,
penggunaan kontrasepsi telah lebih aman, terutama apabila
ibu sudah halal lagi.
- Sebelum menggunakan metode KB, hal-hal berikut
sebaiknya dijelaskan dahulu kepada ibu
- Bagaimana metode ini dapat mencegah kehamilan dan
efektifitasnya
- Kelebihan / keuntungan
- Kekurangannya
- Efek samping
- Bagaimana menggunakan metode itu
- Kapan metode itu dapat dimulai digunakan untuk wanita
pasca kontrasepsi yang menyusul.
2.1.7 Pemeriksaan Post Natal meliputi antara lain :
1. Meliputi pemeriksaan umum, tekanan darah, nadi keluhan dan
sebagainya
2. Keadaan umum misalnya selera makan
3. Payudara dan putting susu
4. Dinding perut apakah ada hernia
5. Keadaan perineum
6. Kandung kencing apakah ada sistokel atau rektokel
7. Rektum apakah ada rektokel dan periksa tonus muskulus sping terani
8. Adanya fluor albus
9. Keadaan serviks uterus dan adnexa
2.1.8 Tujuan
Tujuan asuhan masa nifas antara lain :
1. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya baik fisik maupun psikologis
2. Melaksanakan skrining yang konperhensif, mendeteksi masalah,
mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun
bayinya
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan diri, nutrisi,
keluarga berencana, menyusui, pemberian imunisasi kepada bayinya
dan perawatan bayi sehat
4. Memberikan pelayanan keluarga berencana.

13
2.2 Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan pada Post Partum dengan
Fisiologis Menurut Helen Varney
Manajemen kebidanan adalah : metode pendekatan pemecahan masalah
ibu dan anak yang khusus dilakukan oleh bidan di dalam memberikan asuhan
kebidanan kepada individu, keluarga dan masyarakat.
Dalam melaksanakan manajemen kebidanan ini menggunakan 7 langkah
Varney yaitu :
2.2.1 Pengkajian atau Pengumpulan Data
Adalah pengumpulan data lengkap untuk mengevaluasi pasien yaitu
memeriksa dengan memperoleh seluruh data yang dibutuhkan untuk
penilaian secara sempurna dari klien
1. Data Subyektif
a. Biodata/Identitas klien meliputi :
Nama Klien : Nama Suami :
Umur : Umur :
Pendidikan : Pendidikan :
Pekerjaan : Pekerjaan :
Agama : Agama :
Alamat rumah : Menikah :
Lama :
b. Riwayat Menstruasi
Anamnese haid memberikan kesan pada klien tentang faal alat
kandungan haid terakhir, teratur tidaknya dan siklusnya,
digunakan untuk memperhitungkan tanggal persalinan.
c. Keluhan Utama
Keluhan utama pada pasien dengan persalinan fisiologis adalah :
- Rasa luka bekas jahitan perineum
- Keluar lochea
d. Riwayat persalinan dan nifas yang lalu
Ditanyakan apakah klien sudah pernah hamil, bila pernah hamil,
yang ke berapa, keluhan saat kehamilan.
e. Riwayat kehamilan sekarang
Berapa umur kehamilan sekarang, kapan mulanya merasa
pergerakan anak berapa kali klien periksa hamil apakah sudah
mendapat suntik TT, adakah keluhan-keluhan selama kehamilan
ini.

14
f. Riwayat keluarga
Adakah keturunan kembar, apakah dalam keluarga ada yang
menderita penyakit menurun, menular dan menahun.
g. Riwayat kesehatan yang lalu
Apakah klien pernah menderita penyakit dalam kehamilan
seperti perdarahan pre eklamsia, penyakit kehamilan dan lain-
lain.
h. Riwayat Psikososial
Pada anamnese ini ditanyakan hubungan klien dan suami,
keluarga dan tetangga, apakah kehamilan ini diharapkan atau
tidak bagaimana perasaan klien dan keluarganya terhadap calon
keluarga barunya.
i. Kebiasaan sehari-hari
Pada anamnese ini ditanyakan apakah selama hamil ini klien
pernah merokok, memakai obat-obatan, minum-minuman keras
dan minum jamu-jamuan.
j. Pola kegiatan sehari-hari
Ditanyakan bagaiman nutrisi klien, sebelum dan selama hamil
pola aktifitas selama hamil/sebelum hamil dan pola istirahatnya.
2. Data Obyektif
Dalam data ini diambil dari pemeriksaan fisik beserta pemeriksaan
diagnosa atau pendukung lain juga catatan medik lain. Data obyektif
ini meliputi :
1. Pemeriksaan umum meliputi :
- Kesadaran klien
- Keadaan umum klien
- TB/BB
- Tensi > 160/110 mmHg
- Nadi
- Suhu
2. Pemeriksaan fisik
Meliputi : inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi
- Inspeksi : Pemeriksaan fisik lengkap dengan melihat
perubahan-perubahan fisik selama masa
persalinan dari ujung rambut sampai ujung
kaki.
- Palpasi : Pemeriksaan ini meliputi :
 Leher : Adakah pembesaran kelenjar tiroid
 Mamae : Adakah bagaimana colostrumnya sudah
keluar / belum

15
- Auskultasi : Wising usus / pernafasan ronkhi, stridor
- Perkusi : Pemeriksaan ini untuk mengetahui
bagaimana reflek patella klien.
3. Pemeriksaan penunjang
- Data kelahiran dan persalinan sekarang
- Keadaan bayi lahir
2.2.2 Interpretasi Data / Diagnosa
Yaitu menentukan diagnosa atau masalah langkah ini
dikembangkan dari interpretasi data kedalam identifikasi yang spesifik
mengenai masalah/diagnosa.
Data Dasar
Ds : Data subyek yang menunjang diagnosa
Do : Data obyektif yang menunjang diagnosa
TFU, TTV, lochea, kontraksi uterus, konsistensi uterus
Kebutuhan : Kebutuhan pokok yang dibutuhkan pasien
2.2.3 Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah / diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan
dilakukan pencegahan diagnosa potensial.
2.2.4 Identifikasi Kebutuhan Segera dan Kolaborasi
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan / dokter
untuk ditangani bersama serta anggota lain tim kesehatan lain sesuai
kondisi pasien guna mencegah masalah potensial.
2.2.5 Intervensi
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan
oleh langkah-langkah yang sebelumnya. Langkah ini yang
diidentifikasi/diantisipasi pada langkah ini, informasi/data dasar yang
tidak lengkap dapat dilengkapi.
2.2.6 Implementasi
Rencana ini rencana asuhan yang menyeluruh yang telah diuraikan
langkah ke-5 dilaksanakan secara efisien dan aman. Perencanaan ini bisa
dilakukan oleh klien atau tim kesehatan lainnya.
2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang
sudah diberikan meliputi pemenuhan akan bantuan apakah benar-benar
terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasi
didalam diagnosa.

16
BAB 3
TINJAUAN KASUS

PADA Ny “S” P10001 POST PARTUM HARI KE 1 DENGAN PERSALINAN


SECARA SPONTAN B DI BPS SUWARNI TANGGAL 10 JULI 2007

3.1 Pengkajian Data


Anamnesa tanggal : 11 Juli 2007
3.1.1 Data Subyektif
1. Identifikasi
Nama klien : Ny “S” Nama suami : Tn “S”
Umur : 20 tahun Umur : 28 tahun
Bangsa/suku : Indonesia/Jawa Bangsa/suku : Indonesia/Jawa
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Baturetno, Tbn Alamat : Baturetno, Tbn
No. Register : -
2. Status Perkawinan
- Umur nikah : 18 tahun
- Lama menikah : 2 tahun
- Kawin : 1 kali
3. Keluhan Utama
Jahitan terasa perih
4. Riwayat Menstruasi
Siklus menstruasi : 28-30 hari Menarche : 13 tahun
Lama : 6-7 hari Dysmenorhea : kadang-kadang
Warna : Merah Fluor Albus : Kadang-kadang,
Bau : Anyir sebelum
menstruasi
5. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang Lalu
Suami Jns Hidup /
No UK Jns Pers Penol Penyul BB/PB Meneteki
ke Kel mati
1 1 36 Spontan Bidan - 2900 gr/ ♂ Hidup Ya
mgg B 47 cm

6. Riwayat Kesehatan / Penyakit Klien

17
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun atau
menular seperti : jantung, hipertensi, asma, DM, ginjal, hepatitis,
TBC dan tidak mempunyai keturunan kembar.
7. Riwayat Penyakit Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita
penyakit menurun atau menular seperti : jantung, hipertensi, asma,
DM, ginjal, hepatitis, TBC, tidak mempunyai keturunan kembar.
8. Pola Kehidupan Sehari-hari Selama Nifas
- Pola Nutrisi : Makan 3x sehari dengan menu
seimbang minum air putih kira-kira
6-8 gelas/hari
- Pola Eliminasi : BAK lancar BAB 1-2 kali sehari
- Pola Istirahat : Tidur siang 1-2 jam tidur malam 7-8
jam
- Pola Personal Hygiene : Mandi dan gosok gigi 2x/hari, cuci
rambut 1x dalam 2-3 hari
- Pola Aktivitas : Tidak melakukan kegiatan yang berat
- Hubungan Sexual : Tidak melakukan hubungan sexual
selama masa kehamilan dan masa nifas
- Perilaku Kesehatan : Selalu menjaga kebersihan diri dan
lingkungan dan tidak melakukan tarak.
9. Data Psikososial
- Respon ibu terhadap kelahiran bayi : sangat senang
- Rencana menyusui bayi sampai dengan : 6 bulan
- Tingkat pengetahuan ibu : ibu sudah mengerti tentang manfaat
ASI cara perawatan payudara dan kebersihan diri terutama vulva
hygiene
- Rencana mengasuh bayi oleh : ibu bersama suami dan keluarga
- Rencana KB : setelah anak berusia 3 bulan baru merencanakan
KB tapi ibu belum mengerti KB yang akan dipilih
- Kebiasaan masyarakat yang merugikan dan menguntungkan :
tidak ada.
3.1.2 Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
- Kesadaran : Composmentis
- KU : Baik
- BB/TB : 50 kg / 160 cm
- T/N/S/R : TD : 130/90 mmHg
N : 80x/mnt
S : 360C
R : 24x/mnt
2. Pemeriksaan Fisik

18
- Rambut : Bersih, tidak berketombe, tidak
rontok warna hitam
- Wajah
 Cloasma gravidarum : tidak ada
 Conjungtiva : merah muda
 Sclera : putih
- Mulut : Bersih
 Gigi : tidak ada karies
 Stomatitis : tidak ada
 Lidah : tidak pucat
- Leher
 Pembesaran vena jugularis : tidak ada
 Pembesaran kelenjar tiroid : tidak ada
- Payudara
 Bentuk : Simetris
 Areola : Hiperpigmentasi +/+
 Putting susu : Menonjol +/+
 Keluaran : Kolostrum +/+
 Bendungan ASI : (-)
 Benjolan : tidak ada
- Abdomen
 Luka bekas jahitan SC : Tidak ada
 TFU : Pertengahan pusat symphisis
 Konsistensi Uterus : Keras
 Kontraksi uterus : Baik
 Posisi uterus : Pertengahan pusat symphisis ante
fleksi
- Perinium
 Ruptur tingkat : 1 jahitan jelujur
 Bekas jahitan : ada
 Kebersihan : bersih
 Oedema : tidak ada
 Warna : kecoklatan
 Anus : Tidak ada hemoroid
- Pengeluaran Pervaginam / Lochea : Rubra
 Warna : Merah
 Jumlah : + 50 cc atau 3 kotek
 Bau : Anyir
 Konsistensi : Encer
- Ekstremitas atas/bawah : tidak oedema
- Reflek patella +/+
3.1.3 Data Penunjang
1. Data Kelahiran dan Persalinan Sekarang

19
- Umur kehamilan : 36 minggu
- Penyulit : tidak ada
- Periksa kehamilan : 6 kali
Belum pernah suntik TT
- Proses persalinan
 Kala I Tanggal 10 Juli 2007 Jam 23.30 WIB
Datang pembukaan lengkap
 Kala II Tanggal 10 Juli 2007 Jam 23.50 WIB
 Kala III Tanggal 10 Juli 2007 Jam 00.00 WIB
 Kala IV Tanggal 11 Juli 2007 Jam 00.15 WIB
- Keadaan Bayi
 KU : Baik
 Hr : 122x/mnt → 120-160x/mnt
 S : 36,50C
 RR : 50x/mnt → 50-60x/mnt
 PASI/ASI : 20 cc / sampai bayi kenyang
 Reflek : Sucking baik, saat menghisap ASI
 A-S : 8-9
 Jenis kelamin : laki-laki
 BB/PB : 2900 gr / 47 cm

3.2 Interpretasi Data


Diagnosa : P10001 post partum hari ke 1
Ds : Ibu mengatakan senang dengan kelahiran anak pertamanya.
Do :
TD : 130/90 mmHg
N : 80x/mnt
S : 360C
R : 24x/mnt
Palpasi : TFU : pertengahan pusat dengan symphisis
Kontraksi uterus : baik
Konsistensi : keras
Keluaran pervaginam : lochea rubra

3.3 Antisipasi Diagnosa dan Masalah Potensial


Tidak ada

3.4 Tindakan Segera / Kolaborasi


Tidak ada

3.5 Perencanaan / Intervensi Secara Menyeluruh


Tanggal : 11 Juli 2007 Jam : 08.00 WIB

20
Diagnosa : P10001 post partum hari ke 1
Ds : Ibu mengatakan senang dengan kelahiran anak pertamanya.
Do : TD : 130/90 mmHg
N : 80x/mnt
S : 360C
R : 24x/mnt
Palpasi :
Payudara : Colostrum -/-
Abdomen : TFU pertengahan pusat dengan symphisis
Kontraksi uterus : baik
Konsistensi : keras
Inspeksi : Keluaran pervaginam : lochea rubra
No Rencana Tindakan Rasional
1 Cuci tangan sebelum dan sesudah - Untuk pencegahan infeksi
tindakan
2 Lakukan komunikasi terapeutik. - Memudahkan dalam memberikan asuhan.
3 Lakukan pemeriksaan fisik - Mengetahui KU ibu, komplikasi yang
dialami ibu.
4 Ajarkan ibu tentang kebersihan diri dan - Mencegah terjadinya infeksi,
kebersihan luka jahitan pada vulva mempercepat penyembuhan luka jahitan.
(personal hygiene).
5 Jelaskan tentang nutrisi pada ibu nifas - Untuk mempercepat pulihnya keadaan
ibu.
6 Ajarkan ibu cara menyusui yang benar. - Asupan nutrisi bayi tercukupi.
7 Ajarkan ibu cara merawat payudara. - Agar tidak terjadi bendungan ASI pada
payudara.
8 Ajarkan ibu cara merawat tali pusat - Mencegah terjadinya infeksi tali pusat
9 Memotivasi ibu untuk memberikan ASI - Meningkatkan kekebalan tubuh bayi.
Eksklusif pada bayi.
10 KIE pada ibu untuk imunisasi - Mencegah timbulnya penyakit.
11 Anjurkan ibu untuk segera ikut KB - Memantapkan ibu dalam memilih
kontrasepsi yang sesuai.
12 Kunjungan ulang. - Mengetahui kesehatan ibu setelah
beberapa hari melahirkan.

3.6 Implementasi
Tanggal : 11 Juli 2007 Jam : 08.30 WIB
Diagnosa : P10001 post partum hari pertama

21
Tanggal / Jam Tindakan
11 Juli 2007 - Mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
07.00 WIB - Melakukan komunikasi terapeutik
- Melakukan pemeriksaan fisik
KU : baik
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 130/90 mmHg S : 360C
N : 80x/mnt R : 24x/mnt
TFU : Pertengahan pusat dengan symphisis
Kontraksi uterus : Baik
Konsistensi uterus : keras
- Mengejarkan pada ibu cara membersihkan luka jahitan yaitu perenium
 Cebok dengan air bersih dari depan ke belakang ulangi beberapa kali
 Lakukan hal diatas setiap kali mandi / selesai BAK dan BAB.
- Menjelaskan pada ibu tentang nutrisi yaitu untuk mempercepat pulihnya
keadaan ibu.
 Ibu tidak boleh tarak
- Mengajarkan pada ibu cara menyusui bayi yang benar.
 Dagu bayi menempel payudara ibu dengan baik
 Mulut terbuka lebar
 Bibir bawah membuka keluar
 Areola tampak lebih banyak dibagian atas dari pada bawah
- Mengajarkan pada ibu cara merawat payudara.
 Kompres kedua putting dengan kapas berminyak (baby oil selama 3
menit)
 Tuangkan minyak (baby oil) pada kedua telapak tangan dan ratakan
 Bersihkan kedua putting dengan kapas berminyak
 Mengurut payudara dengan cara menyisir tangan kiri menyangga
tangan kanan menyisir dari atas kebawah kearah putting
 Guyur payudara dengan air hangat kemudian air dingin
 Kemudian keringkan
- Mengajarkan pada ibu cara merawat tali pusat.
 Kasa steril dibasahi dengan alkohol 70%
 Bungkus tali pusat dengan kasa alkohol tadi dengan cara kasa
dililitkan pada pusar bayi sehingga tali pusat tertutup seluruhnya oleh
kasa
 Ganti kasa minimal 2 kali sehari atau ganti bila kotor terkena kencing
atau kotoran

 Lakukan sampai tali pusat lepas dan luka bekas lepasnya tali pusat
sembuh
- Memotivasi ibu untuk menyusui bayinya dengan memberikan ASI
Eksklusif selama 4-6 bulan.

22
- Menjelaskan kepada ibu tentang imunisasi
 BCG diberikan 1x pada bayi umur 0-11 bulan
untuk mencegah penyakit Tubercolusis (TBC)
 DPT diberikan 3x diberikan pada bayi umur 2-11 bulan
Untuk mencegah penyakit Difteri (indrak), pertusis (batuk rejan),
tetanus.
 Polio diberikan 4x pada bayi umur 0-11 bulan
Untuk mencegah penyakit poliomyelitis (kelumpuhan)
 Campak diberikan 1x pada bayi umur 9-11 bulan
Untuk mencegah penyakit campak (measles)
 Hepatitis B diberikan 3x pada bayi umur 0-11 bulan
 Untuk mencegah penyakit hepatitis
- Menganjurkan kepada ibu untuk menggunakan alat kontrasepsi seperti :
 KB suntik 1 bulan
 KB suntik 3 bulan
 Kondom
 Implant (susuk)
 AKDR
 Kontap yaitu vasektomi atau tubektomi (steril)
- Kunjungan ulang 1 minggu lagi

3.7 Evaluasi
Tanggal : 11 Juli 2007
S : Ibu mengatakan sudah mengerti dengan yang diajarkan oleh petugas
kesehatan.
O : - Ibu tampak senang dan
- Ibu dapat mengulang kembali penjelasan petugas kesehatan
A : P10001 Post Partum Hari Ke 1
P : - Kunjungan ulang 1 minggu lagi
- Beri HE tentang :
 Bila belum menginginkan anak, anjurkan melakukan hubungan
seksual setelah mengikuti KB
 Perawatan bayi baru lahir
 Anjurkan ibu untuk menambah porsi makan 2x lebih banyak dari
porsi biasanya
 Anjurkan ibu memberikan ASI Eksklusif pada bayinya (selama 6
bulan)
BAB 4
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

23
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah partus selesai, dimulai
setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti
keadaan sebelum hamil, yang berlangsung kira-kira 6 minggu. Tahapan masa
nifas dibagi dalam 3 periode. Puerperium dini, puerperium intermedia dan
remote puerperium, selama masa nifas dianjurkan untuk melakukan kunjungan
4 kali lagi. Hal-hal yang terjadi selama masa nifas dan perawatan masa nifas,
yaitu kebesihan dan istirahat mobilisasi, gizi, eliminasi, demam, mules-mules
menyusui senggama dan KB.

4.2 Saran
4.2.1 Bagi Mahasiswa
Mahasiswa dapat meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan
dan meningkatkan ketrampilan dalam penanganan ataupun dalam
perawatan selama masa nifas puerperium.
4.2.2 Bagi Lahan Praktek
Dapat meningkatkan jumlah fasilitas sarana dan prasarana yaitu
menyediakan yang lengkap sehingga melakukan tindakan dengan
efisien.
4.2.3 Bagi Institusi Pendidikan
Dapat menjadikan sebagai masukan sebagai tambahan dalam
pembelajaran teori dan dapat memperbanyak buku-buku yang berkaitan
dengan alat kontrasepsi sehingga dapat dijadikan sebagai literatur.

DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer. Arif. 2001. Kapita Selekta Kedoktera (Edisi Ketiga Jilid Pertama). Media
Aesculapius : FKUI

24
Prawirohardjo, Sarwono. 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
dan Neonatal. Jakarta : YBP-SP

Prawirohardjo, Sarwono. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi.


Jakarta : YBP-SP

LEMBAR PENGESAHAN

25
Laporan Asuhan Kebidanan Pada Ny “S” P10001 Post Partum Fisiologis Hari
Pertama yang telah disyahkan dan disetujui oleh pembimbing di lahan praktek dan
pembimbing akademik pada tanggal 09-21 Juli 2007.

Mahasiswa
AKBID NU Tuban

YU’TA KHOFIFAH
NIM. 04.02.100

Mengetahui
Pembimbing Praktek Pembimbing Akademik

SUWARNI, Amd.Keb ALINEA DWI ELISANTI, SKM


NIK. 45115020

KATA PENGANTAR

ii

26
Alhamdulillah puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
rahmat hidayahNya dan karuniaNya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan tugas
laporan asuhan kebidanan dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ny “S” P 10001 post
partum fisiologis hari pertama di BPS Suwarni”.
Dalam penyusunan laporan ini kami berusaha dan berupaya semaksimal
mungkin mengaplikasikan ilmu pengetahuan dan prinsip-prinsip ilmiah yang telah
penyusun peroleh selama dalam pendidikan tanpa terlepas dari bimbingan arahan dan
dukungan serta bantuan dari berbagai pihak, untuk itu enyusun mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Bapak Miftahul Munir SKM, M. Kes selaku Direktur Akademik Kebidanan
Nahdlatul Ulama Tuban
2. Ibu Suwarni selaku Pembimbing
3. Ibu Alinea Dwi Elisanti selaku Pembimbing Akademik
4. Rekan-rekan yang membantu dan memberi semangat / dukungan dalam
penyelesaian makalah
5. Kedua orang tua yang telah memberi dukungan dan do’a sehingga makalah ini
dapat tersusun sesuai dengan harapan.
Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari sepenuhnya adanya
kekurangan ataupun kesalahan baik dari segi isi maupun penulisannya. Oleh karena
itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat kami
harapkan demi keberhasilan dan kesempurnaan pembuatan laporan selanjutnya.

Tuban, Juli 2007

Penulis

DAFTAR ISI

iii
Halaman Judul .......................................................................................................... i

27
Lembar Pengesahan .................................................................................................. ii
Kata Pengantar .......................................................................................................... iii
Daftar Isi ................................................................................................................... iv
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................... 1
1.3 Ruang Lingkup .................................................................................. 2
1.4 Metode Penulisan .............................................................................. 2
1.5 Pelaksanaan ....................................................................................... 2
1.6 Sistematika Penulisan ....................................................................... 3
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Konsep Dasar Nifas Fisiologis........................................................... 4
2.2 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Menurut Hellen Varney .............. 14
BAB 3 TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Data ................................................................................... 17
3.2 Interpretasi Data ................................................................................... 20
3.3 Antisipasi Diagnosa dan Masalah Potensial ........................................ 20
3.4 Tindakan Segera / Kolaborasi .............................................................. 20
3.5 Perencanaan / Intervensi ...................................................................... 21
3.6 Implementasi / Pelaksanaan ................................................................. 22
3.7 Evaluasi ................................................................................................ 23
BAB 4 PENUTUP
4.1 Kesimpulan ....................................................................................... 24
4.2 Saran ................................................................................................. 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 25

iv

28

You might also like