You are on page 1of 4

Tahukah Anda ada dua tipe aliran pendapatan yaitu pendapatan linear dan

pendapatan residual. Pendapatan linear adalah pendapatan yang bersifat satu


arah yang bisa habis, sedangkan pendapatan residual bersifat terus-menerus. Mana
nih yang lebih menarik? Pasti pendapatan residual khan...

Pendapatan yang hanya dibayar sekali saat Anda melakukan suatu pekerjaan
merupakan contoh pendapatan linear. Jika Anda behenti bekerja, Anda tidak akan
mendapat bayaran. Hal ini berbeda dengan pendapatan residual, Anda bisa
dibayar berkali-kali untuk suatu pekerjaan yang Anda lakukan. Apa mungkin itu?
Mungkin banget. Yuk kita intip apa aja sih pekerjaan yang memungkinkan kita
mendapat penghasilan residual...

Pada artikel Bangunlah Pipa Air Sebelum Anda memerlukannya, diceritakan


tentang 2 orang pengangkut air dengan menggunakan ember. Ini termasuk
pekerjaan linear. Mereka dibayar saat ada orang yang membeli air tersebut.
Kemudian salah satu dari mereka berusaha membangun saluran pipa air. Anda
lihat setelah saluran pipa terbentuk, hanya dengan membuka keran, air pun
mengalir. Pembuat pipa saluran air tersebut harus bekerja ekstra keras terlebih
dahulu saat proses pembangunan pipa air tersebut. Namun setelah itu hasil kerja
keras dapat dinikmati berulang-kali. Versi asli cerita tersebut dapat Anda baca
pada buku Parable of the Pipeline karangan Burke Hedges.

Para pengarang buku, penulis lagu, penemu, agen asuransi, agen sekuritas,
pemasar jaringan, pemilik waralaba, pencipta software, investor, dsb merupakan
contoh-contoh pekerjaan yang menghasilkan residual income. Bagaimana dengan
pemilik website / blog? Jika kita membangun situs berdasarkan teknik SEO yang
benar (tidak menggunakan black hat), mungkin Anda akan merasakan
perkembangan situs Anda awalnya terasa lambat. Tidak mudah menyenangkan
hati Google search engine yang menyukai keywords, konten, dan backlink. Jika
situs kita optimal terlalu cepat, Google malah marah dan situs kita bisa masuk
penjara sandbox. Jadi kita harus membuatnya optimal dengan cara natural. SEO
merupakan cara lambat tapi pasti.

Setelah traffic mulai berdatangan, kita dapat mulai menyewakan space blog kita
untuk iklan, memasang / promosi program affiliasi (untuk blog bahasa Inggris:
Amazon, Google Adsense, Clickbank, Shareasale, dsb sedangkan blog bahasa
Indonesia kumpul blogger, PPC Indo, AdsenseCamp, affiliasi gratis, dsb). Saat
ada yang mengklik iklan PPC yang ada di blog, kita mendapat bayaran. Ada juga
program Pay Per Lead (PPL) yang berarti kita dibayar bila berhasil membuat
orang menjadi prospek yang mau mengisi data diri atau Pay Per Sale (PPS), kita
dibayar saat penjualan terjadi.

Nah saat situs kita sudah optimal, akan banyak kata kunci yang menduduki
peringkat atas SERP (Search Engine Result Page), misal di halaman 1 Google.
Saat orang mengetik kata kunci yang kita target, karena blog kita ada di halaman
1 Google, kemungkinan orang masuk ke blog kita makin besar. Mungkin saat di
blog kita, pengunjung akan tertarik mengklik iklan yang ada, membeli produk
affliasi yang kita tawarkan, dsb. Di sini terlihat upaya kita untuk mengoptimalkan
situs memang tidak mudah, tapi setelah usaha kita berhasil, kita bisa mendapatkan
pendapatan residual. Setuju?

Menurut RG Allen dan B Hedges di buku Lima Saluran Pipa Penghasil


Kekayaan, penghasilan linear dapat diibaratkan saat Anda berjalan naik di
eksalator yang tangganya sedang bergerak turun. Jika Anda pernah salah naik
eskalator tentu bisa merasakan bagaimana beratnya mengayunkan langkah untuk
sekedar berada di posisi yang sama. Apalagi untuk naik ke atas. Untuk mencapai
atas, Anda harus berjalan dengan kecepatan sekitar 2 kali lipat. Mungkin Anda
harus berlari sampai nafas Anda terengah-engah.

Bandingkan dengan orang yang berada di eskalator yang benar. Hanya sekedar
berdiri diam di eskalator yang arahnya naik, dia sudah sampai di atas.

Eskalator naik dan eskalator turun ini melambangkan pendapatan residual dan
linear. Perekonomian adalah eskalator menurun. Anda harus bekerja keras
membanting tulang untuk mendapatkan uang. Dengan tingkat inflasi yang tinggi
atau resesi berkepanjangan, kenaikan pendapatan tidak sebanding dengan naiknya
harga-harga. Untuk bertahan di tempat yang sama, Anda harus berkerja ekstra
keras. Sayangnya hal tersebut tidak membuat kemajuan berarti. Gaji Anda
mungkin naik, namun tingkat pengeluaran jauh lebih besar. Sulit sekali mengejar
ketinggalan. Jika Anda berhenti sedikit saja, eskalator langsung membawa Anda
ke tangga paling bawah.

Begitulah nasib penghasilan linear. Contoh lainnya strategi yang digunakan untuk
menangkap monyet di Afrika. Penduduk setempat mengambil buah kelapa,
memotong ujungnya sehingga menghasilkan lubang sebesar pergelangan tangan
monyet. Pangkal kelapa diikat dengan tali yang cukup panjang. Di dalam lubang
ditempatkan beberapa biji kacang.

Setelah itu, pemasang perangkap mengulur tali dan bersembunyi di balik


pepohonan. Tak lama kemudian monyet yang mencium bau kacang dalam batok
kelapa akan datang. Monyet tersebut memasukkan tangan merongoh batok kelapa
untuk mengambil kacang. Namun tangan yang menggenggam kacang menjadi
terlalu lebar untuk bisa melewati lubang batok kelapa. Si monyet terjebak. Si
pemasang perangkap tinggal menarik tali untuk menangkap monyet yang tidak
mau melepas kacang dalam genggamannya tersebut.

Jika Anda bekerja untuk mendapatkan uang dan berjalan naik di eskalator yang
bergerak turun, Anda menjadi seperti monyet yang terjebak pada perangkap
kacang pada batok kelapa tersebut. Penulis buku Lima Saluran Pipa Penghasil
Kekayaan menganjurkan kita untuk mulai membangun pendapatan residual. Pelan
tapi pasti, menyisihkan uang dan waktu kita untuk mulai membangun saluran
demi saluran pipa yang bisa menciptakan residual income. Sudahkah Anda
membangun pendapatan residual Anda?

Kenapa orang mesti bersusah payah bekerja ? mungkin itu sebuah “a stupid
question” karena kebanyakan akan menjawabannya untuk mencari nafkah, dan
jawaban lainnya mungkin bersifat klise – seperti misalnya ingin melayani orang
lain atau bekerja karena dorongan aktualisasi diri dan sebagainya. Namun tujuan
akhir dari sebuah pekerjaan adalah adanya imbalan dalam bentuk penghasilan atau
pendapatan atau imbalan dalam bentuk lain sebagai balasan atas hasil jerih payah
usaha yang telah dilakukan.

Pada dasarnya ada dua tipe penghasilan yaitu penghasilan linear dan penghasilan
residual. Penghasilan linear adalah imbalan langsung yang diterima sebagai
imbalan penghargaan atas pekerjaan yang telah dikerjakan. Sedangkan
penghasilan residual adalah pengasilan yang tetap diterima meskipun pekerjaan
telah selesai dilaksanakan. Contoh penghasilan residual adalah royalty yang
diterima oleh pengarang buku. Sepanjang buku yang diproduksi masih laku terjual
maka pengarang buku masih berhak menerima penghasilan dari hak royalty buku
karangannya.

Kenapa kita perlu membangun residual income ? Membangun residual income


memang tidak mudah karena membutuhkan talenta yang tinggi dan hasil titian
sebuah proses yang panjang. Seringkali memang orang menjadi lupa bilamana dia
sudah bekerja disebuah entitas organisasi atau pihak lain, posisinya pada kondisi
nyaman. Sebenarnya bekerja dengan pihak lain maka dia menjadi terikat hukum
barter uang dan waktu (Hengki Ferdianto). Maksudnya kita akan mendapatkan
imbalan uang bilamana kita menyediakan waktu dan usaha untuk kepentingan
pihak lain, sebaliknya bilamana kita tidak dapat meluangkan waktu kita untuk
pihak lain maka kita tidak akan mendapatkan imbalan uang.

Dari situasi ini terlihat ketidak independensi diri kita, karena kita akan menjadi
obyek bukan menjadi subyek/pelaku, dan tentu saja nasib kita sangat ditentukan
oleh pihak lain. Ingat kisah karya Burke Hedges dalam bukunya ”The Parable of
the Pipeline”, atau kalau diterjemahkan adalah kisah “Manusia Pipa dan Manusia
Pembawa Ember”. Kisah ini memang sangat inspiratif untuk membangkitkan
kesadaran kita akan pentingnya mempersiapkan masa depan. Dimana dikisahkan
bahwa dahulu di Italia pada tahun 1801 hiduplah dua orang bersaudara bernama –
Pablo dan Bruno”. Dua pemuda bersaudara ini rajin bekerja dan punya ambisi
besar untuk sukses. Mereka mendapatkan pekerjaan dari penduduk didesanya
untuk membawa/mengisi tempat penyimpanan air warga desanya. Untuk setiap
ember air yang dibawa, mereka berdua diberi upah. Dari hasil upah membawakan
air ini kedua pemuda ini tergolong sejahtera. Namun Pablo sadar bahwa fisik dia
tidak akan selamanya muda dan kuat. Maka muncul ide dia untuk membangun
jaringan pipa yang menghubungkan antara sumber mata air dan tempat
penampungan air warga. Namun Bruno tidak setuju dengan gagasan saudaranya
ini, karena Bruno sudah merasa nyaman sebagai pekerja pembawa ember air.
Akhirnya Bruno mengerjakan menyambung pipa air tersebut seorang diri yang ia
lakukan setelah mengerjakan tugas mengisi tempat penampungan air warga desa.
Butuh waktu lama Bruno menyambung pipa air itu, pada saat sambungan pipa ini
selesai ternyata mereka berdua sudah tidak muda lagi dan sekuat dulu lagi. Nah
pada saat ini nasib antara Pablo dan Bruno berbeda. Kemampuan Pablo dalam
mengangkat ember air sudah sangat jauh berkurang sehingga upah yang diterima
menjadi sedikit. Sedangkan Bruno pada saat ini dia mulai merasakan manfaat dari
usaha jerih payah yang dia bangun selama ini. Dengan membuka kran air yang
menghubungkan antara sumber air dan tempat penampungan air warga maka dia
memperoleh penghasilan tanpa perlu capek membawanya ember air. Pipa air
inilah yang memberikan rizki bagi Bruno tanpa perlu bersusah payah, tak perlu
bekerja lagi, tak peduli siang atau malam, rizkinya tetap mengalir.

Demikianlah bahwa kita tidak boleh terlena dengan segala kenyamanan yang kita
peroleh selama ini karena tidak akan selamanya begitu. Kalau kita bekerja dengan
pihak lain, kalau kita masih membawa manfaat bagi pihak yang mempekerjakan
kita tentu kita akan diberikan imbalan, nah kalau kita sudah loyo karena fisik dan
mental yang sudah menurun ? bagaimana nasib kita dan keluarga kita
selanjutnya ? perlu kita fikirkan sebelum itu terjadi.

Kalau menurut hemat saya (silahkan untuk disempurnakan) residual income ini
dapat diperoleh dengan membangun akumulasi: 1. orang, 2. intelektual dan 3. aset
investasi. Setiap elemen dari tersebut mempunyai potensi ekonomi yang dapat
diberdayakan untuk menghasilkan streamline penghasilan. Sebagai contoh disini
misalnya membangun akumulasi orang. Dengan membentuk jaringan semacam
sistem multi level marketing (mlm) menjadi suatu komunitas orang karena
kesamaan kebutuhan misalnya, maka akan tercipta niche market yang sangat
potensial dapat kita gunakan sebagai sumber pemasaran produk/jasa. Maka dari
komunitas ini bisa mendatangkan streamline penghasilan yang akan terus
mengalir meskipun kita tidak melakukan pekerjaan tersebut lagi. Dipenghujung
kata salah seorang yang sukses membangun residual income dan patut kita tiru
langkahnya adalah pengarang cerita asal Inggris : JK Rowlings. Kekayaan
pengarang berusia 37 tahun itu menurut London Times dari hasil royalti serial
Harry Potter sudah mengumpulkan total kekayaan $ 577 juta menggeser posisi
ratu Inggris sendiri. Memang tidak mudah mencapai itu semua, namun kalau dia
bisa kenapa kita tidak.

You might also like