Professional Documents
Culture Documents
Pada bab ini peneliti akan menganalisa penyebab mengapa masalah itu
terjadi, disini peneliti menggunakan Pareto Chart untuk mengetahui jumlah cacat
terbesar dari beberapa jenis cacat yang terjadi, kemudian cause effect diagram
atau biasa di sebut Diagram Sebab Akibat / Diagram Tulang Ikan dan FMEA
untuk melakukan proses perbaikan Yang pertama akan dianalisa disini yaitu
71
Tabel 5.2. Data cacat rijek pipa bocor
2 390 0 0% 50.00 %
72
Tabel 5.3. Data Perbandingan cacat produk kurang isi refrigerant dan pipa bocor
12 11 105.00%
10 100% 100.00%
8 95.00%
6
6 90.00% Jumlah NG
%Kumulatif
4 64.70% 85.00%
2 80.00%
0 75.00%
kurang isi refrigerant rijek pipa bocor
tertinggi ntuk produk HVAC yaitu kurang isi sebanyak 64,70% . Oleh karena itu
kurang isi pada produk HVAC tipe Split ini menjadi masalah serius yang harus
73
5.1. Diagram Sebab – Akibat
dapat terdiri atas 5 faktor yaitu manusia, metode, material, mesin dan lingkungan.
Tetapi dalam tugas akhir yang disusun ini teridentifikasi 4 faktor penyebab cacat
yaitu karena faktor manusia, mesin, lingkungan dan metode. Berikut diagram
sebab akibat terjadinya kurang isi refrigerant pada produk HVAC tipe split :
74
METHODE
MAN
Teknisi kurang
memahami proses Kecapean/Terlalu lelah
Teknisi kurang
Teknisi kurang teliti
Instruksi kurang jelas
pelatihan
Instruksi Kerja
Teknisi kurang peduli Sakit
Instruksi kerja tidak pernah update
Pada saat pengisian
refrigerant, teknisi tidak
perhatikan indikator
HVAC SPLIT
Kurang isi Refrigerant
Ketebalan pipa tidak tebal
Ruangan Kurang Ventilasi
Panas dan bising refrigerant dibawah
standard/kurang berkualitas
ENVIROMENTAL
MATERIAL
75
Berdasarkan diagram sebab – akibat diatas terdapat 4 akar penyebab
1. Manusia
kesuksesan suatu usaha atau bisnis. Oleh karena itu faktor manusia
kerja tertentu. Disini teknisi kurang teliti sampai bersikap tidak peduli
refrigerant tersebut.
77
2. Metode
adalah instruksi kerja yang kurang jelas. Oleh karena itu pembuatan
3. Material
4. Lingkungan
78
5.2. Failure Mode And Effect Analysis ( FMEA )
kegagalan atau rijek produk. Melalui FMEA ini juga dapat diketahui masalah
potensial yang harus diatasi dengan menghitung Risk Priority Number ( RPN )
sehingga rekomendasi perbaikan dapat dilakukan . Nilai RPN ini terdiri dari
Berikut akan dijelaskan tingkat cacat produk HVAC Split kurang isi refrigerant
79
Process Potensial failure Potensial failure S Potensial causes O Curren control D RPN Recomended action
mode effect
Ketebalan pipa Pengaruh 8 Pada waktu 2 Pastikan teknisi dengan 3 48 Tingkatkan ketelitian
tdk bagus terhadap isi pembelian pipa tdk benar melakukan sortir saat membeli pipa.
refrigerant teliti pipa
Gelembung Pengaruh 5 teknisi tidak teliti 5 Tingkatkan ketelitian 5 125 Pengawasan leader
udara terhadap isi pada saat melakukan
refrigerant vaccum
Pipa bocor Volume isi 4 Teknisi lalai 5 Pastikan teknisi dengan 5 100 Penambahan orang untuk
refrigerant habis benar melakukan melakukan pengelasan
pengelasan pipa pipa
Ruangan kurang Kurang 1 Suhu ruangan panas 5 Tidak ada 9 45 -Penambahan ventilasi
Pengisian ventilasi dan konsentrasi & suara mesin -penggunaan ear plug
HVAC bising berisik
Split IK kurang jelas Output yang 6 IK yang tidak pernah 2 Pelaksanaan IK 5 60 Pembaharuan IK
dihasilkan tidak di perbaharui
baik
Teknisi kurang Proses salah dan 8 Kurang pelatihan 4 Pelaksanaan IK 7 224 -Penempatan IK di dekat
memahami produk cacat area kerja teknisi
proses sistem -pemberian pelatihan
-pengawasan leader
Teknisi kurang Proses salah dan 7 Terlalu lelah/sakit 2 Pengawasan leader 4 56 -penambahan waktu
teliti produk cacat istirahat
-peningkatan kontrol
Teknisi kurang Cacat produk 4 Perusahaan kurang 5 Pemberian pelatihan 4 80 Pemberian pelatihan
pelatihan peduli pd karyawan
81
Failure Mode terbesar disebabkan oleh teknisi yang kurang memahami proses
sistem, sehingga berakibat proses salah dan menghasilkan produk cacat, nilai
severity untuk ini peneliti beri nilai 7 yaitu High Severity karena dampaknya akan
dirasakan oleh konsumen secara langsung dan berada di luar batas toleransi.
Potensial cause dikarenakan oleh kurangnya pelatihan, nilai occurence untuk ini
peneliti beri nilai 5 yaitu hal ini biasa terjadi di dalam suatu perusahaan dengan
alasan menurut perusahaan penjelasan yang diberikan oleh setiap leader produksi
Untuk mengatasi hal ini yaitu harus di lakukan kontrol terhadap pelaksanaan IK
Nilai RPN terbesar dari FMEA diatas yaitu 224 yang di sebabkan oleh kurangnya
Dan nilai RPN terkecil yaitu sebesar 45 yang diakibatkan oleh potensial failure
mode ruangan kurang ventilasi dan bising. Yang berpengaruh terhadap isi
refrigeran, namun hal ini bisa diatasi jika pengaturan sirkulasi yang ada diatur
dengan baik.
Oleh karena itu penulis berharap dengan menggunakna metode FMEA masalah
oleh operator yang kurang memahami proses tidak akan terjadi lagi.
83
Penilaian terhadap tabel FMEA ini dilakukan subyektif dan langsung di lapangan
84
5.3. Usulan Perbaikan
Usulan perbaikan yang diajukan oleh peneliti terhadap masalah kurang isi
maintenance agar cacat produk yang di sebabkan oleh mesin dapat teratasi.
3. Melakukan deteksi awal kurang isi dengan cara memastikan bahwa produk
refrigerant HVAC berkualitas bagus dan sudah berada pada batas pressure
4. Melakukan deteksi awal pada saat sortir pipa, agar cacat produk yang
disebabkan oleh bocor pada pipa yang tidak sesuai dengan standar dapat
diatasi.
5. Agar lebih diperhatikan lagi proses produksi pada produk HVAC ini dari
85