You are on page 1of 6

JURNAL LUKA BAKAR

Dosen Pengampu: dr. Erny Kusdiyah

Oleh

RAHAYU OKTALIANI

G1A114068

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS JAMBI

TAHUN AJARAN 2017/2018


PERAWATAN LUKA BAKAR DALAM 24 JAM PERTAMA:
SEDERHANA DAN PRAKTIS MEMBERI PETUNJUK DENGAN
MENJAWAB 10 PERTANYAAN YANG ADA.

Abstrak

Residen, mahasiswa kedokteran dan staf sektor bedah, ruang gawat darurat, ICU atau unit luka
bakar menghadapi banyak pertanyaan bagaimana cara menghadapi luka bakar. Perawatan luka
bakar tidak selalu sederhana, dan terdapat berbagai perbedaan pedoman dari nasional maupun
internasional. Disatu sisi sangat penting untuk mengetahui bagaimana patofisiologi, klasifikasi,
tatalaksana. Oleh sebab itu diperlukan panduan yang jelas dalam mengahadapi luka bakar.

Perkenalan

Perlunya diketahui patofisiologi, klasifikasi, tatalaksana, serta prognosis dari luka bakar.
Tatalaksana luka bakar dalam 24 jam pertama merupakan hal yang terpenting yang akan
menurunkan mortalitas dan morbiditas. Oleh sebab itu pedoman ini diharapkan dapat berguna
untuk tatalaksana luka bakar.

Metode

Terdapat 10 pertanyaan yang dapat dijawab dalam manajemen luka bakar 24 jam pertama.

1. Apakah pasien memenuhi kriteria untuk dirujuk di unit luka bakar?


2. Bagaimana tindakan primary survey dan secondary survey?
3. Bagaimana cara memprediksi luas area luka bakar?
4. Apa hal terpenting pada resusitasi?
5. Intervensi rutin apa yang dapat dilakukan untuk setiap kasus luka bakar yang masuk
dalam unit luka bakar?
6. Tes laboratorium apa yang dapat dilakukan?
7. Apakah semua pasien mengalami trauma pernafasan, dan apakah perlu bronkoskopi?
8. Konsultasi apa yang harus dilakukan segera?
9. Apakah pasien perlu operasi darurat atau tidak?
10. Perintah apa yang perlu dicatat?

Jawab

1. Apakah pasien memenuhi kriteria untuk dirujuk di unit luka bakar?


Jawabannya dapat diketahui dari peraturan pre-rumahsakit. Hal ini perlu dilakukan
dengan baik oleh dokter yang mentransfer pasien, hal ini bukan berarti pasien luka
bakar harus segera ke unit luka bakar. Tatalaksana awal juga dapat dilakukan pada IGD
sampai transportasi ke unit luka bakar tersedia.

2. Bagaimana tindakan primary survey dan secondary survey?


Primary survey
Airway : Bisa dilakukan intubasi endotrakea untuk menyelamatkan
hidup pasien.
Breathing : Tentukan apakah pasien bergerak atau tidak (respirasi)
Circulation : Kontrol detak jantung dan tekanan darah
Disability : Deteksi apabila terdapat adanya fraktur atau deformitas
Exposure : Pasien harus terbebas dari pakaian

Resusitasi cairan untuk tatalaksana maintance


Setelah dilakukan primary survey, pasien di re-assignment kembali untuk mengecek
apakah pasien telah dalam kondisi yang stabil. Setelah itu dilakukan secondary survey,
berupa: pemeriksan fisik dan pemeriksaan penunjang

3. Bagaimana cara memprediksi luas area luka bakar?


Derajat luka bakar

Nomenklatur Nama Kedalaman Gejala Klinis


tradisional
Superfisial I Epidermis Nyeri, sensasi masih ada, eritema,
eritema menjadi putih jika diberi
penekanan jari (blanchable)

Superficial- IIA Dermis Nyeri, sensasi masih ada, eritema,


Partial superfisial bula dengan cairan jernih,
Thickness blanchable, folikel rambut ada

Deep-Partial IIB Dermis Sensasi tidak intak, susah


Thickness profunda / dibedakan dengan grade III,
retikuler eritema tetap merah jika ditekan,
beberapa folikel rambut masih ada,
lebih lembut dibanding grade III

Full III Struktur di Sensasi tidak intak (ujung saraf


thickness bawah rusak), eskar keras yang dapat
dermis (otot, berwarna hitam, putih, abu, atau
tulang) cherry red, dapat melihat vena
dengan trombus, rambut tidak
menempel

4. Apa hal terpenting pada resusitasi?

Parkland formula

4ml x bb x TBSA = volume cairan yang diberikan dalam waktu 24 jam.

50% cairan diberikan dalam waktu 8jam pertama, dan setengahnya diberikan untuk 16
jam berikutnya. Cairan ringer laktat sering digunakan.
Maintanace dose
100ml/kg : untuk 10 kg pertama
50 ml/kg : untuk 10 kg kedua
20ml/kg : setiap penambahan diatas 20 kg

5. Intervensi rutin apa yang dapat dilakukan untuk setiap kasus luka bakar yang masuk
dalam unit luka bakar?
- Kateter central vena dan infus arteri merupakan indikasi dari pasien dengan
hemodinamik tidak stabil.
- Nasogatric tube dan urin kateter merupakan indikasi dari 20% TBSA atau lebih.

6. Tes laboratorium apa yang dapat dilakukan?


- Darah rutin
- Urea dan elektorit
- Protombin time
- Kultur sputum
- Kreatinin kinase
- Glukosa darah
- Tes urin
- Tes albumin
- Nilai tiroid

7. Apakah semua pasien mengalami trauma pernafasan, dan apakah perlu bronkoskopi?
Luka bakar yang terletak dekat dengan wajah atau kepala merupakan salah satu tanda
adanya gangguan dari inhalasi.
8. Konsultasi apa yang harus dilakukan segera?
- Ortolaringology departement
- Opthalmology

Ikuti prosedur primary survey sesuai dengan pedoman ATLS dan konsultasi dengan
bagian bedah trauma, bedah abdomen dan bedah saraf.

9. Apakah pasien perlu operasi darurat atau tidak?


Istilah debridemant bukan hanya istilah prosedur bedah melainkan dilakukan operasi
kimia, mekanis dan autolitik
Indikasi operasi
1. Luka bakar derajat dua
2. Luka bakar dengan berbagai tipe
3. Luka bakar derajat tida dengan compartment sindrome
4. Luka bakar disekitas pergelangan tangan

Komplikasi dari debridement

- Nyeri
- Perdarahan
- Infeksi
- Risiko terhadap jaringan yang sehat

Kontraindikasi

- Suhu < 34C


- Ketidakstabilan respirasi dan kardiovaskuler

10. Perintah apa yang perlu dicatat?


- Vital sign
- Dokumen alergi
- Diet
- Cairan IV
- Pencegahan dekubitus
- Konsultasi
- Multivitamin
- Tetanus profilaksis
- Ulkus profilaksis

You might also like