You are on page 1of 27

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Induced Polarization atau Polarisasi Terimbas adalah sebuah pengembangan
yang relative baru dalam eksplorasi Geofisika. Metode ini tidak seperti metode
Gravity, Magnetik, Geolistrik, dan Elektromagnet yang selalu digunakan sejak
tahun 1920-an dalam penyelidikan endapan mineral. IP tidak digunakan secara rutin
dalam eksplorasi hingga tahun 1950-an. Namun secara teknik memberikan
kemampuan dan keefektifan dalam beberapa lingkungan geologi dan sekarang
meningkat hamper 50% dari seluruh metode Geofisika untuk eksplorasi mineral.
Apalagi sejak tahun 2000-an telah ditemukan program Res2dinv yang di dalamnya
terdapat pemodelan IP.

IP menyerupai metode Geolistrik Tahanan Jenis (Resistivity) dalam


pemakaian arus listrik yang dikirimkan Transmitter ke tanah melalui dua buah
elektroda arus dan perbedaan tegangan (Voltage) diukur diantara dua elktroda
potensial. Dalam tanah yang tidak mengandung mineral, jika aliran arus diputus,
tegangan antara elektroda potensial dengan segera turun menjadi nol. Akan tetapi
jika tanah mengandung sejumlah mineral, kebanyakan mineral sulfide (seperti
pyrite, Calcopyrite, galena) tegangan yang diperoleh tidak langsung nol tetapi turun
perlahan-lahan menuju nol setelah beberapa detik.

Efek tersebut diketahui sebagai efek Induced Polarization (IP). Mineral yang
menyebabkannya disebut Polarizable. Amplitudo dari penurunan tegangan itu
secara kasar sebanding dengan kualitas mineral yang terpolarisasi di sekitar 4
elektroda tersebut.

Tipe pengukuran efek ini dikatakan dalam kawasan waktu (Time Domain).
Sebagai alternative, tapi pengukuran dapat dilakukan dengan pengiriman arus AC

Induced Polarization 1
pada frekuensi berbeda dan mengukur perbedaan resistivity semu (apparent
resistivity) antara dua frekuensi (misal 0,3 dan 3,0 Hz). Pengukuran ini dikatakan
dalam kawasan frekuensi (Frequensy Domain). Kedua metode tersebut secara
prinsip ekivalen (Irvin, 1970-an)

1.2 Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum Induced Polatization (IP) yaitu agar:

1) Mahasiswa mengenal metode Geolistrik khususnya Induced Polarization, yang


lebih kompleks dan relatif baru.
2) Mahasiswa mengetahui produser pengukuran dan dasar-dasar interpretasinya.
3) Mahasiswa dapat menerangkan manfaat metode IP untuk eksplorasi mineral.

Induced Polarization 2
BAB II
DASAR TEORI

2.1 Time Domain


Untuk mendefinisikan derajat terpolarisasi suatu material dinotasikan dalam
satuan Chargeabilitas (m) yang disesuaikan dengan jenis pengukuran yaitu
polarisasi terimbas kawasan waktu (Time Domain). Namun karena harga besaran
yang terukur merupakan fungsi dati kedudukan elektroda (r), maka besaran yang
terhitung adalah besaran-besaran semu (apparent dimension).

Karena itu dalam IP, Chargeabilitas semu (ma) diperoleh dengan mengukur
harga potensial (ΔV) pada saat arus listrik dialirkan dan beberapa mili-detik
kemudian diukur peluruhan potensial pada saat arus listrik dari sumber dimatikan.
Perumusannya adalah:
𝑉
𝑚𝑎 = 𝑉𝑠 …………………………………………………………..(2.1)
𝑝

Dimana: ma = Chargeabilitas semu (milidetik)


Vs = potensial sekunder (peluruhan)
Vp = potensial primer (mantap)

Di dalam kasus ini selain parameter Chargebilitas juga parameter resistivitas


yang dalam hal ini Resistivitas Semu (ρa). Caranya diperoleh dengan mengukur
harga potensial pada saat arus dialirkan, yang dirumuskan sebagai berikut:
𝑉
𝜌𝑎 = 𝐾 𝐼 ………………………………………………………(2.2)

Dimana: ρa = resistivitas semu (Ohm-m)


K = faktor geometri dan konfigurasi elektroda yang
dipakai
V = beda potensial yang terukur
I = Intensitas arus sumber

Induced Polarization 3
2.2 Frequency Domain
Dari percobaan laboratorium bahwa resistivitas batuan menurun dengan
dinaikkannya frekuensi arus yang dikirim. Dalam praktek biasa digunakan
jangkauan frekuensi antara (0,1 – 10 Hz).

Misalnya untuk mengukur tegangan (V) melalui elektroda potensial pada dua
frekuensi, yang pertama dengan frekuensi tinggi (3 Hz) kemudian pindahkan
Transmitter ke frekuensi lebih rendah (0,3 Hz), sementara arus masih tetap sama.
Dengan demikian pengukuran IP menjadi:
𝑉𝑙𝑜𝑤 𝑓𝑟𝑒𝑞 −𝑉ℎ𝑖𝑔ℎ 𝑓𝑟𝑒𝑞
Percent Frequency Effect = × 100 ……………….(2.3)
𝑉ℎ𝑖𝑔ℎ 𝑓𝑟𝑒𝑞

Asumsi ini bahwa arus transmitter masih konstan tanpa memperhatikan


frekuensi. Sebuah ekspresi yang lebih umum adalah:
𝜌𝐿𝐹 −𝜌𝐻𝐹
𝑃𝐹𝐸 = × 100 …………………………………………………(2.4)
𝜌𝐻𝐹

ρ menunjukan resistivitas semu (ρa = K. V/I)

Khusus batuan-batuan dengan kandungan sulfide kecil menghasilkan PFE


sekitar 0,5-2%. Sementara mineralisasi kuat menyebabkan anomaly sekitar 5-10%.
Sebagai tambahan untuk PFE dan ρa, beberapa komponen dan frekuensi domain IP
disebut Metal Factor (MF) yang dirumuskan sebagai:

𝑃𝐹𝐸
𝑀𝐹 = × 𝐶 …………………………………………………………(2.5)
𝜌𝑎

Dimana C biasanya 103 untuk menjamin faktor logam tidak kecil. Tujuan
sederhana untuk menghasilkan sebuah parameter yang bias terhadap zone yang
lebih tinggi dari rata-rata PFE dan lebih rendah dari ρa yang biasanya untuk kondisi
ore body sulfida. Tetapi ada anomaly MF juga disebabkan oleh rendahnya ρa yang
dapat menghasilkan kasus lain overburden konduktif.

Induced Polarization 4
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

3.1 Peralatan dan Perlengkapan


Perangkat peralatan dan perlengkapan pengukuran Induced Polarization (IP)
yang digunakan adalah:

1. Generator portable (Power Supply)


2. Transmitter (yang mengatur waktu dan amplitudo arus yang melewati tanah)
3. Receiver (yang mengatur tegangan antara elektroda potensial sehingga derajat
akurasinya tinggi).
4. Sejumlah kabel yang menyambungkan elektroda-elektroda ke Transmitter dan
Receiver.
5. Porouspot khusus yang digunakan sebagai elektroda potensial.

3.2 Kegiatan Pengukuran

3.2.1 Lokasi Praktikum


Lokasi praktikum Induced Polarization (IP) dilaksanakan di wilayah Teluk
Penyu, lintasan barat – timur dengan jarak 90 m dan spasi 10 m . Alat yang dipakai
adalah Phoenixgeophysics pada frekuensi F2=0,2 dan F1=2.

3.2.2 Penyiapan Alat dan Lokasi Pengukuran

1. Hubungkan elektroda potensial yang dekat dengan terminal COM dan


elektroda potensial yang jauh dengan terminal FAR dengan menggunakan
kabel yang tersedia.
2. Pilih jangkauan voltage yang diharapkan pada S3.
3. Putar damping potensiometer P2 sampai mentok dengan arah berlawanan
jarum jam.

Induced Polarization 5
4. Atur jarak antara receiver dan transmitter, biasanya dimulai dengan P1-P2 = 10
meter. Dan C2-C1 = 10 meter

I Δ
V

C1 C2 P1 P2
10 n x10 10

Gambar 3.1
Rangkaian elektroda

3.2.3 Pengukuran (Pengoperasian Alat)

1. Hidupkan (ON) damping switch S5 untuk operasi pada frekuensi F2 yang lebih
kecil dari 0,5 Hz. Dan matikan (OFF atau ke arah yang berlawanan dengan ON
tetapi tidak berlabel) untuk operasi pada frekuensi yang lebih tinggi dari 0,5
Hz.
2. Putar fungsi switch ke LEVEL, dengan catatan: posisi LEVEL, tidak berlaku
jika dipilih channel frekuensi F1 sementara damping switch S5 dalam posisi
ON.
3. Tekan RESET ke bawah hingga jarum terbaca pada skala terendah (-5%).
4. Minta dikirim arus oleh transmitter pada frekuensi F2.
5. Amati pergerakan jarum, yang bergerak perlahan-lahan karena damping
dihidupkan. Jika tidak bergerak, ubah posisi P1 yang semula 10V (untuk skala
BATH di tengah) ke posisi lebih rendah tetapi bila jarum bergerak dengan cepat
dan sampai mentok berarti posisi P1 perlu dinaikkan.
6. Sekarang putar fungsi switch untuk operasi (OP) dan secara terus-menerus atur
P1 sehingga jarum menunjukan pada 0%. Bila telah tercapai nol, maka baca
skala pengukuran pada P1 ang merupakan harga potensial dalam range fungsi

Induced Polarization 6
switch. Selama proses ini, switch S5 tetap di ON-kan supaya gerakan jarum
stabil.
7. Sebelum perpindahan frekuensi di transmitter pada frekuensi F1, maka pada
receiver switch damping S5 di OFF-kan dulu dan potensiometer P2 diputar
searah jarum jam ke tengah, kemudian switch F1/F2 dipindahkan ke F1. Cara
ini diperlukan untuk menyaring kapasitor yang tidak diperlukan pada
perubahan ke pengukuran F1.
8. Lakukan pada transmitter perpindahan ke switch F1, sambil mengaktifkan
switch S5 bila arus telah dikirim atau diinjeksikan.
9. Gunakan pengaturan damping (P2) bila perlu dan baca Efek Frekuensi dalam
% sehingga disebut Persen Frekuensi Efek (PFE) langsung dari jarum meter.

Induced Polarization 7
BAB VI
PENGOLAHAN DATA

4.1 Hasil Perhitungan Data


Tabel 4.1
Data Sekunder
Lintasan Spasi Jumlah Resistivity Chargebility

0 10 1 8904 26,625

10 10 2 9040,5 25,05

20 10 3 10711,5 24,9

30 10 4 9989,25 22,35

40 10 5 10756,5 24,075

50 10 6 14381,25 31,2

60 10 7 8825,25 26,625

70 10 8 5268,75 0

80 10 9 6758,25 28,275

90 10 8 9393,75 40,125

100 10 7 7788 29,625

110 10 6 5716,5 25,35

120 10 5 4955,25 24,6

130 10 4 4789,5 27,225

140 10 3 4982,25 24,375

150 10 2 6662,25 26,025

160 10 1 5328 28,8

170 10 1 4002,75 29,475

Induced Polarization 8
180 10 2 6480,75 30,075

190 10 3 5541,75 27,075

200 10 4 3489 22,5

210 10 5 2805,75 25,8

220 10 6 4055,25 22,05

230 10 7 3835,5 20,775

240 10 6 4017 18,525

250 10 5 5064 20,475

260 10 4 5751,75 21,15

270 10 3 4565,25 21

280 10 2 4491,75 15,525

290 10 1 5742 21,075

300 10 1 7695,75 26,7

310 10 2 7246,5 27,3

320 10 3 6981 28,425

330 10 4 6293,25 26,025

340 10 5 6417 28,275

350 10 4 5085,75 27,9

360 10 3 4744,5 27,375

370 10 2 5096,25 27,6

380 10 1 5280,75 24,6

390 10 1 5106 21,75

Induced Polarization 9
4.2 Hasil Pengolahan Data
4.2.1.Secara Manual
Dari hasil percobaan di lapangan, diperoleh data seperti di atas berupa nilai
arus, beda potensial, PFE, dan faktor geometri elektroda yang dipakai dalam hal ini
dipole-dipole untuk masing-masing nilai n.

Dari hasil perhitungan kita dapat memperoleh 3 (tiga) jenis kontur untuk
interpretasi yaitu:

1. Kontur Resistivitas Semu (ρa)


2. Kontur Percent Frequency Effect (PFE)
3. Kontur Metal Factor (MF)

Adapun tahapan dalam membuat ketiga kontur tersebut secara manual yaitu:

1. Menghitung nilai resisivitas semu (ρa) berdasarkan nilai arus, tegangan, dan
faktor geometri dari konfigurasi yang dipakai dengan menggunakan rumus:

𝑉 Dimana : ρa = resistivitas semu (Ohm-m)


𝜌𝑎 = 𝐾
𝐼 K = faktor geometri dan konfigurasi elektroda
yang dipakai
V = beda potensial yang terukur
I = Intensitas arus sumber

2. Menghitung nilai Metal Factor (MF) dari nilai Percent Frequency Effect
(PFE), Resistivitas semu (ρa), dan C dengan menggunakan rumus:

𝑃𝐹𝐸
𝑀𝐹 = ×𝐶
𝜌𝑎

Dimana:

C = 103 untuk menjamin faktor logam tidak kecil.

Induced Polarization 10
Nilai X dan Y diperoleh dari:

Δ I
V

P1 P2 C1 C2
X
Y
n=1
A1(X,Y,Z
n=2
A2(X,Y,Z

Gambar 4.1
Cara mencari nilai X dan Y

Dari hasil percobaan diperoleh nilai X dan Y dan Z (Data sekunder) :


Tabel 4.2
Nilai X, Y, dan Z
X Y Z
171711 9672041 68
171701 9672030 70
171698 9672025 72
171685 9672020 74
171685 9672020 74
171684 9672008 76
171673 9671995 80
171680 9672001 78
171673 9671984 81
171659 9671965 82
171647 9671955 80
171641 9671947 81
171643 9671942 82
171639 9671934 83
171635 9671923 87
171623 9671905 101
171629 9671916 97
171619 9671897 104

Induced Polarization 11
171614 9671889 106
171608 9671879 105
171605 9671870 104
171604 9671861 103
171592 9671852 100
171584 9671844 100
171581 9671836 98
171575 9671829 97
171569 9671820 95
171567 9671812 94
171560 9671805 92
171554 9671798 91
171549 9671793 91
171545 9671784 92
171540 9671776 93
171534 9671768 94
171526 9671758 94
171526 9671751 92
171521 9671739 90
171523 9671734 89
171521 9671733 88
171517 9671726 89

4.2.2 Secara Komputerisasi


Pengambaran kontur PFE, ρa, dan MF pada praktikum ini menggunakan
software Surfer 9. Adapun penggambaran kontur dengan menggunakan tidak jauh
berbeda dengan penggambaran melalui AutoCAD Quicksurf.

Adapun tahapan penggambaran kontur dengan menggunakan Surfer yaitu:

1. Buka lembaran kerja baru dengan perintah New > Work sheet Masukan data
X, Y dan Z
 Data koordinat (x, y, dan z) dari perhitungan disimpan dalam surfer dengan
format excel.

Induced Polarization 12
Gambar 4.2
Langkah-langkah memasukan data koordinat

2. Membuat kontur
 Untuk mebuat kontur kita harus membuka plot document yang baru
dengan New>plot document>ok
 Masukan data hasil perhitungan untuk merubah menjadi grid-grid dengan
Grid>data> open data maka akan muncul tampilan sebagai berikut.

Gambar 4.3
Langkah merubah data menjadi kontur

 Untuk Gridding Method kita dapat memilih tetapi yang buasa digunakan
adalah metode Kriging dan save grid pada folder.

Induced Polarization 13
 Untuk menampilkan Contour adalah Map>New Map>New Contour Map
dan open grid.

Gambar 4.4
Peta kontur nilai PFE, Rho dan MF
Untuk mengatur interval kontur warna dan label kontur klik kanan kontur
yang akan di edit dan pilih properties maka akan muncul Map Contour Properties.
Pada baris perintah akan terlihat:

Gambar 4.5
Perintah Map Contour Properties

Induced Polarization 14
BAB V
INTERPRETASI DATA

5.1 Interpretasi Data


Pada umumnya harga-harga nilai IP dalam satu profil relative kecil dan
seragam, sementara sebagian yang lainnya mempunyai harga yang lebih tinggi.
Harga-harga yang relative kecil dan seragam ini disebut sebagai latar belakang
(background) dan harga yang tinggi disebut Anomali.

Sebagai prioritas utama dalam survey IP pada endapan mineral sulfida adalah
interpretasi dari anomaly tersebut. Namun perbedaan antara anomali dan latar
belakang itu tidak selalu tetap melainkan bervariasi. Secara umum dikatakan harga
IP yang lebih besar 50% dari pembacaan sekelilingnya dianggap anomali, jika
pembacaan background dianggap anomali. Akan tetapi pembacaan tunggal yang
cukup tinggi dibandingkan dengan sekitar perlu dicurigai karena tidak dapat
menghasilkan gambaran geologi untuk dimensi yang terbatas.

Dalam interpretasi anomali diharapkan bias menentukan posisi lateral,


bentuk, kedalaman, dan kemiringan dari material yang terpolarisasi, juga
memperkirakan kandungan sulfida dan konduktivitas. Namun jarang terjadi semua
parameter dapat ditentukan dalam suatu daerah penelitian yang terbatas. Bahkan
dalam banyak kasus hanya dapat menentukan posisi lateral dari material yang
terpolarisasi sebagai penyebab anomali, dan anomali diklasifikasikan sebagai kuat,
medium, atau lemah. Beberapa contoh penerapan IP dari referensi untuk model dike
(K. Vozof, 1967) dan bijih sulfide (Madden & Cantwell, 1967) dapat dilihat sebagai
berikut:

Induced Polarization 15
5.2 Interpretasi Kualitatif

Dalam interpretasi kualitatif, yang mungkin dengan melihat pola kontur


anomali secara lebih mendetail, tidak menutup kemungkinan mempunyai
kecocokan dengan bentuk kurva yang dilukiskan pada gambar. Gambar ini
merupakan hipotesis dari penampang dipole-dipole IP yang sebenarnya dan
mendemonstrasikan tipe-tipe anomali yang paling mendasar. Masing-masing tipe
tersebut, dimulai dari sebelah kiri adalah sebagai berikut:

Sebuah anomali PFE yang kuat berhubungan dengan resistivity low. Bentuk
anomali dan harga-harga parameter itu konsisten dengan benda penyebab
anomali yang dangkal, hamper vertikal, dan bentuk tubuh massive sulphides.
Sebuah anomali PFE yang kuat (sama dengan di atas) tetapi tidak dibarengi
dengan resistivity low. Dalam hal ini harga resistivitas semu tidak menunjang
sebagai background, maka anomali itu diinterpretasikan sebagai disseminated
sulphides.
Harga resistivitas dengan jelas memperlihatkan contact antara resistivitas tinggi
di sebelah kiri dan resistivitas rendah di sebelah kanan. Kontak ini terletak di
mana kedua sisi membentuk pola menyudut dari resistivitas semu yang
berpotongan. Harga PFE juga menurun ke arah kanan sebagai konsekuensi
terhadap reduksi dari resistivitas.
Di sini terdapat bedrock yang harga resistivitasnya mendekati 500 Ohm-m.
Tetapi resistivitas semu yang teramati sekitar 1 – 5 Ohm-m. Hal ini berarti bahwa
resistivitas low yang teramati adalah lapisan tebal dari overburden karena arus
yang dikirim kebanyakan lewat overburden dan hanya sedikit yang menembus
bedrock. Karena itutubuh sulfide yang berada di bawahnya tidak menghasilkan
suatu anomali. Fenomena ini diketahui sebagai Masking.

5.3 Interpretasi Kuantitatif

Dalam interpretasi kuantitatif ini dimaksudkan untuk melihat tingkat


penafsiran secara numeric dari hasil pengukuran dan memberi petunjuk arah
penyebaran mineralisasi. Besaran PFE dan MF merupakan alat bantu yang

Induced Polarization 16
mendukung tingkat keyakinan dalam penafsiran. Penafsiran cadangan pasti, boleh
jadi, dan terduga diperoleh dari besaran harga ρs, PFE, dan MF yang diplotkan pada
gambar.

Ketiga tingkatan tersebut merupakan besaran harga yang dapat


dikelompokkan sebagai berikut:

1) Pasti (definite)
Daerah mineralisasi sulfida yang ditunjukkan dengan anomali kuat diperoleh dari
harga:
 ρs ≤ 20 Ω-m
 PFE ≥ 5%
 MF > 350 Ω-1 m-1
2) Boleh jadi (probable)
Daerah mineralisasi sulfida yang ditunjukkan dengan anomali medium atau
diperkirakan yang diperoleh dari harga:
 ρs ≤ (30 – 100) Ω-m
 PFE ≥ 5%
 PFE ≥ 5MF > 80 Ω-1 m-1
3) Terduga (possible)
Daerah mineralisasi sulfida yang ditunjukkan dengan anomali lemah atau
meragukan, apabila harganya:
 ρs <100 Ω-m
 PFE = (3 – 5)%
 MF > 80 Ω-1 m-1

Selain ketiga tingkatan tersebut pada daerah antara mineralisasi sulfida


dipastikan dan daerah mineralisasi diperkirakan merupakan tingkat penafsiran
daerah peralihan (transisi).

5.4 Interpretasi Menggunakan Res2Dinv

Grendika
10

Induced Polarization 17
3
40
0
1
Chargeability
Msec
0,02
0,02
0 10 1 8904 26,625
10 10 2 9040,5 25,05
20 10 3 10711,5 24,9
30 10 4 9989,25 22,35
40 10 5 10756,5 24,075
50 10 6 14381,25 31,2
60 10 7 8825,25 26,625
70 10 8 5268,75 0
80 10 9 6758,25 28,275
90 10 8 9393,75 40,125
100 10 7 7788 29,625
110 10 6 5716,5 25,35
120 10 5 4955,25 24,6
130 10 4 4789,5 27,225
140 10 3 4982,25 24,375
150 10 2 6662,25 26,025
160 10 1 5328 28,8
170 10 1 4002,75 29,475
180 10 2 6480,75 30,075
190 10 3 5541,75 27,075
200 10 4 3489 22,5
210 10 5 2805,75 25,8
220 10 6 4055,25 22,05
230 10 7 3835,5 20,775
240 10 6 4017 18,525
250 10 5 5064 20,475
260 10 4 5751,75 21,15
270 10 3 4565,25 21
280 10 2 4491,75 15,525
290 10 1 5742 21,075
300 10 1 7695,75 26,7
310 10 2 7246,5 27,3
320 10 3 6981 28,425

Induced Polarization 18
330 10 4 6293,25 26,025
340 10 5 6417 28,275
350 10 4 5085,75 27,9
360 10 3 4744,5 27,375
370 10 2 5096,25 27,6
380 10 1 5280,75 24,6
390 10 1 5106 21,75
0
0
0
0

Langkah kerja interpretasi :


1. Buka data Excel

2. Copy-kan data pada notepad, lalu save.

Induced Polarization 19
3. Buka program Res2dinv

4. Pilih menu file > Read Data File. Format file pilih All File. Lalu pilih file
notepad yang telah tersimpan

Lalu klik Inversion > Inversion method and setting > choose logarithm of apparent
resistivity

Induced Polarization 20
5. Untuk menampilkan hasil interpretasi pilih menu Inversion > Least Squarres
inversion. Save file interpretasi tersebut

Hasil

6. Lalu klik display > Show Inversion Result

Induced Polarization 21
Hasilnya:

7. Lalu klik Display sections > Choose resistivity or IP

8. Lalu ceklist Display resistivity and IP models

Induced Polarization 22
9. Lalu klik display sections > display data and model sections

Hasil akhir :

Hasil dari interpretasi di analisis sesuai nilai resistivity dan chargeability menurut
warnanya. Analisis di gunakan untuk menetukan jenis batuan dan mineralisasi yang
terkandung. Analisis dari hasil interpretasi diatas ditujukan oleh tabel 5.1.

Induced Polarization 23
Keterangan lapisan :

Tabel 5.1

Keterangan Lapisan

No x h Resistivity Chargeability Keterangan


Ti 8904 26,625 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
65 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
9040,5 25,05 Granite, Gabbro, Basalt,
2 75 18,4
Conglomerates
10711,5 24,9 Granite, Gabbro, Basalt,
3 85 18,4
Conglomerates
9989,25 22,35 Granite, Gabbro, Basalt,
4 95 18,4
Conglomerates
10756,5 24,075 Granite, Gabbro, Basalt,
5 105 18,4
Conglomerates
14381,25 31,2 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
6 115 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
8825,25 26,625 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
7 125 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
5268,75 0 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
8 135 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
6758,25 28,275 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
9 145 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
9393,75 40,125 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
10 155 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
7788 29,625 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
11 165 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
5716,5 25,35 Granite, Gabbro, Basalt,
12 175 18,4
Conglomerates
4955,25 24,6 Granite, Gabbro, Basalt,
13 185 18,4
Conglomerates
4789,5 27,225 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
14 195 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
4982,25 24,375 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
15 205 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
6662,25 26,025 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
16 215 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
5328 28,8 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
17 225 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
4002,75 29,475 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
18 235 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
6480,75 30,075 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
19 245 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
5541,75 27,075 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
20 255 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
3489 22,5 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
21 265 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite

Induced Polarization 24
2805,75 25,8 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
22 275 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
4055,25 22,05 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
23 285 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
3835,5 20,775 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
24 295 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
4017 18,525 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
25 305 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
5064 20,475 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
26 315 18,4
Conglomerates, Limestone, Dolomite
5751,75 21,15 Granite, Gabbro, Basalt,
27 325 18,4
Conglomerates
4565,25 21 Granite, Gabbro, Basalt,
28 335 18,4
Conglomerates
4491,75 15,525 Granite, Gabbro, Basalt,
29 95 23,6
Conglomerates
5742 21,075 Granite, Gabbro, Basalt,
30 105 23,6
Conglomerates
7695,75 26,7 Granite, Gabbro, Basalt,
31 115 23,6
Conglomerates
7246,5 27,3 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
32 125 23,6
Conglomerates, Limestone, Dolomite
6981 28,425 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
33 135 23,6
Conglomerates, Limestone, Dolomite
6293,25 26,025 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
34 145 23,6
Conglomerates, Limestone, Dolomite
6417 28,275 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
35 155 23,6
Conglomerates, Limestone, Dolomite
5085,75 27,9 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
36 165 23,6
Conglomerates, Limestone, Dolomite
4744,5 27,375 Granite, Gabbro, Basalt,
37 175 23,6
Conglomerates
5096,25 27,6 Granite, Gabbro, Basalt,
38 185 23,6
Conglomerates
5280,75 24,6 Granite, Gabbro, Basalt, Schists,
39 195 23,6
Conglomerates, Limestone, Dolomite

Induced Polarization 25
BAB VI
PENUTUP

6.1 Kesimpulan

1. Dari hasil perhitungan kita dapat memperoleh 3 (tiga) jenis kontur untuk
interpretasi yaitu:
1) Kontur Resistivitas Semu (ρa)
2) Kontur Percent Frequency Effect (PFE)
3) Kontur Metal Factor (MF)
2. Besaran PFE dan MF merupakan alat bantu yang mendukung tingkat
keyakinan dalam penafsiran. Penafsiran cadangan pasti, boleh jadi, dan terduga
diperoleh dari besaran harga ρs, PFE, dan MF yang diplotkan pada gambar.

6.2 Saran

Berhubung acara IP dilakukan secara simulasi diharapkan asisten memberikan


penjelasan lebih rinci.

Induced Polarization 26
DAFTAR PUSTAKA

Winda, Eddy Winarno. 2010. Petunjuk Praktikum Geofisika Tambang 2010. Awan
Poetih, Yogyakarta.

Induced Polarization 27

You might also like