Professional Documents
Culture Documents
Di susun oleh:
2.1 Definisi
Kanker (karsinoma) kandung kemih (buli-buli / vesika urinaria) adalah suatu kondisi
medis yang ditandai dengan pertumbuhan abnormal sel kanker atau tumor pada kandung
kemih (nurse87, 2009).
Kanker buli-buli adalah kanker yang mengenai organ buli-buli (kandung kemih).
Buli-buli adalah organ yang berfungsi untuk menampung air kemih yang berasal dari
ginjal. Jika buli-buli telah penuh maka air kemih akan dikeluarkan.
Carcinoma buli adalah tumor yang didapatkan pada buli-buli atau kandung kemih
yang akan terjadi gross hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing warna merah
terus.
Klasifikasi Kanker :
1. Tahap 0 : sel-sel kanker ditemukan hanya di atas lapisan dari kandung kemih.
2. Tahap I : sel-sel kanker telah pengkembang untuk lapisan luar lapisan kandung kemih
tetapi tidak untuk otot-otot kandung kemih.
3. Tahap II : sel-sel kanker telah pengkembang untuk otot-otot di dinding kandung
kemih tetapi tidak untuk jaringan lemak yang mengelilingi kandung kemih.
4. Tahap III : sel-sel kanker telah pengkembang untuk jaringan lemak sekitar kandung
kemih dan kelenjar prostat, vagina atau rahim, tetapi tidak untuk kelenjar getah
bening atau organ lainnya.
5. Tahap IV : sel-sel kanker telah pengkembang pada nodus limfa, dinding panggul atau
perut, dan organ lainnya.
6. Berulang : kanker telah terulang di kandung kemih atau di dekat organ lain setelah
yang telah diobati.
2.2 Etiologi
Penyebab yang pasti dari kanker vesika urinaria tidak diketahui. Tetapi penelitian
telah menunjukkan bahwa kanker ini memiliki beberapa faktor resiko:
1. Usia, resiko terjadinya kanker kandung kemih meningkat sejalan dengan pertambahan
usia.
2. Merokok,merupakan faktor resiko utama.
3. Lingkungan kerja. Beberapa pekerja memiliki resiko yang lebih tinggi untuk
menderita kanker ini karena di tempatnya bekerja ditemukan bahan-
bahan karsinogenik(penyebab kanker). Misalnya pekerja industri karet, kimia, kulit.
4. Infeksi, terutama infeksi saluran kemih.
5. Ras, orang kulit putih memiliki resiko 2 kali lebih besar, resiko terkecil terdapat pada
orang Asia.Pria, memiliki resiko 2-3 kali lebih besar.
6. Riwayat keluarga. Orang-orang yang keluarganya ada yang menderita kanker
kandung kemih memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker ini.
2.3 Patofisiologi dan Pathway
Kanker kandung kemih lebih sering terjadi pada usia di atas 50 tahun dan angka
kejadian laki-laki lebih besar daripada perempuan. Karena usia yang semakin tua, maka
akan terjadi penurunan imunitas serta rentan terpapar radikal bebas menyebabkan bahan
karsinogen bersirkulasi dalam darah. Selanjutnya masuk ke ginjal dan terfiltrasi di
glomerulus. Radikal bebas bergabung dg urin terus menerus, masuk ke kandung kemih.
Radikal bebas mengikat elektron DNA & RNA sel transisional sehingga terjadi
kerusakan DNA. Mutasi pada genom sel somatik menyebabkan pengaktifan oonkogen
pendorong pertumbuhan, perubahan gen yang mengendalikan pertumbuhan, dan
penonaktifan gen supresor kanker. Sehingga produksi gen regulatorik hilang dan
replikasi DNA berlebih. Akhirnya terjadi kanker pada kandung kemih.
2.4 Manifestasi Klinik
Gejalanya Bisa Berupa:
a. Hematuria (adanya darah dalam kencing).
b. Rasa terbakar atau nyeri ketika berkemin.
c. Desakan untuk berkemih.
d. Sering berkemih terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar kencing.
e. Badan terasa panas dan lemah.
f. Nyeri pinggang karena tekanan saraf.
g. Nyeri pada satu sisi karena hydronefrosis.
Gejala dari kanker vesika uranaria menyerupai gejala infeksi kandung kemih (sititis)
dan kedua penyakit ini bisa terjadi secara bersamaan. Patut dicurigai suatu kanker jika
dengan pengobatan standar untuk infeksi, gejalanya tidak menghilang.
2.5 Komplikasi
Komplikasi pembedahan meliputi perdarahan dan infeksi, efek samping dari radiasi
dapat menimbulkan striktur pada ureter, uretra, atau kolon. Komplikasi lain dikaitkan
dengan daerah metastase penyakit.
2.6 Pemeriksaan Penunjang
1. Tidak ada tes screening dini yang akurat untuk menemukan penyakit ini, namun dapat
dilakukan sitologi urine untuk melihat adanya sel kanker. Lavase kandung kemih
dengan salin mungkin akurat. Aliran sitometri dari urine untuk memeriksa ploidi
DNA. Pielogram IV untuk mengevaluasi traktus urinarius bagian atas dan pengisian
kandung kemih. Biopsy pada daerah yang dicurigai.
2. Pemeriksaan air kemih menunjukkan adanya darah dan sel-sel kanker.
3. Sistografi atau urografi intravena bisa menunjukkan adanya ketidakteraturan pada
garis luar dinding kandung kemih.
4. USG, CT scan atau MRI bisa menunjukkan adanya kelainan dalam kandung kemih.
5. Sistoskopi dilakukan untuk melihat kandung kemih secara langsung dan mengambil
contoh jaringan untuk pemeriksaan mikroskopik.
6. Kadang sistoskopi digunakan untuk mengangkat kanker
2.7 Penatalaksanaan
Penanganan kanker kandung kemih tergantung pada derajat tumornya (yang
didasarkan pada derajat deferiensi sel), stadium pertumbuhan tumor (derajat invasi local
serta ada tidaknya metastase) dan multisentrisitas tumor tersebut (apakah tumor tersebut
memiliki banyak pusat).Usia pasiaen dan status fisik, mental serta emosional harus
dipertimbangkan dalam menentukan bentuk terapinya.
Reseksi transuretra atau vulgurasi (kauterisasi) dapat dilakukan pada papiloma yang
tunggal (tumor epitel benigna) prosedur ini akan melenyapkan tumor lewat insisi bedah
atau arus listrik dengan menggunakan instrument yang dimasukkan melalui uretra.
Penatalaksanaan kanker kandung kemih superficial merupakan suatu pantangan
karena biasanya mudah terjadi abnormalitas yang meluas pada mukosa kandung
kemih.Keseluruhan lapisan dinding saluran kemih atau urotelium menghadapi resiko
mengingat perubahan karsinoma mukosa bukan hanya ditemukan dalam mukos kandung
kemih tetapi juga dalam mukosa pelvis renal, ureter dan uretra. Kekambuhan merupakan
masalah yang serius, kurang lebih 25 persen hingga 40 persen tumor superficial akan
kambuh kembali sesudah dilakukan vulgerasi atau reseksi transuretra. Penderita piloma
benigna harus menjalani tindak lanjut dengan pemeriksaan sitologi dan sistoskopi secara
berkala sepanjang hidupnya karena kelainan malignansi yang agresif dapat timbul dari
tumor ini.
Kemoterapi dengan menggunakan kombinasi metotreksat, vinblastin, doxorubisin
(adreamisin) dan cisplatin (M-VAC) terbukti efektif untuk menghasilkan remisi parsial
karsinoma sel transisional kandung kemih pada sebagian pasien. Kemoterapi intra vena
dapat dapat dilakukan bersama dengan terapi radiasi.
Kemoterapi topical (kemoterapi intravesikal atau terapi dengan memasukkan larutan
obat anti neoplastik kedalam kandung kemih yang membuat obat tersebut mengenai
dinding kandung kemih) dapat dipertimbangkan jika terdapat resiko kekambuhan yang
tinggi, jika terdapat kanker in situ atau jika resksi tumor tidak tuntas.Kemoterapi topical
adalah pemberian medikasi dengan konsentrasi yang tinggi (thiotepa, doxorubisin,
mitomisin, ethoglusid dan Bacilus Calmette – Guerin atau BCG) untuk meningkatkan
penghancuran jaringan tumor. BCG kini dianggap sebagai preparat intravesikal yang
paling efektif untuk kanker kandung kemih yang kambuhan karena preparat ini akan
menggalakkan respon imun tubuh terhadap kanker. Pasien dibolehkan makan dan minum
sebelum prosedur pemasukan (instilasi) obat dilaksanakan, tetapi kandung kemih terisi
penuh, pasien harus menahan larutan preparat intravesikal tersebut selama 2 jam sebelum
mengalirkannya keluar dengan berkemih. Pada akhir prosedur, pasien dianjurkan untuk
buang air kecil dan meminum cairan sekehendak hati untuk membilas preparat tersebut
dari kandung kemih.
Radiasi tumor dapat dilakukan sebelum pembedahan untuk mengurangi
mikroekstensi neoplasma dan viabilitas sel-sel tumor sehingga kemungkinan timbulnya
kanker tersebut didaerah sekitarnya atau kemungkinan penyebaran sel-sel kanker lewat
sirkulasi darah atau system infatik dapat dikurangi.Terapi radiasi juga dilakukan bersama
pembedahan atau dilakukan untuk mengendalikan penyakit pada pasien dengan tumor
yang tidak dapat dioperasi.
Sistektomi sederhana (pengangakatan kandung kemih) atau sistektomi radikal
dilakukan pada kanker kandung kemih yang invasive atau multifocal.Sistektomi radikal
pada pria meliputi pengangkatan kandung kemih, prostat serta vesikulus seminalis dan
jaringan vesikal disekitarnya.Pada wanita, sistektomi radikal meliputi pengangkatan
kandung kemih, ureter bagian bawah, uterus, tuba fallopi, ovarium, vagina anterior dan
uretra.Operasi ini dapat mencakup pula limfadenektomis (pengangkatan nodus
limfatikus).Pengangkatan kandung kemih memerlukan prosedur difersi urin
(mengalihkan aliran urin dari kandung kemih ketempat keluar yang baru, yang biasanya
melalui lubang yang dibuat lewata pembedahan pada kulit (stoma).
Kanker kandung kemih varietas sel transitional memiliki respon yang buruk
terhadap kemoterapi.Cisplatin, doxorubisin dan siklofosfamid sudah digunakan dengan
berbagai takaran serta jadwal pemberian dan tampaknya merupakan kombinasi yang
paling efektif.
Kanker kandung kemih juga dapat diobati dengan infuse langsung preparat
sitotoksik melalui suplai darah arterial organ yang terkena sehingga bisa tercapai
konsentrasi preparat kemoterapeutik yang lebih tinggi dengan efek toksik sistemik yang
lebih kecil. Untuk kanker kandung kemih yang lebih lanjut atau untuk pasien hematuria
yang membandel (setelah terapi radiasi), sebuah balon besar berisi air yang ditempatkan
dalam kandung kemih akan membuat nekrosis tumor dengan mengurangi suplai darah
kedinding kandung kemih (terapi hidrostatik). Terapi instilasi dengan cara memasukkan
larutan formali, fenol atau perak nitrat dapat meredahkan gejala hematuria dan stranguria
(pengeluaran urin yang lambat dan nyeri) pada sebagian pasien.
Perawatan Untuk Ca Kandung Kemih
a. Perawatan makanan :
a) Pasien kanker kandung kemih dianjurkan untuk memakan buah dan sayuran segar.
b) Harus diberikan diet tinggi protein seperti telur, susu dan ikan.
c) Berikan makanan kesukaan pasien kanker kandung kemih yang telah dimodifikasi,
tetapi hindari makanan pedas, keras dan yang sulit dicerna oleh tubuh.
b. Perawatan setelah Operasi
a) Kondisi ruangan harus tetap bersih, dengan udara yang bersih juga
b) Pasien kanker kandung kemih harus hindari infeksi, harus meningkatkan daya
tahan tubuh
c) Keluarga harus terus memberikan semangat dan membantu pasien menghilangkan
sikap dan pikiran negative.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
2. Post Operasi
c. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,
infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping
therapi.
d. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan diversi urinarius.
e. Resiko infeksi berhubungan dengan pembedahan untuk eliminasi urine.
f. Resiko tinggi gangguan fungsi seksual berhubungan dengan defisit
pengetahuan/keterampilan tentang alternatif respon terhadap transisi kesehatan,
penurunan fungsi/struktur tubuh, dampak pengobatan.
g. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan
kemotherapi, defisit imunologik.
3.5 Intervensi
1. Pre Operasi
a. Nyeri berhubungan dengan iritasi saluran kemih.
Tujuan : Nyeri dapat teratasi
Kriteria hasil :
a) Pasien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas
b) Melaporkan nyeri yang dialaminya
Intervensi Rasional
1. Tentukan riwayat nyeri, lokasi, 1. Memberikan informasi yang
durasi dan intensitas. diperlukan untuk merencanakn
asuhan.
2. Evaluasi terapi: Pembedahan, 2. Untuk mengetahui terapi yang
radiasi, kemoterapi, bioterapi, dilakukan sesuai atau tidak,
ajarkan klien dan keluarga tentang atau malah menyebabkan
cara menghadapinya. komplikasi.
Intervensi Rasional
1. Catat intake dan out put cairan. 1. Untuk mengetahui fungsi ginjal.
2. Berikan rangsangan pada daerah 2. Rangsangan pada simphisis
atas symphisis dengan air dingin dengan air dingin dapat
meningkatkan tonus otot spincter
dan buli-buli.
Intervensi Rasional
1. Monitor intake makanan setiap 1. Memberikan informasi tentang
hari, apakah klien makan sesuai status gizi klien.
dengan kebutuhannya.
2. Timbang dan ukur berat badan, 2. Memberikan informasi tentang
ukur trisep serta amati penambahan dan penurunan berat
penurunan berat badan. badan klien.
3. Kaji pucat, dan penyembuhan 3. Menunjukkan keadaan gizi klien
yang lambat dan pembesaran yang buruk.
kelenjar parotis.
4. Anjurkan klien untuk 4. Kalori merupakan sumber energy.
mengkonsumsi makanan tinggi
kalori dengan intake cairan yang
adekuat. anjurkan pula makanan
kecil untuk klien.
5. Mencegah mual muntah, distensti
5. Kontrol faktor lingkungan
berlebihan, dyspepsia yang
seperti bau busuk atau bising.
menyebabkn penurunan nafsu
hindarkan makanan yang terlalu
makan seta mengurangi stimulus
manis, lemak dan pedas.
berhaya yang dapat meningkatkan
ansietas.
Intervensi Rasional
1. Review pengertian klien dan 1. Menghindari adanya duplikasi dan
keluarga tentang pengobatan dan pengurangan terhadap pengetahuan
akibatnya klien
2. Tentukan persepsi klien tentang 2. Ceritakan kepada klien tentang
kanker dan pengobatannya pengalaman klien yang lain yang
mendertia kanker.
3. Membantu klien dalam memahami 3. Membantu klien dalam memahami
proses keperawatan proses penyakit
4. Berikan bimbingan kepada klien / 4. Jujur pada klien
sebelum mengikuti prosedur
pengobatan, terapi yang lama dan
pengobatan, komplkasi
5. Anjurkan klien memberikan 5. Mengetahui sampai sejauh mana
umpan balik verbal dan mengoreksi pemahaman klien dan keluarga
miskonsepsi tentang penyakitnya. mengenai penyakit klien.
2. Post Operasi
a. Nyeri berhubungan dengan proses penyakit (penekanan/kerusakan jaringan syaraf,
infiltrasi sistem suplay syaraf, obstruksi jalur syaraf, inflamasi), efek samping
therapi.
Tujuan : Nyeri dapat teratasi
Kriteria Hasil :
1. Pasien mampu mengontrol rasa nyeri melalui aktivitas
2. Melaporkan nyeri yang dialaminya
3. Mengikuti program pengobatan
4. Mendemontrasikan tehnik relaksasi dan pengalihan rasa nyeri melalui aktivitas
yang mungkin
INTERVENSI RASIONAL
Tentukan riwayat nyeri, lokasi, durasi Memberikan informasi yang diperlukan
dan intensitas untuk merencanakan asuhan
Evaluasi therapi : pembedahan, Untuk mengetahui terapi yang dilakukan
radiasi, khemotherapi, biotherapi, sesuai atau tidak, atau malah menyebabkan
ajarkan pasien dan keluarga tentang komplikasi.
cara menghadapinya
Berikan pengalihan seperti reposisi Untuk meningkatkan kenyamanan dengan
dan aktivitas menyenangkan seperti mengalihkan perhatian klien dari rasa
mendengarkan musik atau nonton TV nyeri.
Menganjurkan teknik penanganan Meningkatkan kontrol diri atas efek
stress (tehnik relaksasi, visualisasi, samping dengan menurunkan stress dan
bimbingan), gembira, dan berikan ansietas.
sentuhan therapeutik.
Berikan analgetik sesuai indikasi Untuk mengatasi nyeri.
seperti morfin, methadone, narcotik dll
INTERVENSI RASIONAL
Anjurkan klien utnuk mengungkapkan Meningkatkan integrasi dari perubahan
perasaan mengenai ostomi dan kanker ke dalam gaya tubuh
kandung kemih dan dampak yang
diharapkan pada gaya hidup
Evaluasi perasaan klien mengenai diversi Sebagai data untuk merumuskan
urinarius dan efeknya, identitas seksual, rencana askep
hubungan dan citra diri
Bantu untuk memisahkan penampilan fisik Meningkatkan citra diri
dan perasaan kesehatan
Izinkan klien untuk ventilasi emosi seperti Meningkatkan koping
marah dan rasa bersalah
Pantau apakah klien dapat melihat Ketidakmampuan memandang
ostominya ostominya mengindikasikan kesulitan
koping.
INTERVENSI RASIONAL
Gunakan sabun antimicrobial untuk Mencegah transmisi organisme
cuci tangan
Pertahankan intake cairan adekuat Meningkatkan aliran urine
Ajarkan klien cuci tangan Memberikan informai tentang personal
hygiene
Ajarkan klien tentang gejala dan tanda Memberikan info untuk meningkatkan
infeksi serta anjurkan untuk kepatuhan
melaporkannya
Ajarkan klien dan keluarga untuk Dapat mencegah infeksi
sering mengalirkan kantong untuk
mencegah refluks
INTERVENSI RASIONAL
Diskusikan dengan pasien dan keluarga Meningkatkan ekspresi seksual dan
tentang proses seksualitas dan reaksi serta meningkatkan komunikasi terbuka
hubungannya dengan penyakitnya antara klien dengan pasangannya.
Berikan penjelasan tentang akibat Membantu klien dalam mengatasi
pengobatan terhadap seksualitas masalah seksual yang dihadapinya.
Berikan privacy kepada pasien dan Memberikan kesempatan bagi klien dan
pasangannya. Ketuk pintu sebelum pasangannya untuk mengekspresikan
masuk. perasaan dan keinginan secara wajar.
e. Resiko tinggi kerusakan integritas kulit berhubungan dengan efek radiasi dan
kemotherapi, defisit imunologik.
Tujuan : Pasien dapat mengidentifikasi intervensi yang berhubungan dengan
kondisi spesifik.
Kriteria Hasil : Berpartisipasi dalam pencegahan komplikasi dan percepatan
penyembuhan.
INTERVENSI RASIONAL
Kaji integritas kulit untuk melihat Memberikan informasi untuk perencanaan
adanya efek samping therapi kanker, asuhan dan mengembangkan identifikasi
amati penyembuhan luka. awal terhadap perubahan integritas kulit.
Anjurkan pasien untuk tidak Menghindari perlukaan yang dapat
menggaruk bagian yang gatal menimbulkan infeksi.
Ubah posisi pasien secara teratur Menghindari penekanan yang terus
menerus pada suatu daerah tertentu.
Berikan penjelasan pada pasien untuk Mencegah trauma berlanjut pada kulit dan
menghindari pemakaian cream kulit, produk yang kontra indikatif.
minyak, bedak tanpa rekomendasi
dokter
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Jadi, kanker kandung kemih adalah jenis kanker yang berkembang di daerah
kandung kemih, organ berbetuk balon terletak di bagian panggul yang menyimpang
urin.Kebanyakan kanker ini diawali pada sel-sel yang melapisi bagian dalam kandung
kemih.
Tidak jelas apa yang menyebabkan kanker kandung kemih. Kanker kandung kemih
memiliki keterkaitan dengan merokok, infeksi parasit, radiasi dan terkena zat kimia.
Kanker kandung kemih terjadi karena mutasi sel. Mutasi ini menyebabkan sel tumbuh
dengan tidak terkendalikan dan kemudian hidup ketika sel lainnya mati.
4.2 Saran
Penulis berharap dengan makalah ini, semoga mahasiswa dapat mengerti bagaimana
asuhan keperawatan kanker kandung kemih, dan paham bagaimana patofiologi yang
terjadi klien kanker kandung kemih. sehingga bisa berpikir kritis dalam melakukan
tindakan keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Corwin, Elizabeth J. (2001). Buku Saku Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
Kalim, Handono, 1996., Ilmu Penyakit Dalam, Balai Penerbit FKUI, Jakarta.
Mansjoer, Arif, 2000., Kapita Selekta Kedokteran, Media Aesculaapius FKUI, Jakarta.