PERSEPSI DAN EKSPEKTASI DOKTER TERHADAP JASA MEDISDI RS PKU
MUHAMMADIYAHNANGGULAN
Heru Yuliyanto, Erwin Santosa
ABSTRAK
Latar belakang: Hal yang menjadi pertimbangan bagi dokter
umum/spesialis untuk secara cermat menentukan rumah sakit mana yang paling sesuai untuk dijadikan tempat praktek. Terdapat beberapa pertimbangan seorang dokter dalam menentukan tempat praktek, salah satu diantaranya yang merupakan faktor penarik yang paling kuat adalah besarnya jasa medis yang akan diterima dari rumah sakit RS PKU Muhammadiyah Nanggulan. Tujuan: dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan persepsi dan harapan dokter umum dan dokter spesialis terhadap jasa medis di RS PKU Muhammadiyah Nanggulan. Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan di RS PKU Muhamadiyah Nanggulan, Kulon Progo, Yogyakarta selama bulan Juli 2011 - Februari 2015. Subyek dalam penelitian ini adalah empat dokter umum dan empat dokter spesialis di RS PKU Muhammadiyah Nanggulan yang telah memiliki ijin praktek. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif. Hasil: Persepsi dokter umum/spesialis di RS PKU Muhammadiyah Nanggulan berbeda-beda sesuai karakteristik informan yang meliputi kebutuhan, usia, status, tempat kerja, kondisi sosial, dan harapan dokter.Dokter umum mengungkapkan bahwa balas jasa yang diterima sudah tepat waktu, namun belum sesuai dengan beban kerja yang dilakukan. Dokter spesialis mempersepsikan bahwa jasa medis yang diterima sudah sesuai dengan asumsi bahwa arti pekerjaan bagi informan yaitu sebagai ibadah dan syiar agama.Dokter umum berharap agar rumah sakit memberikan tunjangan anak dan tunjangan kesehatan. Dokter spesialis memiliki harapan agar dapat memenuhi kebutuhannya saat ini dan berharap agar RS PKU Muhammadiyah Nanggulan dapat meningkatkan kualitas dan sarana prasarana bagi dokter spesialis, memberikan jaminan kesehatan bagi dokter spesialis, dan agar dapat meningkatkan balas jasa medis kepada dokter spesialis sesuai dengan perkembangan rumah sakit. Kesimpulan: Balas jasa yang diterima dokter umum sudah tepat waktu, namun belum sesuai dengan beban kerja yang dilakukan. Jasa medis yang diterima dokter spesialis sudah sesuai dengan asumsi bahwa arti pekerjaan bagi informan yaitu sebagai ibadah dan syiar agama.
Kata Kunci: Persepsi Dokter, HarapanDokter, JasaMedis
2
ABSTRACT
Background:general practitioners / specialist considerations a hospital which
are most suitable to be used as a practice. There are several considerations in determining a doctor's office, one of which is the most powerful pull factor is the amount of medical services to be received from the PKU Muhammadiyah Hospital Nanggulan. Objectives: in this study is to describe the perceptions and expectations of general practitioners and specialists for medical services in PKU Muhammadiyah Hospital Nanggulan. Method: This study used a qualitative research approach. The study was conducted in PKU Muhammadiyah Hospital Nanggulan, KulonProgo, Yogyakarta during the month of July 2011 - February 2015. The subjects in this study were four general practitioners and four specialists in PKU Muhammadiyah Hospital Nanggulan who has had a license to practice. Data analyze used descriptive qualitatively. Result: Perception of general practitioners / specialists in PKU Muhammadiyah Hospital Nanggulan vary according to the characteristics of informants that includes needs, age, status, workplace, social conditions, and hope the doctor. General practitioners revealed that remuneration has been timely received, but not yet in accordance with the load of work done. Specialist physicians perceive that the medical services received are in accordance with the assumption that the meaning of work for informants as worship and religious symbols. General practitioners hope that hospitals provide child support and medical benefits. Specialist doctors have hope in order to meet current needs and hope that PKU Muhammadiyah Hospital Nanggulan can improve the quality and infrastructure for specialists, provide health insurance for specialists, and in order to improve reply to specialist medical services in accordance with the development of the hospital. Conclusion: Remuneration received by general practitioners has on time, but not in accordance with the load of work done. Medical services received by specialists are in accordance with the assumption that the meaning of work for informants as worship and religious symbols.
Keyword: Doctor Perceptions, Doctor Expectations, Medical Services
PENDAHULUAN beberapa dokter pada RSJ Madani Jasa akan mempunyai dampak melakukan penolakan terhadap gaji terhadap kinerja dari dokter yang diterima. umum/spesialis. Hasil penelitian Hal tersebut dapat memberi Utarini dkk1yang meneliti tentang gambaran bahwa kebanyakan dari persepsi dan pengaruh sistem dokter umum/spesialis tidak pembagian jasa pelayanan terhadap mengetahui besarnya jasa medis yang kinerja pada karyawan Rumah Sakit diterima pada suatu rumah sakit. Jiwa Madani, temuannya Beberapa pihak menganggap bahwa menunjukkan bahwa sistem kejelasan formula pemberian jasa pemberian insentif terhadap tenaga medis termasuk hak pasien yang medis dapat berakibat terhadap harus dipenuhi oleh dokter dan kepuasan kerja dari seorang dokter. rumah sakit sebagai penyelanggara Pada penelitian tersebut, pelayanan kesehatan. berdasarkan perhitungan indeks Pada RS PKU Muhammadiyah insentif yang berlaku di RSJ Madani Nanggulan besarnya tarif jasa medis dimungkinkan insentif yang akan ditetapkan dengan jasa PERDA. diterima oleh seorang pegawai PERDA yang terbaru adalah PERDA struktural akan mendapatkan jasa No.1 Tahun 2005 Tentang Tarip lebih besar dari yang diterima oleh Pelayanan Kesehatan Dan dokter dan paramedis yang hanya Pengelolaan Hasil Penerimaan Jasa berperan sebagai tenaga fungsional di Pelayanan Kesehatan Di Rumah Sakit rumah sakit. Padahal di beberapa Umum Daerah Wates. Tujuan dari rumah sakit tenaga dokter adanya perda tersebut agar jasa yang mendapatkan jasa pelayanan lebih diterimakan kepada dokter besar. Dalam perspektif yang mendekati harapan. Pada berkembang, peran dokter sangat kenyataannya selalu ada menentukan karena pasien datang ke permasalahan mengenai besar jasa rumah sakit untuk mendapatkan yang diterima, hal ini terjadi karena pelayanan dokter, di samping setiap dokter mempunyai kebutuhan pelayanan tenaga kesehatan lainnya. dan keinginan yang berbeda. Berdasarkan sistem tersebut, Perhitungan jasa medik 4
dokterumum/spesialis pada RS PKU yang akan diterima juga besar.
Muhammadiyah Nanggulan dilakukan Sebagai gambaran variasi besarnya berdasarkan pada prestasi kerja yang jasa yang diterima oleh dokter bersangkutan sehingga dengan spesialis di RS PKU Muhammadiyah sendirinya apabila tindakan yang Nanggulan dapat dilihat seperti pada dilakukan cukup banyak maka jasa Tabel berikut. Tabel 1. Besaran Jasa yang Diterima Dokter Spesialis di RS PKU Muhammadiyah Nanggulan Tahun 2012-2014 (dalam Rupiah)
Dokter 2012 2013 2014
Umum 19,614,673 24,000,892 26,458,243 Spesialis Anak 17.946.450 22,104,925 35,149,925 Spesialis Obstetri & Ginekologi 93.565.975 104,316,100 113,196,700 Spesialis Penyakit Dalam 40.093.325 45,826,025 46,393,650 Spesialis Syaraf 11.986.950 10,634,825 10,027,450 Sumber: Data keuangan RS PKU Muhammadiyah Nanggulan, 2014
Berdasarkan rata-rata Besar kecilnya jasa medis bagi
penerimaan jasa medis dokter umum dokter tentunya akan sangat relatif, dan spesialis di RS PKU yang tergantung dari harapan, Muhammadiyah Nanggulan, dapat kebutuhan hidup, usia, dan jenis diketahui bahwa dokter spesialis kelamin. Kebutuhan hidup dan kandungan merupakan dokter yang keinginan seorang dokter akan paling tinggi penerimaan jasa berbeda satu dengan yang lainnya medisnya, sedangkan yang paling dengan melihat pola hidup, jumlah rendah adalah jasa medis dokter anak, dan banyak faktor lain yang spesialis syaraf. Hal tersebut menentukan. Dokter yang muda bisa menunjukkan perbedaan jasa medis saja mempunyai kebutuhan hidup yang cukup signifikan diantara dokter yang lebih sedikit daripada dokter umum/spesialis. Perbedaan jasa yang senior. Seorang dokter wanita medis tersebut dipengaruhi oleh pun juga akan mempunyai tuntuan prestasi dokter dalam menangani kebutuhan hidup yang lebih sedikit banyaknya pasien yang melakukan jika dibandingkan dokter pria karena perawatan kesehatan. dokter wanita biasanya bukan 5
merupakan pencari nafkah utama persyaratan yang tertera dalam
daam keluarganya. Permenkes no 71 tahun 2013. Permasalahan yang berkaitan Berdasarkan latar belakang dengan dokter umum adalah belum tersebut, permasalahan yang dapat adanya tenaga dokter umum yang dirumuskan dalam penelitian ini berstatus sebagai pegawai tetap di RS adalah “Bagaimana persepsi dan PKU Muhammadiyah Nanggulan. harapan dokter umum Dengan belum tersedianya dokter danspesialiasterhadap jasa medis di umum tetap di RS PKU RS PKU Muhammadiyah Nanggulan? Muhammadiyah Nanggulan akan menghambat pengembangan METODE PENELITIAN pelayanan seperti tidak dapat 1. Jenis dan Rancangan Penelitian bekerjasama dengan pemerintah Penelitian ini menggunakan dalam pelayanan Badan pendekatan penelitian kualitatif. Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Penelitian kualitatif adalah Kesehatan. Rumah sakit atau klinik penelitan yag bermaksud untuk milik amal usaha kesehatan memahami fenomena tentang apa Muhammadiyah yang belum yang dialami oleh subjek melakukan kerjasama dan penelitian misalnya perilaku, menginginkan kerjasama dengan persepsi, motivasi, tindakan, dan BPJS, maka harus memenuhi lain-lain, secara holistik, dan beberapa hal. Berdasarkan dengan cara deskripsi dalam Permenkes No. 71 tahun 2014, bentuk kata-kata dan bahasa, pada fasilitas kesehatan dapat suatu konteks khusus yang mengadakan kerjasama dengan BPJS alamiah dan dengan kesehatan melalui kerjasama memanfaatkan berbagai metode perjanjian yang dilakukan antara ilmiah2. pemimpin/ pemilik fasilitas 2. Lokasi dan Waktu Penelitian kesehatan dengan BPJS kesehatan. Penelitian dilakukan di RS Untuk dapat melakukan kerjasama PKU Muhamadiyah Nanggulan, maka dengan BPJS kesehatan, fasilitas Kulon Progo, Yogyakarta. kesehatan harus memenuhi 6
Penelitian dilakukan selama bulan triangulasi adalah teknik
Juli 2011 - Februari 2015. pemeriksaan keabsahan data yang 3. Subyek Penelitian memanfaatkan sesuatu yang lain. Subyek dalam penelitian ini Teknik triangulasi yang digunakan adalah empat dokter umum dan dalam penelitian ini terdiri dari empat dokter spesialis di RS PKU triangulasi sumber dan triangulasi Muhammadiyah Nanggulan yang metode.Triangulasi sumber dalam telah memiliki ijin praktek, yang penelitian ini dilakukan dengan terdiri dari dokter umum, dokter cara membandingkan pendapat spesialis anak, dokter spesialis dari informan penelitian, yaitu kandungan, dokter spesialis empat dokter umum dan empat penyakit dalam, dan dokter dokter spesialis dengan informan spesialis syaraf. Subyek yang tidak kunci. di masukkan dalam penelitian ini: 5. Metode Pengumpulan Data 1) subyek tidak bersedia menjadi Pada penelitian ini metode responden. 2) subyek tidak bisa pengumpulan data dilakukan menyelesaikan keseluruhan dengan dua cara, yaitu dengan rangkaian penelitian. Dalam hal ini melakukan indepthinterview subyek penelitian disebut sebagai (wawancara secara mendalam) informan.Informan kunci di sini dan dengan melakukan adalah direktur rumah sakit RS observation (observasi). PKU Muhammadiyah Nanggulan. 6. Analisis Data Sebelum hasil penelitian 4. Validitas dan Reliabilitas disajikan dan dibahas dilakukan Uji validitas dan reliabilitas analisa data dari hasil wawancara pada pendekatan penelitian mendalam dan catatan observasi. kualitatif adalah dengan Langkah yang ditempuh dalam menetapkan keabsahan analisa data sebagai berikut : (trustworthiness). Pada penelitian 1. Seluruh hasil wawancara ini keabsahan dilakukan dengan mendalam dengan informan menggunakan metode triangulasi. dibuat transkrip. Menurut Moleong (2006) 7
2. Dilakukan analisa domain dari berdasarkan prinsip kognitif
hasil wawancara dengan yang bersifat tersirat dan informan terhadap pertanyaan tersurat. Prinsip kognitf adalah yang diajukan, yaitu : (1) sebuah asumsi umum mengenai memilih satu hubungan pengalaman mereka. Prinsip semantik tunggal, (2) kognitif bertujuan untuk mempersiapkan satu lembar menegaskan asumsi dari kerja analisis domain, (3) kebudayaan. memilih satu sampel dari 4. Hasil observasi dan analisa statemen informan, (4) mencari domain dipadukan sehingga istilah pencakup dan tercakup diperoleh data yang akan yang memungkinkan dan sesuai disajikan sebagai hasil dengan hubungan semantik, (5) penelitian. memformulasikan pertanyaan- pertanyaan struktural untuk HASIL masing-masing domain, dan (6) Peneliti melakukan membuat daftar semua domain pengamatan terhadap data yang, telah dihipotesakan. penilaian kinerja dokter 3. Hasil observasi informan umum/spesialis di RS PKU kemudian dikelompokkan Muhammadiyah Nanggulan. Tabel2.HasilPenilaianKinerjaDokterUmumberdasarkan OPPE (Ongoing Professional Practice Evaluation) No AspekPenilaian Dokter 1 Dokter 2 Dokter 3 Dokter 4 1 Team Work/Kerja Sama 5 5 5 5 2 Praktek sesuai jadwal 5 5 5 5 3 Komunikasi Efektif (Pada team/Staff/ 5 5 Pasien) 4 4 4 Aktif Morning Report 4 1 1 1 5 Aktif Dalam Mendukung Program Rumah 2 4 Sakit 1 4 6 Pengisian Resume Medis 2 2 2 2 7 Jumlah pembahasan kasus/ case discussion 1 1 (clinical 1 1 8 Kelengkapan Pengisian Rekam Medis 3 3 3 3 9 Angka ketepatan penggunaan obat 3 3 (antibiotik) atau transfusi darah 3 3 10 Angka kesesuaian antara pemeriksaan 3 3 penunjang dengan diagnosa 3 0 11 Angka kesesuaian antara diagnosa dengan 3 3 hari lama hari perawatan 3 3 8
No AspekPenilaian Dokter 1 Dokter 2 Dokter 3 Dokter 4
12 Angka ketepatan konsultasi atau rujukan ke 3 3 dokter lain 3 3 13 Jumlah kasus kematian 5 5 5 5 Jumlah 44 43 39 39 Persentase 3.38 3.31 3.00 3.00 Kategori Sedang Sedang Sedang Sedang Sumber: data dari RS PKU MuhammadiyahNanggulan
Berdasarkan Tabel2 dapat memiliki kinerja dalam kategori
diketahui bahwa seluruh dokter sedang berdasarkan aspek umum di RS PKU penilaian Ongoing Professional Muhammadiyah Nanggulan Practice Evaluation. Tabel 3.HasilPenilaianKinerjaDokterberdasarkan OPPE (Ongoing Professional Practice Evaluation) No AspekPenilaian Dokter A DokterB DokterC DokterD 1 Team Work/Kerja Sama 5 5 5 5 2 Praktek sesuai jadwal 5 4 5 4 3 Komunikasi Efektif (Pada team/Staff/ 5 5 5 5 Pasien) 4 Aktif Morning Report 4 4 5 4 5 Aktif Dalam Mendukung Program Rumah 4 4 5 4 Sakit 6 Pengisian Resume Medis 1 1 5 1 7 Jumlah pembahasan kasus/ case discussion 0 5 5 0 (clinical 8 Kelengkapan Pengisian Rekam Medis 5 5 5 5 9 Angka komplikasi pasca bedah - 5 - - 10 Angka ketepatan penggunaan obat 5 5 5 5 (antibiotik) atau transfusi darah 11 Angka kesesuaian antara pemeriksaan 5 5 5 3 penunjang dengan diagnosa 12 Angka kesesuaian antara diagnosa dengan 5 5 5 3 hari lama hari perawatan 13 Angka ketepatan konsultasi atau rujukan ke 5 5 5 3 dokter lain 14 Jumlah kasus kematian 5 5 5 5 Jumlah 54 63 60 47 Persentase 4,15 4,5 4,61 3,61 Kategori Baik Baik Baik Baik Sumber: data dari RS PKU MuhammadiyahNanggulan
Berdasarkan Tabel 4.5 bedah memiliki kinerja yang
dapat diketahui bahwa seluruh baik berdasarkan aspek dokter spesialis di RS PKU penilaian Ongoing Professional Muhammadiyah Nanggulan, Practice Evaluation. baik dokter bedah maupun non 9
PEMBAHASAN Persepsi dokter umum
1. Persepsi dan Harapa Dokter terhadap jasa medis ditinjau dari Umum Terhadap Jasa Medis aspek kebutuhan berbeda-beda. di RS PKU Muhammadiyah Dokter umum mempersepsikan Nanggulan bahwa jasa medis yang Secara keseluruhan informan diterimanya sudah cukup untuk mengungkapkan bahwa balas jasa memenuhi kebutuhan primer atau yang diterima sudah tepat waktu, kebutuhan pokok. Namun, jasa namun belum sesuai dengan beban medis yang diterima belum dapat kerja yang dilakukan. Hal ini digunakan untuk memenuhi dibuktikan dengan sistem kebutuhan tersier. Salah satu perhitungan jasa medis yang informan mengungkapkan bahwa diberikan hanya berdasarkan uang untuk memenuhi kebutuhannya, duduk, dan uang per pasien. Tidak beliau melakukan praktek kerja di ada uang tindakan dan tempat lain. Hal ini menunjukkan laboratorium yang diberikan bahwa kebutuhan masing-masing untuk dokter umum. Tarif yang dokter umum berbeda-beda, diberikan untuk pasien poli umum sehingga persepsi terhadap balas dan pasien emergency tidak jasa yang dapat digunakan untuk dibedakan, dan fee yang diberikan memenuhi kebutuhan juga untuk pasien rawat jalan dan berbeda-beda. Hal ini sesuai rawat inap juga tidak dibedakan. dengan pendapat Gibson3bahwa Selain itu, anggapan balas jasa kebutuhan merupakan salah satu yang belum sesuai juga faktor yang mempengaruhi dipengaruhi oleh penafsiran para persepsi. informan tentang arti bekerja. Dokter umum juga Secara umum, informan mengungkapkan bahwa balas jasa menganggap bahwa bekerja adalah yang diterima hanya dapat untuk untuk mencari nafkah dan memenuhi kebutuhan pokok dan menghidupi keluarganya, serta sekunder saja, dan balas jasa yang untuk persiapan pendidikan diterima belum sesuai dengan keluarganya. beban kerja. Hal ini disebabkan 10
karena dokter umum tersebut kepada rumah sakit agar dapat
mengartikan pekerjaan dengan balas jasa medis yang diberikan definisi yang berbeda-beda. Secara lebih banyak sesuai dengan kinerja keseluruhan, dokter umum dokter, menambah fasilitas yang mengartikan pekerjaan sebagai dapat meningkatkan kinerja suatu sarana untuk mencari dokter umum, dan memperbaiki nafkah dan memenuhi kebutuhan sistem pelayanan kesehatan. Selain hidup. Sehingga besarnya balas itu, informan juga berharap agar jasa yang diterima merupakan hal rumah sakit memberikan yang penting dalam pekerjaan. tunjangan-tunjangan, seperti Dari seluruh informan, dua dokter tunjangan anak dan tunjangan umum mengungkapkan bahwa kesehatan kepada dokter umum kebutuhan saat ini adalah yang praktek disana. persiapan untuk pendidikan anak- 2. Persepsi dan Harapan Dokter Spesialis Terhadap anak. Jasa Medis di RS PKU Selain itu, persepsi mengenai Muhammadiyah Nanggulan kesesuaian balas jasa yang Secara keseluruhan informan diterima oleh dokter umum juga mengungkapkan bahwa balas jasa disebabkan karena tempat praktek yang diterima sudah tepat waktu kerja yang lebih dari satu tempat. dan sudah sesuai dengan beban Mereka merasa bahwa balas jasa kerja. Hal ini dibuktikan dengan yang diterima dari PKU adanya perhitungan mengenai Muhammadiyah Nanggulan belum balas jasa yang diterima oleh sesuai dan tidak dapat mencukupi dokter spesialis sesuai dengan kebutuhan hidupnya, sehingga kebijakan rumah sakit. Waktu mereka memilih untuk praktek di pemberian jasa medis juga sudah tempat lain agar kebutuhannya sesuai dengan aturan waktu yang dapat terpenuhi. diberikan oleh rumah sakit, yaitu Keempat dokter umum antara tanggal 1 sampai dengan tersebut memiliki persepsi bahwa tanggal 5 pada setiap bulannya. jasa medis yang diterima belum Selain itu, anggapan balas jasa sesuai dan memiliki harapan 11
yang sudah sesuai juga diukur untuk mengetahui apakah
dipengaruhi oleh penafsiran para ahli patologi secara aktif berlatih informan tentang arti bekerja. Para sesuai dengan bidangnya. informan menganggap bahwa Ketepatan waktu diukur untuk bekerja adalah ibadah dan untuk mengetahui apakah kemampuan menolong sesama, sehingga ahli patologi memenuhi harapan prioritas utama para informan penyelesaian yang diperlukan bekerja adalah untuk menolong untuk perawatan pasien dan sesama dan bukan semata-mata manajemen. Kompetensi diukur untuk balas jasa. untuk mengetahui pengetahuan Data hasil penilaian kinerja dan keterampilan ahli patologi dokter spesialis berdasarkan OPPE sesuai dengan bidangnya4. menunjukkan bahwa seluruh Hasil penilaian kinerja dokter dokter spesialis di RS PKU berdasarkan OPPE akan Muhammadiyah Nanggulan menghasilkan penilaian yang lebih memiliki kinerja yang baik. OPPE objektif dan sesuai dengan beban merupakan evaluasi kinerja kerja dokter, sehingga insentif berkelanjutan yang dimaksudkan yang diterima oleh dokter akan sebagai sebuah sarana untuk lebih sesuai. Hal ini sesuai dengan mengevaluasi kinerja profesional, tujuan dan aturan dalam penilaian sebagai bagian dari upaya untuk OPPE Menurut Medical Staff memantau kompetensi Ongoing Professional Practice profesional, mengidentifikasi area Evaluation (OPPE) Policy (2011), untuk memungkinkan peningkatan yaitu (1) memberikan evaluasi kinerja profesional, dan terus menerus pada masing- memanfaatkan data hasil penilaian masing penyelenggara praktek untuk pengambilan keputusan. profesional; (2) Menentukan peran Evaluasi kinerja Profesional dinilai kepemimpinan staf medis dalam menggunakan tiga kategori kinerja mengawasi kualitas perawatan utama, yaitu kegiatan praktek, pasien, pengobatan dan pelayanan ketepatan waktu, dan kompetensi. yang ditawarkan melalui proses Kegiatan praktek atau beban kerja staf medis; (3) Memantau dan 12
meningkatkan kualitas staf medis dari pekerjaan. Secara
dari proses perawatan dan keseluruhan, persepsi dokter dokumen yang standar perawatan spesialis tentang arti pekerjaan medis yang berkualitas sedang adalah sebagai ibadah dan dipenuhi; (4) Menyediakan memanfaatkan ilmu yang mekanisme untuk memvalidasi diperoleh. Dokter spesialis merasa bahwa perawatan yang diberikan puas karena dengan memberikan kepada pasien didasarkan pada pelayanan kepada pasien berarti standar perawatan medis yang dokter spesialis sudah beribadah berlaku menggunakan enam atau membantu orang lain yang bidang kompetensi umum: sakit. Dengan memeriksa pasien, perawatan pasien, pengetahuan dokter spesialis juga akan merasa medis/klinik, praktek berbasis puas karena ilmu yang telah pembelajaran dan peningkatan, diperoleh dapat dimanfaatkan. hubungan interpersonal dan Persepsi dokter spesialis keterampilan komunikasi, terhadap jasa medis ditinjau dari profesionalisme,dan sistem aspek kebutuhan berbeda-beda. berbasis praktek; dan (5) Dokter spesialis mempersepsikan Memberikan rekomendasi bahwa jasa maedis yang perubahan untuk meningkatkan diterimanya sudah cukup untuk kinerja dengan mengidentifikasi memenuhi kebutuhan primer atau peluang. kebutuhan pokok. Namun, jasa Menurut Steersetal.5 adanya maedis yang diterima belum dapat expectancy model yang dikenal digunakan untuk memenuhi dengan The Porter-Lawler model of kebutuhan tersier. Salah satu work motivation dimana kepuasan informan mengungkapkan bahwa kerja diperoleh apabila hasil yang untuk memenuhi kebutuhan diterima sama dengan hasil yang tersier menggunakan uang yang diharapkan. Faktor yang diberikan oleh suami. Hal ini mempengaruhi hasil yang menunjukkan bahwa kebutuhan diharapkan salah satunya adalah masing-masing dokter spesialis persepsi seseorang terhadap isi berbeda-beda, sehingga persepsi 13
terhadap balas jasa yang dapat dengan pendapat Hasibuan6 bahwa
digunakan untuk memenuhi bila keyakinan yang diharapkan kebutuhan juga berbeda-beda. Hal cukup besar untuk memperoleh ini sesuai dengan pendapat kepuasannya maka ia akan Gibson3 bahwa kebutuhan bekerja keras pula dan sebaliknya. merupakan salah satu faktor yang Dari seluruh informan, dua mempengaruhi persepsi. dokter spesialis mengungkapkan Meskipun dokter spesialis bahwa kebutuhan dokter spesialis mengungkapkan bahwa balas jasa saat ini adalah rumah. Hal ini yang diterima hanya dapat untuk sesuai dengan teori dari memenuhi kebutuhan pokok dan Trisnantoro7 yang menyebutkan sekunder saja, namun dokter bahwa faktor-faktor personal spesialis tersebut seorang dokter berbeda satu sama mempersepsikan bahwa balas jasa lainnya, ini dibedakan menjadi tiga yang diterima sudah sesuai dengan kelompok umur, jika umur < 35 beban kerja. Hal ini disebabkan tahun kebutuhan fisiologis yang karena dokter spesialis tersebut diutamakan, umur > 35 dokter mengartikan pekerjaan dengan akan memenuhi kebutuhan definisi yang berbeda-beda. Secara keamanan dan kemapanan, keseluruhan, dokter spesialis sedangkan pada umur 50 tahun mengartikan pekerjaan sebagai akan mencari kebutuhan suatu ibadah untuk menolong aktualisasi diri. Keinginan untuk sesama, sehingga besar kecilnya membangun rumah merupakan balas jasa bukanlah permasalahan salah satu faktor personal dokter yang utama karena niat utama pada usia > 35 tahun. dalam bekerja adalah beribadah Selain itu, persespi mengenai atau menolong sesama. Ketika kesesuaian balas jasa yang informan merasa puas jika dapat diterima oleh dokter spesialis juga melaksanakan pekerjaannya disebabkan karena tempat praktek sebagai ibadah, maka informan kerja dokter spesialis yang lebih akan bekerja keras melaksanakan dari satu tempat. Dokter spesialis tugas-tugasnya. Hal ini sesuai mendapatkan jasa medis dari 14
tempat praktek kerja yang lain, memberikan jaminan kesehatan
sehingga dokter dapat kepada dokter spesialis yang menggunakan jasa medis dari praktek disana. Informan juga tempat prakteknya untuk berharap agar rumah sakit dapat memenuhi kebutuhannya. memberikan balas jasa yang lebih Dokter spesialis yang banyak sesuai kinerja dokter memiliki persepsi bahwa jasa spesialis agar informn dapat medis yang diterima sudah sesuai memenuhi kebutuhannya. dengan dokter spesialis yang Menurut Trisnantoro, dkk8 memiliki persepsi bahwa jasa dalam seminar mencari medis yang diterima masih kurang standarisasi pendapatan dokter sesuai memiliki harapan yang spesialis mengatakan bahwa jasa berbeda terhadap RS PKU pelayanan jasa medis ditentukan Muhammadiyah Nanggulan. oleh: dokter itu sendiri, organisasi Dokter yang memiliki persespi profesi dokter, organisasi bahwa jasa medis yang diterima pelayanan kesehatan, masyarakat sudah sesuai memiliki harapan pengguna jasa, dan rumah sakit terhadap rumah sakit agar dapat dimana penderita dirawat. Standar meningkatkan kualitas pelayanan jasa harus dibuat oleh institusi sesuai dengan kebutuhan atau profesi. Tujuannya adalah masyarakat, sedangkan harapan untuk melindungi dokter dan dokter yang memiliki persepsi institusi karena setiap tindakan bahwa jasa medis masih kurang selalu mempunyai resiko, sesuai adalah agar rumah sakit kecacatan dan kematian. Jasa dapat meningkatkan jasa medis medis yang telah ditetapkan oleh sesuai kemampuan dan RS PKU Muhammadiyah perkembangan rumah sakit. Nanggulan, yaitu 70% untuk Informan berharap agar rumah dokter spesialis dan 30 % untuk sakit dapat memberikan fasilitas rumah sakit menunjukkan bahwa yang lengkap untuk mendukung rumah sakit sudah menentukan kinerja dokter. Selain itu, informan standar jasa medis yang diberikan juga berharap agar rumah sakit kepada dokter. 15
Standar yang telah melaksanakannya. Tetapi apabila
ditetapkan oleh rumah sakit sudah pekerjaannya tidak memberikan memberikan kepuasan kepada kepuasan maka sikapnya akan dokter spesialis. Hal ini cenderung negatif dan perilakunya disebabkan karena balas jasa yang cenderung untuk melakukan diterima oleh dokter sudah ada pekerjaan setengah hati atau perinciannya dan sesuai dengan bahkan meninggalkan pekerjaan aturan. Seluruh dokter sudah tersebut. mendapatkan balas jasa sebesar 70% dari total pemasukan atas KESIMPULAN jasa periksa kepada pasien. Selain 1. Persepsi dokter itu, dokter spesialis juga tetap umum/spesialis di RS PKU bekerja di RS PKU Muhammadiyah Muhammadiyah Nanggulan Nanggulan, yang berarti bahwa berbeda-beda sesuai dokter spesialis merasa puas karakteristik informan yang dengan balas jasa yang meliputi kebutuhan, usia, diterimanya. Hal ini sesuai dengan status, tempat kerja, teori yang dikemukakan oleh kondisisosial, dan harapan Steers et al5 yang mengatakan dokter. kepuasan kerja adalah sikap 2. Dokter umum umum seseorang terhadap suatu mengungkapkan bahwa balas pekerjaan dengan melihat adanya jasa yang diterima sudah tepat perbedaan antara penghargaan waktu, namun belum sesuai yang diterima dan penghargaan dengan beban kerja yang yang seharusnya diterirna dan dilakukan. Dokter spesialis bagaimana sikap serta perilaku mempersepsikan bahwa jasa seseorang terhadap suatu medis yang diterima sudah pekerjaan. Apabila seseorang sesuai dengan asumsi bahwa mempunyai kepuasan tinggi maka arti pekerjaan bagi informanya sikapnya akan positif, perilakunya itu sebagai ibadah dan syiar akan menyenangi pekerjaannya agama. dan tekun dalam 16
3. Dokter umum berharap agar Pengaruh Sistem Pembagian Jasa
Pelayanan terhadap Kinerja rumah sakit memberikan Karyawan di Rumah Sakit Jiwa tunjangan anak dan tunjangan Madani. Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan. Vol. 9 No. 2. kesehatan. Dokter spesialis 65-71. memiliki harapan agar dapat 2Moleong, L.J. 2006. Metodologi memenuhi kebutuhannya saat Penelitian Kualitatof, Edisi Revisi. ini dan berharap agar RS PKU Penerbit PT. Remaja Rosdakarya. Bandung. Muhammadiyah Nanggulan 3Gibson,Ivancevich, Donelly. 2006. dapat meningkatkan kualitas Organisasi Perilaku Struktur Proses, dan sarana prasarana bagi Edisi Kelima, Dra. Djarkasih MPA. Erlangga. Jakarta. dokter spesialis, memberikan 4Evalumetrics for Pathologists’ jaminan kesehatan bagi dokter Ongoing OPPE and FPPE, 2013. spesialis, dan agar dapat 5SteersMR., Porter WL.,& Bigley AG. meningkatkan balas jasa 1996. Motivation and Leadership at medis kepada dokter spesialis Work McGraw. Singapore. sesuai dengan perkembangan 6Hasibuan, M.S. P. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Ed.4. Bumi rumah sakit. Aksara. Jakarta. 4. Berdasarkan aspek penilaian 7Trisnantoro, L. 2004. Tinjauan Ongoing Professional Practice Ekonomi Perilaku Tenaga Medis, Evaluation (OPPE), seluruh Memahami Penggunaan Ilmu Ekonomi dalam Manajemen Rumah dokter umum di RS PKU Sakit, Cetakan Pertama. Gadjah Muhammadiyah Nanggulan Mada University Press. Yogyakarta.
memiliki kinerja pada kategori 8Trisnantoro, L., Wiknyosastro, G.,
Puruhito. 2000. Mencari sedang, sedangkan seluruh Standardisasi Pendapatan Dokter dokter spesialis di RS PKU Spesialis di Rumah Sakit. Pusat Manajemen Pelayanan Kesehatan Muhammadiyah Nanggulan Fakultas Kedokteran, Universitas memiliki kinerja pada kategori Gadjah Mada. Yogyakarta. baik. 9Wayne, P.R. &Faules, D.F. 2000. Komunikasi Organisasi: Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. DAFTAR PUSTAKA PT Remaja Rosdakarya Offset. 1 Utarini, A., Andreasta Meliala., Bandung. Nofrinaldi. 2006. Persepsi dan 17
10Robbins, S.P. 2008. Organizational
Behaviour.Prentice Hall International. Singapore. 11World Health Organization. 2006. Medical Records Manual, A Guide for Developing Countries.