You are on page 1of 17

SUHAN KEPERAWATAN GANGGUAN HEMATOLOGI DENGAN ANEMIA DEFISIENSI BESI

Pengkajian dimulai tanggal : 20 Desember 2005


Pengkajian berakhir tanggal : 22 Desember 2005

PENGKAJIAN
IDENTITAS KLIEN
Nama klien : Nn. “MR”
Umur : 20 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Kristen
Status perkawinan : Belum kawin
Pendidikan : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Ds. Pasarlegi-Kec. Sambeng. Lamongan

ATUS KESEHATAN
 Riwayat Penyakit Sebelumnya
Pasien mengatakan seelumnya pernah menderita panyakit yang sama dan
pernah MRS di RSUD Dr. Soegiri LMG.
 Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga pasien yang mempunyai penyakit sama dengan pasien
adalah ibu pasien. Sedangkan dalam keluarga pasien tidak ada penyakit menurun
(seperti Diabetes Millitus, epilepsy, dll) maupun penyakit menular (seperti TBC,
lepra, dll)
 Riwayat penyakit sekarang

Pasien mengatakan badan lemas, nafsu makan


berkurang, pusing, tidak bias beraktivitas dalam pemenuhan kebutuhan sehari-
hari, mual, muntah. Hal ini sudah dirasakan sejak 2 hari yang lalu.
Keterangan :

: (wanita)
: (pria)
: Pasien

: Tinggal bersama pasien


: yang menderita penyakit
: sama dengan pasien
POLA FUNGSI KESEHATAN
a. Pola Aktivitas dan Latihan
 Sebelum sakit : Pasien dapat melakukan segala aktivitas sendiri
 Saat ini : Pasien untuk keperluan mandi, berpakaian, eliminasi, makan
pasien memerlukan bantuan orang lain, sedang untuk mobilisasi ditempat tidur
bisa sendiri.
b. Pola Istirahat tidur
 Sebelum sakit : Pasien tidur siang ± 1 jam, tidur pada malam hari ± 5-6 jam.
Kebiasaan tidur pasien tidak mempengaruhi kehidupannya, karena tidak pernah
mengkonsumsi obat-obatan untuk pemenuhan kebutuhan tidur.
 Saat ini : Pasien tidur siang ± 2-3 jam, tidur pada malam hari ± 6-8 jam.
Karena kondisi pasien yang lemah maka pasien tidurnya agak sedikit terganggu dan
tidak nyenyak.
c. Pola Nutrisi
 Sebelum sakit : Pasien makan biasa sehari 3 kali (pagi, siang, malam) tidak
teratur jamnya, terkadang makan cuma 2 kali bahkansering 1 kali makan, lauk
sering seadanya, minum 5-6 gelas perhari air putih dan the manis/susu sehari 1
kali.
 Saat ini : Makan pada awal sakit selama 2 hari tidak mau makan karena
perutnya mual dan muntah jika diberi makanan, tapi setelah hari ke 2 itu pasien
sudah mulai makan dan makanan yang disajikanpun bergizi tapi sering tidak
dihabiskan, makan Cuma 5 sendok serta terlihat makan sate kambing.
d. Pola Eliminasi
 Sebelum sakit : BAB : 1x /hari
BAK : 3-5x /hari
 Saat ini : BAB : 2x /hari
BAK : 2-4x /hari
e. Pola Koping
 Sebelum sakit : Pasien tidak ada masalah dalam beraktivitas
 Saat ini : Masalah utama yang dirasakan selama sakit yaitu merasa capek,
badan merasa lemas, kepala pusing, nafsu makan menurun, berat badan menurun,
perut mual, sering muntah.
f. Pola Konsep diri
 Sebelum sakit : Harga diri inggi, disiplin dan mandiri
 Saat ini : Harga diri tinggi berusaha untuk mandiri, tapi pasien mengalami
kesulitan jadi dibantu oleh keluarganya.
g. Personal Hygiene
 Sebelum sakit : Pasien dapat membersihkan tubuh secara bersih dan mandiri
 Saat ini : Pasien berkeadaa tubuh bersih, mandi (muka dan tangan)
dibersihkan keluarga pagi dan sore, gosok gigi tidak mampu, hanya berkumur saja.
h. Pola Psikologis
 Sebelum sakit : Pasien tidak ada masalah dalam psikologisnya
 Saat ini : Pasien merasa cemas dan gelisah karena tidak bias/sulit tidur,
karena kondisi yang lemah dan perut kembung
i. Pola Peran dan berhubungan
 Sebelum sakit : Pasien dapat berhubungan/berkomunikasi dengan siapapun, baik
keluarga maupun teman.
 Saat ini : Pasien dalam berhubungan/berkomunikasi tetap baik dengan
siapapun, Cuma pasien tidak bias main keluar.
j. Pola Kognitif
 Sebelum sakit : Pasien tidak ada masalah dalam hal kecerdasan.
 Saat ini : Pasien masih mampu berbicara, membaca, berfikir, menghitung,
daya ingat juga baik, bias berinteraksi dengan orang-orang yang berada di
sebelahnya.
k. Pola Seksual dan Reproduksi
 Sebelum sakit : Pasien tidak ada masalah dalam BAK tetap lancer dan normal.
Pasien juga lancer setiap bulan dalam menstruasi.
 Saat ini : Pasien dalam hal BAK dan menstruasi juga tidak masalah sama
seperti sebelum sakit.
l. Pola Nilai dan Kepercayaan
 Sebelum sakit : Pasien tidak ada masalah, tetap bias beribadah setiap hari minggu
ke gereja dan seminggu 1x ikut ibadah pemuda.
 Saat ini : Pasien hanya bias beribadah dirumah karena tidak bias ikut
ibadah di gereja.

PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Pasien bedrest di tempat tidur, keadaan tampak lemah, muka pucat, bibir
kering, serta kerapian diri sangat kurang, pasien masih mampu menjawab
pertanyaan dengan spontan dan pasien tampak cemas dengan penyakit yang ia
derita.
Tanda-tanda Vital
Tensi (TD) : 100/70 mmHg
Nadi : 100x/menit
Pernafasan : 28x/menit
Suhu : 37º C
TB : 155 cm
BB : 47 Kg, sebelum sakit ± 49 Kg
Tingkat Kesadaran
Kesadaran umum pasien tampak lemah dan kesadaran GCS Compos Mentis
(15) :
- motorik :5
- verbal :5
- mata :5
Pemereiksaan Tubuh
a. Pemeriksaan Kepala dan Rambut
Bentuk kepala : bulat, besar, simetris dan kulit kepala : tidak ada luka, tidak
berbau, berketombe dan tidak berkutu.
Rambut : pertumbuhan baik, hitam, agak rontok dan tidak berbau.
Wajah : bulat oval, struktur wajah simetris, wajah pucat.
Kelainan lain :-
b. Pemeriksaan Mata
Kelengkapan : lengkap kanan dan kiri
Kesimetrisan : kedua mata simetris dan tidak juling
Konjungtiva : putih pucat
Seklera : putih
Pupil : reflek cahaya baik untuk mengecil dan melebar sama besar.
Kelainan lain :-
c. Pemerikaan Hidung
Tulang : normal, idak ada pembengkakan
Lubang : tidak ada secret, tidak ada sumbatan, tidak ada pendarahan
Cuping : bernafas normal, cuping tidak bergerak
Daging tumbuh : tidak ada polip
Kelainan lain :-
d. Pemeriksaan Telinga
Bentuk : simetris
Lubang : sedikit ada serumen, tidak ada pendarahan, tidak ada benda
asing
Ketajaman : normal
Ukuran : sedang
Kelenturan : normal, lentur
Kelainan lain :-
e. Pemeriksaan Mulut
Keadaan bibir : kering dan pucat
Gigi : caries gigi tidak ada, warna : kekuningan, disela-sela
gigi ada sedikit sisi makanan
Gusi : tidak ada pendarahan, tidak ada pembengkakan
Lidah : Warna merah, sedikit kotor, tidak ada pendarahan
Kemempuan menelan : bias menelan tanpa hambatan (normal)
Kelainan lain :-
f. Pemeriksaan Kulit
Kebersihan : bersih
Kehangatan : kulit terasa dingin dan pucat
Warna : pucat
Tekstur : halus
Tugor : sedikit turun
Kelainan lain :-
g. Pemeriksaan Dada
Bentuk dada : simetris
Pernafasan : frekuensi = 28 x / menit
Tanda kesulitan bernafas : tidak ada
Irama : regular
Kelainan lain :-
h. Pemeriksaan Jantung
Palpitasi : tidak ada pulsasi
Ictus cordis : normal
Pembesaran jantung : tidak ada pembesaran (normal)
Auskultasi :
Bunyi jantung I : suara “lub”
Bunyi jantung II : suara “dub”
Bunyi jantung tambahan : tidak ada bunyi
Suara bising : tidak ada suara
Frekuensi denyut jantung : 100x/menit
Kelainan lain :-
i. Pemeriksaan Abdomen
Inspeksi : tidak ada distensi (kembung)
Benjolan : normal
Benjolan : tidak ada benjolan
Banyangan pembuluh darah : tidak ada
Auskultasi : peristaltic usus 10x/menit (normal)
Palpasi :
Tanda nyeri tekan : tidak ada
Benjolan : tidak ada
Tanda acites : tidak ada
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Kelainan lain :-
j. Pemeriksaan Genetalia
Tidak dilakukan pemeriksaan
k. Pemeriksaan Neurologi
adaran : kompos metis (sadar penuh) GCS (15)
sangan otak : suhu normal, kepala tidak nyeri, tidak kaku kuduk, terasa mual dan muntah
: semua saraf berfungsi dengan baik (normal)
: normal
n :-
l. Pemeriksaan Status Mental
mosi perasaan : biasa (tidak terlalu senang dan tidak terlalu susah), biasa menerima
keadaannya.
: pasien dapat berorientasi dengan diri sendiri, orang lain dan lingkungan
ikir : ingatan baik, dapat berfikir dengan baik, dapat ambil keputusan dengan cepat,
diajak bicara bias sambung.
: persepsi klien kepada dirinya sendiri, orang lain, lingkungan baik
: bahasa dan kata-kata yang digunakan jelas mudah dimengerti
n : -

DATA PENUNJANG
Menurut pasien, pasien pernah datang ke RS sebelumnya dan di diagnosa,
lalu pasien mengatakan menderita penyakit Anemia Defisiensi Besi. Hb saat masuk
RS 7,6 g/dl, Hb saat keluar RS 11,2 g/dl.

TERAPI MEDIS
_

PRIORITAS MASALAH

I. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhibungan dengan


intake kurang, akibat Hb rendah
II. Intoleransi Aktivitas berdasarkan tidak seimbangnya antara 02 dan kebutuhan.
III. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengoatan berdasarkan kurangnya
informasi.
ANALISA DATA

No Analisa Data Problem Etiologi

I DS = Klien mengatakan merasa berat Ketidakseimbangan Intake kurang


akibat HB
badannya menurun. Nutrisi kurang dari
turun
DO = BB turun sebelum sakit = 49 kg Kebutuhan tubuh

Saat sakit = 47 kg.

- Mengeluh mual muntah, nafsu

makan berkurang.
Tidak
DSII= Klien mengatakan dalam aktivitas Intoleransi aktivitas seimbang
pemenuhan kebutuhan tidak bisa antara O2dan
kebutuhan.
dilakukan sendiri.

DO = - Pasien trebaring di tempat tidur.

- Pasien lemah dan merasa lelah.


- Nadi = 100 x per menit

- Penafasan = 28 x per menit

- TD = 90 / 70 mmHg Kurang
informasi
III DS = Klien selalu menanyakan penyebab Kurang
pengetahuan
penyakitnya dan kapan ia bisa
tentang penyakit
sembuh. dan pengobatan
DO = - Pasien nampak lemas

- Pasien kurang bersemangan dalam


program pengobatan

Dx Tanggal Implementasi

I 20-12-05  Memerlukan observasi tanda-tanda vital

T = 100/70 mmHg

N = 100 x / memnit

R = 28 x / menit

 SH = 370C

 Membantu memberikan makanan dalam porsi kecil dan hangat

 Mengkonsultasikan dengan ahli gizi

 Mengkaji riwayat makanan yang disukai pasien lebih suka makanan


yang ada kuahnya beserta lauknya terserah, tidak suka makan sayuran
hijau.
II 21-12-05  Mengkaji kemampuan pasien untuk melakukan tugas

 Pasien merasa lelah dan letih serta kesulitan setelah turun dari dari
tempat tidur.

 Mengobservasi tanda-tanda vital setelah aktivitas

TD : 110/80 mmHg

N : 92 x / menit

R : 24 x / menit

SH : 370C

 Membantu klien makan

 Memberi anjuran pada klien

III 22-12-05  Mengkaji tingkat pengetahuan pasien tentang penyakit dan


pengobatan

 Menjelaskan penyebab penyakitnya pada klien

 Menjelaskan tujuan pemeriksaan dan pengobatan

 Memberikan pendidikan kesehatan yang berhubungan dengan


amemia.

CATATAN PERKEMBANGAN
Dx Tanggal Implementasi
I 20-12-05 S : Klien mengarahkan keadaan masih lemas tapi agak membaik
dari yang kemarin.
O : - K.U lemah di tempat tidur
- Terdapat sedikit makanan yang belum habis di meja makan
- Berat badan menunjukkan sedikit perubahan
- Tanda-tanda Vital
TD : 100 / 70 mmHg
Nadi : 100 x / menit
Pernafasan : 28 x / menit
Suhu : 370C
A : - Masalah klien belum teratasi
- Makan belum dihabiskan
- K.U masih keliahtan lemah
P: Lanjutkan intervensi
- Memberikan makanan keadaan hangat
- Menimbang berat badan
II 21-12-05 S: Klien mengatakan bisa duduk dan bisa merapikan tempat
tidurnya sendiri dan bajunya sendiri dan mengarah pada
kondisi yang sudah membaik, bisa beraktivitas tapi sedang.
O : - Pasien rapi
- Makan dan minum dihabiskan
- Pasien duduk dan merapikan rambutnya
- Tanda-tanda Vital
TD : 110 / 80 mmHg
Nadi : 92 x / menit
Pernafasan : 24 x / menit
Suhu : 370C
A : Masalah teratasi sebagian
P : Langkah intervensi
- Observasi tanda vital
- Membantu dalam aktivitas agak berat.
III 22-12-05 S: Klien mengangguk sudah mengerti dan mengatakan sudah
mampu berjalan ke kamar mandi sendiri
O : - Cemas berkurang dan lebih aktif dalam beraktivitas
- Posisi duduk
- Lebih santai dan tenang
- Bisa teratasi
A : Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

BAB III
PEMBAHASAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN PADA PASIEN ANEMIA DEFISIENSI BESI
 Diagnosa Keperawatan menurut teori Keperawatan :

1. Intoleransi aktivitas
2. Perubahan Nutrisi
3. Resiko tinggi terhadap infeksi
4. Kerusakan integritas kulit / resiko kerusakan integritas kulit.
5. Konstipasi / diare berhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan
proses pencernaan, efek samping terapi obat.
6. Perubahan perfusi jaringan.

 Diagnosa Keperawatan yang muncul pada pasien :

1. Ketidakseimbang nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


intake kurang, akibat Hb rendah.
2. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan tidak seimbang antara O 2 dan
kebutuhan.
3. Kurang pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi.

 Antara Diagnosa Keperawatan menurut teori Keperawatan disbanding dengan


Diagnosa Keperawatan ynag muncul pada pasien, ternyata ada perbedaan, yaitu :
 Pada pasien Nn “MR” tidak muncul diagnosa :
1. Resiko tinggi terhadap infeksi
Hal ini dikarenakan pasien sudah dapat menjaga kebersihan dirinya (personal
Hygiene) dengan baik.

2. Kerusakan integritas kulit / Resiko kerusakan integritas kulit.


Hal ini dikarenakan pasien masih ada pergerakan atau tidak bedrest di temapt
tidur sehingga sirkulasi darah masih sedikit lancar dan kemungkinan terjadi resiko
kerusakan integritas kulit atau dikupitus.
3. Konstipasi / diare brhubungan dengan penurunan masukan diet, perubahan proses
pencernaan, efek samping terapi obat.
Hal ini dikarenakan pasien menyukai makanan yang berkuah sehingga mendapatkan
suplai cairan yang cukup.
4. Perubahan Perfusi Jaringan
Hal ini dikarenakan pasien ini kemungkinan menderita anemia masih dalam tingkat
yang ringan sehingga penurunan suplai darah kapiler belum begitu besar.
 Dan Muncul Diagnosa Baru, yaitu :
1. Kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan pengobatan berhubungan dengan
kurangnya informasi.
Hal ini dikarenakan pasien kurang mendapatkan informasi kesehatan khususnya
tentang penyakit yang ia derita, yaitu kesehatan khususnya tentang penyakit yang
ia derita, yaitu anemia defisiensi besi.

 Jadi Diagnosa yang ada pada teori tidak selalu muncul pada diagnosa pasien, hal ini
dikarenakan kondisi pasien antara satu dengan yang lain berbeda.
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No DIANGOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

I Keseimbangan nutrisi kurang dari Setelah dilakukan tindakan


1. Lakukan observasi Untuk mengetahui perkembangan status kesehatan
kebutuhan berhubungan dengan keadaan pasien membaik pada Tanda-tanda klien.
pengurangan jumlah sel darah dengan kriteria : Vital pasien
merah, kwantitas hemoglobin, dan
- KU : membaik 2. berikan makan apa
volume pada sel darah merah Makan sedikit dapat menurunkan kelemahan-
porsi keil tapi sering
(homotokrit) - Nafsu makan naik dengan kelemahan meningktakna pemaukan juga mencegah
menghasilkan 3.
amper Kaji riwayat nutrisi, distergaster.
setengah makanan yang termasuk makan yang
Mengindentifikasi defisiensi, menduga kemungkinan
dihidangkan disukai.
intervensi.
- Berat badan naik ½-1
4. Timbang berat badan
kg/4-6 hari tiap hari.

5. Konsultasi pada ahli


gizi. Mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas
intervensi nutrisi.

Membantu membuat rencanan untuk memenuhi


kebutuhan individu.
No DIANGOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

II Intoleran aktifitas B/d ketidak Setelah dilakukan tindakan


1. Kaji kemampuan pasien
- Untuk menentukan pilihan intervansi/bantuan
seimbangan antara suplai 02dan keperawatan selama 2x24 untuk melakukan tugas cara-
kebutuhan jam keadaan umum pasien cara kelelahan, keletihan dan
membaik dengan kriteria : kesulitan.

- Toleransi aktivitas
2. Observasi TD. Nadi,
meningkat (kebutuhan eprnafasan selama dan
sehari-hari) sesudah aktifitas.

- Nadi N 60 x / menit 3. Berikan bantuan dalam


aktivitas pasien bila perlu.
- Pernafasan N 20-24x /
- Manifestasi kardio pulmonal dari upaya
menit 4. Anjurkan pasien bila
papirasi, nyeri dada nafas jantung dan paru untuk membawa jumlah
- Tensi : N 120/80 mmHg O2 adekuat kejaringan.
pendek, lemah-lemah.

- Membantu pasien bila diperlukan.

- Pegangan kardio pulmonal berlebihan dapat


menimbulkan dekompensasi.
No DIANGOSA KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

III Kurang pengetahuan tentang Setelah dilakukan tindakan


1. Kaji ringkas pengetahuan
- Memeprmudah dalam intervensi karena tahu
penyakit dan pengobatannya keperawatan selama 1x24 pasien tentang penyakit dan tingkat pengetahuan klien.
sehubungan dengan kurangnya jam pengetahuan pasien pengobatan
informasi. berubah dengan kriteria :
2. Beri kesempatan pasien
- Mengurangi beban klien mengurangi rasa
- Pasien tidak bertanya lagi untuk mengekspresikan
cemas.
perasaannya.
- Ekspresi wajah tidak
cemas lagi 3. Jelaskan tujuan pemeriksaan
dan pengobatan
- Pasien bersemangat dalam
pengobaran program. - Dengan klien atau maksud dan tujuan klien
4. Libatkan pasien dalam setiap
tindakan yang akan lebih percaya dan kooperatif.
dilakukan

5. Berikan pendidikan
kesehatan yang berhubungan
- Membuat klien lebih aktif dan bersemangat.
dengan anemia khususnya
tentang anemia defisiensi
besi.

- Bertambahnya informasi tentang penyakit


membuat klien lebih siap dalam mensikapi
penyakitnya.

You might also like