You are on page 1of 9

Laporan Pendahuluan

BAYI MAKROSOMIA DI RSUD BLAMBANGAN

BANYUWANGI

Oleh:
Riyan Dwi Prasetyawan (2011.02.033)

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BANYUWANGI

2015

A. PENGERTIAN
Makrosomia adalah bayi yang berat badannya pada saat lahir lebih dari 4.000
gram.
Makrosomia adalah bila berat badannya lebih dari 4000 gram. Berat neonatus
pada umumnya kurang dari 4000 gram dan jarang melebihi 5000 gram.
Frekuensi berat badan lahir lebih dari 4000 gram adalah 5,3% dan yang lebih
dari 4500 gram adalah 0,4%.

B. ETIOLOGI
Beberapa keadaan pada ibu dapat menyebabkan terjadinya kelahiran bayi
besar / baby giant.
Faktor-faktor dari bayi tersebut diantaranya :
1. Bayi dan ibu yang menderita diabetes sebelum hamil dan bayi dari ibu
yang menderita diabetes selama kehamilan. Sering memiliki kesamaan,
mereka cenderung besar dan montok akibat bertambahnya lemak tubuh
dan membesarnya organ dalam, mukanya sembab dan kemerahan
(plethonic) seperti bayi yang sedang mendapat kortikosteroid. Bayi dari
ibu yang menderita diabetes memperlihatkan insiden sindrom kegawatan
pernafasan yang lebih besar dari pada bayi ibu yang normal pada umur
kehamilan yang sama. Insiden yang lebih besar mungkin terkait dengan
pengaruh antagonis antara kortisol dan insulin pola sintesis surfakton.
2. Terjadinya obesitas pada ibu juga dapat menyebabkan kelahiran bayi
besar (bayi giant).
3. Pola makan ibu yang tidak seimbang atau berlebihan juga
mempengaruhi kelahiran bayi besar.

C. MANIFESTASI KLINIS
 Berat badan lebih dari 4000 gram pada saat lahir
 Wajah menggembung, pletoris (wajah tomat)
 Besar untuk usia gestasi
 Riwayat intrauterus dari ibu diabetes dan polihidramnion

B. KOMPLIKASI
Bayi besar yang sedang berkembang merupakan suatu indikator dari efek
ibu. Yang walaupun dikontrol dengan baik dapat timbul pada janin, maka sering
disarankan persalinan yang lebih dini sebelum aterm. Situasi ini biasanya dinilai
pada sekitar kehamilan 38 minggu. Penilaian yang seksama terhadap pelvis
ibu.Tingkat penurunan kepala janin dan diatas serviks. Bersama dengan
pertimbangan terhadap riwayat kebidanan sebelumnya. Seringkali akan
menunjukkan apakah induksi persalinan kemungkinan dan menimbulkan
persalinan pervaginam. Jika tidak maka persalinan dilakukan dengan seksio
sesarea yang direncanakan. Pada kasus-kasus Bordeline dapat dilakukan
persalinan percobaan yang singkat. Resiko dari trauma lahir yang tinggi jika bayi
lebih besar dibandingkan panggul ibunya perdarahan intrakranial, distosia bahu,
ruptur uteri,serviks, vagina, robekan perineum dan fraktur anggota gerak
merupakan beberapa komplikasi yng mungkin terjadi. Jika terjadi penyulit-
penyulit ini dapat dinyatakan sebagai penatalaksanaan yang salah. Karena hal ini
sebenarnya dapat dihindarkan dengan seksio sesarea yang terencana. Walaupun
demikian, yang perlu dingat bahwa persalinan dari bayi besar (baby giant)
dengan jalan abdominal bukannya tanpa resiko dan hanya dapat dilakukan oleh
dokter bedah kebidanan yang terampil.

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemantauan glukosa darah, kimia darah, analisa gas darah
 Hemoglobin (Hb), Hematokrit (Ht)

C. PENATALAKSANAAN
Pemeriksaan klinik dan ultrasonografi yang seksama terhadap janin yang
sedang tumbuh, disertai dengan faktor-faktor yang diketahui merupakan
predisposisi terhadap makrosomia (bayi besar) memungkinkan dilakukannya
sejumlah kontrol terhadap pertumbuhan yang berlebihan. Peningkatan resiko bayi
besar jika kehamilan dibiarkan hingga aterm harus diingat dan seksio sesarea
efektif harus dilakukan kapan saja persalinan pervaginam.
 Pemantauan glukosa darah
(Pada saat datang atau umur 3 jam, kemudian tiap 6 jam sampai 24 jam atau
bila kadar glukosa  45 gr% dua kali berturut-turut.
 Pemantauan elektrolit
 Pemberian glukosa parenteral sesuai indikasi
 Bolus glukosa parenteral sesuai indikasi
 Hidrokortison 5 mg/kg/hari IM dalam dua dosis bila pemberian
glukosa parenteral tidak efektif.

A. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


I. Pengkajian
1. Data Subyektif
Data subyektif adalah persepsi dan sensasi klien tentang masalah kesehatan
(Allen Carol V. 1993 : 28).
Data subyektif terdiri dari
Biodata atau identitas pasien :
Bayi meliputi nama tempat tanggal lahir jenis kelamin
Orangtua meliputi : nama (ayah dan ibu, umur, agama, suku atau kebangsaan,
pendidikan, penghasilan pekerjaan, dan alamat (Talbott Laura A, 1997 : 6).
Riwayat kesehatan
Riwayat antenatal yang perlu dikaji atau diketahui dari riwayat antenatal pada
kasus makrosomia yaitu:
Keadaan ibu selama hamil dengan anemia, hipertensi, pola makan, merokok
ketergantungan obat-obatan atau dengan penyakit seperti diabetes mellitus,
kardiovaskuler dan paru.
Riwayat persalinan sebelumnya dan juga riwayat dari keluarga.
Pemeriksaan kehamilan yang tidak kontinyuitas atau periksa tetapi tidak teratur
dan periksa kehamilan tidak pada petugas kesehatan.
Hari pertama hari terakhir tidak sesuai dengan usia kehamilan (kehamilan
postdate atau preterm).
Riwayat natal komplikasi persalinan juga mempunyai kaitan yang sangat erat
dengan permasalahan pada bayi baru lahir. Yang perlu dikaji :
Kala I : perdarahan antepartum baik solusio plasenta maupun plasenta previa.
Kala II : Persalinan dengan tindakan bedah caesar, karena pemakaian obat
penenang (narkose) yang dapat menekan sistem pusat pernafasan.
Riwayat post natal yang perlu dikaji antara lain :
Agar score bayi baru lahir 1 menit pertama dan 5 menit kedua AS (0-3) asfiksia
berat, AS (4-6) asfiksia sedang, AS (7-10) asfiksia ringan.
Berat badan lahir : Preterm/BBLR < 2500 gram, untuk aterm  2500 gram
lingkar kepala kurang atau lebih dari normal (34-36 cm). Adakah kelainan
congenital.
Pola nutrisi
Yang perlu dikaji pada bayi dengan makrosomia merupakan pola makan dan
nutrisi/pemenuhan nutrisi dan cairan, muntah aspirasi, cairan, kalori dan juga
untuk mengkoreksi dehidrasi, asidosis metabolik, hipoglikemi disamping untuk
pemberian obat intravena.
Kebutuhan parenteral
Bayi makrosomia menggunakan D10%
Kebutuhan nutrisi enteral
BB < 1250 gram = 24 kali per 24 jam
BB 1250-< 2000 gram = 12 kali per 24 jam
BB > 2000 gram = 8 kali per 24 jam
Kebutuhan minum pada neonatus :
Hari ke 1 = 50-60 cc/kg BB/hari
Hari ke 2 = 90 cc/kg BB/hari
Hari ke 3 = 120 cc/kg BB/hari
Hari ke 4 = 150 cc/kg BB/hari
Dan untuk tiap harinya sampai mencapai 180 – 200 cc/kg BB/hari
(Iskandar Wahidiyat, 1991 :1)
Pola eliminasi
Yang perlu dikaji pada neonatus adalah
BAB : frekwensi, jumlah, konsistensi.
BAK : frekwensi, jumlah
Latar belakang sosial budaya
Kebudayaan yang berpengaruh terhadap makrosomia adalah ketergantungan
obat-obatan tertentu.
Kebiasaan ibu mengkonsumsi makanan yang tinggi kandungan kalori dan lemak.
Hubungan psikologis
Sebaiknya segera setelah bayi baru lahir dilakukan rawat gabung dengan ibu jika
kondisi bayi memungkinkan. Hal ini berguna sekali dimana bayi akan
mendapatkan kasih sayang dan perhatian serta dapat mempererat hubungan
psikologis antara ibu dan bayi. Lain halnya dengan makrosomia karena
memerlukan perawatan yang intensif dan monitoring.
2. Data Obyektif
Data obyektif adalah data yang diperoleh melalui suatu pengukuran dan
pemeriksaan dengan menggunakan standart yang diakui atau berlaku (Effendi
Nasrul, 1995)
Keadaan umum
Pada neonatus dengan makrosomia, keadaannya lemah dan hanya merintih.
Keadaan akan membaik bila menunjukkan gerakan yang aktif dan menangis
keras. Kesadaran neonatus dapat dilihat dari responnya terhadap rangsangan.
Adanya BB yang stabil, panjang badan sesuai dengan usianya tidak ada
pembesaran lingkar kepala dapat menunjukkan kondisi neonatus yang baik.
Tanda-tanda Vital
Neonatus post asfiksia berat kondisi akan baik apabila penanganan asfiksia
benar, tepat dan cepat. Untuk bayi preterm beresiko terjadinya hipothermi bila
suhu tubuh < 36 C dan beresiko terjadi hipertermi bila suhu tubuh > 37 C.
Sedangkan suhu normal tubuh antara 36,5C – 37,5C, nadi normal antara 120-
140 kali per menit respirasi normal antara 40-60 kali permenit, sering pada bayi
post asfiksia berat pernafasan belum teratur (Potter Patricia A, 1996 : 87).
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk menentukan
kesehatan pasien (Effendi Nasrul, 1995).
Kulit
Warna kulit tubuh merah, sedangkan ekstrimitas berwarna biru, pada bayi
makrosomia terdapat lanugo dan verniks di lipatan-lipatan kulit.
Kepala
Kemungkinan ditemukan caput succedaneum atau cephal haematom, ubun-ubun
besar cekung atau cembung kemungkinan adanya peningkatan tekanan
intrakranial.
Mata
Warna conjunctiva anemis atau tidak anemis, tidak ada bleeding conjunctiva,
warna sklera tidak kuning, pupil menunjukkan refleksi terhadap cahaya.
Hidung
Tidak terdapat pernafasan cuping hidung dan penumpukan lendir.
Mulut
Bibir berwarna merah, ada lendir atau tidak.
Telinga
Perhatikan kebersihannya dan adanya kelainan
Leher
Perhatikan kebersihannya karena leher nenoatus pendek.
Thorax
Bentuk simetris, tidak terdapat tarikan intercostal, perhatikan suara wheezing
dan ronchi, frekwensi bunyi jantung lebih dari 100 kali per menit.
Abdomen
Bentuk silindris, hepar bayi terletak 1 – 2 cm dibawah arcus costaae pada
garis papila mamae, lien tidak teraba, perut buncit berarti adanya asites atau
tumor, perut cekung adanya hernia diafragma, bising usus timbul 1 sampai 2 jam
setelah masa kelahiran bayi.
Umbilikus
Tali pusat normal, perhatikan ada pendarahan atau tidak, adanya tanda – tanda
infeksi pada tali pusat.
Genitalia
Pada neonatus aterm testis harus turun, lihat adakah kelainan letak muara uretra
pada neonatus laki – laki, neonatus perempuan lihat labia mayor dan labia minor,
adanya sekresi mucus keputihan, kadang perdarahan.
Anus
Perhatiakan adanya darah dalam tinja, frekuensi buang air besar serta warna dari
faeses.
Ekstremitas
Warna merah, gerakan lemah/kuat, akral dingin/hangat, perhatikan adanya patah
tulang atau adanya kelumpuhan syaraf atau keadaan jari-jari tangan serta
jumlahnya.

II. Diagnosa Keperawatan dan Rencana Tindakan

No Diagnosa Tujuan/Kriteria Rencana Tindakan


Keperawatan

1. Cedera Cedera  Laporkan gejala-gejala


berhubungan teridentifikasi dan cedera kelahiran pada dokter
dengan trauma teratasi  Dokumentasikan tujuan
kelahiran pengkajian pada catatan
sekunder Kriteria : perawatan dan perbaiki pada
terhadap  Bayi tidak setiap pergantian shift
makrosomia mengalami  Ubah posisi dari satu sisi
cedera yang tak ke sisi lain setiap 2 jam
teridentifikasi  Implementasikan dan
/tak teratasi atau pertahankan bebat, popok
gejala sisa khusus, dll sesuai pesanan
neurologis
2. Resiko cedera Tidak terjadi  Lakukan pemantauan
berhubungan cedera glukosa darah heelstik,
dengan setiap 1 jam 3 kali, laporkan
perubahan Kriteria : nilai-nilai di bawah
glukosa darah,  Bayi 45 mg% dan lakukan tes
cairan dan mampu glukosa
elektrolit mempertahan- serum segera sesuai pesanan
kan cairan dan  Observasi terhadap
elektrolit dalam tanda dan gejala distres
rentang normal pernafasan
 Bayi  Pantau kadar elektrolit
mampu dan Ht sesuai pesanan
mencapai dan  Lakukan pemberian
mempertahan- makanan pada 2 sampai 3
kan kadar jam usia dengan formula
glukosa darah atau air dextrose 5 % sampai
normal 10 % sesuai pesanan, ikuti
jadual pemberian makan
 Kaji perubahan tingkat
kesadaran setiap 4 jam
 Kaji tanda vital setiap 4
jam
 Observasi terhadap
gejala perdarahan
intrakranial dan kejang
 Pertahankan pemberian
glukosa parenteral sesuai
pesanan
 Kolaborasi pemberian
hidrokortison bila pemberian
glukosa tidak efektif
 Berikan suhu
lingkungan normal
 Pertahankan suhu pada
36,5 ˚C
 Berikan suplemen
elektrolit sesuai pesanan
3. Kurang Pengetahuan orang  Diskusikan dengan orang
pengetahuan tua meningkat tua tentang tanda dan gejala
orang tua hipoglikemia untuk
berhubungan Kriteria: dilaporkan kepada perawat
dengan kurang  Orang tua atau dokter
informasi tentang dan orang  Tekankan pentingnya
perawatan bayi. terdekat mampu pemberian makan teratur
mengungkapkan  Tekankan pentingnya
gejala buruk perawatan prenatal dini dan
pada bayi baik untuk kehamilan
 Orang selanjutnya
tua/orang  Ajarkan pemberian obat-
terdekat mampu obatan bila diindikasikan
memenuhi termasuk nama, tujuan,
kebutuhan dosis, waktu pemberian,
khusus bayi dan efek samping

DAFTAR PUSTAKA

Arvin Behrman Kliegmen.1996, Ilmu Kesehatan Anak “Nelson“ edisi 15 volume I.


Jakarta : Egc

Wiknjosastro. Hanifa. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawiroharjo

You might also like