You are on page 1of 9

LEMBAGA KEUANGAN

Asuransi

Disusun oleh:

Kelompok 2

DITHA FITRIANI 160522006


M. FAUZY RACHMAN HASIBUAN 160522013
RIA MELINA DEBORA S. 160522042
DENIKO SITUMORANG 160522136

PROGRAM STUDI S-1 AKUNTANSIEKSTENSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017
Asuransi
1. Pengertian Asuransi

Dalam bahasa Belanda kata asuransi disebut “Assurantie” yang terdiri dari kata “assuradeur”
yang berarti penanggung dan”geassureerde” yang berarti tertanggung. Kemudian dalam
bahasa Perancis disebut “Assurance” yang berarti menanggung sesuatu yang pasti terjadi.
Sedangkan dalam bahasa latin disebut “Assecurare” yang berarti meyakinkan orang.
Selanjutnya bahasa Inggris kata asuransi disebut “Insurance” yang berarti menanggung
sesuatu yang mungkin atau tidak mungkin terjadi dan “Assurance” yang berarti menanggung
sesuatu yang pasti terjadi.

1. 1. Menurut Kitab Undang – Undang Hukum Dagang (KUHD) Bab 9 Pasal 246

Asuransi atau Pertanggungan adalah suatu perjanjian di mana seorang penanggung


mengikatkan diri kepada seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk
memberikan penggantian kepadanya karena suatu kerugian, kerusakan atau kehilangan
keuntungan yang diharapkan, yang mungkin akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tak
tertentu.

1. 2. Menurut Undang – Undang Nomor 2 Tahun 1992 tentang Usaha Peransuransian

Asuransi dalam Undang-Undang No. 2 Th 1992 tentang usaha perasuransian adalah


perjanjian antara dua pihak atau lebih, di mana pihak penanggung mengikatkan diri kepada
tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada
tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan atau
tanggung jawab hukum pihak ke tiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul
dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau memberikan suatu pembayaran yang didasarkan
atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

1. 3. Menurut Paham Ekonomi

Asuransi merupakan suatu lembaga keuangan karena melalui asuransi dapat dihimpun dana
besar, yang dapat digunakan untuk membiayai pembangunan, disamping bermanfaat bagi
masyarakat yang berpartisipasi dalam bisnis asuransi, serta asuransi bertujuan memberikan
perlindungan atau proteksi atas kerugian keuangan (financial loss), yang ditimbulkan oleh
peristiwa yang tidak diduga sebelumnya (fortuitious event).
2. Manfaat Asuransi

Pada dasarnya asuransi memberikan manfaat bagi pihak tertanggung, antara lain:

a. Rasa aman dan perlindungan


Polis asuransi yang dimiliki oleh tertanggung akan memberikan rasa aman dari
risiko atau kerugian yang mungkin timbul. Kalau risiko atau kerugian tersebut
benar-benar terjadi, pihak tertanggung (insured) berhak atas nilai kerugian sebesar
nilai polis atau ditentukan berdasarkan perjanjian antara tertanggung dan
penanggung.
b. Pendistribusian Biaya dan Manfaat yang Lebih Adil
Prinsip keadilan diperhitungkan dengan matang untuk menentukan nilai
pertanggungan dan premi yang harus ditanggung oleh pemegang polis secara
periodik dengan memperhatikan secara cermat faktor-faktor yang berpengaruh besar
dalam asuransi tersebut. Untuk mendapatkan nilai pertanggungan, pihak penanggung
sudah membuat kalkulasi yang tidak merugikan kedua belah pihak. Semakin besar
nilai pertangguangan, semakin besar pula premi periodik yang harus dibayar oleh
tertanggung.
c. Polis asuransi dapat dijadikan sebagai jaminan untuk memperoleh kredit.
d. Berfungsi Sebagai Tabungan dan Sumber Pendapatan
Premi yang dibayarkan setiap periode memiliki substansi yang sama dengan
tabungan. Pihak penanggung juga memperhitungkan bunga atas premi yang
dibayarkan dan juga bonus (sesuai dengan perjanjian kedua belah pihak).
e. Alat Penyebaran Risiko
Risiko yang seharusnya ditanggung oleh tertanggung ikut dibebankan juga pada
penanggung dengan imbalan sejumlah premi tertentu yang didasarkan atas nilai
pertanggungan.
f. Membantu Meningkatkan Kegiatan Usaha
Investasi yang dilakukan oleh para investor dibebani dengan risikokerugian yang
bisa diakibatkan oleh berbagai macam sebab (pencurian, kebakaran, kecelakaan, dan
lain-lain).

3. Risiko dan Ketidakpastian


umum, risiko adalah kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan yang
menimbulkan kerugian. Risiko dalam industri perasuransian diartikan sebagai ketidakpastian
dari kerugian finansial atau kemungkinan terjadinya kerugian. Berikut ini adalah jenis-jenis
risiko:
a. Risiko Murni
Adalah risiko yang apabila benar-benar terjadi, akan memberikan kerugian dan
apabila tidak terjadi, tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak juga memberikan
keuntungan. Contoh dari risiko ini adalah kebakaran, kecelakaan, dan lain
sebagainya.
b. Risiko Spekulatif
Adalah risiko yang berkaitang dengan terjadinya dua kemungkinan, yaitu
kemungkinan untuk mendapatkan keuntungan dam kemungkinan untuk mendapat
kerugian. Misalnya ketika berinvestasi saham di bursa efek, maka peristiwa atau
proses investasi tersebut akan menimbulkan risiko spekulatif, yaitu di satu sisi ada
kemungkinan untung secara finansial dan di lain sisi ada risiko kerugian.
c. Risiko Individu
Adalah risiko yang kemungkinan dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Risiko
individu ini masih dipilah menjadi 3 jenis :
1) Risiko Pribadi (Personal Risk)
Adalah risiko yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memperoleh
manfaat ekonomi. Atau dengan kata lain risiko ini berfungsi untuk menanggung
dirinya sendiri atau orang yang ia asuransikan. Contoh risiko pribadi adalah cacat
fisik, kehilangan pekerjaan, meninggal dunia dan lain sebagainya.
2) Risiko Harta (Property Risk)
Adalah risiko yang ditanggungkan atas harta yang dimilikinya rusak, hilang atau
dicuri. Dengan kerusakan atau kehilangan tersebut, pemilik akan kehilangan
kesempatan ekonomi yang diperoleh dari harta yang dimilikinya.
3) Risiko Tanggung Gugat (Liability Risk)
Risiko yang mungkin kita alami atau derita sebagai tanggung jawab akibat
kerugian atau lukanya pihak lain. Misalkan, pemberian asuransi oleh mandor
bangunan kepada para pekerjanya.

Risiko yang dihadapi perlu ditangani dengan baik untuk mempertimbangkan kehidupan
perekonomian di masa mendatang. Dalam menangani risiko tersebut minimal ada lima cara
yang dapat dilakukan, antara lain:
a. Menghindari Risiko (Risk Avoidance)
Dapat dilaksanakan dengan cara mempertimbangkan risiko yang mungkin timbul
sebelum kita melakukan aktivitas-aktivitas. Setelah mengetahui risiko yang mungkin
timbul kit bisa menetukan apakah aktivitas tersebut bisa kita lanjutkan atau kita
hentikan.
b. Mengurangi Risiko (Risk Reduction)
Tindakan ini hanya bersifat meminimalisasi risiko yang mungkin terjadi.
c. Menahan Risiko (Risk Retention)
Berarti kita tidak melakukan aktivitas apa-apa terhadap risiko tersebut. Risiko
tersebut dapat ditahan karena secara ekonomis biasanya melibatkan jumlah yang
kecil. Bahkan kadang-kadang orang tidak sadar akan usaha menahan risiko ini.
d. Membagi Risiko (Risk Sharing)
Tindakan ini melibatkan orang lain untuk sama-sama menghadapi risiko.
e. Mentransfer Risiko (Risk Transferring)
Berarti memindahkan risiko kerugian kepada pihak lain yang bersedia serta mampu
memikul beban risiko.

4. Prinsip Asuransi
a. Insurable Interest (Kepentingan Yang Dipertanggungkan)
Pada prinsipnya merupakan hak berdasarkan hukum untuk mempertanggungkan suatu
risiko yang berkaitan dengan keuangan, yang diakui sah secara hukum antara
tertanggung dengan sesuatu yang dipertanggungkan. Tertanggung harus mempunyai
hubungan hukum dengan subjek yang diasuransikannya dan dapat dibuktikan.
Pembuktian ini sangat penting baik penutupan asuransi atau ketika terjadi klaim.
Misalnya Pak Budi ingin mengasuransikan rumahnya. Itu artinya pak Budi harus
mempunyai kepentingan atas rumah itu dan memiliki hubungan hukum dengannya.
Pak Budi dapat membuktikannya dengan sertifikat kepemilikan rumah, IMB dsb.
Syarat yang perlu dipenuhi agar memenuhi kriteria insurable interest:
1) Kerugiaan tidak dapat diperkirakan. Risiko yang bisa diasuransikan berkaitan
dengan kemungkinan terjadinya kerugian. Kemungkian tersebut tidak dapat
diperkirakan terjadinya.
2) Kewajaran. Risiko yang dipertanggungkan dalam asuransi adalah benda atau harta
yang memiliki nilai material baik bagi tertanggung maupun bagi penanggung.
3) Catastrophic. Risiko yang mungkin terjadi haruslah tidak akan menimbulkan
suaatu kemungkinan rugi yang sangat besar, yaitu jika sebagian besar
pertanggungan kemungkinan akan mengalami kerugian pada waktu yang
bersamaan.
4) Homogen. Untuk memenuhi syarat dapat diasuransikan, barang atau harta yang
akan dipertanggungkan harus homogen, yang berarti banyak barang yang serupa
atau sejenis.
b. Utmost Good Faith Atau Uberrimae Fidei (Itikad Baik)
Dalam melakukan kontrak asuransi, kedua belah pihak dilandasi oleh itikad baik.
Artinya, seorang penanggung harus dengan jujur dan terbuka menerangkan secara
jelas serta benar atas segala sesuatu tentang objek yang diasuransikan. Misalnya, jika
ingin mendapatkan asuransi kesehatan, itikad baik berarti bahwa Anda harus
mengungkapkan kondisi kesehatan yang sebenarnya termasuk kondisi yang sudah ada
sebelumnya.
c. Indemnity
Konsep indemnity adalah mekanisme penanggung untuk mengompensasi risiko yang
menimpa tertanggung dengan ganti rugi finansial. Konsep ini tidak dapat mengganti
nyawa yang hilang atau anggota tubuh yang rusak atau cacat karena indemnity
berkaitan dengan ganti rugi finansial. Indemnity ini dapat dilakukan dengan beberapa
cara: pembayaran tunai, penggantian, perbaikan, dan pembangunan kembali.
d. Proximate Cause
Adalah suatu sebab aktif, efisien yang mengakibatkan terjadinya suatu persitiwa
secara berantai atau berurutan tanpa intervensi suatu ketentuan lain, diawali dan
bekerja dengan aktif dari suatu sumber baru dan independent. Ketentuan klaim dalam
prinsip asuransi ini adalah apabila objek yang diasuransikan mengalami musibah atau
kecelakaan, maka pertama yang kali harus dan akan dilakukan pihak perusahaan
asuransi adalah mencari penyebab utama aktif dan efisien yang dapat menggerakan
suatu rangkaian peristiwa tanpa terputus yang mana akhirnya menimbulkan
kecelakaan tersebut. Dari pertimbangan tersebut baru dapat ditentukan jumlah klaim
yang diterima oleh pemegang polis.
e. Subrogation
Pada prinsipnya merupakan hak penanggung yang telah memberikan ganti rugi
kepada tertanggung untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan
asuransinya mengalami suatu peristiwa kerugian.
Sebagai contoh, jika seseorang terlibat dalam kecelakaan mobil yang bukan
disebabkan oleh orang tersebut, perusahaan asuransi memiliki hak untuk mendapatkan
ganti rugi dari orang yang menyebabkan kecelakaan atau perusahaan asuransinya.
Hal ini memungkinkan perusahaan asuransi untuk membayar kerugian akibat klaim
yang bukan merupakan tanggung jawab tertanggung.
f. Contribution
Yaitu bila pihak tertanggung mengasuransikan suatu objek ke beberapa perusahaan
asuransi, maka akan ada apa yang dinamakan kontribusi dalam pemberian proteksi
dari masing-masing perusahaan tersebut.
Contohnya, jika sang tertanggung mengasuransikan satu unit beserta
isi kendaraan dengan total nilai Rp 200 juta kepada 3 perusahaan asuransi, dengan
nilai asuransi ke perusahaan A Rp 200 juta, perusahaan B Rp 100 juta dan perusahaan
C Rp 100 juta, maka jika terjadi kecelakaan atau hal lain yang dapat membuat
kendaraan tersebut rusak atau hancur, maka jumlah total ganti rugi yang akan
didapatkan sang tertanggung menurut prinsip asuransi ini adalah;
Perusahaan A : Rp200 juta / Rp400 juta x Rp 200 juta = Rp 100 juta
Perusahaan B : Rp100 juta / Rp 400 juta x Rp 200 juta = Rp 50 juta
Perusahaan C : Rp100 juta / Rp 400 juta x Rp 200 juta = Rp 50 juta

5. Polis Asuransi
Polis asuransi merupakan sebuah bukti perjanjian tertulis yang dilakukan oleh pihak
perusahaan asuransi (penanggung) dengan nasabah pengguna layanan asuransi (tertanggung),
yang isinya menjelaskan segala hak dan kewajiban antara kedua belah pihak tersebut. Polis
asuransi akan menjadi bukti tertulis yang sah dalam perjanjian yang dilakukan oleh pihak
penanggung dan pihak tertanggung.
Dengan adanya polis asuransi, maka kedua belah pihak yang melakukan perjanjian asuransi
tersebut akan terikat dan memiliki masing-masing tanggung jawab sebagaimana yang telah
disepakati sejak awal. Polis asuransi merupakan hal yang sangat penting di dalam layanan
asuransi itu sendiri, karena polis akan melindungi setiap hak dan kewajiban nasabah dan
pihak perusahaan asuransi.. Polis asuransi memuat hal-hal sebagai berikut:
1. Nomor polis
2. Nama dan alamat tertanggung
3. Uraian risiko
4. Jumlah pertanggungan
5. Jangka waktu pertanggungan
6. Besar premi, bea materai, dan lain-lain
7. Bahaya-bahaya yang dijaminkan
8. Khusus untuk polis pertanggungan kendaraan bermotor ditambah dengan nomor
polisi, nomor rangka, dan nomor mesin kendaraan.

5. 1. Gambar Polis Asuransi


Daftar Pustaka

Budisantoso, Totok dan Nuritomo, 2014; Bank dan Lembaga Keuangan Lain, Jakarta:
Salemba Empat.
http://www.hestanto.web.id/pengertian-asuransi/
https://www.cermati.com/artikel/jenis-dan-macam-macam-risiko-asuransi-yang-wajib-
diketahui
http://www.car.co.id/id/ruang-publik/tips-trik/careinsurance/pengertian-dan-fungsi-polis-
asuransi
http://www.car.co.id/id/ruang-publik/tips-trik/careinsurance/6-prinsip-asuransi-yang-perlu-
kita-ketahui
https://www.accelainfinia.com/947/6-prinsip-dasar-asuransi-yang-harus-anda-ketahui/
https://mycargoinsurance.wordpress.com/2011/08/05/prinsip-prinsip-asuransi/
https://kucingred.wordpress.com/2014/06/25/contoh-polis-asuransi/

You might also like